You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pentingnya mengetahui Peranan Cacing


Tanah

Di dalam tanah hidup berbagai jasad renik (mikroorganisme) yang


melakukan berbagai kegiatan bagi kehidupan mahkluk hidup lainnya
atau dengan perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi
kelanjutan makhluk-makhluk alami. Populasi mikrobiologi yang
mendiami tanah, bersama dengan berbagai bentuk binatang dan
berbagai jenis tanaman tingkat lebih tinggi membentuk suatu sistem
kehidupan yang tidak terpisahkan dari bahan mineral dan sisa-sisa
bahan organik yang ada di dalam tanah.
Komposisi kuantitatif populasi dalam tanah dan kualitatif alam
lingkungannya dapat dikatakan adalah sangat tergantung pada
sumber dan kondisi alami dari tanah itu dan komposisi relatif dari
unsur-unsur organik dan anorganik.
Decomposer atau cacing tanah sendiri adalah makhluk hidup yang
berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati,
sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang
hidup disekitar daerah tersebut. Beberapa jenis cacing tanah antara
lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini
menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-
sisa tumbuhan. Cacing memiliki banyak kegunaan antara lain:
membantu menghancurkan bahan organik yang dapat mempengaruhi
kesuburan suatu tanah.

1
1.2 Tujuan Penelitian
• Untuk Membuktikan Pengertian dan Morfologi Cacing Tanah
• Untuk Membuktikan Peranan Cacing Tanah Untuk Tanah
• Untuk Membuktikan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Populasi Cacing Tanah

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis-Jenis Cacing Tanah


Berdasarkan peranannya Cacing tanah dapat di bagi
menjadi 3 kelompok :

- Cacing Epigeik : Kelompok cacing tanah yang hidup dan


makan bahan organik (pemupukan), bergerak horizontal, tidak
membentuk saluran, tubuhnya berwarna gelap.
- Cacing Anesik : Kelompok cacing yang hidup di dalam
tanah, tetapi makanannya diproduksi dari lapisan organik
(lapisan atas), membentuk lubang saluran dalam tanah dengan
bagian terbuka ke permukaan tanah, meninggalkan cast pada
permukaan tanah. Warna tubuhnya gelap di bagian atas (dorsal)
dan terang di bagian bawahnya (ventral).
- Cacing Endogeik : Kelompok cacing yang hidup di
lapisan tanah bawah, makan tanah mineral. Cacing ini membuat
saluran dan tinggal menetap didalamnya. Cast dibentuk di dalam
saluran tersebut dan berwarna merah muda.

(Lubis,2007)

3
2.2 Gambar Bagian Tubuh Cacing Tanah Beserta
Fungsinya

Gambar 1
Keterangan :
 Mulut : Untuk memakan makanan.
 Klitelium : Sebuah bagian yang menandakan cacing
tersebut dewasa dan siap untuk kawin.
 Segmen : Ruas-ruas cacing.
 Anus : Tempat keluarnya kotoran.
(Lubis,2007)
2.3 Peranan Cacing Tanah
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik
sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan
menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik.
Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang
menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat
digunakan sebagai :
1. Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing

4
tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan,
udang dan kodok.
2. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam,
menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik
sendi, sakit gigi dan tipus.
3. Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan
bahan baku pembuatan lipstik.
4. Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan
sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau
ayam.

(Anonymous,2010)
Peranan lain cacing tanah adalah sebagai berikut :
• Meningkatkan aktivitas mikroba.
• Meningkatkan infiltrasi.
• Memperdalam saluran akar tanaman.
• Meningkatkan bioherbasi.
• Untuk membalik tanah atas ke bawah, begitu pula
sebaliknya.
(Rahardjo,2001)
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Populasi Cacing Tanah
Beberapa faktor yang mempengaruhi populasi cacing tanah
adalah sebagai berikut :
a. Kelembaban Tanah
Semakin lembab tanahnya, maka cacing tanahnya pun semakin
banyak.

5
b. pH Tanah
Cacing tanah dapat hidup pada kandungan pH tanah netral yaitu
antara 6-7,2.

c. Tekstur
Cacing tanah dapat hidup di tanah yang bertekstur pasir dan liat
yang seimbang.

d. Temperatur atau Suhu


Suhu tanah yang dikehendaki oleh cacing tanah adalah berkisar
21°C.

(Rahardjo,2001)

6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Diagram Alir
a. Pengukuran Panjang Liang

Letakkan PC pada penyangga

Amati Bentuk Liang

Tandai Liang yang Terbentuk


Dengan Spidol

Ukur Panjang Liang Dengan


Planimeter

HASIL

7
b. Pengukuran Panjang Dan Bobot Akhir Cacing Tanah

Lepaskan Baut Pada PC

Bongkar PC

Pisahkan Cacing dengan


Tanah dan Kompos

Cuci dan Bersihkan Cacing


dengan Air

Ukur Panjang Cacing

Timbang Berat Cacing

8
HASIL
3.2 Alat dan Bahan Beserta Fungsinya

Alat yang digunakan :

• Planar Cage (PC) : Tempat pengamatan cacing tanah.


• Spidol : Menandai liang yang dibentuk cacing tanah.
• Spons : Menutup bagian atas PC.
• Planimeter : Mengukur panjang liang pengamatan.
• Penyangga : Meletakkan planar cage.
• Bak : Tempat tanah.
• Tang : Untuk membuka baut PC.
• Gelas Ukur : Untuk meletakkan cacing.
• Timbangan : Untuk mengukur berat cacing.
• Kertas Koran/Sak : Untuk alas pembongkaran sampel.

Bahan yang digunakan

• Sample Tanah
• Kompos
• Cacing Tanah Sebagai Obyek Pengamatan
• Air Untuk Membersihkan Kotoran

9
3.3 Perlakuan Pada Planar Cage dan Jelaskan Perbedaannya

Dalam setiap planar cage di masukkan 5 ekor cacing tanah.


Lapisan teratas adalah lapisan kompos. Lapisan setelah kompos adalah
lapisan tanah, baik tanah lampung, tanah pujon, dan keduanya dengan
berbagai perlakuan.

Perlakuan :

A1/A2: 100% Tanah Lampung + Kompos


B1/B2 : 100% Tanah Pujon + Kompos
C1/C2 : 50% Tanah Lampung + 50% Tanah Pujon + Kompos
D1/D2 : 50% Tanah Lampung + 50% Tanah Pujon + Kompos
E1/E2 : 60% Tanah Lampung + 40% Tanah Pujon + Kompos
F1/F2 : 40% Tanah Lampung + 60% Tanah Pujon + Kompos

10
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil
NO Planar Panjang Total Cacing Biomass
Cage Liang (Cm) Akhir a (gr)
1 A1 86 290 2 1,2
2 A2 204 290 2 1,2
3 B1 203 489 4 1,6
4 B2 286 489 4 1,6
5 C1 270 588 3 5,0
6 C2 318 588 3 5,0
7 D1 371 658 4 5,0
8 D2 287 658 4 5,0
9 E1 287 563 4 1,9
10 E2 366 563 4 1,9
11 F1 358 653 1 0,8
12 F2 180 538 1 0,8
Tabel 1
4.2 Pembahasan dan Grafik

700
600
500
400
300
200
100
0
A B C D E F

Gambar 2

Jika dilihat berdasarkan data diatas, terjadi suatu perbedaan


pada panjang liang, jumlah akhir tanah, serta biomassa akhir cacing
pada tiap perlakuan. Hal ini membuktikan bahwa terjadi interaksi

11
cacing tanah dengan lingkungan hidup serta terjadi pergerakan cacing
dalam tanah.

Cacing tanah melakukan pergerakan setiap harinya dengan


membentuk liang baru. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap hari,
bioturbasi cacing tanah semakin banyak. Liang terpanjang terdapat
pada planar cage D, sedangkan terpendek pada planar cage A.

Biomassa terberat diperoleh pada perlakuan planar cage C dan


D, hal ini dapat diartikan bahwa dalam planar cage tersebut memenuhi
syarat tumbuh cacing tanah, seperti teksturnya yang gembur, dan
ketersediaan bahan organik sebagai bahan makanan cacing tanah
sehingga memungkinkan pertumbuhan cacing tanah dapat maksimal.
Dalam planar cage pun terjadi pembalikan tanah yang dilakukan oleh
cacing tanah itu sendiri di tinjau dari fungsi cacing tanah sebagai
pembuat porositas tanah, dimana pori-pori mikro tanah berubah
menjadi pori-pori makro tanah.

BAB V
PENUTUP

12
5.1 Kesimpulan
o Faktor yang mempengaruhi kehidupan cacing adalah suhu,
kelembaban, aktifitas bakteri, pH, tekstur, aerasi tanah dan
bahan organik. Apabila lingkungan memenuhi syarat
pertumbuhan cacing, maka dapat diasumsikan cacing
tanah dapat tumbuh maksimal.
o Cacing tanah berfungsi dalam memperbaiki struktur tanah,
membentuk pori-pori makro tanah, dan bioturbasi.
o Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan
perlakuan yang baik untuk cacing tanah adalah planar
cage D yang memiliki biomassa terberat dan memiliki
panjang liang terpanjang.
o Sedangkan perlakuan yang tidak cocok adalah planar cage
A yang memiliki nilai biomassa 1,2 gr.

DAFTAR PUSTAKA

13
Anonymous.2010.www.google.co.id/image_cacing_tanah(diakses
tanggal 25 mei 2010)
Anonymous.2010.Cacing Tanah.http:www.wikipedia.org(diakses
tanggal 25 mei 2010)
Anonymous.2010.Cacing Tanah.http://info.g-excess.com/id/info/Cacing-
Tanah.info.(Diakses tanggal 25 mei 2010)

Rahardjo.2001.Pengelolaan kebutuhan tanah.Erlangga.Jakarta

Syam, Lubis.2007. Cacing Tanah dan jenis-jenisnya.Swadaya.Jakarta

14

You might also like