Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
ROHIDIN
102011023566
No : Istimewa !
Lamp : 1 (satu) bundel proposal
Hal : Proposal Pengajuan Judul Skripsi
Kepada Yth :
Drs. H. Abdul Fatah Wibisono, MA
(Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Di- Tempat
Salam sejahtera saya sampaikan, semoga Ibu senantiasa berada dalam lindungan Allah
SWT. Amien
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penulisan skripsi sebagai salahsatu tugas
akademik, maka dengan ini saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Achmad Syukur
NIM : 102011023536
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : VIII / C
Bermaksud Mengajukan Judul skripsi : HUBUNGAN ANTARA KEMEMPUAN GURU
DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS DENGAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA (DI MTs SERPONG TANGERANG BANTEN) sebagai bahan
pertimbangan saya lampirkan satu bundel.
Demikian pengajuan judul ini saya sampaikan, atas pertimbangan Bapak/Ibu saya udapkan
terima kasih.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Akademik
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………..9
E. Sistematika Penelitian…………………………………………………....11
A. Tinjauan Pustaka........................................................................................13
1. Pengertian Pendidikan.........................................................................13
F. Kerangka Berfikir………………………………………………………...49
a. Editing………………………………………………………………60
b. Skoring……………………………………………………………...60
c. Kategorisasi…………………………………………………………62
d. Tabulating…………………………………………………………..63
BAB V PENUTUP…………………………………………………….……...…….107
A. Kesimpulan ………………………………………...…………………...107
B. Saran …………………………………………………………………....108
1. Tabel 1 Tingkat pendidikan formal orang tua dapat diukur melalui dimensi dan
indikator ………………………………………...…………………….…………….56
7. Tabel 7 Biodata karyawan SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang Banten ............74
10. Tabel 10 Tabulasi Hasil Angket Tingkat Pendidika Orang Tua (Ibu) .......................78
12. Tabel 12Tabulasi Hasil Angket orang tua menyediakan kamar/rungan belajar anak
.....................................................................................................................................79
13. Tabel 13Tabulasi Hasil Angket orang tua menyediakan meja belajar ..................... 80
14. Tabel 14 Tabulasi Hasil Angket orang tua menyediakan semua perlengkapan alat
15. Tabel 15 Tabulasi Hasil Angket orang tua membeli buku-buku pelajaran yang anda
butuhkan...................................................................................................................... 81
16. Tabel 16 Tabulasi Hasil Angket orang tua menyediakan pakaian
seragam........................................................................................................................81
17. Tabel 17 Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi hadiah jika anda mendapat
18. Tabel 18 Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi makanan yang bergizi............. 82
19. Tabel 19 Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi pujian jika anda mendapatkan
20. Tabel 20 Tabulasi Hasil Angket orang tua mendorong agar rajin dan giat dalam
belajar.......................................................................................................................... 84
21. Tabel 21Tabulasi Hasil Angket orang tua menyarankan agar masuk kelas terlebih
22. Tabel 22 Tabulasi Hasil Angket orang tua menganjurkan agar berteman dengan orang
23. Tabel 23 Tabulasi Hasil Angket orang tua melarang keras anda agar tidak merokok
24. Tabel 24 Tabulasi Hasil Angket orang tua menganjurkan agar anda mendapatkan
25. Tabel 25 Tabulasi Hasil Angket orang tua menganjurkan agar dapat terus
26. Tabel 26 Tabulasi Hasil Angket orang tua mengatakan hebat atau pintar jika anda
27. Tabel 27 Tabulasi Hasil Angket orang tua menyuruh tetap belajar di kelas jika guru
bolos sekolah................................................................................................................89
29. Tabel 29 Tabulasi Hasil Angket orang tua mengacungkan jempol jika anda
30. Tabel 30 Tabulasi Hasil Angket orang tua mencium atau mengusap-ngusap kepala
31. Tabel 31 Tabulasi hasil Angket orang tua memeluk jika anda mendapatkan prestasi
36. Tabel 36 Tabel kerja atau tabel perhitungan Variabel X dan Variabel Y................... 97
SKRIPSI
Oleh :
ROHIDIN
102011023566
SKRIPSI
Oleh :
ROHIDIN
102011023566
Di bawah Bimbingan
Angket penelitian
A. Tujuan dan Petunjuk
1. Angket ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam rangka
studi kesarjanaan (SI) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Jawablah pertanyaan dibagian poin ( C ) dengan memberi tanda silang ( X ) pada
jawaban yang menurut anda benar
3. Isilah biodata ini dengan jelas
4. Atas segala perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih
B. Biodata Responden
1. Nama :…………………………………
2. Kelas / semester :………………………………....
3. Nama Ibu kandung :………………………………….
4. Nama Ayah Kandung : ………………………………...
C. Daftar Pertanyaan
1. Apendidikan pendidikan terakhir Ibu anda
a. SI / S II / S III
b. SLTA / SMA / MA
c. SLTP / SMP /MTs
d. SD / MI
2. Apakah orang tua anda sering mengingatkan anda agar rajin dalam belajar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Jika anda malas belajar, apakah orang tua anda akan menegur mengingatkan
anda untuk belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh supaya mendapatkan
prestasi belajar yang memuaskan
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Untuk menambah jam pelajaran anda di sekolah, apakah orang tua anda
sering menganjurkan anda agar ikut les atau privat atau kursus dan
semacamnya
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Bila nilai anda memuaskan, apakah orang tua anda akan memberi hadiah
atau pujian
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Apakah orang tua anda sering menanyakan hasil ulangan/latiahan anda
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Apakah orang tua anda akan memarahi atau mengingatkan anda agar lebih
rajin dalam belajar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Apakah orang tua anda sering menanyakan pelajaran yang tidak anda
pahami di sekolah
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah orang tua anda sering menanyakan kesulitan anda dalam belajar di
rumah
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Saat anda belajar dirumah, apakah orang tua anda sering membantu anda
belajar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Bila orang tua anda tidak dapat membantu anda dalam belajar anda, apakah
orang tua anda akan meminta bantu orang lain untuk memecahkan kesulitan
belajar anda
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
13. Apakah orang tua anda sering dating kesekolah untuk menanyakan kepada
guru anda tentang kesulitan belajar anda di sekolah
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apakah orang tua anda sering mengikuti pertemuan yang diselenggerakan
oleh pihak sekolah
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
15. Apakah orang tua anda sering memberikan sumbangan pemikiran (ulasan)
atau masukan dalam pertemuan yang diselenggarakan disekolah
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
No Pernyataan SS S J TP
5 Orang tua saya memberi pujian atau hadiah jika nilai saya baik
menjelaskan materi
9 Saya patuh jika disuruh belajar dirumah
13 Saya tidak masuk sekolah jika ada pelajaran yang tidak saya
senangi / sukai
25 Saya mendapatkan hadiah dari orang tua dan dari guru katrena
menjadi juara kelas / menjadi murid berprestasi
Hormat Kami
Rohidin
102011023566
1. Angket ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam rangka
studi kesarjanaan (SI) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya !
3. Berilah tanda silang pada jawaban yang telah anda pilih diantara empat alternative
jawaban yang ada !
4. Keempat alternatif tersebut adalah :
a. Sangat sering : SS
b. Sering :S
c. Jarang :J
d. Tidak pernah : TP
4. Selamat menerjakan !
No Pertanyaan SS S J TP
1 Apakah orang tua anda menyediakan tempat/ruangan belajar
2 Apakah orang tua anda Menyediakan bangku di ruangan belajar
3 Apakah ruangan belajar anda nyaman dan kondusif uintuk belajar
4 Apakah di ruangan belajar anda dilengkapi pentilasi dan alat
penerang yang memadai
5 Apakah orang tua anda menyiapkan seragam sekolah
6 Apakah orang tua anda menberi hadiah jika anda naik kelas
7 Apakah orang tua memberi pujian jika anda mendapat prestasi
belajar yang baik
8 Apakah orang tua menasehati jika anda malas bangun pagi untuk
persiapan sekolah
9 Apakah orang tua anda menyarankan agar tidak terlambat masuk
kelas
10 Apakah orang tua menyuruh anda agar mengikuti kegiatan ekstra
kurikuler
11 Apakah orang tua anda menyuruh untuk mengikuti les atau kursus
pada bidang studi tertentu
12 Apakah orang tua anda menanyakan hasil belajar disekolah setiap
hari
13 Apakah orang tua anda membacakan buku pelajaran tentang materi
di sekolah jika anda sudah di rumah
14 Apakah orang tua anda menyuruh agar mempunyai jadwal belajar
di rumah
15 Apakah orang tua dapat menjawab (memberikan penjelasan) dari
pertanyaan-pertanyaan yang anda ajikan
16 Apakah pendidikan terakhir orang tua (ibu) anda
17 Apakah orang tua anda mengajak ketoko buku untuk membeli
buku pelajaran
18 Apakah orang tua membantu atau mengajari anda apbila ada PR /
tugas sekolah
19 Apakah orang tua memberi teknik cara belajar yang baik dan benar
20 Apakah orang tua anda membimbing belajar di rumah dan
memperhatikan tingkah laku anda
INSTRUMEN PERTANYAAN DATA PENGARUH DORONGAN ORANG TUA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
Angket penelitian
No Pertanyaan SS S J TP
1 Apakah orang tua anda menyediakan semua perlengkapan alat
tulis menulis untuk belajar
2 Apakah orang tua anda membeli buku-buku pelajaran yang anda
butuhkan
3 Apakah orang tua menyediakan pakaian seragam dan sepatu serta
tas buku
4 Apakah orang tua anda menyediakan alat transportasi dan uang
untuk kebutuhan sekolah
5 Apakah orang tua anda membeli majalah-majalah tentang
pendidikan yang menunjang pelajaran anda
6 Apakah orang tua memerintah anda, ketika guru sedang
menyampaikan materi anda dituntut untuk memperhatikan dengan
seksama
Hormat Kami
Rohidin
102011023566
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN DORONGAN ORANG TUA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK KELAS II
(DI SMK TRIGUNA UTAMA CIPUTAT TANGERANG)
SKRIPSI
Oleh :
ROHIDIN
102011023566
Di bawah Bimbingan
Bismillahirrahmanirrahim
Alhammdulillah segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Swt
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan batin sehingga
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan
rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi serta
bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini
Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan;
2. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam;
4. Ibu Dr.Hj. Zurinal Z, Dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu,
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik dan
6. Pemimpin dan para karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan keleluasaan kepada penulis dan
i
7. Bapak Mardias selaku Kepala Sekolah, Bapak Ambiar selaku Pengembangan
Kurikulum dan Bapak Mahfuzi selaku Guru Pamong serta kepada seluruh guru dan
karyawan SMK Triguna Utama yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu;
8. Ayahanda Yoyo Sunaryo, Ibunda Titi Darmiyati, yang telah mencurahkan seluruh
9. Kakak Enok Reni dan Ipan serta Adik Mia Rurmiati, Siti Rohayati, Rudi Abbrar, Nana
Supena, Ani Cahyani yang selalu memberi motivasi dan doa serta perjuangannya;
10. Nurun Nasihah selaku teman yang setia setiap saat dan membantu serta menemani
11. Sesepuh Masjid Jami’ Al-Barkah Drs. H. Muhammad Yusuf Adam, Drs. Edifahmi
Idrus, Bapak Umar Kuman dan Novi Surya Unggul S.H, serta teman-teman Mushalla
Hanya harapan dan doa semoga Allah Swt memberikan balasan yang berlipat ganda
kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis menyelesaika sskripsi ini.
Akhirnya kepada Allah Swt jualah penulis serahkan segalanya dalam mengharapkan
keridhaan, semoga sskipsi ini bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan bagi penulis
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………………..9
F. Sistematika Penelitian…………………………………………………....11
A. Tinjauan Pustaka........................................................................................13
1. Pengertian Pendidikan.........................................................................13
iii
1. Pengertian Orang Tua ………………………………………………31
F. Kerangka Berfikir………………………………………………………...47
a. Editing………………………………………………………………57
b. Skoring……………………………………………………………...57
c. Kategorisasi…………………………………………………………59
d. Tabulating…………………………………………………………..60
iv
4. Biodata Karyawan …………………………………….……...…….71
C. Deskripsi Data……………………………………………………...…….75
BAB V PENUTUP…….………………………………………………….……...…104
A. Kesimpulan ………………………………………...…………………...104
B. Saran …………………………………………………………………....105
v
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Dapat Diukur Melalui Dimensi dan
Indikator ………………………………………...…………………….…………….53
2. Tabel 2 Pengaruh Dorongan Oang Tua (Variabel X2 ), Dimensi Variabel Serta Indikator
7. Tabel 7 Biodata karyawan SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang Banten ................71
10. Tabel 10 Tabulasi Hasil Angket Tingkat Pendidika Orang Tua (Ibu) ..........................75
12. Tabel 12 Tabulasi Hasil Angket orang tua menyediakan kamar / rungan belajar
anak .............................................................................................................................76
13. Tabel 13 Tabulasi Hasil Angket orang tua menyediakan meja belajar ........................ 77
14. Tabel 14 Tabulasi Hasil Angket orang tua menyediakan semua perlengkapan alat tulis
15. Tabel 15 Tabulasi Hasil Angket orang tua membeli buku-buku pelajaran yang anda
butuhkan...................................................................................................................... 78
seragam........................................................................................................................78
vi
17. Tabel 17 Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi hadiah jika anda mendapat prestasi
18. Tabel 18 Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi makanan yang bergizi................ 79
19. Tabel 19 Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi pujian jika anda mendapatkan
20. Tabel 20 Tabulasi Hasil Angket orang tua mendorong agar rajin dan giat dalam
belajar.......................................................................................................................... 80
21. Tabel 21 Tabulasi Hasil Angket orang tua menyarankan agar masuk kelas terlebih
22. Tabel 22 Tabulasi Hasil Angket orang tua menganjurkan agar berteman dengan orang
23. Tabel 23 Tabulasi Hasil Angket orang tua melarang keras anda agar tidak merokok dan
24. Tabel 24 Tabulasi Hasil Angket orang tua menganjurkan agar anda mendapatkan
25. Tabel 25 Tabulasi Hasil Angket orang tua menganjurkan agar dapat terus melanjutkan
26. Tabel 26 Tabulasi Hasil Angket orang tua mengatakan hebat atau pintar jika anda
27. Tabel 27 Tabulasi Hasil Angket orang tua menyuruh tetap belajar di kelas jika guru
28. Tabel 28 Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi hukuman atau sangsi kalau anda
bolos sekolah................................................................................................................85
vii
29. Tabel 29 Tabulasi Hasil Angket orang tua mengacungkan jempol jika anda
30. Tabel 30 Tabulasi Hasil Angket orang tua mencium atau mengusap-ngusap kepala anda
31. Tabel 31 Tabulasi hasil Angket orang tua memeluk jika anda mendapatkan prestasi
36. Tabel 36 Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan Variabel X dan Variabel Y.................... 94
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukan
pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu peserta didik
sosok manusia dewasa yang sudah terisi secara penuh bekal ilmu pengetahuan serta
memiliki integritas moral yang tinggi sehingga dalam perjalanannya nanti, manusia
dan utama bagi seorang anak. Keluarga merupakan proses penentu dalam
keberhasilan belajar. Orang tua dikatakan sebagai pendidik pertama karena orang
tualah yang pertama mendidik anaknya sejak dilahirkan dan dikatakan sebagai
pendidik utama karena pendidikan yang diberikan orang tua merupakan dasar dan
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa yang akan datang. Keluarga
yang akan memberikan wacana kehidupan seorang anak, baik prilaku, budipekerti,
kepada anak-anak dalam lingkungan keluarga, maka akan dapat tumbuh dan
1
Darmaningtiyas, Pendidikan Pada dan Setelah Krisis, (Evaluasi Pendidikan Pada Masa
Krisis), (Jogjakarta : Pustaka Pelajar, 1999), Cet Ke-1, h.3
1
2
berkembang dengan baik pula, karena tujuan pendidikan yang dilaksanakan didalam
keluarga adalah untuk membina, membimbing, dan mengarahkan anak kepada tujuan
yang suci.
Pada diri setiap anak terdapat suatu dorongan dan daya untuk meniru, dengan
dorongan ini anak dapat melakukan sesuatu yang telah dilakukan orang tuanya. Masa
ini juga merupakan masa sensitif bagi anak, sebab apa yang dilihat dan apa yang
didengarnya akan selalu ditiru tanpa mempertimbangkan baik dan buruknya. Dalam
hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua,
karena masa meniru ini secara tidak langsung turut membentuk watak anak
dikemudian hari
Dengan demikian faktor identifikasi dan meniru pada anak-anak amat penting,
sehingga mereka menjadi terbina, terdidik, dan belajar dari pengalaman langsung. Hal
ini pula yang nantinya akan berpengaruh lebih besar daripada informasi atau
pendidikan informal, dengan orang tua sebagai pendidik. Orang tua adalah pendidik
kodrati.2 Mereka pendidik bagi anak-anaknya, karena secara kodrati ibu dan bapak
diberikan anugrah oleh Allah berupa naruri orang tua. Kasih saying dan pengertian
keluarga khususnya orang tua akan meninggalkan yang positif dalam perekembangan
jiwa anak. Untuk itu sudah sepantasnya orang tua menjadi teladan yang baik bagi
anak.
2
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001). Cet. Ke-5. h. 215
3
membaca, menulis, dan sebagainya. Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang
mensejahterakan kehidupan mereka, adapun kesejahteraan anak itu meliputi segi fisik
Tanggung jawab dalam segi mental (rohani) ini merupakan masalah penting
karena kualitas pribadi anak merupakan dari hasil pembinaan mental rohaninya. Salah
satu bagian dari tanggung jawab pembinaan mental rohani anak adalah
Berdasarkan realita dan peranan ketiga lembaga ini maka ahli pendidikan DR
Ki Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan ini sebagai tri pusat
pendidikan yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat. Istilah tiga lingkungan
adalah orang tua (ayah dan ibu) orang tua merupakan pendidik yang pertama dan
3
Madyo Ekosusilo, Rb Kasitid, Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang: Efkarpublishing,
1995), Cet I h. 73
4
terpenting karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai kini keluarga selalu
Pendidikan merupakan suatu usaha atau proses yang ditujukan untuk membina
kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya dalam
kehidupan secara fungsional dan optimal, dalam Islam manusia dituntut untuk belajar
dan juga mengajar. kewajiban setiap individu orang Islam untuk menuntut ilmu dari
sejak buayan hingga akhir hayat, hal tersebut merupakan perintah Allah dan Rasul-
Nya, Adapun motivasi dan sekaligus anjuran untuk keutamaan memiliki ilmu
pengetahuan sesuai dengan firman Allah yang terdapat dalam Al-qur’an pada surat
ΔϟΪΠϤϟ˳ΕΎ˴Ο˴έ˴Ω˴Ϣ˸Ϡ˶όϟ˸˸Ϯ˵Ηϭ˵˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ˴ϭ˸Ϣ˵Ϝ˸Ϩ˶ϣ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ˴˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟ˵Ϳ˶ϊ˴ϓ˸ή˴ϳ
Dengan belajar kita akan memperoleh ilmu, dengan belajar pula kita akan
memperoleh pahala dari Allah Swt. Dan dengan ilmu hidup kita akan menjadi lebih
berguna.
4
Muhammad Shoehib, Pola Asuh Orang Tua, (Jakarta : PT Runeka Cipta, 1998), Cet Ke-1, h.
10
5
Depdikbud, Program Akta Menagjar V-B Dasar Kependidikan, (Jakarta : UT, 1989), h. 740
6
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah/
Pentafsir Al-Qur’an, 1971), h. 910-911
5
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita
pendidikan anak-anaknya lebih tinggi atau Setidaknya sama dengan pendidikan orang
tua mereka, cita-cita dan dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan keberhasilan
anak-anaknya di Sekolah.
Cara orang tua dalam membimbing anak belajar di Rumah berbeda satu sama
lain, karena tingkat pendidikan yang berbeda, kemungkinan ilmu pengetahuan cara
membimbing anak dalam belajar belum dikuasai oleh semua orang tua, karena tidak
semua orang tua mempunyai tingkat pendidikan tinggi. Cara membimbing anak
dalam belajar di Rumah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, sehingga
anak di sekolah akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda sesuai dengan
Anak adalah amanah bagi para orang tuanya. Dia bagaikan kertas putih yang
siap diwarnai dan dibentuk sesuai dengan keinginan orang tuanya. Selain itu dalam
kefitrahannya, anak membawa potensi yang siap dikembangkan, baik melalui tangan
orang tuannya, pendidik, maupun masyarakat sekitarnya karenanya orang tua harus
pandai dan bijak dalam memberikan arahan, bimbingan, dan pendidikan bagi anak-
anaknya .7
Orang tua dalam mendidik anaknya tidak harus sama persis dengan para
pendidik (guru) yang berada di lingkungan sekolah. Mendidik anak dengan baik dan
7
Fatmawati M, famawi Dkk, Manfaat Waktu Luang Anakbagaimana Caranya ? (Jakarta :
Gema Insani Pers 2001), Cet. Ke- I, h. 5-6
6
benar berarti menumbuh kembangkan totalitas potensi anak secara wajar, disela-sela
waktu luang orang tua dapat memberikan berbagai arahan bimbingan dan pendidikan,
para orang tua harus menguasai dan menyesuakannya perkembangan anak, ada tiga
aspek penting yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik anaknya yaitu :
analisa, sintesis dan evaluasi. Kedua, adalah aspek afektif mencakup penilaian,
penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. Ketiga aspek psiomotorik
kreatifitas. Ketiga aspek diatas haruslah menjadi prioritas utama bagi para pendidik
atau orang tua dalam mendidik anak-anaknya sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan mereka.
mengasihi.
tatanan pergaulan yang berlaku dalamnya tanpa harus diumumkan atau dituliskan
terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga disini
Setiap waktu manusia tidak pernah lepas dari belajar, belajar merupakan
perubahan tingkah laku yang menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.
Latihan dan pengalaman itu tidak saja diperoleh dari buku-buku atau sekolah saja
7
tetapi dipelajari pula dari tingkah laku kehidupan sehari–hari dan kebiasaan dan
tingkah laku, ini dipengaruhi oleh pola asuh yang berlaku dalam suatu keluarga.
Mendidik anak dengan baik dan benar berarti menumbuh kembangkan totalitas
potensi anak secara wajar potensi jasmaniyah dan rohaniyah anak diupayakan tumbuh
pembinaan intelektual, keagamaan, perasaan dan budi pekerti yang agung dan mulia.
Selain itu melihat dari kenyataan bahwa keluarga yang orang tuanya
anaknya. Sebaliknya ada keluarga yang orang tuanya berpendidikan tinggi ternyata
kurang berhasil dalam mendidik anaknya. Keberhasilan mendidik anak disini adalah
Dari uraian di atas penulis merasa tertarik dan terpanggil untuk menyusun skripsi
Tangerang, Banten.
1. Pembatasan Masalah
belajar anak”, Orang tua yang akan diteliti yaitu orang tua kandung dari
siswa kelas dua, dan dorongan atau motivasi yang dimaksud adalah
motivasi dari luar yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya.
b. Dalam Penelitian ini, prestasi belajar siswa yang digunakan nilai raport,
c. Siswa yang penulis maksud adalah siswa SMK Triguna Utama kelas dua
9
2. Perumusan Masalah
Agar permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini jelas dan terarah
maka perlu adanya perumusan masalah, yaitu : “Pengaruh Tingkat Pendidikan dan
Dorongan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak SMK Triguna Utama Ciputat
Tangerang”. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dan
dorongan orang tua terhadap prestasi belajar anak. Untuk lebih jelasnya perumusan
C. Tujuan Penelitian
orang tua terhadap prestasi belajar anak Kelas II SMK Triguna Utama
Tangerang Banten
dorongan orang tua terhadap prestasi belajar anak kelas II SMK Triguna
D. Kegunaan Penelitian
Orang tua/ibu dan dapat dijadikan rujukan atau sumber yang bermanfaat
b. Bagi Orang tua murid, sebagai bahan pemikiran untuk meningkatkan diri
tua murid sebagai pendidik yang pertama dan utama dapat dijadikan
optimal
dengannya
dan pengajar.
11
E. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini penulis membagi kedalam beberapa bab dan
masing-masing bab mencakup beberapa sub bab yang berisi sebagai berikut :
analisa data
12
BAB IV : Hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum objek penelitian,
terdiri dari : 1. sejarah singkat SMK Triguna Utama, 2. Visi dan Misi
BAB V : Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari penyusunan skripsi
Tangerang Banten.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pendidikan
diperlukan suatu sarana agar fungsi tersebut dapat terlaksana, dan pendidikan adalah
salah satunya. Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan,
bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan ini sama sekali tidak bisa
dipisahkan dari kehidipan, baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan
bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh
budaya, politik dan pertahanan keamanan pada suatu bangsa atau negara, mutlak
tujuan kehidupan secara efektif dan efisien. Pendidikan lebih dari sekadar pengajaran,
karena dalam kenyataan pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau
Dengan kesadaran tersebut, suatu bangsa atau negara dapat mewariskan kekayaan
13
14
budaya atau pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga menjadi inspirasi bagi
Secara etimologi kata pendidikan berasal dari kata “didik” yang mendapat
Dalam bahasa Arab disebut “tarbiyah” dan kata “rabba” kata ini sering
digunakan sejak Zaman Nabi Muhammad SAW sebagai yang tercantum dari surat
˱ή˸ϴ˶ϐ˴λϰ˶ϧΎ˴ϴ͉Α˴έΎ˴Ϥ˴ϛΎ˴Ϥ˵Ϭ˸Ϥ˴Σ˸έ͋Ώ͉έ˸Ϟ˵ϗ˴ϭ˶Δ˴Ϥ˸Σ͉ήϟ˴Ϧ˶ϣ͋ϝ͊άϟ˴ΡΎ˴Ϩ˴ΟΎ˴Ϥ˵Ϭ˴ϟ˸ξ˶ϔ˸Χ˴ϭ
˯ήγϻ
pendidikan Prof. Zaharai Idris, M.A. misalnya, mengatakan bahwa “Pendidikan ialah
1
Azyumardi Azra, Esai-esai Intelektual Muslim dan Pendidian Islam, (Yogyakarta : Logos.
1999). Cet. Ke- 1. h. 3
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandng : Angkasa, t. th), h. 11
15
anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka
pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani
kecakapan yang fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan
sesama manusia”. 6
yang formal maupun informal, meliputi segala yang memperluas segala pengetahuan
3
Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidika, ( Bandung : Angkasa. T.th ). h. 11
4
Sutari Imam Bernadib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Yayasan Penerbit FIP IKIP
, t. Th), Cet. Ke-10, h. 5
5
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsapat Pendidikan Islam, (Bandung : PT.Al-Ma’arif , t.
Th), cet. Ke-1, h. 20
6
Sudirman.et. al. Ilmu Pendidikan. (Bandung : PT. Rosdakarya, 1991 ). Cet. Ke-5. h.4
7
Madyo Ekosusilo. R.B, Kasihadi. Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang : Effhar Publising.
1990 ), Cet. Ke-1, h.12
16
manusia secara sadar bertujuan mengembangkan jasmani dan rohani anak didik
sampai tujuan yang dicita-citakan oleh Pendidikan, hal ini mengandung arti bahwa
perlahan tetapi pasti dan terus-menerus sehingga sampai pada bentuk yang
ummat manusia atau juga dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah tuntunan atau
bimbingan itu harus dapat merealisasikan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak
rohani.
tentunya ada pengertian secara khusus. Pengertian secara khusus ini adalah
agama Islam akan menimbulkan makna lain dan mempunyai arti tersendiri, di
samping ada perbedaan-perbedaan atau sifat yang menjadi ciri-ciri dalam pendidikan
Islam, yaitu pendidikan yang diwarnai oleh nilai-nilai Islam. Pendidikan umum
diharapkan terbentuknya kepribadian anak didik sesuai dengan ajaran Islam, sehingga
ia menjadi orang dewasa yang berbudi pekerti luhur menurut ukuran Islam. Hal ini
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa para ahli didik Islam
berbeda pendapat menitik beratkan pada segi pembentukan akhlak anak, sebagian lagi
kesimpulan adanya titik persamaan yang secara ringkas dapat dikemukakan sebagai
berikut : Pendidikan Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa
kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.
Konsep yang lebih jelas dan tegas bahkan mudah dipahami banyak orang adalah
“Pendidikan ialah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranan masa yang akan datang”.9
Konsep ini menjelaskan, bahwa pendidikan memiliki fungsi dan tujuan tertentu,
dengan pendidikan akan tercapai kehidupan yang harmonis yang seimbang antara
kehidupan fisik material, kebutuhan mental spiritual, mampu berdiri sendiri tanpa
8
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia,1997), Cet. Ke-2, h. 9
9
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1994), Cet. Ke-7
18
Dari beberapa pengertian pendidikan secara umum yang telah diuraikan di atas,
jika dikaitkan dengan agama Islam, akan menimbulkan lain, dan mempunyai arti
tersendiri, disamping ada perbedaan-perbedaan atau sifat yang menjadi ciri-ciri dalam
pendidikan, yaitu pendidikan yang diwarnai oleh nilai-nilai muatan agama Islam. Jika
dengan pendidikan Islam diharapkan dapat terbentuk kepribadian anak didik sesuai
dengan ajaran Islam, sehingga ia menjadi orang dewasa yang berbudi luhur menurut
kepribadian utama”.10
yang dilakukan umat Islam yang telah dewasa untuk membentuk manusia muslim
yang berakhlak luhur, berbudi mulia atau tinggi dan bertakwa serta bertanggung
Islam adalah proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peran, pemindah
pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan Fungsi manusia untuk
10
Ahmad D Marimba, op.cit.. h.23
11
Soegarda Poerbakawartja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung, 1998), h. 214
12
Hasan Langgung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma’arif.
1908), Cet. Ke-1, h. 75
19
pendidikan umum yang menjadi sumber pengetahuan adalah kebudayaan, yaitu nilai-
nilai yang berkembang dalam masyarakat sehingga dari hasil cita rasa dan karya
kebudayaan juga bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits yang sekaligus menjadi filter
nilai-nilai kebudayaan.
dibebankan secara berat pada salah satu faktor pendidikan. Faktor yang
Dari kelima faktor pendidikan di atas, faktor yang paling menentukan ialah guru
hidup yang dianutnya, tujuan guru dalam melakukan tugas guru, teori belajar dan
mengajar yang dianutnya. Semua itu akan memberi cap pada pekerjaannya dan
tentang jalur, jenis dan jenjang pendidikan terdapat dalam Bab VI pasal 13,14,15, dan
16.
a. Jalur Pendidikan
Sesuai dengan pasal 13, ayat 1 UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 bahwa “Jalur
Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling
b. Jenis Pendidikan
Jalur pendidikan yang dimaksud oleh penulis di sini adalah tingkat pendidikan
jenjang atau tingkatan dalam periode tertentu dari sekolah dasar perguruan tinggi. 14
pendidikan yang berstruktur mempunyai jenjang dalam periode waktu tertentu yang
berlangsung dari sekolah dasar sampai universitas dengan cakupan di samping bidang
13
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasiona, (Bandung : Citra
Umbara, 2003), h. 12
14
A. Marni Yusuf, Ilmu Pengantar Pendidikan, (Jakarta : Gunung Mulia, 1998), Cet. Ke-3
21
studi akademis umum, juga berbagai program khusus dan lembaga untuk latihan
Contoh dari pendidikan formal antara lain, untuk bidang pendidikan umum, yakni
c. Jenjang Pendidikan
Istilah jenjang pendidikan dapat dikatakan sebagai tahapan atau tingkatan yang akan
pendidikan formal yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan
Selain itu befungsi pula sebagai landasan untuk jenjang pendidikan menengah, karena
tidak cukup hanya dengan mengenyam pendidikan dasar saja untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan. Khusus bagi wanita dalam membina rumah tangganya
mengenai hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan juga alam
22
sekitarnya. Dalam pendidikan menengah ini kedewasaan seseorang mulai tumbuh dan
berkembang dalam menentukan jalan hidup yang akan dijalaninya. Pendidikan tinggi
Dengan pendidikan tinggi inilah seseorang, dalam hal ini adalah orang tua
khususnya ibu diharapkan mampu menghadapi segala masalah yang dihadapi baik
oleh diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sehingga seorang ibu dalam sebuah
keluarga dihpkan dapat mengenyam pendidikan tinggi sebagai bekal wawasan yang
Jadi yang dimaksud dengan tingkat pendidikan dalam penulisan skripsi ini adalah
pendidikan yang berstruktur dan berjenjang dengan periode tertentu serta memiliki
program dan tujuan yang disesuaikan dengan jenjang yang diikuti dalam mendidik.
Motif (motine) berasal dari akar kata bahasa latin "movere" yang kemudian
menjadi "motion" yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi motive
15
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : PT. Grafindo Persada, 1997 ). Cet.
Ke-2, h. 83
23
merupakan daya dorong, daya gerak atau penyebab seseorang melakukan berbagai
Kontempoler adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik
Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Wood Worth dan
Marqius dalam bukunya Psikologi, yaitu a motive is a set predisposes the individual
of certain aktivies an for seeking certain goals. Motif adalah suatu set (kesiapan)
Menurut Atkinson "Motivation referts to the factors that energize and direct
tingkah laku). Menurut Mc. Donald Motivasi adalah perubahan energi dalam diri
tanggapan terhadap adanya tujuan dan menurut Silverstone motif merupakan tahap
Jadi motivasi (motivasion) adalah pemberian atau penumbuhan motif atau hal
yang menjadi motif, tegasnya motivasi adalah motif atau hal yang sudah menjadi
16
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 1993),
Cet, Ke-4, h.114
17
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Inadonesia Kontemporer, (Jakarta :
Modern English, 1991)
18
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikuluml Nasional IAIN Fakultas
Tarbiyah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-1, h.80
19
Ibid h.129
24
aktuif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan terasa
sangat mendesak.
tingkah laku.
Banyak pendapat para ahli tentang klasifikasi motivasi, pembagian itu dibuat
berdasarkan sudut pandang budaya yang digelutinya. Menurut Sartain, motif itu dapat
bersifat fisik) dan social motivies (dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan
Lalu Wood Worth juga membagi motif menjadi dua bagian, yaitu Unlearned
motivies (motif yang tak dipelajari atau motif bawaan) dan Learned Motivies (motif
Berdasarkan atas jalaranya, maka motif dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu :
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau
motivasi yang erat hubungannya dengan jam belajar, misalnya ingin memahami
dan sebagainya.
20
Ibid h. 130
25
Atau dengan kata lain motivasi intrinsik adalah hal atau keadaan yang berasal
dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.
Dari contoh diatas dapat dipahami bahwa hal yang dapat menimbulkan motivasi
1. adanya kebutuhan
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu atau
motivasi ini tak ada kaitannya dengan jam belajar seperti belajar karena takut kepada
guru atau karena ingin lulus, ingin memperoleh nilai tinggi yang semuanya tak
didorong oleh motif-motif ekstrinsik, tapi banyak pula yang didorong oleh motif-
mengajar untuk mencapai jam dan hasil belajar yang optimal, siswa banyak
terpengaruh oleh motif-motif yang berasal dari luar dirinya maupun yang berasal dari
dalam dirinya, atau mungkin dapat berpengaruh secara bersamaan sesuai dengan
21
Akhyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Dina utama Semarang , 1996), Cet, ke-1,
h. 75
22
Alisuf Sabri,Op.Cit. , h.85
26
Meskipun terdapat motivasi ekstrinsik yang kerap pengaruhi kondisi dan hasil
belajarnya, namun yang paling utama yang harus dimiliki oleh siswa tersebut adalah
motivasi yang berasal dari dalam dirinya (Motivasi intrinsik). Dengan motivasi yang
ada tersebut maka siswa tak akan goyah dan rapuh jika terdapat gangguan dan
hambatan dalam mencapai hasil belajar (prestasi belajar) yang baik, disamping itu
dengan motivasi yang kuat siswa akan berusaha sungguh-sungguh dalam belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi
tekun dan bergairah dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu kualitas hasil
belajar siswa (prestasi belajar) juga kemungkinannya dapat terwujud, siswa yang
dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun
berhasil belajarnya, kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi
senantiasa selektif dan tetap terarah kepada jam yang ingin dicapai.23
Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan, tetapi juga
Motivasi akan mendorong untuk belajar atau melakukan sesuatu perbuatan dengan
Menurut Cecco ada 4 fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar yaitu :
Dalam pendidikan arousal diartikan sebagai kesiapan atau perhatian umum siswa
yang diusahakan oleh guru untuk mengikut sertakan siswa dalam belaja. Fungsi ini
yang harus dilakikan setelah pelajaran berakhir. Disamping itu pula guru harus
menghubungkan antara harapan-harapan dengan jam siswa yang dekat dan yang
Fungsi ini menghendaki agar guru memberikan hadiah kepada siswa yang
berprestasi dengan cara seperti mendorong usaha lebih lanjut dalam mengajar jam
instruksional.
Fungsi ini menghendaki agar guru mengontrol tingkah laku yang menyimpang
pengalaman yang mengiginkan dapat belajar, dan proses motivasi tersebut memiliki
beberapa fungsi yaitu yang pertama memberi semangat dan mengaktifkan murid agar
tetap berminat dan siaga. Kedua memusatkan perhatian anak pada tugas tertentu
dipaparkan oleh para pakar psikologi dalam teori psikologi sebagai berikut :
1. Tori psikoanalisis
Freud menekankan adanya dua dorongan dasar seks dan agresi. Motif ini timbul
pada masa bayi, bila orang tua melarang ekspresinya. Motif ini aktif sebagai motif
tak sadar dan akan diekspresikan secara tidak langsung atau simbolik
Teori belajar sosial ini menekankan pola prilaku yang dipelajari dalam usaha
melalui orang lain dengan mengamati akibat prilaku yang ditampilkan orang lain,
24
Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan , Op Cit. h. 115-116
25
Ramayulis, Metode Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1990), Cet. Ke-1, h.
86-87
29
mengubah prilakunya sesuai dengan prilaku itu, penguatan diri yang didasarkan pada
standar prilaku kita sendiri juga merupakan control motivasi yang penting.
pengertian prestasi dan belajar, oleh karena itu untuk memudahkan didalam
jauh mengenai makna prestasi. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dilakukan, diciptakan, baik secara kelompok maupun sendiri. Dalam kamus populer
dinyatakan bahwa : “prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”.26 Sedangkan
dalam kamus bahasa Indonesia bahwa : “prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dan
Dari pengertian di atas dapat dicermati adanya makna yang sama, yang intinya
adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan, oleh karena itu dapat dipahami
bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan, diciptakan, dan
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan kerja secara individu maupun
Sedangkan kata prestasi itu sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie
kemudian dalam bahasa Indonesia prestasi yang diartikan menjadi “hasil yang telah
26
S.F. Habeyb. Kamus Populer, (Jakarta : Nurani, 1983), Cet., Ke-20. h., 296
27
Depdik bud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h., 700
30
dicapai dari yang telah ditetapkan”.27 Dalam kamus Bahasa Indonesia arti prestasi
adalah “apa yang telah dihasilkan dan diciptakan”.28 Prestasi merupakan salah satu
tujuan seseorang dalam belajar dan sekaligus sebagai motivator terhadap aktivitas
anak didik. Sedangkan kata belajar berarti suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
itu bukan hanya menghafal dan mengingat saja, melainkan berinteraksi dengan
lingkungannya dan merupakan suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada
diri seseorang, dengan tujuan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh Guru.30 Bahkan
prestasi belajar berarti Penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang
27
Sadirman M.A. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1994). Cet. Ke-5, h. 38
28
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1976),
Cet. Ke.5, h. 768
29
Tim Penyusun Kamus Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud. Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998), Cet., Ke-1. h. 12
30
Depdik bud Kmus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998). Cet., Ke-1,
h.700
31
diperoleh dari hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk score setelah mengikuti
kegiatan belajar.31
Tujuan proses perkembangan itu secara alamiah ialah kedewasaan sebagai potensi
manusia yang paling alamiah adalah bertumbuh menuju ke arah atau ke tingkat
kedewasaan, kematangan. Potensi ini akan terwujud dengan berhasil baik apabila pra
Jadi, keberhasilan pendidikan itu pada dasarnya adalah hasil yang didapat dari
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa : “orang tua artinya ayah
dan ibu”.32 Sedangkan menurut Miami M.Ed. dikemukakan bahwa : “orang tua
adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul
tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya”.33 Menurut
Ny Singgih D. Gunarsa mengatakan bahwa : “orang tua adalah dua individu yang
31
Parmono Ahmadi ,Op.Cit., h.5
32
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 269
33
Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, Sari Psikologi Terapan, (Jakarta :
Rajawali Press. 1982), h. 48
32
kebiasaan sehari-hari.”34
keluarga atau pemimpin rumah tangga “orang tua sebagai pembentuk pribadi pertama
dalam kehidupan anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka
Salah satu tujuan dari pernikahan adalah untuk mendapat anak yang akan menjadi
mengembangkan dan bimbingan generasi penerus yang baik, sehat jasmani dan
rohani maka perlu pola pemikiran yang terpadu antara suami istri atau orang tua yang
berasal dari dua kutub yang berbeda, mereka harus saling mempunyai toleransi dan
penyesuaian diri yang baik, sehingga kedua belah pihak saling melengkapi, bila
masing-masing dapat menahan diri untuk tidak mementingkan diri sendiri, maka akan
dapat tercipta suatu keluarga harmonis dan bahagia. Orang tua adalah figur dalam
baik.36
orang tua tidak hanya cukup memberi makan, minm dan pakaian saja kepada anak-
34
Ny Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Keluarga, (Jakarta : Gunung Mulia, 1976), h. 27
35
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang. 1996), Cet. Ke-4, h. 26
36
Ny. Singgih D. Gunarsa, Op. Cit., h. 27
33
anaknya tetapi harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai, bahagia dan
berguna bagi hidupnya dan masyarakat. Orang tua dituntut harus dapat
mengembangkan semua potensi yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan
Tingkat pendidikan formal orang tua adalah tingkat pendidikan akhir yang
dimiliki oleh orang tua, apakah itu tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Akademi Institut atau
Universitas.
Pendidikan merupakan proses yang berlangsung terus selama manusia hidup dan
orang tua, baik dalam sikap, berfikir maupun cara bertindak. Orang tua yang
mempunyai pengaruh yang bebeda dalam cara membimbing belajar anaknya. Usaha
karena tingkat pendidikan formal yang dialami orang tua akan menentukan banyak
Tugas dan peranan orang tua terhadap anaknya dapat dikemukakan sebagai
serta menanamkan norma agama, nilai moral dan sosial yang berlaku di masyarakat.
Di samping itu orang tua juga harus mampu mengembangkan potensi anak,
penuh tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Secara sadar orang tua mengemban
kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai ia mampu berdiri sendiri
(dewasa), baik secara fisik, sosial, ekonomi, maupun moral serta keagamaannya.
anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung
c. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, yang pada gilirannya
Beberapa penelitian yang dikemukakan oleh beberapa ahli psikologi seperti yang
dikemukakan oleh Dr. Singgih D. Gunarsa dalam majalah rumah tangga dan
kesehatan bahwa :
37
Tim Dosen FIP, IKIP Malang. Pengntar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1978), Cet.Ke- 3, h. 17
35
Orang tua berperan menentukan hari depan anaknya. Secara fisik supaya anak-
anaknya bertumbuh sehat dengan postur tubuh yang lebih baik, maka anak-anak
harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang.
Secara mental supaya anak-anak tumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain
kelengkapan gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana
belajar yang memadai. Sedangkan secara sosial supaya anak-anak dapat
mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti yang baik mereka harus diberi
peluang untuk bergaul mengaktualisasi diri, memupuk kepercayaan diri seluas-
luasnya. Bila belum juga terpenuhi biasanya karena soal teknik seperti
hambatan ekonomi atau kondisi sosial orang tua.39
Selanjutnya dikemukakan bahwa :
Perkembangan jiwa dan sosial anak yang terkandung berlangsung kurang
mantap akibat orang tua tidak berperan dengan selayaknya. Naluri kasih sayang
orang tua terhadap anaknya tidak hanya di manaifestasikan dengan
menyediakan sandang, pangan dan papan yang secukupnya. Anak-anak
memerlukan perhatian supaya tumbuh menjadi anak matang dan dewasa.40
Berdasarkan berbagai penelitian para ahli psikologi dapat dikemukakan
beberapa hal yang perlu diberikan orang tua terhadap anaknya. Sebagaimana
2. Hargai kemandiriannya;
Orang tua adalah bagian dari keluarga, yang merupakan tempat pendidikan
dasar utama untuk dewasa anak, juga merupakan tempat anak didik pertama kali
menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau dari anggota keluarga
39
Majalah Rumah Tangga dan Kesehatan, (Bandung : Publising Hous, 1993 ), h. 2
40
Ibid, h. 12
36
didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap
Maka orang tua mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan
kejiwaan anak serta mempengaruhi kehidupan sang anak. Kelahiran dan kehadiran
seorang anak dalam keluarga secara alamiah memberikan adanya tanggung jawab
dari pihak orang tua. Tanggung jawab ini didasarkan atas motivasi cinta kasih, yang
pada hakikatnya juga dijiwai ini oleh tanggung jawab moral. Orang tua
serta serta menjaganya dari perbuatan-perbuatan jahat sehingga terhindar dari api
neraka,sesuai dengan firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6.yang berbunyi :
ϢϳήΤΘϟ˱έΎ˴ϧ˸Ϣ˵Ϝ˸ϴ˶Ϡ˸ϫ˴˴ϭ˸Ϣ˵Ϝ˴δ˵ϔ˸ϧ˴˸Ϯ˵ϗ˸Ϯ˵Ϩ˴ϣ˴Ϧ˸ϳ˶ά͉ϟΎ˴Ϭ͊ϳ˴˴ϳ
Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
siksa api neraka …”(QS. At-Tahrim )41
karena anak adalah amanah Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang kelak
menerima tanggung jawab yang penting ini, maka harus mempersiapkan diri sebelum
dan sesudah menikah, tanggung jawab orang tua tidaklah terbatas dalam memberi
41
Depag RI. Al-Qur’an dan terjemahannya, (Jakarat : Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-
Qur’an. 1984). Cet. Ke-4, h. 951
37
makan, pakaian dan perlindungan saja, akan tetapi ia juga terikat dalam tugas
mengembangkan pikiran dan upaya untuk melatih anaknya secara fisik, spirit, moral
dan sosial. Dalam segala hal, orang tua harus bertindak sebagai pelindung anak dan
orang tua sebagai pelindung anak dan orang tua perlu memiliki ilmu pengetahuan
yang bermanfaat.
Dr. Jalali dalam bukunya “Psikologi Anak,” sebagaimana yang dikutip oleh
Yeti Kurniawan dan bukunya “Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan”
mengatakan “Para individu yang telah mendapatkan pendidikan yang baik selama
masa kanak-kanaknya, maka mereka dapat mendidik anak-anak dengan baik pula.42
Orang tua perlu membina anak agar mau berprestasi secaara optimal, karena
kalau tidak berarti suatu penyianyian terhadap bakatnya. Pembinaan dilakukan
dengan mendorong anak untuk mencapai prestasi yang sesuai dengan
kemampuannya. Adapun orang tua karena tingkat pendidikan mereka sendiri
terbatas, karena acuh tak acuh atau karena kurang memperdulikan anak,
pendidikan anak, tak peka dalam pengamatan ciri-ciri kemampuan anaknya.43
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dan berat, serta peran yang
sangat berarti bagi masa depan anak-anaknya. Berdasarka uraian dan pendapat di atas
42
Yedi Kurniawan Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, (Jakarta :CV .Firdaus.
1993).Cet. Ke-3, h. 28
43
Ibid., h. 31
38
dapat diketahui bahwa tugas dan tanggun jawab orang tua sangatlah tidak mudah,
Salah satu kewajiban dan hak utama orang tua yang tidak dapat dipindahkan
adalah mendidik anak-anaknya. Sebab orang tua memberi hidup kepada anak, maka
mereka mempunyai kewajiban yang teramat penting untuk mendidik anak mereka.
Jadi tugas sebagai orang tua tidak hanya sekadar menjadi perantara mahluk baru
dengan kelahiran tetapi juga memelihara dan mendidiknya. Agar dapat melaksanakan
Dalam hal ini yang akan penulis soroti mengenai ibu, karena sang ibu yang telah
yang paling dekat dengan anaknya. Hal ini terlihat sekali pada saat anak lahir ke
dunia, maka ibulah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anaknya. Saat
awal kehidupan balita ibulah yang pertama mendidik kemandirian seorang anak baik
berupa percakapan untuk minum, makan, berbicara, belajar dan lain-lain yang
mungkin juga bisa dibantu oleh anggota keluarga lainnya, tetapi pendidikan ibu
Anak merupakan titipan Allah maka setiap orang tua harus menjaganya dan
memeliharanya dengan baik dan setiap bayi yang lahir ke dunia ini dilahirkan dalam
keadaan Fitrah (suci) sehingga peran manusia dewasalah sangat dibutuhkan oleh si
44
Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak, Seri Psikologi Terapan 1, (Jakarta : Raja
Wali Pres. 1992), h. 38
39
bayi, karena ia lahir ke dunia ini dalam keadaan fitrah (suci). Sebagai mana yang
˸Ϯ˵ϳ͉ϻ˶·˳Ω˸Ϯ˵ϟ˸Ϯ˴ϣ˸Ϧ˶ϣΎ˴ϣ˴ϝΎ˴ϗ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ˵Ϳϰ͉Ϡ˴λ˶Ϳ˵ϝ˸Ϯ˵γ˴έ˴ϝΎ˴ϗ˵Ϫ˸Ϩ˴ϋ˵Ϳ ˴ϲ˶ο˴έ˴Γ˴ή˸ϳ˴ή˵ϫϰ˶Α˴˸Ϧ˴ϋ
˶Ϫ˶ϧΎ˴δ͋Π˴Ϥ˵ϳ˸ϭ˴˶Ϫ˶ϧ˴ή˷˶μ˴Ϩ˵ϳ˸ϭ˴˶Ϫ˶ϧ˴Ω˷˶Ϯ˴Ϭ˵ϳ˵ϩ˴Ϯ˴Α˴΄˴ϓ˶Γ˴ή˸τ˶ϔ˸ϟϰ˴Ϡ˴ϋ˵Ϊ˴ϟ
Hadis di atas menyatakan bahwa orang tua merupakan pemeran utama dalam
mendidik anak, dalam hal ini adalah ibu. Secara kodrati bayi dilahirkan dalam
keadaan suci, keluargalah dalam hal ini kedua orang tuanyalah yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk mendidiknya sesuai cita-cita orang tua tersebut. Hal
ini disebabkan anak dilahirkan dalam keadaan tak berdaya, tetapi berpotensi untuk
prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah
45
Zahara Idris, Pendidikan dan Keluarga, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 1995), Cet., Ke-2, h.45
40
Prestasi yang dicapai oleh seseorang individu merupakan hasil dari proses yang di
dalamnya terdapat interaksi dari berbagai faktor yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar
diri (faktor eksternal), dalam jangka waktu tertentu tinggi rendahnya prestasi belajar
a. Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.
dan sebagainya.;
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri
atas :
1) Faktor intelektif yang meliputi faktor persona, yaitu : kecerdasan dan bakat
1) Lingkungan keluarga;
2) Lingkungan sekolah;
3) Lingkungan masyarakat;
41
4) Lingkungan kelompok.
kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.
Adapun faktor-faktor tersebut saling mendukung masa prestasi belajar anak akan
meningkat.46
melengkapi faktor di atas tadi penyusun ingin lebih memperinci kembali factor-
1. Faktor Lingkungan
keadaan lingkungan yang gaduh dan udara yang panas.47 Prestasi belajar anak
di sekolah tidak hanya disebabkan oleh faktor intelegensi saja, akan tetapi
46
Abu Ahmadi dan widodo Supriarno, Psikologi Belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 1991).Cet.
Ke-1, h. 30
47
Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali,
1985), h. 4
42
b. Lingkungan Masyarakat
2. Faktor Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada
kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, semua dapat diberdaya gunakan
acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sarana dan fasilitas yang
tersedia harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna dan berhasil guna bagi
3. Kondisi Fisiologis
belajar seseorang, orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan
belajarnya dari orang yang belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan,
anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan dalam belajar di bawah anak-
Selain itu menurut Noehi yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamara “hal yang
tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra, terutama mata sebagai alat untuk
43
melihat dan telinga sebagai alat untuk mendengar, sebagian besar yang dipelajari
anak yang belajar berlangsung dengan membaca, melihat contoh atau model,
sebagainya.
4. Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu semua keadaan
dan fungsi psikologis tentunya saja mempengaruhi belajar seseorang, itu berarti
belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor-faktor lain seperti faktor dari luar
dan faktor dari dalam, faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja
merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak, oleh
adalah faktor-faktor psikologis, yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar
anak didik.
a. Inteligensi
b. Perhatian
44
itu sendiri, jika perhatian siswa terhadap pelajaran kurang maka prestasi
c. Minat
karena tanpa minat dan kemampuan, prestasi belajar akan sulit dicapai.
d. Bakat
Bakat sangat mempengaruhi prestasi belajar anak, jika bahan pelajaran yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik
karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam
belajar itu.
e. Motif
Motif yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar, dalam proses belajar
haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong anak agar dapat belajar
dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan
berhubungan/menunjang belajar.
f. Kematangan
sebelum belajar, belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang)
kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan
belajar.
45
g. Kesiapan
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seorang dan juga berhubungan dengan
kecakapan, kesiapan itu perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika
anak belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan
lebih baik.
prestasi belajar merupakan salah satu hasil yang dicapai setelah mengalami proses
belajar, proses ini terjadi sendiri tetapi memerlukan rangsangan-rangsangan dari luar
pengajaran yang telah ditetapkan, setelah peserta didik tersebut mengalami proses
membantu peserta didik dalam belajar untuk mengetahui mengukur sampai sejauh
mana hasil yang mereka kuasai setelah mengalami proses belajar dan dapat dilihat
dari perbuatan tingkah laku dan kepuasan atas hasil yang telah dicapai. Dengan
demikian evaluasi dapat dipandang sebagai alat ukur dari suatu rangkaian kegiatan
sebagai faktor yang saling berkaitan, seperti tujuan pengajaran, metode pengajaran
dan lain-lain. Evaluasi mencerminkan suatu hasil yang dicapai selama proses belajar
mengajar dalam waktu tertentu, serta sumber data dalam mengadakan umpan balik
bagi pendidik. Hal ini sesuai dengan fungsi dari evaluasi itu sendiri yakni :
46
didikan atau melakukan kegiatan belajar mengajar selama jangka waktu tertentu.
Melihat dari uraian di atas, maka ditinjau bahwa prestasi yang didapat adalah
hasil dari evaluasi yang biasanya ditampilkan dalam bentuk lambang berupa angka-
“Indeks prestasi adalah nilai rata-rata yang merupakan suatu nilai akhir yang
menggambarkan mutu penyelesaian satu program studi. Indek prestasi dihitung pada
akhir semester untuk mengetahui indeks prestasi semester. Untuk mengetahui prestasi
belajar peserta didik pada tahap masa studi tertentu secara kumulatif disebut IP
Lengkap IPK”49
ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dipelajari oleh peserta didik.
Prestasi belajar diukur atau dievaluasi dengan berbagai cara atau alat secara lisan
maupun tulisan tentang pengetahuan dan sikap dari peserta didik tersebut. Hasil
48
Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik Evaluasi, (GIP, IKIP Jakarta, t.t.), h. 3
49
Depag RI, Buku Pedoman IAIN, Jakarta, h. 39
47
prestasi ini dapat diukur dengan tergambar pada IP (Indeks Prestasi) dalam buku
laporan murid (raport) yang merupakan komulatif dari sejumlah mata pelajaran yang
diajarkan. Nilai ini biasanya dijabarkan dalam bentuk angka dengan rintangan dari 1
sampai 10. Diklasifikasikan menjadi (5) kategori Dengan kriteria sebagai berikut :
F. Kerangka berfikir
Masalah prestasi belajar sering dibicarakan oleh para guru, lembaga pendidikan
dan orang tua yang mempunyai anak usia sekolah, kesuksesan belajar anak disekolah
ada perbedaan prestasi belajar belajar pada setiap anak didik?. Hal ini disebabkan
karena dalam proses belajar ada factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
anak, diantaranya factor yang berasal dari lingkungan keluarga (orang tua).
Orang tua yang mengarahkan, mendidik dan membimbing belajar anak perlu
mempunyai kemampuan, antara lain sikap sabar dan bijaksana, selalu berkomunikasi
48
Anak dalam hal ini tidak berjalan sendiri untuk menggapai prestasi belajar,
maka dalam hal ini perlu adanya dorongan atau motivasi dari luar yaitu dari orang
tua. Orang tua harus mampu mengarahkan dan membimbing juga harus senantiasa
yang telah didapati di sekolah untuk diingat atau diperkuat kembali setelah tibanya
dirumah karena waktu dirumah lebih banyak dibandingkan di sekolah, dengan tujuna
G. Pengujian Hipotesis
orang tua yang berpendidikan formal tinggi diduga akan memperoleh prestasi belajar
yang lebih tinggi daripada prestasi belajar anak yang orang tuanya berpendidikan
sedang dan rendah. Agar hipotesis tersebut dapat diuji, maka peneliti merumuskannya
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada Bulan April 2006 sampai dengan Bulan Juli
2006
terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data
yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian1. Adapun populasi dari
penelitian ini adalah siswa SMK Triguna Utama Kelas II yang berjumlah 277 siswa.
Kemudian dari populasi ini diambil sample atau perwakilan dari semua populasi
tersebut sebanyak 15% yaitu 40 sampel (setelah digenapkan dari 41,55 sampel),
sedangkan yang dimaksud dengan sample itu sendiri adalah sebagian dari jumlah
populasi yang dipilih untuk sumber data.2 Adapun teknik penentuan sampel ini
1
Herman Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
1992), h. 49
2
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2003), Cet., ke-1, h. 54
49
50
Untuk memperoleh data yang lengkap dan obyektif, maka penyusun menyusun
skripsi ini dengan melakukan cara sebagai berikut : penelitian lapangan (field
research) yaitu penyusun langsung ke objek penelitian, yaitu SMK Triguna Utama
sebagai berikut :
Tangerang - Banten
mendapatkan informasi dan data secara langsung dari pihak sekolah, terutama
51
disini dengan wali kelas dua SMK Triguna Utama untuk memperoleh data
prestasi anak.
membagikan kepada responden yang bersangkutan dalam hal ini adalah siswa
Menurut F.N. Kelinger Variabel adalah sebuah konsep, seperti halnya laki-laki
dalam konsep jenis kelamin, insyaf dalam konsep kesadaran, Sutrisno Hadi
karena jenis kelamin mempunyai pariasi : laki-laki dan perempuan, berat badan,
karena ada berat 40 kg, 50 kg, dan sebagainya, jadi dapat dikatakan bahwa variabel
adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.3
1. Variabel tingkat pendidikan orang tua (ibu) (X1) Variabel ini sebagi variabel
3
Suharsimi Ari Kunto, Prosedur Penelitian, (Suatu Pendekatan Praktek), (Jakarta : Rineka
Cipta , 2002), Cet.,Ke-2, h. 94.
52
2. Variabel dorongan orang tua (ibu) (X2) Variabel ini sebagi variabel independen
3. Variabel prestasi belajar anak. Variabel ini sebagai variabel dependen (varibel
terkait). Variabel ini diberi symbol dengan huruf Y. dengan demikian terdapat 2
X1
Y
X2
Ciputat
Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis akan mengemukakan definisi operasional
1. Tingkat pendidikan formal orang tua (X1) yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah jenjang pendidikan (sekolah) terakhir yang pernah ditempuh orang tua
baik sampai tamat atau pun tidak sampai tamat mulai dari SD/MI, SLTP/MTs,
53
Tabel 1
Tingkat pendidikan formal orang tua dapat diukur melalui dimensi dan indikator
sebagai berikut :
No Dimensi Indikator
1 Pendidikan Dasar Tidak Tamat SD/MI
Tamat SD/MI
2 SLTP Tidak Tamat SLTP/MTs
Tamat SLTP/MTs
3 SLTA Tidak Tamat SLTA/MA
Tamat SLTA/MA
4 Pendidikan Tinggi Tidak Tamat Perguruan Tinggi/Akademik
Tamat perguruan Tinggi/Akademik
2. Dorongan orang tua (variabel X2) kata dorongan atau motivasi mengandung
orang tua (ibu) kepada anaknya agar belajar, untuk menumbuh kembangkan
jelasnya dapat dilihat dan diukur dengan dimensi dan indikator berikut ini.
54
Tabel 2
belajar di kelas
jika guru yang
bersangkutan
berhalang hadir 16
c. Dorongan berbentuk 17.Orang tua anda
tingkah laku atau memberi hukuman
perbuatan atau sangsi kalau
anda bolos sekolah 17
18.Orang tua anda
mengacungkan
jempol jika anda
mendapatkan
prestasi belajar yang
baik 18
19.Orang tua anda
mencium atau
mengusap-ngusap
kepala anda jika
anda mendapatkan
prestasi belajar yang
baik 19
20.Orang tua anda
memeluk jika anda
mendapatkan
prestasi belajar yang
baik 20
3. Definisi operasional prestasi belajar anak (variabel Y). yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hasil tes sumatif yang dapat dilihat pada rata-rata yang
dicapai oleh anak pada semester III dari semua mata pelajaran 2005-2006
yang dapat dilihat dalam buku raport. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa
Tabel 3
Kualifikasi skor prestasi belajar anak
No Nilai Kualifikasi
1 10 Sangat Istimewa
2 9 Istimewa
3 8 Sangat Baik
4 7 Baik
5 6 Cukup
6 5 Rendah
7 4 Gagal
Untuk mengolah data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, penulis
a. Editing
Dalam pengelolaan data, yang pertama kali yang harus dilakukan adalah
melakukan edit atau memilih dan menyoroti data sehingga hanya data yang terpakai
saja yang ditinggal, sehingga data yang tidak perlu dan tidak terpakai disisihkan.
Langkah editing ini bermaksud merapihkan data agar bersih, rapih, dan tinggal
b. Skoring
yang terdapat dalam angket. Dalam pemberian skor ini penulis memperhatikan jenis
data yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak
layak diskor.
58
Adapun dalam pemberian skor dilaksanakan dengan mengacu pada skor skalalikert
1. Pengskoran terhadap variabel bebas 1 (X1) yaitu tingkat pendidikan orang tua
dengan cara
2. Pengskoran terhadap variabel bebas 2 (X2) yaitu dorongan orang tua yang
3. Pengsekoran terhadap variabel terkait (Y) yaitu prestasi belajar anak. Untuk
c. Kategorisasi
Rs = M – n
b
keterangan :
Rs = Rentang skala
b = jumlah pengukuran nilai skor nilai skor yaitu 4 kategorisasi : sangat tinggi,
4
Bilson simamora, Panduan riset Prilaku konsumen, (Jakarta : PT Grafindo Pustaka Utama,
2004), Cet-II, h.,108
60
Tabel 4
Kategorisasi Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua
d. Tabulating
P=F X 100 %
N
dalam hasil penelitian berupa korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dan
dorongan orang tua terhadap prestasi belajar anak, sebelumnya penulis mencari rx1y
terlebih dahulu, rx2y, rx1 x2 dan kemudian dicari rx1 x2y digunakan teknik analisa
5
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2000),
Cet ke-10, h.,193
61
Keterangan :
rxy = Angka indek Korelasi " r " Product Moment
N = Number of Cases
b. Untuk mencari pengaruh dorongan orang tua terhadap prestasi belajar anak
menggunakan rumus :
N . X2Y - ( X2) ( Y)
{N X22 – ( X2)2}{N Y2 – ( Y)2}
rx2y =
Keterangan :
N = Number of Cases
c. Untuk mengetahui korelasi antara tingkat pendidikan dan dorongan orang tua
Keterangan :
rxy = Angka indek Korelasi " r " Product Moment
N = Number of Cases
d. Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda tingkat pendidikan orang tua dan
dorongan orang tua terhadap prestasi belajar anak maka menggunakan rumus :
keterangan :
Rx1x2y :
Korelasi ganda antara x1 x2 dan y
Kemudian untuk mengetahui nilai keberartian dari korelasi ganda (ro) dihitung
R2
Fh = k
(1-
R2 )
(n – k – 1 )
Dimana :
63
Fh : F hitung
R : Koefesien korelasi ganda
K : jumlah variabel independent
n : Jumlah anggota sampel
Kemudian hasil f hitung tersebut dibandingkan dengan f table dengan kaidah
apabila f hitung > dari f tabel maka Ha diterima sedangkan Ho ditolak. Untuk
korelasi “ r “ Product Moment dan terhadap angka f hitung, yang dilakukan dengan 3
Tabel 5
Interpretasi Terhadap Besarnya "r" Product Moment
Moment
1. Merumuskan hifotesa alternatif f (Ha) dan hipotesa nihil atau hipotesa nol (Ho)
2. menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah kita ajukan di atas,
dalam tabel nilai “ r “ Product Moment (rt) dengan lebih dahulu mencari derajat
bebasnya (db) atau dengan degrees of freedomnya (df) yang rumusnya adalah
sebagai berikut : Df = N – nr
Df : Degrees of freedom
N: Number Of Cases
Dengan diperolehnya "db" dan "df", maka dapat dicari besarnya "r" yang
tercantum dalam tabel nilai "r" Product Moment baik pada taraf signifikansi 5%
Jika ro sama dengan atau lebih besar dari pada "rt", maka hipotesa alternatif
terdapat korelasi yang positif antara ketiga variabel yang penulis teliti begitu
juga sebaliknya.
65
berkonsultasi dengan tabel nilai “f” distribusi yang ditempuh melalui prosedur
sebagai berikut :
2) Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil atau hipotesa nol
(Ho)
3) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah kita ajukan di
atas, dengan jalan membandingkan besarnya “f” yang telah diperoleh dalam
proses perhitungan atau “f” Hitung dengan besarnya “F” Distribusi, dengan
dengan atau lebih besar dari pada f tabel maka hipotesa alternatif diterima
HASIL PENELITIAN
Islam dan Ikhsan (YPMII) yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Ny. Teoty
Juniarto, SH. Nomor 6 Tahun 1998 tanggal 9 Februari 1998. sebelumnya bernama
Yayasan Perguruan Triguna Jaya, yang didirikan berdasarkan Akta notaris Misahardi
Wilamata, S.H. Nomor 221 Tahun 1989 tanggal 14 Maret 1989 sebagai pengelola
sekolah-sekolah eks. YPMII, atas dasar mandat dari Departemen Agama RI No.
kepada S.Sugirwo.
sangat pesat, mulai dari kondisi bangunan yang sangat menyedihkan dimana lokal-
lokal kelas umumnya berdinding batako dengan atap seng, kumuh dan bocor ketika
hujan. Peralatan praktek bagi siswa hanya seadanya tanpa laboratorium apapun untuk
adapun pengembangan itu dimulai dengan merenovasi Mushola yang kumuh. pada
tahun 1996 mulai membangun gedung berlantai dua di halaman depan dan pada tahun
ini pula SMK/STM mendapat bantuan pinjaman lunak tanpa bunga dari PT.
1
Semus data tentang sejarah diperoleh dari Buku Laporan Perkembangan Yayasan
Perguruan Triguna Utama 1998-224, (Yayasan Triguna Utama)
66
67
praktek.
Kemudian dari kurun waktu 1996 - 1999 telah berdiri bangunan sekolah berlantai
musik dengan peralatan lengkap. Selain itu juga telah dibangun kantor SMK, Ruang
guru 2 lantai dari program tiga lantai. Dari hasil ini, sekolah telah mengalami
Selain melakukan program perkembangan secara fisik, sekolah dan yayasan juga
melakukan program pembinaan keagamaan baik kepada siswa maupun kepada guru.
Sekolah yang siswanya pada awalnya sering terlibat tawuran lambat laun semakin
menurun dengan sekolah melakukan program “go public” yaitu : “ kemah Edukatif
dan religius” di alam terbuka seperti yang telah dilakukan yaitu di gunung Bunder,
Cibodas, Cisarua, dan lain-lain. Dan untuk terakhir kalinya pada acara perpisahan
kelas 3 tanggal 6 Juni 2005 dilakukan acara muhasabah (renungan) bagi siswa dan
guru
kehidupan bangsa, tentunya SMK Triguna Utama Ciputat memiliki visi dan misi
siswanya. Adapun visi dan misi dari SMK Triguna Utama Ciputat adalah sebagai
berikut : 2
a. Visi
b. Misi
2
Brosur Penerimaan Siswa Baru, Yayasan Perguruan Islam Triguna Utama : SMK Teknologi
Inndusdtri Trigiuna Utama, (Ciputat 2005)
69
Tabel 6
Biodata Guru SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang Banten
Tahun Pelajaran 2005/2006
Sumber Data : Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah (Drs.Mardias) dan
Bagian Pengembangan Kurikulum (Drs. Ambiar) SMK Triguna Utama Ciputat,
Tangerang, Banten.
Tabel 7
Biodata karyawan SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang Banten
Sumber Data : Dari hasil wawancara dengan Bapak Nirachmat, S.Pd. (bagian
Kesiswaan ) dan Bapak Drs. Ambiar (Bagian Pengembangan Kurikulum)
72
Tabel 8
Stuktur Organisasi SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang
Nasatyo Tri
Widodo, S.Si KURIKULUM KESISWAAN SARANA & HUMAS/HUBIN
PRASARANA
PEMBINA OSIS
Drs. Bambang
Tabel 9
STRUKTUR ORGANISASI
PROGRAM KEAHLIAN
SMK TRIGUNA UTAMA
Ka. PROG
SISWA
74
terhadap prestasi belajar anak kelas II SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang
Seperti yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya bahwa salah satu
tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket
Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada murid
dan diberi skor berdasarkan kriteria yang telah ditentukan kemudian data tersebut
diolah dan disusun secara statistic dalam bentuk tabel dengan menggunakan tehnik
tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas II
menggunakan rumus :
P= F X 100 %
N
Keterangan :
P = prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah populasi
75
D. Deskripsi Data
pada bab III untuk terlebih dahulu data tersebut akan diuraikan setiap variabel.
Adapun data dari setiap variabel akan dilakukan prosentase terhadap setiap item soal
dengan menggunakan rumus prosentase dan hasilnya bisa dilihat dibawah ini :
Pendidikan Ibu
Tabel 10
Tabulasi Hasil Angket Tingkat Pendidika Orang Tua (Ibu)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pedidikan formal akhir orang
tua (ibu) yang tamat SD/MI 40 %, yang tamat SLTP/MTs 27,5 %, yang tamat
mayoritas orang tua siswa kelas II SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang
76
berpendidikan sampai tamat SD/MI sebanyak 16 orang atau 40 % dari jumlah orang
tua siswa.
Tabel 11
Kategorisasi tingkat pendidikan orang tua (ibu)
anak kelas II SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang Banten termasuk dalam tingkat
kategori sangat rendah dan rendah berdasarkan banyak orang tua (ibu) siswa yang
SLTA/MA sebanyak 10 orang atau 25% dari jumlah orang tua siswa.
Tabel 12
Tabulasi Hasil Angket orang tua menyediakan kamar/rungan belajar anak
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas orang tua menyediakan
belajar sebanyak 55 %, ini berarti orang tua pada mayoritas oang tua tidak
menyediakan ruangan/kamar untuk belajar anaknya, Bearti orang tua kurang perduli
Tabel 13
Tabulasi Hasil Angket orang tua menyediakan meja belajar
No Alternatif jawaban Frekwensi %
Jawaban
2 Apakah Orang tua anda menyediakan meja belajar
a. Menyediakan 13 32,5%
b. Tidak Menyediakan 27 67,5%
Jumlah 40 100%
Tabel di atas menunjukkan orang tua yang menyediakan meja belajar sebesar
32,5 %, Sedangkan Orang tua yang tidak menyediakan meja belajar sebesar 67,5 %,
Beratri mayoritas orang tua murid kelas dua SMK Triguna Utama tidak menyediakan
meja belajar, Padahal sarana belajar seperi meja itu sangat diperlukan oleh anak demi
Tabel 14
Tabulasi Hasil Angket orang tua menyediakan semua perlengkapan alat tulis
menulis untuk belajar
alat tulis menulis sebanyak 32, 5 %. Yang sering menyedikan perlengkapan alat tulis
78
Tabel 15
Tabulasi Hasil Angket orang tua membeli buku-buku pelajaran yang anda
butuhkan
42,5%, dalam hal ini orang tua sadar bahwasannya buku-buku pelajaran sangat
penting bagi anak dalam proses belajar mengajar, demi mendapatkan prestasi belajar
yang tinggi.
Tabel 16
Tabulasi Hasil Angket orang tua menyiapkan pakaian seragam
No Alternatif jawaban Frekwensi %
Jawaban
5 Apakah Orang tua anda menyiapkan pakaian
seragam
a. selalu 17 42,5%
b. sering 20 50%
c. kadang-kadang 3 7,5%
d. tidak pernah 0 0%
Jumlah 40 100%
Dari data di atas dapat diketahui orang tua yang selalu menyediakan pakaian
seragam anaknya sebesar 42,5%, dan yang sering menyediakan pakaian seragam
79
sebesar 50 %, ini berarti orang tua sangat memperhatikan sekali dalam hal pakaian
Tabel 17
Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi hadiah jika anda mendapat prestasi
belajar yang baik
sebesar 37,5%, dan yang tidak pernah memberikan hadiah jika anak mendapatkan
prestasi belajar yang baik sebesar 22,5%.hal ini berarti orang tua kurang peduli
terhadap kesuksesan yang diraih anak. Padahal hadiah yang diberikan orang tua
Tabel 18
Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi makanan yang bergizi
Dari data di atas dapat diketahui orang tua yang selalu memberi makanan yang
bergizi sebesar 40%, sering sebesar 45%, kadang-kadang sebesar 15%, hal ini berari
mayoritas orang tua memberi makanan yang bergizi kepada anaknya, karena
makanan yang bergizi sangat diperlukan bagi anak-anak demi kesehatan sehingga
sukses dalam proses belajar mengajar dengan makanan yang bergizi akan
Tabel 19
Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi pujian jika anda mendapatkan
prestasi belajar yang baik
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua yang selalu memberi pujian
jika anaknya mendapat prestasi belajar yang baik sebesar 15%, yang sering memberi
pujian sebesar 30%, kadang-kadang memberi pujian sebesar 50%, dan yang tidak
pernah memberikan pujian jika anaknya mendapatkan prestasi belajar yang baik
sebesar 5%, hal ini mayoritas orang tua kadang-kadang memberi pujian walaupun
Tabel 20
Tabulasi Hasil Angket orang tua mendorong agar rajin dan giat dalam belajar
81
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua yang selalu mendorong
anaknya agar rajin dan giat dalam belajar sebesar 45%, sering sebesar 42,5%, kadang-
kadang sebesar 12,5%, hal ini berarti mayoritas orang tua memberikan dorongan
Tabel 21
Tabulasi Hasil Angket orang tua menyarankan agar masuk kelas terlebih
dahulu sebelum pelajaran dimulai
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua yang selalu menyarankan agar
anaknya masuk kelas sebelum pelajaran dimulai sebesar 10%, yang sering
masuk kelas terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai sebesar 20%. Hal ini berarti
82
mayoritas orang tua kadang kadang menyarankan anaknya agar masuk kelas tetlebih
dahulu.
Tabel 22
Tabulasi Hasil Angket orang tua menganjurkan agar berteman dengan orang
yang baik
Dari tabel diatas dapat diketahui bawa orang tua yang selalu menyarankan agar
berteman dengan orang yang baik sebesar 42,5%, selalu 20%, kadang-kadang 27,5%,
dan orang tua yang tidak pernah menyarankan agar berteman dengan orang baik
sebesar 10%. Ini berati mayoritas orang tua menyarankan anaknya agar berteman
Tabel 23
Tabulasi Hasil Angket orang tua melarang keras anda agar tidak merokok dan
obat-obat terlarang atau narkoba
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu melarang
keras anaknya agar tidak merokok dan obat-obat terlarang atau narkoba sebesar
87,5%, jadi mayoitas orang tua selalu melarang keras anaknya agar tidak merokok
dan obat-obat terlarang atau narkoba, karena merokok dan narkoba dapat
Tabel 24
Tabulasi Hasil Angket orang tua menganjurkan agar anda mendapatkan
prestasi belajar baik
menganjurkan anaknya agar mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 25%,
orang tua yang sering menganjurkan anakanya agar mendapatkan prestasi belajar
yang baik sebesar 55%, jadi mayoritas orang tua yang sering menganjurkan anaknya
Tabel 25
Tabulasi Hasil Angket orang tua menganjurkan agar dapat terus melanjutkan
sekolah sampai keperguruan tinggi
a. selalu 11 27,5%
b. sering 9 22,5%
c. kadang-kadang 16 40%
d. tidak pernah 4 10%
Jumlah 40 100%
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu
27,5%, orang tua yang sering menganjurkan agar anaknya agar melanjutkan sekolah
sampai keperguruan tinggi sebesar 22,5%, dan orang tua yang kadang-kadang
sebesar 40%, sedangkan yang tidak pernah menganjurkan sebesar 10%, dalam hal ini
mayoritas orang tua kadang-kadang menganjurkan anaknya agar terus sekolah sampai
keperguruan tinggi.
Tabel 26
Tabulasi Hasil Angket orang tua mengatakan hebat atau pintar jika anda
mendapatkan prestasi belajar yang baik
Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu mengatakan
hebat dan pintar kepada anaknya jika anaknya mendapatkan prestasi belajar yang baik
sebesar 17,5%, yang selalu sebesar 27,5%, kadang-kadang sebesar 42,5%, dan yang
85
tidak pernah 12,5%, jadi dalam hal ini mayoritas orang tua kadang-kadang
Tabel 27
Tabulasi Hasil Angket orang tua menyuruh tetap belajar di kelas jika guru
yang bersangkutan berhalang hadir
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang sering menyuruh agar
tetap belajar dikal jika guru bersangkutan berhalang hadir sebesar 20%, orang tua
yang kadang-kadang menyuruh tetap belajar di kelas jika guru yang bersangkutan
berhalang hadir sebesar 55%, dan yang tidak pernah sebesar 25%, jadi mayoritas
orang tua yang kadang-kadang menyuruh anaknya agar tetap belajar dikelas jika guru
Tabel 28
Tabulasi Hasil Angket orang tua memberi hukuman atau sangsi kalau anda
bolos sekolah
c. kadang-kadang 16 40%
d. tidak pernah 16 40%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan data tabel di atas bahwa orang tua yang selau memeri hukuman
atau sangsi jika anaknya bolos sekolah sebesar 7,5%, orang tua yang sering memberi
hukuman atau sangsi kepada anaknya jika anaknya bolos sekolah sebesar 12,5%,
orang tua yang kadang-kadang memberi sangsi atau hukuman kepada anaknya
sebesar 40%, dan orang tua yang tidak pernah memberikan hukuman atau sang si
Tabel 29
Tabulasi Hasil Angket orang tua mengacungkan jempol jika anda
mendapatkan prestasi belajar yang baik
mengacungkan jempol jika anaknya mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar
30%, orang tua yang kadang-kadang mengacungkan jempol kepada anaknya jika
mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 50%, dan orang tua yang tidak pernah
baik sebesar 20%, jadi mayoritas orang tua kadang-kadang mengacungkan jempol
Tabel 30
Tabulasi Hasil Angket orang tua mencium atau mengusap-ngusap kepala anda
jika anda mendapatkan prestasi belajar yang baik
seberas10%, orang tua yang kadang-kadang mencium atau mengusap kepala anaknya
sebesar 40%, dan orang tua yang tidak pernah mencium atau mengusap-usap kepala
anaknya jika mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 35%, hal ini mayoritas
rang tua kadang-kadang mencium atau memeluk kepala anaknya walau pun anaknya
Tabel 31
Tabulasi hasil Angket orang tua memeluk jika anda mendapatkan prestasi
belajar yang baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua selalu memeluk anaknya jika
mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 2,5%, orang tua sering memeluk
anaknya jika mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 32,5%, dan kadang-
kadang memeluk anaknya jika mendapatkan prestasi belajar yang baik sebesar 45%
sedangkan orang tua yang tidak pernah memeluk anaknya walaupu mendapat prestasi
Tabel 32
Kualifikasi Skor Prestasi Belajar
no Nilai Kualifikasi F %
1 10 Sangat Istimewa 0 0%
2 9 Istimewa 0 0%
3 8 Sangat Baik 2 5%
4 7 Baik 24 60 %
5 6 Cukup 13 32,5 %
6 5 Rendah 1 2,5 %
7 4 Gagal 0 0%
Jumlah 40 100 %
Dari data tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata prestasi belajar anak kelas II
SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang Banten mayoritas berada pada nilai rata-rata
7 sebanyak 24 anak yaitu 60 % dari jumlah anak Kelas II SMK Triguna Utama
Ciputat Tangerang Banten. Hal ini berarti rata-rata prestasi belajar anak atau sebagian
1. Analisa data
ini merupakan penelitian dengan dua variabel bebas yaitu tingkat pendidikan orang
tua (X1), dan dorongan orang tua (X2), dan satu variabel terkait yaitu prestasi belajar
siswa (Y), yang dalam statistik lebih dikenal dengan sebuah uji korelasi ganda atau
multiple correlation
Uji korelasi ganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau
hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain. Nilai uji
R2
Fh = k
(1- 2)
R
(n – k – 1 )
Dimana :
Fh : F hitung
adapun untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda tersebut, maka penulis
Tabel 33
Skor variabel X1 (tingkat pendidikan orang tua)
30 30 2 Tamat SD/MI
31 31 2 Tamat SD/MI
32 32 2 Tamat SD/MI
33 33 2 Tamat SD/MI
34 34 6 Tamat SLTA/MA
35 35 4 Tamat SLTP/MTs
36 36 2 Tamat SD/MI
37 37 2 Tamat SD/MI
38 38 6 Tamat SLTA/MA
39 39 3 Tidak Tamat SLTP/MTs
40 40 4 Tamat SLTP/MTs
Tabel 34
Skor Variabel X2 (Dorongan Orang Tua )
18 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 1 4 3 2 2 2 3 2 3 1 55
19 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 4 3 2 1 2 3 3 2 1 57
20 4 4 4 4 2 1 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 3 2 1 53
21 2 2 3 4 4 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 2 1 2 1 3 54
22 4 4 4 2 2 2 3 2 2 2 1 4 4 3 2 2 1 3 3 3 53
23 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 50
24 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 3 50
25 1 1 1 3 3 1 4 2 3 2 4 4 3 3 3 2 2 3 1 4 50
26 4 4 4 3 3 2 2 1 3 3 4 4 3 2 2 1 1 1 1 1 49
27 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 2 4 2 2 3 2 2 1 2 3 54
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 4 3 2 1 2 3 3 2 1 50
29 3 3 3 4 2 1 2 2 3 2 4 4 3 3 3 1 1 2 1 1 48
30 2 2 3 3 3 3 3 2 4 2 2 4 4 2 3 2 1 1 1 2 49
31 3 3 3 2 3 2 4 3 4 2 3 4 4 4 3 2 1 1 2 2 55
32 3 3 3 2 4 3 3 3 4 1 2 4 4 2 1 1 1 2 2 2 50
33 4 4 4 3 3 2 3 2 4 2 3 4 3 1 2 1 2 2 2 3 54
34 3 3 3 4 3 2 4 2 3 2 4 4 3 2 4 2 1 1 1 1 52
35 4 3 3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 1 2 3 1 2 2 2 57
36 4 1 2 2 4 3 3 4 3 1 4 4 4 4 2 3 2 3 3 2 58
37 1 1 1 3 3 1 2 2 3 1 4 4 2 4 3 1 2 2 3 3 46
38 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 2 2 2 2 2 64
39 3 3 3 3 3 1 4 4 4 2 2 3 3 1 2 1 2 3 2 2 51
40 1 1 4 2 4 1 4 3 4 2 4 4 3 2 2 3 2 2 1 2 51
Tabel 35
Skor Variabel Y (Prestasi belajar anak)
9 9 6,87 7 3
10 10 6,34 6 2
11 11 7,01 7 3
12 12 6,09 6 2
13 13 6,69 7 3
14 14 6,73 7 3
15 15 7,01 7 3
16 16 7,43 7 3
17 17 5,34 5 1
18 18 7,37 7 3
19 19 6,52 7 3
20 20 6,87 7 3
21 21 7,42 7 3
22 22 6,06 6 2
23 23 6,18 6 2
24 24 6,01 6 2
25 25 7,69 8 4
26 26 5,50 6 2
27 27 7,02 7 3
28 28 6,61 7 3
29 29 5,87 6 2
30 30 6,51 7 3
31 31 6,87 7 3
32 32 6,98 7 3
33 33 6,49 6 2
34 34 7,17 7 3
35 35 6,50 7 3
36 36 6,50 7 3
37 37 6,32 6 2
38 38 5,99 6 2
39 39 6,04 6 2
40 40 6,43 6 2
d. Skoring diteliti jumlahnya kemudian dimasukkan kedalam tabel kerja atau tabel
perhitunagan
94
Tabel 36
Tabel kerja atau tabel perhitungan Variabel X dan Variabel Y
nilai korelasi antara X1. Y (rx1y), X2 Y (rx2y), dan korelasi antara X1.X2 (rx1 rx2)
sebagai berikut :
a. Korelasi X1 dengan Y
Tabel 37
Ringkasan statistik X1 dengan Y
17240 - 17227
{31880 - 25921} x {1240 - 11449}
=
13
5959 x 591
=
96
13
3521769
=
= 13
1876,637
= 0.006
b. Korelasi X2 dengan Y
Tabel 38
Ringkasan statistik X1 dengan Y
N . X2Y - ( X2) ( Y)
{N X22 – ( X2)2}{N Y2 – ( Y)2}
rx2y =
230360 - 226840
{4543440 - 4494400}{12040 - 11449}
=
3520
65804 x 591
=
3520
38890164
=
97
= 3520
6236,19788
= 0,564
c. Korelasi X1 dengan X2
Tabel 39
Ringkasan statistik X1 dengan X2
342440 - 341320
{31880 – 25921} x {4543440 – 4494400}
=
1120
5959 x 49040
=
1120
292229360
=
= 1120
17094,71731
= 0,065
98
menggunakan rumus :
1- (rx1 x2 )2
1- (0,065 )2
1- 0,004225
0,31857192
=
0,995775
0,319923597
=
= 0,565
bahwasannya korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dan dorongan orang tua
terhadap prestasi belajar anak kelas II SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang
Banten tergolong sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan, karena
berada pada rentang 0,40 – 0,70, terbukti dengan hasil perhitungan R ganda = 0,56.
atau 0,562 x 100 % = 31,36 %, hal ini berarti tingkat pendidikan dan dorongan orang
tua memberikan kontribusi sebesar 31,36 % terhadap prestasi belajar anak kelas II
R2
Fh = k
(1 2)
- R
(n – k – 1 )
= 0,562 2
(1 – 0,562 ) (40 – 2 – 1 )
= 0,3136 2
(1 – 0,3136 ) 37
= 0,3136 2
0,6864 37
= 0,1568
0,018551351
= 8,452
Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F diatas adalah
8,452 maka langkah selanjutnya penulis melakukan uji signifkan yaitu dengan cara
: F (1 – a ) (db = 2), db = 40 –2 – 1 )
: F (1 – 0,05 ) (2,37)
100
: F (0,95) (2,37)
F tabel = 2,251 jadi F hitung > F tabel atau 8,452 > 2,251 hal ini berarti
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan dorongan orang tua
terhadap prestasi belajar anak kelas II SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang
Banten.
2. Instrumen Data
Dari penelitian rx1y diperoleh angka indeks korelasi 0,006. Apabila dilihat dari
besarnya rx1y yang diperoleh ternyata terletak antara 0,00 – 0,20. Dengan demikian
secara sederhana dapat penulis berikan interpretasi terhadap rx1y tersebut, yaitu
bahwa korelasi antara variabel tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa kelas II SMK Triguna utama ciputat tangerang adalah korelasi positif yang
tergolong sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi tersebut diabaikan.
Adapun dari perhitungan rx2y diperoleh angka indeks korelasi sebesar 0,564.
Apabila dilihat dari besarnya rx2y yang diperoleh ternyata terletak antara 0,40 – 0,70.
Dengan demikian secara sederhana dapat penulis berikan interpretasi terhadap rx2y
tersebut, yaitu bahwa korelasi antara variabel dorongan orang tua dengan prestasi
101
belajar siswa kelas II SMK Triguna utama ciputat tangerang adalah korelasi positif
0,065. Apabila dilihat dari besarnya rx1x2 yang diperoleh ternyata terletak antara
0,00 – 0,20. Dengan demikian secara sederhana dapat penulis berikan interpretasi
terhadap rx1x2 tersebut, yaitu bahwa korelasi antara variabel tingkat pendidikan
orang tua dan dorongan orang tua dengan prestasi belajar siswa kelas II SMK Triguna
utama ciputat tangerang adalah korelasi positif yang tergolong sangat lemah atau
0,565. Apabila dilihat dari besarnya Rx1x2y diperoleh ternyata terletak antara 0,40 –
0,70. Dengan demikian secara sederhana dapat penulis berikan interpretasi terhadap
rx1y tersebut, yaitu bahwa korelasi antara variabel tingkat pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa kelas II SMK Triguna utama ciputat tangerang adalah
yang diteliti yakni sebanyak 40 orang, dengan demikian N = 40. Variabel yang
penulis cari korelasinya adalah variabel X dan Y, jadi nr = 2. Dengan mudah dapat
momen, maka dapat diketahui dengan df sebesar 38, diperoleh “r” product moment
Hal ini menunjukan bahwa korelasi negatif antara rx1y (0,006) merupakan
korelasi negatif yang signifikan baik pada taraf signifikan 5% (0,006 < 0,3124)
maupun pada taraf signifikansi 1% ( 0,006 < 0,403), maka dapat disimpulkan
bahwasanya tingkat pendidikan orang tua tidak dapat meningkatkan prestasi belajar
anak kelas II SMK Triguna Utama Ciputat tangerang Banten karena terdapat korelasi
negatif yang signifikan yang tergolong sangat lemah atau sangat rendah sehingga
korelasi diabaikan dianggap tidak ada korelasi antara pendidikan orang tua terhadap
baik pada taraf signifikan 5% (0,564 > 0,3124) maupun pada taraf signifikansi 1%
(0,564 > 0,403), maka dapat disimpulkan bahwasanya dongan orang tua dapat
meningkatkan prestasi belajar anak kelas II SMK Triguna Utama Ciputat tangerang
Banten
Demikian halnya korelasi antara rx1 x2 diperoleh hasil 0,065 merupakan korelasi
positif yang signifikan baik pada taraf signifikan 5% ( 0,065 < 0,3124) maupun pada
taraf signifikansi 1% (0,065 < 0,403), maka dapat disimpulkan bahwasanya tingkat
pendidikan dan dongan orang tua dapat meningkatkan prestasi belajar anak kelas II
korelasi positif yang signifikan baik pada taraf signifikan 5% ( 0,565 > 0,3124)
maupun pada taraf signifikansi 1% (0,565 > 0,403), Hal ini berarti hipotesa alternatif
(Ha) diterima dan terbukti kebenarannya karena “ ro”, lebih besar dari “ rt “ tabel dan
hipotesa nihil atau hipotesa nol (Ho) ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan
bahwasanya tingkat pendidikan dan dongan orang tua dapat meningkatkan prestasi
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh hasil untuk F hitung sebesar 8,452.
korelasi berganda tersebut, atau korelasi antara tingkat pendidikan orang tua (X1) dan
dorongan orang tua (X2), dengan prestasi belajar anak (Y), terdapat korelasi yang
signifikan. Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha) diterima atau terbukti kaena F
hitung lebih besar dari F tabel (8,452 > 2,251). Sedangkan hipotesa nihil atau
hipotesa nol (H0) ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian dapat
Triguna Utama sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendidikan dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dan Dorongan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak Kelas II SMK
penelitian yang telah diajukan dalam perumusan masalah di atas pada bab I, maka
1. Tingkat pendidikan orang tua (ibu) anak kelas II SMK Triguna Utama Ciputat
Tangerang Banten adalah berpendidikan sangat rendah dan rendah, hal ini
ditunjukkan dengan banyaknya orang tua (ibu) anak yang berpendidikan tamat
atau 27,5 %, yang tamat SLTA/MA sebanyak 10 orang atau 25 % dan yang tamat
2. Dorongan atau motivasi orang tua pada anak kelas II SMK Triguna Utama
Ciputat Tangerang Banten termasuk dalam tingkat dorongan kategori sedang atau
3. Mayoritas nilai rata-rata prestasi belajar anak kelas II SMK Triguna Utama
Ciputat Tangerang Banten termasuk dalam tingkat kualipikasi baik dan cukup
104
105
siswa, berada pada jumlah nilai rata-rata 7. Sedangkan cukup, sebanyak 13 orang
atau 32,5 % dari jumlah siswa berada pada jumlah nilai rata-rata 6. Yang berada
pada kualipikasi sangat baik, sebanyak 2 orang atau 5 % dari jumlah siswa, berada
pada jumlah nilai rata-rata 8. Dan yang berada pada kualipikasi rendah, sebanyak 1
orang atau 2,5 % dari jumlah siswa, berada padajumlah nilai rata-rata 5.
4. Terdapat Pengaruh yang negatif yang tergolong sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan dianggap tidak ada korelasi antara tingkat
pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar anak kelas II SMK
Triguna Utama Ciputat Tangerang Banten. hal ini terbukti dengan hasil
perhitungan :
pendidikan dan dorongan orang tua memberikan kontribusi sebesar 31,36 % terhadap
prestasi belajar anak kelas II SMK Triguna Utama Ciputat Tangerang Banten
B. Saran
belajar yang baik, akan tetapi orang tua terkadang kurang memperhatikan faktor-
106
faktor yang menunjang keberhasilan belajar tersebut. Pada bagian akhir ini penulis
2. Orang tua diharapkan memberikan dorongan atau motivasi yang intensif dan
4. Bagi para orang tua yang tingkat pendidikannya rendah diharapkan selalu
lingkungan sekolah yang akrab dan tentram serta nyaman untuk melaksanakan
107
merupakan salah satu faktor keberhasilan belajar siswa/ prestasi belajar siswa.
6. Diharapkan antara Orang tua Murid dengan pihak sekolah terdapat interaksi
yang positif, seperti Orang tua murid berkonsultasi dengan pihak sekolah
7. Bagi Murid, dengan adanya pengalaman belajar dan dorongan orang tua
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu dan Supriarno Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta Rineka Cipta, 1991),
Cet. Ke-1.
Cet, ke-1.
Azra Azyumardi, Prof. DR. M.A. Esai-Esai Intelektual Muslim pendidian Islam,
Brosur Penerimaan Siswa Baru, Yayasan Perguruan Islam Triguna Utama : SMK
Daradjat Zakiah, Prof., Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang. 1996), Cet. Ke-4.
Hamalik Oemar, Media Pendidikan, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1994), Cet.
Ke-7.
Idris Zahara, Pendidikan dan Keluarga, (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 1995), Cet.,
Ke-2.
Kurniawan Yedi Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, (Jakarta : CV
Rajawali, 1985).
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Inadonesia Kontemporer,
Purwanto Ngalim, Prinsip dan Teknik Evaluasi, (GIP, IKIP Jakarta, t.t.).
Ramayulis, Metode Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1990), Cet.
Ke-1.
Utama, 1992).
Shoehib Muhammad, Pola Asuh Orang Tua, (Jakarta : PT Runeka Cipta, 1998), Cet
Ke-1.
Sadirman M.A. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja
Semus data tentang sejarah diperoleh dari Buku Laporan Perkembangan Yayasan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakaarta : Balai Pustaka, 1998), Cet., Ke-1.
Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia,1997), Cet. Ke-2.
Cet. Ke-2.
Yusuf A. Marni, Ilmu Pengantar Pendidikan, (Jakarta : Gunung Mulia, 1998), Cet.
Ke-3.
112
LAMPIRAN - LAMPIRAN