Professional Documents
Culture Documents
c
c
BAB I
PENDAHULUAN
Selain keempat fungsi diatas Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan masih
ada fungsi-fungsi lain dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi :
a. Remedial
b. Umpan balik
c. Motivasi dan membimbing anak
d. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
e. Pengembangan ilmu
3.4 Manfaat Evaluasi
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam
pembelajaran, yaitu :
a. Memahami sesuatu : Mahasiswa ( entry behavior, motivasi, dll), saran dan
prasarana, dan kondisi dosen
b. Membuat keputusan : Kelanjutan program, penanganan ³masalah´¶ dll
c. Meningkatkan kualitas PBM : Komponen-komponen PBM
Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-pihak
yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah.
Bagi siswa
Mengetahui tingkat pencapaian pembelajaran :
Memuaskan atau tidak memuaskan
Bagi guru
a. Mendeteksi siwa yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan, remedial
atau pengayaan
b. Ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll
c. Ketepatan metode yag digunakan
Bagi sekolah
a. Hasil belajar cermin kualitas sekolah
b. Membuat program sekolah
c. Pemenuhan standar
4 Macam-macam evaluasi
1. Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluassi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan
suatu pokok bahasan/topik, dan dimaksud untuk mengetahui sejauh manakah suatu
proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Menurut
Winkel dimaksudkan bahwa yang menyatakan bahwayang dimaksud dengan evaluasi
formatif adalah pengunaaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih
berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai
kemajuan yang telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is
a judgement of the strengths and weakness of instruction to improve its effectiveness
and appeal. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa
telah menguasai materi yang diajarkan pada pkok bahasan tersebut. Wiersma
menyatakan formative testing is done to monitor student progress over period of
time.
Ukuran keberhaslan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan
kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan (TIK) yang telah
ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahsan pada suatu
pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkt kematangan siswa.
Artinyan TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat
kesulitan yang wajar yang diperkirakan masih sangat mungkin dijangkau / dikuasai
dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif
dilaksanakan untuk mengetahiu beberapa jauh tujuan yang elah ditetapkan telah
tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siap ssaj yang telah berhasil
dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selajutnya diambil tindakla-tindakan
yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil
maka akan diberi remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang
mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa
yang telah berhasil akan melanjutkan pada topic berikutnya, bahkan bagi mereka
yang memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi
tambahan yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topic yang telah dibahas.
1. Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu-satuan waktu
yang didalamnya tercskup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana peserta didk telah dapat berpindah dari satu unit ke unit
berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada
akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit
pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan
suatu bidang studi.
2. Diagnostik
Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-
kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan
perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostic dapat dilakukan dalam beberapa tahapan,
baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal
dilakukan terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostic
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal ataupengetahuan prasyarat yang harus
dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui
bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru
dapat member bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara
pada tahap akhir evaluasi diagnostic ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
atas seluruh meteri yang telah dipelajarinya.
Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih
dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, tetapi juga
perlu penilaian terhadap input, output maupun kualitas proses pembelajaran itu
sendiri. Optimalisasi sistem evaluasi memiliki dua makna, pertama adalah sistem
evaluasi yang memberikan informasi yang optimal. Kedua adalah manfaat yang
dicapai dari evaluasi. Manfaat yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan
kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas pendidikan.
Dalam bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya, evaluasi ada yang bersifat makro
dan ada yang mikro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program
pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan.
Evaluasi mikro sering digunakan di tingkat kelas, khususnya untuk mengetahui
pencapaian belajar peserta didik. Pencapaian belajar ini bukan hanya yang bersifat
kognitif saja, tetapi juga mencakup semua potensi yang ada pada peserta didik. Jadi
sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi
penanggungjawabnya adalah guru untuk sekolah atau dosen untuk perguruan tinggi.
Dalam kontek program pembelajaran di perguruan tinggi Djemari Mardapi (2003: 8)
mengatakan bahwa keberhasilan program pembelajaran selalu selalu dilihat dari hasil
belajar yang dicapai mahasiswa. Disisi lain evaluasi pada program pembelajaran
membutuhkan data tentang pelaksanaan pembelajaran dan tingkat ketercapaian
tujuannya. Kondisi yang demikian tidak hanya terjadi di jenjang pendidikan tinggi,
tetapi juga di pendidikan dasar dan menengah. Keberhasilan program pembelajaran
selalu dilihat dari aspek hasil belajar, sementara implementasi program pembelajaran
di kelas atau kualitas proses pembelajaran itu berlangsung jarang tersentuh kegiatan
penilaian.
Dalam dunia pendidikan,khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai
makna ditinjau dari berbagai segi:
a. Makna bagi siswa
Dengan diadakannya penilaian, maka siswa dapat mengetahui apakah dia telah
berhasil mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh
siswa dari pekerjaan menilai ini ada dua kemungkinan, memuaskan atau tidak
memuaskan.
b. Makna bagi guru
Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa mana yang
sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan,
maupun mengetahui siswayang belum berhasil menguasai bahan. Dengan petunjuk
ini guru dapat lebih memusatkan perhatiannya pada siswayang belum berhasil.
Apalagi jika guru tahu sebab-sebabnya.
c. Makna bagi sekolah
Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar
siswa-siswanya,dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan sekolah
sudah sesuai harapan atau belum, karena hasil belajar merupakan cermain kualitas
suatu sekolah.
Sasaran evaluasi
1. Input
Input merupakan aspek yang bersifat rohani yang setidak-tidaknya mencakup empat
hal yaitu: Kemampuan, Kepribadian, sikap dan inteligensi.
2. Transformasi
Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian meliputi: kurikulum
atau materi, metode dan cara penilaian, sasaran pendidikan/media, sistem
administrasi, guru dan personal lainnya.
3. Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui sebeapa jauh
tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang
digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement
test.
Ciri-ciri tes yang baik
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memilki
persyaratan tes, yaitu memiliki:
a. Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak
diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar,
bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui:
kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada permasalahannya.
b. Reliabilitas
Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan
dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali.
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan.
Jika dihubungkan dengan validitas, maka: Validitas adalah ketepatan dan reliabilitas
adalah ketetapan.
c. Objektivitas
Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada
faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadipada sistem scoringnya.
Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada
sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.
d. Prakitikabilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat
praktis dan mudah pengadministrasiannya. tes yang baik adalah yang: mudah
dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk
yang jelas.
e. Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang
lama.
1.1 SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan :
1. Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan
nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek)
berdasarkan kriteria tertentu. Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat
didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran,
yang mencakup komponen input, komponen input instrumental, komponen
kurikulum, komponen administratif, komponen proses, dan komponen output.
Karakteristik siswa yang dievaluasi dalam ruang lingkup kegiatan belajar mengajar
adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.
3. Peranan evaluasi dalam pendidikan yakni menjadi dasar pembuatan keputusan dan
pengambilan kebijakan, mengukur prestasi siswa, mengevaluasi kurikulum,
mengakreditasi sekolah, memantau pemanfaatan dana masyarakat, memperbaiki
materi dan program pendidikan. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk
pengembangan dan akreditasi.
1.2 SARAN
1. Bagi para pembaca dapat menambahkan bagian-bagian yang dirasa kurang
lengkap/sesuai, dengan pustaka yang dimiliki.
p