Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Besaran suatu padatan atau gas dalam larutan biasanya dinyatakan sebagai
molalitas daripada sebagai fraksi mol. Misalnya, kebanyakan data tentang bebas
satu. Ini adalah hal yang umum dan molalitas memiliki arti teori yang kurang dari
fraksi mol.
Molalitas suatu zat terlarut adalah jumlah mol tiap kg zat pelarut. Hal ini
memiliki sifat molal parsial untuk menentukan volume molal parsial dan sifat
molal parsial yang paling mudah digambarkan adalah volume molal parsial
komponen dalam sampel terhadap volume total. Volume molal parsial suatu
larutan didefenisikan sebagai penambahan volume yang terjadi bila satu mol
komponen dalam larutan merupakan salah satu sifat termodinamik molal parsial
utama yang dapat ditentukan dengan bantuan metode grafik dengan bantuan
penentuan volume molal parsial yang merupakan sifat dari termodinamika molal
memahami teori yang ada serta menganalisis sekiranya tidak terdapat korelasi
antara hasil yang diperoleh di laboratorium dengan apa yang ada dalam teori.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan volume molal parsial
menggunakan piknometer.
Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan densitas larutan NaCl dengan
Manfaat dari percobaan ini adalah agar kita dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan volume molal parsial yang merupakan sifat dari termodinamika.
Selain itu kita juga dapat mengetahui metode-metode penentuan volume molal
parsial melalui praktikum bukan hanya lewat teori sehingga kita dapat
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
gelas kimia 600 mL, pipet volume 50 mL, labu ukur 100 mL, bulb, pipet tetes,
BAB IV
T = 29 oC = 302 K
4.2 Perhitungan
Tabel Pengamatan
d = x do
W − We
Wo − We
d1 =
25,0575g
x0,9959g/cm3
22,7523g
= = 1,0968 g/cm3
24,9548
22,7523
d2 =
23,9363g
x 0,9959g/cm3
22,7523g
= = 1,0477 g/cm3
23,8382
22,7523
d3 =
23,3500g
x0,9959g/cm3
22,75230 g
= = 1,0221 g/cm3
23,2543
22,7523
d4 =
23,0518g
x0,9959g/cm3
22,7523g
= = 1,0090 g/cm3
22,9573
22,7523
d5 =
22,9026g
x 0,9959g/cm3
22,7523g
= = 1,0025 g/cm3
22,8087
22,7523
m =
1
d − BM
M − 1000
m1 =
1
1,0968g/cm3 58,5M / mol
−
3M 1000
=
1
0,3656 − 0,0585
= = 3,2563 mmol/g
1
0,3071
m2 =
1
1,0477 g/cm3 58,5M / mol
−
1,5M 1000
=
1
0,6985 − 0,0585
= = 1,5625 mmol/g
1
0,6400
m3 =
1
1,0221g/cm3 58,5M / mol
−
0,75M 1000
=
1
1,3628 − 0,0585
= = 0,7667 mmol/g
1
1,3043
m4 =
1
1,0090 g/cm3 58,5M / mol
−
0,375M 1000
=
1
2,6907 − 0,0585
= = 0,3799 mmol/g
1
2,6322
m5 =
1
1,0025g/cm3 58,5M / mol
−
0,1875M 1000
=
1
5,3467 − 0,0585
= = 0,1891 mmol/g
1
5,2882
= ( BM - )
φ 1 1000 W − Wo
x
d m Wo − We
1 = 58,5 M/mol -
φ 1 ( 1000 2,3052g )
x
1,0968g/cm3 3,2563mmol/g 22,7523g
=
1 ( 58,5 − ( 307,0970 x 0,1013) )
1,0968g/cm3
= = 24,9737 cm3/mol
1
x 27,3911
1,0968g/cm3
2 = 58,5 M/mol -
φ 1 ( 1000 1,184 g )
x
1,0477 g/cm3 1,5625mmol/g 22,7523g
=
1 ( 58,5 − ( 640 x 0,0520) )
1,0477 g/cm3
= = 24,0718 cm3/mol
1
x 25,22
1,0477 g/cm3
3 = 58,5 M/mol -
φ 1 ( 1000 0,5977 g )
x
1,0221g/cm3 0,7667 mmol/g 22,7523g
=
1 ( 58,5 − (1304,2911 x 0,0263) )
1,0221g/cm3
= = 23,6739 cm3/mol
1
x 24,1971
1,0221g/cm3
4 = 58,5 M/mol -
φ 1 ( 1000 0,2995g )
x
1,0090g/cm3 0,3799mmol/g 22,7523g
=
1 ( 58,5 − ( 2632,2717 x 0,0132) )
1,0090g/cm3
= = 23,5421 cm3/mol
1
x 23,754
1,0090 g/cm3
5 = 58,5 M/mol -
φ 1 ( 1000 0,1503g )
x
1,0025 g/cm3 0,1891mmol/g 22,7523g
=
1 ( 58,5 − ( 5288,2073 x 0,0066) )
1,0025 g/cm3
= = 23,5391 cm3/mol
1
x 23,5979
1,0025g/cm3
d. Analisa Grafik
Slope = tg x = ∆y
∆x
beda pula. Semakin tinggi konsentrasi larutan, densitasnya juga semakin besar.
Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, menunjukkan
jumlah partikel dalam larutan tersebut semakin banyak. Dengan kata lain,
beberapa kali sehingga diperoleh larutan NaCl yang lebih encer yakni 1,5 M, 0,75
seberapa besar penambahan volume larutan yang terjadi pada berbagai variasi
nantinya akan ditimbang. Semakin tinggi konsentrasinya maka semakin berat pula
piknometer tersebut. Hal ini dapat terjadi karena penyusun dari larutan NaCl yang
konsentrasinya besar lebih banyak mengandung zat NaCl daripada air sehingga
beratnya menjadi lebih besar, yang kita ketahui bersama bahwa NaCl adalah suatu
nantinya berat yang ditimbang untuk yang konsentrasinya kecil tidak dipengaruhi
oleh yang konsentrasinya besar. Konsentrasi yang besar dapat mempengaruhi
konsentrasi yang kecil berubah menjadi agak besar pula walaupun tidak sama.
Tetapi yang konsentrasinya kecil tidak mempengaruhi konsentrasi yang besar. Hal
ini dilakukan karena piknometer yang digunakan hanya 1 buah, jadi kita
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada tiga sifat termodinamik molal parsial utama, yakni : (1) volume molal
parsial dari komponen-komponen dalam larutan, (2) entalpi molal parsial (juga
disebut sebagai panas diferensial larutan) dan (3) energi bebas molal parsial
(disebut potensial kimia). Sifat-sifat ini dapat ditentukan dengan bantuan (1)
dan n1, dan (3) dengan menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran molal
ΦJ1 = J – n1Jol
n1
di mana Jol adalah metode harga molal untuk komponen murni dan dengan
menggunakan metode intersep. Suatu hal yang harus diingat adalah bahwa sifat
molal parsial dari suatu komponen dalam suatu larutan dan sifat molal untuk
senyawa murni adalah sama jika larutan tersebut ideal ( Dogra dan Dogra, 1990).
Sifat molal parsial yang mudah digambarkan adalah volume molal parsial
yaitu kontribusi pada volume, dari satu komponen sampel terhadap suatu volume
total. Kita dapat membayangkan pada suatu volume besar dari air murni. Jika
ditambahkan lebih lanjut air, maka volumenya bertambah 18 cm3 dan kita dapat
mengatakan bahwa 18 cm3 adalah volume molal air murni. Walaupun demikian
jika ditambahkan i mol air ke dalam etanol murni yang volumenya besar maka
volume ini adalah volume yang ditempatkan pada sejumlah molekul air dan
bergantung pada molekul yang di sekelilingnya. Begitu banyak etanol yang ada
sehingga setiap molekul air dikelilingi oleh etanol murni, kumpulan molekul-
(Atkins, 1994).
Sistem perilaku ideal dengan semua hubungan termodinamik yang
1. Besaran molal parsial, misalnya volume molal parsial, entalpi, dan sebagainya.
Huckel.
T,p,nj = Ji
dimana Ji adalah sifat molal parsial dari komponen ke- i. Secara fisik Ji berarti
kenaikan dalam besaran termodinamik J yang diamati bila satu mol senyawa i
Sifat molar parsial yang paling mudah digambarkan adalah volume molar
parsial yaitu kontribusi pada volume, dari satu komponen dalam sampel terhadap
bergantung pada komposisi, karena lingkungan setiap jenis molekul berubah jika
dan perubahan gaya-gaya yang bekerja antar molekul inilah yang menghasilkan
Ada tiga sifat termodinamik molal parsial utama, yakni volume molal
disebut sebagai panas diferensial larutan), dan energi bebas molal parsial (disebut
potensial kimia). Sifat-sifat ini dapat ditentukan dengan bantuan metode grafik,
dengan menggunakan hubungan analitik yang menunjukkan J dan ni, dan dengan
menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran molal nyata yang ditentukan
sebagai
ФJi =
dimana Ji0 adalah harga molal untuk komponen murni dan dengan menggunakan
metode intersep. Satu hal yang harus diingat adalah bahwa sifat molal parsial dari
suatu komponen dalam suatu larutan dan sifat molal untuk senyawa murni adalah
suhu. Jumlah liter larutan yaitu volume larutan akan sedikit berubah bila suhunya
berubah. Karena itu 1 M larutan yang dipersiapkan pada suhu 30 °C, pada suhu 0
berikut. Jika sampel yang sangat besar dari campuran yang komposisinya tertentu
VA tetap, dan volume sampel berubah sebesar nA VA. Jika nB zat B ditambahkan,
volume berubah sebesar nB VB dengan alasan yang sama. Oleh karena itu,
sama. Sekarang, diambil dari volume yang besar ini, sampel yang terdiri dari nA
mengencerkan larutan stok ini sebelum bekerja dengan larutan tersebut. Prosedur
untuk penyiapan larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat disebut
Partial molal volumes have been determined for the nickel(ll) complexes
increases in volume, greater in the case of the second ligand. The observations are
dari asam asetat tetra etilendiamin (senyawa monokompleks) dan asam metil
disusun oleh perlakuan peningkatan dari volume, terutama pada penyebab ligan
yang kedua. Penelitian didiskusikan pada suhu reduksi elektrostatik oleh air
Volume molal dan entropi molal selalu positif, tetapi kuantitas molal
parsial yang bersangkutan tidak perlu demikian. Contohnya, volume molal parsial
batas MgSO4 (volume molal parsialnya dalam batas konsentrasi nol adalah -1,4
cm3/mol), yang berarti penambahan 1 mol MgSO4 ke dalam air yang volume besar
garam itu memutuskan struktur air yang terbuka ketika ion-ionnya terhidrasi
Dalam termodinamika dikenal dua tipe peubah yaitu (Taba, dkk., 2009):
G.
b. Peubah intensif yang tidak tergantung pada jumlah fase, contoh: P dan T.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil percobaan ini adalah bahwa nilai volume molal
5.2 Saran
Untuk percobaan, sebaiknya bukan hanya larutan NaCl saja yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R., 2005, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I, Erlangga,
Jakarta.
Dogra, S. K. dan Dogra, S., 1990, Kimia Fisik dan Soal-Soal, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Sze, Y. K. dan McBryde, W. A. E., 1979, The Partial Molal Volume of Two
Nickel Chelate Complexes, Canada Journal Chemistry, National Research
Council of Canada, Volume 58: 1795 – 1798.
Taba, P., Zakir, M. dan Fauziah, S., 2009, Penuntun Praktikum Kimia Fisika,
Laboratorium Kimia Fisika FMIPA UH, Makassar.
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 27 Maret 2010
Asisten Praktikan
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
NaCl 3 M