You are on page 1of 6

MENYONGSONG POLA PIKIR MAHASISWA MASA DEPAN

Eko Prasetyo
eprasetyoe@yahoo.com

Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran.

Pendahuluan

Pemuda adalah tonggak keberhasilan suatu negeri. Inilah yang melatar belakangi
mengapa figur pemuda menjadi sangat penting dalam mencapai tujuan suatu
negeri. Mengapa harus pemuda? Karena dipundak merekalah masa depan suatu
bangsa dipertaruhkan. Sesungguhnya keberhasilan suatu negeri tidak berbicara
masa kini, tetapi hendaknya akan selalu berbicara masa depan. Dan masa depan
itu bergantung dari kualitas pemuda masa kini. Mari kita berbicara lebih sempit
lagi yaitu pemuda yang berintelektualitas yaitu mahasiswa. Tingkat kecerdasan
dan kematangan seorang mahasiswa akan menghasilkan figur-figur baru yang
akan memimpin negeri ini di masa mendatang. Untuk itu banyak hal yang harus
dilakukan untuk menghasilkan pemuda atau mahasiswa yang berkualitas. Di
sinilah peran pemerintah, guru, dosen, orang tua, masyarakat, dan pemuda itu
sendiri.

Pembahasan

Pola pikir mahasiswa menjadi subjek pembahasan karena dengan pola pikir yang
benar akan berpengaruh pada tindakan yang benar. Pola pikir sendiri dapat
diartikan sebagai paradigma ilmiah yang dilandasi oleh logika dan teori. Pola pikir
bersifat konsisten atau tidak berubah-ubah dan menjadi tuntunan seseorang
mampu menentukan dan mengambil keputusan untuk melaksanakan kegiatan
sehari-hari ataupun kegiatan ilmiah. Pola pikir mahasiswa harus jauh ke depan.
Kita tidak hanya berbicara kemarin dan sekarang tapi juga masa yang akan
datang. Itulah pola pikir yang harus di inside kepada setiap figur mahasiswa.

Tipu daya globalisasi adalah tantangan tersendiri bagi kaum pemuda saat ini
karena tipuan ini tidak hanya menyerang mereka secara fisik tetapi juga
pemikiran. Miris melihat banyak adik-adik kita terjangkiti film-film atau video-
video dewasa di internet atau di media lain atau tindakan kekerasan tanpa
sensor di televisi dan sebagainya. Inilah musuh sebenarnya bagi setiap pemuda.
Di sinilah letak peran pemerintah, guru, dan para orang tua untuk menyaring
segala hal yang berbau negatif.

Lalu bagaimana dengan mahasiswa? Mereka sudah dewasa tidak mungkin bisa
diatur atau dikontrol secara bebas. Peran penjagaan diri inilah yang sangat
berperan. Mahasiswa harus memiliki “antibodi” tersendiri di dalam tubuhnya
agar virus-virus tidak mudah masuk ke dalam dirinya. Masalahnya antibodi iilah
yang sulit untuk ditemukan saat ini jika tidak dicari dan didalami secara seksama.
Baiklah saya akan membantu menemukan “antibodi” tersebut.

Agama adalah antibodi paling jitu dan saat ini pun melekat dalam diri kita. Jika
setiap mahasiswa sadar bahwa ada Tuhan yang selalu mengawasi dia, segala
tindakan negatif tidak akan dilakukan. Perawatan diri bisa dilakukan everywhere
dan everytime dengan shalat tepat waktu dan membaca Alquran bagi seorang
muslim. Mudah kan?

Kesibukan yang positif juga merupakan antibodi kita karena dengan kesibukan
kita tidak akan sempat melakukan hal yang sifatnya membuang-membuang
waktu atau kegiatan yang tidak bermanfaat lainnya. Kesibukan itu bisa dilakukan
dalam bentuk kepanitiaan di kampus, anggota BEM atau UKM, belajar,
mengerjakan tugas, dan kegiatan positif lainnya. Waktu kita akan selalu
dihabiskan oleh hal-hal yang lebih berguna dibanding dengan nonton film,
shoping berlebihan apalagi untuk hal-hal yang negatif seperti nonton video
porno, judi, gosip, dan lain-lain.
Kedua antibodi diatas tidak akan berpengaruh tanpa adanya kesadaran yang luar
biasa dari setiap mahasiswa. Saya jadi teringat dengan kata-kata guru saya yang
intinya memberikan pesan bahwa seharusnya kita menyadari bahwa kita sedang
sadar. Problematika mahasiswa saat ini kebanyakan kita tidak menyadari bahwa
kita sedang sadar, atau kita menyadari bahwa kita sedang tidak sadar. Maksud
dari kalimat tersebut adalah kita seharusnya mengetahui apa yang kita lakukan
saat ini sehingga segala aktivitas yang kita kerjakan dilakukan secara maksimal.
Namun kebanyakan diantara kita, dalam melakukan aktivitas misalnya kuliah,
tanpa diiringi dengan semangat sehingga kuliah kita hanya sekedar rutinitas
biasa dan tidak bermanfaat apa-apa. Namun yang lebih parah lagi ketika kita
mengetahui bahwa tindakan kita salah tetapi masih tetap dilakukan. Misalnya
mencontek, taruhan, sex bebas, dan lain-lain.

Hendaknya setiap pemuda dan mahasiswa minimal harus bisa menjawab lima
pertanyaan ini yaitu untuk apa umur kita habiskan, untuk apa masa muda kita
manfaatkan, untuk apa ilmu kita gunakan, dan dari mana dan kemana harta kita
diperoleh dan digunakan. Wahai para pemuda dan mahasiswa, sesungguhnya
sebuah pemikiran cemerlang itu akan berhasil diwujudkan sepanjang keyakinan
kita teguh kepada-Nya, ikhlas dalam berjuang, penuh tekad, dan siap berkorban
untuk merealisasikannya.

Dalam menyongsong kehidupan masa depan, mahasiswa dihadapkan pada suatu


realita bahwa ditangannya tergenggam tugas berat yaitu membawa negeri ini
menuju suatu perubahan yang lebih baik. Untuk itu diperlukan pola pikir yang
jenius dan bersih dalam mengemban amanah ini.
Yang pertama adalah sadar akan tujuan hidup. Tujuan hidup akan membuat
seseorang konsisten dan sadar akan setiap langkah yang dia ambil. Kesadaran
inilah yang akan membawa dia kepada pola pikir yang berorientasi pada masa
depan. Jika seseorang mengerti akan tujuan hidupnya, dia akan cenderung
menghindari perbuatan yang sia-sia dan lebih menghargai waktu untuk hal-ha
kebaikan.

Yang kedua adalah sadar akan tantangan dari luar. Pola hidup kebarat-baratan
saat ini sudah mulai menjangkiti mahasiswa. Untuk itu, hal yang pertama yang
harus dimengerti adalah kesadaran bahwa pengaruh-pengaruh negatif tersebut
bukan untuk mengembangkan potensi kita tapi justru menghancurkan. Pola
hidup seperti free sex, narkoba dan sebagainya harus dihindari karena daya
kekuatan yang ditimbulkan melebihi seribu daya ledakan meriam, lebih efektif
dalam menghancurkan. Seorang tokoh besar Sigmund Freud pernah
berkomentar “Semua gerak dan tingkah laku manusia dipengaruhi oleh
dorongan seks yang ada di dalam dirinya”. Hati-hati kawan!

Yang ketiga adalah sadar akan problematika pribadi. Mahasiswa adalah seorang
pemuda yang tegar, tidak takut tantangan, kuat, dan penuh gairah dalam segala
aktivitasnya. Lalu bagaimana jika terdapat masalah dalam dirinya yang
melunturkan sifat-sifat diatas. Orang yang sakit tentunya akan pergi ke dokter
untuk minta resep obat, bukan?. Inilah yang harus dilakukan jika semangat itu
memudar. Pergilah ke seseorang untuk berkonsultasi, biasanya resep yang paling
ampuh adalah resep dari orang tua dan sahabat. Cobalah untuk mengeluarkan
segala permasalahan untuk menemukan solusinya. Di samping pergi ke “dokter”
jangan lupa buat suasana hati menjadi nyaman dan tenteram dengan pergi ke
tempat-tempat yang menyejukan. Suasana lingkungan yang nyaman akan
menghasilkan pemikiran yang segar. Jika sudah segar, solusi-solusi pun akan
datang.
Yang keempat adalah memiliki panutan yang sesuai dengan pola pemikirannya.
Bagi umat muslim panutan utama sepanjang zaman adalah Nabi Muhammad
SAW. Sosok yang seperti inilah yang dibutuhkan jika kita mengalami kesulitan
untuk bertindak dan mengambil keputusan. Rasa kekaguman akan kemuliaan
akhlak dan tingkah laku seorang panutan akan berpengaruh juga pada
kepribadian kita. Untuk itu, carilah panutan-panutan mengantarkan kita pada
sifat-sifat positif. Semakin banyak inspirasi semakin banyak pula hal yang bisa
kita lakukan.

Yang kelima adalah sadar akan keyakinan takdir dari Allah SWT. Sesungguhnya
manusia hanya diwajibkan untuk berusaha, hal mengenai berhasil atau gagalnya
suatu pekerjaan adalah kekuasaan Allah. Hanya Allah lah Maha Mengetahui akan
kejadian kemarin, sekarang, dan besok. Bukan tidak mungkin kegagalan kita saat
ini adalah pelajaran untuk keberhasilan nanti, atau keberhasilan saat ini adalah
buah dari kegagalan kemarin. Jika kita mengerti akan kekuasaan Allah, maka rasa
kecewa, frustasi, bahkan bunuh diri tidak akan sekali-kali masuk kedalam pikiran
kita. Yang ada hanya rasa sabar, tawakal, serta optimis untuk meraih hasil yang
lebih baik.

Kesimpulan

Mahasiswa dan pemuda adalah pemimpin masa depan, tonggak keberhasilan


suatu negeri dan pembawa perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Sudah
selayaknya kaum muda dijaga dari pengaruh negatif mulai sejak dini.
Penjagaannya adalah agama dan kesibukan. Pola pikir para mahasiswa juga
harus berorientasi pada masa depan, artinya dia harus bisa membuat penjagaan
sendiri dan memiliki pemikiran serta kesadaran yang kuat. Seorang calon
pemimpin negeri ini sudah selayaknya harus sadar akan tujuan hidup, sadar akan
tantangan dari luar, sadar akan problematika pribadi, memiliki panutan yang
sesuai dengan pemikirannya, dan sadar akan keyakinan takdir dari Allah SWT.

Referensi

Al Banna, Hasan. 2002. Figur Pemuda Islam. Cahaya Press: Jakarta. 200 h.
Hirnawan, Febri. 2010. Menyongsong Pola Pikir Geologi Masa Depan. Ikatan Ahli
Geologi Indonesia: Yogyakarta. 17 h.

You might also like