Professional Documents
Culture Documents
Kematian Yesus
Pemain:
- Narator
- Pengatur peralatan drama dan dekorasi
- Juru rekam suara dan efek suara
- Pembuat bayangan
- Pilatus
- Kumpulan orang banyak (bisa orang biasa atau prajurit)
- Prajurit 1 dan 2
- Yesus
- Yohanes
- Maria
- Orang 1 dan 2
- Maria (istri Kleopas)
- Maria Magdalena
- Penjahat 1 dan 2
- Yusuf dari Arimatea
- Narator
Peralatan untuk drama bayangan:
- Efek suara dan suara.
- Tape jika efek suara harus direkam terlebih dahulu.
- Perlengkapan pertunjukan wayang (OHP dan layar atau kain yang
dibentangkan dan disorot oleh lampu).
- Bayangan/siluet: tiga salib, tiga tubuh/mayat yang bisa
dilepaskan, dua prajurit Roma, tiga wanita menunduk sedih, tiga
orang berjubah berdiri tegak, mahkota duri, gunung Golgota,
tulisan untuk salib Yesus, Yusuf memegang kain kafan.
- Peralatan untuk drama atau pantomim: pakaian zaman dahulu; mahkota
duri; jubah ungu, jubah panjang, dan jubah dalam untuk Yesus;
cambuk dan tongkat; ember, teko air, dan handuk; tiga salib (satu
dengan paku besar, dua dengan tali untuk mengikat tangan); palu,
dadu, ember dan spons, tulisan untuk salib, dan tombak; kain kafan
(kain yang panjang). Panggung harus diatur terlebih dahulu dengan
salib yang sudah ditegakkan atau dipasang.
Narator:
"Para pengikut-Nya tahu, tetapi tidak memahami bahwa Yesus dari
Nazaret adalah Kristus, Mesias yang dijanjikan kepada Bangsa yang
Terpilih sejak awal sejarah mereka. Kebanyakan orang Yahudi percaya
bahwa Allah akan memberikan Mesias untuk mendirikan kerajaan yang
lebih besar dari kerajaan Raja Daud atau Raja Salomo. Mengingat
sejarah kekalahan mereka dari bangsa-bangsa lain, mereka pun
mempercayai hal tersebut. Tidak mudah untuk menerima Mesias yang
akan menyelamatkan mereka dari penjajahan dosa dan kematian
sementara penjajahan Romawi terus-menerus menyengsarakan mereka.
Ketika Yesus memasuki Yerusalem lima hari sebelumnya, orang-orang
menyebut-Nya Raja, mengakui Dia sebagai Kristus yang telah lama
dijanjikan. Setiap hari ribuan dari mereka berkumpul di Bait Allah
untuk mendengarkan Dia. Mereka berharap Dia melakukan sesuatu.
Namun, ketika Pilatus menawarkan pilihan untuk membebaskan Yesus
atau Barabas, secara bersama-sama mereka memilih Barabas yang mereka
anggap sebagai pejuang kebebasan. Yesus dihadapkan pada takdir yang
sudah diketahui-Nya ketika Ia berdoa di Taman Getsemani. Dia harus
mati di kayu salib, suatu cara mati yang sangat hina sehingga
undang-undang melarang hukuman tersebut dilakukan terhadap warga
negara Romawi.
Ketika Pontius Pilatus, kepala pemerintahan Romawi yang ditunjuk
untuk mengatur orang-orang Israel, melihat bahwa dia tidak dapat
meyakinkan orang banyak supaya menyelamatkan Yesus dan bukan Barabas
yang kejam, dia mengambil tempat air, sebuah ember, dan sebuah
handuk."
[Pilatus masuk dengan membawa ember, dll., diikuti oleh orang
banyak.]
Pilatus:
[Menuangkan air ke dalam ember.] "Aku tidak mendapati kejahatan-Nya
[mencuci tangan]. Aku tidak bertanggung jawab atas kematian orang
ini. Ini adalah tanggung jawab kalian!"
Orang banyak:
"Salibkan Dia!"
[Pilatus keluar diikuti oleh orang banyak.]
Narator:
"Untuk menyenangkan dan menenangkan orang banyak, Pilatus
menyerahkan Yesus kepada prajurit-prajuritnya untuk disiksa. Para
prajurit itu membawa Yesus ke halaman istana gubernur. Di sana
mereka melepas pakaian-Nya dan mencambuki-Nya."
[Para prajurit masuk menyeret Yesus dan mencambuki Dia.]
Narator:
"Mereka mengenakan jubah ungu pada-Nya dan di kepala-Nya mereka
kenakan mahkota duri."
[Para prajurit mengenakan jubah dan mahkota pada Yesus.]
Prajurit 1:
[Dengan mengejek.] "Ini, berikan tongkat ini kepada-Nya. Ini dapat
menjadi tongkat lambang kekuasaan-Nya. Terimalah, Raja orang
Yahudi."
Prajurit 2:
[Tertawa] "Menunduklah kepada-Nya! Dia adalah seorang raja atau
begitulah Dia mengakui diri-Nya. Inilah pendapatku tentang seorang
pengkhianat." [Meludah.]
Prajurit 3:
"Jika kamu sangat berkuasa, selamatkan diri-Mu sendiri. Aku berani
bertaruh, Kamu tidak akan dapat membunuh kami! Coba, sakitkah ini
ketika Kamu menjadi raja?" [Mencambuk Yesus.]
Narator:
"Ketika mereka telah puas menyiksa-Nya, mereka membawa Dia ke Bukit
Tengkorak yang disebut Golgota."
[Para prajurit membawa Yesus dan masuk lagi dari arah yang berbeda
diikuti oleh orang banyak, ketiga Maria, dan Yohanes.]
Narator:
"Di sana mereka melepas pakaian-Nya dan menyalibkan Dia."
[Para prajurit melepas jubah ungu Yesus dan jubah luar-Nya dan
membaringkan Dia di sebuah palang dan memaku tangannya dengan palu.
Yesus mengerang; para pengikut-Nya sedih dan meratap. Para prajurit
meletakkan tulisan di atas-Nya.]
Narator:
"Di atas kepala Yesus mereka letakkan sebuah tulisan `Inilah Yesus
Raja Orang Yahudi`."
[Isak tangis terus berlanjut.]
Narator:
"Di kaki salib Yesus ada Maria ibu Yesus, Maria istri Kleopas,
Yohanes, dan Maria Magdalena. Para prajurit membaca tulisan di salib
Yesus. Pilatus menuliskannya dalam bahasa Latin, Ibrani, dan
Yunani."
Prajurit 1:
"Selamatkanlah diri-Mu sendiri jika Kamu adalah Raja orang Yahudi!"
Prajurit 2:
"Ya, turunlah dari salib itu jika Kamu memang pembuat mukjizat!"
Yesus:
"Bapa, ampunilah mereka; mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
[Para prajurit menyalibkan penjahat 1; ketika penjahat 1 berbicara
mereka menyalibkan penjahat 2.]
Narator:
"Bersama dengan Dia, mereka juga menyalibkan dua penjahat, satu di
sebelah kiri-Nya dan satu di sebelah kanan-Nya."
Penjahat 1:
"Kata-Mu Kamu adalah Mesias! Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan
kami!"
Penjahat 2:
"Apakah engkau tidak takut pada Tuhan? Dia sekarat seperti kita.
Kita adalah penjahat .... Tetapi Dia tidak melakukan kejahatan apa
pun. Yesus, ingatlah aku ketika Engkau sampai di Kerajaan-Mu."
Yesus:
"Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam
Firdaus."
Narator:
"Yesus melihat ibu-Nya di kaki salib-Nya. Di sampingnya berdirilah
salah satu murid-Nya."
Yesus:
[Kepada Maria, pelan dan menahan sakit.] "Ibu, inilah Anakmu ...."
[Berhenti sebentar dan memandang dalam-dalam murid-Nya.] "Dia
sekarang adalah ibumu."
[Isak tangis terdengar lebih keras dan berangsur-angsur menghilang.]
Narator:
"Para prajurit membagi jubah-Nya dan mengundi untuk mendapatkan
jubah itu."
[Para prajurit mengundi dan bertaruh dengan suara pelan.]
Narator:
"Mereka yang lewat di tempat itu menggelengkan kepala dan mengolok-
olok Yesus."
[Orang 1 dan 2 masuk.]
Orang 1:
"Kata-Mu, Engkau akan merubuhkan Bait Allah dan akan membangunnya
kembali dalam tiga hari."
Orang 2:
"Selamatkanlah diri-Mu sendiri jika Engkau adalah Anak Allah!
Turunlah dari salib itu!"
Yesus:
"Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"
Yohanes:
"Ia memuji Allah dengan ucapan seperti yang tertulis dalam Kitab
Suci."
Orang 1:
"Dia memanggil Elia."
Yesus:
"Aku haus."
Orang 2:
"Tunggu dulu! Janganlah kita menyembuhkan kesakitan-Nya dengan
anggur yang murah. Kita lihat saja apakah Elia akan datang untuk
menyelamatkan Dia."
Yesus:
"Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. [Berhenti sejenak]
Sudah selesai."
[Orang 1 dan 2 keluar, isak tangis terdengar lebih keras dan
berangsur-angsur menghilang.]
Narator:
"Karena hari itu sudah hampir petang dan hari itu adalah persiapan
salah satu hari Sabat terkudus dalam kalender orang Yahudi, para
prajurit mematahkan kaki salah satu penjahat supaya dia mati dan
kemudian kaki penjahat yang lainnya."
[Suara kayu yang dipukulkan pada kayu, bisa juga suara erangan dan
suara itu diulang tiga kali.]
Narator:
"Namun, ketika mereka sampai pada Yesus, mereka melihat Dia sudah
mati dan mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Namun, salah satu
prajurit menikamkan tombak ke lambung-Nya. Yusuf, orang kaya dari
Arimatea, menghadap Pilatus dan meminta izin untuk menguburkan mayat
Yesus."
[Yusuf masuk dengan membawa kain; dia dan Yohanes memindahkan Yesus
dari panggung diikuti oleh Maria; para prajurit memindahkan para
penjahat.]
Narator:
"Dia mengambil mayat Yesus dan membungkus-Nya dengan kain lenan yang
baru. Dengan para pengikut Yesus lainnya, dia membawa mayat itu dan
menguburkannya di sebuah kubur yang masih baru yang digali dari
bukit karang. Mereka menutup pintu masuknya dengan sebuah batu besar
ketika Maria Magdalena dan Maria ibu Yusuf melihatnya."
[Suara isak tangis berangsur-angsur menghilang dan lampu dimatikan.]
Dia Hidup
• View
• Track
Submitted by Abemoms on Fri, 02/20/2009 - 01:49
• Drama
• Paskah
Dalam drama pendek ini, Anda memerlukan dua orang yang mengenakan
pakaian pada zaman Alkitab dan dua wanita.
Maria Magdalena: Petrus! Yohanes! Cepat kemari!
Petrus : Ada apa?
Maria Magdalena: Dia hilang. Yesus tidak ada.
Yohanes : Tenang, ayo masuk. Aku akan ambilkan minum.
Petrus : Maria, kita melihat dia meninggal. Kita tahu Dia
meninggal.
Maria Magdalena: Tidak, kamu tidak mengerti.
Yohanes : Tenanglah. Aku tahu kamu sedih. Masuklah dan duduk.
Maria : Tolong dengarkan aku. Kami pergi ke kubur pagi ini
untuk meminyaki tubuh Yesus. Kami khawatir tidak
bisa menggulingkan batu di depan kubur itu.
Maria Magdalena: Tetapi saat kami sampai di sana, tidak hanya
batunya yang tidak ada, tubuh Yesus pun juga tidak
ada.
Petrus : Dan kamu yakin kamu pergi ke tempat yang benar.
Maria : Tentu kami yakin. Kami mengikuti Yusuf saat dia
membawa tubuh Yesus dari kayu salib.
Yohanes : Kamu yakin kuburan itu kosong?
Maria Magdalena: Kami bukan wanita bodoh. Aku mengatakan yang aku
lihat. Yesus sudah tidak ada.
Yohanes : Aku harus melihatnya.
Petrus : Tunggu, Yohanes. Aku ikut denganmu.
(Semuanya keluar. Beberapa saat kemudian Petrus,
Yohanes, dan Maria masuk.)
Petrus : Aku tidak tahu apa yang harus aku percayai. Aku
tidak mengerti ini.
Yohanes : Aku percaya Dia hidup.
Maria : Tetapi Yohanes, bagaimana dia bisa hidup. Kamu
melihat dia mati. Aku melihat Yusuf menempatkan dia
di taman kuburan. Dia meninggal dengan cara yang
sangat hina.
Petrus : Aku tidak pernah bermimpi hal ini bisa terjadi.
Aku pikir Yesus akan menyelamatkan kita dari
orang-orang Roma.
Maria : Aku juga berpikiran begitu. Aku memandang Yesus
sebagai raja baru kita. Ingat, aku pernah meminta
supaya kedua anakku dijadikan tangan kanan-Nya dan
sekarang lihat apa yang terjadi pada-Nya. Aku tidak
percaya ini semua telah terjadi.
Maria Magdalena: (Berteriak) Aku melihat Dia. Aku melihat Yesus.
Dia hidup.
Yohanes : Aku tahu itu.
Petrus : Tenang dan katakan apa yang terjadi.
Maria Magdalena: Saat kamu pergi, aku kembali ke kubur itu, tetapi
saat aku melihat ke dalam, aku melihat dua
malaikat. Mereka sangat cantik.
Yohanes : Dan di mana kamu melihat Yesus?
Maria Magdalena: Saat aku menoleh ke belakang, aku melihat seorang
pria. Aku kira dia seorang tukang kebun. Lalu aku
minta dia katakan di mana dia meletakkan Yesus.
Petrus : Jadi, tukang kebun itu memindahkan Yesus ke
kuburan lain. Aku tahu pastinya begitu.
Maria Magdalena: Dia menyebut namaku.
Maria : Tukang kebun itu mengenalmu?
Maria Magdalena: Tidak, dia bukan tukang kebun. Dia adalah Yesus.
Petrus : Aku tahu engkau sangat dekat dengan Yesus. Kamu
benar-benar mengasihi Yesus. Maksudku karena Yesus
telah melakukan sesuatu kepadamu. Tetapi Yesus
sudah meninggal.
Maria Magdalena: Dia memanggil namaku. Aku tahu dia adalah Yesus,
tak ada yang memanggilku seperti Yesus memanggilku.
Aku ingin memeluk Dia dan tidak akan melepaskannya,
namun Dia malah mengutusku untuk mengatakan hal ini
kepada kamu. Yesus telah hidup. Aku melihat Dia.
Dia hidup. (t/Ratri)
JALAN KE EMAUS
Ayat:
Lukas 24:13-33
Pemain:
Kleopas, teman seperjalanan, dan Yesus
Alat-alat yang dibutuhkan:
Meja kecil dengan cangkir, piring, roti, minuman, mangkuk berisi
buah-buahan, tiga kursi, pakaian, jubah putih dengan kerudung untuk
Yesus, ceret untuk jus/sirup anggur.
Panggung:
Meja diletakkan di salah satu sisi yang panjang, yang masih bisa
dilihat saat dilewati; pemain muncul dari sebelah meja. (Kleopas
masuk bersama temannya dan berjalan pelan-pelan.)
Teman : Kleopas, aku pikir pasti ada cara yang bisa kita lakukan
untuk menyelamatkan Dia, atau ada sesuatu yang harus kita
lakukan sekarang. Kita tidak seharusnya pulang ke Emaus,
tidak seharusnya kita menyerah.
Kleopas: Semuanya sudah terjadi. Kita berdua percaya bahwa Yesus
adalah Mesias, tetapi Mesias tidak akan mati. Para nabi
mengatakan bahwa Dia akan selalu hidup.
Teman : Tetapi Yesus menyembuhkan orang-orang yang sakit parah dan
cacat. Dia membangkitkan Lazarus dari kematian. Kita ada di
sana saat Lazarus mati. Kita melihat dia dimasukkan ke
dalam kuburnya. Kita melihat dia berjalan keluar dari
kuburnya empat hari kemudian. Sejak saat itu kita makan
malam bersama dengan dia. Itu bukanlah tipuan. Yesus
memunyai kuasa atas hidup dan mati, lalu mengapa Dia tidak
menyelamatkan diri-Nya sendiri?
Kleopas: Aku sering mendengar Yesus berbicara tentang kematian,
tetapi aku tidak memahaminya dan saat ini pun aku juga
tidak mengerti.
Teman : Andreas berbicara tentang kebangkitan pada hari ketiga.
Ingat, Yohana dan Maria mengatakan bahwa mereka melihat
seorang malaikat pagi ini di kubur Yesus. Dan Maria
Magdalena mengaku bahwa dia berbicara dengan Yesus.
Kleopas: Maria Magdalena pernah dirasuki setan.
Teman : (Berhenti dan melangkah pelan) Betul. Yesus mengusir
setan-setan itu. Tetapi jangan lupa bahwa Petrus dan
Yohanes juga melihat bahwa kubur itu kosong.
Kleopas: Bisa jadi itu adalah tipuan orang-orang Romawi. Aku tidak
akan melewati mereka, bila aku ingin menyembunyikan mayat
Yesus dan mereka pasti ingin menyalahkan kita karena kita
adalah pengikut Yesus. Mereka mungkin juga ingin menghukum
kita sebagai penjahat.
Yesus : (Masuk) Damai besertamu.
Kleopas: Dan bersamamu juga, Orang Asing.
Yesus : Aku dengar kalian berbicara tentang orang-orang Roma.
Apakah sedang terjadi sesuatu di Yerusalem?
Kleopas: Kamu pasti satu-satunya orang di Yerusalem yang tidak tahu
peristiwa yang paling mengerikan yang telah terjadi
beberapa hari terakhir ini.
Yesus : Apa yang telah terjadi?
Teman : Mereka menyalibkan Tuhan kita.
Kleopas: (Dengan nada ingin tahu) Maaf, Orang asing, kami tidak
mengenalmu atau tahu apa pendapatmu tentang orang yang
kami ... yang bagi orang lain dipercayai sebagai Mesias.
Namanya Yesus dari Nazaret. Para imam kepala menyerahkan
Dia kepada orang-orang Roma supaya disalib seperti seorang
penjahat.
Teman : Kami sangat berharap bahwa Dia adalah benar-benar Kristus,
yang datang untuk membebaskan kami dari penjajahan Roma.
Tetapi Dia mati tiga hari yang lalu.
(Ketiga tokoh ini berjalan pelan menuju meja.)
Kleopas: Beberapa wanita dari kelompok pengikut Yesus pagi-pagi
sekali pergi ke kubur Yesus untuk mempersiapkan mayat Yesus
sebelum dikubur. Mereka tidak menemukan mayat Yesus dan
saat kembali mereka mengatakan bahwa mereka melihat
malaikat yang mengatakan bahwa Dia telah bangkit dari
kematian.
Teman : Yohanes dan Simon Petrus juga melihat kubur itu kosong.
Kleopas: Ya, tetapi mereka tidak mengaku melihat malaikat atau
Yesus sendiri, seperti yang dikatakan Maria Magdalena.
Yesus : Betapa bodohnya kalian, kalian tidak benar-benar percaya
kepada para nabi. Tidakkah mereka mengatakan kepada kalian
bahwa Mesias akan menderita sebelum dia dimuliakan?
Kleopas: Menderita, itu betul, tetapi Yesus mati!
Yesus : Dia harus mengalami penderitaan yang paling dalam, yaitu
kematian. Itu semua adalah bagian dari rencana Allah. Saat
pertama kali Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah
menjanjikan kepada mereka seorang keturunan yang akan
mengalahkan iblis. Abraham dan Sarah dijanjikan bahwa dari
keturunan merekalah Mesias akan lahir. Yesaya menubuatkan
seorang anak yang dilahirkan dari seorang wanita muda akan
dianggap hina dan ditolak oleh semua orang, seorang manusia
yang selalu diliputi dengan kesedihan. Selama berabad-abad
kamu telah mengorbankan domba yang tidak bercacat supaya
darahnya membersihkan kamu dari dosa. Sekarang kamu telah
mendapatkan Domba Allah. Melalui darah-Nya, dosa-dosamu
diampuni. Itulah pesan yang harus disampaikan ke seluruh
dunia.
Kleopas: Kamu mengetahui Alkitab kami, seperti Yesus.
Teman : (Meletakkan tangannya ke lengan Yesus) Tinggallah bersama
kami malam ini, Sobat. Hari sudah hampir malam dan sudah
mulai gelap.
Kleopas: Ya, tinggallah bersama kami. Jalanan tidak aman bila hari
gelap. Orang-orang Zelot mengaku sedang mencoba mengalahkan
Roma, tetapi pada malam hari mereka sering salah tangkap
orang karena mereka sering mengira orang yang sedang dalam
perjalanan itu sebagai orang yang bekerja untuk orang-orang
Roma.
Teman : (Berhenti di samping meja dan menggelengkan kepala) Saya
sangat sedih dan bingung. Seolah-olah kami harus melakukan
sesuatu, tetapi saya tidak tahu apa itu atau di mana harus
memulainya.
Kleopas: (Memersilakan Yesus duduk) Kamu pasti lapar. Mari kita
makan bersama-sama.
Yesus : Pasti Kristusmu akan mengatakan kepadamu bahwa sekarang
bukanlah saatnya untuk menyerah.
(Teman dan Kleopas duduk, Kleopas duduk agak jauh dari
Yesus.)
Kleopas: Tetapi bagaimana kami bisa mengatakan kepada semua orang
tentang Kristus yang mati? Alkitab kami mengatakan bahwa
Dia akan hidup selamanya.
Teman : (Menuangkan minum untuk Yesus dan Kleopas) Bagaimana bila
Maria Magdalena benar? Bagaimana bila Yesus telah bangkit
dari kematian? Bukankah itu berati Dia punya kuasa atas
kuburan? Aku pikir itu sama halnya dengan hidup selamanya.
Yesus : Kamu telah mendengarkan dengan baik perkataan Yesus.
(mengangkat roti dan pelan-pelan memecah-mecahkannya)
Pujilah Tuhan! (memberikan satu roti kepada Teman dan
Kleopas). Terimalah dan makanlah.
Teman : Yesus! Engkau hidup!
Kleopas: (Berdiri) Guru!
(Kleopas menolong temannya berdiri dan memeluk dia; Yesus
keluar saat mereka tidak melihat.)
Kleopas: (Melihat ke sekeliling) Ke mana Dia pergi?
Teman : Aku tak tahu. Tetapi aku mulai mengerti. Saat kita
berjalan dengan Dia tadi dan Dia menjelaskan Alkitab
kepada kita, tidakkah kamu merasa seolah-olah ada api yang
membakarmu?
Kleopas: (Berdiri) Ya, dan api itu masih membakar. Kita harus
melakukan apa yang Dia katakan. Ayo kita katakan kepada
yang lainnya bahwa Yesus telah hidup. (t/Ratri)
Di Taman Getsemani
Karakter yang diperankan:
- Narator
- Yesus
- Dua orang sebagai Tikus.
Perlengkapan:
Lonceng untuk memberi tanda dimulai dan berakhirnya drama.
Teks Drama:
Narator : "Halo, adakah di antara kalian yang mengingat pertunjukan drama yang lalu dimana kita
bersama-sama Yesus ada di ruang paling atas sebuah rumah? Hari ini kita akan pergi ke sebuah
tempat yang sunyi -- Taman Getsemani. Seperti minggu lalu kami akan minta kalian, anak-anak dan
dua ekor tikus menolong kami dalam pertunjukan drama ini."
[Dua pemeran tikus naik ke sudut panggung dan berdiri di depan mikrophone]
Tikus (1): "Aku kok tidak senang ya berada di taman. Lebih hangat dan lebih nyaman saat kita
berada di ruang atas rumah itu."
Tikus (2): "Ohhh ... kamu ingin bilang kita seharusnya tidak berada di sini? Lho bukannya ini
idemu mengikuti Yesus sampai ke taman ini?"
Tikus (1): "Iya memang. Tapi aku kan hanya ingin tahu tentang rencana rahasia yang Yesus
bicarakan dengan para murid- Nya di ruang atas itu."
Tikus (2): "Ssssttt! Diam ... itu mereka datang!"
Narator : "Selamat datang! Permainan kali ini membawa kita ke sebuah taman, dan kami
membutuhkan kalian untuk membuat suasana di taman ini hidup. Saya mau kalian membentuk 4
kelompok. Setiap orang pergi ke taman, pasti kalian sering menggunakan hidung untuk menghirup
berbagai aroma dalam taman tersebut. Tapi kali ini, selain aroma dalam taman, ada juga suara-
suara. Sebagai contoh (tunjuk kelompok 1), mereka adalah sekelompok pohon Zaitun. Kira- kira
bagaimana keadaan dan suara pohon Zaitun saat angin menggoyangkan mereka? [Peragakan
dengan menggoyang- goyangkan badan Anda dan keluarkan suara yang mirip seperti suara
dedaunan yang tertiup angin; peragaan ini adalah peragaan yang harus dilakukan oleh kelompok 1.
Narator lalu berjalan ke kelompok 2.]
Kelompok 2 akan menjadi sungai yang mengalir. Bersuaralah seperti air yang sedang mengalir dan
gerakkan tangan kalian seperti aliran sungai yang melewati bebatuan. [Selagi kelompok 2
mempratikkan gerakan mereka, beralihlah ke kelompok 3.]
Setiap taman membutuhkan bunga. Beberapa bunga sedang bertumbuh. Coba kalian bilang, `Bong!
Bong! Bong!` Lalu rentangkan tangan dan kaki kalian pada saat kalian, bunga-bunga, sedang
bertumbuh. [Biarkan kelompok itu mempraktikkannya sambil narator beralih ke kelompok 4.]
Kelompok 4 akan menjadi sekelompok pohon anggur, mari kita coba peragaan kalian. Katakan
`oooo` sembari secara perlahan gerakkan tanganmu ke atas seperti daun yang sedang merambat.
Nah, sekarang selama permainan berlangsung, aku akan mengangkat jariku saat aku membutuhkan
peragaan dan suara kalian. Satu jari untuk pohon Zaitun, dua jari untuk sungai yang sedang
mengalir, tiga jari untuk untuk bunga, dan empat jari untuk pohon anggur. Teruslah bersuara sampai
saya menepukkan tangan, sebagai tanda selesai. Mari kita praktikkan dulu. [Peragakan semua
gerakan dengan petunjuk-petunjuk Anda sebanyak satu kali untuk setiap kelompok.]
Masuklah Yesus ke taman ini. Dia terlihat sedih dan penuh rasa takut. Dia tidak akan melihat
keindahan taman ini dan menghirup aroma wangi dari bunga-bungaan dan pohon di dalamnya
karena Dia datang ke sini untuk berdoa. Sekarang kita siap untuk memulai cerita ini."
[Lonceng berbunyi tiga kali sebagai tanda dimulainya drama. Perlahan Narator mengangkat satu
jarinya sebagai tanda untuk pohon Zaitun, dua jari untuk sungai yang mengalir, dan yang lainnya
sampai semua kelompok memperagakan bagiannya masing-masing. Biarkan beberapa saat sampai
narator menepukkan tangannya pertanda mereka harus menghentikan peragaannya.]
Yesus : "Hatiku begitu sedih. Tinggal dan berjaga-jagalah bersama dengan-Ku."
Tikus (1): "Dia berbicara kepada kita?"
Tikus (2): "Aku juga tidak tahu, tetapi lebih baik kita ikuti saja apa yang Dia minta walaupun aku
yakin kita pasti lelah."
Tikus (1): [Menguap] Sekarang saja aku sudah ngantuk. Soalnya tadi kekenyangan makan.
[Para tikus memperagakan adegan tidur sambil berpura-pura mendengkur. Biarkan suara dengkuran
tikus-tikus ini selama beberapa detik.]
Yesus : [Berbicara dengan suara cukup keras ke arah penonton.] "Kalian tidur? [Tiba-tiba para tikus
terbangun kaget dan Yesus berbicara lagi tapi kali ini lebih lembut.] Tidak dapatkah kalian tetap
terjaga dan berdoa bersamaku untuk beberapa saat saja? Waktuku akan segera tiba."
[Yesus menundukkan kepala, melipat tangan, dan kembali berdoa.]
Tikus (1): "Dia terlihat begitu sedih."
Tikus (2): "Kira-kira apa ya yang Dia doakan?"
Tikus (1): "Aku juga tidak tahu apa yang Dia doakan sampai-sampai Dia terlihat begitu sedih dan
tersiksa."
[Para tikus mencoba untuk tetap terjaga, tetapi mereka menguap dan tertidur kembali. Biarkan
adegan tikus tidur ini beberapa detik.]
Yesus : [Berbicara dengan suara keras.] "Bangunlah! Bangun! Anak Manusia akan segera
diserahkan ke tangan orang berdosa!"
Tikus (1): "Lihat! Ada kerumunan orang datang dari sana! Wah, mereka pasti datang untuk
menyakiti Dia!"
Tikus (2): "Ya ... mereka pasti datang untuk menangkap-Nya!"
Tikus (1): "Ayo cepat kita sembunyi di balik batu ini."
Tikus (2): "Aku kira kemarin Dia berkata bahwa ada sebuah rencana."
Tikus (1): "Harapanku Dia mengetahui rencana itu. Yang Dia dapatkan saat ini hanyalah kesukaran
demi kesukaran saja."
[Lonceng berbunyi tiga kali tanda pertunjukkan drama telah selesai.)
Narator : "Yesus tetap memiliki sebuah rencana -- jauh dari situasi yang menegang ini. Sebuah jalan
keluar yang bukan untuk Dia saja, tetapi untuk saya dan kalian."
[Tutuplah dengan sebuah pujian yang sudah dipersiapkan sebelumnya kemudian ajak anak-anak
untuk berdoa.]
Home