You are on page 1of 10

c c

   


 c  
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai
alat komunikasi secara langsung atau lisan, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi
demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan
memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar,
sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media
penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi
secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik
dan benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran
aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik
hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan
benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan
Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara
tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami
secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut
dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa
Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.

1.2 Tujuan
Tujuan penulis menyusun makalah ini yaitu :
1. Memahami Konsep EYD
2. Ruang Lingkup EYD
3. Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring
4. Penulisan Kata
c c
c   

  
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan
huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas
dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan
dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan
berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi
kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika
para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan
teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD
muali diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ketiga dalam sejarah
bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang
sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik
atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu
diresmikan pada tahun 1947).
Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah Ejaan van Ophuijsen (nama seorang guru
besar belanda yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan pada tahun 1901 oleh
pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen
dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti setelah
dua tahun Indonesia merdeka.
Untuk sekedar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada
masa lalu itu dan sekaligus untuk membandingkannya dengan ejaan sekarang,
perhtaikan pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu seperti
berikut ini.
  
A.Penulisan Huruf
Dalam EYD, penulisan huruf menyangkut dua masalah, yaitu:
1. Penulisan huruf besar atau huruf capital
2. Penulisan huruf miring

  c    
Kaidah penulisan huruf capital itu adalah sebagai berikut.
a. Huruf besar atau huruf capital dipakai sebagai huruf pertama kalimat yang
berupa petikan langsung.
r  
  penek bertanya, ³Kapan kita pulang?´
  ³Kemarin engkau terlambat,´ katanya.
  Ibu guru menasihatkan, ³Rajin-rajinlah kamu belajar agar lulus dalam
ujian´.
  Adik bertanya, ³Kapan kita pulang?´
  Bapak menasihatkan, ³Berhati-hatilah, pak!´
  ³Besok pagi,´ kata ibu, ³dia akan berangkat´.
b. Huruf besar atau capital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan,
termasuk kata ganti-pya. Huruf pertama pada kata ganti ku, mu, dan nya,
sebagai kata ganti Tuhan dituliskan dengan huruf capital, ditulis serangkai
dengan kata hubung (-). Hal-hal keagamaan itu hanya terbatas pada nama diri,
sedangkan kata-kata yang menunjukan nama jenis, seperti jin, iblis, surge,
malaikat, mahsyar, zakat, dll, meskipun bertalian dengan keagamaan tidak
diawali dengan huruf capital
r  
  Semoga Tuhan Yang Mahakuasa memberkati usaha kita
  Dalam Weda terdapat ayat-ayat yang menganjurkan agar manusia
berakhlak terpuji.
  Tuhan akan menunjukan jalan yang benar kepada hamba-pya
  Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda,
Islam, Kristen.
  Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
Kata-kata keagamaan lainnya yang harus ditulis dengan huruf capital adalah
nama agama dan kitab suci.

c. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
(kehormatan, keturunan, agama), jabatan, dan pangkatyang diikuti nama
orang. Akan tetapi, jika di dalam rangkaian tulisan ini sudah ditafsirkan bahwa
penyebutan tanpa nama mengacu pada orangnya, gelar atau jabatan itu harus
menggunakan huruf kapital.
r  
  Pergerakan itu dipimpin oleh Haji  
  Pemerintah memberikan anugerah kepada Mahaputra ï 
  Wakil Presiden   , Perdana Menteri , Profesor
    , Laksamana Muda Udara     

Jika tidak diikuti oleh nama gelar, jabatan, dan pangkat harus ditulis dengan
huruf kecil.

r  

  ralon jemaah haji DKI tahun 2005 ini berjumlah 9.500 orang.
  Seorang presiden akan diperhatikan oleh rakyatnya
d. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa,suku,dan bahasa.

  

  Dalam bahasa Bali terdapat kata singgih.


  Kita bangsa Indonesia, harus bertekad untuk menyukseskan
pembangunan.
  Di Indonesia terdapat suku Bali, suku Jawa, suku Sunda, suku Bugis,
dan sebagainya.
Seperti contoh tersebut,kata suku,bangsa,dan bahasa tetap ditulis
dengan huruf kecil. Akan tetapi,jika nama bangsa,suku,bahasa itu diberi
awalan dan akhiran sekaligus,ia harus ditulis dengan huruf kecil.

  

  Lafal ucapannya masih menampakkan kesunda-sundaan.


  Kita harus berusaha mengindonesiakan kata-kata asing.
  Ia masih kejawa-jawaan dalam segala hal.

e. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
tahun,bulan,hari hari raya,dan peristiwa bersejarah.

  

  Pada bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah bagi bangsa
Indonesia.
  Biasanya, umat Islam seluruh dunia merasa sangat bahagia pada hari
Lebaran.
  Pada tanggal 17 Agustus 1945 dikumandangkanlah Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia.

f. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas
geografi.

  

  Salah satu tempat pariwisata di Bali adalah Danau Batur.


  Di Teluk Jakarta telah dibangun proyek perikanan laut.
  Pulau Jawa dan Pulau Sumatra dihubungkan dengan Selat Sunda.

Akan tetapi,jika tidak menunjukkan nama khasa geografi,kata-kata


@   @  
  dan 
 ditulis dengan huruf kecil.
  

  pelayan itu berlayar sampai ke teluk.


  Perahu-perahu itu akan melewati selat yang airnya deras.
  Kita tidak boleh membuang sampah di kali.

g. huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi
badan,lembaga pemerintahan dan ketatanegaraa, serta nama dokumen resmi.

  

  Pasal 36, Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahasa negara


adalah bahasa Indonesia.
  Semua anggota PBB harus mematuhi Piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsa.

Akan tetapi, jika tidak menunjukkan nama resmi,kata seperti itu ditulis dengan
huruf kecil.

  

  Menurut undang-undang dasar kita,semua warga pegara mempunyai


kedudukan yang sama.
  Pemerintah republik itu telah menyelenggarakan pemilihan umum
sebanyak empat kali.

h. huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di
dalam nama buku,majalah,surat kabar,dan judul karangan. Kecuali kata
partikel seperti,
   
dan , yang tidak terletak di awal kalimat.

  

  Buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dikarang oleh Idrus.
  Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
diterbitkan oleh Balai Pustaka.
i. Hruuf besar atau huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan
kecuali gelar dokter.

  


  Proyek itu dipimpin oleh Dr. Dewi Gita.
  Penyakit ibu saya sudah dua kali diperiksa oleh dr.Susanto.
  Tanggung jawab itu sudah saya serahkan kepada Sdr.purdin.

r 
Ada perbedaan antara gelar Dr. dan dr. (doctor ditulis dengan D capital dan r
kecil,jadi Dr. Dan sedangkan dokter, yang memeriksa penyakit dan mengobati
orang sakit,singkatannya ditulis dengan d dan r kecil,jadi dr.)

j. Huruf besar atau capital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan, seperti 
 @   
 dan 
yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Kata   juga diawali huruf
capital.

  
  Œ Œ  @  @  
 
  Y     
 

     @


  
  ¢
          


Akan tetapi, jika tidak dipakai kata ganti atau sapaan, kata penunjuk hubungan
kekerabatan itu ditulis dengan huruf kecil

  

  0
 @   
   

  Œ    
 @ @    
  0 
 


 
  @ 
0

k. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai unsur pertama kata pada awal
kalimat.

  

  Dia mengantuk.
  Apa maksudnya?
  Kita harus beker keras.
  Pekerjaan itu belum selesai.

l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

  

  Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim


Perdanakusumah. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
nama orang yang digunakan sebagai

nama jenis atau satuan ukuran.

  

  Mesin diesel, 10 volt, 5 ampere

   

a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar.
  
  @  
       @   
 
@  0 @@@
   

 @  @   @   0@
  V
 
@    
 


b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, atau kelompok kata.
  
  


  
  
@  @
   
     

  V     
  
 
  
  
           

c. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan
bahasa asing atau bahasa daerah, kecuali disesuaikan ejaannya.
  
   
@ 


 

  @
   @  

    
  

!
  m  "  "  @ 

Π  !

















c c 
!
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata
bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali
masyarakat dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung,
maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia
yang baik dan benar dalam komunikasinya sehari-hari, masyarakat sering terdikte oleh
aturan-aturan tata bahasa yang salah, sehingga bermula dari kesalahan-kesalahan tersebut
dapat menjadi kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata
bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya
lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan penggunaan dalam
keseharian, untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu
mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran
penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.

You might also like