You are on page 1of 15

Penggunaan teknik jarimatika untuk meningkatkan kemampuan berhitung

perkalian pada siswa kelas ii sdn


Manisharjo 01 bendosari sukoharjo tahun ajaran 2009/ 2010
Penulis: Esti Rejeki (X7108669)
Dosen Pembimbing: 1. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd
2. Drs. Sukarno, M.Pd

ABSTRACT

Esti Rejeki. TECHNIQUES FOR INCREASING THE USE JARIMATIKA


NUMERACY MULTIPLICATION STUDENT IN CLASS II SD MANISHARJO 01
BENDOSARI SUKOHARJO STATE ACADEMIC YEAR 2009 / 2010, Skripsy.
Surakarta: Faculty of Education and Pedagogy in March Eleven University of Surakarta,
June 2010.
The research objectives to improve in student numeracy multiplication second
grade elementary school Manisharjo 01 Bendosari Sukoharjo in Academic Year
2009/2010 with the use jarimatika techniques. The research form of class action consisting
of two cycles, each cycle consisting of four stages, ie planning, implementation,
observation and reflection. As a research subject is a second year student elementary
school in Academic Year 2009/2010 Manisharjo 2001.
Data collection technique used observation and tests. Data analysis technique
using an interactive model analysis technique which consists of three components of the
analysis are data reduction, data, and drawing conclusions or verification.
The results of this study were there is increase the average value obtained from previous
students on initial tests on the first cycle, 50.67 then 67.33 to 81.67 in the second cycle.
There is an increasing percentage of mastery learning students at the beginning of the test
is only 33.33%, and at the first cycle of tests 60.00%; then on the second cycle to 100%.
Beside that, students are more enthusiastic and active in participating in the learning
process, cooperation has increased, more attention in learning, have the ability to count
with jarimatika, and have a positive competitive attitude is higher.
Based on this results it can be concluded that: through the use of techniques
capable of improving numeracy jarimatika multiplication in second grade elementary
school students Manisharjo 01 Bendosari Sukoharjo in Academic Year 2009/2010.
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Komponen dasar ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terlepas dengan
ilmu berhitung atau matematika. Pelajaran matematika merupakan salah satu
ilmu dasar (basic science) pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi serta
merupakan bidang studi strategis yang mengajarkan kemampuan berhitung di
dalam pemecahan masalah. Kenyataannya banyak siswa-siswi yang kurang
terampil, dalam bidang studi matematika, salah satu penyebabnya karena
sebagian besar siswa masih menganggap matematika sebagai mata pelajaran
yang sulit bila dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, karena
matematika merupakan subjek yang tersusun secara hirarkis, sehingga bila siswa
tidak mampu memahami perhitungan dasar akan sulit untuk belajar pada tingkat
yang lebih kompleks pada tingkat kelas yang lebih tinggi (Loughin dan Lewis,
1981).
Kemampuan berhitung adalah kemampuan seseorang yang digunakan
untuk memformulasikan persoalan matematik sehingga dapat dipecahkan
dengan operasi perhitungan atau aritmatika biasa yaitu tambah, kurang, kali, dan
bagi (Bismo : 1999). Kemampuan berhitung pada pelajaran Matematika meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dan pada penelitian ini
akan dibahas tentang kemampuan berhitung perkalian.
Pada hakikatnya perkalian adalah penjumlahan berulang. Perkalian
berlainan dengan penjumlahan, akan tetapi antara perkalian dan penjumlahan
terdapat hubungan yaitu perkalian dapat dicari hasilnya dengan penjumlahan
berulang. Pelajaran matematika kelas II khususnya pada operasi hitung perkalian
memang masih taraf pengenalan namun pelaksanaannya harus benar – benar
dapat membuat siswa tahu dan mengenal konsep perkalian. Sebab hal ini nanti
akan menajadi dasar pemahaman siswa pada konsep perkalian yang lebih lanjut.
Oleh karena guru harus berusaha keras dalam mengajarkan konsep dasar
perkalian tersebut, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan nantinya. Namun,
kenyataanya banyak sebagian siswa terkadang masih bingung dan mengalami
kesulitan, sehingga hasil yang diperoleh siswa juga belum memuaskan.
Di tengah prestasi yang dicapai oleh sejumlah siswa dalam mata
pelajaran Matematika serta kualitas yang dicapai terutama di SD Negeri
Manisharjo 01 belum menggembirakan. Setidaknya hal tersebut tercermin dari
hasil ulangan Matematika kelas II SD Negeri Manisharjo 01 tentang operasi
hitung perkalian masih rendah.
Masih rendahnya hasil ulangan matematika tentang operasi hitung
perkalian tersebut menjadi petunjuk adanya kelemahan dan kesulitan belajar
tentang matematika. Fakta yang terjadi pada hasil tes ulangan, terlihat dari 17
siswa yang dites, 4 siswa mendapatkan nilai 8,0 dan sisanya masih rendah di
bawah 7,0 (daftar nilai,2010).
Mengenai masalah yang terjadi guru kelas 2 dan Kepala Sekolah
mengidentifikasi penyebab kelemahan dan kesulitan belajar siswa yaitu sebagian
besar siswa kurang mampu menguasai operasi hitung perkalian. Dalam operasi
perkalian siswa masih bingung membedakan bilangan terkali dan dikali serta
lamban dalam menghitungnya. Masalah lainnya juga karena mayoritas siswa
pasif dalam pembelajaran Matematika, siswa tidak mau mengajukan pertanyaan
dan enggan mengerjakan ke depan.
Selain itu, dari hasil rapot kenaikan kelas, nilai matematika dari tahun ke
tahun mengalami penurunan batas minimal antara lain siswa takut pada
pelajaran matematika bahkan menganggap pelajaran paling sulit, sehingga
menyebabkan siswa malas ketika ada pelajaran tersebut. Seperti pemikiran Agus
Lithanta (2003: 5) pada penelitian tentang perkalian model matrik sebagai media
pembelajaran matematika yang menyenangkan yaitu “Matematika merupakan
salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukai oleh anak-anak. Matematika
merupakan mata pelajaran yang menjadi momok.” Banyak hal yang
mempengaruhi rendahnya kualitas siswa : Kondisi bahan pengajaran yang
kurang memadai, kurangnya kegiatan praktis dalam membina dan meningkatkan
prestasi belajar matematika, metode pengajaran guru yang kurang variatif,
keterbatasan media, dan kemampuan guru untuk mengajar secara bervariatif
kurang.
Berdasarkan dari berbagai pemasalahan di atas, guru mencoba
meningkatkan kemampuan berhitung siswa terutama pada perkalian dengan
menggunakan media, mengganti suasana dan menerapkan berbagai metode/
teknik yang lebih variatif dan menarik. Salah satunya dengan menerapkan teknik
Jarimatika dalam pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan berhitung perkalian siswa.
Teknik jarimatika adalah suatu cara berhitung (operasi KaBaTaKu/ Kali,
Bagi,Tambah, Kurang) dengan menggunakan jari dan ruas jari-jari tangan (Septi
Peni Wulandari : 2008). Di sisi lain jarimatika terdengar akrab bagi orang
Indonesia akan lebih mudah menangkap maksud bahwa jarimatika adalah
menggunakan jari untuk matematika. Dalam pelaksanaanya nanti siswa akan
menghitung perkalian dengan menggunakan jari – jari tangannya masing –
masing. Manfaat utama belajar jarimatika diantaranya; berhitung dengan mudah,
tidak memberatkan memori otak, alatnya senantiasa tersedia, tidak akan
tertinggal atau disita saat ujian, dan cara berhitungnya menyenangkan.
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka penulis mengadakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memfokuskan pada upaya guru untuk
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian matematika terutama pada sub
pokok bahasan perkalian dan pembagian kelas II SD dengan judul :
“Penggunaan Teknik Jarimatika untuk Meningkatkan Kemampuan
Berhitung Perkalian pada Siswa Kelas II SD Negeri Manisharjo 01 Bendosari
Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010”.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dikemukakan
rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan teknik Jarimatika dapat
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada siswa kelas II SD Negeri
Manisharjo 01 Bendosari Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010?”
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : “Meningkatkan kemampuan berhitung
perkalian menggunakan teknik Jarimatika pada siswa kelas II SD Negeri
Manisharjo 01 Bendosari Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010”.
4. Ringkasan Kajian Pustaka
a. Pengertian Kemampuan Berhitung Perkalian
Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang mendapat akhiran an.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mampu artinya kuasa (biasa, sanggup)
melakukan sesuatu, dapat. Sedangkan kemampuan diartikan kesanggupan,
kecakapan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu (2005 : 546-547).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berhitung berasal dari kata
dasar hitung yang artinya perihal membilang, sedangkan berhitung adalah
mengerjakan hitungan.
Dali S. Naga yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (1999 : 253)
mengungkapkan aritmetika atau berhitung adalah cabang matematika yang
berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan
perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Secara singkat aritmetika atau berhitung adalah
pengetahuan tentang bilangan.
ST Negoro dan B Harahap dalam Ensiklopedia Matematika (2003)
mengungkapkan bahwa perkalian juga dapat didefinisikan sebagai berikut
“jika a dan b bilangan-bilangan cacah, maka a x b adalah penjumlahan
berulang yang mempunyai a suku dan tiap suku sama dengan b”.
Mulyono Abdurrahman (1999 : 278) berpendapat bahwa perkalian pada
hakikatnya merupakan cara singkat dari penjumlahan. Oleh karena itu, jika
siswa tidak dapat melakukan operasi perkalian, ia dapat melakukannya
dengan penjumlahan.
Berdasarkan dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berhitung perkalian adalah kecakapan dalam mengerjakan
hitungan untuk memperoleh hasil kali.
b. Pengertian Teknik Jarimatika
Teknik adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran
berlangsung. Teknik merupakan cara mengajar yang bersifat khusus sesuai
dengan karakter materi pelajaran, peserta didik, atau keterampilan guru.
Contoh teknik mengajar: bertanya klasikal, bertanya berantai.
Gerlach dan Ely dikutip oleh Hamzah B Uno (2007 : 2) mengemukakan
“teknik adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk
mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai.
Teknik pembelajaran seringkali disamakan artinya dengan metode
pembelajaran. Hamzah B Uno (2007 : 2) menjelaskan bahwa metode
pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam
menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu,
sedangkan teknik adalah cara yang digunakan ysng bersifat implementatif.
Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah
sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.
Jarimatika merupakan singkatan dari jari dan aritmatika. Jari adalah
jari-jari tangan kita, dan aritmatika adalah keterampilan berhitung. Jadi
jarimatika adalah teknik berhitung dengan menggunakan jari-jari-tangan.
Menurut Septi Peni Wulandari (2008) jarimatika adalah suatu cara
berhitung (operasi KaBaTaKu/ Kali, Bagi,Tambah, Kurang)dengan
menggunakan jari dan ruas jari-jari tangan. Disisi lain jarimatika terdengar
akrab bagi orang Indonesia akan lebih mudah menangkap maksud bahwa
jarimatika adalah menggunakan jari untuk matematika.
Sedangkan Dwi Sunar Prasetyono (2008 : 28) menyatakan bahwa
teknik jarimatika adalah suatu cara menghitung matematika dengan
menggunakan alat bantu jari.
Bertolak dari pengertian di atas teknik jarimatika adalah suatu alat/cara
yang digunakan dengan jari tangan untuk menghitung matematika.
Formasi jarimatika perkalian

Gambar 2.5. Rumus Formasi Jarimatika

7 x 8 = (T1 + T2) + (B1 x B2)


= (20 + 30 + (3 x 2)
= 50 + 6
= 56
Rumus: (T1 + T2) + (B1 x B2)

Keterangan:
T1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan)
T2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan)
B1 = jari tangan kanan yang dibuka (satuan)
B2 = jari tangan kiri yang dibuka (satuan)

B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek
penelitian siswa kelas II SDN Manisharjo 01 Bendosari, Sukoharjo. Penelitian
ini dilakukan dari bulan Februari 2010 sampai bulan Juni 2010.
2. Desain, Variabel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.
Penelitian ini dilakukan di SDN Manisharjo 01 Bendosari, Sukoharjo.
Penelitian ini meneliti penggunaan teknik Jarimatika untuk meningkatkan
kemampuan berhitung perkalian. Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian
sehingga penelitian ini mengunakan Penelitian Tindakan Kelas.
Sumber data yang digunakan merupakan sumber data primer karena
peneliti memperoleh data langsung dari subyek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas II SDN Manisharjo 01 Bendosari,
Sukoharjo. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
observasi, dokumen/perekman foto, dan tes yang masing-masing diuraikan
berikut ini : (1) Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung. Observasi
langsung (direct observation) adalah observasi yang dilakukan tanpa perantara
(secara langsung) terhadap objek yang diteliti. Observasi dilakukan pada SDN
Manisharjo 01 Bendosari, Sukoharjo untuk mengetahui minat dan perhatian
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan teknik
jarimatika. (2) Kajian dilakukan pula pada arsip atau dokumen yang ada.
Dokumen tersebut antara lain Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
hasil nilai ulangan siswa, dan daftar nilai yang diberikan kepada siswa serta
melalui perekaman saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan teknik
jarimatika. (3) Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran tindakan. Tes
yang diberikan kepada siswa kelas II SDN Manisharjo 01 Bendosari, Sukoharjo,
yakni tes tertulis (soal-soal perkalian). Selain itu peneliti juga melakukan
penilaian non tes yaitu dengan cara mengamati proses pembelajaran
penjumlahan dan pengurangan yang berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan kesungguhan
dalam mengikuti pelajaran.(4) Perekaman dengan kamera foto sehingga
memperjelas berbagai diskripsi berbagai situasi dan perilaku subyek yang
diteliti. (5) Analisis Dokumen dilakukan untuk mengetahui profil kemampuan
siswa kelas II SDN Manisharjo 01 Bendosari, Sukoharjo dalam menghitung
perkalian serta minat siswa terhadap pembelajaran Matematika dalam perkalian
bilangan.
Validitas data merupakan kebenaran dari proses penelitian. Validitas
data dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam
menarik kesimpulan. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi ada 4
yaitu, trianggulasi data, trianggulasi metode, trianggulasi teori, dan trianggulasi
peneliti.
Informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan dijadikan data dalam
penelitian harus diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu data tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat
dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan dalam memeriksa
validitas data dalam penelitian ini adalah dengan triangulasi data dan triangulasi
teori. Trianggulasi data atau sumber yaitu dengan membandingkann dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang telah diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda yaitu: (1) pengamatan dari proses
pembelajaran; (2) tes unjuk kerja siswa; (3) silabus, RPP, dan foto kegiatan
belajar menggunakan teknik Jarimatika. Sedangkan trianggulasi teori yaitu
dengan mengecek balik teknik dengan teori yang telah ada.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Siswa Kelas II sebelum tindakan
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran. Proses
pembelajaran belum menunjukkan kemampuan berhitung perkalian meningkat. Siswa
masih belum menguasai jarimatika secara maksimal. Selain itu, ada juga yang tidak
serius mengikuti pembelajaran, karena siswa lebih becanda dan ramai. Hal ini tentunya
mengakibatkan siswa belum sepenuhnya mampu menghitung perkalian dengan baik,
sehingga nilai yang diperoleh siswa masih rendah, karena nilai tes awal rata-rata kelas
mencapai 50,67 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 5 siswa atau 33,33 %
dari 15 siswa.
Data Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Siswa Kelas II Siklus I.
a. Dari daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa nilai siswa dalam
Kemampuan Berhitung Perkalian pada pertemuan ke-1:
Nilai evaluasi pertemuan ke 1 siklus I rata-rata rata-rata kelas mencapai
59,33 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 7 siswa atau 46,67 % dari
15 siswa.

b. Dari daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa nilai Kemampuan
Berhitung Perkalian pada pertemuan ke-2 :
Bertolak dari pengamatan selama proses pembelajaran, siswa sudah
menunjukkan antusias mengikuti pembelajaran. Walaupun masih ada siswa yang
menunjukkan sikap kurang semangat dalam mengikuti proses pembelajaran karena
belum menguasai jarimatika. Siswa juga aktif memperhatikan demonstrasi guru
dan menjawab pertanyaan ketika guru melontarkan pertanyaan, guru aktif dalam
memberikan pengarahan kepada siswa. Kemampuan berhitung perkalian berjalan
lebih baik apabila dibandingkan dengan pertemuan ke 1. Pada pertemuan ke 2 hasil
yang diperoleh sudah menunjukkan perubahan yang cukup berarti, yaitu nilai rata-
rata kelas mencapai 67,33 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 9 siswa
atau 66,67 % dari 15 siswa.
2. Daftar Nilai Kemampuan Berhitung Perkalian Siswa Kelas II Siklus II
a. Dari daftar nilai dapat diketahui bahwa nilai Kemampuan Berhitung Perkalian pada
pertemuan ke-1:
Hasil yang diperoleh siswa sudah menunjukkan adanya peningkatan yang
cukup berarti apabila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada pertemuan-
pertemuan sebelumnya. Yaitu dengan hasil rata-rata kelas mencapai 77,33 dan
siswa yang memperoleh nilai ≥70 sebanyak 9 siswa atau 77,33 % dari 15 siswa.
b. Dari daftar nilai dapat diketahui bahwa nilai Kemampuan Berhitung Perkalian pada
pertemuan ke-2:
Bertolak dari pengamatan selama proses pembelajaran, siswa sudah
menunjukkan kemampuan berhitung dengan jarimatika secara baik dan lancar.
Walaupun masih ada siswa yang belum sepenuhnya bisa menggunakan jarimatika
dalam berhitung. Siswa aktif memperhatikan presentasi guru dan menjawab
pertanyaan ketika guru melontarkan pertanyaan, guru aktif dalam memberikan
pengarahan kepada siswa. Kemampuan berhitung perkalian berjalan lebih baik
apabila dibandingkan dengan pertemuan ke 1. Pada pertemuan ke 2 hasil yang
diperoleh sudah menunjukkan perubahan yang cukup berarti, yaitu nilai rata-rata
kelas mencapai 81,67 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 15 siswa
atau 100% dari 15 siswa.
Secara lebih rinci perkembangan kemampuan berhitung perkalian siswa kelas II
SD Negeri Manisharjo 01 Bendosari, Sukoharjo dalam penelitian ini dapat disajikan pada
tabel 11.
Tabel 11 Rekap Peningkatan Kemampuan berhitung perkalian Kelas V
No Kriteria Prasiklus Siklus I Siklus II Keterangan
Jumlah siswa yang
Ada
1 mendapat nilai ≥ 5 siswa 9 siswa 15 siswa
peningkatan
70
Prosentase
perkembangan
Ada
2 siswa yang 33,33 % 60,00 % 100 %
peningkatan
mendapat nilai ≥
70
Nilai rata-rata Ada
3 50,67 67,33 81,67
kelas peningkatan

Atau dapat digambarkan dalam bentuk grafik 4 sebagai berikut :


Grafik Perkembangan Siswa Kelas II
250
200 nilai rata rata
150
jumlah siswa yang
100
memperoleh nilai ≥ 70
50
prosentase perkembangan
0
prasiklus siklus I siklus II

Gambar 4. Perkembangan Kemampuan Siswa secara umum.


Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan penggunaan teknik
Jarimatika pada Siklus I dan Siklus II pada materi berhitung perkalian sudah
memperlihatkan adanya peningkatan Kemampuan Berhitung Perkalian siswa kelas II SD
Negeri Manisharjo 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran
2009/2010, karena secara umum nilai rata-rata kelas maupun prosentase siswa yang
mendapat nilai ≥7 sudah tercapai.
Dengan demikian dapat diambil simpulan bahwa penggunaan teknik Jarimatika
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang akhirnya mampu meningkatkan
kemampuan berhitung siswa kelas II SD Negeri Manisharjo 01 Kecamatan Bendosari
Kabupaten SukoharjoTahun Ajaran 2009/2010.

D. SIMPULAN DAN SARAN


1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus dengan menerapkan penggunaan teknik jarimatika pada siswa kelas II SD Negeri
Manisharjo 01, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Kemampuan berhitung perkalian pada siswa kelas II SD Negeri Manisharjo 01
meningkat yaitu terlihat dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yang pada tes
awal dilakukan sebesar 50,67, siklus I meningkat menjadi 67,33 dan mencapai optimal
pada siklus ke II sebesar 81,67. Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa menurut standar
KKM yaitu 70, pada tes awal yang baru mencapai 33,33% dapat meningkat pada siklus I
menjadi 60,00%, dan pada siklus II menjadi 100%.
Selain itu proses pembelajaran dengan penggunaan teknik jarimatika dapat menarik
dan menyenangkan. Sesuai dengan observasi yang dilakukan, siswa lebih antusias dan
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, mempunyai kerja sama yang meningkat, lebih
perhatian dalam pembelajaran, mempunyai kemampuan berhitung dengan jarimatika, dan
mempunyai sikap kompetitif positif yang lebih tinggi.
Bertolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan
telah terbukti kebenarannya. Dengan demikian pembelajaran Matematika materi perkalian
menggunakan teknik jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada
siswa kelas II SD Negeri Manisharjo 01 Bendosari, Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010.

2.Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti bahwa penerapan teknik jarimatika dapat
meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada siswa kelas II SD Negeri Manisharjo
01. Sehubungan dengan penelitian ini maka dikemukakan implikasi hasil penelitian
sebagai berikut :
1. Teknik jarimatika dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan keaktifan dan
kreativitas siswa dalam menghitung soal perkalian.
2. Teknik jarimatika dalam pembelajaran Matematika dapat menyebabkan proses
pembelajaran menjadi lebih hidup, dan menyenangkan yang berakibat antusiasme
siswa menjadi meningkat pula.
3. Teknik jarimatika dalam pembelajaran Matematika memudahkan siswa dalam
memahami konsep perkalian dalam pelajaran Matematika.
4. Pentingnya guru dalam menggunakan berbagai macam metode/ teknik pembelajaran
dalam upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan berhitung siswa.
Berpijak dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa kemampuan menghitung
perkalian siswa secara umum baik, hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil
belajar yang tercermin pada setiap siklusnya. Secara teori, proses pembelajaran sangat
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai oleh siswa. Karena peningkatan kualitas proses
yang baik tentu akan diikuti oleh peningkatan pada kualitas hasil pembelajaran itu sendiri.
Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan dalam penelitian yang lain, sehingga
ditemukan metode atau teknik pembelajaran lain yang dapat meningkatkan proses dan
hasil dalam pembelajaran dengan lebih baik.
3.Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tersebut, maka dapat disampaikan
saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya bekerjasama dengan pihak lain (komite sekolah) untuk
mengupayakan pengadaan media pembelajaran matematika. Sekolah senantiasa
menyarankan kepada guru untuk menggunakan berbagai macam metode/ teknik
pembelajaran yang tepat sesuai materi yang diajarkan. Sehingga dapat menunjang
penanaman konsep-konsep matematika. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran Matematika. Selain itu dapat
meningkatkan kemampuan berhitung siswa dan aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran.

2. Bagi Guru
Dalam melaksanakan pembelajaran matematika guru hendaknya dapat
memanfaatkan dan memilih metode/ teknik pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
materi pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi aktif, efektif dan menyenangkan.
Sehingga, siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kemampuan belajar siswa.

3. Bagi Siswa
Siswa hendaknya dapat memanfaatkan media pembelajaran dan lingkungan
sekitar yang ada untuk mempermudah dalam menyelesaikan permasalahan matematika
yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dalam
proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga
memperoleh hasil belajar yang optimal. Dalam belajar, janganlah hanya menghafalkan
tetapi cobalah untuk berlatih mengerjakannya. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh
hasil belajar yang optimal.
4. Untuk Peneliti Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penelitian ini, perlu diupayakan adanya
penelitian lain. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lain mengkaji teori-teori yang berkaitan
dengan penerapan metode/ teknik pembelajaran jarimatika sebagai salah satu alternatif
meningkatkan kemampuan belajar siswa yang belum terdapat dalam penelitian ini,
terutama pelajaran Matematika.

E. DAFTAR PUSTAKA

Darhim, dkk. 1992. Pendidikan Matematika 2. Surakarta : Universitas Terbuka.

Darmilah. 2008. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Berhitung Matematika dengan


Menggunakan Metode Jarimatika pada Siswa Kelas Dasar I SLB-A Dria Adi
Semarang Tahun Ajaran 2008/2009. Surakarta : UNS FKIP

Depdiknas. 2003. Undang – undang Sisdiknas Nomor 20. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Dwi Sunar Prasetyono. 2008. Pintar Jarimatika. Yogyakarta : Diva Press

_________. 2009. Memahami Jarimatika untuk Pemula. Yogyakarta : Diva Press

Erna Nurmaningsih. 2009. Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian dan


Pembagian melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas II SD N I Bendo
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. Surakarta :
UNS FKIP

Hamzah B Uno. 2007. Model Pembelajaran. Yogyakarta : Bumi Aksara

H. B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press

http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-
taktik-dan-model-pembelajaran diakses 23 Maret 2010
http://smacepiring.wordpress.com/2008/03/10/beda-strategi-model-pendekatan-metode-
dan-teknik-pembelajaran/ diakses 23 Maret 2010
http://digilib.petra.ac.id/viewer.phb?submit.x, diakses 19 April 2010
http://www.proz.com/kudoz/english_to_indonesian/education_pedagogy/3692863-
numeracy.html#8346176 diakses 19 April 2010
http://rumahlaili.blogspot.com/2009_12_01_archive.html diakses 23 Maret 2010
http://en.wikipedia.org/wiki/Numeracy, diakses 19 April 2010
http://simple.wikipedia.org/wiki/Multiplication, diakses 7 Mei 2010
http://www.thefreedictionary.com/ability, diakses 7 Mei 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/perkalian, diakses7 Mei 2010
http://www.encyclopedia.com/topic/multiplication.aspx, diakses 7 Mei 2010
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada

Mohammad Syaifudin, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta. Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi.

Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Nindi Nurdita Hapsari. 2009. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Matrix dalam
Jarimatika terhadap Kemampuan Berhitung Anak Berkesulitan Belajar
Matematika Siswa Kelas II SD Negeri Kunden I Karanganom Klaten Tahun Ajaran
2008/2009. Surakarta: UNS FKIP

Sarwiji Suwandi. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta :
FKIP UNS

Septi Peni Wulandani. 2008. Jarimatika. Jakarta : Kawan Pustaka.

ST Negoro & B. Harahap. 2003. Ensiklopedia Matematika : Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta

Sugiyanto. 2008. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : FKIP UNS

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta

________ & Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2008. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara

Upik Tri Mulyani. 2008. Efektifitass Metode Jarimatika terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar Matematika Kelas II SD Negeri Bulakrejo I Sukoharjo Tahun Ajaran
2008/2009. Surakarta : UNS FKIP

You might also like