You are on page 1of 7

PENDAHULUAN

Penerapan barisan dan deret dalam ekonomi dan bisnis sering kita temukan, terutama
pada bidang keuangan. Bidang keuangan ini meliputi prosedur untuk mengombinasikan
antara tingkat bunga dan pertimbangan waktu kedalam pertanyaan-pertanyaan yang di
alamatkan kepada pembayaran pinjaman, nilai dari berbagai asset keuangan, dan strategi
investasi.

Dalam analisi di bidang keuangan biasanya yang mewakili variable bebas adalah nilai
dari periode waktu dan tingkat bunga. Sedangkan yang mewakili variable terikat adalah
ukuran nilai rupiah yang berupa nilai dari suatu perkiraan, atau pembayaran per periode dari
suatu pinjaman.

Untuk memperoleh nilai-nilai perkiraan dari vaiabel yang telah disebutkan diatas,
biasanya kita gunakan kalkulator tangan dengan berdasarkan rumus-rumus yang akan
diberikan nanti. Atau cara lain yang lebih cepat dan mudah, dapat juga digunakan peralatan
computer dengan bantuan fasilitas piranti lunak (software) Spread Sheet Microsoft Excel.
Namun, dalam pembahasan ini akan digunakan cara perhitungan yang pertama., yaitu
menggunakan kalkulator tangan yang berdasarkan rumus-rumus yang sesuai dengan topic
bahasan.

BUNGA DAN POTONGAN SEDERHANA


Bunga dalam teori merupakan suatu balas jasa yang dibayarkan ketika kita
menggunakan uang. Kita membayar bunga kepada pihak bank, jika kita meminjam uang dari
bank tersebut. Sebaliknya, pihak bank membayar kepada kita, bila kita menginvestasikan
uang berupa tabungan atau deposito di bank. Selanjutnya, jumlah uang yang dipinjamkan
atau di investasikan di bank disebut modal awal atau pinjaman pokok (principal). Jadi bunga
dilihat dari satu pihak merupakan pendapatan, tetapi dilain pihak merupakan biaya. Orang
yang meminjamkan uang akan memperoleh pendapatan bunga, dan orang yang menerima
pinjaman akan membayar biaya bunga.

Misalkan investasi dari P rupiah dan jika i adalah tingkat bunga tahunan, maka
pendapatan bunga pada akhir tahun pertama adalah Pi, sehingga nilai akumulasi dari P adalah
P + Pi; pada akhis tahun ke-2, nilai akumulasi adalah P + P(2i); pada akhir tahun ke-3, nilai
akumulasi dari P adalah P=P(3i); dan seterusnya sampai pada akhir tahun ke-n, yaitu nilai
yang terakumulasi dai P adalah (P + Pin). Jadi, pendapatan bunga hanya diperoleh dari
modal awal saja untuk setiap akhir tahun atau periode, sehingga nilai dari pendapatan bunga
ini untuk tahun tetap jumlahnya. Pendapatan bunga menurut metode ini disebut dengan bunga
sederhana (simple interest) dan dapat dinyatakan dengan rumus:

I = Pin

Dimana : I = Jumlah pendapatan bunga


P = Pinjaman pokok atau jumlah yang dfi investasikan
i = Tingkat bunga tahunan
n = Jumlah tahun

Kemudian, untuk memperoleh nilai dari modal awal, P, rupiah yang terakumulasi di
masa depan pada akhir tahun ke-n yang biasanya dilambangkan dengan Fn adalah modal awal
(P) ditambah dengan semua pendapatan bunga selama periopde waktu (n). Hal ini dapat di
tulis dengan rumus yaitu:

Fn = P + Pin atau Fn = P(1+in)

Contoh soal :

Hitunglah pendapatan bunga sederhana dan berapa nilai yang terakumulasi di masa depan
Dari jumlah uang sebesar Rp. 12.000.000 yang diinvestasikan di bank selama 4 tahun dengan
bunga 15% pertahun !

Penyelesaian :

Diketahui : P = Rp. 12.000.000; n = 4; i = 15% per tahun

I = Pin
I = Rp. 12.000.000 (4) (0,!%)
= Rp. 7.200.000

Nilai yang terakumulasi di masa depan pada tahun ke-4 adalah :

Fn = P + Pin
Fn = Rp. 12.000.000 + Rp. 7.200.000
= Rp. 19.200.000

Berdasarkan contoh di atas menunjukkan bahwa setelah 4 tahun uang sebanyak Rp.
12.000.000 dengan tingkat bunga 15% pertahun telah menjadi sebesar Rp. 19.200.000,
dimana Rp. 12.000.000 adalah modal awal dan Rp. 7.200.000 adalah pendapatan bunga.

Namun, dalam kebanyakan transaksi bisnis atau keuangan kita perlu juga untuk
memperkirakan nilai sekarang dari suatu nilai masa depan pada sejumlah uang tertentu.
Dalam contoh di atas, seseorang akan mempunyai jumlah uang sebesar Rp. 19.200.000
setelah 4 tahun dengan modal awal Rp. 12.000.000. jadi, jumlah Rp. 19.200.000 setelah 4
tahun dengan tingkat bunga 15% per tahun mempunya nilai sekarang Rp. 12.000.000. Proses
yang digunakan untuk memperoleh perhitungan nilai sekarang dari suatiu nilai masa depan
tertentu disebut sebagai potongan sederhana (simple discount).

Apabila nilai dari masa depan (Fn), tingkat bunga (i) , dan jumlah tahun (n) telah
diketahui, maka rumus untuk memperoleh nilai sekarang (P) adalah sebagai berikut :

P = Fn/(1 = in) atau P = Fn [1/1 + in]

Dimana: P = Nilai sekarang


Fn = Nilai masa depan tahun ke-n
i = Tingkat bunga
n = Jumlah tahun

Perhatikan rumus ini hanya digunakan untuk memperoleh nilai sekarang dari suatu
nilai masa depan dengan bunga yang bukan mejemuk.

Contoh soal :

Lisa ingin mengetahui berapa banyak nilai uang yang harus di investasikan di bank saat ini,
jika tingkat bunga di bank pertahun 15% (bukan bunga majemuk) supaya pada akhir tahun
ke-5 nilai uangnya menjadi Rp. 20.000.000 ?

Penyelesaian :

Diketahui F5 = Rp. 20.000.000; i = 0,15 per tahun; n = 5

P = Fn/(1+in)
= 20.000.000/[1+(0,15)(5)
= 20.000.000/(1+0,75)
= Rp. 11.428.571,429

Dengan demikian, Rp. 11.428.571,429 harus diinvestasikan agar bisa mencapai Rp.
20.000.000 pada akhir tahun kelima.

BUNGA MAJEMUK

Misalkan suatu investasi dari P rupiah pada tingkat bunga i pertahun, maka
pendap[atan bunga pada tahun pertama adalah Pi, selanjutnya nilai investasi ini pada akhir
tahun pertamas akan menjadi,

P + Pi = P(1 + i)
Hasil dari P(1+i) dianggap sebagai modal awal pada permulaan tahun kedua dan
pendapatan bunga yang diperoleh adalah, P(1 + i) i,
Sehingga hasil nilai investasi pada akhir tahun kedua adalah,

P(1 + i) + P(1 + i) i = P + Pi + Pi = Pi
= P (1 + 2i + i2)
= P (1 = i) 2

Selanjutnya, hasil dari P(1 + i) di anggap sebagai modal awal pada permulaan tahun
ketiga dan pendapatan bunga yang di peroleh adalah, P ( 1 + i )2 i
Sehingga total investasi pada akhir tahun ketiga adalah,

P ( 1 + i)2 + P ( 1 + i)2 I = P( 1 + i) 2 (1 + i) = P(1 + i)3


Dan seterusnya sampai tahun ke-n.

Dengan demikian rumus umumnya adalah,

Fn = P (1 + i)n

Dimana ; Fn = Nilai masa depan


P = Nilai sekarang
i = Bunga pertahun
n = Jumlah tahun

Jadi, bila pendapatan bunga diinvestasikan kembali pada modal awal untuk setiap
permulaan tahun atau periode disebut dengan bunga majemuk (compound interest).
Pendapatan bunga dari metode bunga majemuk ini setiap tahun akan meningkat jumlahnya.
Hal ini di karenakan modal awalnya setiap permulaan tahun meningkat.

Contoh soal :

Jika Bapak James ingin mendepositokan uangnya di bank sebesar Rp. 5.000.000 dengan
tingkat bunga 12% pertahun dimajemukkan, berapakah nilai total deposito Bapak James pada
akhir tahun ke-3 ? Dari total tersebut berapakah pendapatan bunganya ?

Penyelesaian :

Diketahui : P = Rp. 5.000.000; i = 12% per tahun; n = 3

Fn = P(1 = i)n
F3 = Rp. 5.000.000 (1 = 0,12)3
= Rp. 5.000.000 (1,12)
= Rp. 7.024.640

Pendapatan bunga majemuknya adalah Rp. 7.024.640 - Rp. 5.000.000 = Rp.2.024.640


Rumus ini hanya berlaku pada pembayaran bunga untuk setiap tahun saja. Tetapi,
dalam praktik bisnis sehari-hari, misalnya pada bank-bank komersial, pembayaran bunga
tidak hanya satu kali dalam setahun, melainkan dalam setahun frekuensi/banyaknya
pembayaran bunga kepada nasabahnya lebih dari satu kali dalam setahun. Misalnya,
pembayaran bunga majemuk secara kuartalan, bulanan, atau bahkan harian. Jika frekuensi
pembayaran bunga ini di misalkan m kali dalam setahun, maka nilai masa depan adalah,

Fn = P (1 + 1/m)(n)(m)

Dimana : Fn = Nilai masa depan tahun ke-n


P = Nilai sekarang
i = Tingkat bunga per tahun
m = Frekuensi pembayaran bunga dalam setahun
n = Jumlah tahun

Contoh soal :

Arfina ingin menabung uangnya Rp. 1.500.000 di bank dengan tingkat bunga berlaku 15%
per tahun. Berapakah nilai uangnya setelah 10 tahun kemudian, jika dibunga majemukkan
secara :
a) Semesteran
b) Kuartalan
c) Bulanan
d) Harian

Penyelesaian :

Diketahui : P = Rp.1.500.000; i = 15% per tahun; n = 10

a) Pembayaran bunga majemuk


F10 = 1.500.000 91+0,15/2) (10)(2)
= 1.500.000 (1 + 0,075) 20
= 1.500.000 (4,24785)
= Rp. 6.371.776,65

b) Bunga majemuk secara kuartalan (m=4)


F10 = 1.500.000 91 + 0,15/4) (10)(4)
= 1.500.000 (1 = 0,0375) 40
= 1.500.000 (4,36038)
= Rp. 6540.568,14

c) Bunga majemuk secara bulanan (m=12)


F10 = 1.500.000 (1 + 0,15/12) (10)(12)
= 1.500.000 (1 = 0,0125) 120
= 1.500.000 (4,440213)
= Rp. 6.660.319,85

d) Bunga majemuk secara harian (m=364)


F10 = 1.500.000 (1 + 0,15/364) (10)(364)
= 1.500.000 (1 + 0,0004) 3640
= 1.500.000 (4,480305)
= Rp. 6.720.458,94

You might also like