Professional Documents
Culture Documents
BAWEN
TUGAS AKHIR
Oleh:
Nama : Rahadian Nur Patria
NIM : 3351303034
Prodi : Akuntansi D3
Jurusan : Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan dalam Sidang
Panitia Ujian Tugas Akhir pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 20 Februari 2007
Pembimbing,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Sukirman, M. Si
NIP 131967646
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Anggota I Anggota II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam Tugas Akhir ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan jiplakan. yang ada dalam Tugas Akhir ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Februari
2007
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Setelah hujan akan terbit pelangi, setelah suatu penderitaan akan
aman.
PERSEMBAHAN
1. Untuk Ayahanda tercinta Tri Prihanto yang selalu sabar dan selalu
v
PRAKATA
esa, atas segala limpahan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat
Penulis menyadari dalam penulisan laporan tugas akhir ini, tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini, dengan penuh ketulusan,
Semarang.
Negeri Semarang
3. Dr. H. Achmad Slamet M.Si, yang selalu sabar dalam membimbing penulis.
4. Amir Mahmud S.pd, M.Si. yang telah memberikan pandangan yang baru
kepada penulis.
Semarang.
6. Ayahanda tercinta Tri Prihanto B.A, yang selalu memberikan dukungan moril,
vi
8. Seluruh staf BPR BKK Ungaran Cabang Bawen, yang selalu membantu dalam
10. Direktur CV. Sejahtera Angin Perkasa entertinment, Kristian Edi A, Md.
11. Kameramen SCTV wilayah Solo, Ucu Andritama S.S (Ucok BABA) dkk
12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang telah
masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan serta tidak luput dari
kesalahan-kesalahan. untuk itu segala kritik dan saran akan penulis terima dengan
senang hati.
Penulis
vii
SARI
Rahadian NP, 2007, Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas Pada PD BPR
BKK Ungaran Cabang Bawen. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Semarang, Dr.H. Achmad slamet, M. Si, 58 h
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN................................................................................................... iv
PRAKATA ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
2.3 Perbankan........................................................................................................ 17
ix
BAB III METODE KAJIAN
BAB V PENUTUP
5.2 Saran................................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
menjaga agar perusahaan tersebut tetap eksis dalam belantika dunia usaha. Maka
dari itu banyak perusahaan mencari perolehan dana dengan cara pengajuan kredit
yang murah. Salah satu strategi yang dilakukan oleh PD BPR BKK Ungaran
Cabang Bawen guna menjaring konsumen adalah dengan cara penerapan sistem
kredit yang mudah, murah dan mengarah. Dalam pendanaan kredit PD BPR BKK
Ungaran Cabang Bawen tersebut diperoleh dari pemasukan kas seperti deposito,
Kas dalam neraca merupakan aktiva yang paling liquid, karena hampir
setiap transaksi yang dilakukan oleh fungsi yang berwenang atau yang terkait di
dalam perusahaan maupun dengan pihak luar yang sebagian besar akan
mempengaruhi kas. Selain itu kas bersifat mudah di pindah tangankan sehingga
kas merupakan aktiva yang rawan, karena mudah digelapkan dan dimanipulasi.
Keadaan ini akan mendorong perusahaan untuk melakukan penataan pada sistem
akuntansi penerimaan kas yang meliputi beberapa aspek yang saling berkaitan.
terhadap kas, pada bidang ini kerawanannya sangat tinggi. Maka diperlukan
1
2
mengenai transaksi kas dan penyimpanan kas tidak merangkap sebagai petugas
pencatat transaksi kas. Selain itu juga muncul permasalahan yaitu piutang tak
tertagih yang hampir selalu muncul dalam penarikan kredit dari nasabah.
kurang tepat, atau sudah tepat tetapi pelaksanaannya kurang baik. Kebijakan-
kebijakan itu dapat meliputi kebijakan dalam pemberian kredit itu sendiri,
administrasinya.
Pemilik atau pihak manajemen yang telah berkembang menjadi besar tidak
dapat melakukan pengawasan dan pengendalian segala sesuatu yang terjadi dalam
perusahaan secara langsung. Hal ini karena ruang lingkup dan luas perusahaan
juga dituntut untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, mencegah serta
semakin ketat menuntut pihak manajemen agar mempunyai pandangan dan sikap
intern ini adalah suatu yang wajar karena adanya praktik pengendalian intern yang
penyimpangan dapat dilakukan perbaikan lebih dini (Hartadi, 1987). Apalagi jika
Oleh karena itu, pemeriksaan intern (internal audit) dilakukan untuk menilai
(Mulyadi, 2001: 164), selain itu unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern
tegas, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat, dan karyawan
tertagih yang begitu besar dan minimnya nasabah dapat diakibatkan dari sistem
memiliki sistem pengendalian intern yang memadai tetapi tidak dipatuhi oleh
pengendalian intern penerimaan kas pada PD BPR BKK Ungaran Cabang Bawen.
1.2. Permasalahan
1.3.Tujuan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
LANDASAN TEORI
saling memisahkan fungsi antara pencatatan dan pengurusan kas yang jelas, dan
Dengan adanya pengendalian intern ini maka penerimaan kas dalam perusahaan
luas. Sistem pengendalian intern dalam arti sempit sama dengan istilah internal
satu sama lain (Hartadi, 1987). Sistem pengendalian akuntansi dan sistem
tersebut adalah:
untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data
1. Pengendalian dasar
pengertian dasar dalam meyakinkan hanya transaksi yang sah saja yang
memberikan jaminan semua dan hanya transaksi yang sah saja yang
berikut: Pemberian nomor urut, ini adalah salah satu cara untuk
3. Prosedur Pegendalian
pengendalian antara lain harus adanya pemisahan tugas yang cukup untuk
mencegah salah saji bagi yang disengaja maupun yang tidak disengaja
atas transaksi dan aktivitas karena dengan pantas jika tidak ada, mudah
transaksi individual.
b) Aktivitas Pengendalian
perubahan keadaan.
unsur besar yang tiap pointnya tidak dapat dipisahkan, kelima unsur itu
adalah:
secara tegas.
transaksi.
4. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
orgaisasi.
tidak terhindar.
Karyawan yang sesuai dengan mutu sekarang ini jarang dicari oleh
adanya cara kerja yang salah atau tidak sesuai dengan kemampuannya.
perkembangan pekerjaannya.
(Mulyadi, 2001: 2). Yang dimaksud erat hubungannya disini setiap unsur
walaupun memiliki sifat-sifat sendiri antar satu unsur dengan unsur yang
lain namun semua bagian mendukung tujuan yang sama. Jika suatu unsur
tersebut bukan bagian dari suatu sistem dan unsur-unsur tersebut tidak
Kas merupakan aktiva yang paling likuid, dalam arti sering berubah
akuntansi (Baridwan, 1987 :85). Dari pengertian diatas maka kas merupakan
nilai uang kontan yang digunakan sebagai alat pertukaran atau pembayaran
likuiditasnya yang dalam neraca kas merupakan aktiva paling lancar dalam
penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang
tunai maupun surat berharga yang mempunyai sifat dapat segera digunakan,
informasi arus kas sendiri adalah (a) Dapat memberikan informasi yang
dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
dan peristiwa yang sama. (d) Untuk meneliti kecermatan dari transaksi arus
kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan
hubungan antara profitibilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan
harga. (e) Digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian
dilaporkan atas dasar arus kas bersih. Arus kas yang berasal dari aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan berikut ini dapat disajikan menurut arus
kas bersih:
aktivitas perusahaan.
dengan volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat
(maturity short).
Beberapa contoh dari penerimaan dan pembayaran kas yang berasal
dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang disajikan menurut kas
bersih:
pemilik properti.
6. Pinjaman jangka pendek lain dengan jangka waktu tiga bualan atau
kurang.
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut
2.3. Perbankan
(finansial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang
memerlukan dana, serta lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas
kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
1997:17)
dari masyarakat yang berbentuk tabungan dan pinjaman kepada pihak lain
dengan harapan bank akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok
secara nyata bagi petani dan pedagang. (f) Meningkatkan taraf hidup dengan
pinjaman wajib.
produktif.
dana atau modal itu biasanya dari pemilik atau pinjaman dari pihak ke tiga.
kemudian di dalam BPR BKK Sumber dana secara garis besar di peroleh
itu. (b) Memberikan kredit kepada pengusaha kecil dan rumah tangga, (c)
(Raharja, 1997:51)
BAB III
METODE KAJIAN
Bawen.
21
22
1998 serta didasari keputusan gubernur kepala daerah Jawa Tengah No.
b. Dasar Hukum
pendirian harus ada dasar pendirian terlebih dahulu. Dasar pendirian inilah
yang menjadi dasar untuk mendirikan suatu badan usaha yang berbadan
mempunyai dasar hukum yang sah dan memiliki kekuatan hukum. Adapun
1969
Desember 1970
Desember 1981
wajib. Selain itu juga untuk menunjang penyediaan sarana produksi terutama
rentenir.
e. Struktur Organisasi
yang dijalankan setiap atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang
Suatu organisasi baik nier laba ataupun berorientasi laba pasti memiliki
Bentuk struktur organisasi yang dimiliki oleh PD. BPR BKK Ungaran
Cabang Bawen sendiri adalah struktur organisasi garis dan staf. Struktur
CABANG BAWEN
BADAN PENGAWAS
DIREKSI
SATUAN
PENGAWAS
INTERN
KEPALA CABANG
1. Badan Pengawas
Pembinaan:
Pengawasan meliputi:
penyelewengan.
b) Memberi pengarahan pada direksi dan staf BPR untuk memberi informasi
yang dibutuhkan.
organisasi.
4. Kepala Cabang
kantor cabang.
5. Kasi Pemasaran
b) Menyusun rencana kerja dan anggaran dalam satu tahun anggaran serta
bawahnya.
6. Kasi Pelayanan
b) Mengatur rencana kerja dan anggaran dalam bidang tugasnya selama satu
sehari-hari.
7. Bagian Kredit
kredit.
8. Bagian Dana
29
dana.
9. Kasir
dititipkan.
lainnya.
pembuku
serta mengelola data-data semua transaksi keuangan dari semua unit baik
d) Membuat laporan neraca dan laba rugi harian, mingguan, bulanan dan
personalia.
dalam bidang jasa. Menurut Philip koher, jasa adalah setiap kegiatan yang
ditawarkan suatu pihak pada pihak lain dan dasarnya tak berwujud, serta tidak
menyatakan jasa yaitu menghasilkan sesuatu kegiatan yang tak berwujud. Jasa
atau produk yang ada di Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan
1. Tabungan Wajib
perbankan.
5000.-
menawar.
Ada tiga jenis produk BPR yang di fokuskan dalam kridit yaitu kredit
1. Kredit Umum
2. Kredit Pegawai
Kredit pegawai yaitu kredit yang dikonsumsi oleh para pegawai atau
karyawan suatu instansi baik swasta maupun pemerintah yang telah terkait
3. Kredit Usaha
Kredit usaha yaitu kredit yang diberikan kepada pengusaha kecil dengan
prosedur dan persyaratan khusus, guna pembiayaan dan modal serta jasa
1 Kandangan 7 Pakopen
34
3 Asinan 9 Sidomukti
4 Bawen 10 Jimbaran
5 Doplang 11 Samban
6 Harjosari 12 Poncoruso
tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
(Bogdan dan Taylor dalam Moeleong 2001: 3). Analisis dilakukan dengan
ini adalah:
penelitian yang telah dirumuskan. Data dalam penelitian ini dibagi menjadi
1. Data Primer
35
dalam bentuk uraian tertulis atau narasi dan bagan arus atau flowchart.
2. Data Sekunder
bersumber pada data penelitian. data penelitian ini di dapat dari informan.
penyetoran deposito (d) Kasir dan karyawan lain yang berhubungan dengan
penerimaan kas.
1. Wawancara
2. Dokumentasi
yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check atau tally
balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
pola, kategori, dan satuan uraian dasar serta dapat ditemukan tema dan dapat
2001: 103).
tersedia dari berbagai sumber yang ada, reduksi data hingga proses membuat
pernyataan yang perlu dijaga serta tetap berada didalamnya. Analisis data
penelitian.
direduksi. Disusun sedemikian rupa sehingga menjadi tulisan yang rapi dan
mengontrol semua bagian yang ada dalam perusahaan. Suatu sistem dikatakan
jadi baik buruknya suatu sistem tergantung dua hal, yaitu sistem itu sendiri
sistem itu sendiri. Demikian juga dengan sistem pengendalian internal, sistem
ataupun nier laba pasti memiliki unsur pengendalian intern yang berfungsi dan
pada PD BPR-BKK Ungaran Cabang Bawen sebagai salah satu kontrol atas
39
40
a. Organisasi
kas dari setoran tunai, unsur pokok pengendalian intern dijabarkan sebagai
berikut (1) Fungsi teller terpisah dari fungsi cash office, Fungsi teller yang
penerimaan kas dari setoran tunai dilaksanakan oleh dua fungsi yang
saling mengecek. Penerimaan kas yang di lakukan oleh bagian teller akan
dicek kebenarannya oleh bagian kas (2) Fungsi cash officer harus terpisah
Transaksi setoran tunai harus dilaksanakan oleh fungsi teller, fungsi cash
officer dan fungsi akuntansi, tidak ada transaksi setoran tunai yang
tunai oleh fungsi teller. Dengan formulir ini fungsi teller akan
2. Penerimaan kas juga diotorisasi oleh fungsi head teller dan fungsi cash
Paraf yang dibubuhkan oleh fungsi teller pada slip setoran tunai
Dengan bukti ini fungsi akuntansi telah memperoleh bukti yang sahi
tunai, slip setoran tunai harus bernomor urut tercetak dan penggunaanya
tunai atau hari kerja berikutnya. Dengan demikian jurnal kas perusahaan
bank. Setelah itu adanya penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi
kas secara periodic dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksaan intern.
resiko penggelapan kas yang di terima oleh kasir. Dalam pengitungan fisik
43
kas ini dilakukan pencocokan antara jumlah kas hasil hitungan dengan
jumlah kas yang seharusnya ada menurut faktur setoran tunai dan bukti
Ungaran Cabang Bawen agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada
a. Teller
Teller adalah salah satu petugas bank yang pekerjaan sehari-hari banyak
uang. Tugas dari teller sendiri adalah melayani segala jenis transaksi yang
jawaban pada bagian kas. Fungsi dan tugas Head Teller/Cash Officer
policy yang telah digariskan oleh pimpinan dan sesuai dengan ketentuan
c. Bagian accounting
d. Pimpinan Perusahaan
1. Slip Setoran
Yaitu dokumen yang di gunakan untuk mencatat setoran tunai atau bukti
transaksi teller, yang di mana dalam mutasi harian kasir ini terdapat saldo
45
awal para teller serta gambaran mutasi penerimaan tunai yang terjadi lewat
3. Perincian Kas
Adalah lembaran yang di isi head teller atau cash officer untuk mencatat
4. Rekapitulasi
Adalah lembaran yang digunakan oleh head teller atau cash officer sebagai
5. Nota Kredit
Adalah suatu bukti yang digunakan untuk menerangkan bahwa pihak bank
6. Master Ticket
Adalah slip debet yang di buat oleh head teller atau cash officer sebagai
1. Daftar rekening
2. Rekening Koran
Adalah suatu catatan yang melaporkan suatu keadaan kas atau uang yang
Bagan alir merupakan bagian yang menggambarkan urutan kerja dan unit
dalam sistem penerimaan kas dari setoran tunai akan di ringkas dalam
bentuk simbol-simbol tertentu. Bagan alir ini dapat di lihat pada gambar 2.
kas dari setoran tunai, berikut ini uraian tiap-tiap bagian yang terlibat
BAGIAN TELLER
MULAI
MENERIMA SLIP
SETORAN, BUKU
TABUNGAN, UANG
TUNAI DARI
NASABAH
3
2
Slip setoran 1
Buku 1
Tabungan
Mencocokan
dengan uang
tunai
YA Tidak
Menginput kedalam
komputer dan
memvalidasi BT ,
membuat nota kredit
3
2
Slip setoran 1
BT
Nota kredit
1 Diberikan kembali
kenasabah
48
LANJUTAN
KETERANGAN :
4. SS : Slip Setoran
Membuat daftar
transaksi teller,
daftar perincian kas
dan daftar mutasi kas
DTT
DPK
DMKH
SS
2
49
KETERANGAN :
DTT
1. DTT : Daftar Transaksi Teller
DPK
DMKH 2. DPK : Daftar Perincian Kas
SS
3. DMHK : Daftar Mutasi Harian Kas
4. SS : Slip Setoran
Mencocokkan
dan
Mengotorisasi
YA TIDAK
DTT
DPK
DMKH
SS
3
50
Bagian Pembuku
DTT
DPK
DM KH
SS
KETERANGAN :
NERACA
DM B
DTB
RK
DRB
4
51
4 KETERANGAN :
3. RK : Rekening Koran
NERACA
DMB
DTB
RK
DRB
Mengotorisasi
Laporan
Keuangan
SELESAI
52
a. Bagian Teller
Pada bagian ini uraian kerjanya terdiri dari menerima slip setoran tunai
teller dan memvalidasi slip setoran tunai dan buku tabungan setelah itu
bersama slip setoran tunai dan daftar transaksi teller, daftar mutasi kas dan
daftar perincian kas oleh bagian teller didistribusikan ke bagian head teller
Pada bagian ini uraian kerjanya terdiri dari menerima slip setoran tunai 1
lembar, daftar transaksi teller, daftar perincian kas dan daftar mutasi harian
c. Bagian akuntansi
Pada bagian ini uraian kerjanya terdiri dari menerima slip setoran tunai,
daftar transaksi teller, daftar perincian kas, daftar mutasi harian kas dari
bagian head teller dan cash officer, mencatat ke dalam pembukuan bank
pimpinan
53
d. Pimpinan Perusahaan
menerima laporan keuangan yang telah dibuat oleh bagian akuntansi dan
mengotorisasinya.
agar tidak terjadi kebocoran uang kas dan agar dapat terkontrolnya uang kas
yang keluar masuk. Pengendalian intern yang digunakan oleh PD BPR BKK
pemisahan fungsi yang jelas, sistem otorisasi dan pencatatan, dan praktek
yang sehat.
1. Struktur Organisasi
Pemisahan fungsi ini dapat dilihat dari bagan organisasi dan fungsi
dari setoran tunai dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek.
Penerimaan kas yang dilakukan oleh teller akan dicek kebenarannya oleh
bagian kas.
sistem penerimaan kas pada PD BPR BKK Ungaran Cabang Bawen yaitu
melaporkan keadaan kas / uang yang dimiliki nasabah, rekening Koran ini
berbentuk rekonsiliasi bank yang dibuat setiap bulan, dan daftar transaksi
Pelaksanaan praktik ini adalah dengan adanya slip setoran tunai bernomor
pada karyawan yang mutunya tidak sesuai dengan tanggung jawab yang
praktik yang tidak etis dalam suatu organisasi yang dilakukan oleh staf
atau karyawan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
PD BPR BKK Ungaran Cabang Bawen terdiri dari beberapa unsur penting
tanggung jawab fungsional secara tegas, Sistem otorisasi yang baik yang
dan prosedur pencatatan yang baik, kemudian prosedur pencatatan yang baik
itu akan menghasilkan informasi yang di teliti dan dapat di percaya mengenai
mestinya yang dikatakan baik. namun dalam pelaksanan praktek dan kinerja
dilapangan terjadi beberapa celah yaitu pada karyawan yang mutunya tidak
perusahaan dan praktik yang tidak etis dalam suatu organisasi yang dilakukan
57
58
5.2. Saran
pekerjaannya.
Bawen.
59
DAFTAR PUSTAKA
Moeleong J., Lexy. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Raharja, Pratama. 1997. Uang dan Perbankan. PT. Rineka Cipta: Jakarta
Moeleong J., Lexy. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Raharja, Pratama. 1997. Uang dan Perbankan. PT. Rineka Cipta: Jakarta
58