Professional Documents
Culture Documents
D
AGEN CIDERA FISIK POST JATUH DENGAN DIAGNOSA MEDIS CKR
( CIDERA KEPALA RINGAN )
Disusun oleh:
PRODI S1 KEPERAWATAN
2010/2011
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan
Hari : ....................................
Tanggal : ....................................
( ) ( )
Pembimbing Akademik,
( )
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI
A. DEFINISI NYERI
Nyeri adalah sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat
akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, digambarkan
dalam istilah seperti kerusakan. ( Wilkinson, Judith. M, 2007 )
B. FISIOLOGI
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara
potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis
reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak
bermielin dari syaraf perifer.
a. Reseptor A delta
b. Serabut C
Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat
pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya.
Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri
yang tumpul dan sulit dilokalisasi.
Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi
organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri
yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan
organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.
C. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
E. INTENSITAS NYERI
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh
dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri
dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan
respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran
dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri
itu sendiri (Tamsuri, 2007).
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
4) Penyakit baru
6) Peningkatan ketidakmampuan
7) Kehilangan mobilitas
8) Menjadi tua
9) Sembuh
12) Tantangan
e) Diaphoresis
g) Dilatasi pupil
h) Penurunan motilitas GI
a) Muka pucat
b) Otot mengeras
c) Penurunan HR dan BP
tangan
Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase ini
bisa mempengaruhi dua fase lain. Pada fase ini memungkinkan seseorang
belajar tentang nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut. Peran
perawat dalam fase ini sangat penting, terutama dalam memberikan informasi
pada klien.
Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini klien
masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis,
sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala sisa pasca nyeri. Apabila
klien mengalami episode nyeri berulang, maka respon akibat (aftermath)
dapat menjadi masalah kesehatan yang berat. Perawat berperan dalam
membantu memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan
kemungkinan nyeri berulang.
Faktor yang mempengaruhi respon nyeri
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Kultur
4) Makna nyeri
5) Perhatian
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini
nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya.
Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa
lalu dalam mengatasi nyeri.
8) Pola koping
Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS
adalah suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus
dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi klien
kebebasan penuh untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat
merupakan pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat
mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu
kata atau satu angka (Potter, 2005).
Skala nyeri harus dirancang sehingga skala tersebut mudah digunakan dan
tidak mengkomsumsi banyak waktu saat klien melengkapinya. Apabila klien
dapat membaca dan memahami skala, maka deskripsi nyeri akan lebih akurat.
Skala deskritif bermanfaat bukan saja dalam upaya mengkaji tingkat
keparahan nyeri, tapi juga, mengevaluasi perubahan kondisi klien. Perawat
dapat menggunakan setelah terapi atau saat gejala menjadi lebih memburuk
atau menilai apakah nyeri mengalami penurunan atau peningkatan (Potter,
2005).
G. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala gannguan rasa nyaman atau nyeri
menurut buku saku diagnosa keperawatan NIC-NOC antara lain :
A. Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan dengan isyarat.
B. Objektif
a. Gerakan menghindari nyeri
b. Perubahan autonomic dari tonus otot.
c. Respon-respon autonomic ( diaphoresis, tekanan darah, pernafasan,
nadi atau dilatasi pupil ).
d. Posisi menghindar dari nyeri
e. Perilaku distraksi ( mondar-mandir, aktivitas berulang )
f. Perilakun ekspresif ( kegelisahan, merintih, menangis, kewaspadaan
berlebihan, peka terhadap rangsang dan menarik nafas dalam )
g. Wajah topeng.
h. Gangguan tidur ( mata terlihat kuyu, gerakan tidak teratur atau tidak
menentu ).
D. FOKUS PENGKAJIAN
1. Riwayat keperawatan
a. Apa yang menyebabkan nyeri?
b. Kapan nyeri mulai dirasakan?
c. Adakah cara untuk meredam atau menghilangkan nyeri ?
d. Adakah satus fisik pasien yang dapat meningkatkan tanda infeksi
seperti demam ataupun kejang?
e. Adakah toleransi aktivitas tertentu?
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis,lesu, gelisah, murung.
b. Berat badan : kurus. otot : flaksia, tonus kurang, tidak mampu bekerja.
c. Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, reflek menurun.
d. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare,pembesaran liver.
e. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi.
f. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
g. Kulit: akral hangat atau dingin, kulit kering, pucat, iritasi, petekhie,
lemak disubkutan tidak ada.
h. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi,stomatitis, membrane
mukosa pucat.
i. Gusi: perdarahan,peradangan.
j. Lidah: edema,hiperemasis.
k. Gigi: karies,nyeri, kotor.
l. Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
m. Kuku: mudah patah.
6. Laboratorium
a. Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)
b. Transferin (N:170-25 MG/100 ML)
c. Hb (N: 12 MG%)
d. BUN (N:10-20 mg/100ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N :LAKI-LAK1: 0,6-1,3 MG/100
ML,WANITA: 0,5-1,0 MG/ 100 ML)
Diagnosa Keperawatan
intervensi :
- Rasional: untuk mengetahui seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan dan
menmberikan penanganan yang tepat.
TINJAUAN KASUS
1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 30 thn
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
No.RM : 06-44-95
Nama : Ny. Y
Umur : 65 thn
Agama : Islam
Hubungan : Ibu
c. Keluhan utama
d. Riwayat Kesehatan
1. Pola Oksigenasi
2. Pola Nutrisi
1500 cc.
3. Pola Eliminasi
BAK
BAB
4. Pola aktivitas
kemampuannya.
perawat/keluarga.
5. Pola istirahat
6. Pola Suhu
7. Pola Spiritual
8. Kebutuhan berkomunikasi
2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : sedang, tenang.
2. Kesadaran : Composmetis
3. TD : 110/70 mmHg
4. N : 80 x/menit
5. S : 36,5 oC
6. R : 18 x/menit
11. Integument : tidak ada Oedema, ada lesi di pelipis sebelah kiri,
kemerahan di VL, turgor buruk,
12. Genetalia : tidak ada kelainan, tidak terpasang alat bantu.
13. Ekstremitas :
Atas : akral hangat, fungsi fisiologis ekstermitas normal.
4 4
4 4
c. Pemeriksaan Penunjang
Darah ( 25/10/2010 Jam 08.00)
Pemeriksaan Darah
Hematologi
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin II 14,2 gr/dL L: 14-18, P: 12-16
Hemoglobin III 14,3 gr/dL L: 14-18, P: 12-16
Retikulosit % 0,5 1,5
Eritrosit %
LED 1 jam % L: 0-15
LED 2 jam % L: 0-20
Basofil % 0-1
Eosinofil % 1-4
Batang % 2-5
Segmen % 36-66
Limfosit % 22-40
Monosit % 4-8
Retikulosit % 0,5-1,5
Hematokrit L: 40-48, P: 37-43
Golongan darah O
Malaria negatif
Trombosit 150.000- 500.000
1. 25 Oktober DS: pasien menyatakan Agen cidera Agen cidera fisik Nyeri
fisik post jatuh.
2010, jam nyeri di atas pelipis kiri. post jatuh.
07.00 WIB
DO: pasien terdapat luka di
Kerusakan
atas pelipis sebelah kiri 7 jaringan
cm-an. Memar di pelipis
VL. Pasien masih berwajah
Memberikan
topeng (nyeri).
stimulus
TD: 110/70 mmHg, N: kasar/nyeri pada
80x/mnt, R: 18x/mnt, S: saraf
36,5 oC
S: skala nyeri 4
5. INTERVENSI
7. Pemberian obat
sesuai jadwalnya.
6. PELAKSANAAN
3. Pasien
3. Mengkaji pola tidur
menyatakan susah
malam
tidur malam karena
nyeri karena luka
dipelipis sering
datang. Tidur malam
kurang: 4-5 jam.
25 1. Memonitor KU dan 1. KU =
Oktober TTV sedang, GCS= 15,
2010, composmetis. TD =
jam 120/78, N = 88
14.00 x/menit, R =
WIB 20x/menit. S = 37oC.
2. Pasien
2. Membantu dan
kooperatif, pasien
mengajarkan teknik
menyatakan lebih
relaksasi dan distraksi.
rileks dan nyaman
pada tubuh dan
kepalanya.
3. Mengkaji skala nyeri
3. Pasien
menyatakan skala
4. Menganjurkan pasien nyeri 4.
untuk istirahat.
4. Pasien
merasa nyaman.
2. Pasien menyatakan
2. Mengkaji skala nyeri
nyeri masih dalam
skala 4.
4. Menganjurkan
4. Pasien merasa
pasien untuk beristirahat
nyaman
6-7 jam.
4. Mengkaji skala nyeri
4. Pasien menyatakan
nyeri berkurang dari
pada hari kemarin,
skala nyeri 2.
5. Mencatat tindakan
kemampuan 5. Pasien kooperatif
mengurangi atau dan dapat bertindak
mencegah rasa nyeri mandiri untuk
mencegah nyeri seperti
bercanda dengan
keluarganya.
2. Pasien kooperatif,
2. Membantu dan
pasien menyatakan
mengajarkan teknik
lebih rileks dan
relaksasi dan distraksi.
nyaman pada tubuh
dan kepalanya.
3. Pasien merasakan
nyeri pada pelipis kiri
3. Mengkaji skala nyeri
berkurang dari pada
hari kemarin. Skala
nyeri 2.
4. Pasien merasa
nyaman.
4. Menganjurkan
pasien untuk istirahat.
26 1. Memonitor KU 1. KU = sedang,
Oktober dan TTV GCS= 15,
2010 composmetis. TD =
Jam 120/80, N =
19.00 70x/menit, R =
20x/menit. S = 36,3oC.
2. Mengkaji skala 2. Pasien
nyeri menyatakan nyeri
masih terasa dalam
skala 2.
4. Menganjurkan
4. Pasien merasa
pasien untuk beristirahat
nyaman
27 Nyeri b.d Agen cidera S= Pasien menyatakan masih nyeri di kepala terutama
Oktober fisik post jatuh. di atas pelipis sebelah kiri. Pasien menyatakan bisa
2010 Jam tidur malam, tidak terganggu sekali tidur malamnya
07.00 karena nyeri.
S: skala nyeri 2.