Professional Documents
Culture Documents
MODUL 5
PERALATAN PEMBORAN
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM PEMBORAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2011
1
RESUME PRAKTIKUM
MODUL 5 PERALATAN PEMBORAN
2
2. Block dan tackle
Peralatan block dan tackle adalah crown block (katrol diam di atas
derrick); travelling block (katrol bergerak di bawah crown block); drilling line
(tali kawat baja untuk menghubungkan semua komponen HS); hook (kait besar
di bawah traveling block untuk menggantung swivel & drillstem); elevator
(penjepit DP dan DC untuk memasukkan atau mengeluarkannya).
3. Drawwork
Drawwork adalah peralatan mekanik otak dari derrick. Fungsinya adalah
mengontrol pemboran, menggulung drilling line, dan meneruskan daya dari
prime mover ke drill string. Bagian utamanya adalah drum (penggulung dan
pengulur drilling line); mechanical brake (penghenti seluruh beban kerja);
auxiliary brake (pembantu mechanical brake).
4. Fast line dan dead line
Fast line menghubungkan drum & crown block. Dead line menghubungkan
crown block & deadline anchor. Sudut antara keduanya disebut fleet angle.
5. Cat head
Cat head adalah sub-bagian drawwork yang gterdiri atas make-up cathead
dan break-out cathead. Alat ini berfungsi menyambung & melepas sambungan.
Tugas umumnya adalah mengangkat alat ringan dengan catline. Rig modern
mengganti alat ini dengan automatic cathead dan air-powered hoist.
B. SISTEM SIRKULASI (CIRCULATING SYSTEM)
Circulating System (CS) adalah sistem fluida pemboran yang umumnya
disebut lumpur pemboran. Fungsi utamanya adalah mengontrol tekanan bawah
permukaan, transport cutting, & menstabilkan lubang . CS juga perlu daya yang
terbesar. Berikut alat-alat CS yang dijelaskan berdasarkan urutan aliran lumpur.
3
1. Mud pit
Mud pit adalah kolam tempat lumpur sebelum disirkulasikan. Land rig
punya 2-3 pit bervolume 200-600 bbl. Offshore rig punya 1-3 pit tambahan.
Pit dilengkapi pengaduk untuk mengurangi barite atau mengendapkan solid.
2. Mud mixing equipment
Mud mixing equipment berfungsi mencampurkan material pembentuk
lumpur dengan mixing hopper. Mixing hopper adalah alat berbentuk corong
untuk menambahkan bahan padat ke lumpur saat treatment di mud pit.
3. Mud tank (kolam besi tempat lumpur yang siap disirkulasikan)
4. Suction line (pengalir lumpur dari mud tank ke mud pump)
5. Mud pump (pemompa fluida pemboran dengan tekanan tinggi)
6. Discharge line (pengalir lumpur dari mud pump ke stand pipe)
7. Stand pipe (pipa tegak penyalur lumpur ke rotary hose)
8. Rotary hose (penyalur mud dari stand pipe ke swivel, masuk rotating system)
9. Swivel, kelly, drillpipe, HWDP, drillcollar, lalu bit.
10. Annulus (ruang antara drill stem dan casing dan/atau lubang)
11. Return line (pengalir lumpur dari annulus ke contaminant removal)
12. Contaminant removal
Contaminant removal berfungsi membersihkan lumpur yang keluar dari
sumur setelah disirkulasikan agar bisa digunakan kembali. Contaminant
removal terdiri atas mud gas separator (pemisah gas dari lumpur); shale
shaker (pemisah cutting dari lumpur); degasser (pemisah gas dari lumpur
secara terus-menerus); desander (pemisah pasir dari lumpur); dan desilter
(pemisah partikel berukuran lebih kecil dibanding pasir dari lumpur).
C. ROTATING SYSTEM
Rotating system terdiri atas berbagai alat yang mentransmisikan putaran dari
rotary table ke bit. Berikut alat dalam rotating system.
1. Rotary drive (penerus daya dari drawworks ke rotary table)
2. Rotary table
Rotary table pemutar dan penggantung drillstem. Di dalamnya, terdapat
master bushing yang digerakkan prime mover. Kelly bushing diletakkan di
dalam master bushing dengan 4 penjepit untuk memutar kelly.
4
3. Swivel
Swivel berfungsi sebagai penahan beban drill string, bagian statis pemberi
putaran pada drillstem, penghubung circulating sistem & rotating sistem, serta
penahan agar hoisting system tidak ikut berputar selama pemboran.
4. Kelly (rangkaian pipa pertama yang tidak berbentuk tabung di bawah swivel
yang diputar rotary table).
5. Drillpipe
DP adalah pipa baja yang digantung di bawah kelly atau di atas dan di
tengah drillstem. DP memiliki lubang yang dilewati lumpur.
6. Heavy weight drillpipe
HWDP adalah DP yang lebih tebal dan lebih berat. HWDP berfungsi
mengurangi kerusakan pipa di zona transisi, mengurangi penggunaan DC,
menghemat directional drilling, mengurangi torsi dan kecenderungan perubahan
kemiringan, serta memberi tension pada DP.
7. Drill Collar (pipa baja berdinding tebal di bagian bawah drillstem untuk
menambah beban pada bit)
8. Bit
Bit adalah ujung drillstem penembus formasi. Bit yang terdapat di TM
adalah drag bit, rolling cutter bit, tricone bit, dan spear bit. Berikut macam bit.
a. Drag bit (bit penggeruk formasi dangkal dengan pisau seperti ekor ikan)
b. Diamond bit (bit penembus formasi keras dan abrasif dengan butir-butir
intan sebagai penggeruk)
c. Rolling cutter bit (bit penghancur batuan dengan 3 kerucut yang berputar
yang terdiri atas milled tooth cutter dan tungsten carbide insert bit)
9
2. Pipe handling lebih mudah dan lebih cepat karena
menggunakan link tilt untuk mengantar pipa kepada
derrickman sehingga derrickman lebih menyukai top drive
daripada kelly karena tidak membutuhkan tenaga banyak untuk
menyusun pipa pada monkey board.
3. Tidak membutuhkan rotary table.
4. Pemboran berjalan lebih cepat.
Kerugian penggunaan top drive adalah sebagai berikut.
1. Rig dengan top drive memiliki harga sewa yang lebih mahal.
2. Menambah pekerjaan chief mechanic dan chief electrician karena ada tambahan
alat yang masuk daftar equipment maintenance.
3. Non productive time dengan top drive lebih banyak dibanding kelly.
C. FUNGSI WEAR SLEEVE
Wear sleeve adalah alat berbentuk silinder berlubang yang di-install di
sekitar swivel untuk absorbi putaran drillstem dan membantu pembentukan
oil seal antara drillstem dan oil-bath reservoirs di dalam swivel.
D. FUNGSI KELLY SAVER SUB DAN KELLY COCK
Kelly saver sub adalah pipa yang berat dan relatif pendek
yang dipasang di rangkaian drillstem di antara kelly dan DP.
Alat ini berfungsi mengurangi penggunan kelly. Kelly cock
adalah valve di atas dan di bawah kelly. Fungsinya adalah
melindungi kelly dan peralatan permukaan dari tekanan.
Upper kelly cock terletak antara swivel dan kelly. Valve ini
melindungi peralatan di atas kelly saat terjadi backflow di dalam
drillstem dengan menghentikannya. Valve juga dapat ditutup
secara manual untuk melindungi rotary hose dari tekanan tinggi
di drill stem.
Lower kelly cock atau drill stem safety valve atau mud
saver valve terletak di bawah kelly. Saat pemboran, valve
terbuka untuk aliran lumpur. Saat aliran berhenti, valve dapat
ditutup secara manual dengan kunci khusus untuk mencegah
backflow di drillstem. Saat tertutup, valve juga mencegah
lumpur di kelly keluar.
10
E. JENIS DRILL COLLAR DAN FUNGSINYA
1. Spiral Drill Collars
Tujuan penggunaan spiral drill collar adalah mencegah differential sticking.
Pengurangan area kontak sebesar 50% antara drill collars dan dinding sumur
akan mengurangi kemungkinan collar mengalami stuck. Ujung box dibiarkan
belum dipotong dengan panjang 8-24 in di bawah shoulder. Ujung pin dibiarkan
belum dipotong dengan panjang 12-22 in di atas shoulder. Spiral drill collar
lebih ringan 4-7% dibanding drill collar biasa.
2. Slick Drill Collars
Slick drill collars mempunyai nominal outside diameter
yang sama dengan panjang joint. DC jenis ini mempunyai
slip recess untuk keamanan dan elevator recess untuk
menaikkannya. Slip dan elevator recess didesain untuk
memotong waktu meng-handle drill collar dengan
mengeliminasi lift subs dan safety clamps. Slip dan elevator
recess dapat digunakan bersama atau terpisah.
3. Square Drill Collars
DC ini digunakan pada kondisi pemboran khusus untuk mengurangi deviasi di
lubang formasi yang tidak lurus. DC ini digunakan karena kekakuannya.
4. Monel collars
DC ini terbuat dari special non-magnetic steel alloy. Fungsinya mengisolasi
peralatan survei directional dari distorsi magnetik yang mungkin timbul karena
drillstring terbuat dari baja.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.-Ing. Bonar Tua Halomoan, dkk. 2011. Modul Praktikum Teknik Pemboran
2010/2011. Bandung
Heriot-Watt University. Drilling Engineering
Petroleum Extension Service. A Dictionary for the Petroleum Industry 2nd Edition.
Austin : The University of Texas.
Prof. DR.-Ing. Rudi Rubiandini Ria S. 2011. Teknik Operasi Pemboran II dan
Praktikum. Bandung
Rabia, Hussain. Well Engineering & Construction
Smith International. 2001. Drilling Assembly Handbook
11