You are on page 1of 13

Diajukan untuk Memenuhi Tugas kuliah

MATEMATIKA EKONOMI

BAB 7 & 8

Disusun Oleh :

NAMA: FAUZI RAHMAN

NPM : 109080159

KELAS : II G(PENDIDIKAN EKONOMI)

Semester III

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

CIREBON 2010
BAB 7

DIFERENSIAL LIMIT

Lim ƒ(x) = L, bahwa untuk tiap ε > 0 yang diberikan (betapapun kecilnya),

terdapat d > 0, yang berpadanan sedemikian sehingga │ƒ(x) – L │< ε asalkan


bahwa 0 < │x – c │< d ; yakni 0 < x - c < d Þ f(x)-L < e .

TEOREMA LIMIT UTAMA

Andaikan n bilangan bulat positif, k konstanta, dan f dan g adalah fungsi-


fungsi yang mempunyai limit di c. Maka

a. lim k = k;

x→ c

b. lim x = c;

x→c

c. lim kf (x) = k lim f (x);

x→c x→c

d. lim [ f (x) + g(x)] = lim f (x) + lim g(x);

x→c x→c x→c

a. Limit bentuk tak tentu


Jika pada fungsi f(x) harga x mendekati bilangan tertentu c, maka harga
fungsi ini mungkin berharga tertentu f(c) tetapi bisa juga menjadi bentuk tak

tentu (indeterminate) yakni mungkin masih bernilai:

, , dan1 , dimana adalah bilangan tak hingga.

0 ∞ ∞

0 , ∞ , ∞ - ∞ dan 1 , dimana ∞ adalah bilangan tak hingga.

DIFERENSIAL (differential)

(Diferensial). Andaikan y = f (x) terdiferensialkan di x dan andaikan


bahwa dx , diferensial dari peubah bebas x. Diferensial yang berpadanan
dy dari peubah tak bebas y didefinisikan oleh dy = f ' (x)dx.

Terapan Turunan

A Turunan pertama

a. Menghitung gradien (slope)

Gradien garis singgung di titik ( , ) 1 1 P x y pada kurva y = f (x) adalah m


= f ' x dan persamaan garis singgungnya adalah ( ) 1 1 y - y = m x - x .

b. Menentukan koordinat titik stationer

Teorema 1 :

(Teorema Titik Kritis).

Andaikan f didefinisikan pada selang I yang memuat titik c. Jika f(c)


adalah nilai ekstrim, maka c haruslah berupa suatu titik kritis; yakni c berupa
salah satu:

(i) titik ujung dari I;


(ii) titik stationer dari f (f ' (c) = 0); atau

(iii) titik singular dari f (f ' (c) tidak ada)

Titik stationer pada kurva y = f (x) adalah titik pada kurvatersebut dimana garis
singgungnya horisontal/sejajar dengan absis (sumbuX ) atau yang gradiennya
sama dengan nol. Cara mendapatkan titik stationer pada kurva y = f (x) adalah
sebagai berikut: 1. tentukan turunan pertama y' = f ' (x) ;2. tentukan akar-akar
real dari persamaan f ' (x) = 0 ;3. jika ada nilai x = p yang memenuhi f ' (x) = 0 ,
maka ( p, f ( p))merupakan koordinat titik stationer; 4. jika f ' (x) = 0 tidak
mempunyai akar real, maka y = f (x) tidak mempunyai titik stationer.

B Turunan kedua

a Menentukan bentuk kurva

Turunan kedua suatu fungsi y = f (x) dapat digunakan untuk menentukan


dibagian kurva yang cekung ke atas (upward) atau cekung kebawah
(downward).

Teorema 2:

(Teorema Kecekungan).

Andaikan f terdiferensial dua kali pada selang buka I.

(i) Jika f '' (x) <  0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke atas pada I.

(ii) Jika f '' (x) >  0 untuk semua x dalam I, maka f cekung ke bawah pada I.

b Menentukan nilai ekstrim


Nilai ekstrim fungsi y  f (x) adalah nilai tertinggi (maksimum) atau
terendah (minimum) dari ordinat y dalam suatu interval/selang I.

Teorema 3:

(Uji Turunan Kedua untuk Ekstrim Lokal).

Andaikan f ' dan f '' ada pada setiap titik selang buka (a,b) yang memuat
c, dan andaikan f ' (c)  0 .

(i) Jika f '' (x)  0 , f (c) adalah nilai maksimum lokal f.

(ii) Jika f '' (x)  0, f (c) adalah nilai minimum lokal f.

c Menentukan titik belok

Pada Teorema 6 telah dijelaskan bahwa syarat perlu dan cukup agar
fungsi y  f (x) mencapai nilai ekstrim pada x  c adalah f ' (c)  0 dan f '' (c)
 0 . Bila f '' (c)  0, perhatikan Definisi 5 berikut:

DIFERENSIAL GRAFIK :

Grafik fungsi f yang diferensiabel dalam suatu selang buka S yang


memuat titik c dengan persamaan y  f (x) dikatakan mempunyai titik belok
pada x  c , jika f '' (c)  0 dan f (3) (c) 
 0 . Jika f '' (c) 
 f (3) (c)  f (4) (c)
 f(n 1) (c)  0, tetapi f (n) (c)  0 , maka y  f (x) mempunyai titik belok pada x
 c bila n ganjil. Jadi (c, f (c)) adalah titik belok bila f '' (c)  0 dan turunan tingkat
tinggi

yang pertama kali tidak nol untuk x  c adalah turunan ganjil.


BAB 8

PENERAPAN DIFERENSIAL DALAM EKONOMI

1. Biaya Marginal (Marginal Cost =MC)


MC adalah tingkat biaya perubahan biaya total yang diakibatkan oleh tambahan
produk satu unit.
MC merupakan turunan pertama dari biaya total (Total Cost)TC
MC=TC’= dTC
dQ
contoh
c = 4 + 2Q +Q2
MC = …….?
MC = C’
=2 + 2Q
TC minimum tercapai pada saat MC = 0 dan MC minimum tercapai pada saat Mc’ =
0
2. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue = MR)
MR adalah pertambahan penerimaan yang diakibatkan penambahan penjualan satu
unit barang.
MR merupakan diferensial pertama dari total penerimaan (TR) di mana TR = P .Q .
MR = TR’ = dTR
dQ
TR maksimum pada saat MR = 0
Contoh :
1. Fungsi permintaan D = P = -3Q2 +27
Hitunglah fungsi penerimaan dari MR!
TR = P. Q
= ( - 3Q2 + 27 ) Q
= - 3Q3 + 27 Q
MR= - 9Q2 = 27
3. Produk Marginal(Marginal product = MP)
MP adalah produk tambahan yang dihasilkan (output) akibat penambahan satu unit
factor produksi yang digunakan (input).
MP merupakan turunan pertama dari fungsi produk total (P).
MP = P’ = dP
dX
X = jumlah input
MP maksimum tercapai pada saat Q mengalami titik belok dan P mengalami titik P”
=0
P maksimum pada saat MP = 0
Contoh:
P = f (x)
= 9X2 – X3
Jadi, MP = 18x – 3x2
P maksimum MP = 0
0 = 18x – 3x2
0 = 3x(6 –x)
x= 6
P maksimum = 9 (6)2 – (6)3 = 108
MP maksimum P pada titik belok P” = 0
P” = 18 – 6x
18 – 6x = 0
X =3
MP= 18x – 3x2
=18(3) – 3(3)2
= 54 – 27
= 27
4. Kegunaan Marginal (Utility Marginal = MU)
MU adalah manfaat / kepuasan tambahan yang diperoleh konsumen akibat
penambahan satu unit barang yang di konsumsi.
MU merupakan turunan pertama dari fungsi kegunaan U
U = f(Q)
MU = U’ = dU
dQ
U maksimum pada saat MU = 0
Contoh;

U = f(Q)
= 90Q – 5Q2
MU = 90 – 10Q
U maksimum MU = 0
0 = 90 10Q
Q=9
U = 90Q – 5Q2
= 90(9) – 5 (9)2
= 810 – 405
= 405
5. Analisis Laba Maksimum
Keuntungan (π) adalah perbedaan (selisih) antara TR (hasil penjualan)
Dengan TC (biaya total).
Π = TR- TC
Syarat π maksimum, yaitu
a. π’ = 0 turunan pertama dari π = 0 MR = MC
b. π < 0 atau MR’ < MC’.
Contoh:
1. Fungsi permintaan terhadap suatu barang ditunjukan dalam persamaan
P = 12 -4Q dan fungsi total biaya TC = Q2 + 2Q.Tentukan jumlah yang dijual
(Q) dan harga per unit (P) agar diperoleh laba maksimum!
P = 12 - 4Q
TR = P.Q
= (12 – 4Q) Q
= 12 Q – 4Q2
TC = Q2 +2Q
MC = 2Q +2
MC’= 2
MR = 12 8Q
MR = -8
Syarat π maksimum π = 0 atau MR = MC
12 – 8Q = 2Q +2
10 = 10Q
Q =1
Besarnya π maksimum = TR – TC
= ( 12Q – 4Q2) - (Q2 + 2Q)
= 10Q - 5Q2
= 10(1) – 5(1)2
=5
6. Penerimaan Pajak Maksimum
Jika suatu barang yang dijual dikenakan pajak sebesar t per unit.pemerintah
menginginkan penerimaan pajak maksimum sehingga total pajak (T) yang diterima
pemerintah sebesar
T =tQ
t = Pajak per unit
Q = Kuantitas keseimbangan setelah dikenakan pajak.
Besarnya pajak maksimum tercapai jika T’ = 0
Jika fungsi permintaan (D) P = f (Q) dan fungsi penawaran (S) P=f
(Q)
Dikenakan pajak sebesar t per unit maka S berubah menjadi St P = f (Q) + t
Keseimbangan pasar menjadi D = St

Contoh:

1. Persamaan P = 10 – 2Q dan P = 3 + Q yang masing- masing menunjukan fungsi


permintaan dan penawaran terhadap suatu barang.Jika penjualan barang tersebut
dikenakan pajak t per unit, tentukan
a. Besar pajak per unit (t) yang dikenakan pemerintah agar hasil pajak yang
diperoleh maksimum.
b. Besar pajak maksimum tersebut.
Jawab:
a. D = St St = 3 + Q + t
10 – 2Q = 3 = Q + t
T – 3Q – t = 0
T – 3Q = t
T = t. Q
= ( 7 – 3Q) Q
= 7Q – 3Q2
T’ = 7 – 6Q
T” = -6 < 0 harga maksimum
Pajak maksimum terjadi ketika T’ = 0
T’ = 7 – 6Q
0 = 7 – 6Q
Q = 7
6
t = 7- 3. 7
6
1
=7
2

b. T maksimum terjadi ketika Q = 7 sebesar t x Q 7 . 7


6 6 2
= 49
12

ELASTISITAS

Elastisitas adalah ratio/ perbandingan antara perubahan jumlah barang ( Q)

yang diminta/ ditawarkan terhadap perubahan harga barang tersebut ( P).

Elastisitas = P

= Q2 – Q1

P2 - P1

a. Elastisitas permintaan
Ialah suatu koefesien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang
diminta akibat adanya perubahan harga. Jadi, merupakan rasio anatra presentase
perubahan jumlah barang yang diminta terhadap presentasi perubahan harga
Fungsi permintaan Qd = f (P)
µd = % Qd = E Qd = lim = d Qd . p

% P EP P dP Qd
Contoh
Fungsi permintaan akan suatu barng ditunjukan oleh persamaan Q d = 25 – 3 P2.
Tentukan elastisitas permintaanya pada tingkat harga P = 5
Qd = 25 – 3 P2 µd = dQd . P = - 6 P . P
dP Qd 25 – 3 P2
= - 6 (5) . 5 = 3 (elastic)
Q’d = dQd = - 6 P 25 – 75
dP
µd = 3 berarti bahwa bila, dari kedudukan P = 5. Harga naik(turun) sebesar 1 persen
maka jumlah barang yang diminta akan berkurang(bertambah) sebanyak 3 persen.

b. Elastisitas Penawaran
Ialah suatu koefesien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang
ditawarkan berkenaan adanya perubahan harga. Jadi, merupakan rasio antara
presentase perubahan jumlah barng yang ditawarkan terhadap presentase perubahan
harga.
Fungsi penawaran Qs = f (P)
µs = % Qs = EQs = lim = dQs . P
% P EP P dP Qs
Contoh:

Fungsi penawaran suatu barang dicerminkan oleh Qs = -200 + 7 P2. Berapa elastisitas
penawaranya pada tingkat harga P = 10 dan P =15?

Qs = - 200 + 7 P2 µs = dQs/ dP. P/Qs = 14 P . P


Q’s = dQs / dP = 14 P - 200 + 7 P2
Pada P = 10 µs = 140 . 10 = 2,8
Pada P = 15 - 2000 +700
µs = 210 . 15 = 2,3

-200 + 1575

You might also like