You are on page 1of 8

MAKALAH

TAFSIR SURAT AL FATIHAH

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Oleh :
Marsidik
Ikhsanul Kholil
Achmad Siswanto
Putri Salamah

Dosen Pembimbing :
Drs. H. M. Syamsul Huda, SH., M.HI.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


BAHRUL ULUM TAMBAKBERAS JOMBANG
2010 / 2011

2
A. Pendahuluan
Sebuah kitab tafsir itu tidak terlepas dari kondisi perkembangan bahasa
arab pada masanya yang pada masanya yang pada saat itu mengalami
kemerosotan yang parah sekali. Faktor yang paling utama ialah banyak
berhubungannya bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang tidak berbahasa
Arab, yaitu bangsa Persia, bangsa Turki, dan bangsa India serta bangsa-bangsa
lainnya yang telah memluk agama Islam. Tak terhindarkan lagi akibat pembaruan
tersebut mempengaruhi bahasa Arab. Orang arab sehak saat itu tidak lagi
memiliki dzauq yang asli, mereka yang masih berbahasa Arab dengan fasih dan
benar terbilang minoritas, sedangkan mayoritasnya telah terpengaruh oleh istilah-
istilah bahasa ‘ajam. Mereka pun sudah tidak lagi menghiraukan kaidah-kaidah
bahasa Arab yang benar. Yang dipergunakan mereka dalam kehidupan sehari-
hari hanyalah bahasa yang sederhana dan mudah tanpa mengindahkan citra
bahasa Arab yang asli. Hal tersebut dikenal dengan nama lahn.
Al-Qur’an diturunkan dengan memakai bahasa Arab. Hal ini memberikan
pengertian bahwa al-Qur’an, disamping sebagai hidayah, merupakan salah satu
sumber referensi ilmu bahasa Arab yang menarik untuk dikaji karena ilmu-ilmu
bahasa yang antara lain ialah ilmu nahwu dan ilmu shorof terbentuk berdasarkan
referensi dari bahasa Arab yang masih asli yang belum tercampru istilah ‘ajam.
Maka salah satu diantara sumber referensi tersebut ialah kitab suci al-Qur’an.
Atau dengan kata lain, al-Qur’an tidak mengikuti ketentuan kaidah ilmu nahwu
dan ilmu shorof, tetapi justru ilmu nahwu dan shoroflah yang harus menuruti
kaidah bahasa yang dipakai oleh al-Qur’an.1
Agar praktis dan operasional maka penulisan makalah ini dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apa isi / kandungan surat Al-Fatihah ?

1
Jalaluddin Al Mahalli, Tafsir Jalalain, (Bandung : Sinar Baru Algesindo), hal. VIII

3
B. Pembahasan
1. Isi / kandungan dari surat al-Fatihah
a. Ayat-ayat dan terjemahnya
  Dengan nama Allah yang
  maha pengasih, penyayang.
  Segala puji bagi Allah, Tuhan
  (yang mendidik) semesta
  
alam.
 Yang maha pengasih,
   penyayang.
  Lagi mempunyai (pebguasa)
     hari pembalasan.
 Hanya engkaulah (Ya Allah)
 yang kami sembah dan hanya

engkaulah Kami minta
pertolongan.
 Tunjukkanlah (hati) Kami ke
 jalan yang lurus.
 
 
 Yaitu jalan orang-orang yang
  telah Engkau berikan nikmat

kepada mereka,
 Sedang mereka itu bukan
 orang-orang yang dimurkai

 dan bukan pula orang-orang
yang sesat.2

b. Tafsir Mufrodat
(‫بسم( السم‬ : Adalah lafadz yang menunjukkan pada sesuatu, seperti
Muhammad yang menunjukkan pada seseorang yang
bernama Muhamad.
(‫)ال‬ : Suatu nama yang dikhususkan untuk dzat yang disembah
secara benar tanpa ada dzat-dzat yang lain yang

2
Mamud junus, Tarjamah Al-Qur’an Al-Karim, (Bandung : PT. Al-Ma’arif)

4
disembah. Pada zaman jahiliyyah ketika orang Arab
ditanya tentang siapa yang menciptakan langit dan bumi ?
Mereka menjawab : Allah. Ketika ditanya apakah Latta
dan Uzza menciptakan sesuatu ? Mereka menjawab :
Tidak.
(‫ )الرحمن الرحيم‬: Keduanya dibentuk dari lafadz ‫ رحمة‬yaitu sesuatu yang
berada di dalam hati yang menyuruh seseorang untuk
melakukan kebaikan.
(‫)الحمد ل رب العالمين‬
- ‫الحمد‬ : Pujian terhadap perbuatan yang baik yang telah
dilakukan oleh pelakunya dengan usahanya.
- ‫ل‬ : Dzat yang disembah secara benar tanpa ada dzat-dzat
lain yang disembah.
- ‫رب‬ : Tuan yang memimpin hambanya dan mengatur semua
urusan hambanya.
- ‫العالمين‬ : Yang dimaksud adalah semua sesuatu yang wujud
(‫)الرحمن الرحيم‬
- ‫الرحمن‬ : Dzat yang memberikan nikmat yang baik kepada
hambanya tanpa ada batas dan akhiran.
- ‫الرحيم‬ : Bahwa Allah SWT senantiasa bersifat rahmat yang
menyebabkan Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada makhluk-Nya.
(‫)مالك يوم الدين‬
- ‫مالك‬ : Dengan memanjangkan “mim” ia berarti : pemilik.
Dapat pula dibaca dengan memendekkkan mim, berarti
raja.
- ‫يوم الدين‬ : Hari yang di waktu itu masing-masing manusia
menerima pembalasan amalnya yang baik maupun yang
buruk.
(‫)إياك نعبد و إياك نستعين‬
- Ibadah ialah tunduk yang dapat menumbuhkan rasa yakin dan
percaya terhadap keagungan dzat yang disembah di dalam hati.

5
- ‫ السسسسسستعانة‬adalah memohon petolongan dan bantuan untuk
menyempurnakan suatu amal yang mana seorang hamba tidak bisa
melakukannya sendirian.
(‫)اهدنا الصراط المستقيم‬
- ‫الهداية‬ : Adalah petunjuk terhadap sesuatu yang akan dicapai.
- ‫الصراط‬ : Adalah jalan
- ‫المستقيم‬ : Adalah lawan kata / antonim lafadz ‫ المعوج‬yaitu tidak
menyimpang dari tujuan yang mana eorang hamba harus
bisa sampai akhir jalan / tujuan tersebut.
(‫)صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم و ل الضاّلين‬
- ‫الذين أنعمت عليهم‬: Orang-orang yang telah diberi nikmat yaitu para Nabi,
orang-orang yang jujur, dan orang-orang sholeh dari
umat terdahulu.
- ‫ المغضوب عليهم‬: Orang-orang yang telah sampai kepada mereka agama
yang haq, dan Allah telah mensyari’atkan kepada
mereka untuk menyembahnya, akan tetapi mereka
barpaling dari ajaran tersebut dan lebih memilih
agama nenek moyang mereka.
- ‫الضالين‬ : Orang-orang yang tidak tahu kebenaran.
c. Analisis Kebahasaan
Ketika teks Al-Qur’an diwahyukan kepada Nabi, sesungguhnya telah
ditransformasikan dari sebuah teks Ilahi menjaidi sebuah konsep atau teks
manusiawi, sebab secara langsung berubah dari wahyu menjadi
interpretasi. Dari sini makna-makna yang dikonsepsikan harus dilihat dari
konteks bahasa, dimana bahasa yang dipakai adalah bahasa Arab.
Dalam konteks inilah nuansa kebahasaan dimaksudkan, yaitu proses
interpretasi dalam karya tafsir yang dominan digunakan adalah analisis
Kebahasaan. Sistem kerja nuansa tafsir bahasa ini dimulai dengan
menguraikan asal-usul katanya, perubahaannya, keragaman maknanya,
serta bangunan semantiknya dengan kata-kata yang lain perangkat yang
digunakan dalam analisis ini tidak lepas dari ilmu nahwu, shorof,
balaghoh, mantiq dan perangkat bahasa lainnya.

6
Sehingga dari analisis kebahasaan, isi kandungan Al-Qur’an itu sendiri
terangkum secara global dalam surat al-Fatihah, yaitu :
1. ‫ التوحيد‬ditunjukkan dengan ayat ‫الحمد ل رب العالمين‬
2. ‫ العبادة‬ditunjukkan dengan ayat ‫إياك نعبد و إياك نستعين‬
3. ‫ الوعد و الوعيد‬ditunjukkan dengan ayat ‫مالك يوم الدين‬
4. ‫ طريق السعادة‬ditunjukkan dengan ayat ‫اهدنا الصراط المستقيم‬
5. ‫ القصص و الخبار‬ditunjukkan dengan ayat
‫صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم و ل الضالين‬3

C. Penutup / Kesimpulan
Surat Al-Fatihah merupakan surat makiyyah (yaitu surat yang diturunkan
di kota Mekkah) dan terdiri dari 7 (tujuh) ayat. Surat ini merupakan satu-satunya
surat yang diturunkan secara lengkap diantara surat-surat yang lain dalam Al-
Qur’an.
Surat ini disebut “al-Fatihah” (pembuka) karena dengan surat inilah
dibukanya dan dimulainya al-Qur’an. Disamping nama tersebut di atas, ternyata
surat al-Fatihah mempunyai nama lain yaitu “Ummul Qur’an” atau disebut
“Ummul Kitab”. Dinamakan “Ummul Qur’an” karena dia merupakan induk dari
semua isi al-Qur’an, serta menjadi intisari dari al-Qur’an. Pendek kata, surat al-
Fatihah mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi al-
Qur’an. Karena saking hebatnya surat al-Fatihah, maka surat itu diwajibkan
membacanya pada tiap-tiap shalat, dinamakan pula “As-Sab’ul Matsaani” (tujuh
yang berulang-ulang) karena jumlah ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang
dalam shalat.

3
Ahmad Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Beirut : Dar Al-Fikri)

7
DAFTAR PUSTAKA

- Mustafa, Ahmad, Tafsir al-Maraghi, Beirut : Darul Fikri, t.t.


- Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Tilawatil Qur’an, t.t. Al-
Qur’an dan Terjemahannya, Jombang.
- Junus, Mahmud. 2000. Tarjamah Al-Qur’an Al-Karim. Bandung : PT.
Al-Ma’arif.
- Al-Mahalli, Imam Jalaluddin, et.al., Tafsir Jalalain, Bandung : Sinar
Baru Algesindo.

You might also like