You are on page 1of 32

Percakapan dengan orang-orang Muslim

tentang Kristus

Nama dan Gelar Kristus


di dalam Al-Qur'an dan Alkitab

Bagaimana kita bisa memakai apa yang dikatakan


Al-Qur’an tentang Kristus?

Abd al-Masih



GRACE AND TRUTH


FELLBACH - GERMANY

1
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Nomor Pemesanan: FPB 800 ENG
Edisi pertama 2001
Judul dalam bahasa Inggris: Names and Titles of Christ in the Qur'an and the
Bible Grace and Truth P.O.Box 1806 70708 Fellbach Germany
Internet: www.grace-and-truth.net
e-mail: info@grace-and-truth.net

2
Orang yang membaca Alkitab bisa menemukan 250 nama, gelar dan
sebutan bagi Yesus di dalamnya. Bagi orang yang mempelajari Al-Qur'an, ia
juga bisa menemukan 25 nama, gelar dan sebutan untuk Isa sebagai gema
atas apa yang disebut di dalam Injil. Salah satu cara yang dapat menolong
kita untuk mendekati Muslim adalah dengan mengisi makna dari nama
Kristus di dalam Alkitab ke dalam gelar Islamnya yaitu putera Maryam, untuk
menjelaskan kepada Muslim bahwa Anak Manusia adalah Anak Allah seperti
yang dijelaskan Yesus mengenai Diri-Nya sendiri. Kalau seseorang berpikir
bahwa ia bisa sukses tanpa mengerti istilah-istilah di dalam Al-Qur'an maka
bahayanya adalah ia akan berbicara kepada orang Muslim dengan kata-kata
yang sangat asing bagi mereka.

Isa atau Yesus?


Isa, nama Islam untuk Yesus, muncul 25 kali di dalam Al-Qur'an. Namun,
Isa bukanlah Yesus, karena Dia dilucuti dari semua keilahian-Nya di dalam
kitab Muslim. Dia tidak mati di atas kayu Salib menurut Al-Qur'an. Tidak ada
yang bisa menjelaskan mengapa Muhammad memakai nama Isa bukan
nama Yesus, karena sebenarnya di dalam bahasa Arab kata Jasu’u sudah
ada sejak masa-masa awal di dalam buku-buku Kristen Arab sebagai
persamaan untuk kata Yesus.
Para imam Ortodoks mengatakan bahwa kata Isa berasal dari peng-
ucapan Siria terhadap kata Yunani untuk Yesus. Yang lainnya mengatakan
bahwa Muhammad mengubah huruf pertama dan terakhir dari kata Jasu’u di
dalam bahasa Arab sehingga menjadi kata Isa. Dalam beberapa budaya di
Afrika hal itu menunjukkan kutukan kepada pribadi yang dimaksud. Kamus
Lisan al-Arab mengemukakan sebuah penjelasan yang sangat menarik yang
mengatakan bahwa akar kata dari kata Isa (‘Ais) berarti “air mani kuda
jantan” yang bisa menjadi racun mematikan dengan seketika.
Kebanyakan orang Kristen Arab tidak menggunakan kata Isa dalam
percakapan mereka dengan orang Muslim, sementara misionaris asing
secara berulang kali mengatakan bahwa tanpa menyebut nama Isa, maka
seorang Muslim tidak akan bisa memahami bahwa mereka sedang berbicara
tentang Yesus. Karena itu mereka berusaha mengisi makna dari nama
Yesus di dalam Alkitab ke dalam nama Al-Qur'an Isa.
Kita perlu ingat bahwa di dalam Perjanjian Baru nama Yesus muncul
sebanyak 975 kali. Nama ini adalah nama yang terpenting dari segala nama
dan gelar Anak Allah, dan nama yang paling sering dipakai. Sangat menarik
(juga) bahwa nama “Yesus” untuk anak Maria ditentukan melalui dua bentuk
wahyu (wahi) yang pertama kepada Yusuf, yang bertanggung-jawab untuk
membesarkannya (Matius 1:21), dan yang kedua kepada ibunya melalui
Malaikat Gabriel (Lukas 1:31; 2:21). Penghulu malaikat itu bahkan
menjelaskan makna dari nama yang sangat unik itu, yang dipilih sejak
3
kekekalan: “Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa
mereka” (Matius 1:21).
Orang-orang yang mengerti bahasa Ibrani bisa mengetahui bahwa akar
kata dari nama Yesus (yod-shin-ayin) muncul sebanyak 281 di dalam
Perjanjian Lama dalam hubungannya dengan nama Tuhan “YAHWEH”: 68
kali dalam bentuk kata benda yang berkaitan dengan keselamatan dan
pertolongan dari Yahweh, dan 213 kali dalam bentuk kata kerja, di mana
Yahweh sendiri bertindak dan menyelamatkan. Makna dan tujuan dari nama
Yesus ini sudah ditentukan sejak kekekalan, sama seperti yang dituliskan
oleh seorang penulis lagu Natal: “Kristus Juruselamat telah lahir!”
Kata Yunani untuk penyelamat (soter) justru, tidak hanya berarti
penyelamat dari kesusahan dunia atau dari penghukuman Tuhan. Kata itu
juga merupakan gelar penghormatan untuk Kaisar Agustus dari Romawi
yang dipuji sebagai penjamin dari kedamaian dunia setelah ia memantapkan
kekuasaannya melalui kemenangan-kemenangannya.
Malaikat Gabriel menjelaskan kepada Yusuf bahwa masalah manusia yang
paling besar adalah dosa mereka. Dosa memisahkan kita dari Tuhan.
Dengan demikian Yesus, Anak Domba Elohim, telah menanggung segala
dosa dunia dan memperdamaikan kita dengan Yang Maha Kudus melalui
korban pendamaian-Nya di kayu Salib. Kasih-Nya mendorong Dia untuk
menggenapi hukum Paskah melalui kematian-Nya untuk menggantikan kita.
Darah-Nya adalah tebusan yang dibayar-Nya untuk memerdekakan kita dari
dosa, Iblis, dan murka Tuhan (Surat as-Saffat 37:107).
Muslim tidak memiliki gambaran mengenai kekayaan dari nama Yesus dan
kedaulatan-Nya yang agung. Kita perlu berdoa meminta hikmat dan
bimbingan dari Roh Kudus dalam pembicaraan kita dengan orang Muslim
agar bisa menunjukkan kepada mereka makna yang penuh dari nama
Yesus, sehingga Iblis akan terpaksa harus membebaskan tawanan
Muslimnya, dan mereka bisa menerima pengampunan atas segala dosa
mereka dengan penuh ucapan syukur, karena Yesus menggenapkan karya
keselamatan-Nya bagi mereka juga (Yohanes 19:30). Mari kita mengasihi
Yesus, sehingga Muslim bisa melihat Dia di dalam kelemahan kita.

Kristus – Yang Diurapi


Gelar Yesus yang resmi di dalam Alkitab adalah: Yang Diurapi, yang
berarti Mesias atau Kristus. Gelar Yesus ini muncul sebanyak 569 kali di
dalam Perjanjian Baru dan 11 kali di dalam Al-Qur'an. Kata dalam bahasa
Arab al-Masih berasal dari kata “membasuh” dan “mengurapi.” Meskipun
demikian, hanya sedikit saja orang Muslim yang tahu bahwa kata al-Masih
berarti, “yang diurapi.”

4
Kita harus berusaha untuk menjelaskan kepada mereka bahwa di dalam
Perjanjian Lama, para raja, imam dan nabi diurapi dengan minyak kudus
sebagai tanda bahwa Tuhan perjanjian sudah memberikan kepada mereka
kuasa dan kedaulatan melalui Roh Kudus-Nya untuk diperlengkapi di dalam
menjalankan tugas mereka. Yesus sendiri menjelaskan gelar kehormatan-
Nya ini di Nazaret: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah
mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan…” (Lukas 4:18-19).
Tidak ada yang bisa menjelaskan mengenai gelar “Kristus” ini lebih baik
dari penjelasan-Nya sendiri. Dia menyatakan kesatuan dari Tritunggal yang
Kudus di dalam bentuk yang ringkas sebagai “Tuhan, Roh dan Diri-Nya.” Dia
juga menjelaskan bahwa pengurapan Roh Kudus memiliki tujuan yang
sangat unik: untuk memberitakan kabar baik kepada kelompok “yang
terinjak”, supaya hati mereka yang hancur bisa dipulihkan.
Alkitab menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah raja segala raja, imam
besar yang kekal dan perwujudan dari Firman Tuhan. Ia adalah Tuhan
seperti yang ditegaskan oleh Perjanjian Baru sebanyak 216 kali! Ia memiliki
segala kuasa dan kemuliaan di surga dan di bumi. Gelar “Tuhan” bagi
Kristus sama sekali tidak ditemukan di dalam Al-Qur'an. Muhammad
mengajarkan bahwa orang Muslim tidak akan pernah menerima manusia
menjadi Tuhan. Keilahian-Nya sepenuhnya ditolak (Surat Al 'Imran 3:64; al-
Ma'ida 5:17,31; al-Tawba 9:30,31, dll.). Apakah Muslim melihat Ketuhanan-
Nya dengan ketaatan iman seperti yang kita miliki?
Ketiga nama dan gelar Alkitabiah: Yesus, Kristus, Tuhan, secara
bersama-sama merupakan 65 persen dari penulisan nama-Nya yang
disebutkan di dalam Alkitab. Orang yang bisa mengenali kedalaman dari
ketiga nama Putera Tuhan, percaya dan meyakini semuanya, adalah seorang
Kristen dan berhak mengulang kesaksian Yesus dalam Lukas 4:18 di dalam
dirinya sendiri.

Kristus – rasul Allah?


Muhammad percaya pada tugas Isa yang bersifat politis dan menyebut-
Nya sebagai utusan atau duta dari Allah sebanyak lima kali (Surat Al 'Imran
3:49; al-Nisa 4:157,171; al-Ma'ida 5:75; al-Saff 61:6). Ia juga menyebutkan
nama-Nya beberapa kali bersama-sama dengan rasul-rasul Allah yang
lainnya (Surat al-Baqara 2:87,253: al-Hadid 57:27).
Seorang rasul Allah oleh Al-Qur'an dianggap lebih tinggi kedudukannya
dibandingkan dengan seorang nabi. Nabi bertanggung-jawab untuk
menyatakan wahyu dari Allah secara tepat. Seorang rasul, memiliki
kelebihan, yaitu untuk menegakkan semua hukum ilahi itu dengan kuasanya!
Di dalam kesaksian iman mereka, Muslim mengaku bahwa Muhammad
5
adalah seorang “utusan” Allah, dan bukan hanya sekedar seorang nabi!
Musa dianggap sebagai teladan penuntun untuk Muhammad. Musa adalah
perantara antara Yahweh dengan umat-Nya, yang harus memimpin dan
memerintah mereka sebagai pembuat peraturan sekaligus hakim.
Muhammad memandang dirinya sendiri dan juga Isa, putera Maryam,
sebagai memiliki kuasa yang sama dengan yang dimiliki oleh Musa.
Mungkin Muhammad sudah mendengar dari orang Kristen di Mekah dan
Medinah bahwa Yesus di dalam Injil-Nya berbicara mengenai kerajaan Allah,
kerajaan surga atau mengenai kerajaan saja secara sangat sering (sekitar
100 kali), tetapi hanya sedikit (hanya tiga kali saja) berbicara mengenai
gereja-Nya! Muhammad menganggap bahwa Kristus datang sebagai
seorang rasul Allah dengan tujuan untuk membangun kerajaan-Nya dengan
kuasa dan kekuatan. Kata kerajaan dalam bahasa Arab diambil dari akar
kata “milik” (mulk) yang berarti: “sang pencipta memiliki segala sesuatu yang
diciptakannya” (Surat al-An'am 6:75; al-A'raf 7:185; al-Mu'minun 23:88; Ya
Sin 36:83). Kristus datang ke dunia ini untuk mengklaim milik Tuhan dari
bangsa Israel (Matius 21:33-46).
Muhammad tidak mengetahui bahwa setelah penyaliban Kristus, kenaikan-
Nya dan pencurahan Roh Kudus kepada jemaat-Nya yang sedang berdoa, isi
dari khotbah-khotbah para rasul mengalami perubahan yang sangat
mendasar. Di dalam Kisah Para Rasul dan di dalam surat-suratnya, para
rasul berbicara dua kali lebih banyak mengenai gereja daripada mengenai
kerajaan! Sejak saat itu topik rencana keselamatan menjadi topik bagi
“orang-orang yang terpanggil” dari antara orang Israel dan juga bangsa-
bangsa lain. Namun klaim-Nya untuk menerima kembali segala ciptaan
tidaklah menurun karena karya-Nya di dalam membangun gereja, karena
Yesus sendiri mengutus hamba-hamba-Nya, yang sudah dipanggil-Nya
keluar dari dunia, untuk kembali kepada dunia untuk membawa pulang
semua orang yang mau mendengarkan firman-Nya.
Tetapi, Muhammad menganggap tugas Kristus adalah dalam bidang
keagamaan sekaligus dalam bidang militer dan politik juga. Ia tidak
mengetahui bahwa Yesus pernah mengatakan: “Kerajaan-Ku bukan dari
dunia ini… Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku
datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang
kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan
suara-Ku.” (Yohanes 18:36-37).
Muhammad tidak memahami kebenaran ini. Ia tidak mau tunduk kepada
raja ilahi Yesus Kristus dan tidak mau membuat dirinya taat kepada Tuhan.
Oleh karenanya, ia menjelaskan bahwa Isa hanyalah sebagai rasul Allah
yang berkaitan dengan kehidupan politik dan agama saja, seperti dirinya
sendiri!

6
Tetapi, Yesus tidak ragu-ragu untuk menyebut diri-Nya sendiri sebagai
utusan yang diutus beberapa kali menurut Injil Yohanes, tetapi Dia
menegaskan bahwa “Bapa-Nya” sudah mengutus-Nya dan bukannya suatu
Allah yang tidak peduli. Dengan demikian Dia secara tidak langsung
menyatakan bahwa Dia adalah Anak Allah dengan kuasa yang penuh:
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-
satunya Tuhan yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau
utus” (Yohanes 17:3).
"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus
kamu” (Yohanes 20:21).

Kristus – Putera Maryam


Muhammad dibingungkan oleh kenyataan bahwa Yesus dilahirkan dari
anak dara Maria, tanpa seorang ayah. Namun ia menerima rahasia ini dan
menyebut Isa Putera Maryam sebanyak 23 kali di dalam Al-Qur'an. Ia
bahkan mencoba untuk membela Maria dan menegaskan bahwa ia tidak
melahirkan seorang anak di luar ikatan pernikahan (Surat Al 'Imran 3:45-47;
Maryam 19:16-23, dsb). Muhammad menggambarkan bahwa Jibril (Gabriel)
menghembuskan roh yang dari Allah kepada Maria (Surat al-Hajj 21:91; al-
Tahrim 66:12). Dengan pernyataan ini Muhammad sudah semakin dekat
dengan Injil, tetapi ia membatasi perkataannya dengan membuat Jibril
berkata bahwa Isa bukan diperanakkan oleh roh Allah di dalam rahim Maria
tetapi hanya sekedar diciptakan. Dengan demikian Muhammad
menempatkan diri dalam tempat yang berbeda dengan yang disebutkan
dalam Pengakuan Iman Nicene, di mana seluruh gereja mengaku:

Kristus adalah Tuhan dari Tuhan, Terang dari terang.


Tuhan Sejati dari Tuhan sejati, diperanakkan, bukan diciptakan, dalam
satu hakekat dengan Bapa.

Muhammad menjadi roh anti Kristus dengan menyangkal keilahian Kristus


(1 Yohanes 2:22-25; 4:1-5).
Di dalam Al-Qur'an, kita membaca 17 kali bahwa Isa bukanlah anak Allah.
Muhammad menolak ide bahwa Allah secara biologis menjadi Bapa dari
Kristus di dalam rahim Maria. Semua gereja juga pasti tanpa ragu-ragu
menolak ide yang demikian! Sebuah sekte Kristen di Semenanjung Arab
menyebut Maryam sebagai “ibu dari Allah” dan menganggap bahwa Allah
Tritunggal Yang Kudus itu terdiri dari “bapa, ibu, dan anak” (Surat al-Ma'ida
5:116). Bidat ini secara tepat ditolak oleh Muhammad! Jika kita
membenarkan penolakannya terhadap pemahaman yang keliru ini tentang
kelahiran Kristus di dalam dialog kita dengan orang Muslim, ketegangan yang
sangat besar di antara mereka dengan kita bisa dihilangkan.
7
Alkitab menjelaskan pembuahan secara rohani dari Kristus dan mengaku
bahwa “Tuhan, Firman dan Roh-Nya” adalah kesatuan yang tidak bisa
terpisahkan. Penyebutan yang tidak Alkitabiah tentang Maria sebagai “bunda
Allah” di kalangan Katolik dan Kristen Ortodoks membuat percakapan
dengan Muslim seringkali sangat menyulitkan.
Alkitab berbicara sebanyak 59 kali mengenai Anak Tuhan. Yesus juga
menegaskan di dalam kalimat yang berbentuk “Akulah” sebanyak 50 kali
bahwa Dia adalah Tuhan yang menyatakan diri-Nya kepada Musa di dalam
belukar yang menyala (Keluaran 3:14) sebagai “Aku adalah Aku.” Di saat-
saat terakhir kehidupan-Nya Yesus mengatakan dengan tegas di hadapan
kelompok Sanhedrin bahwa Dia adalah Kristus, Anak Elohim yang hidup
(Matius 26:63-68; Lukas 22:70). Karena pengakuan inilah Dia dihukum mati.
Muhammad menolak dan bahkan membenci kesaksian bahwa Kristus
“adalah Anak Allah” sampai-sampai ia mengutuk semua orang Kristen yang
bersaksi dengan memohon agar Allah membunuh mereka semua (Surat al-
Tawba 9:30)!
Di dalam kehidupan-Nya di dunia ini, Yesus tahu bahwa semua orang yang
menyebut Dia sebagai Anak Tuhan akan dianggap sebagai penghujat.
Karena itu Dia bersaksi tentang diri-Nya sebanyak 80 kali sebagai Anak
Manusia di dalam Injil. Dalam penggunaan nama ini Dia menunjuk kepada
nubuat yang tercatat di dalam Daniel 7:13-14, di mana “anak manusia”
muncul di dalam penglihatan sebagai raja yang kekal dan hakim yang ilahi.
Tetapi kebanyakan orang Yahudi memahami nama ini hanya secara dangkal
saja dan menganggap bahwa Yesus menyebutkan diri-Nya sebagai sekedar
manusia biasa saja. Namun, Dia menggenapi pernyataan ini dengan
kedaulatan ilahi-Nya.
Setengah dari ayat-ayat mengenai Anak Manusia bersaksi mengenai
kerendahan-Nya, kemanusiaan-Nya, kerendahan hati-Nya dan kelemah-
lembutan-Nya: “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
ganti banyak orang.” (Matius 20:28). Dengan pernyataan ini Yesus
menjungkir-balikkan semua anggapan umum. Yang terbesar harus menjadi
yang terkecil, karena Raja kita sendiri menyatakan diri-Nya sebagai hamba.
Orang-orang yang mengikuti Dia tidak akan menjadi tuan tetapi menjadi
hamba.
Setengah yang lain dari pernyataan-pernyataan-Nya mengenai Anak
Manusia menyaksikan tentang kemuliaan dan kuasa-Nya yang besar ketika
nanti Dia kembali sebagai hakim atas segala manusia: “Apabila Anak
Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-
sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-
Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya …” (Matius
25:31-32 dst.) Yesus adalah manusia yang sejati, dicobai sama seperti kita,
8
tetapi tetap tidak berdosa (Ibrani 2:17-18). Karena itulah Dia memahami apa
yang dirasakan manusia dan akan menjalankan penghakiman-Nya secara
adil.
Akan sangat baik bagi kita jika kita belajar metode yang sangat berguna ini
dari Yesus, yang menyelubungi keilahian-Nya, dan menyatakan rahasia
inkarnasi-Nya di bawah sebutan Anak Manusia. Nama ini adalah salah satu
kunci untuk masuk ke dalam hati orang-orang Semit. Jika anda berbicara
mengenai Anak Allah di awal percakapan anda dengan orang Muslim, maka
anda akan bisa melihat bagaimana mereka akan menutup pintu bagi-Nya.
Tetapi kalau anda belajar dari Yesus, anda akan menjadi bijak dan tidak
akan menyangkal kebenaran. Sebaliknya, anda bisa bersaksi akan hal itu
dengan kasih dan hikmat, sesuai dengan apa yang bisa diterima oleh
pendengar anda.

Kristus– firman Allah dalam rupa manusia


Muhammad memakai beberapa sebutan, gelar dan nama Kristus di dalam
Al-Qur'an, dengan tujuan untuk menarik orang-orang Kristen kepada Islam.
Ia menyisipkan di antara ayat-ayatnya perkataan-perkataan dari Perjanjian
Baru supaya ia dianggap sebagai nabi yang sesungguhnya. Ia ingin menarik
orang-orang Kristen di Abyssinia (Etiopia) serta sebuah kelompok dari
Yaman kepada dirinya dengan cara meniru kepercayaan mereka. Karena itu
kita berhak menggunakan berbagai perkataan-perkataannya, yang
dipinjamnya dari Alkitab, berhak mengambilnya dari dalam Al-Qur'an dan
mengembalikan semuanya kepada konteks yang sebenarnya di dalam Injil,
seperti mengumpulkan potongan-potongan kecil mosaik untuk dijadikan pola
yang memiliki bentuk yang jelas. Ini bisa menolong orang Muslim yang
mencari kebenaran, untuk menemukan jalan keselamatan mereka di dalam
Kristus.
Dari dalam Injil Yohanes, Muhammad empat kali mencantumkan
pernyataan bahwa Kristus adalah kalimat atau firman Allah atau firman-
Nya (Surat Al 'Imran 3:39,45,64; al-Nisa 4:171). Para penafsir Muslim
kemudian melihat bahwa sebutan Kristus yang demikian membahaya-kan
pengakuan iman Islam dan kemudian dengan cepat mengajarkan bahwa
Kristus adalah firman Allah yang “diciptakan”, yang tidak mengandung
kehadiran yang sesungguhnya dari Yang Maha Tinggi. Sebagai pencipta dari
Kristus, Allah dianggap mengatakan: “’Jadilah’, lalu jadilah dia.” Pada saat
yang sama, para penafsir Muslim menganggap bahwa Al-Qur'an (Al Imran
3:47) mengandung kehadiran Allah yang sesungguhnya, kehendak dan
kuasa-Nya.
Kita berhak untuk menjelaskan kepada Muslim bahwa hal yang sama
sebenarnya terjadi di dalam diri Yesus. Semua kuasa penciptaan dari firman
Allah, kuasa penyembuhan-Nya, otoritas pengampunan-Nya, kasih karunia
9
penghiburan-Nya dan kuasa pembaharuan bekerja di dalam diri-Nya. Di
dalam Kristus segala gelar dan karya firman Tuhan dinyatakan. Kehendak
Yahweh, hikmat-Nya, murka-Nya, kasih-Nya, kasih karunia-Nya, kesabaran-
Nya, semua yang dikatakan dan diperintahkan Tuhan, dijanjikan dan dilarang
berinkarnasi di dalam Yesus. Di dalam Dia segala nubuat Tuhan sudah
menjadi ya dan amin. Barang siapa ingin mengetahui kehendak Tuhan harus
memandang kepada Yesus: Dia adalah inkarnasi dari perkenanan yang baik
dari Bapa-Nya. Dia berkata:
”Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku
sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan
pekerjaan-Nya.” (Yohanes 14:10)
”Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30)

Pernyataan yang sangat khusus di dalam Al-Qur'an mengenai inkarnasi


firman Allah di dalam Kristus menjelaskan bahwa Kristus memanglah firman
kebenaran. Kebenaran dan keadilan di sini muncul sebagai sebutan dan
nama Allah, sehingga ayat itu berarti: Kristus adalah sabda Allah sendiri yang
penuh dengan keadilan dan kebenaran (Surat Maryam 19:34). Namun,
beberapa penafsir menyimpangkan ide yang dianggap berbahaya di dalam
Islam ini dan mengatakan bahwa perkataan yang seperti itu adalah kalimat
yang sifatnya rendah dan tidak memiliki kepentingan apapun. Tetapi yang
benar adalah kebalikannya. Kristus tetaplah merupakan manifestasi dari
kebenaran dan hukum, juga di dalam Al-Qur'an (Yohanes 14:6). Ia lebih dari
sekedar nabi – Ia adalah firman Tuhan dalam rupa manusia! Pernyataan ini
bisa menjadi alat yang paling kuat bagi anda dalam kesaksian anda kepada
orang Muslim.

Kristus – Roh dari Allah


Pernyataan yang lain di dalam Al-Qur'an justru melawan dan meruntuhkan
posisi para kritikus Islam yang mengatakan bahwa “Kristus tidak bersifat
ilahi,” karena Dia juga disebut sebagai roh yang dari Allah (Surat al-Nisa
4:171). Pernyataan ini menjelaskan bahwa Kristus bukanlah manusia biasa
saja seperti Musa dan Muhammad, tetapi inkarnasi dari roh Allah. Perkataan
Al-Qur'an yang menjelaskan bahwa Yang Mahamulia menghembuskan
sebagian dari “Roh-Nya” kepada Maryam (Surat al-Anbiya' 21:91; at-Tahrim
66:12). Karena itu Isa dianggap sebagai Roh yang hidup dalam bentuk
manusia. Dengan tubuh rohani, setelah Dia menyelesaikan pelayanan-Nya di
bumi, Dia naik kembali kepada Allah. Di dalam Islam, Kristus bukan hanya
sekedar manusia biasa, bukan sekedar nabi biasa seperti yang lain, tetapi
Roh yang dari Allah sendiri! Dengan pernyataan ini Muhammad mengakui
bahwa Isa bukan termasuk dalam golongan yang sama dengan manusia

10
yang lain yang dilahirkan dari debu tanah. Namun, Dia adalah Anak karena
Roh Allah, atau “anak rohani” dari Allah – menurut perkataan Al-Qur'an, juga!
Para penafsir Islam sudah memahami kelemahan di dalam Al-Qur'an ini
dan kemudian memelintirnya menjadi bermakna sebaliknya. Mereka
mengatakan: Memang, Kristus adalah roh Allah yang berbentuk manusia,
tetapi – hanya roh “yang diciptakan”! Suatu roh yang secara kekal mandiri
dan berasal dari Allah, yang tentu saja juga bersifat ilahi, tidak diakui
keberadaannya di dalam Islam. Semua roh yang dari Allah adalah roh yang
diciptakan, sama seperti malaikat dan juga setan-setan, Gabriel dan Mikael.
Kristus dikatakan sebagai salah satu di antara banyak roh yang diciptakan
oleh Allah.
Tetapi kita tahu bahwa Kristus dilahirkan dari Roh Kudus Tuhan yang
kekal. Tuhan berkata kepada-Nya: “Anak-Ku engkau! Engkau telah
Kuperanakkan pada hari ini.” (Mazmur 2:7). Dan kemudian Malaikat
Gabriel juga berkata kepada Maria: “Roh Kudus akan turun atasmu dan
kuasa Elohim Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak
yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Elohim” (Lukas
1:35).
Orang Muslim bisa mengetahui fakta ini, seperti yang diakui oleh
almarhum Raja Hassan II dari Maroko, di hadapan suatu sinode di Rabat,
bahwa tidak ada manusia atau Ayatullah manapun yang memiliki hak untuk
menyebut dirinya sebagai roh yang dari Allah (Rohullah), kecuali Isa, putera
Maryam; karena hanya Dialah yang dilahirkan karena Roh yang dari Allah!

Kristus tetap tidak berdosa – bahkan di dalam Al-Qur'an!


Ketika menuliskan mengenai kelahiran Kristus di dalam Al-Qur'an, Jibril,
yang juga dianggap sebagai roh yang dari Allah dan utusan yang
menyampaikan wahyu-Nya, berjanji kepada Maryam bahwa ia akan
memberikan kepadanya seorang anak laki-laki yang suci dan tidak bercela
(Surat Maryam 19:19). Perkataan itu begitu menjadi bahan pemikiran bagi
para penafsir. Beberapa di antara mereka secara terbuka menulis bahwa Isa
dilahirkan tanpa dosa dan suci, karena Dia dilahirkan dari Roh Allah.
Beberapa tradisi Muslim di jaman Muhammad kemudian mengembangkan
hal ini dan mengatakan: Semua anak dilahirkan dalam keadaan tidak
memiliki dosa asal, tetapi Iblis mencemari bayi sejak saat pertama kali
mereka dilahirkan. Ini yang dianggap sebagai penyebab mengapa setiap bayi
menangis – dengan pengecualian Maryam dan Isa! Mereka dijaga dari
sengat dosa Iblis karena istri Imran sudah menaruh anaknya, Maryam dan
keturunannya, di bawah perlindungan yang khusus dari Allah dari gangguan
Iblis, sebelum mereka dilahirkan (Surat Al 'Imran 3:36).

11
Karena Kristus dinyatakan sebagai firman Allah yang berinkarnasi di dalam
Al-Qur'an, Dia bukan hanya mengajar tetapi juga menjalani kehidupan yang
sesuai dengan ajaran itu. Tidak ada perbedaan antara perkataan dengan
kehidupan-Nya. Di dalam Islam, Isa juga disebutkan sebagai satu-satunya
manusia yang tidak berdosa. Kehidupan-Nya adalah firman Allah yang bisa
dilihat.
Kalau Kristus disebutkan sebagai orang berdosa di dalam Al-Qur'an, maka
Dia pasti akan mati dan harus menunggu di dalam kubur-Nya untuk
menantikan saat penghakiman dari Allah. Tetapi Kristus, menurut Al-Qur'an,
diangkat kepada Allah. Dia hidup bersama dengan Allah. Dia adalah salah
satu di antara mereka yang dibawa dekat kepada-Nya. Dia berbicara kepada
Allah dalam percakapan yang bersifat pribadi (Surat al-Ma'ida 5:116-118).
Tidak ada dosa yang memisahkan antara Dia dengan Yang Mahakudus.
Kristus adalah kudus, sebagaimana Allah adalah kudus. Al-Qur'an dengan
jelas berbicara mengenai dosa-dosa Abraham, Musa, dan Muhammad (Surat
Ghafir 40:55; Muhammad 47:19; al-Fath 48:2; al-Nasr 110:3). Tetapi sama
sekali tidak ada tanda mengenai Kristus, bahkan sekalipun di dalam Tradisi,
bahwa Dia mungkin sudah berdosa, bersalah atau menjadi lemah.
Injil menunjukkan kepada kita bahwa setan-setan sekalipun memahami
rahasia bahwa Yesus adalah kudus, karena mereka berseru: “Aku tahu
siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah” (Markus 1:24; Lukas 4:34).
Akhirnya, kebangkitan Yesus menjadi indikasi yang paling kuat akan
kekudusan-Nya. Kalau Ia melakukan satu dosa saja di dalam perkataan,
perbuatan, pemikiran atau mimpi-Nya, kematian akan senantiasa
mencengkeram Dia. Tetapi Kristus sudah bangkit dari kematian! Iblis tidak
bisa menahan kebangkitan-Nya!

Kristus – Ayatullah yang sebenarnya


Ada dua ayat di dalam Al-Qur'an yang mengatakan bahwa Yesus dan ibu-
Nya adalah “tanda dari Allah” bagi dunia ini (Surat al-Anbiya 21:91; al-
Mu'minun 23:50). Ayat-ayat yang lain juga mengatakan bahwa putera
Maryam sendiri itulah tanda bagi manusia (Surat Maryam 19:21). Kata yang
diterjemahkan sebagai kata tanda (ajatun) juga berarti suatu mujizat atau
tanda yang ajaib. Siapa pun yang membaca kata tanda yang disertai dengan
kata Allah akan mendapatkan kata penggabungannya yaitu Ayatullah.
Karena kelahiran-Nya yang bersifat supernatural, Kristus dan ibu-Nya disebut
sebagai tanda yang ajaib dari Allah. Keberadaan keduanya yang unik bukan
hanya menjadi tanda bagi orang Kristen dan orang Yahudi, tetapi juga bagi
orang Hindu, Budha, Muslim dan juga ateis. Dia dan ibu-Nya adalah
fenomena yang paling agung yang mempengaruhi surga dan neraka, karena
Al-Qur'an berbicara mengenai tanda dari Allah bagi dunia ini, baik di bumi
sekarang ini maupun yang akan datang!
12
Kristus adalah Ayatullah yang sebenarnya, karena Dia tidak mendapatkan
gelar ini dari sebuah universitas atau karena mempelajarinya, tetapi
menerimanya langsung dari Allah. Isa adalah satu-satunya Ayatullah yang
diberikan oleh Allah sendiri. Muhammad tidak berani menyandang gelar ini
bagi dirinya sendiri, karena ayah dan ibunya dikenal oleh orang-orang di
sekitarnya.
Melalui Injil, kita bisa memahami ayat ini dengan cara yang berbeda. Yesus
mengatakan: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa”
(Yohanes 14:9). Anak Maria adalah gambaran dari Allah yang tidak kelihatan,
refleksi dari kemuliaan-Nya dan terang bagi dunia ini. Dia adalah tanda dari
Allah yang diberikan kepada semua manusia. Dia sudah menggenapi tujuan
yang paling dasar dari penciptaan: “Elohim menciptakan manusia itu
menurut gambar-Nya, menurut gambar Elohim diciptakan-Nya dia”
(Kejadian 1:27). Sampai saat itu tidak ada seorang pun yang berani
mengatakan: Barangsiapa yang melihat aku ia melihat Tuhan, kecuali Yesus,
Anak Tuhan, karena Dia adalah satu dengan Bapa-Nya yang ada di dalam
Dia (Yohanes 17:21-24). Dia ingin mengubahkan kita menjadi serupa dengan
gambar-Nya. Hal yang membuat kita tidak layak adalah dosa kita,
sebagaimana yang dituliskan oleh Paulus: “Karena semua orang telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Elohim” (Roma 3:23).
Yesus hendak menghapuskan segala dosa kita dan menjembatani
kekurangan kita (1 Yohanes 3:1-3). Kesaksian di dalam kehidupan anda
seringkali berbicara lebih jelas dibandingkan dengan perkataan anda.

Kristus – rahmat dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang!


Isa disebut di dalam Al-Qur'an sebagai rahmat dari Allah (Surat Maryam
19:21). Muhammad sudah mendengar tentang mujizat Yesus, bahwa Dia
menyembuhkan orang buta dan kusta, membangkitkan orang mati dan
menurunkan makanan dari surga untuk murid-murid-Nya. Bagi Muhammad,
Yesus adalah inkarnasi dari rahmat Allah. Ayat ini sangat menggugah
sekelompok pengajar Al-Qur'an di kalangan orang Muslim. Beberapa di
antara mereka berkata: “Allah adalah yang maha pengasih (al-Rahman),
Roh Kudus adalah yang maha penyayang (al-Rahim) dan Kristus adalah
rahmat itu sendiri (al-Rahmat).” Putera Maryam membawa di dalam diri-Nya
hakekat Allah. Roh yang sama ada di dalam keduanya.
Ayat ini ditulis dalam bahasa Arab dengan menggunakan bentuk jamak.
Allah berkata bahwa putera Maryam adalah rahmat dari “Kami”. Karena itu
beberapa orang yang menyelidiki kebenaran mengakui bahwa “Kristus
adalah rahmat dari Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang”,
yang secara tidak langsung menegaskan kesatuan dari Tritunggal Yang
Kudus di dalam Al-Qur'an.

13
Tetapi Muhammad ingin menghentikan penjelasan ini, sehingga ia
mengatakan bahwa dirinya juga disebut sebagai rahmat Allah di dalam Al-
Qur'an! Bagaimana rahmat Allah bisa dilihat nyata di dalam kehidupan dan
karya Muhammad? Semua ayat-ayat di dalam Al-Qur'an dan tradisi darinya
secara bersama-sama membentuk suatu Syariat, hukum Islam. Dengan
hukum ini, ia berusaha untuk membentuk dan menentukan kehidupan para
pengikutnya di dunia ini dan di dalam kekekalan. Namun, setiap hukum pasti
memunculkan pertentangan dan kemarahan. Tidak ada seorang pun yang
bisa mentaati hukum secara penuh selamanya. Hukum Islam pada akhirnya
akan menghakimi seluruh orang Muslim. Muhammad bahkan terpaksa
mengatakan bahwa semua orang Muslim akan masuk ke dalam neraka
(Surat Maryam 19:71-72).
Namun, Yesus, bukan hanya memberikan suatu hukum yang baru, tetapi
memberikan kepada kita rahmat pengampunan. Dia juga memberikan
kepada kita kuasa untuk menggenapi hukum kasih-Nya. Ia memberikan
kepada kita kemantapan hak untuk menjadi anak-anak Tuhan, dan
memberikan kehidupan kekal-Nya bagi kita. Rahmat Allah di dalam
kehidupan Muhammad hanyalah sebuah hukum yang pada akhirnya justru
akan menghukum orang Muslim. Rahmat Allah di dalam Yesus Kristus,
sebaliknya, adalah anugerah pembenaran yang disertai dengan kuasa Roh
Kudus, untuk memampukan kita menggenapi hukum Kristus yang baru –
semata-mata atas dasar anugerah!

Sebaik apakah Kristus di dalam Al-Qur'an?


Di dalam Surat Al 'Imran kita membaca bahwa Isa adalah seorang di
antara orang-orang yang saleh (3:46). Di dalam Surat al-An’am kita juga
bisa membaca bahwa Abraham, Ishak, Yakub dan Nuh tergolong ke dalam
kelompok orang-orang saleh, seperti juga Daud, Sulaiman (Salomo), dan
Ayub, Yusuf, Musa dan Harun. Zakaria, Yahya, Ilyas dan Isa tergolong di
dalam sekumpulan kelompok orang-orang yang disebut “orang-orang
saleh” (6:83-85). Di dalam Al-Qur'an, menjadi orang saleh tidak berarti
hidupnya tanpa dosa, tetapi hidup sebagai orang Muslim yang takut kepada
Allah.
Yesus pernah sekali membereskan pertanyaan ini di saat Dia menjawab
pertanyaan seorang muda yang kaya: “Tak seorang pun yang baik selain
dari pada Elohim saja” (Markus 10:18). Orang muda ini menyebut Yesus
sebagai Guru yang “baik.” Tetapi Yesus mau menaklukkan impian orang
muda itu untuk menjadi orang yang baik dalam pandangan religius-
humanistiknya, dan menjelaskan kepada pencari kebenaran itu, bahwa kasih
Tuhan yang sempurna adalah satu-satunya ukuran kebaikan manusia. Kita
semua memiliki kelemahan, jahat dan tidak murni – kecuali Yesus! Dia ingin
menuntun orang muda itu untuk mengerti dan mengakui bahwa Dia, Kristus
14
adalah “satu-satunya orang yang baik”, Elohim di dalam daging, kasih yang
kudus di dalam rupa manusia.
Tetapi Muhammad menyangkal kenyataan ini dan menyebut Yesus hanya
sebagai salah-satu di antara banyak orang saleh. Ketika kita berbicara
dengan orang Muslim, kita perlu membawa mereka keluar dulu dari
pandangan nilai manusia kepada kasih Tuhan yang kudus yang menjadi
satu-satunya ukuran yang sah. Kalau seseorang mengaku bahwa ia adalah
orang yang baik, Muslim yang saleh, kita bisa bertanya kepadanya: “Apakah
anda baik seperti Tuhan itu baik?” Orang itu pasti akan menyangkal, dan
kemudian anda bisa menunjukkan ketidaksempurnaannya sebagai dosa
yang sangat mendasar.

Kristus – orang yang lemah lembut dan benar


Di dalam Surat Maryam Isa disebut “berbakti kepada ibu-Nya, dan Dia
tidak bukan seorang yang sombong (raksasa) lagi celaka (kejam)” (Surat
Maryam 19:32). Karakteristik Kristus yang ditulis di dalam Al-Qur'an ini
secara tidak langsung merefleksikan karakter-Nya yang sebenarnya. Kristus
bukan hanya saleh dan benar, Dia adalah pembenar itu sendiri, kekudusan
Tuhan yang menjadi manusia. Dalam penjelasan Al-Qur'an ini karakteristik
Yesus sangat nyata.
Muhammad memahami bahwa Isa bukanlah raksasa, yang ditakuti semua
orang (jabbar), bukan penakluk yang tidak terkalahkan (qahhar)
sebagaimana Allah digambarkan di dalam Islam, tetapi Dia adalah lemah
lembut dan rendah hati. Dia tidak berusaha memperoleh apa yang
diinginkan-Nya dengan cara paksa. Dia tidak pernah mengambil bagian di
dalam satu pun serangan atau peperangan, seperti yang dilakukan oleh
Muhammad sebanyak 29 kali. Dia bahkan memberi perintah kepada Petrus:
“Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa
menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang” (Matius 26:52). Dia
lebih memilih mati bagi musuh-musuh-Nya, daripada harus membunuh
mereka. Kristus adalah manusia yang penuh kasih, penuh rahmat dan belas
kasihan. Dia menolong orang miskin dan orang sakit dan tidak terlebih
dahulu memperhatikan orang yang kaya dan berkuasa. Dia berkata:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan
jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak
dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:28-30).

Kristus – Yang Diberkati, di mana saja Dia berada


15
Gelar Kristus di dalam Al-Qur'an ini menjadikan Dia sebagai sumber dari
segala berkat Allah yang tidak akan pernah ada habisnya (Surat Maryam
19:31). Kebenaran ini berkaitan dengan penjelasan di dalam surat Paulus
kepada jemaat di Efesus: “Terpujilah Elohim dan Bapa Tuhan kita Yesus
Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala
berkat rohani di dalam sorga” (Efesus 1:3).
Ayat di dalam Al-Qur'an mengenai Kristus yang diberkati sudah
menggerakkan banyak orang Muslim di India dan Pakistan untuk mendatangi
orang-orang Kristen di sekitar mereka dan meminta didoakan agar mereka
disembuhkan oleh Kristus yang hidup. Di dalam ayat ini kita membaca bahwa
Kristus bukan hanya bisa memberkati, me-nyembuhkan dan menyelamatkan
dunia ini, tetapi juga bisa melakukan hal ini di dunia yang akan datang
sesudah kenaikan-Nya. Orang Kristen di Asia tidak langsung meresponi
permintaan orang-orang Muslim itu tetapi menjawab: “Doa kami untuk anda
tidak bernilai apa-apa kecuali kalau anda sungguh-sungguh percaya kepada
Kristus, bertobat dari dosa-dosa anda dan meminta pengampunan kepada
Kristus.” Orang-orang Muslim yang meminta pertolongan itu biasanya dengan
cepat menjawab: “Kami percaya kepada Isa, roh Allah yang menjadi daging,
yang menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati. Dia juga
bisa menyembuhkan pada saat ini, karena Dia berdiam bersama dengan
Allah dan memberkati semua orang yang datang kepada-Nya.” Dan tentu
saja Yesus Kristus menghargai iman mula-mula dari beberapa orang Muslim,
dan kemudian menyembuhkan serta menolong mereka di dalam kesusahan
mereka. Di dalam Dia ada rahmat yang berlimpah. Dia memiliki kuasa Allah.
Siapa pun yang percaya kepada-Nya, meski imannya hanya sekecil biji
sesawi, dan berseru: Berikan rahmat kepadaku! bisa mengalami rahmat dan
berkat dari Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup.

Apakah Isa hanya seperti Adam?


Muhammad menyebut Isa dengan 25 nama dan gelar yang berbeda di
dalam Al-Qur'an. Kebanyakan dari nama-nama itu merupakan penghormatan
kepada putera Maryam melebihi segala sesuatu dan meninggikan Dia secara
lebih tinggi dibandingkan dengan semua nabi Allah dan utusan-Nya. Namun,
Muhammad bersaksi demikian tentang Kristus hanyalah untuk menarik
orang-orang Kristen di sekitarnya kepada Islam, yaitu dengan
menjadikan Islam nampak sebagai agama yang mirip dengan
kekristenan.
Agar tidak membuat orang-orang Musim bingung, sehing-ga mereka tidak
meninggalkan Islam dan berbalik kepada kekristenan, ia harus membuat Isa,
yang ditinggikannya sendiri, turun sampai ke tanah di dalam pandangan
Islam! Setelah tiga hari pembicaraan di Medinah dengan uskup dan raja
Wadi Nadjran beserta dengan kelompok 60 orang Kristen berbahasa Arab,
16
Muhammad menyimpulkan argumentasi terdahulunya tentang Kristus dalam
sebuah ayat yang menyedihkan:
”Sesungguhnya misal (penciptaan) ‘Isa di sisi Allah, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.
(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari
Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-
ragu!” (Surat Al 'Imran 3:59-60)

ُ‫إِنَّ ﻣَﺜَﻞَ ﻋِﯿﺴَﻰ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻤَﺜَﻞِ آدَمَ ﺧَﻠَﻘَﻪُ ﻣِﻦْ ﺗُﺮَابٍ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎلَ ﻟَﻪُ ﻛُﻦْ ﻓَﯿَﻜُﻮن‬
َ‫اﻟْﺤَﻖُّ ﻣِﻦْ رَﺑِّﻚَ ﻓَﻼ ﺗَﻜُﻦْ ﻣِﻦَ اﻟْﻤُﻤْﺘَﺮِﯾﻦ‬

Ayat ini sering diulangi oleh orang-orang Muslim untuk menekankan bahwa
Isa bukan satu-satunya yang dilahirkan tanpa ayah, Adam, juga, diciptakan
oleh firman Allah, dan Hawa dari salah satu tulang rusuk Adam. Dengan
demikian kelahiran Kristus tidak bisa dianggap unik.
Tetapi argumentasi ini tidak tepat dan dangkal. Menurut Al-Qur'an Isa tidak
diciptakan dari tanah, seperti Adam, dan bukan oleh sebuah perintah dari
Allah, tetapi diperanakkan dari Roh Allah di dalam diri Maryam. Adam dan
Hawa jatuh ke dalam dosa, menurut Al-Qur'an, tetapi Isa tidak. Adam dan
Hawa diusir dari Firdaus dan mati terpisah dari Allah. Tetapi putera Maryam
hidup bersama dengan Allah, bahkan Al-Qur'an juga menuliskan demikian.
Ketika kita mengikuti penjelasan kitab orang Muslim itu kita bisa melihat
bahwa tidaklah tepat untuk mengatakan bahwa Isa itu seperti Adam, karena
Adam diciptakan dari tanah, sedangkan Isa adalah Roh dari Allah dalam rupa
manusia.
Alkitab bersaksi beberapa kali bahwa Yesus menjadi manusia dan bahkan
menjadi seorang anak. Dia menjadi serupa dengan Adam dan dicobai
sama seperti kita, tetapi tetap tidak memiliki dosa. Yesus menyebut diri-Nya
sebagai saudara kita. Pada saat yang sama Dia adalah Tuhan atas alam
semesta dan Tuhan yang benar dari segala ilah. Dia adalah anak Abraham
dan anak Daud. Tetapi, yang paling utama, Dia adalah Anak Tuhan dan
hidup dalam kesatuan yang penuh dengan Bapa-Nya. Yesus, dengan
demikian, adalah sungguh-sungguh manusia dan sungguh-sungguh
Tuhan. Kepercayaan ini memang tidak logis, tetapi rohaniah. Intelek kita
tidak akan bisa menangkap misteri ini tanpa penerangan dari Roh Kudus!
Kita harus bersabar dengan orang Muslim kalau mereka tidak bisa dengan
cepat memahami kebenaran ganda dan realitas supernatural Kristus ini di
dalam diri mereka. Berdoalah bagi orang Muslim yang tertarik, dan
melepaskannya dari roh anti-Kristus juga sama pentingnya dengan kesaksian
yang dipimpin oleh Roh Kudus yang kita minta di dalam doa kita.
17
Kristus – hamba Allah?
Di dalam Al-Qur'an, Isa memperkenalkan dirinya sebagai “hamba Allah
(Abdullahi)” di dalam salah satu dari dua perkataannya sebagai seorang
bayi yang baru lahir (Surat Maryam 19:30). Beberapa kali Muhammad
menyebut Isa dengan gelar ini (Surat al-Nisa 4:172; Maryam 19:93; al-
Zukhruf 43:59). Dalam segala keadaan ia ingin melenyapkan keilahian Isa
dari dalam benak semua orang Muslimnya.
Dengan cara penurunan derajat ini Muhammad membuat Kristus semakin
menjadi seperti yang dijanjikan oleh Allah mengenai hamba-Nya yang terpilih
di dalam Yesaya pasal 40 sampai 66. segala sesuatu yang dinyatakan di
sana tentang hamba Tuhan bisa dijelaskan bagi Isa sebagai hamba Allah.
Penjelasan tentang seseorang yang menanggung aniaya – menurut Yesaya
53:4-12: Dia menanggung ke atas diri-Nya segala kelemahan dan
penghukuman kita – bisa menerangi hati orang Muslim. Tetapi di dalam teks
tersebut kita tidak akan membaca perkataan “Anak Allah”, atau kata “salib”.
Karena alasan inilah orang Muslim bisa menerima dan memahami janji
tentang hamba Allah. Rasul Paulus menjelaskan janji yang agung di dalam
Yesaya 53 dalam pujiannya kepada Kristus melalui suratnya kepada jemaat
di Filipi sebagai suatu janji yang sudah digenapi:
“...Kristus Yesus... mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Elohim
sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas
segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada
di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan
segala lidah (bahkan termasuk Muhammad!) mengaku, "Yesus Kristus
adalah Tuhan," bagi kemuliaan Elohim, Bapa” (Filipi 2:7-11).

Isa – seorang nabi, menurut Al-Qur'an


Muhammad terus mengislamkan putera Maryam dan satu kali menyebut
dia sebagai seorang nabi (Surat Maryam 19:30). Sebelumnya, ia sudah
mendeskripsikan Dia lima kali sebagai rasul Allah dan firman-Nya. Tetapi
dengan pemberian gelar sebagai nabi ini ia ingin menjelaskan bahwa Isa
tidaklah lebih tinggi dari dirinya. Dalam keadaan apapun ia tidak ingin
menjadi lebih rendah dibandingkan dengan Kristus.
Al-Qur'an menyebutkan beberapa nama nabi dari dalam Perjanjian Lama.
Di dalam tradisi Muslim, Muhammad berbicara mengenai 200.000 nabi Allah,
tetapi tidak menyebutkan nama-nama mereka. Mereka semua memberitakan
kabar baik dari Allah (Surat al-Baqara 2:213; al-An'am 6:61) dan peringatan
18
akan penghakiman dari-Nya (Surat al-Baqara 2:213 dst). Mereka dianiaya
dan dibunuh (Surat al-Baqara 2:61, 87, 91; Al 'Imran 3:21, 112, 113, 181,
183; al-Nisa 4:155, 157; al-Ma'ida 5:70). Menurut Al-Qur’an, Isa mengikuti
jejak langkah mereka (Surat al-Ma'ida 5:46).
Gelar Isa sebagai nabi memberikan kepada kita kesempatan untuk
memperkenalkan kesaksian tentang Kristus di dalam Injil: “Janganlah kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau
kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun
tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi”
(Matius 5:17-18).
Posisi Isa sebagai nabi di dalam Islam bisa menolong untuk mengatasi
tuduhan dari orang-orang Muslim bahwa Perjanjian Lama sudah diubahkan!

Yesus hidup – dekat dengan Allah!


Anehnya, Muhammad tidak bisa menyangkal eksistensi kekekalan Kristus.
Ia bersaksi dua kali bahwa Allah sudah mengangkat Yesus kepada diri-Nya
(Surat Al 'Imran 3:55; al-Nisa 4:158). Isa juga dianggap sebagai “(orang)
yang sangat dihormati di dunia ini dan dunia yang akan datang” dan
“orang yang dibawa mendekat (kepada Allah)”. Muhammad sangat cerdik.
Setelah menjelaskan bahwa Isa tidak mati di Kayu Salib, ia mengatakan
bahwa Allah mengangkat Yesus kepada-Nya ke dalam surga (Surat Al 'Imran
3:55; al-Nisa 4:158).
Sungguh mengejutkan! Al-Qur'an sendiri menegaskan: Yesus hidup! Ia
tidak mati! Pernyataan legal (fatwa) dari Arab Saudi menegaskan di jaman ini
bahwa Isa naik kepada Allah dalam tubuh, dengan jiwa dan roh-Nya. Dia
berada di antara hamba-hamba yang Maha tinggi di surga. Dia memiliki
“wajah kemuliaan” sebagai orang yang sangat dihormati. Tidak ada
seorang pun yang dapat masuk ke surga tanpa melalui Kristus. Beberapa
penasihat rohani mengatakan bahwa pernyataan ini (wajihun) membuat kita
bisa mengatakan bahwa Kristus adalah Perantara kita, Imam Besar dan
Pembela bagi para pengikut-Nya, yang berpegang teguh kepada perjanjian
dengan Allah (Surat al-Ahzab 33:7).
Kristus, menurut Al-Qur'an, berdiri di depan seperti penghulu malaikat,
Jibril, kerubim dan serafim. Cahaya yang menembus dari Allah tidak
menghancurkan-Nya karena Dia adalah roh Allah dan hidup di dunia ini
tanpa melakukan dosa. Muhammad menerima banyak ide dari doktrin
Kristen kita. Tetapi ia tidak pernah menerima bahwa Kristus duduk di atas
tahta bersama dengan Bapa-Nya (Wahyu 3:21). Ia membuat Isa dibawa
mendekat kepada tahta itu, dan sangat dekat, tetapi tidak pernah duduk di

19
atas tahta dengan Bapa-Nya. Ini sesuatu yang sangat khas dilakukan
Muhammad: Ia menerima kebenaran 90 sampai 95 persen, tetapi dengan
cerdiknya menyimpangkan hal-hal yang sangat penting (Daniel 7:13-14).
Sebagai tambahan, kita membaca di dalam Al-Qur'an adanya permintaan
yang sangat mendesak bahwa Allah, seluruh malaikat, Mikhael dan Jibril
perlu berdoa untuk Muhammad bersama-sama dengan semua orang Muslim
yang percaya kepadanya, supaya jiwanya mendapatkan ketenangan di
tempat perantaraan (barzakh) (Surat al-Ahzab 33:56). Namun, menurut Injil
hal itu sangat berbeda dengan Kristus, di mana Dia berdoa untuk para
pengikut-Nya, bukan mereka yang berdoa untuk-Nya. Yesus hidup –
Muhammad mati! Ini adalah akhir yang sangat menarik dari dua pribadi
yang sangat berpengaruh di dunia ini! Barang siapa mengikut Yesus,
mengikuti agama kehidupan! Barangsiapa mengikut Muhammad, sedang
mempercepat diri menuju ke tangan kematian.

Dialog di dalam Al-Qur'an antara Allah dan Kristus di Surga


Di dalam surat al-Ma'ida kita membaca adanya dialog antara Allah dan
Kristus di surga setelah Isa mati dengan tenang dan Allah sudah
mengangkat-Nya kepada diri-Nya (Surat al-Ma'ida 5:116-118). Ketika Kristus
sampai di surga, Yang Mahamulia bertanya kepada-Nya apakah Dia
mengajari para pengikut-Nya untuk memuja ibu-Nya dan juga diri-Nya
bersama-sama dengan Allah sebagai suatu tritunggal (palsu). Kristus secara
benar menolak tuduhan yang sangat kritis di dalam Al-Qur'an ini dan
memperlihatkan kebenaran atas beberapa penyimpangan Islamiyah terhadap
kerohanian-Nya yang sesungguhnya.
Namun, di dalam kesaksiannya Kristus menyebut Allah sebagai saksi dan
penjaga dari pengikut-Nya yang telah ditinggalkan-Nya, sebagaimana Kristus
sendiri adalah saksi dan penjaga mereka sebelumnya. Di dalam dialog
surgawi tersebut, Allah dan Kristus memiliki gelar yang sama, sahid. Kita bisa
menganggap Mazmur 23 sebagai sumber dari pernyataan ini, di mana Daud
mengatakan, “Tuhan adalah gembalaku!” Dengan cara yang sama, Yesus
bersaksi di dalam Injil bahwa Dia sendiri adalah Gembala yang Baik yang
memberikan nyawa-Nya untuk domba-domba-Nya (Yohanes 10:11). Di
dalam Islam, Isa bahkan memiliki beberapa sebutan yang sama dengan
Allah (Surat al-Nisa 4:159)! Di dalam Al-Qur'an, penyebutan ilahi seperti itu
tidak akan diterapkan bagi semua makhluk fana yang lainnya.

Kristus – pengetahuan tentang hari kiamat!


Di kedalaman hati mereka, orang-orang Muslim takut kepada hari
kebangkitan, karena saat itulah Allah akan datang untuk menghakimi
20
perbuatan mereka. Kristus memegang peranan yang sangat penting di dalam
eskatologi Muslim. Beberapa kali di dalam tradisi disebutkan bahwa Isa akan
datang kembali untuk menghancurkan sang anti-Kristus, membunuh semua
penjahat di dunia ini dan menghancurkan semua salib baik yang ada di
gereja maupun di kuburan. Setelah itu ia akan menikah dan memiliki anak-
anak. Sebagai pembaharu Islam, ia akan mentobatkan semua umat
manusia, termasuk orang-orang Kristen (Surat al-Nisa 4:159), kepada Allah.
Setelah ia menggenapi tugasnya ia juga akan mati, dan akan dikuburkan di
antara Muhammad dengan Abu Bakar di Medinah. Saat itu akan menjadi hari
yang terpenting di masa yang akan datang, karena pada saat itu Allah akan
datang untuk menghakimi dunia. Ia akan membangkitkan Muhammad dan
Isa, mendudukkan keduanya di atas tahta dan membiarkan mereka
berpartisipasi di dalam penghakiman dunia. Muhammad akan menghukum
orang Muslim yang tidak bershalat, berinfaq atau berjihad, sementara Isa
akan menghukum semua orang Yahudi dan orang Kristen yang tidak mau
menerima Islam.
Saat yang paling penting ini, yaitu saat kematian Kristus setelah
kedatangan-Nya yang kedua kali, disebut, di dalam Al-Qur'an, sebagai
“pengetahuan tentang hari kiamat” (Surat al-Zukhruf 43: 61), karena saat
itu dianggap sebagai masa awal dari akhir jaman ini.
Seorang peserta katekisasi wanita di Indonesia, yang sebelumnya
mengajarkan agama Islam di sekolah-sekolah pemerintah, mengakui: “Ketika
saya harus menjelaskan kepada murid-murid saya tentang prinsip Islam
mengenai akhir jaman, saya menjadi sangat terganggu karena Isa yang
lemah, dan yang lemah lembut akan kembali untuk membinasakan sang
anti-Kristus! Tidak ada penjelasan sama sekali mengenai peranan
Muhammad, sang nabi-pejuang, di masa akhir jaman! Saya ingin melihat
Muhammad sebagai pemenang dan bukannya putera Maryam itu! Namun,
saya berpikir bahwa kalau Kristus memang sungguh-sungguh akan datang
kembali dari surga, lebih baik saya mempersiapkan diri untuk kedatangan-
Nya. Saya merasa harus membaca tentang apa yang akan ditanya-Nya, apa
yang diperintahkan-Nya dan apa yang dilarang-Nya. Dengan demikian doktrin
Islam mengenai kembalinya Kristus sudah membawa saya kepada Injil dan
menolong saya untuk bertemu dengan Juruselamat sejati itu melalui Firman-
Nya.” Hari ini wanita itu menjadi seorang pengajar Kristen yang setia dan
memberi kesaksian tentang Yesus yang sesungguhnya dan kedatangan-Nya
yang akan segera terjadi.

Apakah kekurangan Isa di dalam Al-Qur'an?


Di masa sinkretisme sekarang ini kita jangan pernah sampai membiarkan
kemegahan nama dan gelar Kristus di dalam Al-Qur'an membutakan kita,
21
tetapi kita justru harus menggunakannya sebagai titik awal dalam
percakapan pelayanan kita kepada orang Muslim untuk dapat menuntun
mereka kepada kepenuhan Injil. Kristus di dalam Islam tidak memiliki kuasa
untuk menyelamatkan seorang Muslim pun atau untuk menjadikan dia
seorang yang dilahirkan kembali!
Kita harus memahami bahwa di dalam Al-Qur'an semua gelar tentang
keilahian Kristus dan kemahakuasaan-Nya dihilangkan. Tidak ada satu
penulisan pun tentang pengorbanan-Nya yang menggantikan kita di kayu
salib dan juga tentang kedaulatan-Nya sebagai Imam Besar. Juga tidak ada
satu pun penyebutan tentang pencurahan Roh Kudus. Kristus di dalam Al-
Qur'an sama sekali tidak dijelaskan sebagai sumber dari kehidupan kekal,
dan juga tidak disebutkan sebagai kepala gereja. Bagian yang kedua dan
ketiga dari pengakuan iman kita seperti yang tertulis di dalam Kredo Nicene
sama sekali dihilangkan di dalam Islam! Muhammad tidak bisa menangkap
hubungan rohani antara Kristus dengan gereja-Nya. Karena itu kita bisa
menggunakan nama Kristus yang disebutkan di dalam Al-Qur'an sebagai
batu loncatan dan jembatan untuk menjelaskan Injil yang lengkap kepada
keturunan Ismael itu.

Kristus – Raja Damai


Tujuan dari perbandingan nama dan gelar Kristus di dalam Alkitab dan di
dalam Al-Qur'an bukanlah sekedar untuk menekankan tentang kemungkinan
pelayanan untuk berbicara dengan orang Muslim, tetapi juga untuk
menunjukkan betapa khususnya karakter dari pribadi Yesus Kristus di dalam
kedua agama ini. Dia adalah pribadi yang terbesar yang pernah hidup di
dalam dunia – bahkan menurut Al-Qur'an sekalipun. Muhammad tidak bisa
menyangkal fakta bahwa putera Maryam itu memang manusia pembawa
damai. Nabi dari Arab itu membuktikan dirinya sebagai seorang pemimpin
perang. Banyak darah di tangannya. Muhammad sangat terkesan oleh
pengaruh yang ditimbulkan oleh Kristus bagi para pengikut-Nya walaupun
Dia bersifat lemah-lembut. Dia membuatnya berkata di dalam Surat Maryam:
”Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku
dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali” (Surat Maryam 19:33).

‫وَاﻟﺴَّﻼ ُم ﻋَﻠَﻲَّ ﯾَﻮْمَ وُﻟِﺪْتُ وَﯾَﻮْمَ أَﻣُﻮتُ وَﯾَﻮْمَ أُﺑْﻌَﺚُ ﺣَﯿًّﺎ‬

Sejak kelahiran sampai kepada kematian-Nya dan bahkan di dalam


kebangkitan-Nya, perkenanan Allah berdiam dan akan tetap ada di dalam diri
putera Maryam itu. Kristus mengadakan perdamaian antara Allah dengan
manusia. Dia mengasihi musuh-musuh-Nya. Dia memilih untuk mati
22
menggantikan mereka dibandingkan dengan harus membunuh mereka.
Yesus sangat lemah lembut dan rendah hati. Dia tidak pernah menonjolkan
diri-Nya dengan cara paksa. Ia menjadi Pemenang melalui iman-Nya, kasih-
Nya, kesabaran-Nya dan pengharapan-Nya. Karena itu orang Muslim
mengucapkan perkataan, “Damai sejahtera atasnya!” (as-salamu ‘alayhi)
setiap kali mereka menyebut nama-Nya. Mereka mengetahui bahwa Kristus
adalah raja damai yang sejati. Namun, orang-orang Muslim mengenakan
perkataan itu untuk menghormati nabi-nabi yang lain juga. Bedanya adalah
bahwa nabi-nabi yang lain menerima damai itu secara pasif saja. Kristus
sendirilah yang menjadi sumber dari kedamaian itu. Di dalam Injil Ia
menyatakan: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-
Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang
diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu”
(Yohanes 14:27). Dia mampu mengubah para pengikut-Nya menjadi para
pembawa damai yang aktif (Matius 5:9).

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah
Engkau utus
(Yohanes 17:3)

23
25 Nama dan Gelar
Isa, putera Maryam, di dalam Al-Qur'an

Nama atau gelar Freku- Referensi


Isa ensi
Isa 25 2:87.136.253;
3:45.52. 55.59.84;
4:157.163. 171;
5:46.78.110.112.
114.116; 6:85;
19:34; 33:7; 42:13;
43:63; 57:27;
61:6.14
Putera Maryam 23 2:87.253; 3:45;
4:157. 171;
5:17(2X).46.72.
75.
78.110.112.114.11
6; 9:31; 19:34;
23:50; 33:7; 43:57;
57:27; 61:6.14
Kristus (Al Masih) 11 3:45;
4:157.171.172;
5:17 (2X).72 (2X).
75; 9:30.31
Rasul Allah 5 3:49; 4:157.171;
5:75; 6:61
Utusan-Nya secara 3 2:87.253; 57:27;
umum dst.
Kalimat Allah 4 3:39.45.64; 4:171
Perkataan yang 1 19:34
benar
Hamba Allah 4 4:172; 19:30.93;
43:59
Roh dari Allah 3 4:171; 21:91; 66:12
Tanda bagi 3 19:21; 21:91; 23:50
manusia
Salah satu di antara 2 3:46; 6:85
orang saleh
Seperti Adam 2 3:59; 43:59
Seorang Saksi 2 4:159; 5:117

24
Anak laki-laki yang 1 19:19
suci
Rahmat dari Allah 1 19:21
Nabi 1 19:30
Salah satu nabi 16 2:61.91.136.177.21
3;
3:21.80.81.112.181
; 4:69.155.163;
17:55; 33:7; 39:69;
dst.
Pemberi kabar 2 2:213; 6:61; dst.
gembira
Ia membenarkan 2 5:46; 61:5
Taurat
Pemberi peringatan 1 2:213; dst.
Berbakti kepada 1 19:32
ibunya
Bukan seorang 1 19:32
yang
celaka
Diberkati, di mana 1 19:31
saja
ia berada
Terkemuka di dunia 1 3:45
dan
akhirat
Dibawa mendekat 1 3:45
kepada Allah
Pengetahuan 1 43:61
tentang
hari kiamat
Kesejahteraan di 1 19:33
atasnya

25
35 Nama Yesus Kristus di dalam Alkitab
(diurutkan berdasarkan frekuensi pemakaian)

Nama Yesus Frekuensi

Yesus 975
Kristus 569
Tuhan 216
Anak Manusia 80
Putra Elohim 59
Tuan 56
Aku 50
Anak Domba Elohim 33
Raja 33
Guru 27
Juruselamat 26
Kehidupan 20
Yang Akan Datang 20
Manusia 19
Anak 18
Nabi 16
Terang 13
Anak Daud 10
Hamba Tuhan 10
Daging 10
Yang Kudus 10
Yang Adil 10
Imam Besar 10
Kepala Gereja 10
Yang Mahakuasa 10
Yang Mahamulia 10
Pembela 9
Batu Penjuru 9
Hakim 8
Pendamai 8
Yang Ditinggikan 8
Kuasa 8
Serupa dengan Elohim 7
Utusan Yang berkuasa 7
Yang Teraniaya 6

26
Ke-35 nama dan gelar dari Yesus Kristus ini dipilih dari antara 250 nama
dan gelar-Nya di dalam Alkitab (diambil berdasarkan terjemahan dari Alkitab
bahasa Jerman yang diterjemahkan oleh Dr. Martin Luther). Daftar ini bisa
saja berubah, karena tentu saja akan ada perbedaan dalam frekuensi
sehubungan dengan penerjemahan yang berbeda.

27
KUIS

Pembaca yang terkasih!

Apabila anda sudah mempelajari buklet ini dengan seksama, anda akan
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan mudah. Setiap
orang yang menjawab 90 persen dari semua pertanyaan di dalam kedelapan
buklet dari seri ini, akan mendapatkan sertifikat dari kantor pusat kami di

Studi Lanjutan
Cara-cara yang dapat membantu untuk berbicara dengan orang Muslim
tentang Yesus Kristus

sebagai dorongan untuk masa depan pelayanannya bagi Kristus.

1. Berapa banyak nama, gelar, dan sebutan bagi Kristus yang bisa
ditemukan di dalam Alkitab dan berapa banyak yang ada di dalam Al-
Qur'an?
2. Apakah arti nama Isa bagi orang Muslim dan berapa kali nama itu muncul
di dalam Al-Qur'an? Mengapa para misionaris asing sering menggunakan
nama ini sementara orang Kristen Arab justru menghindari pemakaian
nama ini? Mengapa Isa tidak sama dengan Yesus? Berapa lama kita bisa
menggunakan nama Isa dalam percakapan kita dengan orang Muslim
sampai kita membimbing mereka kepada Yesus yang sesungguhnya?
3. Berapa kali gelar Kristus (Al-Masih) muncul di dalam Al-Qur'an? Apakah
arti gelar ini bagi orang Muslim dan apa artinya bagi orang Kristen?
Bagaimana Kristus sendiri menjelaskan tentang gelar ini di dalam Injil?
4. Apa yang terkandung di dalam gelar utusan atau duta (rasul)
sebagaimana yang dipakai oleh Al-Qur'an untuk Kristus? Mengapa
Muhammad menolak gelar “Raja” dan “Tuhan” bagi Kristus, meskipun ia
juga memiliki kesalahpahaman politik akan kedatangan Kristus?
5. Mengapakah putera Maryam di dalam Islam tidak pernah bisa disebut
Anak Allah? Bagaimana mungkin orang Muslim bisa mengakui kelahiran
Kristus dari seorang anak dara Maria sementara pada saat yang sama
secara tegas menolak keilahian-Nya?
6. Dua bagian dari Kredo Nicene yang mana yang secara jelas menjadi
tanda perbedaan antara Islam dengan Kekristenan dalam kerangka
pemahaman mereka tentang Kristus?
7. Mengapa Kristus menyebut diri-Nya Anak Manusia sebanyak 80 kali di
keempat Injil sementara Dia jarang dan sering menggunakan cara
terselubung dalam menyebutkan diri-Nya sebagai Putra Tuhan?
28
8. Apa yang dipikirkan atau dibayangkan oleh seorang Muslim ketika ia
membaca di dalam Al-Qur'an bahwa Kristus adalah Firman dari Allah
atau Perkataan-Nya? Dengan pemahaman Alkitabiah yang manakah
penjelasan Al-Qur'an ini bisa diisi?
9. Mengapa Muhammad berani menyebut Kristus sebagai Roh dari Allah
yang turun kepadanya dan akan kembali kepadanya?
10. Apa sebabnya Roh Kudus tidak mungkin ada di dalam pengajaran Islam
seperti Ia ada di dalam pengajaran Injil?
11. Bagaimana kita bisa menggunakan makna dari istilah Al-Qur'an zakiy
(suci) bagi Isa bahwa ia memang tanpa cacat dan tidak memiliki dosa
sejak kecilnya? Apa yang bisa kita jelaskan kepada orang Muslim dengan
pertolongan istilah ini?
12. Apa gunanya perkataan Al-Qur'an bahwa Isa adalah satu-satunya
Ayatullah manusia yang dipilih oleh Allah di dalam sejarah dunia ini bagi
kesaksian kita di antara orang Muslim?
13. Jalan apa yang dibukakan oleh Al-Qur'an bagi kita dengan menjelaskan
bahwa Kristus adalah inkarnasi dari rahmat Allah?
14. Seberapa baiknyakah Kristus di dalam Al-Qur'an dengan melihat bahwa
Muhammad menjelaskan dia sebagai salah satu di antara orang-orang
saleh? Bagaimana kita bisa menunjukkan kepada orang Muslim bahwa
putera Maryam itu sama baiknya dengan Allah?
15. Apa yang dikatakan Al-Qur'an ketika di sana disebutkan bahwa Isa
berbakti (berbuat yang benar) kepada ibunya? Apakah ada cara untuk
menunjuk kepada kebenaran Allah dengan menggunakan istilah ini?
16. Bagaimanakah kita bisa mengubahkan kalimat negatif di dalam Al-Qur'an
bahwa Kristus bukan seorang yang sombong dan celaka dan kemudian
mengubahkan kalimat ini menjadi pernyataan positif yang ada di dalam
Injil?
17. Apakah kesaksian Al-Qur'an mengenai arti Isa, ketika dijelaskan bahwa ia
diberkati di mana saja ia berada, di bumi ini dan juga di akhirat?
18. Mengapa Muhammad menyimpulkan kesaksiannya tentang Kristus di
dalam sebuah pernyataan bahwa Kristus adalah seperti Adam? Apa
yang salah dari penegasan ini kalau dibandingkan dengan penjelasan lain
di dalam Al-Qur'an sendiri tentang Isa?
19. Bagaimana kita bisa mengisi gelar di dalam Al-Qur'an tentang Kristus
sebagai “Hamba Allah” (Abdullahi) dengan Injil yang penuh? Di bagian
Alkitab yang mana Yesus disebut sebagai Budak (atau Hamba) Tuhan?
20. Mengapa Isa di dalam Al-Qur'an bukan hanya sekedar salah satu di
antara para nabi tetapi merupakan suatu pribadi yang unik dan
menonjol? Jelaskan rahasia ini secara singkat.
29
21. Bagaimana mungkin Muhammad mengakui bahwa Kristus sangat
ditinggikan di dunia dan di akhirat dan bahwa Ia hidup dekat dengan
Allah setelah ia diangkat kepadanya?
22. Apakah makna dari dialog di dalam Al-Qur'an antara Allah dengan Kristus
sesudah ia diangkat? (Surat al-Ma'ida 5: 116-118). Mengapa Kristus diberi
gelar yang sama dengan Allah (sebagai shaheed = peneliti, saksi)?
23. Bagaimana orang Muslim membayangkan bahwa awal dari hari
penghakiman secara jelas akan tergantung kepada kedatangan Kristus
yang kedua kali?
24. Ayat-ayat apa di dalam Al-Qur'an yang bisa anda kutip untuk menjelaskan
bahwa Yesus adalah satu-satunya Raja Damai, pembuat damai yang
sesungguhnya dan satu-satunya Muslim sejati di dunia ini?
25. Gelar Alkitabiah penting yang manakah yang sungguh-sungguh
dihilangkan di dalam Al-Qur'an? Mengapa hal demikian terjadi?
26. Sampai seberapa jauh masih diperbolehkan dan layak bagi kita untuk
mengisi nama-nama, gelar dan sebutan di dalam Al-Qur'an mengenai
Kristus dengan makna yang penuh dari Injil untuk istilah-istilah itu?
27. Mengapa orang Muslim sangat kesulitan untuk memahami terminologi
Kristen seperti saat kita berbicara mengenai keselamatan dan
juruselamat? Mengapa banyak kesaksian orang-orang Kristen yang tidak
terpahami oleh mereka?
28. Sampai seberapa jauh Yesus dan murid-murid-Nya menyesuaikan
kesaksian mereka kepada kehidupan dan pemikiran praktis orang-orang
Yahudi dan orang-orang non-Yahudi supaya bisa menjelaskan seluruh
kebenaran Injil kepada mereka? Bagaimana Paulus menjadi orang
Yahudi bagi orang-orang Yahudi dan menjadi orang non Yahudi bagi
orang-orang non Yahudi? Apakah tujuan yang paling penting dari cara
pewartaan Alkitabiah ini?

Setiap peserta kuis ini boleh menggunakan buku apa saja yang tersedia dan
bertanya kepada orang yang layak dipercaya dan dikenalnya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Kami menantikan jawaban tertulis
anda termasuk alamat lengkap anda di atas selembar kertas atau melalui
e-mail anda. Kami berdoa kepada Yesus, Tuhan yang hidup, agar Ia
memanggil, mengutus, membimbing, menguatkan, melindungi dan beserta
dengan anda di dalam kehidupan anda setiap hari!

Rekan anda dalam melayani Dia

Abd al-Masih dan saudara-saudaranya di dalam Tuhan

30
Kirimkan jawaban anda ke

GRACE AND TRUTH


P.O.Box 1806
70708 Fellbach
GERMANY

atau dengan e-mail ke:

info@grace-and-truth.net

31

You might also like