Professional Documents
Culture Documents
LAZIM
I. HEMANGIOMA
A. LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN
Tumor jinak vaskuler yang sering terjadi dan tampak pada bulan-bulan pertama setelah
kelahiran.
Hemangioma merupakan suatu proliferasi yang sifatnya jinak dari sel-sel endothelium pembuluh
darah yang lebih sering terjadi pada bayi dan anak-anak.
Hemangioma merupakan jenis kelainan pembuluh darah. Orang mengenalnya sebagai tanda lahir
atau birthmark.
Dijelaskan oleh dr. Edi Setiawan , Sp. A(K), hemangioma adalah tumor pembuluh darah. Walau
disebut tumor, hemangioma tak selalu berbentuk benjolan seperti tumor pada umumnya.
2. ETIOLOGI
Hemangioma terjadi karena adanya proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah
yang tidak normal, dan bisa terjadi disetiap jaringan pembuluh darah. Penyebab hemangioma
sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan
pembuluh darah.
3. PATOFISIOLOGI
Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan diantaranya menyatakan bahwa proses ini diawali
dengan suatu proliferasi dari sel-sel endothelium yang belum teratur dan dengan perjalanan
waktu menjadi teratur dengan membentuk pembuluh darah yang berbentuk lobus dengan lumen
yang berisi sel-sel darah. Sifat pertumbuhan endothelium tersebut jinak dan memiliki membrane
basalis tipis. Proliferasi tersebut akan melambat dan akhirnya berhenti.
Hemangioma superficial dan dalam, mengalami fase pertumbuhan cepat dimana ukuran dan
volume bertambah secara cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat, di mana perubahan
hemangioma sangat sedikit, dan fase involusi, hemangioma dapat hilang taNpa bekas.
Hemangioma kavernosa yang besar mengubah kulit disekitarnya, dan meskipun fase involusi
sempurna, akhirnya meninggalkan bekas pada kulit yang terlihat. Beberapa hemangioma kapiler
dapat involusi lengkap , tidak meninggalkan bekas .
4. KLASIFIKASI
a. Hemangioma kapiler
Hemangioma kapiler (superficial hemangioma), terjadi pada kulit bagian atas. Hemangioma
kapiler disebut juga Strawberry hemangioma (hemangioma simplek).
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Lebih sering
terjadi pada bayi premature dan akan menghilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu.
Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah
menyala, tegang dan berbentuk lobular,berbatas tegas, dan keras pada perabaan.
Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna didaerah sentral, lesi menjadi kurang tegang
dan lebih mendatar.
b. Hemangioma kavernosum
Terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan sub cutis.
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa macula erimatosa atau nodus yang berwarna merah
sampai ungu.Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi
terdiri dari elemen vaskuler yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi
spontan (Coheen,2004; Anonim,2005).
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot
atau organ dalam (Hall.2005).
c. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya
juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut sebagian besar ditemukan pada ektermitas
inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa
tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat
memberi gambaran keratotik dan verukosa terletak di superficial (permukaan) dalam atau di
organ dalam.
Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superficial dan dalam, atau organ dalam. (Hall,
2005).
5. GAMBARAN KLINIK
Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen. Gambaran yang ditunjukkan tergantung
kedalaman, lokasi , dan derajat dari evolusi.
Pada bayi baru lahir, hemangioma dimulai dengan macula pucat dengan teleanggiektasis. Sejalan
dengan perkembangan proliferasi tumor gambarannya menjadi merah menyala, mulai menonjol,
dan noncompressible plaque.
Hemangioma yang terletak di dalam kulit biasanya lunak, masa yang terasa hangat dengan warna
kebiruan. Seringkali, hemangioma bisa berada di superficial dan didalam kulit. Hemangioma
memiliki diameter beberapa millimeter sampai beberapa centimeter. Hemangioma bersifat solid,
tapi sekitar 20 % mempunyai pengaruh pada bayi dengan lesi yang multiple. (Kushner, et
al,1999; Katz, et al; 2002; Drolet, et al. 2004).
Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita hemangioma dibanding
bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi premature.
Kurang lebih 55 % hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan perkembangannya pada saat
minggu pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma menunjukkan fase proliferasi awal,
involusinya lambat, dan kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali hemangioma
menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir. Walaupun perjalaan penyakit dari
hemangioma sudah diketahui , sangat sulit untuk memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase
involusi untuk setiap individu. Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran maksimal
sekitar 6-8 bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin berpoliferasi untuk 12-24 bulan.
Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih susah untuk diprediksi
tapi biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah menyala ungu atau keabu-abuan.
Kira-kira 20-40 % dari pasien mempunyai sisa perubahan dari kulit, hemangioma pada ujung
hidung, bibir, dan daerah parotis biasanya involusinya lambat dan sangat besar. Hemangioma
superficial pada muka sering menimbulkan noda berupa sikatrik (Kushner, et al; 1999; katz, et
al, 2002 ).
Gambaran klinis umum adalah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat
setelah lahir, pertumbuhannya relative cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan,
warnanya merah terang bila jenis Strawberry atau bila jenis kavernosa. Bila besar maksimun
sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap. (Katz, et al,
2002).
6. KOMPLIKASI
a. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya
adalah trauma dari luar atau rupture spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas
permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah dibawahnya terus tumbuh.
b. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan sikatrik. Ulkus
merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat rupture .Hemangioma kavernosa
yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi sekunder (Kantor, 2004).
c. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira bahwa
trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam
jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuenterisasi
d. Gangguan penglihatan
Pada region periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus lebih sering
dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbataan pada sumbu penglihatan (Visual
axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan
tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor keruang rettrobul
e. Masalah psikososial
Akan menimbulkan kecemasan bagi orang tua terutama jika hemangioma muncul pada bagian
muka.
f. Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan obstruksi jalan napas,
gagal jantung
7. PENANGANAN
a. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan
pertama, kemudian mencapai besar maksimun dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar
umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun . Untuk hemangioma kapiler
(strawberry Hemangioma) , sering tidak diterapi karena hemangioma jenis ini bila biarkan akan
hilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal.
b. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang tumbuh
pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; Hemangioma yang mengalami
perdarahan, hemangioma yang mengalami ulserasi, hemangioma yang mengalami infeksi,
hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan.
Cara-cara aktif dapat dilakukan antara lain:
Pembedahan
Radiasi
Corticosteroid
Obat sklerotik
Eletrokoagulansi
Pembekuan
Antibiotic
B. PEMBERIAN ASUHAN
1. Melakukan pengkajian subyektif dan obyektif
2. Pengkajian kemungkinan adanya komplikasi
3. Segera merujuk bila ditemukan adanya komplikasi
4. Memberi dukungan moril pada keluarga
5. Lakukan kolaborasi dan rujukan untuk penentuan klasifikasi dan penaganangan selanjutnya.
6. Beri KIE pada keluarga untuk pencegahan terjadinya perdarahan, rupture dan infeksi.
7. Apabila jenis hemangioma yang hanya membutuhkan penanganan konservatif, beri penjelasan
pada keluarga tentang perjalanan penyakit yang akan hilang dengan sendirinya.
8. Pantau terus perkembangan penyakitnya
Gbr.bercak mongol
F. Pemberian Asuhan
1. Melakukan deteksi dini saat pemeriksaan fisik BBL
2. Menjelaskan pada keluarga tentang perjalanan kelainan kulit tersebut
3. Beri dukungan moral
4. Bila perlu lakukan rujukan
Gbr.oral trush
VI. DIAPER RASH/RUAM POPOK
A. Definisi
Diaper rash adalah kemerahan pada kulit bayi akibat adanya kontak yang terus menerus dengan
lingkungan yang tidak baik.
B. Etiologi
1. Tidak terjaganya kebersihan kulit dan pakian bayi
2. Jarangnya mengganti popok setelah bayi BAB / BAK.
3. Terlalu panas atau lembabnya udara /suhu lingkungan.
4. Tingginya frekuensi BAB(diare).
5. Adanya reaksi kontak terhadap karet, plastik dan deterjen.
C. Tanda dan gejala
1. Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan allergen, sehingga muncul eritema.
2. Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti bokong, alat genital, perut bawah, atau paha
atas.
3. Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papilla eritematosa, vesikula dan ulserasi.
D. Pemberian asuhan
1. Daerah yang terkena ruam popok, tidak boleh terkena air harus di biarkan terbuka dan tetap
kering.
2. Gunakan kapas halus yang mengandung minyak untuk membersihkan kulit yang iritasi.
3. Segara bersihkan dan keringkan bayi setelah BAK /BAB.
4. Atur posisi tidur anak agar tidak menekan kulit / daerah yang iritasi.
5. Usahakan memberikan makanan tinggi kalori, tinggi protein (TKTP), dengan porsi cukup.
6. Perhatikan kebersihan kulit dan tubuh secara keseluruhan.
7. Jagalah kebersihan pakian dan alat – alat untuk bayi.
8. Rendamlah pakian atau celana yang terkena urin dalam air yang di campur ocidum borium,
setelah itu bersihkan tetapi jangan menggunakan sabun cuci, segera bilas dan keringkan.
B. Etiologi
Penyebab sebhorrea masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang
menyatakan beberapa factor penyabab sebhorrea yaitu sebagai berikut :
a. Faktor hereditas,yaitu disebabkan karena adanya faktor keturunan dari orang tua.
b. Diet makanan yang tidak normal
c. Adanya gangguan emosi
d. Jamur yaitu Pityrosporum ovale mungkin merupakan faktor kausatif. Jamur ini termasuk
dalam kelas Malassezia sp. Dalam hidupnya sangat bergantung pada lemak,oleh karena itu sering
ditemukan di daerah kulit yang kaya sebum seperti di badan, punggung, wajah dan kulit kepala.
C. Pemberian asuhan
1. Beri penjelasan pada keluarga/orang tua.
2. Walaupun secara kasual masih belum diketahui, tetapi penyembuhannya biasa dilakukan
dengan obat –obat topical, seperti sampo yang tidak berbusa (kramasi kepala bayi sebanyak 2 – 3
kali/ minggu) dan krim selenium sulfida / Hg – presipitatus albus 2%
3. Khusus untuk perawatan kulit kepala dapat dilakukan berbagai terapi: skuama dihilangkan
menggunakan sisir yang lembut khusus untuk bayi.
4. Pembersihan krusta menggunakan larutan asam salisilat 3-5% dalam minyak zaitun ataupun
pelarut air, pengkompresan kulit kepala dengan minyak zaitun hangat (untuk skuama yang tebal),
pengolesan kortikosteroid berpotensi rendah (hidrokortison 1%) dalam bentuk krim atau lotion
dalam beberapa hari, penggunaan sampo ringan khusus untuk bayi, dan perawatan kulit kepala
bayi lainnya yang cocok menggunakan emolien, krim ataupun pasta lembut.
5. Bila ada infeksi sekunder khususnya yang disebabkan oleh staphylococcus, dapat diberikan
anti biotik oral.
Gbr.Seborea dermatitis
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Lia, (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan balita, Salemba Medika, Jakarta
FK-UI, (2000) Ilmu Kesehatan Anak, FK-UI, Jakarta
Anonym,(2010),Medicinestuffs.blogspot.com/.../dematitis-seboroik-pada-anak-seborrheic.html
Diposkan oleh AKHIRNYA KU MEMILIKInya di 22:10
1. MUNTAH ATAU GUMOH
Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif atau
keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama
makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai
kontraksi otot perut.
Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai
gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan
kadang-kadang disertai sedikit darah.
Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian makanan pertama, suatu keadaan yang
mungkin disebabkan adanya iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama
proses kelahiran, jika muntahnya menetap pembilasan lambung dengan larutan garam fisiologis
akan dapat menolongnya.
Refluks gastroesofagus adalah kembalinya isi lambung kedalam esofagus tanpa terlihat adanya
usaha dari anak
Regurgitasi adalah bila bahan dari lambung tersebut dikeluarkan melalui mulut
Secara klinis kadang-kadang sukar dibedakan antara muntah, refluks dan regurgitasi. Muntah
sering dianggap sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan racun yang
tertelan.
Penyebab muntah
Pada neonatus
Organik
• Gastrointestinal
• Ekstra gastrointestinal
Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman yang tidak cocok atau terlalu banyak,
keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis oral.
Pada anak
Organik
• Gastrointestinal
• Luar gastrointestinal
uremia
Non organik
Sifat muntah
Diagnosis dapat ditegakkan secara radiologis yaitu apabila didapatkan gambaran suatu keadaan
kelainan kongenital bawaan seperti obstruksi usus halus, atresia esophagus dan lain-lain. Selain
dengan pemeriksaan radiologis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan uji coba memasukan
kateter kedalam lambung. Diagnosis harus dapat segera dibuat sebelum anak tersedak sewaktu
makan dengan kemungkinan terjadinya aspirasi pneumonia.
Komplikasi
Penatalaksanaan
• Utamakan penyebabnya
• Berikan suasana tenang dan nyaman
• Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati
• Kaji sifat muntah
• Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas kolaborasi dan instruksi dokter)
• Kolaborasi untuk pengobatan suportif dan obat anti muntah (pada anak tidak rutin
digunakan) :
o Metoklopramid
o Domperidon (0,2-0,4 mg/Kg/hari per oral)
o Anti histamin
o Prometazin
o Kolinergik
o Klorpromazin
o 5-HT-reseptor antagonis
o Bila ada kelainan yang sangat penting segera lapor/rujuk ke rumah sakit/ yang
berwenang
GUMOH/REGURGITASI
Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah
minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit.
Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6
bulan
Penyebab
Diagnosis
Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan mengeluarkan udara
yang ditelan. Oleh karena itu, sebaiknya diagnosis ditegakkan sebelum terjadi gumoh.
Pengosongan lambung yang lebih sempurna, dalam batas-batas tertentu penumpahan kembali
merupakan kejadian yang alamiah, terutama salam 6 bulan pertama. Namun, penumpahan
kembali tersebut diturunkan sampai jumlah yang bisa diabaikan dengan pengeluaran udara yang
tertelan selama waktu atau sesudah makan.
Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan emghindari konflik emosional serta dalam
menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi tidak lebih rendah dari badannya. Oleh
karena pengeluaran kembali refleks gastroesofageal lazim ditemukan selama masa 4-6 bulan
pertama.
Penatalaksanaan gumoh
2. KEMBUNG
Kembung adalah keadaan perut yang membesar dan berisi angin
Penyebab
hal ini terjadi karena teknik menyusui yang salah, puting terlalu besar atau terlalu kecil
Angin ikut tertelan karena lubang dot terlalu kecil, sehingga bayi menghisap terlalu kuat dan
angin masuk melalui pinggiran dot
Penatalaksanaan
3. KONSTIPASI/OBSTIPASI
Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang
air besar keras
Penyebab
Faktor organik
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
• Banyak minum
• Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan buah)
• Latihan
• Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi
• ASI lebih baik dari susu formula
• Enema perotal/peranal
• Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi
• Perawatan kulit peranal
4. DIARE
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja
menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang
sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum, 1999)
Penyebab
• Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan
• Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan
sanitasi yang buruk
• Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan
• Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi)
• Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani
• Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus
• Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
• Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
• Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)
Jenis diare
• Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7 hari, muntah, demam
• Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering, sakit perut, sakit pada saat
BAB, anoreksia, kehilangan BB, kerusakan mukosa usus
• Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat dimulai dari diare akut ataupun
disentri
• Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti
muntah dan diare
• Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir
dan berair serta frekuensinya bertambah sering
• Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia
• Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
• Pucat anus dan sekitarnya lecet
• Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
• Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk dan
terdapat butiran lemak
• Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa
• Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah
Komplikasi
• Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (dehidrasi, kejang dan demam)
• Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian
• Penurunan berat badan dan malnutrisi
• Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam darah)
• Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam darah)
• Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim rendah)
• Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan asam atau kehilangan alkali dalam
tubuh)
• Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kgBB
• Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9% dengan volume cairan yang hilang 50-90%
ml/kgBB
• Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang ≥100
ml/kgBB
Penatalaksanaan
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit tersering pada bayi dan anak, sering kambuh,
diturunakn dalam keluarga, tidak menular dan merupakan pertanda timbulnya asma.
Penyebab
• “Eksim susu” dulu disangka penyebabnya adalah ASI, hal ini terbukti salah karena Asi
justru mengandung zat pelindung tubuh terhadap alergi dan infeksi
• Faktor kulit yang ekring
• Faktor kebersihan diri (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan yang kurang
• Faktor hidup kurang sehat, yaitu istirahat dan asupan nutrisi yang kurang
• Faktor perilaku dan emosi
• Alergi terhadap makanan seperti susu, telur, ikan, kacang, coklat, jeruk dan lain-lain
Gambaran klinik
• Lokasi pada bayi biasanya di muka terutama kedua pipi. Pada dewasa ditengkuk, lekukan
siku, lutut biasanya lebih kering
• Terasa sangat gatal
• Warna kulit kemerahan, ukuran kecil sebesar koin sampai dengan telapak tangan, basah
atau berdarah. Setelah itu akan mengering dan menjadi keropeng, kekuningan atau
kehitaman, kulit bersisik dan kering
• Mudah terkena infeksi bakteri, virus atau jamur
Penatalaksanaan
Mencegah kekambuhan
Efek samping kortikosteroid : penipisan kulit, gangguan pertumbuhan tulang, gangguan siklus
hormon
Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat
kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak-bercak
iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. Diaper
rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari maternal fecal
Penyebab
• Sering terjadi pada usia 9-12 bulan, tidak sering mengganti pampers, modifikasi diet
• Kebersihan kulit yang tidak terjaga
• Udara atau suhu lingkungan yang teralu panas atau lembab
• Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi
• Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease dan
lipase)
• Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula kandungan
protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
• Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan
perubahan sistem imun
• Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras
• Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
Penatalaksanaan
• Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat kelamin,
bokong, lipatan selangkangan
• Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap kering)
• Menjaga kebersihan pakaian danperlengkapan
• Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
• Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang dioleskan
dengan minyak atau sabun mild dan air hangat
• Popok dicuci dengan detergen yang lembut
• Mengangin-anginkan kulit sebelum pampers baru dipasang dan menggunkan pampers
dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya
• Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki
sirkulasi udara.
• Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi
• Pengobatan
o Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang
meradang
o Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1%
o Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin)
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung
kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat
yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami
tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
Faktor penyebab
Bentuk miliariasis
Miliaria kristalina
• Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai kulit
kemerahan
• Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup pakaian
• Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus
• Pada keadaan histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal
• Asuhan : pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang berlebihan,
ventilasi yang baik serta menggunakan pakaian yang menyerap keringat.
Miliaria rubra
• Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal didaerah panas
• Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat menyebar atau berkelompok
dengan rasa sangat gatal dan pedih
• Staphylococcus juga diduga memiliki peranan
• Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga
menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis
• Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menghindari udara panas
yang berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak salicyl 2% dibubuhi menthol
0,25-2%
Miliaria profunda
Penatalaksanaan
Dermatitis seboroik adalah penyakit inflamasi kronik yang berhubungan dengan kelenjar
sebaseus. Dermatitis seboroik juga merupakan kerak pada kulit kepala bayi yang disebabkan
oleh vernix kaseosa yang tidak bersih dan dapat terinfeksi staphylococcus.
Penyakit ini biasanya dimulai dari kulit kepala kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan
badan. Ada yang mengatakan bahwa penyakit radang ini berdasarkan gangguan konstitusionil
dan sering terdapat faktor hereditas. Tidak dapat disangkal bahwa penderita yang mengalami
penyakit ini terjadi pada kulit yang berlemak (sebaseus), tetapi bagaimana hubungan antara
kelenjar lemak dengan penyakit ini masih belum jelas. Ada yang menganggap bahwa
kambuhnya penyakit ini akibat makanan yang berlemak, makanan berkalori tinggi, minuman
beralkohol dan gangguan emosi.
Penyebab
• Kurang jelas
• Berkaitan dengan sistem imun dan hygiene yang buruk
• Karena adanya vernix kaseosa/lemak pada kepala bayi yang kemudian terinfeksi
staphylococcus
• Sering terjadi pada penderita HIV-AIDS dan anak-anak
Gejala
• Semacam noda berwarna kuning yang berminyak, bersisik, yang kemudian mengeras dan
akhirnya menjadi semacam kerak. Kerak ini sering timbul di kulit kepala (cradle cap),
kadang di alis/bulu mata dan telinga.
• Exudat seborrhoic pada kulit kepala (masalah kosmetik)
Diagnosis banding
Atopik dermatitis dengan gejala eritema, edema eksudasi, krusta dan bersisik terutama pada bayi
muda.
Penatalaksanaan
• Oleskan atau basahi kerak dengan baby oil atau vaselin selama 24 jam, sesudah itu urut
pelan-pelan kulit kepala yang berkerak itu dengan handuk lembut hingga kerak
mengelupas
• Mengeluarkan kerak yang tersangkut di rambut dengan hati-hati (dicukur untuk
memudahkan perawatan)
• Dapat juga digunakan sikat rambut yang lembut, sisir yang halus atau kapas untuk
menghindari iritasi pada kulit kepala bayi
• Pada keadaan tertentu dapat diberi kortikosteroid, antifungi dan antibiotika tropical
• Menjaga kebersihan bayi dengan memandikan dan mencuci rambutnya dengan shampo
khusus untuk bayi atau shampo anti seboroik
9. BERCAK MONGOL
Bercak mongol adalah bercak kebiruan, kehitaman atau kecoklatan yang lebar, difus, terdapat
didaerah bokong atau lumbosakral yang akan menghilang setelah beberapa bulan atau tahun.
Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah dan
bokong yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan menghilang secara
perlaan-lahan selama tahun pertama.
Patofisiologi
Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38 minggu. Mula-mula terbatas di fossa
koksigea lalu menjalar ke regio lumbosakral. Tempat lain yaitu didaerah orbita : sclera atau
fundus mata dan daerah zigomaticus (nevus ota), daerah deltotrapezeus (nevus ito).
Nevus ota dan nevus ito biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan, cukup dengan
tindakan konservatif saja. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat diberikan
dengan alasan estetika. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan sinar laser.
Penyebab
• Belum jelas
• Timbulnya bercak akibat ditemukannya lesi yang berisi sel melanosit pada lapisan dalam
dermis atau sekitar folikel rambut
Penatalaksanaan
• Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun,
sehingga tidak perlu pengobatan dan cukup dilakukan tindakan konservatif
• Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi kekhawatiran/kecemasan
• Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika
• adalah malformasi vascular local yang disebut juga nevi vascular atau hemangima yang
sering ditemukan pada kelopak mata atas neonatus.
• Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat gangguan pada
perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi disegala organ seperti
hati, limfa, otak, tulang dan kulit
• Kelainan yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan
pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan), subkutan atau campuran.
Penyebab
Jenis hemangioma
• Hemangioma kapiler
Terdiri dari pembuluh darah yang melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel. Bila
menghilang terjadi gangguan fibrotik
Terdiri atas :
• Hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus)
• Granuloma piogenik
• Cherry spot (ruby-spot), angioma senilis
• Hemangioma kavernosa
Berasal dari lapisan dermis bagian bawah, disertai rongga-rongga besar yang tidak teratur dan
berisi darah
Terdiri atas :
Gejala klinis
Hemangioma kapiler
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak sebagai
bercak merah yang semakin lama semakin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan
berbentuk lobular, berbatas tegas, tegang dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat
bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang dan ada yang subkutan berwarna
kebiruan. Involusi kurang tegang dan lebih mendatar.
• Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh
karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat
terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering
mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul sritematosa dengan pembesaran yang cepat.
Beberapa lesi dapat mencapai pembesaran 1 cm dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah.
Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eriternatosa atau nodus yang berwarna merah
sampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila lepas. Lesi
terdiri atas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi
spontan.
Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya
juga terjadi atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas
inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa
tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat
gambaran keratotik dan verukosa.
Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran klinis
umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir.
Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya merah
terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bil besar maksimum sudah tercapai,
biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.
Diagnosis banding
Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma, higroma, lipoma, dan
neurofibroma.
Penatalaksanaan
Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk
nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher,
ketiak dan lain-lain.
Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari akan mengeluarkan bahan
nekrotik bernanah.
Berbentuk
• Furunkel (boil)
• Karbunkel (furunkel multipel)
Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal, aksila dan telinga
Penatalaksanaan
Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum.
Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang
lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu. Infeksi ini
dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat dalam.
Kandidosis oral
Infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi normal dan makin jarang sejalan
dengan pertambahan usia.
Penyebab
• Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida albicans)
• Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain
• Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor predisposisi
• Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI
• Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi
Faktor predisposisi
Gejala
• Terdapat bercak putih pada lidah, bibirdan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan
sisa susu
• Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskan
dari dasarnya akan menyebabkan basah, merah dan berdarah
• Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang berwarna biru metilen dan
tampak miselium dan spora yang khas
Pencegahan
Komplikasi
Penatalaksanaan
Ikterus fisiologis adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah dalam satu minggu pertama
kehidupannya. Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari ke 5-7, kemudian akan menurun pada hari
ke 10-14, peningkatannya tidak melebihi 10 mg/ddl pada bayi atterm dan < 12 mg/dl pada bayi
permatur. Keadaan ini masih dalam batas normal.
Manifestasi klinis
Pengamatan ikterus paling baik dilakukan dengan cahaya sinar matahari. Salah satu cara
pemeriksaan derajat kuning pada BBL secara klinis, sederhana dan mudah adalah dengan
penilaian menurut Kramer (1969). Caranya dengan jari telunjuk ditekankan kepada tempat-
tempat yang tulangnya menonjol seperti hidung, dada, lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan
akan tampak pucat atau kuning. Penilaian bilirubin pada masing-masing tempat tersebut
disesuaikan dengan tabel derajat ikterus menurut kramer (1969).
Protein albumin dalam ASI merupakan transportasi bilirubin, albumin mengikat bilirubin agar
mempermudah proses ekstraksi bilirubin jaringan kedalam plasma. Hal ini mengakibatkan
bilirubin plasma meningkat, tetapi tidak berbahaya karena bilirubin ada dalam ikatan albumin.
Penatalaksanaan
Anjurkan ibu menyusui sesuai dengan keinginan bayinya, paling tidak setiap 2-3 jam
• Jemur bayi dalam keadaan telanjang dengan sinar matahari pukul 7-9 pagi
Pemberian terapi sinar matahari sehingga bilirubin diubah menajdi isomer foto yang tidak toksik
dan mudah dikeluarkan tubuh karena mudah larut dalam air
Tujuan utama penatalaksaan ikterus fisiologis adalah mengendalikan agar kadar bilirubin
tidak meningkat 4-5 mg/dl dalam 24 jam, karen adapat menyebabkan ensefalopati bilirubin yaitu
bilirubin indirek (tak terkonjugasi) akan direabsorpsi kembali melalui sirkulasi enterohepatik ke
aliran darah dan menembus sawar otak yang akan menimbulkan bayi lethargi, kejang, bayi malas
menghisap dan malas minum.
Posted in MTBS