You are on page 1of 4

Persyaratan dan penjelasannya adalah sebagai berikut :

1 ... (Copy) Akte Pernikahan / Perkawinan / Surat Kawin secara Catatan Sipil atau KUA
Keterangan Tambahan  :
a. Akte Pernikahan / Surat Kawin yang dibuat di luar kota Jakarta baik secara Catatan Sipil
daerah maupun yang berasal dari KUA setempat (selama masih dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia / NKRI) tetap diakui legalitasnya oleh Catatan Sipil wilayah
Jakarta
b. Bila Akte Pernikahan / Surat Kawin tersebut dibuat di luar wilayah NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia) seperti di Singapura / Jerman / USA / dan / negara-negara lainnya, maka
Akte Pernikahan / Surat Kawin tersebut harus mendapat izin tertulis dari Catatan Sipil
Indonesia dalam hal ini Catatan Sipil wilayah Jakarta, yang kemudian akan disebut sebagai
Tanda Bukti Laporan Perkawinan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Propinsi DKI Jakarta, baru dengan adanya Tanda Bukti Laporan Perkawinan ini
proses pembuatan Akte Kelahiran Jakarta si Kecil bisa dilanjutkan
c. Sebaiknya pelaporan perkawinan ini dilakukan dari jauh jauh hari sebelum si Kecil dilahirkan,
karena dikhawatirkan proses pelaporan ini akan memakan waktu lama (lebih dari 30 hari
kerja) seperti yang telah dijelaskan di Penjelasan Tambahan nomor 1., 5., 6. & 7. di
halaman depan, yang akan mengakibatkan Akte Kelahiran yang terlambat bagi si Kecil (jangan
sampai hal ini terjadi)
2 ... (Copy) Kartu Tanda Penduduk milik Ayah & Ibu si Kecil
        Keterangan Tambahan  :
        Walaupun alamat yang tertera di KTP milik Orang Tua si Kecil, baik salah satu ataupun kedua-
duanya berasal dari luar kota Jakarta (yang penting, masih dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia), hal ini masih diperbolehkan oleh Catatan Sipil Jakarta untuk tetap bisa
melanjutkan proses pembuatan Akte Kelahiran Jakarta bagi si Kecil, tentunya bila si Kecil
dilahirkan di Rumah Sakit dalam wilayah Jakarta
3 ... (Copy) Kartu Keluarga
Keterangan Tambahan  :
a. Dalam banyak kasus, masih banyak pasangan Suami Istri yang Kartu Keluarganya masih
belum menjadi satu alamat melainkan, pasangan Suami Istri tersebut masih ikut alamat lama
dari Kartu Keluarga Orang Tuanya masing-masing, baik yang berdomisili di luar wilayah
Jakarta ataupun di dalam wilayah Jakarta (berbeda atau sama wilayah kotanya). Untuk hal ini
pihak Catatan Sipil Jakarta masih memberikan toleransi pada mereka untuk tetap bisa
melanjutkan pembuatan Akte Kelahiran Jakarta bagi si Kecil, dengan syarat : kedua lembar
Kartu Keluarga tersebut dilampirkan secara lengkap
b. Juga bila alamat di Kartu Keluarga milik dari salah satu atau kedua Orang Tua si Kecil berasal
dari luar Jakarta ataupun, alamat di Kartu Keluarga pasangan Suami Istri tersebut sudah
menjadi satu tapi berada diluar wilayah Jakarta (yang penting, masih dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia), hal ini masih diperbolehkan, selama si Kecil dilahirkan di Rumah
Sakit dalam wilayah Jakarta
3a ... (Copy) Akte Kelahiran milik Ayah & Ibu si Kecil
Keterangan Tambahan  :
a. Bila Akte Kelahiran milik Ayah & Ibu si Kecil (salah satu atau keduanya) berasal dari luar
Jakarta (yang penting, masih dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia), maka
proses pembuatan Akte Kelahiran Jakarta si Kecil sudah sesuai dengan prosedur (tidak ada
masalah)
b. Bila Ayah & Ibu (salah satu atau keduanya) sebagai Orang Tua si Kecil dilahirkan di luar
wilayah NKRI, berarti salah satu atau keduanya memiliki Akte Kelahiran yang diterbitkan oleh
negara lain selain Indonesia. Untuk itu, Akte Kelahiran Luar Negeri milik Orang Tua si Kecil
tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu ke Catatan Sipil untuk mendapatkan Tanda Bukti
Laporan Kelahiran yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Propinsi DKI Jakarta, baru bisa melanjutkan proses pembuatan Akte Kelahiran Jakarta si Kecil
c. Sebaiknya pelaporan kelahiran Orang Tuanya ini dilakukan dari jauh jauh hari sebelum si Kecil
dilahirkan, karena dikhawatirkan proses pelaporan ini akan memakan waktu lama (lebih dari
30 hari kerja) seperti yang telah dijelaskan di Penjelasan Tambahan nomor 1., 5., 6. & 7.
di halaman depan, yang akan mengakibatkan Akte Kelahiran yang terlambat bagi si Kecil
(jangan sampai hal ini terjadi)
5 ... (Copy) Surat Ganti Nama dari data - data yang terkait ... jika ada
Keterangan Tambahan  :
Hal-hal yang menyebabkan dibutuhkannya Surat Ganti Nama ini, karena  :
a. Adanya perbedaan nama Orang Tua si Kecil (keduanya atau salah satu) yang tertera di Akte
Kelahirannya dengan nama yang tertera di Akte Pernikahan / Surat Kawin atau Passport atau
Kartu Tanda Penduduk / Kartu Keluarga atau SBKRI / WNI / SKKRI / K-1 / OS 19 / dokumen
penting pribadi lain miliknya
b. Atau, bila Orang Tua si Kecil (keduanya atau salah satu) melakukan peminjaman status
kewarganegaraan (SBKRI / WNI / SKKRI / K-1 / OS 19) dari orang tuanya sendiri (kakek /
nenek si Kecil), dan kakek / nenek si Kecil tersebut pernah melakukan perubahan /
penggantian nama.
Jika perubahan nama tidak pernah dilakukan sama sekali, maka Surat Ganti Nama ini tidak
perlu dilampirkan
6 ... (Copy) Surat Keterangan Lahir si Kecil dari Bidan / Dokter / Rumah Sakit, etc.
Keterangan Tambahan  :
a. Surat Keterangan Lahir si Kecil  PASTI  akan diterbitkan (dikeluarkan) oleh organisasi /
instansi / kelompok terkait, dalam hal ini adalah rumah sakit / rumah bersalin / bidan / klinik /
etc. dimana si Kecil dilahirkan
b. Dalam Surat Keterangan Lahir milik si Kecil yang diterbitkan oleh pihak rumah sakit atau
rumah bersalin / bidan / klinik / etc. biasanya ada tulisan seperti berikut ini  : “Surat
Keterangan ini harus dilaporkan kepada Lurah setempat dalam waktu selambat - lambatnya
14 (empat belas) hari setelah tanggal kelahiran bayi”. Sebenarnya saat dahulu adalah benar
demikian, tapi saat ini pelaporan tersebut sudah diperbolehkan untuk tidak dilakukan di awal
kelahiran asalkan sesuai dengan Penjelasan Tambahan di nomor 1. di halaman depan (yaitu
tidak melebihi batas waktu dari 60 hari kerja untuk seluruh WNI keturunan non - Islam dan
1917, kecuali WNI Asli / pribumi dan WNI keturunan Arab / India / Timur Asing lainnya seperti
: Timur Tengah, Pakistan, Turki, Bangladesh dan Brunei Darusalam atau lainnya, yang
beragama Islam dan Non STBLD yang merupakan pribumi Asli dan WNI Asing serta WNA).
Jadi, pelaporan tersebut boleh dilakukan belakangan setelah Akte Kelahiran telah selesai
dibuat. Dan proses pelaporan inipun hanya dimaksudkan untuk memasukkan nama si Kecil
yang tertulis di Akte Kelahirannya ke dalam Kartu Keluarga yang akan ditempati oleh si Kecil
c. Bila Surat Keterangan Lahir si Kecil diterbitkan di luar wilayah Jakarta (yang penting, masih
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan Anda ber-keinginan untuk membuat
Akte Kelahiran Jakarta, maka kami menyarankan Anda untuk mengirim Email (konsultasi) ke :
deddy@jasaumum.com atau mendatangi alamat / menghubungi telepon Sdr. Deddy di 0816 -
194 - 28 57 untuk dicarikan jalan keluar terbaik yang masih diperbolehkan / diijinkan oleh
Catatan Sipil Jakarta
7 ... (Asli) Surat Pengantar dari Kelurahan ... (model AA04 / model OS-04 A)
        Keterangan Tambahan  :
a. Surat Pengantar dari Kelurahan ini berdasarkan alamat dari Kartu Keluarga terkait (lihat nomor
3. diatas) yang akan ditempati oleh si Kecil, sebaiknya memakai Kartu Keluarga dengan alamat
Jakarta (untuk kemudahan proses semata). Masih dimungkinkan untuk memanfaatkan Kartu
Keluarga alamat Jakarta milik Kakek ataupun Nenek, baik dari pihak Ayah ataupun Ibu si Kecil
b. Untuk saat ini, Surat Pengantar dari Kelurahan merupakan hal yang harus disertakan sebagai
salah satu syarat pembuatan Akte Kelahiran di Jakarta (mutlak)
c. Contoh Surat Pengantar dari Kelurahan : klik disini
* Data tambahan yang diharuskan bagi WNI keturunan & WNI Asing (1849) :
8 ... (Copy) Warga Negara Indonesia (WNI) / Surat Keterangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia (SKKRI)/ Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) / K-1 /
OS 19 milik Ayah si Kecil saja (bukan milik Ibu)
        Keterangan Tambahan  :
a. Bila Ayah si Kecil tidak memiliki SKKRI / SBKRI / WNI atas namanya sendiri, bisa meminjam
SKKRI / SBKRI / WNI milik Orang Tua Kandungnya sendiri (kakek / nenek dari si Kecil).
Peminjaman ini berdasarkan dari status yang tertulis di dalam Akte Lahir milik Ayah si Kecil itu
sendiri. Apakah Ayah si Kecil tersebut anak luar nikah / kawin atau anak dari pasangan suami
istri ? Bila yang tertulis adalah anak luar nikah / kawin, maka SKKRI / SBKRI / WNI yang
dipinjam adalah milik Orang Tua Perempuan dari Ayah si Kecil (si Kecil ikut nama keluarga /
marga nenek). Sedangkan bila yang tertulis adalah anak dari pasangan suami istri, maka
SKKRI / SBKRI / WNI yang dipinjam adalah milik Orang Tua Laki-laki dari Ayah si Kecil (si
Kecil ikut nama keluarga / marga kakek)
b. Ataupun bila Ayah si Kecil tidak memiliki SKKRI / SBKRI / WNI atas namanya sendiri, bisa
menggunakan K-1 / OS 19 atas namanya sendiri (ini salah satu kegunaan dari K-1 / OS 19,
dikarenakan pada K-1 / OS 19 ada tulisan yang menyatakan dengan jelas status
kewarganegaraan yang bersangkutan, lihat OS 19)
c. Bila si Ayah tidak memiliki status kewarganegaraan yang jelas, maka proses pembuatan Akte
Kelahiran ini tidak bisa dilanjutkan, sehingga akan mengakibatkan si Kecil tidak memiliki Akte
Kelahiran sendiri. Yang akan mengakibatkan : Akte Kelahiran yang terlambat (lihat
Penjelasan Tambahan nomor 1., 5., 6., & 7. di halaman depan). Beberapa biro jasa mampu
melakukan proses "tembak WNI" dengan kondisi harga yang cukup mahal tentunya
* Data tambahan yang diharuskan bagi WNI Asing dan WNA (1849) :
9 ... (Copy) Dokumen Imigrasi / Passport/ ID Card
      Keterangan Tambahan  :
      Harap lampirkan pula dokumen-dokumen keImigrasian / Passport / ID Card milik Orang Tua
Kandung si Kecil (salah satu atau keduanya yang terkait)

Tahap I : Kelurahan

Sesuai ketentuan birokrasi yang ketat, untuk menuju Kelurahan, kita harus memiliki surat pengantar
dari RW. Jadi minta blangko surat pengantar (keterangan) untuk membuat akte baru, kemudian isi
dengan lengkap dan ditandatangani oleh RT dahulu. Ingat, nama peminta surat pengantar adalah
ayah bayi. Setelah dari RT lengkap (1 lembar saja), bawa ke RW. Pihak RW akan mencatat surat kita
dan memberikan tanda tangan ketua RW. Sampai di sini tidak sepeserpun uang keluar (apalagi kalo
dah kenal dengan beliau-beliau…..) Kalaupun ada biasanya sih kita harus membayar kas. Terserah
besarnya. Tergantung tempatnya ya…biasanya sih Rp 3.000.

Nah sekarang kita telah mendapat surat keterangan RT/RW. Kita bawa surat tersebut ke kelurahan.
Ingat, sebelum ke kelurahan, jangan lupa bawa:

1. Foto copy Surat Nikah 1 lembar dilegalisir penerbit atau kalo di luar kota dilegalisir Pengadilan
Negeri.

2. Foto copy KTP suami-istri @1 lembar

3. Foto copy KK, harus punya sendiri bukan nebeng mertua….

4. Foto copy Surat Keterangan Lahir dari RS 1 lb, dan juga bawa aslinya ya.

Selain dokumen-dokumen tersebut, perlu dipersiapkan juga sebuah bibit pohon yang produktif .
Karena sekarang ada peraturan 1 jiwa 1 pohon. Di tempat saya terserah bawa bibit pohon apa saja +
+saya serahkan bibit pohon mangga seharga Rp 15.000,- yang saya beli di kebun bibit++. Bunga tidak
diterima, kata petugas karena tidak bisa tumbuh hingga puluhan tahun.

Di kelurahan petugas akan mengisikan form pembuatan akta. Lama juga petugas ngisinya, totalnya,
dari keluarahan kita akan mendapat 2 form. Pertama form pembuatan akta, dan form satu jiwa satu
pohon. Biaya yang harus saya keluarkan di kelurahan sebenarnya tidak ada, tapi saya menyumbang
sebesar Rp 20 ribu.

Tahap II : Kecamatan

Kita ke sana berbekal form pengajuan daftar akta. Seperti biasa, jangan ragu untuk bertanya!!
Bertanyalah apa saja yang dibutuhkan untuk membuat akta lahir baru. (eh..tapi liat-lihat juga. Klo
udah ada tulisan di tembok ya ga usah bertanya sob). Syaratnya adalah membawa semua berkas dari
kelurahan kecuali form satu jiwa satu pohon.
Tahap III : Dispenduk (Kantor Catatan Sipil)

Syarat-syarat di dispenduk adalah berkas yang sudah kita siapkan dari kelurahan :

1. Surat Keterangan Kelahiran dari dokter/bidan/rumah sakit yang asli.

2. KK dan KTP orang tua bayi (WNI dan Orang Asing Tinggal Tetap)

3. Surat Keterangan Kelahiran dari Lurah (F-2.01 dan F-2.02)

4. Akta perkawinan / Surat Nikah orang tua dilegalisir.

5. Oh ya, ada yang lupa bila kasusnya sama dengan saya, karena anak ke-3 saya belum tercantum
dalam KK, maka saya diharuskan membuat surat pernyataan diatas materai Rp 6.000, tentang belum
tercantumnya anak saya tersebut.

6. Akta kelahiran Ibu bagi yang lahir di luar nikah

7. Berita Acara Kepolisian setempat (bagi anak lahir yang tidak diketahui orang tuanya)

8. SKTT orang tua bayi (bagi orang asing status tinggal terbatas)

9. Dokumen Imigrasi orang tua bayi (bagi Orang Asing pemegang izin singgah atau visa kunjungan)

Setelah lengkap semua, kita tinggal menunggu antrian untuk pemanggilan, kemudian akan
dinyatakan selesai bila lolos dari pengecekan petugas, pada saat itu kita akan diberi nomor akta dan
pengambilannya menunggu selama 10 hari.

Catatan :

Ada beberapa catatan penting sebelum mengurus pembuatan akta kelahiran sendiri :

1. Di Surabaya, Dispenduk berada di belakan Samsat Jal. Manyar Kertoarjo No.6. Telp. (031)
5911110 – 5911101 – 5911102 – 591109 5927205. SURABAYA

2. Usia 0 s.d. 18 tahun tidak ada biaya alias gratis

3. Usia 18 tahun ke atas biaya : a. Anak ke-1 dan ke-2 Rp 100.000,- b. Anak ke-3 keatas Rp 150.000,-

4. Periksa semua kelengkapan persyaratan pengajuan sebelum ke Dispenduk atau Kantor Catatan
Sipil. Kalau tidak lengkap maka kita akan disuruh kembali dan memulai nomor antrian dari awal.

5. Antrian di Dispenduk sangat padat, datanglah sepagi mungkin.

6. Banyak bertanya kepada petugas di sana atau kepada orang yang sama-sama sedang mengurus
akta.

Alhamdulillah lega rasanya kalau sudah selesai. Ternyata bila kita mengurus sendiri tidak susah
sama sekali. Biasanya yang menjadi kendala adalah ketidaktahuan kita saja. Makanya bertanya
adalah kunci

You might also like