You are on page 1of 22

Program Adiwiyata

Wujudkan Sekolah Peduli dan


Berbudaya Lingkungan

SMA Negeri 15 Bandung


Sampah
Polusi udara
Limbah air dan sistem sanitasi
Penebangan hutan
Keterbatasan energi
Global warming
07% sangat peduli
47% cukup peduli
37% kurang peduli
09% tidak peduli
(Survey Pihak Independen)
Program pemerintah (KLH & Kemendiknas)
terhadap masalah pelestarian lingkungan
hidup melalui jalur pendidikan
formal (sekolah-sekolah)
Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan merupakan
tempat mengajar, mendidik dan membentuk anak – anak
sebagai generasi penerus bangsa menuju peradaban
manusia yang seutuhnya.
Sekolah merupakan pusat nilai – nilai yang
disepakati sebagai nilai yang terpuji,
dikehendaki, berguna serta perlu dipelihara
sebagai panutan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Warga sekolah datang dari lingkungan
yang beragam
Melalui sekolah atau jalur pendidikan dapat
meminimalisasi bahkan menanggulangi
masalah lingkungan yang ada di
lingkungannya
Karena…
Anak mengadopsi
nilai – nilai di sekolah ke
lingkungan tempat tinggal
Sekolah Adiwiyata bukan hanya
sekedar tampilan sekolah yang
bersih dan hijau

tetapi

Sekolah yang mempunyai program dan aktifitas


pendidikan yang diarahkan kepada pembelajaran
dan pembiasaan budaya peduli lingkungan
Bagaimana Caranya?
Program dan Komitmen Sekolah

Menginternalisasi
nilai – nilai lingkungan
dalam aktifitas sekolah

Partisipatif Berkelanjutan
Siapa yang Berpartisipasi?
Seluruh Warga Sekolah
Membuat Visi, Misi,
Pimpinan
Pimpinan Sekolah
Sekolah Kebijakan Kurikulum
dan tata tertib siswa

Tata
Tata Usaha
Usaha Guru
Guru Fasilitator, pelaksana
kebijakan,
mengimplementasikan
Karyawan
Karyawan visi misi sekolah ke
kurikulum

Siswa
Siswa Penerima kurikulum
dan nilai-nilai
lingkungan yang
diharapkan menjadi
Mendukung, membantu agen-agen lingkungan
dan melaksanakan di tempat tinggalnya
kebijakan sekolah tentang
lingkungan hidup
A. Pengembangan kebijakan sekolah
berbasis dan berbudaya lingkungan

Melahirkan visi dan misi sekolah, kebijakan, tata tertib dan


keputusan-keputusan yang peduli dan berbudaya lingkungan

1. Rapat Koordinasi
2. Sosialisasi
3. Kebijakan (SDM dan SDA)
4. RAPBS
B. Kurikulum Pembelajaran Berbasis Lingkungan
Konsep Lingkungan Hidup (Pengalaman langsung dan aplikatif)

Monolitik
Kurikuler
Terintegrasi

Lingkungan Hidup sebagai


Tempat belajar dan media belajar
Ekstrakurikuler
Contoh:
Ceramah Lingkungan Hidup
Jelajah Lingkungan
Lomba Karya Lingkungan
Diskusi Persoalan Lingkungan
hidup yang ada di sekitar
Penyusunan materi-meteri kurikulum
pembelajaran lingkungan memerlukan
penyusunan ulang standar kompetensi
dan silabus sekolah

Diperlukan:
Kesadaran dan kemauan guru sebagai
pendidik untuk peduli terhadap lingkungan
Peningkatan kompetensi guru pada materi
lingkungan hidup melalui workshop atau
pelatihan
C. Pengembangan Kegiatan Lingkungan berbasis
partisipatif
Harapan: mampu membangun kemauan dan
pengetahuan masyarakat dalam pelestarian
lingkungan
Masyarakat dituntut kesadaran dan partisipasunya untuk
peduli lingkungan

Arahan dan Pendampingan

Sekolah Sebagai Fasilitator


Melalui 3 hal:
Internal to internal yaitu kegiatan lingkungan hidup bagi
warga sekolah itu sendiri
Internal to eksternal yaitu menyelenggarakan aksi-aksi
lingkungan yang diikuti oleh masyarakat (pihak luar
sekolah)

Efek positif terhadap siswa yaitu tatan kehidupan


sosial masyarakat dapat menjadi wahana
pembiasaan perilaku-perilaku positif bagi siswa

Disiplin, kerjasama, kepedulian, kejujuran,


menghargai orang lain serta mengangkat kearifan
budaya lokal
D. Pengolahan Fisik Sekolah
Fasilitas, sarana dan prasarana sekolah
yang bersih, sehat, hijau dan ramah
lingkungan
Tempat belajar yang nyaman
Sumber belajar
Meliputi:
1. Pengolahan lahan sekolah
2. Pengolahan sampah dan limbah
3. Pengolahan SDA dan Energi
1. Pengelolaan Lahan Sekolah

Areal sekolah ditata secara


holistik, bersih dan hijau
2. Pengelolaan sampah dan limbah
a. Sarana pembuangan sampah
memadai
b. Pembiasaan budaya 3R
(Reduse, Reuse, Recycle)
Sanitasi yang sehat
Meliputi
1. Penyediaan air bersih
2. Sarana untuk buang air besar
3. Saluran pembuangan limbah
4. Pengolahan air limbah
3. Pengolahan SDA dan Energi
Pembiasaan hema tair, listrik, telepon,
alat tulis, bahan-bahan laboratorium,
bahan-bahan pembersih
administras
Penilaian lomba adiwiyata
60% Administrasi sekolah
i Fisik
60% 40%

40% Fisik Sekolah


Meliputi 4 kriteria: d
10%
c a
a. Kebijakan Sekolah (40 point) 20% 40%

b. Kurikulum (30 point) b


30%

c. Partisipasi Lingkungan (20 point)


d. Sarana dan prasarana (10 point)
Faktor kekurangan (kendala) di lapangan yang
menyebabkan penilaian minus?
1. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang tidak
terdokumentasikan (www.NTTonlinenews.com)
2. Kelengkapan dokumen administrasi yang kurang (www.tunashijau.com)
3. Anggapan yang sakah bahwa Adiwiyata hanya bersifat ceremonial (tidak
berkelanjutan) sehingga nilai di lapangan menjadi kurang
(www.pontianakpost.com)
4. Kurangnya informasi dan materi tentang pembelajaran lingkungan hidup,
terutama pada saat awal dimulainya program
5. Prosentase silih bergantinya siswa dan guru yang terlalu tinggi
6. Masih adanya masyarakat yang kurang berpartisipasi terhadap program sekolah
(www.jawapost.com)
7. Jumlah siswa yang banyak namun tidak diimbangi dengan jumlah guru yang
peduli lingkungan
8. Pendanaan yang terbatas
9. Kurangnya pohon pelindung atau pohon pelindung yang belum cukup besar
(pohon pelindung baru ditanam setelah mengikuti program adiwiyata) sehingga
sekolah terkesan gersang terutama untuk sekolah baru (www.tunashijau.org)

You might also like