Professional Documents
Culture Documents
Ulumul Quran
Rasam Al-Quran
Disusun Oleh:
HABIBUN NAJAR
NIM. 2093235700
BRAMASTO FREDIAWAN
NIM. 2093235685
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Pengertian Rasam Al-Quran ............................................................................ 3
B. Hubungan Rasam dengan Pemahaman Al-Quran ................................ 5
C. Hukum Penulisan Quran dengan Rasam Utsmani................................ 6
D. Otentisitas Al-Quran ............................................................................................ 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 9
B. Saran-saran ............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini secara umum hal-hal yang berbau klasik atau lama sepertinya sudah
mulai ditinggalkan dan jarang diperhatikan. Begitu juga dengan kitab suci kita yaitu Al-Quran
yang oleh sebagian pihak mulai dan sudah diganggu keotentikannya dari segi manapun,
termasuk juga dari segi tulisannya dan perbedaan antara tulisan yang satu dengan tulisan
yang lain.
Dalam banyak penelitan, para orientalis menyebarkan berbagai syubhat batil
seputar Al-Quran. Seorang orientalis bernama Noeldeke dalam bukunya, Tarikh Al-Quran,
menolak keabsahan huruf-huruf pembuka dalam banyak surat Al-Quran dengan klaim
bahwa itu hanyalah simbol-simbol dalam beberapa teks mushaf yang ada pada kaum
muslimin generasi awal dulu, seperti yang ada pada teks mushhaf Utsmani. Ia berkata
bahwa huruf mim adalah simbol untuk mushhaf al-Mughirah, huruf Ha adalah simbol untuk
mushhaf Abu Hurairah. Nun untuk mushhaf Utsman. Menurutnya, simbol-simbol itu secara
tidak sengaja dibiarkan pada mushhaf-mushhaf tersebut sehngga akhirnya terus melekat
pada mushhaf Al-Quran dan menjadi bagian dari Al-Quran hingga kini. Berkaitan dengan
sumber penulisan Al-Quran, kaum orientalis menuduh bahwa isi Al-Quran berasal dari
ajaran Nasrani, seperti tuduhan Brockelmann. Sedangkan Goldziher menuduhnya berasal
dari ajaran Yahudi. Sedangkan kaum orientalis meyakini bahwa Al-Quran adalah buatan
Muhammad SAW.
Disinilah perlunya dan harusnya kita mempelajari kembali tentang ilmu Al-Quran
dari awal sehingga tidak terjadi putusnya sejarah awal Al-Quran diturunkan dan dibukukan
dalam bentuk mushaf seperti yang telah ada di zaman sekarang ini.
Adapun beberapa rumusan-rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
diantaranya:
1. Pengertian Rasam Al-Quran.
2. Hubungan Rasam dan Pemaham Al-Quran.
3. Hukum Penulisan Al-Quran dengan Rasam Utsmani.
4. Otentisitas Al-Quran.
1. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengertian Rasam AlQuran,
kemudian mengetahui hubungan rasam dan pemahaman Al-Quran, termasuk hukum
penulisan Al-Quran dan Rasam Utsmani, dan juga mengetahui Otentisitas dari Al-Quran.
2. Manfaat Penulisan
Penulisan Makalah ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pembaca
tentang penulisan Al-Quran dan hubungan-hubungannya dengan hal yang terkait,
sehingga pembaca mendapatkan pengetahuan tentang Ulumul Quran yang dipelajari di
perguruan tinggi.
PEMBAHASAN
Istilah Rasam Al-Quran terdiri dari dua kata yaitu rasm dan Al-Quran. Kata rasm
berarti bentuk tulisan. Dapat juga diartikan dengan ‘atsar dan ‘alamah. Sedangkan Al-
Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan
perantaraan malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf- mushaf dan disampaikan kepada umat
manusia secara mutawatir dan mempelajarinya suatu ibadah, dimulai dengan surat al-
Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas.
Dengan demikian, rasm al-Quran berarti bentuk tulisan al-Quran. Para ulama lebih
cendrung menamakannya dengan istilah rasm mushaf. Rasmul Quran mempelajari tentang
penulisan Mushaf Al-Quran yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-
lafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakan. Rasimul Quran dikenal juga dengan
sebutan Rasm Al-Utsmani, Khalifah Usman bin Affan memerintahkan untuk membuat
sebuah mushaf Al-Imam, dan membakar semua mushaf selain mushaf Al-Imam ini karena
pada zaman Usman bin Affan kekuasaaan Islam telah tersebar meliputi daerah-daerah
selain Arab yang memiliki sosio-kultur berbeda. Hal ini menyebabkan percampuran kultur
antar daerah. Sehingga ditakutkan budaya arab murni termasuk didalamnya lahjah dan cara
bacaan menjadi rusak atau bahkan hilang tergilas budaya dari daerah lainnya. Implikasi
yang paling ditakutkan adalah rusaknya budaya oral arab akan menyebabkan banyak
perbedaan dalam membaca Al-Quran.
Bangsa Arab sebelum Islam dalam tulis menulis menggunakan khot Hijri. Setelah
datang Islam dinamakan Khot Kufi. Sejauh itu Bahasa dapat terpelihara dari kerusakan-
kerusakan, karena ada kemampuan berbahasa yang tertanam dalam jiwa mereka.
Pada masa khalifah utsman bin Affan, umat Islam telah tersebar ke berbagai kepenjuru
dunia sehingga pemeluk agama Islam bukan hanya orang-orang Arab saja. Pada saat itu
muncul perdebatan tentang bacaan Al-Quran yang masing-masing pihak mempunyai dialek
yang berbeda. Sangat di sayangkan masing-masing pihak merasa bahwa bacaan yang di
gunakannya adalah yang terbaik.
Jumbur ulama berpendapat bahwa pola rams Utsmani bersifat dengan alasan
bahwa para penulis wahyu adalah sahabat-sahabat yang ditunjuk dan dipercayai Nabi SAW.
Pola penulisan tersebut bukan merupakan ijtihad para sahabat Nabi, dan para sahabat tidak
mungkin melakukan kesepakatan (ijma) dalam hal-hal yang bertentangan dengan kehendak
dan restu Nabi Terdapat sekelompok ulama berpendapat lain, bahwa pola penulisan
didalam rams Ustmani tidak bersifat taufiqi, tetapi hanya ijtihad para sahabat. Tidak pernah
ditemukan riyawat Nabi mengenai ketentuan pola penulisan wahyu. Bahkan sebuah riwayat
Nabi mengenai ketentuan pola penulisan wahyu. Bahkan sebuah riwayat dikutip oleh Rajab
Farjani : “Sesungguhnya Rasulullah SAW, memerintahkan menulis Al-Quran, tetapi tidak
memberikan petunjuk teknis penulisannya, dan tidak pula melarang menulisnya dengan
pola-pola tertentu.
Terdapat perbedaan pendapat para ulama mengenai status Rasm utsmani atau
Rasm Al-Quran. Pendapat-pendapat tersebut ialah:
a. Sebagian ulama berpendapat bahwa Rasm Al-Quran itu bersifat tauqifi, sehingga wajib
di ikuti oleh siapa saja ketika menulis Al-Quran. Untuk menegaskan pendapatnya,
mereka merujuk pada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi pernah bersabda
Mu’awiyah, salah seorang sekretatarisnya,”Letakkan tinta. Pegang pena baik-baik.
Luruskan huruf ba’.bedakan huruf sin. Jangan butakan huruf min. perbaguslah (tulisan)
Allah. Panjangkanlah (tulisan) Ar-Rahman dan perbaguslah (tulisan) Ar-RAhim. Lalu
letakkan penamu di atas telinga kirimu, karena itu akan memuatmu lebih ingat”.
Al-Qattan dalam bukunya berpendapat bahwa tidak ada suatu riwayat dari Nabi yang
dijadikan alas an untuk menjadikan Rasm Utsmani sebagai tauqifi. Rasm Utsmani
merupakan kreatif panitia yang telah di bentuk Utsman sendiri atas persetujuannya.
Jika di antara panitia itu ada berbeda pendapat dalam menulis mushaf, maka
hendaknya di tulis dengan lisan Quraisy karena dengan lisan itu Al-Quran turun.
b. Sebagian besar Ulama berpendapat bahwa Rasm Utsmani bukan tauqifi, tetapi
merupakan kesepakatan cara penulisan (ishtilahi) yang di setujui Utsman dan diterima
ummat, sehingga wajib di ikuti dan ditaati siapapun ketika menulis Al-Qur`an. Banyak
Ulama terkemuka menyatakan perlunya konsistensi menggunakan Rasm Utsmani.
Asyhab berkata ketika ditanya tentang penulisan Al-qur`an, apkah perlu menulisnya
Ayat diatas membuktikan serta memberikan jaminan kepada seluruh umat manusia
akan kesucian serta kemurnian Al-Quran tanpa ada keraguan suatu apapun.
Al-Quran merupakan landasan dan pegangan hidup bagi seorang muslim, sebagai
konsekuensi dari syahadat. Kitab ini mengandung hal-hal pokok dalam ajaran agama Islam.
Baik akidah, syariat, maupun akhlak. Selama berabad-abad umat Islam berusaha
mengelaborasi kandungan al-Quran. Hasilnya, tumbuhlah sebuah peradaban besar yang
berpandangan integral.
Walaupun begitu, perlu dicatat bahwa beberapa pihak berusaha menggoyang
keyakinan umat Islam dengan mempertanyakan orisinalitas al-Quran. Di antara isu-isu yang
disinggung adalah penulisan al-Quran di masa Rasulullah SAW, kemudian pengumpulan al-
Quran untuk pertama kali pada kekhilafahan Abû Bakr dan terakhir pembakuan mushaf oleh
‘Utsmân RA.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kami ambil sebuah simpulan yaitu sebagai berikut:
1. Ilmu Rasmul Quran adalah ilmu yang mempelajari tentang penulisan mushaf al-Quran
yang dilakukan dengan cara khusus, baik dalam penulisan lafal-lafalnya, maupun
bentuk-bentuk huruf yang digunakan.
2. Kaidah yang digunakan dalam penulisan mushaf usmani adalah :
a. Al-Hadzf (membuang, menghilangkan atau meniadakan huruf).
b. Al-Jiyadah (penambahan).
c. Al-Hamzah.
d. Badal (penggantian).
e. Wasal dan Fasl (penyambungan dan pemisahan).
f. Kata yang dapat dibaca dan bunyi.
3. Hubungan Rasmul Quran dengan pemahaman Al-Quran sangat erat. Dikarenakan
semakin lengkapnya petunjuk yang dapat ditangkap semakin sedikit pula kesulitan
untuk mengungkap pengertian-pengertian yang terkandung didalam Al-Quran.
4. Pada awalnya Rasm Utsmani tidak memiliki tanda baca tapi kemudian di tambahi dan
disempurnakan oleh Abu Aswad Ad-Duali yang merupakan orang pertama memberikan
tanda-tanda pada huruf-huruf yang hampir sama dan baris harakat.
5. Status hukum Rasm Al-Quran masih diperselisihkan dalam tiga hal: tauqifi, bukan tauqifi
atau ishtilahi.
6. Dengan adanya Rasm Al-Quran dapat memudahkan kita dalam membaca dan
memahami kemurnian kandungan Al-Quran.
Sumber Internet
www.wikipedia.co.id
gasus85.wordpress.com
fadliyanur.multiply.com
ruang.ihsan.blogspot.com