You are on page 1of 8

PEMANASAN GLOBAL DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

Disusun oleh :

AHMAD JUWARI
08/267059/SP/22742

Jurusan Ilmu Administrasi Negara


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2010
A. REVIEW FILM
Pada hari rabu, 3 Maret 2010 kulih manajemen lingkungan diadakan di ruang
seminar FISIPOL UGM dengan menyajikan film dokumenter. Film berjudul ”an
inconvenient the truth” ini merupakan salah satu jenis film dokumenter yang
dibintangi oleh mantan Wapres Amerika Serikat yaitu Al Gore. Pada intinya melalui
film dokumenter ini Al Gore mempresentasikan segala hal yang berkaitan dengan
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh pemanasan global (global warming)
yang saat ini sedang terjadi dan menjadi permasalahan global di dunia.
Pada bagian awal film ini menggambarkan bagaimana proses pemanasan
global terjadi. Kehidupan bumi pada awalnya berjalan sesuai dengan kaidah alam dan
tidak ada perihal kerusakan yang membuat kondisi bumi menjadi tidak seimbang,
namun dengan perkembangan jaman peradaban manusia kemudian menemukan
berbagai macam penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi dengan
penemuan-penemuan yang maju tersebut secara tidak sadar masyarakat dunia justru
menjadi arogan dengan mengeruk semaksimal mungkin sumber daya yang ada di
alam ini Tidak hanya itu saja, eksploitasi alam tersebut kemudian menghasilakan
emisi yang sangat besar dengan menghasilkan CO2 (gas karbon) padahal konsentrasi
karbon inilah yang dapat menyebabkan pemanasan global (glabal warming) dan
sampai saat ini permasalah tersebut semakin membesar menjadi persoalan yang
mengancam kehidupan umat manusia.
Pada film tersebut juga digambarkan bagaimana pross terjadinya pemanasan
global, dengan gambaran yang jelas radiasi sinar matahari yang semestinya terpantul
oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi justru keluar masuk bebas ke dalam
atmosfer bumi hingga pemukaanya, alhasil dengan rusaknya-bolongnya-ozon tersebut
membuat cuaca di sekitar permukaan bumi menjadi panas karena radiasi sinar
matahari dapat menembus permukaan bumi tanpa ada halangan yang berarti, inilah
yang sering disebut sebagai efek rumah kaca (ERK) sebagai bagian dari pembahasan
global warming yang ditampilkan dalam film berjudul ’”an inconvenient the truth”
ini. Berikut gambar yang menyajikan bagaimana proses efek rumah kaca (ERK)
tersebut terjadi1.

1
Suplemen Status Lingkungan Hidup Indonesia 2007. Pemanasan Golabal dan Perubahan Iklim
Konteks dan Implikasinya bagi Indonesia. www.menlh.go.id. Diakses tanggal 2 Maret 2010
Lalu apa akibatnya jika konsentrasi karbon di permukaan bumi semakin
tinggi? Pemanasan global (global warming) yang terjadi pada akhirnya akan
menimbulkan permasalahan yang beragam dan bersifat sistemik, dalam film tersebut
dicontohkan adanya beberapa akibat yang timbul di berbagai belahan bumi, di gunung
Kilimanjaro, Afrika yang memiliki salju abadi di puncak nampaknya saat ini salju
tersebut tidak menjadi abadi lagi, semakin lama seiring semakin panasnya permukaan
bumi salju abadi tersebut kemudian mencair. Hal yang sama juga terjadi di berbagai
belahan bumi lainnya seperti Columbia, Alaska, Nepal, dan Argentina. Temperatur
permukaan bumi yang semakin panas.
Dampak lain yang ditimbulkan karena pemanasan global ini nampaknya
memang menjadi ancaman bagi keberlangsungan bum ini, hal ini beralasan karena
menurut sebuah penelitian yang menjelaskan kenaikan temperatur global termasuk
Indonesia terjadi kenaikan temperatur suhu pada kisaran 1,5-40°C pada akhir abad 21,
lalu bagaimana jika tiap tahun kisaran kenaikan tersebut terus terjadi? Bukan tidak
mungkin akan memusnahkan biota yang ada di muka bumi ini termasuk manusia.
Dari penelitian yang lain oleh International Panel on Climate Change (IPCC)
memprediksi jika tidak ada upaya yang dilakukan secara global untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca, maka pada tahun 2100 suhu bumi akan meningkat 1,4-
5,8°Celcius (2,5-10,4°Fahrenheit). Kenaikan temperatur tersebut akan mencairkan es
di kutub dan menghangatkan lautan. Akibatnya, volume lautan meningkat dan
permukaannya naik sekitar 9-100 sentimeter (4-40 inci). Banjir akan timbul di daerah
pantai dan mungkin menenggelamkan pulau-pulau. Dipastikan, sebagian besar
ekosistem tidak mampu beradaptasi jika terjadi kenaikan suhu bumi secara global
lebih dari 2°C dari kondisi yang biasa dialami, maka akan terjadi kepunahan banyak
spesies2.
Pada kelanjutanya, film tersebut kemudian memberikan penjelasan dengan
detail perkiraan-perkiraan yang akan terjadi jika pemanasan global (global warming)
terus terjadi tanpa adanya penyelesaian secara global. Seperti diutarakan sebelumnya
akibat yang ditimbulkan merupakan akibat yang tidak main-main bahkan bisa
dikatakan lebih penting dari persoalan politik maupun sosial saat ini karena jika
dampak pemanasan global tersebut semakin nyata dan besar justru kehidupan manusia
akan kacau balau dengan berbagai bencana alam yang bertubi-tubi menimpanya. Al
Gore sebagai salah satu orang yang memiliki simpati yang besar terhadap pemanasan
global ini mengajak agar masyarakat dapat menjadi masyarakat yang dapat bersifat
ramah terhadap lingkungan. Perilaku-perilaku selama ini yang justru menimbulkan
efek negatif bagi alam sebaiknya dapat dihindari dan inilah pesan terpentig dari film
dokumenter ini bahwa perbaikan lingkungan agar tidak terjadi pemanasan global
dapat dimulai dari diri kita sendiri melalui perilaku-perilaku dan kebiasaan kita
sehari-hari.

Gambar 2: Kontribusi setor-sektor yang mengakibatkan polusi (www.menlh.or.id)

2
Arie Prasetyowati. Fenomena pemanasan Global. APFORGEN (Asia Pacific Forest Genetic
Resources Programme) Newsletter. Edisi 1 Tahun 2008. www.forplan.or.id. Diakses tanggal 2 Maret
2010
B. MANAJEMEN LINGKUNGAN
Manajemen lingkungan menurut pendapat pribadi saya sendiri merupakan
ilmu yang mempelajari bagaimana kita mengatur dan mengendalikan perilaku-
perilaku manusia agar tidak terjadi kerusakan terhadap lingkungan hidup. Dengan
pengertian tersebut lingkungan dalam hal ini bisa dikatakan lebih bersifat lingkungan
hidup (alam) daripada lingkungan sosial.
Ruang lingkup manajemen lingkungan bisa dikatakan memiliki ruang lingkup
yang sangat luas, hal ini karena dalam kehidupan kita sebagai umat manusia tidak bisa
lepas dari lingkungan hidup (alam). Persoalan-persoalan yang selama ini menjadi
perhatian masyarakat terutama masalah lingkungan membuat kajian ilmu ini menjadi
semakin luas, salah satu contohya adalah pemanasan global (global warming) yang
dijelaskan sebelumnya dimana persoalan ini membutuhkan penanganan yang serius
yang mencakup seluruh manusia di bumi ini
Jika kita membagi manajemen lingkungan dalam sebuah terminologi, maka
akan didapat pengertian mengenai manajemen dan lingkungan, manajemen sendiri
menurut merupakan konsep yang sangat luas sekali dan mempuanyai makna intinya
sebagai sebuah pengaturan agar sesuatu yang menjadi tujuan dapat tercapai sedngkan
lingkungan menurut Sunu3 berarti sekeliling tempat organisasi beroperasi, termasuk
udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia, hubungan diantaranya,
sekeliling dalam hubungan ini jangkauannya dari dalam organisasi hingga sistem
global. Dari pengertian tersebut maka manajemen lingkungan juga bisa dikatakan
sebagai pengaturan seluruh hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam alam
ini sehingga pengelolaan/pengaturan tersebut dapat menjadikan lingkungan hidup
(alam) menjadi lebih seimbang.
Dalam manajemen lingkungan ini pula dibahas mengenai berbagai isu yang
menjadi permasalahan global berkaitan dengan kerusakan alam yang terjadi akhir-
akhir ini, pengelolaan lingkungan oleh manusia sering kali tidak menempatkan
sesuatu (kondisi alam) tersebut dengan baik sehingga terjadilah kerusakan
lingkungan. Persoalannya adalah apakah manusia saat ini sadar apakah saat ini
perilaku-perilakunya tersebut justru bersifat merusak lingkungan ataukah tidak.
Manajemen lingkungan sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian
lingkungan saat ini memang menjadi salah satu bidang keilmuan yang penting, jika

3
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001, Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia, hal 2
kita lihat saat ini memang bumi sedang mengalami kerusakan lingkungan yang
semakin parah sehingga diperlukan bagaimana caranya mengurangi dan
meminimalisir kerusakan alam yang terjadi.
C. ACTION RESEARCH
Dengan melihat berbagai peristiwa yang terjadi yang menandakan kerusakan
lingkungan karena pemanasan global (global warming) tersebut, beberapa tindakan
memang terus dilakukan baik dalam skala nasional dan internasional, negara-negara
saat ini pun terlihat dalam berbagai kesepakatan untuk mengurangi emisi karbon yang
dihasilkan oleh setiap negara. Ada beberapa cara yang seharusnya dapat dilakukan,
dalam bukunya Perubahan Iklim, Freddy Numberi4 seorang mantan menteri
perikanan dan kelautan menawarkan beberapa hal yang harus dilakukan kaitannya
dengan mitigasi perubahan ilklim yaitu:
a. Konservasi energi
b. Eliminasi Chlorofluorokarbon
c. Menukar bahan bakar
d. Mengurangi emisi metana dan nitrat oksida
e. Penggunaan bahan bakar biomassa dan kompor masak
f. Penggunaan teknologi energi yang dapat diperbaharuhi
g. Reboisasi
Tindakan-tindakan untuk mengurangi akibat dari perubahan iklim tersebut
memang pada kenyataannya masih banyak menemui banyak hambatan, terutama di
negara berkembang termasuk di Indonesia kebijakan-kebijakan mengenai
pengurangan pemanasan global ini bisa dibilang masih belum mencapai hasil yang
diharapkan, pembalakan hutan menjadi persoalan yang terus merebak dan hasilnya
berbagai bencana alam pun menimpa.
Menurut pribadi saya upaya mengurangi pemanasan global (global warming)
harus dilakukan dengan kerjasama secara internasional scara efektif, berbagai
protokol memang telah dihasilkan namun implementasi kongkrit dari pemerintah di
setiap negara harus dilakukan secara serius. Kerjasama untuk mengatasi pemanasan
global tersebut seharusnya bisa mengikat kuat tergadap komitmen setiap negara untuk
mengurangi pemanasan global (global warming) yang terjadi saat ini.

4
Freddy Numberi, 2009, Perubahan Iklim: Implementasinya Terhadap Kehidupan di Laut, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil, Jakarta: Citrakreasi Indonesia. Hal 73
Selain kebijakan yang bersifat internasional tersebut, dalam skala nasional
pembangunan yang dijalani oleh suatu negara hendaknya juga harus dilakukan dengan
pertimbangan lingkungan (ekologi), hal ini penting dilakukan karena pembangunan
yang berdasarkan pertimbangan ekologi tersebut memiliki 2 (dua) tujuan utama,
yaitu5:
a. Meningkatkan mutu pencapaian pembangunan
b. Untuk dapat meramalkan sebelumnya pengaruh aktivitas pembangunan pada
sumber daya dan proses-proses alam lingkungan yang lebih luas.
Dari tujuan tersebut pengelolaan pembangunan yang berdasarkan dengan
pertimbangan ekologi dapat dilihat dari adanya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan).
Dengan berbagai akibat bencana yang terjadi karena pemanasan global
(global warming) ini berbagai pihak tidak hanya pemerintah diharapkan juga dapat
berpartisipasi mengatasi persoalan yang kian lama kian menjadi kenyataan. Dukungan
dari masyarakat sendiri dan dari pihak swasta sangat membantu agar pengurangan
pemanasan global ini dapat dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Numberi, Freddy. Perubahan Iklim: Implementasinya Terhadap Kehidupan di Laut,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta: Citrakreasi Indonesia. 2009
5
Imam Supardi, 2003, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Bandung: PT Alumni, hal 75
Sunu, Pramudya. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 2001
Supardi, Imam. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: PT Alumni. 2003
Suplemen Status Lingkungan Hidup Indonesia 2007. Pemanasan Golabal dan
Perubahan Iklim Konteks dan Implikasinya bagi Indonesia. www.menlh.go.id.
Diakses tanggal 2 Maret 2010
Prasetyowati, Arie. Fenomena Pemanasan Global, APFORGEN (Asia Pacific Forest
Genetic Resources Programme) Newsletter edisi 1 Tahun
2008.www.forpln.or.id.Diakses tanggal 2 Maret 2010

You might also like