You are on page 1of 40

2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

HEMOPOIESIS

STEP 1

1. HEMOPOIESIS
Suatu proses kompleks yg saling berkaitan dlm proses pembentukan
sel2 darah.
Proses produksi dan proses perkembangan sel darah.
Terjadi proses proliferasi(proses penggandaan),
maturasi(pematangan), diferensiasi(proses perubahan bentuk,
sifat/fungsi).

2. DONOR DARAH
Proses penyumbangan darah secara sukarela dan sesuai syarat dan
ketentuannya.

3. FISIOLOGI DARAH
Ilmu yg mempelajari ttg struktur dan fungsi darah di dlm tubuh secara
normal

STEP 2

HEMOPOIESIS (proses pembentukan darah)

STEP 3

1. Pengertian darah?
Cairan yg mengalir dan ada di dlm pembuluh darah yg terdiri dr
plasma dan sel darah, mngandung elektrolit

2. Bahan pembentuk darah?


Asam folat & vit B12
Besi(Fe)
Vit C, B
Mg, Cu, Co
Asam amino
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

(… afrina)

3. Fungsi darah?
a. Sbg transportasi utk mengedarkan makanan, O2, C02 dr jaringan
ke paru2
b. Imunologi
c. Mngatur keseimbangan asam basa dlm tubuh
d. Mngatur suhu tbuh
e. Mngangkut hormone dan air
4. Kelainan darah?
1. Anemia
2. Hemofili
3. Thalasemia
4. Polisitemia
5. Leukimia
6. Leukopeni
7. Leukositosis

(eritrosit, leukosit, trombosit)

5. Sebutkan dan jelaskan macam2 sel darah beserta gambarnya?


a. Eritrosit : sel darah merah, tdk pnya inti dan mengandung Hb
b. Trombosit : keping darah
c. Leukosit : sel darah putih

6. Bgmna proses pmbntukan darah?


Fase : embrio, lahir – dewasa
*embrio : – 3-4 bln di kantong kuning telur(yolk sac)
- 5-10 bln berkembang di organ(hepar, limpa), sum2
tulang, semua tulang
*lahir – dewasa : brkembang di sum2 tulng (inti sum2 tlng)
-> Ploripoten : - sel induk myeloid (Basofil, Eosinofil, Eritrosit,
Neutrofil, Monosit, Megakariosit-> trombosit)

- Sel induk lymphoid (Lim T, Lim B)

Smua sel2 yg sudah usang akan di rombak di hati -> bilirubin


2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

7. Dimana proses pmbentukan darah?


Eritrosit : di sum2 merah di tulang pipih, hati / limpa
Leukosit : di sum2 tulang
Trombosit : di sum2 tulang

8. Apa saja komponen penyusun darah?


a. Plasma darah cairang brwarna kuning, 55% dari darah
b. Sel darah 45% dari darah
c. Stroma
d. Faktor pertumbuhan hematopoietin

9. Jumlah / kadar normal darah?


Eritrosit: Laki2(4,2-5,5 juta / mm3)
Prmpuan (3,2-5,2 juta / mm3)
Leukosit : 4000-11000 / mm3
Trombosit : 150ribu -400 ribu / mm3
10. Karakteristik darah secara umum?
a. Vol darah 7-8 % dr seluruh berat badan
b. Trdapat di pmbuluh darah
c. pH 7,35 – 7,45

eritrosit : wrnanya merah, bntuk bikonkav, 99% dr jmlh sel darah,


lama hidup 120 hr, dg Hb utk mengangkut O2 dan CO2

leukosit : tdk brwrna, 0,4 % dr jmlh sel darah, 4-5 hr, ada 2 mcam
(granulosit < Basofil, Eosinofil, Neutrofil = 50-60%> dan agranulosit
<Monosit, Limfosit>),

trombosit : 0,6% dr jmlh sel darah, 7-10 hr, berperan dlm pembekuan
darah

11. Factor yg mempengaruhi pmbentukan darah?


a. Suhu tubuh (trgantung pada suhu tubuh kita), pd suhu tubuh yg
rendah maka vol darah akan brtambah
b. Ketersediaan O2

STEP 4
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Maping

Faktor yang
Mempengaruhi
Yolk sac

Hepar, lien Tempat Terjadi HEMOPOIESIS

merupakan
sumsum
tulang
Pembentukan Perkembangan

Sel Darah Kelainan


Terdiri atas

Eritrosit Leukosit Trombosit

Agranulosit Granulosit

Limfosit Monosit Eosinofil Basofil Neutrofil

STEP 5

Learning Issues

1. Pengertian darah?
2. Bahan pembentuk darah?
3. Fungsi darah?
4. Kelainan darah?
5. Sebutkan dan jelaskan macam2 sel darah beserta gambarnya?
6. Bgmna proses pmbntukan darah?
7. Dimana proses pmbentukan darah?
8. Apa saja komponen penyusun darah?
9. Jumlah / kadar normal darah?
10. Karakteristik darah secara umum?
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

11. Factor yg mempengaruhi pmbentukan darah?

STEP 6

Independent Learning

STEP 7

1. Pengertian darah?
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit,
leukosit dan eritrosit. (Evelyn C. Pearce, 2006)
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-fajarmardh-
5335-1-bab1.pdf
Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel yang
menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang
mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke Jaringan dan membawa
karbondioksida serta hasil limbah lainnya.
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?
view=article&catid=15:pemrosesan-sinyal&id=84:sel-
darah&option=com_content&Itemid=15

2. Bahan pembentuk darah?


a. Plasma
Plasma dibentuk dari:
- Air (91 %),
- Protein (8%):
 albumin: 4,5 gr, untuk menjaga tekanan osmotik kolloid.
 Globulin, protein yang membentuk gammaglobulin: 2,5 gr,
dibedakan menjadi: α (50-300 mg), β (sedikit), γ (1-1,5 mg)
semua antibodi yang melindungi tubuh adalah globulin.
 Fibrinogen: 0,3 gr, untuk koagulasi darah
Fungsi protein plasma:
 menjaga tekanan osmotik koloid,
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

air dengan protein (terutama albumin)  albumin akan


menarik air  air akan diikat oleh albumin sehingga air
tidak dapat merembes keluar  pembuluh darah tidak
kolaps (air punya tekanan hidrostatik, sehingga
cenderung keluar dari pembuluh darah)
 buffer,
 mengandung faktor-faktor koagulasi untuk proses
hemostatis, terdapat immune globulin yang penting
didalam proses immune mechanism.

Regulasi (cara semua organ dan sitem tubuh bekerja sama


secara efisian)

Produksi protein plasma tergantung jumlah asam amino


dalam darah. Harus ada asam amino karena asam amino
merupakan bahan dasar pembentukan protein plasma (asam
amino yang diabsorbsi dari saluran cerna akan dibawa ke
hepar untuk sintesis atau pembentukan protein plasma).

Bila asam amino menurun jumlahnya, padahal kebutuhan


untuk protein jaringan meningkat, maka protein plasma akan
dipecah menjadi asam amino melalui mekanisme imbisi
intoto pada RES sehingga kebutuhan jaringan akan
terpenuhi. Dapat dikatakan bahwa protein plasma merupakan
tempat penyimpanan protein yang labil dan merupakan
sumber asam amino yang cepat tersedia.

Bila asam amino dalam darah banyak, produksi protein


plasma tidak meningkat. Kelebihan asam amino akan
disimpan oleh hepar dalam bentuk glikogen (asam amino
mengalami glukoneogenesis menjadi glikogen)

Konsentrasi normal asam amino dalam darah: 35-65 mg/dl

- mineral, 0,9 % (Anorganik: Na, K, Ca, Mg, Cl, SO 4, PO4, Fe, Co,
Cu, Zn, I)
- sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik:
 glukosa, laktat, piruvat
 lipid: lemak, lesitin, kolesterol (beda?)
 NPN: asam amino, urea, asam urat, kreatin, kreatinin,
garam, amonia
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

 Enzim, vitamin, hormon, pigmen, antigen.


 Gas: oksigen dan karbon dioksida
b. Sel darah:
1) Eritrosit:
 Air, 62-72 %
- Bahan padat:
- 95 % Hemoglobulin
- 5 % Protein, Lipid (Fosfolipid, kolesterol), vitamin,
glukosa, enzim (cholin esterase, phosphatase, carbonic
anhidrase, peptidase), mineral (Na, K, Mg, Cl, S, PO4)
2) Leukosit

3) Trombosit

Sumber:

- Fisiologi darah, dr. Tjitra Wardani, FK Unair, 2003.


- Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Evelyn C. Pearce, 2009,
Gramedia.

3. Fungsi darah?
a. Bekerja sebagai sistem transport dari tubuh, mengantarkan semua
bahan kimia, oksigen, dan zat makanan yang diperlukan untuk
tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan, dan
menyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan lain (sel darah
merah).
- Gas pernapasan: O2 dan CO2
- Nutrisi, hormon, elektrolit.
- metabolit
b. proteksi
- kelompok leukosit, complement, antibodi
penghasilan antibodi yaitu sel limfosit bertindak melalui
beberapa cara yaitu menyelaput bakteria dan memudahkan
fagosit menelannya, melarutkan lapisan luar, bakteria dan
menetralkan toksin yang dihasilkan oleh bakteria.

- clotting (koagulasi)
platelet dan fibrinogen dalam darah akan membeku.
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Untuk menghasilkan penggumpalan, maka diperlukan 4 faktor:


1) Garam kalsium yang dalam keadaan normal ada dalam darah,
2) Sel yang terluka yang membebaskan trombokinase
3) Trombin yang terbentuk dari protrombin bila ada
trombokinase, dan
4) Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen disamping trombin.

Rumus:

Protrombin + Kalsium + trombokinase = trombin

Trombin + fibrinogen = fibrin

Fibrin + sel darah = koagulan

- proses fagositosis
sel darah putih menyediakan banyak bahan pelindung dan
karena gerakan fagositosis (penelanan dan pencernaan bakteria
oleh benda asing oleh sel darah putih seperti neutrofil dan
monosit) dari beberapa sel maka melindungi tubuh terhadap
bakteri.
Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan
dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak dapat
berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah
berisi “jenazah” dari kawan dan lawan fagosit yang terbunuh
dalam perjuangannya melawan kuman yang menyerbu masuk
(sel nanah). Sambil pertempuran berlangsung, kalau sel darah
putih dapat mengalahkan organisme penyerbu, maka semua
bekas kerusakan, bakteri-bakteri baik yang hidup maupun yang
mati, sel nanah dan jaringan yang meleleh, akan disingkirkan
oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.

c. Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan


jaringan, menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini
semua sel tubuh menerima makanannya. Dan merupakan
kendaraan untuk mengangkut bahan buangan ke berbagai organ
exkrotik untuk dibuang.
d. homeostatis
- keseimbangan asam basa
- pengatur suhu
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang memadai, yang


tergantung kepada tekanan darah arteri normal yang dipertahankan.
Dalam sikap rebahan, tekanan darah dalam tubuh adalah merata.
Tetapi dalam sikap duduk dan berdiri, darah yang ke otak harus
dipompa ke atas.

Khususnya otak, memerlukan persediaan darah yang mencukupi dan


teratur. Bila otak tidak menerima darah selama lebih dari 3 sampai 4
menit, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang tidak dapat pulih
kembali, dan beberapa sel otak akan mati. Demikianlah pada waktu
jantung berhenti karena sesuatu sebab, perlu diberikan pertolongan
yang segera agar jantung bergerak kembali.

- Fisiologi darah, dr. Tjitra Wardani, FK Unair, 2003.


- Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Evelyn C. Pearce, 2009,
Gramedia.
http://www.slideshare.net/adzmierz/darah-manusia

4. Kelainan darah?

1. Anemia / Penyakit Kurang Darah

Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah


akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya
tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena
hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh
badan.

2. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku

Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang


sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit
turunan.

Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh


adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih antara 90-110


mmHg.

4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah

Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di


bawah 100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa)
(Hydrargyrum = air raksa).

5. Varises / Penyakit Otot Nimbul

Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat


pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang
umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.

6. Penyakit Kuning Bayi

Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya


gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.

7. Sklerosis

Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem


transportasi yang menjadi keras.

8. Miokarditis

Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot


jantung.

9. Trombus / Embolus

Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang


disebabkan oleh adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.

10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah

Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah


putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

http://organisasi.org/jenis-macam-kelainan-penyakit-sistem-
transportasi-darah-pada-tubuh-manusia

Beberapa contoh gangguan atau kelainan darah yang diakibatkan


faktor turunan atau pola hidup salah oleh banyak orang dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain anemia (kurang darah), hipertensi,
hipotensi (darah rendah), varises (otot timbul), sklerosis (kelainan
pembuluh nadi), serta masih banyak lagi. 

Beragam penyakit akibat kelainan darah antara lain thalassemia,


hemophilia, leukimia, dan idiopatik trombositopenia purpura (ITP).
http://www.pdpersi.co.id/?
show=detailnews&kode=4902&tbl=cakrawala

Kelainan Pada Eritrosit


Anemia Karena Kelainan Pada Sel Darah Merah
DEFINISI

Penghancuran sel darah merah bisa terjadi karena:


- sel darah merah memiliki kelainan bentuk
- sel darah merah memiliki selaput yang lemah dan mudah robek
- kekurangan enzim yang diperlukan supaya bisa berfungsi
sebagaimana mestinya dan enzim yang menjaga kelenturan sehingga
memungkinkan sel darah merah mengalir melalui pembuluh darah
yang sempit.

Kelainan sel darah merah tersebut terjadi pada penyakit keturunan tertentu.
Anemia Megaloblastik
Adalah anemia dimana sel eritrosit muda di dalam sumsum tulang
memperlihatkan abnormalitas yang khas yaitu pematangan inti terlambat
dibandingkan pematangan sitoplasma.
Anemia ini terjadi sebagai akibat berkurangnya atau tidak adanya faktor
intrinsik di dalam lambung.
Faktor intrinsik yang dimaksud adalah faktor yang diperlukan untuk
penyerapan faktor vit B12 dalam usus akibatnya terajid defisiensi vit B12
dan menimbulkan gangguan dari traktus gastrointestinal lalu timbul kelainan
hematologis.
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Sebab terjadinya Anemia Megaloblastik:


- Defisiensi vit B12
- Defisiensi folat
- Abnormalitas metabolisme vit B12 atau folat
- Cacat lain dari sintesis DNA contohnya definisi enzim kongenital

Anemia Aplastik
Anemia Aplastik adalah suatu keadaan dimana jaringan sumsum tulang
diganti oleh jaringan lemak. Akibarnya terjadilah pansitopenia atau turunnya
jumlah semua jenis sel-sel darah (anemia, lekopenia dan trombopenia).
sediaan sumsum tulang; jaringan aktif pembentuk sel darah digantikan
dengan jaringan lemak yang tidak terwarnai.
Anemia Hemolitik
Definisi : Anemia yang disebabkan karena meningkatnya kecepatan
destruksi eritrosit.
Umur Eritrosit : Umur eritrosit rata-rata 120 hari. Pada anemia hemolitik
eritrosit hanya bertahan untuk beberapa hari.
Penyebab : Anemia hemolitik dapat disebabkan oleh 2 faktor yang berbeda
yaitu faktor intrinsik & faktor ekstrinsik.
Faktor Intrinsik :
Yaitu kelainan yang terjadi pada sel eritrosit. Kelainan karena faktor ini
dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Karena kekurangan bahan baku pembuat eritrosit
2. Karena kelainan eritrosit yang bersifat kongenital contohnya thalasemia &
sferosis kongenital
3. Abnormalitas dari enzim dalam eritrosit
Faktor Ekstrinsik :
Yaitu kelainan yang terjadi karena hal-hal diluar eritrosit.
1. Akibat reaksi non imumitas : karena bahan kimia / obat
2. Akibat reaksi imunitas : karena eritrosit yang dibunuh oleh antibodi yang
dibentuk oleh tubuh sendiri.
Tanda-tanda proses hemolisis : Penghancuran eritrosit yang berlebihan
akan menunjukan tanda-tanda yang khas yaitu:
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

1. Perubahan metabolisme bilirubin dan urobilin yang merupakan hasil


pemecahan eritrosit. Peningkatan zat tersebut akan dapat terlihat pada hasil
ekskresi yaitu urin dan feses.
2. Hemoglobinemia : adanya hemoglobin dalam plasma yang seharusnya
tidak ada karena hemoglobin terikat pada eritrosit.
Pemecahan eritrosit yang berlebihan akan membuat hemoglobin dilepaskan
kedalam plasma. Jumlah hemoglobin yang tidak dapat diakomodasi
seluruhnya oleh sistem keseimbangan darah akan menyebabkan
hemoglobinemia.
3. Masa hidup eritrosit memendek karena penghancuran yang berlebih.
4. Retikulositosis : produksi eritrosit yang meningkat sebagai kompensasi
banyaknya eritrosit yang hancur sehingga sel muda seperti retikulosit
banyak ditemukan.

SFEROSITOSIS HEREDITER.

Sferositosis Herediter adalah penyakit keturunan dimana sel darah


merah berbentuk bulat.

Sel darah merah yang bentuknya berubah dan kaku terperangkap dan
dihancurkan dalam limpa, menyebabkan anemia dan pembesaran
limpa.
Anemia biasanya ringan, tetapi bisa semakin berat jika terjadi infeksi.

Sferositosis

Jika penyakit ini berat, bisa terjadi:


- sakit kuning (jaundice)
- anemia
- pembesaran hati
- pembentukan batu empedu.

Pada dewasa muda, penyakit ini sering dikelirukan sebagai hepatitis.

Bisa terjadi kelainan bentuk tulang, seperti tulang tengkorak yang


berbentuk seperti menara dan kelebihan jari tangan dan kaki.
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Biasanya tidak diperlukan pengobatan, tetapi anemia yang berat


mungkin memerlukan tindakan pengangkatan limpa.
Tindakan ini tidak memperbaiki bentuk sel darah merah, tetapi
mengurangi jumlah sel yang dihancurkan dan karena itu memperbaiki
anemia.

ELIPTOSITOSIS HEREDITER.

Eliptositosis Herediter adalah penyakit yang jarang terjadi, dimana sel


darah merah berbentuk oval atau elips.

Sel darah merah berbentuk elips

Penyaki ini kadang menyebabkan anemia ringan, tetapi tidak


memerlukan pengobatan.
Pada anemia yang berat mungkin perlu dilakukan pengangkatan limpa.

KEKURANGN G6PD

Kekurangan G6PD adalah suatu penyakit dimana enzim G6PD (glukosa


6 fosfat dehidrogenase) hilang dari selaput sel darah merah.

Enzim G6PD membantu mengolah glukosa (gula sederhana yang


merupakan sumber energi utama untuk sel darah merah) dan
membantu menghasilkan glutation (mencegah pecahnya sel).
Penyakit keturunan ini hampir selalu menyerang pria.

Beberapa penderita yang mengalami kekurangan enzim G6PD tidak


pernah menderita anemia.

Hal-hal yang bisa memicu penghancuran sel darah merah, yaitu:


- demam
- infeksi virus atau bakteri
- krisis diabetes
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

- bahan tertentu (misalnya aspirin, vitamin K dan kacang merah)


bisa menyebabkan anemia.
Anemia bisa dicegah dengan menghindari hal-hal tersebut.

sumber : Apotik online dan media informasi obat - penyakit :: m e d i c a s t


ore.com

Thalassemia adalah penyakit keturunan kelainan darah yang serimg


terjadi terutama di daerah Sumatera Selatan
Frequensi 10-12 %( Artinya bila ada 100 orang maka sekitar 10-12
orang di Sumatera Selatan adalah pembawa sifat
Thalassemia beta), sedangkan untuk Indonesia adalah sekitar 3%.
 1.Thalassemia α : Kekurangan atau tidak adanya sintesa Globin α.
 2.Thalassemia β: Kekurangan atau tidak adanya sintesa globin β.
 Pada Orang Normal maka Jumlah Globin α dan Globin β adalah
Sama, sehingga kombinasi stoichiometrik membentuk tetramer
hemoglobin yang benar.
http://www.gamatluxor.com/download/thalassemia.pdf,
(By: Dr. Liniyanti D. Oswari, MSc., KADnetP)

Kelainan pada leukosit:


a. Leukositosis: penambahan jumlah keseluruhan leukosit dalam darah,
yaitu kalau penambahannnya melampaui 10.000 butir per milimeter
kubik.
b. Leukopenia: berkurangnya sel darah putih sampai 5.000 atau kurang.
c. Limfositisosis: penambahan jumlah limfosit
d. Agranulositosis: penurunan jumlah granulosit atau sel
polimorfonuklear secara menyolok.
Hemoglobinuria
Hemogloninuria adalah keadaan dimana hemoglobin diekskresi ke dalam
urin.
Hemoglobinuria terjadi karena proses hemolisis intravaskuler (pemecahan
eritrosit di dalam pembuluh darah). Hemolisis tersebut menyebabkan
pembebasan Hb kedalam plasma, menyebabkan hemoglobinuria dan
membuat warna yang abnormal pada urine dari merah, coklat sampai
kehitaman.
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Pada hemolisis kronis biasanya tidak terjadi hemoglobinuria karena


hemoglobin yang dibebaskan segera ditangkap oleh sistem
retikuloendotelial.

- Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Evelyn C. Pearce, 2009,


Gramedia.

GANGGUAN ERITROSIT
Anemia: jumlah kurang dari normal
Polisitemia: jumlah eritrosit yang terlalu banyak
Anemia bukan diagnosa, tetapi cerminan perubahan patofisiologik
Gejala anemia: pucat, tachikardi, bising jantung, angina, iskemia miokard,
dispnea, kelelahan

MACAM ANEMIA (KLASIFIKASI MORFOLOGIK)


Anemia normokromik normositik → warna normal (Hb), bentuk normal
Causa: kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronis (infeksi, gangguan
endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, metastase pd
sumsum tulang)
Anemia normokromik makrositik → warna normal (Hb), bentuk besar
Penyebab : defisiensi vit B12, asam folat, kemoterapi kanker
Anemia hipokromik mikrositik: warna kurang (Hb), bentuk kecil
Causa: defisiensi besi, sideroblastik (siderosit: eritosit muda pada sumsum
tulang), kehilangan darah banyak, thalasemia (gangguan sintesa globin)
Peningkatan hilangnya eritrosit
Perdarahan → trauma, ulkus, polip, keganasan, hemoroid, menstruasi
Penghancuran eritrosit (hemolisis) → anemia sel sabit, thalasemia
(gangguan sintesis globin), sferositosis (gangguan membran eritrosit),
defisiensi enzim (G6PD, piruvatkinase), transfusi, malaria, hipersplenisme,
luka bakar, katup jantung buatan

Gangguan produksi eritrosit (diseritropoiesis)


Keganasan: metatastik, leukemia, limfoma, meiloma multiple, reaksi obat,
zat kimia toksik, radiasi
Penyakit kronis: ginjal, hati, infeksi, defisiensi endokrin, defisiensi vit B12,
asam folat, vit C, besi

ANEMIA APLASTIK
Anemia aplastik → gangguan pada sel induk di sumsum tulang, produksi sel-
nya tidak mencukupi
Mengancam jiwa
Causa: kongenital, idiopatik, virus
Pansitopenia
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Eritrosit normokromik normositik


Gejala:
Anemia: lelah, lemah, nafas pendek
Trombositopenia: ekimosis dan petekie (perdarahan dibawah kulit),
epistaksis (mimisan), perdarahan saluran cerna, kemih dan kelamin, sistem
saraf
Lekopenia: kerentanan dan keparahan infeksi (bakteri, virus dan jamur)
Pengobatan:
Transplantasi sumsum tulang

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Morfologis: mikrositik hipokromik
Causa: menstruasi, hamil, asupan besi kurang, vegetarian, gangguan
absorbsi (gastrektomi), perdarahan (polip, neoplasma, gastritis, varises
esofagus, hemoroid)
Gejala: anemi, rambut halus dan rapuh, kuku tipis, rata, mudah patah dan
berbentuk seperti sendok (koilonikia), atropi papila lidah, stomatitis
Pengobatan: asupan besi, menghilangkan causa

ANEMIA MEGALOBLASTIK
Morfologis: makrositik normokromik
Causa: defisiensi vitamin B12, asam folat, malnutrisi, malabsorbsi, infeksi
parasit (cacing), penyakit usus, keganasan
Sumber asam folat: daging, hati, sayuran hijau
Gejala: anemia, glositis (lidah meradang dan nyeri), diare, anoreksia
Pengobatan: asupan asam folat

ANEMIA SEL SABIT


Causa: hemoglobinopati (kelainan struktur) → penyakit genetik autosom
resesif
Anemia hemolitik kongenital
Gejala: anemia, infark (penyumbatan),daktilitis (radang tangan, kaki),
takikardi, bising, kardiomegali, dekom kordis, stroke, icterus, kolelitiasis
Pengobatan: pencegahan dan simtomatis

POLISITEMIA
Polisitemia → kelebihan eritrosit
Polisitemia primer atau vera adalah gangguan meiloproliferatif → yaitu sel
induk pluripoten abnormal
Polisitemia skunder terjadi jika volume plasma di dalam sirkulasi berkurang
(mengalami hemokonsentrasi) tetapi volume total eritrosit didalam sirkulasi
normal.

REFERENSI
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

 Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,


Jakarta: EGC, edisi 6

5. Sebutkan dan jelaskan macam2 sel darah beserta gambarnya?

a. Eritrosit

1, Sel darah merah (eritrosit).

Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel


lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

volume darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang


memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru
dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen dipakai
untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa
karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari
jaringan dan kembali ke paru-paru.

b. Leukosit
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah


putih untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari
sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme
utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi.

- Neutrofil, juga disebut granulosit karena berisi enzim yang


mengandung granul-granul, jumlahnya paling banyak. Neutrofil
membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan
mencerna benda asing sisa-sisa peradangan. Ada 2 jenis neutrofil,
yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur, belum matang) dan neutrofil
bersegmen (matur, matang).
- Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan
perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak
beberapa sel kanker) dan limfosit B (membentuk sel-sel yang
menghasilkan antibodi atau sel plasma).
- Monosit mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan
memberikan perlawanan imunologis terhadap berbagai organisme
penyebab infeksi.
- Eosinofil membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan
dalam respon alergi.
- Basofil juga berperan dalam respon alergi.

c. Trombosit

Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil


daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari
mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan,
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

trombosit berkumpul dapa daerah yang mengalami perdarahan dan


mengalami pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit
akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk
sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan
menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit
melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan.

6. Bgmna proses pmbntukan darah?

Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :

1. Mesoblastik

Dari embrio umur 2 – 10 minggu. Terjadi di dalam yolk sac. Yang dihasilkan
adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland.

2. Hepatik
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati Sedangkan pada limpa
terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi yang lebih sedikit dari hati.
Disini menghasilkan Hb.

3. Mieloid

Dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam sumsum tulang,


kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang, hematopoiesis
berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan HbA, granulosit, dan
trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-sel limfosit, sedangkan pada
timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di


antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan
oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor perangsang hematopoietik.

Fisiologi darah, dr. Tjitra Wardani, FK Unair, 2003.

Konsep Hematopoiesis
Hemopoiesis adalah proses pembuatan darah. Sebagaimana diketahui,
darah terbagi atas :
 Bagian yang terbentuk (formed elements). Terdiri atas sel-sel darah
merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), dan keping-keping
darah (trombosit) yang bentuknya dapat dilihat dengan mikroskop.
 Bagian yang tidak terbentuk. Plasma yang terdiri atas molekul-
molekul air, protein-protein, lemak, karbohidrat, vitamin-vitamin,
enzim-enzim dan sebagainya, yang larut dalam plasma.
Tiga komponen yang berperan penting pada hemopoiesis, yaitu:
 Kompartemen sel-sel darah merah terdiri atas:
Sel Induk Pluripoten (SIP)
Menurut teori unitarian, sel-sel darah berasal dari satu sel induk pluripoten.
Sel-sel ini jumlahnya sedikit, namun mempunyai kemampuan besar
berfloriferasi berkali-kali sesuai kebutuhan.

Pengenalan SIP ini diplopori oleh Till dan Mc Culloch  pada tahun 1960-an
dengan penelitiannya yang menggunsksn teknologi pembiakan in-vivo pada
tikus. Merreka menamankan SIP itu sebagai CFU-S (Collony Forming Unit
Spelen). Selanjutnya Dexter pada dekade berikutnya mengembangjkan
suatu media pembiakan yang baik untuk pembiakan in-vitro dari SIP ini.
Media ini mengaitkan juga pentingnya LMH sedemikian sehingga CFU-S inin
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

dapat hidup lebih lama dan dinamakan Long Term Culture Initiatibng Cells
(LTC-IC). Dalam media Dexter terdapat sel-sel lingkungan mikro yang
menghasilkan stimulator-stimulator pertumbuhan homepoiesis yang
disebut Hemopoetic Growth Factors(HGF) atau juga Colony Stimulating
factors (CSF) yang dapat menstimulasi koloni-koloni sel-sel bakal darah
untuk terus berploriferasi dan berdiferensiasi sesuai jalur turunnya
(lineage)nya. Dengan majunya ilmu imunologi ditemukan teknologi
hibridoma yang memungkinkan kita membuat antibodi monoklonal
(Monoclonal Antibody) (MoAb) dalam jumlah banyak; kemudian
dikembangkan penemuan-penemuan petanda-petanda imunologis di
permukaan sel-sel darah yang dinamai menurut sistem CD (Cluster of
Differentiation). Petanda-petanda ini dapat dideteksi dengan MoAb dan
dengan teknik imunohistokimia atau flow cytometry.
Sel Bakal Terkait Tugas (SBTT) atau Comitted progenitor
Hemopoetic Cells
Dengan stimulasi faktor pertumbuhan yang berasal dari LMH yang
dinamakan faktor sel induk (Stem Cell Factor = SCF), SIP dapat
berdeferensiasi menjadi sel-sel bakal darah yang terkait tugas (SBTT) yang
terkait pada tugas menurunkan turunan-turunan sel-sel darah merah, yaitu
jalur-jalur turunan mieloid dan makrofag disebut colony forming unit
granulocyte, erythrocyte, magakaryocute, monocyte (CFU-GEMM) dan jalur
turunan limfosit. CFU-GEMM ini distimulasi oleh GEMM-CSF untuk
berdiferensiasi menjadi CFU-G, CFU-M, CFU-Meg dan CFU-E. Seterusnya
CFU-G distimulasi G-CSF; GM-CSF dapat menstimulasi CFU-G dan CFU-MK
menjadi sel-sel yang lebih tua (matur).
Sel-sel Darah Dewasa
Subkompartemen ini terdiri atas golongan granulosit (eosinofil, basofil,
neutrofil), golongan-golongan monosit/makrofag, trombosit, eritrosit, dan
limfosit B dan T.

 Kompartemen lingkungan mikro hemopoetik


Di sumsum tulang sel-sel darah berada berbaur dengan jaringan lain yang
terdiri atas kumpulan macam-macam sel dan matriks yang disebut stroma
dari sumsum tulang. Stroma terdiri atas bermacam subkompartemen yaitu
fibroblas, adiposit, matriks ekstraseluler, monosit, makrofag dan sel-sel
darah yang lain. CSF yang merangsang pertumbuhan granulocyte disebut G-
CSF, sedangkan yang monosit dan makrofag disebut M-CSF. Stroma yang
terdiri atas fibroblas, monosit, makrofag, endotel, dsb disebut juga sebagai
lingkunagn mikro hemopoetik (LMH). Jadi jaringan LMH ini seakan-akan
merupakan tanah yang menhidupi sel-sel induk dan sel-sel bakal yang
dianggap sebagai benih di persemaian. Kalau stroma atau LMH ini rusak
atau defisien maka pertumbuhan sel-sel darah akan terganggu (hipoplastik
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

sampai aplastik). Awalnya sel-sel bakal darah melekat pada LMH melalui
suatu molekul adhesi yang diproduksi oleh stroma, kemudian melalui
interaksi antar sel matriks sel bakal dirangsang untuk berdiferensiasi dan
berfungsi seperti yang sudah direncanakan.

 Kompartemen FPH (factor pertumbuhan hemopoetik)


disebut juga HGF (hemopoetik growth factor)
FPH adalah senyawa-senyawa yang dapat menstimulasi proliferasi,
diferensiasi dan aktifasi fungsional dari sel-sel bakal darah. FPH diproduksi
oleh stroma. Normalnya FPH hanya didapatkan dalam keadaan yang sedikit
di dalam darah. Awalnya orang membuat FPH dari sel-sel stroma yang
dibiakkan. Senyawa-senyawa FPH mempunyai tiga sifat biologis, yaitu :

Pleiotrofi artinya satu FPH dapat menstimulasi beberapa sel-sel bakal;


misalnya; IL-3 dapat menstimulasi CFU-G maupun CFU-E dan CFU-Meg
meskipun dalam derajat yang berbeda.

Redundansi artinya satu sel bakal dapat distimulasi oleh dua FPH,


misalnya; CFU-E dapat distimulasi oleh IL-3 maupun oleh E-CSF meskipun
dalam derajat yang berbeda.

Transmodulasi reseptor artinya reseptor sel bakal A dapat pula berfungsi


sebagai reseptor sel bakal B.
Teori hematopoiesis:
 Monophyletic Theory (umum), bahwa seluruh sel – sel darah
dihasilkan dari satu sel induk (hemocytoblast).
Secara umum perkembangan sel darah dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kategori:
1. Pluripontial stem cell.
Atas dasar pemeriksaan kariotipe yang canggih (kromosom), semua sel
darah berasal dari satu sel induk pluripotensial dengan kemampuan
bermitosis. Sel induk berdiferensiasi menjadi sel induk limfoid dan sel induk
myeloid yang menjadi sel progenitor. Diferensiasi terjadi pada keadaan
terdapat factor perangsang koloni, seperti eritropoietin untuk pembentukkan
eritrosit dan G-CSF untuk pembentukkan leukosit. Sel progenitor
mengadakan diferensiasi melalui satu jalan. Melalui serangkaian pembelahan
dan pematangan, sel-sel ini menjadi sel dewasa tertentu yang beredar
dalam darah. Sel induk sumsum dalam keadaan normal terus mengganti sel
yang mati dan member respons terhadap perubahan akut seperti
perdarahan atau infeksi dengan berdiferensiasi mejadi sel tertentu yang
dibutuhkan.
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Pembentukan Sel Darah


Pada sumsum tulang terdapat sel-sel yang disebut sel stem hemopoietik
pluripoten, yang merupakan asal dari seluruh sel-sel dalam sirkulasi darah.
Karena sel-sel darah ini diproduksi terus-menerus sepanjang hidup
seseorang, maka ada bagian dari sel-sel ini masih tepat seperti sel-sel
pluripoten asalnya dan disimpan dalam sumsum tulang guna
mempertahankan suplainya, walaupun jumlahnya berkurnag sesuai dengan
usia. Namun sebagian besar dari sel-sel stem yang direproduksi akan
berdiferensiasi untuk membentuk sel-sel lain. Asal sel yang paling mula
tidak dapat dikenali sebagai suatu sel yang berbeda dari sel stem pluripoten,
walaupun sel-sel ini telah membentuk suatu jalur sel khusus yang disebut
sel-stem committed.

Berbagai sel-stem committed bila ditumbuhkan dalam biakkan, akan


menghasilkan koloni tipe sel darah yang spesifik. Suatu sel-stem committed
yang menghasilkan eritrosit disebut unit pembentuk koloni eritrosit, dan
singkatan CFU-E digunakan untuk menandai jenis sel stem ini. Dmeikian
pula uni yang membentuk koloni granulosit dan monosit disingkat dengan
CFU-GM, dan seterusnya.

Pertumbuhan dan reproduksiberbagai sel stem diatur oleh bermacam-


macam protein yang disebut penginduksi pertumbuhan. Penginduksi
pertumbuhan akan memicu pertumbuhan tetapi tidak membedakan sel-sel.
Membedakan sel-sel adalah fungsi dari rangkaian protein yang lain, yang
disebut penginduksi diferensiasi. Masing-masing dari protein ini akan
menghasilkan satu tipe sel stem untuk berdiferensiasi sebanyak satu
langkah atau lebih menuju tipe akhir pada sel darah dewasa.

Pembentukkan penginduksi pertumbuhan dan penginduksi diferensiasi itu


sendiri dikendalikan oleh factor-faktor di luar sumsum tulang. Sebagai
contoh, pada sel darah merah, kontak tubuh dengan oksigen yang rendah
selama waktu yang lama akan mengakibatkan induksi pertumbuhan,
diferensiasi, dan prodksi eritrosit dalam jumlah yang sangat meningkat.
Pada sel draah putih, penyakit infeksi akan menyebabkan pertumbuhan,
diferensiasi, dan akhirnya pembentukkan sel darah putih tipe spesifik yang
diperlukan untuk memberantas infeksi.

Tahap-tahap Diferensiasi Sel darah Merah


Sel pertama yang dapat dikenali sebagai bagian dari rangkaian sel darah
merah adalah proeritroblas dengan rangsangan yang sesuai, maka dari sel-
sel stem CFU-E dapat dibentuk banyak sekali sel ini. Sekali proeritroblas
terbentuk maka ia akan membelah beberapa kali sampai akhirnya terbentuk
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

banyak sel darah merah yang matur. Sel-sel generasi pertama ini disebut
basofir eritroblas sebab dapat dipulas dengan zat warna basa; pada saat ini
sel mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin. Pada generasi berikutnya sel
sudah dipenuhi oleh hemoglobin dengan konsenstrasi sekitar 34%, maka
nucleus memadat menjadi kecil dan sisa akhirnya terdorong dari sel. Pada
saat yang sama RE diabsorbsi. Pada tahap ini sel disebut retikulosit karena
masih mengandung sedikit bahan basofilik yaitu terdiri dari sisa-sisa
aparautus golgi, mitokondria, dan sedikit organel sitoplamik lainnya. Selama
tahap retikulosit sel-sel berjalan dari sumsum tulang masuk ke dalam kapiler
darah dengan cara diapedesis (terperas melalui pori-pori membrane
kapiler). Bahan basofilik yang tersisa dalam retikulosit normalnya akan
menghilang dalam waktu 1-2 hari dan sel kemudian menjadi eritrosit matur.
Karena waktu hidup eritrosit ini pendek maka konsentrasinya di antara
seluruh sel darah merah dalam keadaan normal kurang dari 1%.

  Definisi Hematopoiesis, Komponen-Komponen Darah, Konsep Hematopoiesis

Setiap proses penyembuhan luka akan terjadi melalui 3 tahapan yang dinamis, saling terkait dan
berkesinambungan serta tergantung pada tipe/jenis dan derajat luka. Sehubungan dengan adanya
perubahan morfologik, tahapan penyembuhan luka terdiri dari:
1. Fase inflamasi. Eksudasi; menghentikan perdahan dan mempersiapkan tempat luka
menjadi bersih dari benda asing atau kuman sebelum dimulai proses penyembuhan.
2. Fase proliferasi/granulasi; pembentukan jaringan granulasi untuk menutup defek
atau cedera pada jaringan yang luka.
3. Fase maturasi/deferensiasi; memoles jaringan penyembuhan yang telah terbentuk
menjadi lebih matang dan fungsional.
 
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel darah,
dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara
serentak.

Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipatgandaan jumlah sel,


dari satu sel hematopoietik pluripotent menghasilkan sejumlah sel darah.
Maturasi merupakan proses pematangan sel darah, sedangkan diferensiasi
menyebabkan beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang
berbeda-beda.

HEMOPOIESIS PRENATAL
1.    Stadium Mesoblastik.
Tampak kelompok2 pada “yolk sac” dan jaringan mesenkim embrional smpai minggu ke
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

10 kehamilan.
Bagian dalam mengalami hematogen, eritrosit yang awal sekali (eritrosit primitif)
Bagian luar mengalami maturasi (pematangan sel-sel eritrosit) ± minggu ke 3-10
2.    Stadium Hepatik. Merupakan kelanjutan dari ibu hamil ±1,5 bulan.

Keterangan :
• Minggu ke 6 : Mesenkim >>> parenkim kasar, dst sampai bayi lahir.
• Pada bulan ke 4, lien, hepar, kelenjar limfe & sumsum tulang sudah memproduksi
darah
• Ketika sudah dilahirkan, yang berperan dalam pembentukan darah : kelenjar limfe,
sumsum tulang.

HEMATOPOIESIS POSTNATAL
Hematopoiesis moduler, dimulai dari kelahiran normal sumsum tulang aktif
membentuk sel.
Organ yang Berperan:
1.    Sumsum Tulang (Born Marrow)
a.    Sumsum merah, aktif hematopoiesis
b.    Kuning     ≠ aktif (Sel endotel, retikulum, lemak)
Sel endotel          Eritrosit
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Retikulum            Granulosit

2.    Kelenjar Getah Bening (Nodulus Limfaticus) Jarinagn Limfa Limfosit

3.    Lien, fungsi :


a.    Proliferasi Limfosit
b.    Destruksi limfosit yag tak terpakai

4.    Gaster / Lambung


Menyediakan faktor-faktor intrinsik (Vit. B12)
membantu  pematangan sel darah
Asam lambung mempermudah absorbsi Fe di dalam darah.

5.    Hepar
•    Perombakan pigmen empedu
•    Depo Vit. B12
•    Detosifikasi
•    Proses Pembentukan Darah

6. Enteropoietin
Hormon yang terdapat di dalam ginjal sehingga segala penyakit ginjal terlebih
yang berat akan berpengaruh terhadap hormon enteropoietin. Bila hormon ini
berkurang, eritrosit juga berkurang meskipun di temapt-tempat produksi yang lain
masih baik, tapi karena hormon tersebut diproduksi di ginjal jadi tetap akan
berkurang.

7.    Kelenjar Endokrin


Mampu mempengaruhi perkembangan & pertumb. Eritrosit
•    Menstimulasi eritropoiesis : tipoid
•    Hormon Esterogen : bersifat menghambat   makin bayak makin berkurang
proses pembentukan eritrosit

8.    Nutrisi        
makanan (KH, protein, lemak, vitamin, mineral, molekul, as. folat, dll)Untuk
maturasi/pematangan sel

9.    RES (Retikulo Endotelia System)

Proses pembentukan darah dimulai oleh sel pluripotensial, sel ini kemudian membelah
menjadi 3 sel, dimana sel pertama akan berkembang menjadi sel induk pluripotensial,
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

sel kedua berkembang menjadi sel limfosit, sedangkan sel yang ketiga membelah lagi,
ada yang menjadi sel eritrosit, trombosil, neutrofil, monosit, eusinofil, dan
basofil.Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan sel-sel darah, seperti zat besi,
vitamin B, asam folat, dll

Baxter C: The normal healing process. In: New Directions in Wound Healing. Wound care
manual; February 1990. Princeton, NJ: E.R. Squlbb & Sons, Inc; 1990.
 
Morris PJ and Malt RA, eds: Oxford Textbook of Surgery. Sec. 1 Wound healing. New York-
Oxford-Tokyo Oxford University Press: 1995.
 
Szabo Z. et al., eds: Surgical Technology-International III. Universal Medical Press Inc.

7. Dimana proses pmbentukan darah?


a. Eritrosit:
- Prenatal:
Trimester I: yolk sac
Trimester II: hepar dan lien
Trimester III: semua sumsum tulang
- Setelah lahir hingga usia 5 tahun: pada semua sumsum tulang
- > 5 tahun: sumsum tulang panjang mulai tidak produksi, tetapi
sumsum tulang pipih tetap berproduksi
- > 20 tahun: sumsum tulang panjang sudah tidak berproduksi
(kecuali pada bagian atas humerus dan femus), sumsum tulang
pipih (costa, sternum, dan vertebra) tetap berproduksi.

Tempat produksi eritropoietin:

- Ginjal, 80-90%: glomerulus dan tubulus

- Hepar, 10-20%

Eritosit dibentukl setiap hari, jari eritropoietin juga harus ada


dalam sirkulasi setiap hari.
Pada orang yang tinggal di daerah pegunungan, jumlah eritrosit
dalam darah sangat tinggi, karena pada daerah ketinggian
atmosfernya rendah oksigen, sehingga jumlah eritrosit yang
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

beredar harus ditingkatkan supaya kebutuhan jaringan


terpenuhi.
b. Leukosit
Terbentuk dalam sumsum tulang merah.
c. Trombosit
Berasal dari megakaryocyte dalam sumsum tulang.

Tempat hemopoiesis:
Janin:
0-2 bulan: yolk sac
2-7 bulan: hepar, lien.
5-9 bulan: sumsum tulang
Setelah lahir:
Bayi: semua sumsum tulang
Dewasa: vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sakrum,
pelvis, dan ujung proksimal teratur.

Fisiologi darah, dr. Tjitra Wardani, FK Unair, 2003.


Kapita Selekta Hematologi A.V. Hoffbrand Edisi 4
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Evelyn C. Pearce, 2009,
Gramedia.

8. Apa saja komponen penyusun darah?

       - Plasma darah                  : 91-92 % air, sisanya zat padat


(protein yang terdiri dari albumin, globulin, dan fibrinogen; enzim;
lemak; kalsium; kolesterol; dan glukosa)
        - Sel sel darah    :
Eritrosit
•      Membran sel terdiri dari: protein 65%, lipid (lemak) 32 % dan
karbohidrat 3 %
•      Protein : stromatin
•      Lipid: sefalin, lesitin & kholesterol
•      Karbohidrat: glukosa
tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap
sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan
mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit


menderita penyakit anemia.
Leukosit
Bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh
tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak
memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita
penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit
menderita penyakit leukopenia.
Trombosit
bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
SUMBER : At Glance Hematologi Victor Hoffbrand dan Atul
Mehta Edisi kedua

9. Jumlah / kadar normal darah?


Pria: 5,2 juta/mm3 +/_ 300.000/ mm3
Perempuan: 4,7 juta/ mm3 +/_ 300.000/ mm3

- Fisiologi darah, dr. Tjitra Wardani, FK Unair, 2003.

Nilai normalnya :
Eritrosit                                : 4.5-6.3 juta/ml (pria dewasa)
                                  4.2-5.5 juta/ml (wanita dewasa)
Trombosit           : Jumlah 150000 – 400000 sel/dL

SUMBER : Ellyzar IM, Darah dan Sirkulasi, Universitas


Indonesia

10. Karakteristik darah secara umum?


Darah merupakan 8% BB total, terdiri dari 5% dalam bentuk cairan
(plasma) pada ekstraseluler, dan 3% padatan (sel-sel darah) pada
intraseluler. pH = 7,35-7,4
a. Plasma: bagian darah yang tidak mengandung sel, warnanya kuning
muda transparan (dipengaruhi oleh makanan, kuning muda karena
pigmen bilirubin, dan caroteen (pada beberapa hewan))
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

b. Eritrosit: cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya,


sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua buah bulan sabit
yang saling bertolak belakang. Kalau dilihat satu persatu warnanya
kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar keliahatan merah dan
memberi warna pada darah, strukturnya terdiri atas pembungkus
luar (stroma), berisi massa hemoglobin, diameter 7,8 mikrometer.
Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel melewati
kapiler, jumlah: 99% dari sel darah, umur: 120 hari.
c. Leukosit: bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar
daripada eritrosit, jumlah: 0,4 dari sel darah, masa hidup setelah
dilepaskan dari sumsum tulang: normalnya 4-8 jam dalam darah
sirkulasi, dan 4-5 hari berikutnya dalam jaringan. Masa hidupnya
tergantung kepada jenis sel yang dibentuk karena terdapat sel yang
hanya bertahan selama 2-3 hari, dan yang paling lama adalah 4-10
tahun. Inti leukosit = eritrosit.
d. Trombosit: sel kecil, kira-kira sepertiga ukuran sel darah merah,
bulat/oval, tidak mengandung inti, diameter 2-4 mikron, masa
hidup 8-12 hari. Terdapat 300.000 trombosit dalam setiap
milimeter kubik darah.

Eritrosit :
        Bentuk bulat atau bikonkaf (bg tepi lbh tebal dari bg tengah), tanpa
inti,                diameter             7,5 mikron, luas 120 mikron2, volume 85
mikron3
Leukosit :  
1. amoeboid à dapat merubah bentuk
2. fagositosit à dapat memakan terutama bakteri, virus, parasit lainnya
3. diapedesis à dapat keluar masuk jaringan dan pembuluh darah
                        Berdasarkan ada/tidak adanya granul/partikel
•      Granulosit: NEUTROPHIL, EOSINOPHIL (ASIDOPHIL),  BASOPHIL
•      Agranulosit: LIMPHOSIT, MONOSIT
                        Berdasarkan banyaknya inti
•      Polinukleus/Polimorphi: NEUTROPHIL, EOSINOPHIL (ASIDOPHIL),
BASOPHIL, MONOSIT
•      Mononuleus/monomorphi: LIMPHOSIT
Trombosit :
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Berkoloni setiap keluar dari pembuluh darah atau ada luka


<span>SUMBER : Ellyzar IM, Darah dan Sirkulasi, Universitas
Indonesia</span>

Fisiologi darah, dr. Tjitra Wardani, FK Unair, 2003.


Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Evelyn C. Pearce, 2009,
Gramedia.

1) Sel Darah Merah (Eritrosit)


Eritrosit berbentuk bulat bikonkaf berukuran 7,5 m – 7,7 m dan tidak
memiliki inti. Eritrosit memiliki pigmen respirasi yang dinamakan hemoglobin.
Hemoglobin berperan mengikat oksigen (O2) sehingga membentuk
oksihemoglobin (HbO2). Ikatan oksihemoglobin menyebabkan warna merah
pada darah. Hemoglobin memiliki unsur Fe2+. Hb memiliki daya afinitas
terhadap CO lebih tinggi daripada terhadap O2. Oleh sebab itu, pengikatan O2
oleh Hb dapat bersaing dengan pengikatan CO oleh Hb, padahal CO sangat
berbahaya bagi tubuh.

Eritrosit dibentuk di dalam sumsum tulang merah. Pada anak – anak,


eritrosit dibentuk pada tulang pipa atau tulang panjang. Selama
perkembangannya, eritrosit dalam sumsum tulang memiliki ukuran sel dan inti
sel yang besar. Tetapi tidak mengandung hemoglobin. Dari sumsum tulang,
eritrosit kemudian masuk ke dalam peredaran darah. Inti sel dari sel darah
merah kemudian menghilang dan mengandung hemoglobin.

Dalam tubuh, jumlah eritrosit diperkirakan 3 x 1013 atau 5 juta setiap


mm3 pada laki – laki, atau 4,5 juta setiap mm3 pada wanita. Umur eritrosit
dalam sistem peredaran darah sekitar 120 hari – 126 hari, kemudian eritrosit
diangkut ke dalam hati untuk dihancurkan. Sebagai gantinya, pada waktu
bersamaan dari sumsum tulang dikeluarkan eritrosit muda. Hal ini bertujuan
agar darah yang beredar dalam tubuh berjumlah tetap.
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

2) Sel Darah Putih (Leukosit)


Sel darah putih tidak berwarna, mempunyai inti, dan tidak mengandung
hemoglobin. Karakteristik lainya, sel darah putih mempunyai bentuk yang tidak
tetap (amoeboid).

Berdasarkan granula (butiran protein) pada sitoplasmanya, sel darah


putih dapat dibedakan menjadi sel darah putih yang bergranula (granulosit) dan
sel darah putih yang tidak bergranula (agranulosit). Leukosit yang pada
sitoplasmanya mengandung granula protein adalah eosinofil (1%-4%), basofil
(0%-1%), dan neutrofil (40%-70%). Leukosit yang tidak mengandung granula
protein adalah monosit (4%-8%) dan limfosit (20%-45%).

Persentase atau jumlah perbandingan terhadap setiap jenis sel darah


putih ini didapatkan dari perbandingan jumlah total sel darah putih. Dalam
tubuh, jumlah leukosit sekitar 5000-10000 setiap mL darah. Leukosit dibentuk
dalam sumsum tulang vertebra, kelenja limfa, dan limpa. Umur leukosit dalam
sistem peredaran darah berkisar 12 hari – 13 hari. Leukosit mampu keluar dari
pembuluh kapiler jika di luar pembuluh ada benda asing. Peristiwa ini dinamakan
diapedesis.

Jumlah leukosit di dalam tubuh dapat meningkat jumlahnya jika terjadi


infeksi. Jumlah leukosit dapat mencapai 20000-30000 setiap mL darah. Jika
jumlah leukosit melebihi jumlah normal dinamakan leukopeni, sedangkan jika
jumlahnya di bawah jumlah normal dinamakan leukositosis. Leukemia atau
kanker darah terjadi karena jumlah leukosit yang sangat banyak sehingga
mengakibatkan eritrosit dimakan oleh leukosit. Hal ini terjadi karena leukosit
memiliki sifat memangsa (fagositosis). Leukosit berfungsi membantu pertahanan
tubuh terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

3) Keping – Keping Darah (Trombosit)


Trombosit memiliki bentuk yang tidak beraturan, tidak memiliki inti, dan
memiliki ukuran yang lebih kecil daripada eritrosit. Jumlah trombosit adalah
250.000-400.000 per mililiter darah. Trombosit berumur hanya 8 hari atau 10
hari.

Trombosit memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembekuan


darah. Proses pembekuan darah dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Kulit dan pembuluh darah yang terluka dapat


menyebabkan banyak keping darah (trombosit) yang pecah dan
mengeluarkan enzim tromboplastin atau trombokinase.
b) Tromboplastin bertemu dengan protrombin dan ion Ca2+
sehingga terbebtuk trombin.
c) Trombin bertemu dengan fibrinogen membentuk fibrin
yang berupa benang – benang halus untuk menghalangi darah keluar.
ebiologi.com/FileMateri/sistemperedaran-darah.doc

11. Factor yg mempengaruhi pmbentukan darah?


a. Sex (jenis kelamin): laki-laki > perempuan
b. Umur: bayi > dewasa
c. Tempat tinggal/ketinggian

- Fisiologi darah, dr. Tjitra Wardani, FK Unair, 2003.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah


di antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone,
ketersediaan oksigen, transfusi darah, dan faktor- faktor perangsang
hematopoietik.

3.1 Dalam Ilmu Gizi


Salah satu bidang dalam ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu gizi, dalam hubungannya
dengan sistem darah dan cairan tubuh maka dapat dilihat penerapannya pada contoh-contoh
berikut:
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

3.1.1 Nutrisi Zat Besi

Zat besi adalah salah satu faktor yang sangat penting peranannya dalam pembentukan sel darah
merah, dengan berkurangnya masukan zat besi maka seseorang akan cinderung menderita
anemia. Zat besi bisa diperoleh dari asupan sayur-sayuran hijau seperti bayam dan brokoli.
3.1.2 Vitamin K
Vitamin K adalah salah satu faktor yang berperan dalam proses pembekuan darah, maka dari itu,
pemberian vitamin K pada anak terutama pada anak yang baru aktif bergerak sangat penting
untuk mempercepat penyembuhan. Vitamin K dapat diperoleh pada kacang-kacangan.
3.2 Dalam Kesehatan Kerja

Pengetahuan akan kesehatan kerja dalah hal sistem darah dan cairan tubuh sangat penting untuk
menjega kesehatan karyawan. Karyawan yang kondisi fisiknya sehat tentu saja kinerjanya akan
menjadi lebih baik.
3.2.1 Anemia

Anemia adalah salah satu penyakit kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Kadar hemoglobin
yang rendah menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan oksigen, hal itu menyebabkan tubuh
menjadi cepat lelah. Bagi karyawan yang menderita penyakit anemia, sebaiknya diberi asupan
zat besi yang tinggi, dan istirahat yang cukup.
3.2.2 Menstruasi

Menstruasi merupakan siklus alamiah yang dialami oleh wanita. Wanita yang mengalami
menstruasi akan kehilangan banyak darah. seperti halnya anemia, wanita yang mengalami
menstruasi cinderung cepat lelah dan tidak bersemangat, maka dari itu alangkah baiknya jika
para keryawan wanita diberikan izin kerja setidaknya 2 hari dalam sebulan agar memperoleh
hasil yang maksimal.
3.2.3 Ruangan Ber-AC

Salah satu kelemahan dari AC adalah berkurangnya kelembapan udara pada ruangan yang
berdampak pada cepatnya kulit tubuh menjadi kering. Untuk mengatasi hal tersebut tubuh akan
menyalurkan cairan tubuh ke kulit agar tetap lembab, hal tersebut membuat tubuh menjadi cepat
dehidrasi, dank arena udara dingin AC membuat seseorang malas minum maka dehidrasi terjadi
tanpa disadari yang dikenal dengan istilah invisible water lost. Maka dari itu orang yang bekerja
di tempat ber-AC disarankan untuk banyak minum air.
3.2.4 Tes Doping

Dalam dunia olahraga, banyak atlet yang berusaha memperoleh prestasi yang baik melalui cara-
cara yang tidak jujur seperti doping. Walaupun telah ada tes urine yang mampu mendeteksi atleh
yang telah menkonsumsi stimultan sebelum bertanding, namun hasil tes tersebut akan diperoleh
selama 2-3 hari sehingga terkadang diskualifikasi dilakukan setelah pengumuman kejuaraan.
Salah satu metode tes doping terbaru adalah tes darah, dengan tes darah maka hasil dapat
diperoleh dalam waktu kurang dari 24 jam, sehingga atlet yang melakukan kecurangan dapat
didiskualifikasi, bahkan sebelum ia bertanding.
3.3 Kesehatan Lingkungan
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

Aspek kesehatan lingkungan juga bisa menjadi objek dalam penerapan sistem darah dan cairan
tubuh, antara lain:
3.3.1 Gas Karbonmonoksida

Gas karbonmonoksida (CO) merupakan gas hasil dari pembakaran yang tidak sempurna. Gas ini
biasanya berasal dari pembakaran mesin-mesin berbahan bakar minyak, seperti genset, mobil,
dan peralatan berat. Gas ini akan sangat beracun jika sampai terhirup oleh manusia. Hal ini
terjadi karena hemoglobin cinderung lebih stabil jika berikatan dengan CO daripada dengan
oksigen (O2) Penanganan akan bahaya gas CO harus segera ditangani, karena gas ini tidak
berbau, berwarna, dan orang yang menghirupnya dapat dengan cepat meninggal tanpa
menunjukkan ciri kesakitan.
3.3.2 Penanganan Mayat

Cairan tubuh merupakan tempat yang sangat baik untuk perkembangan bakteri-bakteri pathogen
serta virus-virus yang berbahaya. Sebagian besar penyakit yang menular dapat ditularkan melalui
cairan tubuh. Maka dari itu pengetahuan akan penanganan mayat sangat penting artinya, karena
bakteri maupun virus masih dapat menular dari mayat ke seseorang. Sangat tidak disarankan
membuang atau menguburkan mayat ke tempat-tempat yang dekat dengan sumber air.
3.4 Penyakit dan Epidemiologi

Berbagai upaya dapat dilakukan dalam menangani penyakit yang ada hubungannya dengan
sistem darah dan cairan tubuh.
3.4.1 Diare

Penyakit diare pada seseorang dapat menyebabkan orang tersebut mengalami dehidrasi. Untuk
menangani masalah tersebut dilakukan dengan memberikan cairan yang mudah diserap tubuh
yaitu cairan dengan kadar elektrolit (kation dan anion) yang mirip cairan tubuh. Cairan tersebut
dapat dibuat dengan mencampurkan air gula dan garam yang dikenal dengan larutan oralit.
3.4.2 Perlukaan
Dalam menangani kasus perlukaan maka harus dipahami proses pembekuan darah. darah hanya
akan membeku jika trombosit pecah akibat bertumbukan dengan bidang kasar, semakin kasar
suatu bidang maka darah akan semakin cepat membeku. Untuk itu dalam menangani perlukaan
diperlukan pembalut berupa kain yang memiliki tekstur kasar seperti kain kasa, sehingga darah
lebih cepat membeku dan luka lebih cepat sembuh.

\ http://www.scribd.com/doc/16404768/Darah-Dan-Cairan-Tubuh, Program Studi


Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana
(kapita selekta hematologi)

Fisiologi darah, dr. Tjitra Wardani, FK Unair, 2003.

Perbedaan Penyusun Jaringan Darah


2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

No Peyusun Jumlah Bentuk Tempat Pembentukan Sifat Fungsi


1 Eritrosit 4,5 – 5 juta Bulat Dewasa : Sumsum ☺ Mengangkut oksigen
per mm3 Bikonkaf Tulang Merah ☺ Mengandung karbonik anhidrase
(tanpa inti) Bayi : Hati dan Limpa
2 Neutrofil 60% - 70% dari Granula Sumsum merah, Fagosit ☺ Merespon adanya infeksi
leukosit bening, inti limpa, kelenjar limpa ☺ Menelan pathogen selama fagositi
sel terangkai (getah bening) ☺ Pertahanan dari mikroorganisme (
3 Eosinofil 2% - 4% dari Granula Sumsum merah, Fagosit ☺ Memerangi bakteri
leukosit merah, limpa, kelenjar limpa ☺ Mengatur pelepasan zat kimia saa
sama dg (getah bening) pertempuran
neutrofil ☺ Membuang sisa-sisa sel yang rusa
4 Basofil 1% dari Berbentuk Sumsum merah, Fagosit ☺ Memberi reaksi alergi dan antigen
leukosit U, berbintik limpa, kelenjar limpa mengeluarkan histamin kimia yang
kebiruan, (getah bening) menyebabkan peradangan.
bentuk inti ☺ Mengandung heparin yang mence
teratur pembekuan darah
5 Limfosit 20% - 30% dari Lingkaran Sumsum merah, Amuboid ☺ Memprodusi antibody (Limfosit B)
leukosit limpa, kelenjar limpa ☺ Menghancurkan sel yang bersifat
(getah bening) (Limfosit T)
6 Monosit 3% - 8% dari Berinti Sumsum merah, Fagosit ☺ Perlindungan tubuh terhadap mikr
leukosit lonjong limpa, kelenjar limpa (protozoa dan virus)
(getah bening) ☺ Memakan sel yang tua
7 150-300 ribu Bentuk tidak Sumsum merah, Mudah ☺ Membantu proses pembekuan dar
3
per mm teratur, limpa, kelenjar limpa pecah
berukuran (getah bening) bila
Trombosit kecil, tidak tersentu
berwarna h benda
dan tidak kasar.
berinti
http://www.scribd.com/doc/43491669/Perbedaan-Penyusun-Jaringan-Darah

Pertanyaan Penasaran

1. Partikel yang menyerupai sel dalam darah????


2. Bagaimana morfologi sel darah?

MORFOLOGI SEL DARAH


 Anisositosis → menyatakan variasi ukuran sel yang abnormal
 Poikilositosis → variasi bentuk sel yang abnormal
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

 Polikromasia → eritrosit yang memiliki distribusi warna yang berbeda


 Normokromia → warna normal, mencerminkan kadar Hb yang normal dalam
eritrosit
 Hipokromia → warna pucat, anemia
Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Jakarta: EGC, edisi 6

3. Siapa yang menyuruh menjadi eritrosit, leukosit, trombo?

HEMATOPOIESIS
 Hematopoiesis: proses pembentukan dan pematangan sel darah
 Induk sel darah: sel pluripoten
 Proeritroblas → calon eritosit
 Megakarioblast → calon trombosit
 Monoblas → calon monosit
 Meiloblas → calon lekosit bergranula (neutrofil, basofil, eosinofil)
 Limfoblas → calon leukosit B dan T
 Sel pluripoten → proeritroblas → normoblas basofilik → normoblas
polikromatofilik → normoblas ortokromatik → retikulosit →eritrosit
 Sel pluripoten → megakarioblas → promegakariosit →megakariosit → trombosit
 Sel pluripoten → promonosit → monosit
 Sel pluripoten → meioblas → promeilosit → pecah jadi 3 macam sel
 Promeilosit → meilosit eosinofilik → eosinofil
 Promeilosit → meilosit neutrofilik → metameilosit neutrofilik →neutrofil batang
→ neutrofil segmen
 Promeilosit → meilosit basofilik → basofil
 Sel pluripoten → limfoblas → prolimfosit → pecah jadi 2 macam sel
 Prolimfosit → bursa ekuivalen → limfosit B → sel plasma
 Prolimfosit → timus → limfosit T
Price, Wilson (2005), Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Jakarta: EGC, edisi 6

4. Bagaimana jika umur erit, leu, trombo kurang dan/ lebih dari umur
normalnya?
Pada penderita anemia penyakit kronik, umur eritrosit memendek,
biasanya 60-90 hari.
5. Mengapa ukuran leu>erit>trombo?
6. Mengapa jumlah erit>trombo>leu?
2010 SGD 14 LBM 1 MODUL 6

7. Mengapa leukosit berdiferensiasi menjadi ebanelimo?


8. Apakah darah bisa habis? Mengapa?
9. Apakah darah bisa pulih kembali? Mengapa? Bisa, karena ada tahapan
proliferase.
10. Bagaimana kriteria pendonor darah?
11. Apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah mendonorkan
darah?
12. Apa yang terjadi jika darah yang didonorkan salah?
13. Bagaimana mekanisme darah pendonor tercampur dengan darah
res?
14. Hubungan apoptosis dengan keganasan?
15. Mengapa Hb laki2 lebih banyak daripada Hb wanita?

Tutor: Pak dr. Joko Wahyu…

Belajar lebih giat lagi!!! Jangan cepat puas dengan jawaban yang kamu
dapatkan! Telaah kembali, berpikirlah secara kritis!!! SEMANGAT!!! 

*Siapa yang sudah dapat jawaban pertanyaan penasaran diatas, tolong


jawabannya kirim ke email saya: ch4i3m@rocketmail.com

Mari berbagi ilmu… ^_^

You might also like