You are on page 1of 11

PRAKTIKUM TEKNIK OPERASI PEMBORAN

MODUL 5
PERALATAN PEMBORAN

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : FATKHUR RAHMAN


NIM : 12208080
KELOMPOK : 16
TANGGAL PRAKTIKUM : 4 MARET 2011
DOSEN : Dr.-Ing.
Ing. BONAR TUA HALOMOAN MARBUN
Prof. Dr.-Ing.
Ing. Ir. RUDI RUBIANDINI RIA S.
ASISTEN : FRISCA TWISIE (12207054)
TANGGAL PENYERAHAN : 11 MARET 2011

LABORATORIUM PEMBORAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2011
1
RESUME PRAKTIKUM
MODUL 5 PERALATAN PEMBORAN

KEGIATAN 1 : MENONTON VIDEO


Video menunjukkan peralatan-peralatan yang digunakan pemboran, proses
tripping dan making connection. Peralatan pemboran terbagi dalam 5 kelompok.

A. SISTEM PENGANGKATAN (HOISTING SYSTEM)


Hoisting system (HS) berfungsi menyediakan fasilitas dalam mengangkat,
menahan, & menurunkan drillstring, casing string, atau perlengkapan bawah
permukaan lainnya dari dalam atau ke luar sumur. Maka dari itu, HS memerlukan
daya yang paling besar. Berikut dua jenis kegiatan rutin yang menggunakan HS.
1. Making connection
Sambungan kelly dan DP dilepas dengan tong. Kelly ditaruh di rat hole. DP
dijepit dengan slip. DP tambahan yang sudah siap di V-ramp disambung dengan
kelly. Sambungan kelly & DP tambahan diangkat dengan untuk disambung ke
DP lama dengan menggunakan tong. Pemboran dilanjutkan.
2. Tripping
Sambungan kelly dan DP dilepas dengan tong. Kelly ditaruh di rat hole. DP
dijepit dengan slip. DP diangkat dan dilepas dari DP dibawahnya dengan tong.
Proses diulang hingga bit terangkat.
Berikut komponen utama HS.
1. Derrick dan substruktur
Derrick adalah penyedia ruang ketinggian vertikal untuk tripping dan
making connection. Substructure adalah penyedia ruang bagi BOP serta
penopang beban rig & peralatan. Rig adalah gabungan derrick dan substruktur
yang terdiri atas fixed rig dan moveable rig.
Peralatan di lantai rig adalah rotary table (pemutar & penggantung
drillstring); rotary drive (penerus daya dari drawworks ke rotary table);
drawwork (HS pada rotary drilling rig); driller console (panel instrumentasi
dari rig); DP tong (kunci besar pemutar bagian drillstring dalam menyambung
atau melepas drillstring); mouse hole (lubang untuk meletakkan DP); rat hole
(lubang untuk meletakkan kelly).

2
2. Block dan tackle
Peralatan block dan tackle adalah crown block (katrol diam di atas
derrick); travelling block (katrol bergerak di bawah crown block); drilling line
(tali kawat baja untuk menghubungkan semua komponen HS); hook (kait besar
di bawah traveling block untuk menggantung swivel & drillstem); elevator
(penjepit DP dan DC untuk memasukkan atau mengeluarkannya).
3. Drawwork
Drawwork adalah peralatan mekanik otak dari derrick. Fungsinya adalah
mengontrol pemboran, menggulung drilling line, dan meneruskan daya dari
prime mover ke drill string. Bagian utamanya adalah drum (penggulung dan
pengulur drilling line); mechanical brake (penghenti seluruh beban kerja);
auxiliary brake (pembantu mechanical brake).
4. Fast line dan dead line
Fast line menghubungkan drum & crown block. Dead line menghubungkan
crown block & deadline anchor. Sudut antara keduanya disebut fleet angle.
5. Cat head
Cat head adalah sub-bagian drawwork yang gterdiri atas make-up cathead
dan break-out cathead. Alat ini berfungsi menyambung & melepas sambungan.
Tugas umumnya adalah mengangkat alat ringan dengan catline. Rig modern
mengganti alat ini dengan automatic cathead dan air-powered hoist.
B. SISTEM SIRKULASI (CIRCULATING SYSTEM)
Circulating System (CS) adalah sistem fluida pemboran yang umumnya
disebut lumpur pemboran. Fungsi utamanya adalah mengontrol tekanan bawah
permukaan, transport cutting, & menstabilkan lubang . CS juga perlu daya yang
terbesar. Berikut alat-alat CS yang dijelaskan berdasarkan urutan aliran lumpur.

3
1. Mud pit
Mud pit adalah kolam tempat lumpur sebelum disirkulasikan. Land rig
punya 2-3 pit bervolume 200-600 bbl. Offshore rig punya 1-3 pit tambahan.
Pit dilengkapi pengaduk untuk mengurangi barite atau mengendapkan solid.
2. Mud mixing equipment
Mud mixing equipment berfungsi mencampurkan material pembentuk
lumpur dengan mixing hopper. Mixing hopper adalah alat berbentuk corong
untuk menambahkan bahan padat ke lumpur saat treatment di mud pit.
3. Mud tank (kolam besi tempat lumpur yang siap disirkulasikan)
4. Suction line (pengalir lumpur dari mud tank ke mud pump)
5. Mud pump (pemompa fluida pemboran dengan tekanan tinggi)
6. Discharge line (pengalir lumpur dari mud pump ke stand pipe)
7. Stand pipe (pipa tegak penyalur lumpur ke rotary hose)
8. Rotary hose (penyalur mud dari stand pipe ke swivel, masuk rotating system)
9. Swivel, kelly, drillpipe, HWDP, drillcollar, lalu bit.
10. Annulus (ruang antara drill stem dan casing dan/atau lubang)
11. Return line (pengalir lumpur dari annulus ke contaminant removal)
12. Contaminant removal
Contaminant removal berfungsi membersihkan lumpur yang keluar dari
sumur setelah disirkulasikan agar bisa digunakan kembali. Contaminant
removal terdiri atas mud gas separator (pemisah gas dari lumpur); shale
shaker (pemisah cutting dari lumpur); degasser (pemisah gas dari lumpur
secara terus-menerus); desander (pemisah pasir dari lumpur); dan desilter
(pemisah partikel berukuran lebih kecil dibanding pasir dari lumpur).

C. ROTATING SYSTEM
Rotating system terdiri atas berbagai alat yang mentransmisikan putaran dari
rotary table ke bit. Berikut alat dalam rotating system.
1. Rotary drive (penerus daya dari drawworks ke rotary table)
2. Rotary table
Rotary table pemutar dan penggantung drillstem. Di dalamnya, terdapat
master bushing yang digerakkan prime mover. Kelly bushing diletakkan di
dalam master bushing dengan 4 penjepit untuk memutar kelly.
4
3. Swivel
Swivel berfungsi sebagai penahan beban drill string, bagian statis pemberi
putaran pada drillstem, penghubung circulating sistem & rotating sistem, serta
penahan agar hoisting system tidak ikut berputar selama pemboran.
4. Kelly (rangkaian pipa pertama yang tidak berbentuk tabung di bawah swivel
yang diputar rotary table).
5. Drillpipe
DP adalah pipa baja yang digantung di bawah kelly atau di atas dan di
tengah drillstem. DP memiliki lubang yang dilewati lumpur.
6. Heavy weight drillpipe
HWDP adalah DP yang lebih tebal dan lebih berat. HWDP berfungsi
mengurangi kerusakan pipa di zona transisi, mengurangi penggunaan DC,
menghemat directional drilling, mengurangi torsi dan kecenderungan perubahan
kemiringan, serta memberi tension pada DP.
7. Drill Collar (pipa baja berdinding tebal di bagian bawah drillstem untuk
menambah beban pada bit)
8. Bit
Bit adalah ujung drillstem penembus formasi. Bit yang terdapat di TM
adalah drag bit, rolling cutter bit, tricone bit, dan spear bit. Berikut macam bit.
a. Drag bit (bit penggeruk formasi dangkal dengan pisau seperti ekor ikan)
b. Diamond bit (bit penembus formasi keras dan abrasif dengan butir-butir
intan sebagai penggeruk)
c. Rolling cutter bit (bit penghancur batuan dengan 3 kerucut yang berputar
yang terdiri atas milled tooth cutter dan tungsten carbide insert bit)

D. SISTEM PENCEGAHAN SEMBUR LIAR (BOP SYSTEM)


BOP merupakan peralatan di atas sumur sebagai penyedia tenaga penutup
sumur saat terjadi kenaikan BHP secara tiba-tiba dan berbahaya selama pemboran
berlangsung. Berikut pembagian BOP berdasarkan tempat berfungsinya.
1. Annular BOP
a. Annular Preventer
Annular preventer adalah penutup annulus lubang sumur dengan
peralatan yang sedang diturunkan ke dalam lubang bor dan pengisolasi
sumur open hole. Alat ini ditutup pertama kali saat kick terjadi.
5
b. Ram Preventer
1. Pipe Rams (penutup annulus antara drillpipe/tubing dan casing)
2. Variable Bore Ram (penutup annulus antara drillpipe/tubing dan casing
yang harus setiap perubahan ukuran)
3. Blind Ram (mirip Pipe Rams tetapi packer diganti packer tanpa cutouts)
4. Shear Ram (Blind Ram yang dapat memotong pipa dan mengisolasi
sumur dengan kondisi openhole)
c. Diverter bags (alat yang digunakan saat kick tidak ditutup melainkan
dikeluarkan & dikontrol dari jauh)
d. Drilling spools (pengganti choke line dan kill line)
e. Casing head (tempat semua susunan BOP bertumpu)
2. Drillpipe BOP
a. Kelly cock (valve di atas dan di bawah kelly untuk melindungi kelly dan
peralatan permukaan dari tekanan)
b. Valve manual (valve yang ditusukkan pada DP setelah kick terjadi dalam
posisi terbuka saat kelly tidak digunakan sehingga kick keluar lewat valve)
c. Automatic valves (pencegah blow out dari DP dan pencegah back flow
selama tripping atau making connection)
E. SISTEM DAYA (POWER SYSTEM)
Power system adalah sumber tenaga penggerak ke-4 sistem lainnya saat
pemboran dengan suplai listrik. HS dan CS butuh daya terbesar secara bergantian.
Rig umumnya butuh daya sekitar 1000-3000 HP yang dipilih berdasarkan ukuran
dan kedalaman sumur dengan satu atau lebih prime mover. Daya diperoleh dari
mesin diesel dengan internal combustion dengan 2 klasifikasi, yaitu diesel electric
type dan direct drive type. Berikut komponen power system.
1. Prime mover (motor utama di rig floor sebagai penyalur tenaga ke sistem lain
dengan sistem pembakaran internal yang menghasilkan 500-5000 HP)
2. Sistem transmisi
System ini adalah penyalur tenaga dari prime mover ke sistem pengeboran
lain seperti drawwork, console, rotary table, mud pump, degasser, dll. Transmisi
dilakukan dengan sistem penggerak mekanik (transmisi tenaga dengan rantai
dengan efisiensi 0,75-0,85) dan sistem penggerak elektrik (terdiri atas
generator DC-motor DC dengan efisiensi 0,85-0,9 serta sistem AC dan SCR
di rig modern dengan biaya perawatan murah, lebih tahan lama, & lebih ringan)
6
KEGIATAN 2 : KELILING TM
Berikut penjelasan prinsip dan fungsi peralatan pemboran di sekitar Laboratorium
Pemboran dan Gedung TM.
1. Christmas Tree
Fungsi utama CT adalah mengontrol aliran ke luar atau ke dalam well. CT
yang ada di TM terdiri atas conductor casing head; surface casing head;
intermediate casing head; production casing head; tubing-head adapter; lower
master valve / hidrolik valve (pengontrol aliran dari sumur ke permukaan); upper
master valve / manual valve (dipasang sebagai pengaman); production wing
valve (pengatur aliran menuju flowline dan separator); kill wing valve (valve
untuk memasukkan killing mud ke sumur); serta swab valve (valve untuk
memasukkan peralatan ke sumur).
2. Sucker Rod Pump
SRP yang ada di TM adalah conventional pumping unit (titik pusat putaran
berada di tengah). SRP adalah salah satu metode artificial lift yang paling banyak
digunakan di dunia. Prinsip alat ini adalah mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik yang digunakan untuk mengangkat oil dari sumur produksi ke
permukaan hingga kedalaman 10000 ft. Berikut komponen- komponen SRP.
a. Motor (penggerak pompa, dapat berupa motor listrik atau internal combustion)
b. Alat permukaan
Alat permukaan terdiri atas V-blet drive (penyalur daya dari motor ke
input shaft dari gear reducer); input shaft gear reducer (pemutar crank);
crank; pitman arm (pengubah putaran crank menjadi gerakan naik-turun
pada walking beams), gear reducer (pengurang kecepatan mesin); horse
head; serta polished rod (di klem pada horse head dengan wireline hanger
agar bergerak lancer melalui stuffing box).
c. Alat bawah permukaan
Alat bawah permukaan yaitu working barrel, plunger, liner, traveling
valve, dan standing valve. Cara kerja sebagai berikut. Saat bergerak ke bawah,
standing valve dari working barrel tertutup dan traveling valve pada plunger
terbuka sehingga fluida di working barrel masuk ke plunger. Saat bergerak ke
atas, traveling valve tertutup sehingga fluida di plunger naik ke atas dan
standing valve terbuka karena terhisap sehingga fluida masuk working barrel.
d. Sucker rod (penyalur enrgi mekanik dari alat permukaan ke bawah permukaan.
7
3. Bit (prinsipnya menggerus formasi dengan beban yang telah ditransmisikan; drag
bit, rolling cutter bit, tricone bit, dan spear bit terdapat di TM)
4. Tubing-head adapter
5. Packer (penahan tubing berupa plastik atau karet yang dapat mengembang di
bagian terbawah tubing agar fluida tidak masuk annulus tubing)
6. Centralizer (alat untuk menjaga drillpipe tetap di tengah lubang)
7. Tong (alat penyambung dan pemutus sambungan drillpipe)
8. Elevator (alat penaik dan penurun drillstring)
9. Knuckle joint (rangkaian drillstring yang diperpanjang dengan sendi peluru untuk
membelokkan arah drillstem)
10. Drillpipe (alat bantu bit untuk menembus formasi dengan tambahan panjang dan
sirkulasi lumpur)
11. Slotted liner (mencegah masalah kepasiran pada aliran minyak)
12. Bottom wiper plug (karet silinder pembersih lumpur di casing sebelum dilewati
semen, yang dilengkapi rongga & klep yang akan pecah dengan desakan semen)
13. Top wiper plug (karet pejal untuk mendorong semen dengan bantuan mew mud)

HAL YANG BELUM DIMENGERTI


1. Prosedur penyemenan.
2. Prosedur well control.
3. Prosedur memulai directional drilling.
TUGAS TAMBAHAN
A. JENIS-JENIS RIG
1. Cable tool rig
Komponen utama terdiri atas drillstring, bit, drillstem jar, dan rope socket. Bit
yang digunakan spesial. Semuanya digantung pada kabel pemboran. Cable tool
tidak mensirkulasikan lumpur. Cutting diangkat dengan bailer. Rig ini
digunakan untuk komplesi atau pemboran air. Ketinggian rig tidak dapat diatur.
Maksimum kedalaman 5000 ft.
2. Rotary rig
a. Portable rig (wheel mounted)
Rig ini terpasang di atas truck sehingga pemindahannya mudah dan biaya
operasional lebih murah. Rig ini digunakan untuk workover. Maksimum
kedalaman 10000 ft.
8
b. Standard rig
Rig ini dipasang di atas cellar untuk pemboran atau workover. Ketinggian rig
dapat disesuaikan dengan pemboran. Maksimum kedalaman 8000 ft.
c. Conventional rig
Rig ini memiliki komponen-komponen besar sehingga tidak bisa dibawa
dengan 1 truck. Rig ini mampu meng-handle 1 stand pipa. Maksimum
kedalaman 6000-35000 ft.
3. Bottom supported atau marine rig
a. Barge rig
Rig berdiri dengan pemancangan pada dasar air. Rig ini tidak dapat
digunakan bila tinggi gelombang > 5 ft. Maksimum kedalaman 8-12 ft.
b. Jack-up rig
Rig ini serupa dengan berge namun lebih luas dan digunakan di laut yang
lebih jauh. Kaki-kakinya ditambatkan di dasar air dan bisa dinaik-turunkan.
Jembatan antar rig dapat dibangun. Minimum kedalaman 13-25 ft.
Maksimum kedalaman 250-350 ft.
c. Platform rig
Rig ini dapat mengebor beberapa sumur berarah sekaligus. Maksimum
kedalaman 500 ft.
4. Floating rig
a. Drillship
Rig ini digunakan untuk pemboran di laut yang sangat dalam. Drillship bias
menggunakan vessel kapal sebagai penunjang rig. Vessel baru telah
dikembangkan, yaitu bisa digerakkan sendiri untuk pemboran. Maksimum
kedalaman tidak ada atau tak terbatas.
b. Semi Submersible
Rig ini adalah vessel khusus pemboran dengan kesetimbangan maksimum
sehingga mampu mengatasi gelombang besar. Maksimum kedalaman tidak
ada atau tak terbatas.
B. PENGGUNAAN TOP DRIVE
Keuntungan penggunaan top drive adalah sebagai berikut.
1. Mengurangi waktu making connection karena top drive bisa melakukan
pemboran dengan 1 stand sekaligus.

9
2. Pipe handling lebih mudah dan lebih cepat karena
menggunakan link tilt untuk mengantar pipa kepada
derrickman sehingga derrickman lebih menyukai top drive
daripada kelly karena tidak membutuhkan tenaga banyak untuk
menyusun pipa pada monkey board.
3. Tidak membutuhkan rotary table.
4. Pemboran berjalan lebih cepat.
Kerugian penggunaan top drive adalah sebagai berikut.
1. Rig dengan top drive memiliki harga sewa yang lebih mahal.
2. Menambah pekerjaan chief mechanic dan chief electrician karena ada tambahan
alat yang masuk daftar equipment maintenance.
3. Non productive time dengan top drive lebih banyak dibanding kelly.
C. FUNGSI WEAR SLEEVE
Wear sleeve adalah alat berbentuk silinder berlubang yang di-install di
sekitar swivel untuk absorbi putaran drillstem dan membantu pembentukan
oil seal antara drillstem dan oil-bath reservoirs di dalam swivel.
D. FUNGSI KELLY SAVER SUB DAN KELLY COCK
Kelly saver sub adalah pipa yang berat dan relatif pendek
yang dipasang di rangkaian drillstem di antara kelly dan DP.
Alat ini berfungsi mengurangi penggunan kelly. Kelly cock
adalah valve di atas dan di bawah kelly. Fungsinya adalah
melindungi kelly dan peralatan permukaan dari tekanan.
Upper kelly cock terletak antara swivel dan kelly. Valve ini
melindungi peralatan di atas kelly saat terjadi backflow di dalam
drillstem dengan menghentikannya. Valve juga dapat ditutup
secara manual untuk melindungi rotary hose dari tekanan tinggi
di drill stem.
Lower kelly cock atau drill stem safety valve atau mud
saver valve terletak di bawah kelly. Saat pemboran, valve
terbuka untuk aliran lumpur. Saat aliran berhenti, valve dapat
ditutup secara manual dengan kunci khusus untuk mencegah
backflow di drillstem. Saat tertutup, valve juga mencegah
lumpur di kelly keluar.

10
E. JENIS DRILL COLLAR DAN FUNGSINYA
1. Spiral Drill Collars
Tujuan penggunaan spiral drill collar adalah mencegah differential sticking.
Pengurangan area kontak sebesar 50% antara drill collars dan dinding sumur
akan mengurangi kemungkinan collar mengalami stuck. Ujung box dibiarkan
belum dipotong dengan panjang 8-24 in di bawah shoulder. Ujung pin dibiarkan
belum dipotong dengan panjang 12-22 in di atas shoulder. Spiral drill collar
lebih ringan 4-7% dibanding drill collar biasa.
2. Slick Drill Collars
Slick drill collars mempunyai nominal outside diameter
yang sama dengan panjang joint. DC jenis ini mempunyai
slip recess untuk keamanan dan elevator recess untuk
menaikkannya. Slip dan elevator recess didesain untuk
memotong waktu meng-handle drill collar dengan
mengeliminasi lift subs dan safety clamps. Slip dan elevator
recess dapat digunakan bersama atau terpisah.
3. Square Drill Collars
DC ini digunakan pada kondisi pemboran khusus untuk mengurangi deviasi di
lubang formasi yang tidak lurus. DC ini digunakan karena kekakuannya.
4. Monel collars
DC ini terbuat dari special non-magnetic steel alloy. Fungsinya mengisolasi
peralatan survei directional dari distorsi magnetik yang mungkin timbul karena
drillstring terbuat dari baja.

DAFTAR PUSTAKA
Dr.-Ing. Bonar Tua Halomoan, dkk. 2011. Modul Praktikum Teknik Pemboran
2010/2011. Bandung
Heriot-Watt University. Drilling Engineering
Petroleum Extension Service. A Dictionary for the Petroleum Industry 2nd Edition.
Austin : The University of Texas.
Prof. DR.-Ing. Rudi Rubiandini Ria S. 2011. Teknik Operasi Pemboran II dan
Praktikum. Bandung
Rabia, Hussain. Well Engineering & Construction
Smith International. 2001. Drilling Assembly Handbook
11

You might also like