You are on page 1of 11

BAB : I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan industri dan pola kehidupan masyarakat modern
berhubungan langsung dengan peningkatan kebutuhan barang dan jasa,
pemakaian sumber-sumber energi, dan sumber daya alam. Penggunaan sumber
daya alam secara besar-besaran tanpa mengabaikan lingkungan mengakibatkan
berbagai dampak negatif yang terasa dalam waktu yang relatif cepat maupun
dalam jangka panjang. Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu upaya dan
pola pendekatan dalam pemanfaatan sumber daya alam yaitu suatu pembangunan
yang berusaha memenuhi kebutuhan kita sekarang tanpa mengurangi kemampuan
generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Pada era global dan pasar bebas sekarang ini, industri dihadapkan
pada persaingan yang ketat, sehingga keunggulan komparatif yang menjadi
andalan pada masa lalu sudah tak mampu untuk menghadapi tantangan pasar
bebas. Peningkatan efisiensi merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan
daya saing terhadap produk-produk sejenis dari Negara tetangga maupun negara
lain yang masuk ke Indonesia dan juga dalam melakukan produk ekspor. Hanya
dengan keunggulan kompetitif dan produk yang berkualitas yang akan mampu
berkembang dan memenangkan persaingan dalam pasar bebas. Berbagai proses
produksi dan penyelenggaraan jasa menuju pada suatu sistem yang
mempertimbangkan aspek keunggulan dan kepuasan konsumen. Harga suatu
produk dan layanan jasa besaing dengan ketat, sementara tuntutan kualitas
semakin tinggi. Produsenpun mulai dituntut untuk mentaati berbagai peraturan
dan standar yang berhubungan dengan lingkungan.
Limbah dan emisi merupakan hasil yang tak diinginkan dari
kegiatan industri. Sebagian besar industri masih berkutat pada pola pendekatan
yang tertuju pada aspek limbah. Pihak industri mungkin masih belum menyadari
bahwa sebenarnya ”limbah” sama dengan ”keuntungan” atau pengertian tentang
limbah yang terbalik, artinya bahwa limbah merupakan biaya yang harus
dikeluarkan dan mengurangi keuntungan. Memang benar bahwa dengan

1
mengabaikan persoalan limbah, keuntungan tidak akan berkurang untuk jangka
pendek. Pihak industri yang demikian mungkin belum melihat faktor biaya yang
berkaitan dengan ”image” perusahaan dan tuntutan pembeli yang mensyaratkan
pengelolaan lingkungan dengan ketat. Peluang bisnis pun lepas karena
mengabaikan aspek lingkungan.
Seiring pesatnya perkembangan industri di beberapa negara
berkembang seperti juga Indonesia membawa kemajuan yang cukup tinggi bagi
bangsa Indonesia. Akan tetapi, kemajuan tersebut juga membawa perubahan dan
dampak negatif tertentu bagi lingkungan. Banyak daerah-daerah terutama
disekitar tempat proses industri yang terkena dampak negatif dari hal tersebut.
Pencemaran lingkungan, khususnya di udara dan air tidak dapat dielakkan lagi.
Dan akhirnya, masyarakat kembalilah yang harus menanggung akibatnya.
Sekarang limbah telah menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi Indonesia.
Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem atau cara untuk menangani masalah
pencemaran tersebut sehingga dampaknya terhadap lingkungan bisa dikendalikan.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah-masalah yang bisa dirumuskan dalam pembuatan makalah
berjudul ”Penyaring Limbah Industri dengan Elektrostatic Presipitator” ini
adalah:
1. Apakah definisi limbah tersebut, dan apa sajakah jenis-jenis
limbah (limbah industri) ?
2. Bagaimana tentang definisi/ sejarah, bagian-bagian, serta cara
kerja ESP?
3. Apa sajakah tahap-tahap untuk pembersihan gas buang?

2
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan-tujuan pembuatan makalah berjudul ”Penyaring Limbah
Industri dengan Elektrostatic Presipitator” ini adalah:
1. Mengetahui definisi limbah, dan jenis-jenis limbah.
2. Mengetahui tentang definisi/ sejarah, bagian-bagian, serta cara
kerja ESP.
3. Mengetahui apa saja tahap-tahap pembersihan gas buang.
1.4 Manfaat Penulisan
Untuk mengetahui bagian-bagian dan cara kerja ESP dalam
menangani masalah limbah industri.
Untuk mengetahui bagaimana proses penyaringan limbah industri
dengan ESP serta tahapan-tahapan untuk membersihan gas buangan.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
sistem atau cara untuk menangani masalah pencemaran lingkungan akibat
limbah industri sehingga dampaknya terhadap lingkungan bisa
dikendalikan.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah dari pembuatan makalah ini adalah bagaimana
proses Penyaring Limbah Industri dengan Elektrostatic Presipitator serta
tahap-tahap untuk pembersihan gas buang.

1.6 Metode Penulisan


Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode
kajian pustaka dengan sedikit pengembangan-pengembangan dari penulis.

3
BAB : II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Limbah


Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai
sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara
kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan
konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh
limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Adapun karakteristik dari limbah tersebut, antara lain:
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4
bagian, yaitu:
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (bahan berbahaya beracun)
Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan
limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah

2.2 Elektrostatic Presipitator


Dalam dunia industri saat ini, telah banyak dihasilkan gas-gas
buangan yang tidak berguna seperti debu, unsur-unsur yang tidak ikut terbakar

4
pada saat proses pembakaran, cadmium, belerang, kabut (seperti aspal cair), dan
masih banyak lagi. Salah satu metode yang telah umum digunakan untuk
mengembalikan zat-zat pencemar tersebut dari udara adalah dengan menggunakan
Elektrostatic Precipitator (ESP), suatu teknik lama yang telah dikembangkan
dengan baik oleh para engineers.
2.2.1 Definisi Dan Sejarah Esp
Elektrostatic Presipitator (ESP), atau pengendap udara elektrostatic
adalah suatu alat yang membersihkan partikel-partikel dari udara yang mengalir
menggunakan suatu gaya yang diinduksikan. ESP adalah piranti filtrasi/ penyaring
yang sangat efisien, karena mampu menghalangi aliran udara yang melalui alat ini
secara minimal, serta dapat dengan mudah mengembalikan materi-materi yang
baik dari udara. Pada tahun 1907, Dr Frederick G. Cottrell mendaftarkan hak
paten pada suatu alat untuk membebankan partikel dan kemudian mengumpulkan
partikel-partikel tersebut melalui tarikan elektrostatik ESP yang pertama. Dia
kemudian menjadi seorang profesor kimia di Universitas California, Berkeley.
Cottrell pertama kali menerapkan alat tersebut untuk koleksi asam belerang
berkabut yang dipancarkan dari berbagai aktivitas pembuatan dan peleburan asam.
2.2.2 BAGIAN – BAGIAN ESP

Gambar 1.1

5
Bagian paling dasar dari suatu ESP adalah suatu ruangan atau jalan
terusan yang berisi elektroda-elektroda dalam bentuk plat-plat paralel, kumpulan
tabung-tabung, atau hanya sekedar dinding bagian dalam dari suatu pengumpul.
Jarak antara plat yang satu dengan plat yang lain adalah sekitar 1 cm, dan udara
akan mengalir melalui jarak antar plat tersebut,. Plat-plat, tabung atau dinding
bagian dalam tersebut bertindak sebagai elektroda yang berfungsi sebagai
pengumpul partikel.
Bagian-bagian ESP secara umum :
1. Kumpulan plat paralel, sebagai elektrode yang berfungsi untuk
pengumpul partikel. Plat ini akan diberi suatu tegangan tinggi yang
berlawanan.
2. Rapper, pengetuk agar partikel-partikel kotor berkumpul.
3. Hopper, tampungan akhir/ pembuangan partikel-partikel kotor
4. Power supply bertegangan tinggi, sebagai sumber listrik.

Gambar 1.2

6
2.2.3 Cara Kerja ESP
Dalam suatu ESP yang sederhana, tegangan tinggi yang
berlawanan (positif dan negatif) dibebankan pada 2 plat atau grid. Grid yang
negatif mengisi partikel2 dan grid positif menarik (mengumpulkan) mereka.
Tegangan negatif beberapa ribu volt berada diantara plat-plat dan kawat. Jika
tegangan yang diberikan cukup tinggi maka muatan eletronik akan mengionisasi
udara/ gas disekitar electrode-elektrode. Muatan negatif akan melewati plat dan
tertarik ke plat yang bermuatan positif, untuk selanjutnya partikel yang menempel
akan diketuk dan jatuh ke bawah/ tempat penampungan.
Secara runtut, cara kerja alat ini dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Elektroda pada filter gas buang memberi muatan negatif
terhadap partikulat-partikulat debu
2. Partkel-partikel debu bermuatan negatif tersebut selanjutnya
terperangkap pada lempengan metal/ plat yang bermuatan positif
3. Dengan getaran mekanik (atau goncangan) yang dihasilkan
rapper, partikelpartikel debu tersebut jatuh dan dikumpulkan dalam
hopper/ pengumpul, dan selanjutnya dibuang (diproses lebih jauh
lagi).

Gambar 1.3 Cara kerja ESP

7
Gambar 1.4 Cara Kerja ESP

2.3 Tahap-Tahap Pembersihan Gas Buang


Untuk membersihkan gas buang, secara ringkas melalui tahap-
tahap berikut ini:
 gas buang dialirkan menuju presipitator elektrostatik untuk memisahkan
sebagian besar debu dari gas buang (cara kerjanya telah dijelaskan pada
bagian diatas).
 Pembersihan gas buang dengan scrubber. Gas buang dibersihkan dengan
air (air tersebut mengandung zat-zat kimia aktif tertentu yang bereaksi dengan
kontaminan yang terkandung di dalam gas buang. Reaksi tersebut
memerangkap kontaminan dari gas buang):
 scrubber pertama memisahkan logam berat dan asam dari gas buang
 scrubber kedua membersihkan sulfur oxida (Sox)
 scrubber terakhir membersihkan sisa-sisa kontaminan, dan selanjutnya gas
buang tersebut dikondesasikan
 Filter Elektroventuri dan Katalis
Setelah proses scrubbing, sisa debu dibersihkan dengan menggunakan filter
elektroventuri. Cara kerjanya mirip dengan ESP, bedanya filter elektroventuri
beroperasi untuk lingkungan basah. Partikel debu diberi muatan negatif dan
dikumpulkan pada air yang bermuatan positif. katalisator akan mengurangi
kandungan NOx, kemudian gas buang akan dialirkan keatas melalui cerobong gas
pembuangan.

8
4. Pengolahan air
Air yang digunakan untuk membersihkan gas buang harus diolah
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Kadar keasaman (Ph) air limbah
disesuaikan dengan kadar keasaman air lingkungan (air laut). Bagan
Pembersihan Gas Buang

9
BAB : III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih
dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki
nilai ekonomis.
2. Pada suatu tempat industri (misalnya pabrik) yang cenderung
menghasilkan banyak polutan (baik udara ataupun air) diharuskan ada
alat yang mampu meminimalisir dampak negatif industri tersebut.
Salah satu alat yang bisa digunakan adalah Elektrostatik Precipitator.
3. Proses pembersihan gas buang harus melewati berbagai tahap,
sehingga gas tersebut menjadi safe untuk dibuang kembali ke
lingkungan.

3.2 Saran-Saran
Penulis menyarankan dalam pengelolaan limbah industri agar
membuatkan suatu sistem atau cara untuk menangani masalah pencemaran
tersebut sehingga dampaknya terhadap lingkungan bisa dikendalikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto. 2001. Pendekatan Bisnis Dalam Pengelolaan Limbah Industri.


http://p3bd.vibet.org/files/Pendekatan_Bisnis_dalam_Pengelolaan_
Limbah_Industri.pdf . diakses hari sabtu tanggal 23 agustus 2008.
Susilo, B. dkk. 2007. Penyaring Limbah Industri Dengan Elektrostatic
Presipitator.http://www.lpp.uns.ac.id/web/moodle/moodledata/74/
moddata/forum/320/3400/makalah_ESP.pdf . diakses hari sabtu
tanggal 23 agustus 2008.
_________ 2008. Limbah. http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah . diakses hari
sabtu tanggal 23 agustus 2008.

11

You might also like