Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. ACARA
Fumigsi (penggasan) SO2
B. TUJUAN
Memberantas atau menurunkan jumlah populasi tikus
.
C. METODE
Menggunaka belerang atau SO2 sebagai fumigant.
D. TINJAUAN TEORI
Fumigasi adalah peracunan tikus beserta ekstoparasinya dengan menggunakan
gas beracun (fumigan). Fumigasi adalah salah satu pengendalian tikus secara
kimiawi, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat membunuh
tikus atau dapat menggangu aktivitas untuk makan, minum, mencari pasangan,
maupun reproduksinya. Fumigasi biasanya dilakukan dirumah, gudang, kapal
laut, atau sarang tikus didalam tanah.
Fumigant ini tidak hanya berbahaya bagi tikus dan ekstoparasitnya, tetapi juga
berbahaya bagi manusia yang mengaplikasikannya serta manusia dan hewan lain
yang berada di sekitar tempat berlangsungnya proses fumigasi tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan fumigasi adalah
sebagai berikut:
1. Fumigant yang digunakan harus mempunyai berat molekul lebih dari 28, yaitu
berat molekul N2 yang mendominasi udara (sampai 78%). Jika tidak
demikian, gas yang dihasilkan akan melayang dan hilang.
2. Memperhatikan kelembaban relatif di dalam tanah dan ukuran partikel tanah
pada saringan tikus didalam tanah. Kelembaban relatif udara di dalam tanah
harus cukup tinggi sehingga fumigant yang diaplikasikan dalam bentuk padat
(phostoxin) dapat segera bereaksi dengan uap air (H2O gas) sehingga
terbentuk gas beracun. Jika ukuran partikel tanah cukup besar, maka gas
beracun akan banyak yang terbuang melalui celah pori-pori tanah.
Ruangan yang akan difumigasi harus tertutup rapat dan tidak ada ventilasi
yang terbuka yang menghubungkan antara udara didalam dengan udara diluar
serta tidak boleh ada seorang pun yang ada didalam ruangan tersebut. Hal ini
dimaksudkan karena bahan fumigant tesebut sangat berbahaya baik bagi tikus
maupun manusia.
Beberapa jenis fumigant yang dapat digunakan untuk fumigasi :
1. Hidrogen sianida (HCN)
Gas hidrogen sianida (HCN) berasal dari kalium sianida (KCN) yang
bereaksi dengan uap air. Gas ini sering digunakan untuk membunuh serangga
yang akan dibuat koleksi.
Sifat gas HCN
Lebih ringan dari udara → BD = 0,9483.
Tidak berbau dan tidak berwarna.
Larut dalam air/minyak/mentega/garam dan meresap dalam bantal dan
kasur.
Dapat merusak kulit → dapat masuk dalam pori-pori
Dapat memburamkan/merusak metal (kuningan, emas, nikel)
Membunuh tikus melalui pernafasan dan kulit.
Hal-hal yang perlu diketahui pada saat fumigasi
Jangan sekali-kali membuka kaleng gas HCN, apabila tidak ada can
opener/tin opener.
Cara melempar kepingan harus melihat arah angin.
Tidak kontak dengan gas HCN, harus memakai gas masker dan
canister yang bekerja baik.
Bila berkeringat hendaknya istirahat, dan bila ada tanda-tanda
keracunan cepat keluar dari ruangan.
Jangan sekali-kali turun kepalka/ruangan lain untuk membebaskan
HCN, jika betul-betul tidak perlu (khusus kapal).
A. ALAT
1. Pot belerang susun
Terdiri dari tiga bagian :
Bagian bawah untuk tempat air
Bagian tengah untuk tempat belerang
Bagian atas untuk tempat belerang
Kapasitas maksimal 20 kg belerang.
2. Pot belerang tunggal
Terdiri dari 2 bagian :
Bagian bawah untuk tempat air
Bagian atas untuk tempat belerang.
Kapasitas maksimal 5 kg belerang
B. BAHAN
1. Belerang
2. Spritus 90%
3. Sumbu
4. Air (1/2 - 2/3 bagian)
C. CARA KERJA
1. Setelah persiapan selesai, pot-pot belerang diberi spritus dan diaduk sampai
rata.
2. Sumbu dipasang dan dinyalakan
3. Pintu yang dilewati harus ditutup dan rapat udara
4. Lama pembakaran 6 -8 jam
5. Cara meletakan pot :
B. BAHAN
1. Kaleng berisi HCN
C. CARA KERJA
1. Gunakan APD terlebih dahulu
2. Buka kaleng HCN dengan menggunakan pembuka kaleng (can open)
3. Setelah kaleng HCN terbuka, sebarkan HCN yang ada di dalam kaleng
tersebut ketempat-tempat yang perlu difumigasi.