Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
ZULL AFDI ARIF
A. TONRA SUMANGE
HUSNUL KHATIMAH
WIWIEK MEILARATI
RIZKA AWALIA
DIAN PRATIWI
WANITA DAN PEKERJAAN
I. MENGAPA WANITA BEKERJA
Di era modern ini, rasanya sudah tak asing lagi melihat wanita bekerja di luar
rumah. Tapi pernahkah kita merenungkan dengan serius, mengapa seorang wanita
bekerja atau menjadi wanita karir? Nah, dalam menyambut hari Kartini yang sebentar
lagi akan tiba, saya coba memaparkan beberapa alasan mengapa seorang wanita
bekerja/ menjadi wanita karir?
3. Mengembangkan kepribadian
Selain alasan ekonomi seperti tersebut diatas, ada alasan-alasan lain
mengapa seorang ibu bekerja, misalnya :
Hobi.
Banyak ibu-ibu yang bekerja karena hal ini memang menjadi kesukaannya. Ia
tak bisa berpangku tangan saja setelah semua tugasnya sebagai ibu rumah tangga
selesai dikerjakan. Maka dia pun bekerja sesuai dengan hobinya. Contoh : banyak
novelis/penulis wanita yang semula hanya ibu rumah tangga biasa tapi…dia mengisi
waktu luangnya dengan menulis novel/buku yang bermutu dan bisa memberikan
penghasilan tambahan bagi keluarganya.
Kebutuhan sosial-relasional
Ada pula ibu-ibu yang tetap memilih untuk bekerja karena mempunyai
kebutuhan sosial-relasional yang tinggi dan ternyata tempat kerja mereka sangat
mencukupi kebutuhan tersebut. Dalam diri mereka tersimpan suatu kebutuhan
akan penerimaan sosial dan adanya identitas sosial yang diperoleh melalui
komunitas kerja. Bergaul dengan rekan-rekan di kantor adalah hal yang lebih
menyenangkan dari pada hanya tinggal di rumah. Faktor psikologis dan keadaan
internal dalam keluarga juga mempengaruhi seseorang untuk tetap
mempertahankan pekerjaannya.
Pada tanggal 21 April yang lalu, bangsa Indonesia memperingati hari Kartini.
Berbagai acara digelar untuk memperingatinya. Akan tetapi apakah semua rakyat
Indonesia khususnya para wanita masih mengingat hari bersejarah itu? Padahal hari itu
diperingati sebagai hari dimana emansipasi wanita mulai diperjuangkan untuk pertama
kalinya di Indonesia. Tanpa seorang Raden Ajeng Kartini, mungkin wanita Indonesia
tidak akan mengenal apa itu emansipasi. Namun tampaknya keberadaan Kartini tidak
lagi sekokoh perjuangannya tempo dulu.
Di zaman sekarang ini wanita bekerja memang bukan semata karena tuntutan
membantu ekonomi keluarga saja, tapi lebih kepada ajang memperluas wawasan dan
mengaktualisasikan diri. Dengan pergaulan yang luas, tentu akan banyak pula informasi
yang bisa didapat dan hal ini akan menjadikan sang wanita seorang yang luas
wawasannya, yang bisa diajak berdiskusi dalam banyak hal, termasuk dalam mendidik
dan pengembangan anak. Inilah barangkali inti dari emansipasi wanita yang sejak dulu
diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini.
Sesungguhnya kemajuan wanita bukan untuk menjadi saingan bagi kaum pria,
tapi agar menjadi mitra yang sejajar, bahkan bisa menjadi kebanggaan untuk para pria
(suami). Nah, kalau di zaman sekarang ini masih ada pihak yang mempermasalahkan
wanita bekerja, bukankah sebetulnya mereka itu sangat ketinggalan zaman? Sebagai
alasan, mungkin ada ketakutan dari mereka yang tidak suka akan wanita bekerja. Entah
itu takut keluarga tidak terurus, takut si wanita mengalami kejadian buruk di luar sana,
takut kedudukan wanitanya lebih tinggi, dll. Tapi kalau dikaji lebih dalam lagi, pastilah
setiap hal ada konsekuensi. Tidak hanya wanita bekerja saja, namun semua tindakan
manusia pasti ada konsekuensinya, tinggal bagaimana kita pandai-pandai mengatasinya,
menyiasatinya supaya tidak mendatangkan keburukan.
Sebenarnya bekerja merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh
manusia begitu pula wanita dalam menemukan makna hidupnya. Dengan berkarya,
mengekspresikan diri, mengembangkan diri dan orang lain, membagikan ilmu dan
pengalaman, menemukan sesuatu, menghasilkan sesuatu, serta mendapatkan
penghargaan atau prestasi adalah bagian dari proses pencapaian kepuasan diri.
Kebutuhan akan aktualisasi diri melalui karir merupakan salah satu pilihan yang banyak
diambil oleh para wanita jaman sekarang, terutama dengan makin terbukanya
kesempatan untuk meraih jenjang karir yang lebih tinggi. Bagi wanita yang sejak
sebelum menikah memang sudah bekerja karena dilandasi oleh kebutuhan aktualisasi
diri yang tinggi, maka ia akan cenderung kembali bekerja setelah menikah dan
mempunyai anak. Mereka merasa bekerja adalah hal yang sangat bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, membangun kebanggaan diri, dan juga
mendapatkan kemandirian secara finansial.