You are on page 1of 9

EVALUASI BELAJAR SISWA

Disusun Guna memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dra. Nurrohmah

Disusun Oleh:
Amin Jainury
NIM. 06470058

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2008
BAB I Pendahuluan
Evaluasi mau tidak mau menjadi hal penting dan sangat dibutuhkan dalam
proses belajar – mengajar. Karena dengan evaluasi dapat diukur seberapa jauh
keberhasilan anak didik dalam menyerap materi yang diajarkan, maju dan mundurnya
kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula kita dapat mengetahui titik
kelemahan serta mudah mencari jalan keluar terhadap masalah – masalah yang dihadapi
dalam proses belajar – mengajar sehingga berubah menjadi lebih baik ke depannya.
Tanpa evaluasi kita tidak dapat mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa
serta tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik lagi dalam proses belajar – mengajar
berikutnya.
Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan evaluasi. Yang dapat disebut
subjek evaluasi untuk setiap tes ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau
ketentuan yang berlaku, karena tidak setiap orang dapat melakukannya. Dalam hal
evaluasi pendidikan, dimana sasaran evaluasinya adalah sasaran belajar, maka subjek
pelakunya adalah Guru yang mengasuh mata pelajaran tertentu.
Lebih lanjut saya mengadakan wawancara terhadap salah seorang Guru
sebagai subjek evaluasi untuk mengatahui sejauh mana Ia telah melangkah dan apa saja
kendala yang Ia hadapinya.
BAB II. Laporan Hasil Wawancara

Kompetensi Guru
Dalam proses belajar mengajar, guru merupakan sebuah komponen yang
mempengaruhi belajar siswa. Guru mempunyai pengaruh yang besar terhadap belajar dan
tingkah laku siswa di dalam kelas. Sebagai manusia, dalam dirinya, seorang guru
mempunyai 2 aspek yaitu kompetensi dan kepribadian. Kedua aspek tersebut
berpengaruh terhadap jati dirinya sebagai seorang guru dan pendidik.
A. Kompetensi
Kompetensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang. Terkait dengan peranan yang dimiliki oleh seorang guru dalam proses belajar
mengajar, kompetensi guru adalah kemampuan guru tersebut mengajar dan mendidik
siswanya. Kompetensi guru dibagi menjadi 3 yaitu kompetensi/kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.

1. Kompetensi / kemampuan kognitif.


Kompetensi/kemampuan kognitif guru adalah kemampuan guru di mana ia
mengatur dan mengembangkan kemampuan berpikirnya. Kompetensi ini berhubungan
dengan kemampuan penguasaan guru terhadap materi pembelajaran. Artinya,
kemampuan tersebut digunakan untuk mengidentifikasi materi mana yang harus
disampaikan kepada siswa, memilih materi yang cocok dan sesuai, serta menerapkan
metode mengajar yang sesuai dan pemikiran yang kreatif.
Dalam proses belajar mengajar, kompetensi guru sangat berpengaruh karena
meliputi sejumlah kemampuan dalam penerapan metode mengajar yang juga akan
membawa pengaruh dalam kelas. Guru yang menguasai materi dan kreatif akan dapat
menciptakan kelas yang termotivasi tinggi sehingga proses peningkatan keterlibatan
siswa menjadi terdukung.

2. Kompetensi afektif.
Kompetensi ini merupakan kemampuan guru dalam melibatkan aspek
kemanusiaan dalam mendidik siswa. Aspek kemanusiaan tersebut adalah cinta (love),
pengertian (understanding), kesabaran (patience), dan penghargaan (appreciation) yang ia
berikan kepada siswa. Sebagai makhluk Tuhan, siswa tidak hanya sebagai subyek
pembelajaran, tetapi mereka juga manusia yang mempunyai hati dan perasaan.
Guru yang penuh cinta, kepedulian, dan pengertian akan membuat siswanya
senang dan termotivasi untuk belajar. Sebaliknya, guru yang kejam dan mempunyai
kewenangan tinggi dan suka meremehkan siswanya akan membuat siswa kurang
termotivasi dan merasa tidak nyaman saat belajar.

3) Kompetensi psikomotor
Kompetensi atau kemampuan psikomotor adalah kompetensi guru dalam
menggerakkan tubuhnya dan melakukan sesuatu kegiatan sebagai hasil kerja otak dan
pikiran. Kompetensi seperti ini dapat dibentuk kemampuan guru dalam mengajar saat
proses belajar mengajar berlangsung.

B. Kepribadian
Kepribadian seorang guru juga mempunyai pengaruh yang besar dalam
proses belajar mengajar. Pengaruh tersebut lebih dikenakan pada tujuan pembelajaran
siswa karena hal itu erat kaitannya dengan guru yang bersangkutan. Kepribadian guru
tersebut melbatkan hal seperti nilai, semangat bekerja, sifat atau karakteristik, dan
tingkah laku.
Sebagai manusia seorang guru mempunyai nilai (values) yang
diimplementasikan saat ia berbicara dan bertingkahlaku di depan kelas. Sebagai contoh,
rasa tanggung jawab untuk melakukan sesuatu hal, kesediaan membantu orang lain,
berkorban, dan lain-lain. Termasuk dari tuntutan kurikulum dan buku, guru juga harus
bias menyampaikan perasan yang terkandung di dalamnya yang berkaitan dengan nilai
kehidupan kepada siswa.

Terkait dengan kemampuan di atas, khususnya dalam hal kompetensi


kognitif, afektif dan psikomotor, saya mengadakan wawancara kepada salah seorang
Guru sekolah dasar. Adapun data dan hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:
Nama guru : Sri Rahayu
Bidang studi : Guru Kelas 5
Tempat kerja : SDN Margosari
Alamat sekolah : Kembang, Margosari, Pengasih Kulon Progo
Pengalaman Lama Belajar : 15 tahun
CARA MENGEVALUASI BELAJAR SISWA DALAM RANAH KOGNITIF,
AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR

Mengevaluasi belajar siswa dalam ranah


 Kognitif : mengevaluasi dari segi akal, pengetahuan

 Afektif : mengevaluasi dari segi sikap, perasaan, emosi

 Psikomotor : mengevaluasi dari segi gerakan tubuh, keterampilan

Hambatan atau kesulitan yang ditemui guru dalam menilai hasil belajar siswa
adalah sering berubah atau gonta-gantinya kurikulum yang mengakibatkan proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terganggu dan sangat mempengaruhi system evaluasi.

1. Kurikulum apa yang Anda gunakan dalam mengajar?

Saat ini mengajar dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
2. Salah satu unsur kurikulum adalah evaluasi, apa makna evaluasi bagi Anda?

Evaluasi adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui pencapaian hasil
belajar dan mengajar.
3. Bagaimana cara Anda mengevaluasi proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor?

• Kognitif : dengan test


• Afektif : dengan pengamatan

• Psikomotor : dengan praktek / unjuk kegiatan / unjuk kerja siswa

4. Dari ketiga ranah itu mana yang paling sulit dan mengapa?

Afektif, karena menggunakan unsur subyektifitas yang tinggi dalam menilai sikap
5. Adakah perubahan-perubahan cara evaluasi yang Anda gunakan dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) setiap tahunnya?

Ada, karena mengikuti perkembangan kurikulum


6. Dari hasil evaluasi yang Anda lakukan apakah tujuan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) sudah tercapai?

Belum maksimal, karena waktu yang disediakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) tidak sesuai dengan kalender pendidikan.
Terganggu juga oleh adanya kegiatan-kegiatan insidentil, misal acara 17 Agustus-
an, ulang tahun sekolah.
7. Apakah hambatan-hambatan yang Anda temui dalam mengevaluasi hasil
belajar siswa dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotor?

• Kognitif : buku acuan sering tidak sesuai dengan kurikulum


yang digunakan

• Afektif : karena adanya unsur subyektifitas

• Psikomotor : alat-alat yang digunakan untuk praktek masih kurang dan


belum lengkap.

8. Adakah siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar?

Ada, Misal anak kelas 1, 2 Sekolah Dasar harusnya sudah bisa membaca dan
menulis tetapi ada yang belum.
Anak masih sulit memahami konsep yang diberikan guru dan kesulitan dalam
menyelesaikan masalah.
9. Bagaimana usaha atau cara Anda untuk mengatasi siswa-siswa yang
kesulitan belajar?

Mengadakan tambahan jam pelajaran (les privat) bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
10. Apakah Anda pernah memberikan motivasi belajar pada siswa? Kalau
pernah seperti apa bentuknya?

Pernah karena salah satu tugas seorang guru adalah memberi semangat dan
memotivasi siswanya agar rajin belajar. Biasanya dalam bentuk memberi pujian,
memberi hadiah jika berprestasi, menjanjikan hadiah jika benar semua, penguatan
di dalam kelas.
11. Langkah-langkah apa yang Anda lakukan agar siswa bisa mengoptimalkan
potensinya?

− Memotivasinya

− Memberi tugas dan materi-materi pelajaran dari berbagai sumber

− Tindak lanjut, bisa melalui penilaian dan pengayaan

12. Apakah dasar-dasar pijakan yang Anda gunakan dalam mengevaluasi


belajar siswa?

− Perangkat pembelajaran yaitu kurikulum.

− Perangkat kurikulum diantaranya : metode mengajar, materi pelajaran,


alat-alat peraga pelajaran, sumber bahan.

13. Apa yang Anda lakukan bila menemui kesulitan dalam mengevaluasi
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) khususnya dalam aspek afektif dan
psikomotor?

• Afektif : pendekatan secara pribadi. Misal melalui bimbingan dan


konseling (BK)

• Psikomotor : menambah jumlah dan jenis alat dan bahan pembelajaran


14. Mengapa pengevaluasian dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotor tidak
bisa dilakukan secara seimbang?

Karena bidang kajian setiap mata pelajaran berbeda-beda.


Misal mata pelajaran ilmu Pengetahuan Alam (IPA) penilaian lebih banyak
dilakukan secara kognitif dan psikomotor. Untuk mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK) penilaian lebih banyak secara afektif dan psikomotor
15. Prinsip-prinsip yang bagaimanakah yang Anda gunakan dalam
mengevaluasi belajar siswa?

Prinsip terbuka kepada siswa dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Misal seorang siswa dapat mengerjakan ujiannya dengan baik dan benar semua ,
maka siswa tersebut akan mendapatkan nilai yang baik.
BAB III. Penutup
Subjek evaluasi yakni Guru harus memiliki kemampuan kompetensi yang
handal agar sasaran belajar terpenuhi dengan baik. Namun pada kenyataanya hal itu
tidaklah mudah dilakukan karena realitas yang ada di tiap – tiap sekolah berbeda. Nah,
dalam kasus sekolah dasar yang saya teliti secara umum pergantian kurikulum adalah
penyebab utama mengapa Guru tidak bisa menggunakan kemampuan kompetensinya
dalam mengevaluasi dengan optimal.
Lebih lanjut dapat dikemukakan hambatan – hambatan yang ditemui dalam
aspek kognitif adalah buku acuan sering tidak sesuai dengan kurikulum, aspek afektif :
adanya unsur subyektifitas Guru itu sendiri dan dalam aspek psikomotor adalah alat – alat
yang digunakan dalam praktek proses belajar masih kurang dan belum lengkap.
Bentuk evaluasi yang digunakan yaitu aspek kognitif dengan mengadakan tes,
afektif dengan mengadakan pengamatan sedangkan psikomotor dengan praktek atau
unjuk kegiatan atau unjuk kerja siswa.

You might also like