Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari proses
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup
dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa
diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik
(padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang
cocok untuk sistem biogas sederhana. Disamping itu juga sangat mungkin
menyatukan saluran pembuangan di kamar mandi atau WC ke dalam sistem
Biogas. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu,
tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam
sistem Biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di
sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal
dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat
mempengaruhi produktifitas sistem biogas disamping parameter-parameter lain
seperti temperature digester, pH, tekanan dan kelembaban udara.
Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi
bahan masukan sistem Bio-gas adalah dengan mengetahui perbandingan
Karbon (C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang
telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktifitas metabolisme dari bakteri
methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20.
Bahan organik dimasukkan ke dalam ruangan tertutup kedap udara (disebut
Digester) sehingga bakteri anaerob akan membusukkan bahan organik tersebut
yang kemudian menghasilkan gas (disebut Biogas). Biogas yang telah
terkumpul di dalam digester selanjutnya dialirkan melalui pipa penyalur gas
menuju tabung penyimpan gas atau langsung ke lokasi penggunaannya.
Gambar 1. Sapi sebagai salah satu penghasil bahan untuk pembuatan biogas
2. Pemanfaatan Biogas
Sebagai Bahan Bakar dan Pupuk
Manfaat energi biogas adalah sebagai pengganti bahan baker khususnya minyak
tanah dan dipergunakan untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapat
digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi
biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan
sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian.
Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry)
merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan
lain-lain tidak bias digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah
dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah, dan padi. Komposisi gas yang
terdapat di dalam Biogas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 : Komposisi gas yang terdapat dalam biogas
Methana (CH4) 40 - 70
Karbondioksida (CO2) 30 - 60
Methana (CH4) ± 60 %
Karbondioksida (CO2) ± 38 %
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara
dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu Biogas sangat cocok
digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti
minyak tanah, LPG, butana, batubara, maupun bahan-bahan lain yang berasal
dari fosil. Kesetaraan biogas dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3 : Biogas dibandingkan dengan bahan bakar lain
3. Reaktor Biogas
Rekayasa dan Pengujian Reaktor Biogas Skala Kelompok Tani Ternak
Teknologi biogas telah berkembang sejak lama namun aplikasi penggunaannya
sebagai sumber energi alternatif belum berkembang secara luas. Beberapa kendala
antara lain yaitu kekurangan technical expertise, reactor biogas tidak berfungsi
akibat bocor/ kesalahan konstruksi, disain tidak user friendly, penanganan masih
secara manual dan biaya konstruksi yang mahal. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengembangkan reaktor biogas skala kelompok tani ternak. Reaktor didesain
dengan kapasitas 18 m3 untuk menampung kotoran sapi sebanyak 10–12
ekor. Berdasarkan perhitungan disain, reaktor mampu mengahasilkan biogas
sebanyak 6 m3/ hari. Produksi gas metana dipengaruhi oleh C/N rasio input
(kotoran ternak), residence time, pH, suhu dan toxicity. Suhu digester berkisar
25–27oC dan pH 7–7,8 menghasilkan biogas dengan kandungan
gas metana (CH4) sekitar 77%.
Penggunaan lampu penerangan diperlukan biogas 0.23 m3/jam dengan tekanan 45
mmH2O dan untuk kompor gas diperlukan biogas 0.30 m3/jam dengan tekanan
75 mmH2O. Analisa dampak lingkungan dari lumpur keluaran dari reaktor biogas
menunjukkan penurunan COD sebesar 90% dari kondisi bahan awal dan
pebandingan BOD/COD sebesar 0,37 lebih kecil dari kondisi normal limbah cair
BOD/COD=0,5. Analisa unsur utama N, P dan K menunjukkan hasil yang hampir
sama dengan pupuk kompos.