You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota adalah kumpulan dari suatu pemukiman yang relatif besar, padat, permanen
atau bersifat tetap dan di dalamnya terdapat berbagai elemen masyarakat yang sangat
beragam. Sedangkan Pemukiman merupakan wadah atau sarana tempat tinggal yang
bisa bersifat menetap ataupun bersifat sementara, dimana di dalamnya terdapat sarana-
sarana yang cukup memadai untuk dijadikan sebagai tempat bermukim serta terdiri dari
berbagai komunitas masyarakat.

Pemukiman dituntut untuk memiliki manajemen yang baik dalam pengaturan


perumahan dan lingkungan sekitarnya serta diharapkan tidak hanya bergelut pada
seputar tempat bermukim saja, tetapi juga tiap-tiap individu mampu mengaplikasikan
pengolahan dan pengaturan yang baik terhadap penataan tempat tinggal atau rumah-
rumah mereka sendiri sehingga tidak sekedar layak digunakan namun juga keadaan
rumah dapat memfasilitasi sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh para hunian.

Salah satu media untuk mengaplikasikan ilmu kepada masyarakat tentang


bagaimana standar pengaturan yang baik terhadap suatu pemukiman khususnya rumah-
rumah yang layak huni yaitu dengan cara penelitian langsung di lapangan yakni tempat
bermukim masyarakat yang dijadikan salahsatu sample (seperti pada contoh lokasi
perkampungan Salo yang dijadikan tempat penelitian) untuk melihat kondisi
pemukiman dan lingkungannya. Dengan penelitian tersebut, beberapa data dan
informasi tentang keadaan pemukiman bisa diperoleh, lalu diolah berdasarkan
ketentuan yang ada sehingga bisa mendapatkan hasil kemudian bisa ditarik
kesimpulan, yang mana hasil dari penelitian ini dikembalikan kepada masyarakat agar
masyarakat tersebut dapat mengaplikasikan ilmu dari hasil penelitian, minimal sekedar
mengetahui bagaimana sebenarnya type kelayakan huni pada sebuah rumah yang bisa
sedikit banyak melayani aktifitas rumah.
Semua hal itu terangkum dalam studi Perencanaan Kota dan Pemukiman yang
juga merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa
Arsitektur Fakultas Teknik Unhalu. Program Kuliah bidang studi tersebut
dimaksudkan untuk mengidentifikasi, menjawab dan memecahkan masalah, serta
mengatasi kendala secara kolektif yang dihadapi oleh masyarakat berkaitan erat dengan
perkotaan dan pemukiman penduduk.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian perencanaan kota dan pemukiman


yakni pada daerah yang telah ditentukan sebelumnya yaitu perkampungan Salo di kota
Kendari, adalah sebagai berikut :
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh kepada masyarakat setempat.
2. Melatih sekaligus membimbing mahasiswa agar dapat mengidentifikasi
berbagai macam permasalahan dan memberikan solusi sesuai dengan bidang studi
Perencanaan Kota dan Pemukiman .
3. Meningkatkan koordinasi dan tingkat sosialisasi antara masyarakat dengan
para mahasiswa untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam Perencanaan Kota
dan Pemukiman.

C. Manfaat

Manfaat yang hendak diperoleh daripada pelaksanaan penelitian bidang studi


Perencanaan Kota dan Pemukiman yang berlokasi di perkampungan Salo pada kota
Kendari, yaitu sebagai berikut :
a. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan
memecahkan masalah dalam menghadapi tantangan masa depan yang berkaitan
dengan studi Perencanaan Kota dan Pemukiman.
b. Terciptanya hubungan yang harmonis antara masyarakat dengan Perguruan Tinggi
dalam mengatasi berbagai masalah pembangunan.
c. Membentuk sikap mahasiswa yang mandiri dan dapat beradaptasi dengan
kehidupan nyata di lingkungan masyarakat.
d. Bertambahnya ilmu pengetahuan setiap mahasiswa terutama dalam bidang disiplin
ilmunya yaitu dalam pendidikan Arsitektur.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan penelitian bidang studi Perencanaan Kota dan Pemukiman yang


bertempat di perkampungan Salo pada kota Kendari, dilaksanakan oleh mahasiswa
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Haluoleo ( Kelompok 8, bidang studi
Perencanaan Kota dan Pemukiman) dan berlangsung selama 1 hari, yakni
pelaksanaannya pada tanggal 3 juni 2008, dimulai pada pukul 12.00 WITA. Lokasinya
adalah RT.02, RW.03 di Kelurahan Kampung Salo Kecamatan Kendari Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara.

E. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

1. Ruang Lingkup
Pembahasan berkaitan dengan parameter dan kriteria terhadap pemukiman dan
perumahan yang layak dikatakan tidak kumuh, kumuh, dan sangat kumuh.

2. Batasan Masalah
Permasalahan dibatasi pada tingkat kondisi pemukiman dan perumahan RT.02,
RW.03 di Kelurahan Kampung Salo Kecamatan Kendari Kota Kendari.
F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan dapat diuraikan sebagai berikut :


BAB I PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, tujuan dan manfaat, waktu dan tempat
pelaksanaan, ruang lingkup dan batasan masalah serta sistematika
penulisan / pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Membahas pengertian ataupun defenisi, kajian dan teori-teori yang
berkaitan tentang Perencanaan Kota dan Pemukiman serta berhubungan
dengan lingkup bahasan.
BAB III DATA OBJEK
Memuat data-data dan informasi dari hasil penelitian berupa tabel /
bagan / diagram, gambar / foto lokasi, site, tapak, denah dan berupa data -
data lainnya yang dianggap penting dan berhubungan.
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan mengenai isi daripada inti penulisan laporan.
BAB V PENUTUP
Memuat kesimpulan dan saran-saran.
Laporan

Oleh : LD SMAID ALIM S. E1B105036


IKBAR BURHAN E1B105038
KUSRAN E1B105028
FATIMAH E1B106013

PROGAM STUDI SI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
2008

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. Mayjen S. Parman Telp (0401) 327504 Kendari 93121
e-mail : ridway-d3tek@kendari.wasantara.net.id

LEMBAR ASISTENSI

Nama : LD SMAID ALIM S. E1B105036


IKBAR BURHAN E1B105038
KUSRAN E1B105028
FATIMAH E1B106013

Jurusan : S1 Teknik Arsitektur

No Tanggal Uraian Paraf

Kendari, Juni 2008


DOSEN PEMBIMBING

ARMAN FASLIH, ST, MT.


C. Arsitektur dan Perilaku Lingkungan

Arsitektur merupakan sintesis integral antara teori dan praktek. Teori Arsitektur
tidak dapat dilepaskan dari dunia nyata, baik dunia yang merupakan lingkungan fisik
maupun berupa lingkungan kehidupan intelektual manusia. Karena lingkungan itu tidak
hanya berada pada di dalam kepala atau pikiran seseorang, tentu akan sangat berbahaya
apabila kita mengabaikan dunia nyata. Memang lingkungan yang ada dalam pikiran
seseorang (lingkungan subyektif) merupakan hal penting dan dapat mempengaruhi
perilaku seseorang. Lingkungan subyektif tersebut tidak bersemi dan tumbuh
sepenuhnya hanya dalam benak seseorang, tetapi berkaitan dengan dunia di luar
pikirannya. Lingkungan subyektif ini dapat ditransformasikan akan tetapi yang dapat
ditransformasikan sesungguhnya adalah lingkungan objektif yang sekaligus berkaitan
erat dengan kondisi di luar pikiran seseorang.
Studi perilaku lingkungan menaruh perhatian pada proses transformasi ini dan pada
mekanisme hubungan manusia dengan seluruh lingkungannya yang terlibat dalam
proses tersebut. Sejauh mana dimensi manusia telah menjadi bahan pertimbangan
dalam pembentukan teori Arsitektur.
Ilmu perilaku ( behavioral sciences ) adalah suatu istilah bagi pengelompokan yang
mempunyai cakupan yang luas. Termasuk di dalamnya antropologi, sosiologi, dan
psikologi. Sering juga ilmu politik dan ilmu ekonomi juga digolongkan ke dalam
kelompok ilmu perilaku. Semuanya merupakan ilmu yang bertujuan mengembangkan
pemahaman mengenai kegiatan aktifitas manusia, dan sikap serta nilai norma-norma.
Meskipun analisis pola aktifitas tertentu pada umunya dapat langsung diterapkan
dalam perancangan suatu lingkungan, mungkin saja terjadi bahwa lingkungan yang
dirancang berbeda dengan asumsi yang terdahulu yang pernah di buat. Karena latar
belakang yang berbeda akan dapat melahirkan kebiasaan dan preferensi yang berbeda.
Fokus dari teori Arsitektur adalah pada hubungan antara Arsitek dan objek yang
menjadi rancangannya. Artinya lebih berdasarkan ideologi dan testamen individual
daripada berdasarkan antara hubungan manusia dengan manusia dan dengan
lingkungannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teori Arsitektur lebih
mengutamakan suatu sistem logika yang menggambarkan keterkaitan antara
komponen-komponen lingkungan daripada mengenai pengalaman manusia.
Analisis Desain Pilihan Impelemntasi Evaluasi

Skema model pengambilan keputusan terhadap desain perancangan

Jika kita mengetahui hirarki kebutuhan dasar manusia tersebut, lihatlah di mana
estetika menempatkan urutannya. Kebanyakan para perancang Arsitek menempatkan
estetika pada urutan pertama dalam pertimbangan desainnya . Padahal apabila disimak
dengan cermat estetika ini belum tentu menjadi urutan pertama sebagai suatu
kebetuhan yang harus dipenuhi.
Manusia dalam ekosistem relatif mempunyai peran yang sangat kecil karena
banyak sekali perubahan yang terjadi di dalam ekosistem tersebut justru berada di luar
campur tangan manusia, akan tetapi manusia dapat menjadi sumber masalah karena
manusia selalu menginginkan yang terbaik pada dirinya sendiri (sikap antroposentris)
dan dalam jangka panjang dapat merugikan sesama manusia atau lingkungan fisiknya.
Dalam usaha mengartikulasikan nilai-nilai sosial dan humanis ini, maka
berkembanglah studi prilku lingkungan yang mempelajari secara khusus interaksi
antara perilaku manusia dengan perilaku lingkungan fisiknya.
Dalam desain Arsitektur, teori Arsitektur yang melandasinya dipengaruhi oleh
gerakan moderen, yang kurang menaruh perhatian pada dimensi manusia. Perhatian
lebih terfokus pada hubungan antara arsitek dan hasil rancangannya. Berbagai faktor,
seperti faktor geometrik, formal abstrak, teknologi atau simbolisasi sangat
diperhatikan. Namun faktor manusia atas kepuasan pengguna khususnya, belum
mendapat cukup perhatian. Ilmu perilaku lingkungan membentuk teori positif bagi
desain arsitektur, yakni dengan menekankan perlunya memperhatikan kepuasan
pengguna daripada hanya mempertimbangkan faktor kepuasan si Perancang saja.

D. Foto Keadaan Lokasi


Kondisi kampung Bajo, masuk (kiri) kawasan RT.03 RW.02

Gambaran secara umum RT.03 RW.02 bagian dalam

Gang atau Lorong-lorong kecil sebagai jalan penghubung


Kondisi jalan umum sebagai jalan utama di RT.03

Gambaran umum kondisi rumah warga untuk sample 1 & 2

Gambaran umum kondisi rumah warga untuk sample 3 & 4


Gambaran umum kondisi rumah warga untuk sample 5 & 6

Gambaran umum kondisi rumah warga untuk sample 7 & 8


Sebelah Timur berbatasan dengan tanggul & Utara bersebelahan dengan RT.0

Sebelah Barat adalah jalan masuk RT.03 & Selatan bersebelahan dengan RT.0

BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini disajikan penjelasan mengenai keadaan pemukiman serta penduduk
yang bermukim di kelurahan kampung Salo khususnya pada RW.03 RT.02 berdasarkan
tinjauan lokasi yakni pengamatan langsung di lapangan dan wawancara terhadap para
penduduk setempat yang secara keseluruhan berkaitan tentang masalah pemukiman
yang mengarah pada perencanaan kota.

A. Keadaan Pemukiman
1. Latar Belakang / Sejarah Pemukiman
Kampung Salo merupakan salahsatu nama kelurahan yang lokasinya terletak pada
daerah kecamatan Kendari kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, yang mana
kelurahan tersebut dijadikan sebagai kawasan perumahan dan tempat bermukim oleh
sebagian penduduk di kota Kendari. Latar belakang ataupun sejarah hingga
terbentuknya kelurahan ini, di karenakan kepadatan penduduk yang terus berkembang
mengikuti laju pertumbuhan penduduk dan tingkat kebutuhan manusia yang berbeda-
beda setiap individu dari tahun ke tahun terhadap suatu kawasan yang menjadi salah
satu faktor utama terbentuknya suatu pemukiman baru, awal mulanya kelurahan
kampung Salo ini merupakan bagian dari kelurahan Mangga dua, maksudnya yaitu
kedua kelurahan tersebut masih dalam satu penggabungan, namun dengan adanya laju
penduduk yang selalu bertambah dan memerlukan tatanan pemukiman baru serta
adanya program Pemerintah yang merencanakan dan mengatur pemukiman serta tata
kota, akhirnya pada tahun 1960an kelurahan tersebut terpecah menjadi dua bagian yang
masing-masing kelurahan terdiri dari berbagai RW dan RT.
Selanjutnya, terbentuknya pembagian RT dan RW terhadap kelurahan kampung
Salo sebenarnya hampir serupa pada setiap kelurahan, yang mana apabila jumlah kuota
terhadap satu RT dan RW mencukupi jumlah yang di maksud maka haruslah ada
pembentukan RT dan RW baru, begitulah yang terjadi terhadap latar belakang
terbentuknya RW.03 RT.02 pada kelurahan Kampung Salo.
2. Geografi Kependudukan
Keadaan penduduk dalam hal ini geografi kependudukannya bermula dari
masyarakat pendatang atau penduduk transmigrasi yang mencoba mencari kehidupan
baru dan ingin mengadakan perubahan terhadap keadaan hidupnya baik dari segi sosial,
ekonomi atau lainnya berdatangan di kelurahan kampung Salo dengan beragam asal
daerah, seperti tinjauan langsung di lapangan yang masyarakatnya hampir keseluruhan
berasal dari daerah kabupaten Muna dan Kabupaten Buton yang masih dalam lingkup
Provinsi Sulawesi Tenggara, mereka berdatangan mencari lapangan pekerjaan,
bermukim dan akhirnya menetap di kelurahan kampung Salo tersebut. Adapun
penduduk asli setempat yang memang lahir dan besar di kota Kendari hanya sebagian
saja yang mencoba bertahan dan ikut beradaptasi dengan penduduk yang berasal dari
derah lain dalam hal ini adalah penduduk yang melakukan transmigrasi atau penduduk
datangan.

3. Perkembangan Pemukiman & Lingkungannya


Dikarenakan faktor laju penduduk yang terus berkembang setiap waktunya dan
akhirnya melahirkan kebutuhan tambahan luasan untuk bermukim maka tiap RT dan
RW diatur sedmikian rupa untuk mengatasi masalah terhadap ketidakaturan
pembangunan. Untuk kawasan RW.03 RT.02 pembagian lokasi berada pada kelurahan
kampung Salo bagian dalam, yang mana sebelah barat sebagai jalan masuk utama dan
bagian timur berbatasan dengan tanggul, bagian utara berbatasan dengan RT.02 serta
bagian selatan bersebelahan dengan RT 0.
Keadaan perkembangan pemukiman dan lingkungan pada lokasi tersebut tidak
terlepas dari perkembangan jumlah penduduknya. Kepadatan bangunannya lebih dari
70% terbangun dengan kepadatan hunian pada tiap-tiap bangunan tentu berbeda-beda,
dalam satu rumah terkadang memiliki lebih dari satu kepala keluarga yaitu dua dan
ataupun tiga kepala keluarga sehingga sebuah bangunan sebagai tempat bermukim
hampir tidak layak dan tidak secara efektif memberikan manfaat fungsi ruangnya
karena banyaknya kebutuhan fungsi terhadap ruang-ruang bangunan. Kemudian
dengan dekatnya batas atau jarak antara rumah satu dan yang lainnya seolah-olah
lingkungannya terasa semakin sempit dan saling berdempetan dan berhimpit-himpitan
yang akhirnya sedikit rumit menemukan lapangan terbuka hijau.

Kondisi rumah dengan jarak yang sangat dekat sehingga lingkungan terasa sempit
Lingkungan bangunan warga yang terwakili, dengan kepala keluarga lebih dari satu

Gambaran struktur rumah warga karena pengaruh ekonomi & perkembangan penghuni
4. Kelembagaan & Organisasi Penduduk

5. Kegiatan Perekonomian Penduduk


B. Analisis Keadaan
1. Faktor Manusia
2. Faktor Alam
C. Potensi Pemukiman

You might also like