You are on page 1of 16

Influence of Lifestyle on Purchase of Decision Danar Hadi Batik Clothing (Studies on female

consumer in Danar Hadi’s Outlet in Diponegoro Surabaya)

By: Ratna Yuliana


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

ABSTRACT

Products and services consumers accepted or rejected based on the extent to which they
considered relevant to the needs and lifestyles. Consumers may ignore the words of marketers
(Engel et al, 1995:9). "Certain attitudes held by consumers toward a particular object (eg the brand
of a product) can reflect the style of life" (Ilmiyah et. Al.: 2007). "The lifestyle have a major impact
on the purchase and consumption of consumer behavior" (Hawkins in Kucukemiroglu et. Al.,
2003:213). It represents a lifestyle having a major impact on purchasing and consumption behavior
of consumers. "From time to time an individual's lifestyle and particular group of people will move
dynamically. However, lifestyle is rapidly changing, so that at a certain time is relatively permanent
lifestyle "(Setiadi, 2003:148).
This study aims to determine and analyze the influence of lifestyle on purchase decisions
batik Danar Hadi Diponegoro, Surabaya.
Population in this research is that consumers batik Danar Hadi Surabaya Diponegoro who
make purchases for their own consumption. The sample in this study amounted to 100 people,
based on the theory of Freankel and Wallen and Aaker. Soetrisno (2001: 73) argues that there is no
absolute determination what percentage of the sample to be taken from the population so no need to
cast doubt on the researcher.
From the research that has been done can be seen that the coefficient of multiple
determination or R Square of 0.695 means that the magnitude of the contribution of independent
variable influence of lifestyle on the dependent variable is the purchase decision is 69.5%. While
the rest 30.5% are influenced by other variables outside.
From the above analysis and discussion can be seen that lifestyle has a significant influence
on purchase decisions. This is evident by the level of significance for lifestyle variables is 0.000 <
0.05 or 5%.

Keywords: Lifestyle, Purchasing Decision And Batik Danar Hadi Surabaya


Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Batik Tulis Danar Hadi
(Studi Konsumen Wanita Pada Outlet Danar Hadi Diponegoro Surabaya)

Oleh : Ratna Yuliana


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

ABSTRAK

Produk dan jasa diterima atau ditolak konsumen berdasarkan sejauh mana keduanya
dipandang relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka. Konsumen dapat mengabaikan yang
dikatakan oleh pemasar (Engel et.al., 1995:9). “Sikap tertentu yang dimiliki oleh konsumen
terhadap suatu objek tertentu (misalnya merek suatu produk) bisa mencerminkan gaya hidupnya”
(Ilmiyah et. al.:2007). “The lifestyle have a major impact on the purchase and consumption
behavior of consumer” (Hawkins dalam Kucukemiroglu et. al., 2003:213). Artinya adalah gaya
hidup mempunyai dampak yang utama pada pembelian dan perilaku konsumsi dari konsumen. “dari
masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis.
Namun demikian gaya hidup tidak cepat berubah, sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup
relatif permanen” (Setiadi, 2003:148).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap
keputusan pembelian batik tulis Danar Hadi Diponegoro Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen batik Danar Hadi Diponegoro Surabaya
yang melakukan pembelian untuk dikonsumsi sendiri. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100
orang, dengan berdasarkan teori dari Freankel dan Wallen serta Aaker. Soetrisno (2001: 73)
berpendapat bahwa tidak ada ketetapan mutlak berapa persen sampel yang harus diambil dari
populasi sehingga tidak perlu menimbulkan keraguan pada peneliti.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dari nilai koefisien determinasi
berganda atau R Square sebesar 0,695 berarti bahwa besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas
yaitu gaya hidup terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian adalah sebesar 69,5%.
Sedangkan sisanya 30,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
Dari analisis dan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa gaya hidup mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini terbukti dengan tingkat
signifikansi untuk variabel gaya hidup adalah 0,000 < 0,05 atau 5%.

Kata Kunci : Gaya Hidup, Keputusan Pembelian Dan Batik Danar Hadi Surabaya
BAB I PENDAHULUAN Mulanya memang kelompok terbatas, para sosialita
dan selebriti. Namun kini sudah mulai mewabah di
A. Latar Belakang Masalah kalangan umum. Bukan baru sekali ini batik popular
Di tengah gaya hidup berbusana global yang menjadi gaya hidup kosmopolitan. Di era 1970-an,
masuk ke Indonesia, pemunculan batik dengan gaya sang maestro batik Iwan Tirta menaikkan gengsi
trendi memang sangat menarik perhatian. Baju dari kain tradisional itu menjadi gaun malam mewah dan
tekstil tradisional yang dirancang modis ternyata elegan. Ketika itu gaun batik sutra bercorak bunga
bisa tampil segar, ringan dan disukai masyarakat hokokai, yang diperkaya tinta emas prada, sangat
(http://id.wikipedia.org/wiki/Batik). digemari ibu-ibu kelas atas sebagai gaun malam
Batik sebagai salah satu kekayaan budaya (SwaBerita.com).
bangsa Indonesia mempunyai nilai yang tinggi dan Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial
abadi sepanjang masa. Namun tetap harus dilakukan dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya
upaya untuk melestarikannya. Berdasarkan hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang
kecintaan pada batik, pengrajin batik berupaya untuk menunjukkan pola kehidupan orang yang
mengangkat batik untuk menjadi bagian penting bersangkutan yang tercermin misalnya dalam
dalam dunia fashion saat ini, yaitu dengan kegiatan sehari-hari, minat, perilaku, dan
menciptakan kreasi batik dalam bentuk desain pendapatannya terhadap sesuatu hal yang sudah
produk yang lebih modern, dengan tetap melekat pada diri personal seseorang. Konsep gaya
memperhatikan makna dari batik tersebut hidup apabila digunakan oleh pemasar secara
(www.wordPress.com). cermat, dapat membantu untuk memahami niali-niali
Nilai-nilai estetik modern selama satu abad konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-
telah memiliki peran yang lebih bermakna dalam nilai tersebut dapat mempengruhi perilaku
mempertahankan dan menganekaragamkan produk konsumen. (Bilson Simamora, 2004:10).
batik dan ragam hias batik di dalam masyarakat Menurut Kotler (2005:210) Gaya hidup secara
indonesia. Peran nilai estetik tersebut tidak hanya luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang di
sebagai pengayaan ragam hias batik saja, tetapi juga dunia yang terungkap pada aktifitas, minat dan
memberi kontribusi terhadap proses pemberdayaan opininya. Gaya hidup menggambarkan ”keseluruhan
produk batik secara lebih luas, baik dikalangan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
pejabat pemerintah, para pegawai negeri sipil, lingkungannya.
maupun masyarakat pada umumnya dalam wujud Gaya hidup dapat dipahami sebagai sebuah
desain yang semakin beragam. Meskipun sejumlah karakteristik seseorang secara kasat mata, yang
ragam hias batik tersebut mulai menghilang, makna menandai sistem nilai, serta sikap terhadap diri
yang diperoleh dari bentuk-bentuk persilangan sendiri dan lingkungannya. Gaya hidup merupakan
budaya, maupun inovasi-inovasi baru yang terjadi kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan,
pada batik modern, tetaplah merupakan proses serta objek-objek yang mendukungnya, dalam
pemantapan jati diri bangsa melalui nilai-nilai pelaksanaanya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem
estetik yang dihasilkannya (Agus Sachari, kepercayaan tertentu (Piliang dalam Agus Sachari,
2007:201). 2007:73).
Meluasnya busana batik dalam beberapa dekade Sutisna (2002:145) mengemukakan bahwa gaya
terakhir berkembang menjadi bagian dari gaya hidup hidup diidentifikasikan oleh bagaimana orang
masyarakat. Di dalam tubuh masyarakat menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang
berkembang kebiasaan baru untuk memakai busana mereka anggap penting dalam lingkungannya
batik modern pada acara-acara resmi, seperti pesta (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang
pernikahan, pertemuan para pejabat tinggi negara, diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya
upacara pembukaan pameran, dan kegiatan lainnya (pendapat). Gaya hidup akan mempengaruhi
yang sebelumnya cenderung mengenakan jas. keinginan seseorang untuk berperilaku dan akhirnya
Demikian pula muncul kewajiban para siswa menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang
sekolah dasar dan menengah setiap satu minggu (Kasali, 1998:225). Menurut (Handi Irawan D,
sekali untuk memakai pakaian batik. Hal itu www.handiirawan.com/2009) ada 10 tipe
merupakan fakta-fakta penguatan budaya lokal karakteristik gaya hidup konsumen Indonesia, yaitu:
dalam kehidupan masyarakat modern di perkotaan berpikir jangka pendek, tidak terencana, suka
dan indikasi terciptanya gaya hidup untuk berkumpul, gagap teknologi, orientasi pada konteks,
menggunakan pakaian batik (Agus Sachari, suka merek luar negeri, religius, gengsi, kuat di
2007:196). subculture, dan kurang peduli lingkungan.
Pandangan lama tentang batik kian berubah. Produk dan jasa diterima atau ditolak konsumen
Batik bergaya muda rupanya mengena di hati berdasarkan sejauh mana keduanya dipandang
peminat mode. Peminatnya dari berbagai kalangan. relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka.
Konsumen dapat mengabaikan yang dikatakan oleh kehidupan. Dari Cina dan India datang pengaruh
pemasar (Engel et.al., 1995:9). “Sikap tertentu yang Hindu dan Budha, sedangkan dari Arab dan Persia
dimiliki oleh konsumen terhadap suatu objek datang nuansa Islami. Jejaknya tercermin dalam
tertentu (misalnya merek suatu produk) bisa ragam corak batik di pesisir utara pulau Jawa
mencerminkan gaya hidupnya” (Ilmiyah et. maupun di pusat aristokrasi Surakarta dan
al.:2007). “The lifestyle have a major impact on the Yogyakarta. Berdiri tahun 1967, Batik Danar Hadi
purchase and consumption behavior of consumer” adalah perusahaan induk yang dibentuk oleh Bapak
(Hawkins dalam Kucukemiroglu et. al., 2003:213). dan Ibu Santosa Doellah, pada khususnya hadir
Artinya adalah gaya hidup mempunyai dampak yang untuk memperkaya perkembangan seni membatik
utama pada pembelian dan perilaku konsumsi dari dan pada umumnya usaha batik di Indonesia. Tujuan
konsumen. “dari masa ke masa gaya hidup suatu kelompok usaha Batik Danar Hadi adalah
individu dan kelompok masyarakat tertentu akan menyumbangkan sesuatu yang bernilai terhadap seni
bergerak dinamis. Namun demikian gaya hidup tidak tradisional yang terkenal sebagai ungkapan
cepat berubah, sehingga pada kurun waktu tertentu kehidupan serta filosofi budaya Jawa. Untuk
gaya hidup relatif permanen” (Setiadi, 2003:148). mencapai hal tersebut, Batik Danar Hadi terus
Gaya hidup yang dimiliki seseorang akan menerus bekerja keras untuk meningkatkan
mempengaruhinya dalam keputusan pembelian suatu karyanya. Batik tulis Danar Hadi mempunyai nilai
produk. Salah satunya dalam mempengaruhi seni yang tinggi dan ekslusif, motif berdimensi dan
keputusan pembelian seseorang terhadap pakaian. terdapat warna pada kedua sisi. Pada batik tulis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pakaian pengerjaanya memakan waktu yang lama, karena
adalah barang apa yang dipakai (baju, celana). menggunakan canting dan prosesnya berulang-
“Emphasised the importance in understanding ulang. Bahan baku yang dipergunakan selain kain
behavioural preference in fashion and clothing mori untuk kain-kain tradisional, batik tulis tersebut
consumption based on physical, identity, and menggunakan bahan dari Sutera ATBM (Alat Tenun
lifestyle dimentions in targeting consumers” (Rocha Bukan Mesin), (Copyright PT. Batik Danar Hadi).
et. al. dalam Hsu dan Chang, 2008:148). Artinya Batik Indonesia juga banyak diminati
adalah Rocha menekankan pentingnya mengetahui konsumen wanita Indonesia. Menurut data BPS
kecenderungan perilaku konsumen dalam memilih Jawa Timur (tahun 2009) jumlah wanita di Jawa
mode pembelian baju berdasarkan pada keadaan Timur sebesar 1.311.678 juta jiwa, (jumlah
fisik, identitas, dan dimensi gaya hidup mereka. penduduk wanita terbanyak yakni di Surabaya
Konsep yang terkait dalam dengan gaya hidup Selatan tepatnya di kecamatan Sawahan sebesar
adalah psikografik. Psikografik adalah suatu 95.305 juta jiwa). Hal ini mencerminkan kebutuhan
instrument untuk mengukur gaya hidup, yang sekunder konsumen wanita sangat besar , termasuk
memberikan pengukuran kuantitatif. Psikografik dalam produk pakaian. Hal ini juga diperkuat oleh
sering diartikan sebagai AIO , yang terdiri dari fenomena yang dikemukakan oleh Kartajaya
aktivitas (activities), minat (interest), dan opini (2005:15) “bahwa dalam belanja wanita sering
(opinion), (Sumarwan, 2002:58). bersikap irasional”. Bahwa wanita Indonesia
Sedangkan keputusan pembelian menurut semakin emosional dalam berbelanja. Setiap
Sutisna (2002:15), keputusan pembelian adalah tahunnya selalu ada tren-tren busana untuk wanita.
pengambilan keputusan oleh konsumen untuk Berikut ciri-ciri wanita menurut majalah
melakukan pembelian suatu produk diawali oleh Femina (dalam Kasali, 2003:453-455): Wanita
adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan bergaya hidup kota besar, berbelanja di department
keinginan yang oleh Assael disebut need arousal. store, pasar swalayan atau mall, umumnya
Baru-baru ini pada tahun 2009 tepatnya tanggal berpendidikan tinggi, minimal D3 atau akademi,
2 Oktober, akhirnya batik berhasil memperoleh membeli baju jadi (office dress/casual), namun
pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Ilmu untuk menghadiri pesta,mereka biasanya masih
Pengetahuan dan Kebudayaan PBB, UNESCO, mengandalkan tukang jahit tertentu, dan sesekali
sebagai warisan budaya milik Indonesia di dunia. membeli baju rancangan desainer, merawat
Setelah mendapat pengakuan dari UNESCO, hal ini kecantikan di salon, memiliki tabungan dengan kartu
akan menambahkan kecintaan masyarakat Indonesia ATM, akhir pekan melakukan makan siang/malam
terhadap Batik sebagai warisan budaya Indonesia di luar (restoran) dan atau menonton sinema, dan
(http://id.wikipedia.org/wiki/Batik). kebanyakan single atau menunda perkawinan sampai
Seni membatik adalah teknologi kuno, begitu usia 30-an.
juga seni pembuatan kain itu sendiri. Berkembang di Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen
Indonesia sejak abad silam, di tanah Jawa batik wanita memiliki prospek yang tinggi dalam
berkembang menjadi ekspresi yang mengakar pada pembelian busana atau pakaian bati tulis. Di kota
mitologi, filosofi, lambang dunia seputar siklus metropolitan Surabaya, Outlet penjualan batik Danar
Hadi berkembang pesat, mulai dari supermarket di mana orang hidup dan menghabiskan waktu serta
maupun toko-toko khusus yang didirikan untuk uangnya” (Engel dkk, 1994:383).
menjual batik Danar Hadi. Tetapi batik Danar Hadi Menurut Kotler (2005:210) Gaya hidup secara
di Jalan Diponegoro Surabaya adalah outlet terbesar luas didefinisikan sebagai pola hidup seseorang di
di wilayah Jawa Timur dan penjualannya yang dunia yang terungkap pada aktifitas, minat dan
menunjukkan trend peningkatan yang positif dan opininya. Gaya hidup menggambarkan ”keseluruhan
dari segi banyak variant pakaian batik yang diri seseorang” yang berinteraksi dengan
ditawarkan, di outlet Diponegoro menunjukkan lingkungannya.
kelengkapan dibanding outlet-outlet yang lain Gaya hidup dapat dipahami sebagai sebuah
seperti: hiasan-hiasan patung jawa, tas batik, kain karakteristik seseorang secara kasat mata, yang
jarit dan batik Madura (yang tidak ada di outlet menandai sistem nilai, serta sikap terhadap diri
Tunjungan Plaza), (Copyright PT. Batik Danar sendiri dan lingkungannya. Gaya hidup merupakan
Hadi). kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan,
Gambar 1 serta objek-objek yang mendukungnya, dalam
Grafik perbandingan penjualan antara pelaksanaanya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem
Batik Danar Hadi dan Batik Keris kepercayaan tertentu. Piliang dalam Agus Sachari
(2007:73)
300 Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang
250 meggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia
200 menggunakan waktu dan uang (lifestyle refers to a
150 pattern of consumption reflecting a persons’s
100 Danar Hadi choices of how he or she spend time and money,
50 (Solomon, 1999:174). Lifestyle denotes how people
Keris live, how they spend their money, and how they
0
allocate their time (Mowen dan Minor, 1998:220).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku
seseorang, yaitu bagaimana mereka hidup,
menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu
Sumber: PT. Danar Hadi yang dimilikinya (Sumarwan, 2002:56). Sumarwan
(2002:57) menjelaskan bahwa gaya hidup seringkali
Berdasarkan latar belakang di atas, maka digambarkan dengan kegiatan, minat dan opini dari
diajukan judul penelitian ”Pengaruh Gaya Hidup seseorang (activities, interests, and opinion).
Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Batik Tulis
Danar Hadi” (studi konsumen wanita pada outlet 2. Gaya Hidup Konsumen Indonesia
Danar Hadi Diponegoro Surabaya). Menurut (Handi Irawan D,
www.handiirawan.com:2009) ada 10 tipe
B. Rumusan Masalah karakteristik gaya hidup konsumen Indonesia, yaitu:
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, 1. Berpikir jangka pendek (short term)
maka rumusan masalah ini adalah sebagai berikut: Salah satu indikasi besarnya konsumen
1. Apakah gaya hidup berpengaruh signifikan yang punya pikiran jangka pendek ini adalah
terhadap keputusan pembelian Batik tulis Danar maraknya kredit konsumsi. Selain didorong
Hadi? oleh sulitnya cash flow rumah tangga,
fenomena ini juga didorong oleh perhitungan
BAB II KAJIAN PUSTAKA yang hanya melihat kebutuhan jangka pendek,
yakni mendapatkan barang dengan cara cepat.
C. Landasan Teori Kondisi ini juga dibentuk oleh kondisi ekonomi
1. Gaya Hidup makro yang mengakibatkan penurunan daya
Menurut Sutisna (2002:145), gaya hidup secara beli pada masyarakat, hingga konsumen harus
luas didefinisikan sebagai cara hidup yang berpikir untuk mencari solusi dalam jangka
diidentifikasikan oleh bagaimana orang pendek dulu. Indikator lainnya adalah,
menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang konsumen selalu membeli berdasarkan budget.
mereka anggap penting dalam lingkungannya Hal ini nampak dari kecenderungan mereka
(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang membeli sesuatu dalam kemasan-kemasan
diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya kecil, meski sebenarnya mereka mampu untuk
(pendapat). ”Gaya hidup didefinisikan sebagai pola membeli yang lebih besar. Dampak dari
berpikir jangka pendek ini juga membuat sudah ada beberapa produsen dalam negeri,
konsumen kita cepat lupa. tetapi mereka lebih percaya diri dengan
2. Tidak terencana menggunakan ”merek luar” agar dikira sebagai
Salah satu kebiasaan ini terlihat saat produk luar negeri. Perilaku gengsi ini
belanja dan pergi ke ritel-ritel modern. Mereka tercermin dari perilaku membeli yang kadang
cenderung enggan merencanakan sesuatu jauh- tidak benar-benar dibutuhkan. Ketika membeli
jauh melakukan impulse buying atau langsung seringkali mereka tidak mengerti kegunaan dari
membeli di tempat. Kebiasaan lainnya adalah barang yang dibelinya secara detil. Yang
selalu melakukan tindakan yang mendekati penting mereka terlihat modern.
limit waktu yang disediakan. 7. Religius
3. Suka berkumpul Konsumen Indonesia sangat peduli
Kebiasaan suka berkumpul sudah melekat terhadap isu agama. Terlebih mayoritas
dalam budaya konsumen kita. Masyarakat kita penduduknya adalah Islam, yang sangat
memang memiliki kehidupan sosial yang kuat. memperhatikan aspek kehalalan pada suatu
Berbeda dengan Negara Barat yang khas produk. Isu ini bisa menjadi sangat sensitif dan
dengan individualitiknya. Maka tidak heran, sangat mempengaruhi minat beli masyarakat.
jika arena-arena berkumpul dan klub-klub 8. Gengsi
seperti kafe, fitness center, sangat marak di Menurut Handi Irawan sendiri, sikap
Indonesia. gengsi ini muncul karena pertama, konsumen
4. Gagap teknologi kita suka bersosialisasi. Hal ini mendorong
Tidak semua memang, tetapi sebagian orang untuk saling pamer. Kedua, kita masih
besar dari konsumen kita masih banyak yang menganut budaya feodal yang menciptakan
gaptek (gagap teknologi). Terutama di bidang kelas-kelas sosial. Ketiga, masyarakat kita
IT. Pada tahun 2005 misalnya, pengguna mengukur kesuksesan dengan materi dan
internet di Indonesia baru mencapai 7-8% dan jabatan. Maka wajar jika seseorang ingin
seluruhnya adalah masyarakat perkotaan. Jauh dianggap sukses, dia harus memiliki atribut-
berbeda dengan AS yang mencapai 73%. Dari atribut kesuksesan seperti mobil; rumah; credit
7-8% di Indonesia itu pun sebagian besarnya card; PDA, dll.
dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak 9. Kuat di Subkultur
produktif, seperti membuka situs-situs yang Unsur etnis, fanatisme, dan kebiasaan
tidak mendidik. kedaerahan ternyata masih cukup berpengaruh.
5. Orientasi pada konteks Setiap daerah memiliki kekhasan. Adanya
Konsumen kita cenderung menilai dan perbedaan subkultur ini seringkali juga
memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dalam menyebabkan tidak semua merek nasional bisa
hal kebutuhan akan informasi misalnya, menguasai semua di medan pertempuran.
masyarakat Indonesia cenderung memilih 10. Kurang peduli lingkungan
informasi yang ringan, tidak susah, menghibur, Banyak perusahaan Indonesia yang
ringkas dan mudah dicerna. Banyak pendapat, memposisikan produknya sebagai produk yang
kalau orang Indonesia punya minat baca yang ramah lingkungan, akan tetapi banyak juga
lebih rendah daripada negara lain. Terutama yang terbukti tidak efektif. Jika di luar negeri
membaca literatur yang padat berisi ilmu dan faktor lingkungan menempati ranking atas,
pengetahuan. Kecenderungan ini tidak demikian dengan konsumen Indonesia
mengakibatkan konsumen mudah untuk yang menempatkan faktor lingkungan di urutan
menerima dan dipengaruhi oleh informasi di terbawah. Seperti itu sepuluh karakter
media tanpa keinginan untuk mencari konsumen Indonesia yang unik dan mungkin
kebenaran berita itu. Menurut seorang praktisi sangat berbeda dengan konsumen di luar
periklanan, konsumen Indonesia lebih mudah negeri. Meskipun secara umum, alasan-alasan
”terhipnotis” iklan dan kemasannya dibanding konsumen membeli sebuah produk relatif tidak
di negara lain. terlalu jauh berbeda di manapun, di dunia ini
6. Suka merek Luar Negeri yang sama-sama sudah menjadikan
Kebanyakan alasannya adalah image dan materialisme sebagai bagian hidupnya. Hanya
kualitas. Merek luar negeri di persepsi lebih saja, perkembangan tekhnologi dan informasi
baik dan bergengsi dibanding buatan negeri yang berbeda, membuat wawasan konsumen
sendiri. Masyarakat kita masih memandang juga berbeda.
inferior terhadap diri sendiri, akibatnya merek Dari pemaparan di atas mengenai gaya
dari luar begitu mendominasi pasar di hidup. Peneliti mengambil penelitian yang
Indonesia dibandingkan merek lokal. Meski dikhususkan pada pakaian Batik tulis di Danar
Hadi Diponegoro Surabaya, dimana image gaya diharapkan. Namun, kejadian tak terduga bisa
hidup sangat melekat pada penggunaan obyek mengubah niat pembelian. Sebagai contoh, ekonomi
peneliti yang akan diteliti. mungkin memburuk, pesaing dekat mungkin
menurunkan harganya, atau seorang teman mungkin
3. Pengukuran Gaya Hidup memberi tahu anda bahwa ia pernah kecewa dengan
Menurut Sumarwan (2002: 58-64), pengukuran mobil yang anda sukai. Oleh karena itu, preferensi
mengenai gaya hidup dapat dilakukan dengan dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan
psikografik (psychographic). Psikografik adalah pilihan pembelian yang aktual.
suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang Sedangkan menurut Sutisna (2002:15)
memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai keputusan pembelian adalah pengambilan keputusan
untuk menganalisis data yang sangat besar. oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu
Psikografik analisis biasanya dipakai untuk melihat produk diawali oleh adanya kesadaran atas
segmen pasar. Analisis psikografik sering juga pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh
diartikan sebagai suatu riset konsumen yang Assael disebut need arousal.
menggambarkan segmen konsumen dalam hal Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan
kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya. bahwa, keputusan pembelian menurut (Setiadi,
Psikografik berarti menggambarkan (graph) 2003:415) adalah proses pengintegrasian yang
psikologi konsumen (psyco). Psikografik adalah mengkombinasikan pengetahuan untuk
pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative,
demografik konsumen. Psikografik sering diartikan dan memilih salah satu di antaranya. Hasil dari
sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinion). proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan
Mowen dan Minor (2001:283) mengukur gaya hidup (choice), activity
denganyang questionssecara
disajikan memintakognitif
kepadasebagai
konsumen untuk mengin
pandangan dan perasaan konsumen mengenai topik- keinginan berperilaku.
topik peristiwa dunia, lokal, moral, ekonomi, dan Sehingga peneliti dalam penelitian ini
sosial. menggunakan teori dari Kotler yang terdiri dari;
Psikografik (psychographic) adalah suatu jumlah pembelian, (pembelian menurut kebiasaan)
instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang meliputi; produk yang sudah mereka ketahui dan
memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai produk yang menurut mereka mereknya sudah
untuk menganalisis data yang sangat besar. Ujang terkenal. Peneliti beranggapan pada teori dari Kotler
Sumarwan (2002:58). sudah mewakili berdasarkan fenomena obyek yang
AIO, istilah yang digunakan secara dapat diteliti.
dipertukarkan dengan psikografi, mengacu pada Ada lima Peran yang dimainkan dalam
pengukuran kegiatan, minat, dan opini. Pernyataan Keputusan Pembelian (Kotler, 2005:220) yaitu:
AIO di dalam studi psikoggrafik mungkin bersifat a. Pencetus : orang yang pertama kali
umum atau spesifik. Didalam kedua jenis, konsumen mengusulkan gagasan untuk membeli produk
biasanya diberi skala Likert dimana orang ditanya atau jasa.
apakah mereka sangat setuju, setuju, netral, tidak b. Pemberi pengaruh : orang yang pandangan atau
setuju, atau sangat tidak setuju. sarannya mempengaruhi keputusan.
c. Pengambil keputusan : orang yang mengambil
4. Keputusan Pembelian keputusan mengenai setiap komponen
Keputusan Pembelian menurut Kotler dan keputusan pembelian – apakah membeli, tidak
Armstrong (2008:181), dalam tahap evaluasi, membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana
konsumen menentukan peringkat merek dan akan membeli.
membentuk niat pembelian. Pada umumnya, d. Pembeli : orang yang melakukan pembelian
keputusan pembelian (purchase decision) konsumen yang sesungguhnya.
adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi e. Pemakai : seseorang yang mengkonsumsi atau
dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan menggunakan produk atau jasa tertentu.
keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap
orang lain. Jika seseorang yang mempunyai arti 5. Tipe Pengambilan Keputusan
penting bagi anda berpikir bahwa anda seharusnya Schiffman dan Kanuk dalam (Sumarwan,
membeli mobil yang paling murah, maka peluang 2004:292) menyebutkan tiga tipe pengambilan
anda untuk membeli mobil yang lebih mahal keputusan :
berkurang. 1. Pemecahan Masalah yang Diperluas
Faktor kedua adalah faktor situasional yang Pemecahan masalah diperluas biasanya di
tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk lakukan pada pembelian barang-barang tahan
niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti lama dan barang-barang mewah seperti mobil,
pendapatan, harga dan manfaat produk yang rumah, pakaian mahal, peralatan elektronik.
Termasuk didalamnya adalah keputusan yang dihadapinya. Pada tahap ini konsumen
dianggap penting seperti berlibur, yang membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya
mengharuskan membuat pilihan yang tepat. mengenai alternatif produk yang
Dalam kondisi seperti ini, konsumen akan dipertimbangkan tersebut. Evaluasi alternatif
melakukan pencarian informasi yang intensif muncul karena banyaknya alternatif lain yang
serta melakukan evaluasi terhadap beberapa muncul karena banyaknya alternatif pilihan.
atau banyak alternatif. d. Menentukan Alternatif Pilihan
2. Pemecahan Masalah yang Terbatas Pada proses evaluasi kriteria, konsumen akan
Pada tipe keputusan ini, konsumen telah mendapatkan sejumlah merek yang
memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi dipertimbangkan. Konsumen akan mengurangi
kategori produk dan berbagai merek pada jumlah alternatif merek yang akan
kategori tersebut. Namun konsumen belum dipertimbangkan lebih lanjut.
memiliki preferensi tentang merek tertentu. e. Menentukan Pilihan Produk
Konsumen hanya membutuhkan tambahan Proses pemilihan alternatif tersebut akan
informasi untuk bisa membedakan antara menggunakan berbagai teknik pemilihan.
berbagai merek tersebut. Decision rules adalah teknik yang digunakan
3. Pemecahan Masalah Rutin konsumen dalam memilih alternatif produk atau
Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap merek.
produk yang akan dibelinya. Ia juga telah
memiliki standar untuk mengevaluasi merek. 7. Wanita sebagai Konsumen
Konsumen seringkali hanya mereview apa yang Menurut (Kasali, 2003:452-453), Dalam
telah diketahuinya. Konsumen hanya kehidupan ini, wanita adalah manajer pembelian
membutuhkan informasi yang sedikit. untuk bermacam-macam jenis dan kategori barang
dan jasa. Dengan semakin majunya pendidikan
6. Langkah - Langkah Keputusan Pembelian wanita, produk-produk yang di masa-masa lalu
Konsumen hanya layak ditargetkan untuk pria sekarangpun
”Sumarwan (2004:294) keputusan membeli berpotensi besar ditargetkan kepada kaum wanita.
atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek Wanita bukan hanya memerlukan informasi tentang
tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai barang-barang konsumsi sehari-hari, perabotan
berikut : rumah tangga dan alat-alat kecantikan, melainkan
a. Pengenalan Kebutuhan juga produk-produk seperti otomotif, jasa-jasa
Suatu keadaan dimana terdapat perbedaan yang perbankan, program-program pendidikan, real
diinginkan dan keadaan yang sebenarnya estate, transportasi udara, travel/pariwisata, dan
terjadi. Kebutuhan harus diaktifkan terlebih sebagainya.
dahulu sebelum ia bisa dikenali. Ada beberapa Berikut ciri-ciri wanita menurut majalah
faktor yang mempengaruhi pengaktifan Femina (Kasali, 2003:453-455):
kebutuhan menurut Engel, Blackwell dan a. Wanita bergaya hidup kota besar.
Miniard dalam (Sumarwan, 2004: 294) b. Berbelanja di department store, pasar swalayan
pengenalan kebutuhan terdiri dari : waktu, atau mall.
perubahan situasi, pemilihan produk, konsumsi c. Umumnya berpendidikan tinggi, minimal D3
produk, perbedaaan individu, pengaruh atau akademi.
pemasaran. d. Membeli baju jadi (office dress/casual), namun
b. Pencarian Informasi untuk menghadiri pesta, mereka biasanya masih
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika mengandalkan tukang jahit tertentu, dan
konsumen memandang bahwa kebutuhan sesekali membeli baju rancangan desainer.
tersebut bisa dipengaruhi dengan membeli dan e. Merawat kecantikan di salon.
mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan f. Memiliki tabungan dengan kartu ATM.
mencari informasi yang tersimpan di dalam g. Akhir pekan melakukan makan siang/malam di
ingatan (pencarian internal) dan mencari luar (restoran) dan atau menonton sinema.
informasi dari luar (pencarian eksternal). h. Kebanyakan single atau menunda perkawinan
c. Evaluasi Alternatif sampai usia 30-an.
Sumarwan (2004: 301) evaluasi alternatif Adapun produk-produk yang direkomendasikan
adalah ”proses mengevaluasi pemilihan produk untuk gaya hidup wanita dewasa masa kini yang
dan merek, dan memilihnya sesuai yang dibutuhkan atau diputuskan oleh kaum wanita
diinginkan konsumen”. Pada evaluasi alternatif, Indonesia yang cenderung berpendidikan,
konsumen membandingkan berbagai pilihan berorientasi kepada karir atau keluarga, menghargai
yang dapat memecahkan masalah yang waktu, dan menjaga penampilannya. Produk-
produknya antara lain adalah fashion (pakaian dan untuk mengetahui area spesifik dari kehidupan
aksesoris bermerek kuat), department store, konsumen, seperti perilaku diluar rumah. Konsumen
kosmetika, barang-barang konsumsi dan jarang secara jelas mengetahui peranan gaya hidup
perlengkapan rumah tangga, elektronik (durables), dalam keputusan pembeliannya. Namun gaya hidup
furniture, jasa-jasa keuangan (termasuk asuransi), secara berkala menyediakan motivasi dasar dan
hotel dan pariwisata, telekomunikasi, kendaraan, dan panduan untuk pembelian tapi tidak secara langsung,
perlengkapan untuk bekerja. secara halus.
Selain itu menurut Majalah Gadis (dalam Rocha et. al. (Hsu dan Chang, 2008:148)
Khasali, 2003:458), ciri-ciri psikografis wanita “Emphasised the importance in understanding
perkotaan antara lain: behavioural preference in fashion and clothing
a. Menyukai acara musik (MTV) dan film-film consumption based on physical, identity, and
seri, menghabiskan dua sampai enam jam di lifestyle dimentions in targeting consumers” Artinya
depan televisi setiap hari. adalah Rocha menekankan pentingnya mengetahui
b. Suka mendengar radio khususnya informasi kecenderungan perilaku konsumen dalam memilih
tentang musik sebagai alternative kedua setelah mode pembelian baju berdasarkan pada keadaan
televisi. fisik, identitas, dan dimensi gaya hidup mereka.
c. Mempunyai uang saku Rp 50.000 sampai Rp Jadi menurut pernyataan-pernyataan di atas
100.000 satu bulan. dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
d. Senang jalan-jalan di mall dan mengobrol gaya hidup akan berpengaruh terhadap keputusan
bersama teman-teman (bersosialisasi). pembelian.
e. Restoran: fasfood khususnya burger.
BAB III METODE PENELITIAN
8. Hubungan Gaya Hidup dan Keputusan
Pembelian D. Definisi Operasional
Menurut Irawan dan Wijaya (1996:340) jika Variabel yang akan diteliti adalah gaya hidup
gaya hidup akan mempunyai dampak besar kepada sebagai variabel x (independent) dan keputusan
perilaku pembelian seseorang. Sedangkan menurut pembelian sebagai variabel y (dependent).
Kasali (1998:225) gaya hidup akan mempengaruhi
keinginan seseorang untuk berperilaku dan akhirnya 1. Gaya hidup (X1)
menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Gaya hidup adalah suatu pola di mana orang
Menurut Engel et. al. (1995:9) “produk dan jasa menghabiskan waktu dan uangnya dalam membeli
diterima atau ditolak konsumen berdasarkan sejauh pakaian batik tulis Danar Hadi. Gaya hidup memiliki
mana keduanya dipandang relevan dengan indikator sebagai berikut:
kebutuhan dan gaya hidup mereka”. a. Aktivitas (X1.1)
Menurut (Ilmiyah et. al.:2007) “sikap tertentu Adalah tindakan nyata yang dilakukan
yang dimiliki oleh konsumen terhadap suatu objek seseorang dengan pakaian batik tulis Danar
tertentu (misalnya merek suatu produk) bisa Hadi. Dimensi yang digunakan adalah meminta
mencerminkan gaya hidupnya”. kepada konsumen untuk mengindikasikan
“The lifestyle have a major impact on the dalam kegiatan aktifitas bekerja, komunitas,
purchase and consumption behavior of consumers” dan belanja pakaian batik.
(Hawkins dalam Kucukemiroglu, 2005:213). b. Ketertarikan (X1.2)
Artinya gaya hidup mempunyai dampak yang utama Adalah tingkat kegairahan yang menyertai
pada pembelian dan perilaku konsumsi dari perhatian khusus maupun terus menerus kepada
konsumen. pakaian batik tulis Danar Hadi. Dimensi yang
Sedangkan Hawkins dan Coney dalam digunakan memfokuskan pada preferensi dan
(Fatmanovita, 2006) menyebutkan bahwa gaya prioritas konsumen berkaitan dengan keluarga
hidup seseorang berpengaruh pada kebutuhan, dan penggunaan pakaian batik tulis Danar Hadi.
perilakunya dan perilaku pembeliannya. Hal ini akan c. Pendapat (X1.3)
menentukan banyak dari keputusan pembelian Adalah ”jawaban” lisan atau tertulis yang orang
konsumen, yang akan berputar kembali pada gaya berikan sebagai respon terhadap situasi stimulus
hidup konsumen. Dikarenakan seseorang di mana semacam ”pernyataan” diajukan
memandang gaya hidup sebagai pusat dari proses tentang pakaian batik tulis Danar Hadi. Dimensi
konsumsi. yang digunakan adalah menyelidiki pandangan
Lebih lanjut Assael dalam (Fatmanovita, 2006) dan perasaan konsumen tentang batik tulis
Gaya hidup berpengaruh pada pembelian, perubahan Danar Hadi yang berkaitan dengan masalah
kebiasaan, citarasa, perilaku pembelian konsumen. sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya.
Analisis gaya hidup dapat berguna bagi pemasar
2. Keputusan Pembelian (Y) untuk jenis individu maupun rumah tangga
Menurut Kotler (2005:227), keputusan berjumlah 100 hingga 500 orang. Untuk
pembelian dapat didefinisikan sebagai preferensi mengantisipasi apabila terdapat data yang
yang dibentuk oleh konsumen atas merek-merek rusak, maka ditambahkan 10% dari jumlah
yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen sampel minimal yang diambil. Oleh karena
tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli itu, penelitian ini mempergunakan sampel
merek yang paling disukai. Keputusan pembelian sebesar 110 orang.
diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut: c) Menentukan prosedur pengambilan sampel
a. Jumlah pembelian (Y1.1) Teknik pengambilan sampel yang
Adalah berapa banyak konsumen melakukan digunakan adalah non probability
pembelian batik tulis Danar Hadi. Dimensi sampling, dimana dalam desain
yang digunakan adalah berapa banyak pengambilan sampel cara non probabilitas,
konsumen melakukan pembelian batik tulis probabilitas elemen dalam populasi untuk
Danar Hadi. terpilih sebagai subjek sampel tidak
b. Pembelian menurut kebiasaan (Y1.2) diketahui (Sekaran, 2006 : 135). Penarikan
Adalah keterlibatan konsumen dalam membeli sampel dilakukan dengan accidental
pakaian batik tulis Danar Hadi. Dimensi yang sampling, di mana sampel diambil dari
digunakan adalah pembelian pakaian batik tulis siapa saja yang secara kebetulan bertemu
Danar Hadi didasarkan karena konsumen sudah dengan peneliti dan memenuhi
mengetahui produk tersebut dan batik tulis karakteristik populasi di atas, sehingga bisa
Danar Hadi adalah batik yang mereknya sudah dipandang cocok dengan sumber data
terkenal. (Arsyad dan Soeratno, 2003 : 119). Untuk
mengetahui kesesuaian calon responden
E. Populasi dan Sampel dengan karakteristik populasi yang telah
1. Populasi ditentukan di atas, maka dilakukan
Target populasi dalam penelitian ini adalah wawancara terlebih dahulu. Apabila
responden yang telah melakukan pembelian dianggap sesuai, maka calon responden
batik tulis Danar Hadi untuk digunakan sendiri, tersebut dapat dijadikan responden
dengan jumlah populasi infinite artinya jumlah penelitian.
populasi yang diteliti tidak diketahui.
Responden berusia minimal 20 tahun atau F. Uji Validitas dan Reliabilitas
lebih karena dianggap responden dengan 1. Uji Validitas
batasan umur diatas dapat memahami maksud Uji validitas telah dilakukan untuk mengetahui
dari angket dan menilai pernyataan angket apakah alat ukur yang disusun dapat digunakan
dengan baik. Menurut Badan Pusat Statistik untuk mengukur apa yang hendak diukur secara
(dalam Kasali, 2003:157) bahwa usia dewasa di tepat. Uji validitas item pernyataan-peryataan yang
mulai dari umur 20 tahun. terdapat dalam angket dilakukan dengan jalan
2. Sampel mengkorelasikan setiap variabel yang diuji
Prosedur pemilihan sampel yang validitasnya. Jika rhitung > rtabel terjadi validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai nyata dan bersifat positif. Kemudian jika
berikut : probabilitasnya < 0,05 maka item-item pada setiap
a) Mengidentifikasi unit sampel variabel yang digunakan dalam penenlitian
Sampel yang diambil merupakan populasi dinyatakan valid (Ghozali, 2005:53).
spesifik yang relevan dengan tujuan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
penelitian. Populasi target dalam penelitian dapat diketahui bahwa seluruh item pernyataan
ini adalah responden yang pernah membeli memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari rtabel
dan menggunakannya sendiri pakaian batik sebesar 0,195, sehingga disimpulkan bahwa
tulis, maupun yang akan membeli. Berjenis pernyataan-pernyataan pada instrumen penelitian
kelamin wanita (karena target (angket) valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur
respondennya di spesifikkan pada pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian
konsumen wanita) dan berumur 20 tahun pakaian batik tulis Danar Hadi.
atau lebih.
b) Menentukan ukuran sampel 2. Uji Reliabilitas
Jumlah sampel minimal dalam penelitian Uji reliabilitas adalah uji untuk mengukur suatu
ini sebesar 100 responden. Berdasarkan angket yang merupakan indikator dari suatu
pendapat Aaker (1997:12) yang konstruk. Suatu angket dikatakan reliabel atau
menyatakan bahwa ukuran sampel regional handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten. Instrumen yang baik tidak akan Tabel 2 Hasil Uji Normalitas
bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Sehingga Unstandardiz
beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama ed Residual
atau (konsisten). Buchari Alma dalam Ridwan dan N 105
Sunarto (2007:348). Normal Parametersa,b Mean ,1689705
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan Std. Deviation ,12897727
Most Extreme Absolute ,117
untuk mengukur konsistensi internal adalah
Differences Positive ,117
koefisien alfa atau crobanch’s alpha. Suatu alat ukur
Negative -,108
dianggap reliabel apabila nilai Cronbach Alpha >
Kolmogorov-Smirnov Z 1,200
0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut
Asymp. Sig. (2-tailed) ,112
reliabel.
a. Test distribution is Normal.
Tabel 1
b. Calculated from data.
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Ket. b. Uji Heterokedastisitas


Alpha Uji ini bertujuan untuk menguji terjadinya
ketidaksamaan varians dari hasil residual dari
Gaya hidup (X) 0,817 Reliabel satu pengamatan ke pengamatan lain dalam satu
Keputusan 0,656 Reliabel model regresi. Jika varians tersebut tetap, maka
pembelian (Y) disebut homokedastisitas. Regresi dikatakan
Sumber: lampiran terdeteksi gejala heterokedastisitas apabila nilai
koefisiensi korelasi spearman mempunyai
Berdasarkan pada tabel 1 di atas, dapat korelasi yang signifikan (sig < 0,05) terhadap
diketahui besarnya nilai Cronbach Alpha untuk nilai residualnya (Santoso dan Ashari, 2006:301)
variabel gaya hidup (X1), dan keputusan pembelian Untuk menguji apakah model regresi terjadi
(Y1) lebih besar dari 0,60. Sehingga disimpulkan ketidaksamaan varians dari residual pada satu
bahwa pernyataan-pernyataan pada instrumen pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari
penelitian (angket) reliabel dan dapat digunakan residual pada satu pengamatan yang lain adalah
sebagai alat ukur pengaruh gaya hidup terhadap tetap, disebut homoskedastisitas. Berdasarkan
keputusan pembelian pakaian batik tulis Danar hadi. hasil Uji Heteroskedastisitas dengan alat bantu
komputer yang menggunakan Program SPSS for
3. Uji Asumsi Klasik windows diperoleh hasil:
Model regresi yang diperoleh dari metode
kuadrat terkecil biasa (OLS), merupakan model yang Tabel 3
menghasilkan estimator linier tidak bias yang Hasil Uji Heteroskedastisitas
terbaik. BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) a
Coefficients
kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa Unstandardized Standardized
asumsi yang disebut dengan asumsi klasik sebagai Coefficients Coefficients
berikut: Model B Std. Error Beta t Sig.
a. Uji Normalitas 1 (Constant) ,074 ,126 ,586 ,559
x ,023 ,030 ,074 ,758 ,450
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
data dari variabel bebas dan variabel terikat
keduanya memiliki distribusi normal ataukah Sumber: lampiran
tidak. Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan
alat bantu komputer yang menggunakan bantuan Berdasarkan pada tabel 3 di atas
program SPSS for windows. menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas (X)
Berdasarkan pada tabel 2 hasil uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gaya
Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa hidup mempunyai nilai Sig yaitu 0,450 yang nilai
semua variabel memiliki nilai signifikansi asymp. tersebut lebih besar dari 0,05, maka hal ini berarti
signifikansi yang lebih besar dari 5% (0,05). dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan
Sehingga penelitian ini dikatakan berdistribusi variance dari residual satu pengamatan ke
normal. Cara di atas menunjukkan bahwa model pengamatan lainnya atau bebas
regresi linier sederhana pada penelitian ini layak heteroskedastisitas, sehingga variabel bebas (X)
digunakan karena memenuhi asumsi normalitas. tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
Setelah dilakukan uji asumsi klasik tersebut kontribusi pengaruh variabel gaya hidup
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model terhadap keputusan konsumen adalah sebesar
regresi linier dalam penelitian ini bebas dari 69,5% sedangkan sisanya sebesar 30,5%
asumsi dasar (klasik) tersebut, sehingga dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel
pengambilan keputusan melalui uji t yang yang digunakan dalam penelitian ini.
dilakukan dalam penelitian ini tidak bias atau
sesuai dengan tujuan penelitian. H. Teknik Uji Hipotesis
1. Uji t
G. Teknik Analisis Data Pengujian ini dilakukan untuk menguji
1. Regresi Linier Sederhana pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap
Untuk mengetahui pengaruh variabel gaya variabel terikat. Uji t menunjukkan seberapa jauh
hidup (X1) terhadap keputusan pembelian (Y1) batik pengaruh satu variabel bebas secara individual
tulis Danar Hadi, maka digunakan teknik analisis dalam menerangkan variasi variabel terikat. Hasil uji
regresi linier sederhana. Regresi linier sederhana t pada penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel di
dipergunakan untuk sebuah variabel terikat dan satu bawah ini.
buah variabel bebas. Untuk mengukur besarnya
Tabel 5
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dan memprediksi variabel terikat dengan Hasil Uji t
menggunakan variabel bebas (Sarwono, 2005:68).
Koefisien
Perhitungan data dilakukan dengan Variabel thitung Sig
Regresi
menggunakan Statistic Program of Social Science
Konstanta 0,277 - -
(SPSS) for Windows. Hasil uji analisis regresi linier
X 0,944 15,308 0,000
sederhana dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4
Data Koefisien Regresi Linier Sederhana Dari tabel 5 di atas dapat digunakan untuk
Hasil Perhitungan SPSS pengujian hipotesis dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Koefisien
Variabel thitung Sig 1. Merumuskan hipotesis secara statistik
Regresi
Konstanta 0,277 - - Ho : b = 0, Variabel bebas tidak mempunyai
X 0,944 15,308 0,000 pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat.
Ha : b ≠ 0, Variabel bebas mempunyai pengaruh
Sumber: Lampiran yang signifikan terhadap variabel terikat.
2. Menggunakan taraf signifikan sebesar α = 0,05
Dari tabel di atas, maka dapat diperoleh
3. Kriteria pengujian
persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
Apabila nilai Sig. thitung > 0,05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak
Y = 0,277 + 0,944X + e
Apabila nilai Sig.thitung < 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima
Berdasarkan persamaan regresi linier sederhana
4. Dari tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa
di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
thitung untuk variabel gaya hidup (X) adalah
a. Nilai konstanta sebesar 0,277 menyatakan
sebesar 13,041 dan didukung dengan tingkat
bahwa jika gaya hidup sama dengan nol, maka
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 atau 5%. Jadi
keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 0,277.
dapat dikatakan bahwa gaya hidup mempunyai
b. Nilai koefisien regresi variabel gaya hidup (X)
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
adalah sebesar 0,944 artinya apabila gaya hidup
pembelian pakaian batik tulis.
(X) berubah satu satuan, maka variabel
keputusan konsumen (Y) akan berubah sebesar
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
0,944 satuan. Tanda positif pada koefisien
regresi melambangkan hubungan yang searah
I. Pembahasan
antara gaya hidup (X) dengan keputusan
“Pengaruh gaya hidup terhadap keputusan
pembelian (Y) yang artinya kenaikan variabel
pembelian pakaian batik tulis Danar Dadi
gaya hidup (X) akan menyebabkan kenaikan
Diponegoro Surabaya (studi pada konsumen
pula pada variabel keputusan pembelian (Y).
wanita)”.
c. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 69,5%.
Hal ini menunjukkan bahwa besarnya
Dari analisis data yang diketahui bahwa gaya yang bermotif batik khusunya batik tulis danar
hidup mempunyai pengaruh yang signifikan hadi).
terhadap keputusan pembelian sebesar 69,5% c. Pendapat (opinion) yang diukur dengan
(menunjukkan hubungan yang kuat) dan sisanya pernyataan masalah sosial (selalu memakai
sebesar 30,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar pakaian batik tulis danar hadi saat menghadiri
variabel yang digunakan dalam penelitian ini pertemuan dengan keluarga dan rekan kerja),
misalnya faktor internal selain gaya hidup seperti pendidikan (pakaian batik tulis dapat mendidik
usia dan tahap daur-hidup pembeli, jabatan, keadaan generasi muda untuk melestarikan budaya
ekonomi, kepribadian, konsep diri, motivasi, bangsa Indonesia), ekonomi (tidak
persepsi, proses pembelajaran, kepercayaan, dan memperdulikan perubahan harga batik tulis
sikap, faktor lingkungan dan faktor strategi danar hadi, karena menyukainya) dan budaya
pemasaran. Dari hasil uji t juga diketahui bahwa (sekarang pakaian batik tulis telah menjadi
variabel bebas yaitu gaya hidup mempunyai trend berbusana masyarakat Indonesia).
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan Dari pemaparan diatas peneliti membatasi
pembelian. indikator gaya hidup yang dilihat berdasarkan
Selain itu Menurut Irawan dan Wijaya fenomena yang terjadi di lapangan, bahwa indikator
(1996:340) menyatakan bahwa jika gaya hidup akan yang digunakan meliputi; aktifitas (bekerja,
mempunyai dampak besar kepada perilaku komunitas dan belanja), ketertarikan (keluarga dan
pembelian seseorang. Sedangkan menurut Kasali pakaian), pendapat (masalah sosial, ekonomi,
(1998:225) gaya hidup akan mempengaruhi pendidikan dan budaya).
keinginan seseorang untuk berperilaku dan akhirnya Hal senada dikemukakan oleh Rocha (Hsu dan
menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Chang, 2008:148) “emphasized the importance in
Sedangkan Hawkins dan Coney dalam understanding behavioural preferences in fashion
(Fatmanovita, 2006) menyebutkan bahwa gaya and clothing consumption based on physical,
hidup seseorang berpengaruh pada kebutuhan, identity, and lifestyle dimensions in targeting
perilakunya dan perilaku pembeliannya. Hal ini akan consumers” artinya yang menekankan pentingnya
menentukan banyak dari keputusan pembelian mengetahui kecenderungan perilaku konsumen
konsumen, yang akan berputar kembali pada gaya dalam memilih mode pembelian baju berdasarkan
hidup konsumen. Dikarenakan seseorang pada keadaan fisik, identitas, dan dimensi gaya
memandang gaya hidup sebagai pusat dari proses hidup mereka.
konsumsi. Dari hasil observasi, diketahui bahwa
Lebih lanjut Assael dalam (Fatmanovita, 2006) konsumen yang memakai pakaian batik tulis Danar
Gaya hidup berpengaruh pada pembelian, perubahan Hadi sebagian berasal dari kalangan PNS dan
kebiasaan, citarasa, perilaku pembelian konsumen. pegawai swasta yang sudah bekerja, hal ini
Analisis gaya hidup dapat berguna bagi pemasar membuktikan bahwa pakaian batik Danar Hadi,
untuk mengetahui area spesifik dari kehidupan terutama telah diminati oleh sebagian besar kalangan
konsumen, seperti perilaku diluar rumah. Konsumen yang mempunyai penghasilan tetap. Karena dari diri
jarang secara jelas mengetahui peranan gaya hidup mereka sendiri memilih batik dengan tipe batik tulis
dalam keputusan pembeliannya. Namun gaya hidup karena ciri khasnya dan memiliki unsur seni yang
secara berkala menyediakan motivasi dasar dan tinggi didalamnya. Rumitnya pembuatan batik tulis
panduan untuk pembelian tapi tidak secara langsung, membuat batik ini memiliki arti sendiri didalam para
namun secara halus. pengagumnya.
Berdasarkan pemaparan tentang gaya hidup Batik Danar hadi adalah batik yang sudah
yang meliputi aktifitas, minat dan pendapat adalah mempunyai merek terkenal sejak tahun 1967. Batik
seperti berikut: Danar Hadi hadir untuk memperkaya perkembangan
a. Aktifitas (activity) yang diukur dengan seni membatik pada khususnya dan usaha batik di
pernyataan bekerja (memakai pakaian batik Indonesia pada umumnya. Mode / model batik tulis
tulis danar hadi saat bekerja), komunitas (selalu danar hadi yang selalu mengikuti perkembangan
memakai pakaian batik tulis danar hadi dengan jaman. Kesan berpakaian batik terlihat kuno, tetapi
model terbaru dalam komunitas) dan belanja batik Danar Hadi tetap memperhatikan produk
(selalu merencanakan untuk memilih motif output yang berkualitas. Sebagai daya tarik para
batik tulis danar hadi ketika akan membeli pemakai pakaian batik ketika bersosialisasi dengan
pakaian). orang lain. Industri batik tulis Indonesia juga tidak
b. Ketertarikan (interest) yang diukur dengan boleh dibiasakan untuk meniru, sebaliknya harus
pernyataan keluarga (keluarga memiliki selalu terpacu untuk membuat sesuatu yang baru.
ketertarikan khusus terhadap pakaian batik tulis Karena aspek originalitas itu selalu mempunyai
danar hadi) dan pakaian (menyukai pakaian tempat tersendiri di pasar.
Batik tulis Danar Hadi banyak digunakan oleh wanita juga telah memiliki keyakinan bahwa produk
pemakainya terutama untuk bekerja dan berbagai pakaian dari batik Danar Hadi pasti memiliki desain
aktivitas lain. Hal ini membuktikan bahwa batik dan kualitas yang baik. Berdasarkan angket, dari
telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari atau intensitas responden yang telah membeli produk
aktivitas sehari-hari dari para pemakainya. pakaian batik tulis Danar Hadi lebih dari satu kali
Konsumen akhirnya menyadari bahwa kehadiran pembelian. Adanya pengalaman dari keluaga
batik sekarang bukan lagi sebuah hasil budaya sebelumya menggunakan produk pakaian batik tulis
tradisional masyarakat yang dianggap kuno atau Danar Hadi. Batik Danar Hadi memberikan
tabu akan tetapi telah menjadi trend dan mode dalam keyakinan yang positif untuk tetap memilih batik
berpenampilan terutama untuk aktifitas kerja serta Danar Hadi sebagai pilihan yang tepat untuk poduk
karier mereka sehari-hari. pakaian batik. Batik tulis Danar Hadi yang
Wanita sebagai konsumen, menurut (Kasali, mempunyai desain dan produk yang berkualitas,
2003:452-453), Dalam kehidupan ini, wanita adalah dengan begitu batik Danar Hadi tetap memberikan
manajer pembelian untuk bermacam-macam jenis keyakinan yang kuat untuk mereka agar tidak
dan kategori barang dan jasa. Dengan semakin berpindah ke merek lain dan tetap menggunakan
majunya pendidikan wanita, produk-produk yang di produk pakaian batik tulis Danar Hadi sebagai
masa-masa lalu hanya layak ditargetkan untuk pria pilihan utama.
sekarangpun berpotensi besar ditargetkan kepada Dalam beberapa teori di literatur buku dan
kaum wanita. Wanita bukan hanya memerlukan berbagai jurnal asing dan lokal, telah menyebutkan
informasi tentang barang-barang konsumsi sehari- bahwa terdapat hubungan antara gaya hidup dengan
hari, perabotan rumah tangga dan alat-alat keputusan pembelian seseorang. Gaya hidup
kecantikan, melainkan juga produk-produk seperti mempunyai dampak yang utama pada pembelian
otomotif, jasa-jasa perbankan, program-program dan perilaku konsumsi dari konsumen. “dari masa ke
pendidikan, real estate, transportasi udara, masa gaya hidup suatu individu dan kelompok
travel/pariwisata, dan sebagainya. masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun
Adapun produk-produk yang direkomendasikan demikian gaya hidup tidak cepat berubah, sehingga
untuk gaya hidup wanita dewasa masa kini yang pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif
dibutuhkan atau diputuskan oleh kaum wanita permanen” (Setiadi, 2003:148).
Indonesia yang cenderung berpendidikan, Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
berorientasi kepada karir atau keluarga, menghargai Engel et. al (1995:9) yang menyebutkan bahwa
waktu, dan menjaga penampilannya. Produk- produk akan diterima konsumen apabila produk
produknya antara lain adalah fashion (pakaian dan tersebut dipandang sesuai dengan kebutuhan dan
aksesoris bermerek kuat), department store, gaya hidup mereka.
kosmetika, barang-barang konsumsi dan
perlengkapan rumah tangga, elektronik (durables), BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
furniture, jasa-jasa keuangan (termasuk asuransi),
hotel dan pariwisata, telekomunikasi, kendaraan, dan J. Kesimpulan
perlengkapan untuk bekerja. Berdasarkan pembahasan dari hasil analisis data
Konsumen wanita yang digunakan sebagai dapat disimpulkan bahwa:
responden dalam penelitian ini dari kalangan yang 1. Dari analisis dan pembahasan di atas dapat
berlatar belakang dari perguruan tinggi dan diketahui bahwa gaya hidup yang mempunyai
minimum berpendidikan SMA atau SMK dan indikator AIO (activities, interest, and opinion)
sebagian besar sudah memiliki pekerjaan dan berpengaruh yang signifikan terhadap
pengahasilan tetap. Hal ini membuktikan bahwa keputusan pembelian pakaian batik tulis Danar
konsumen memiliki tingkat pendidikan yang tinggi Hadi Diponegoro Surabaya.
apalagi sudah memiliki pekerjaan tentunya memiliki
citarasa dan selera yang tinggi pula, mereka K. Saran
sebagian besar tidak mementingkan harga dalam Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat
proses keputusan pembelian, karena mereka juga disarankan beberapa hal sebagai berikut:
memikirkan apa yang mereka pakai sehari-hari. 1. Pihak pemasar batik Danar Hadi harus lebih
Berdasarkan angket yang disebarkan, memperhatikan lagi masalah kesesuaian produk
menunjukkan responden yang mayoritas wanita yang dijual dengan dengan gaya hidup
(karena studi hanya dibatasi pada konsumen wanita) masyarakat indonesia. Harus bisa membuat
bahwa kaum wanita memang memiliki gaya hidup produk batik yang disukai kaum perempuan
yang tinggi terhadap pakaian maupun assecoris, hal pada saat ini. Dari gaya hidup yang meliputi
ini dikarenakan dalam gaya hidup kaum wanita lebih aktifitas seperti, komunitas; di dalam suatu
mengandalkan naluri dan emosionalnya. Konsumen komunitas Pegawai Negeri Sipil, diwajibkan
setiap hari kamis dan jumat diwajibkan untuk Engel, J.F., R.D.Blackwell and Paul W. Miniard.
menggunakan pakaian batik, minat; pekerjaan: 1990. Consumer Behaviour. Six Edition.
memakai batik pada saat bekerja, baik pegawai USA: The Drydeen Press.
di instansi pemerintahan maupun swasta,
pegawai diwajibkan menggunakan pakaian Engel, James F, dkk. 1992. Perilaku Konsumen.
batik setiap hari kamis dan jumat, pendapat; Edisi Keenam. Jilid 1. Terjemahan oleh F.X.
budaya: pakaian batik dapat mendidik generasi Budiyanto. 1994. Jakarta: Binarupa Aksara.
muda untuk melestarikan budaya bangsa Engel, F.J., dkk., 2001. Consumer Behavior. 9 th
indonesia. Walaupun pakaian batik, tetapi mode edition. Harcourt, Orlando.
(modelnya) tidak ketinggalan zaman sehingga
dapat membuat orang tertarik untuk Fatmanovita, RR Yugi. 2005. “Pengaruh Lifestyle,
membelinya. Self Concept, dan Respon atas Advertising
2. Berdasarkan hasil wawancara pada responden terhadap Brand Preference pada Produk
ditemukan fenomena bahwa responden Wewangian Wanita Merek SHE di Surabaya.
menyukai desain produk batik Danar Hadi, Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya. FE Unair.
dikarenakan desain produk akan lebih
memperlihatkan unsur seni, filsafat, budaya dan Ghozali, Imam.2007. Aplikasi Analisis Multivariate
ciri khas. Oleh karena itu, disarankan kepada dengan Program SPSS.
peneliti selanjutnya untuk meneliti mengenai Semarang: Badan Penerbit Universitas
unsur tentang desain produk, karena dengan Diponegoro.
menambah desain produk pada pakaian batik
tulis, macam corak batik yang ada di outlet Hawkins, Kenneth A. Coney, Roger J.Best.1995,
batik Danar Hadi mengandung nilai seni, Implication for Marketing Strategy. Six
filsafat, budaya, dan ciri khas akan bertambah. Edition. USA: Irwin, Inc.
Desain pakaian batik tulis Danar Hadi yang
selalu identik dengan motif klasik dan Irawan, Handi. 2009. 10 karakteristik gaya hidup
dikerjakan secara tradisional harus lebih konsumen Indonesia (online).
diperhatikan dan dipertahankan, karena desain (www.handiirawan.com, diakses 6
merupakan faktor penting bagi produk pakaian November 2009).
batik dan mempunyai nilai seni, filsafat, budaya
Irawan dan Wijaya, Faried. 1996. Pemasaran 2000.
dan ciri khas yang menggambarkan suatu batik.
Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-
Proses pewarnaan batik tulis Danar Hadi
Yogyakarta.
dengan pewarna alami merupakan nilai lebih
dari pakaian batik tulis Danar Hadi dan harus Kartajaya, Hermawan, dkk. 2005. Marketing in
tetap dipertahankan di tengah banyak Venus The Garuda Indonesia Story. Jakarta:
munculnya pakaian batik dengan pewarna MarkPlus&Co.
buatan, karena dengan menggunakan pewarna
alami maka akan menghasilkan kombinasi Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia:
warna-warna yang unik dan menarik serta aman Segmentasi, Targeting, dan Positioning.
digunakan bagi konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi
DAFTAR PUSTAKA Kesebelas. Jilid 1. Terjemahan oleh Benyamin
Aaker, David A. 1997. Managing Brand Equity: Molan. 2005. Jakarta : Indeks.
Capitalizing on The Value of A Brand Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2006.
Name. Alih bahasa: Aris Ananda. Jakarta: Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua belas.
Mitra Utama. Jilid 1. Terjemahan oleh Benyamin Molan.
2007. Jakarta: Indeks.
Assael, Henry. 1992. Marketing Principle and
Strategy. Second Edition. New York: The Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-
Drydeen Press. prinsip pemasaran. Edisi Kedua belas. Jilid 1.
Terjemahan oleh Bob Sabran, M.M. 2006.
BPS Provinsi Jawa Timur. 2009. Survei Penduduk Jakarta: Erlangga.
Kota Surabaya Tahun 2009. Surabaya: BPS
Provinsi Jawa Timur. Lu Hsu, Jane and Kai-Ming Chang. 2008. Purchase
of clothing and its linkage to family
communication and lifestyles among young
adults. Journal of Fashion Marketing and
Management (online). Vol. 12 No. 2, 2008pp. Semuel, Hatane. 2007. Perilaku dan Keputusan
147-163. (http//www.emeraldinsight.com, Pembelian Konsumen Restoran melalui
diakses 20 Desember 2010). Stimulus 50% Discount di Surabaya. Jurnal
Manajemen Pemasaran (online), Vol. 2,
Malhotra, Naresh K. 2004. Riset Pemasaran No. 2, Oktober 2007: 73-80.
Pendekatan Terapan. Edisi Keempat. Jilid 1. (http://puslit.petra.ac.id, diakses 10 Oktober
Terjemahan oleh Soleh Rusyadi Maryam. 2009).
2009. Jakarta: PT Indeks.
Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen:
Malhotra, Naresh K. 2004. Riset Pemasaran Konsep dan Implikasi Untuk Strategi
Pendekatan Terapan. Edisi Keempat. Jilid 2. Penelitian Pemasaran. Edisi I. Jakarta:
Terjemahan oleh Soleh Rusyadi Maryam. Prenada Media.
2005. Jakarta: PT Indeks Kelompok Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku
Gramedia. Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2002. Perilaku Utama.
Konsumen. Edisi Revisi. Bandung: PT. Refika Sondang, Yohanes Kunto dan Peter Remy. 2006.
Aditama. Segmentasi Gaya |Hidup Pada Mahasiswa
Program Studi Pemasaran Universitas
Mowen, John C. 1987. Consumer Behaviour. New Kristen Petra. Jurnal Manajemen
York: Macmillan. Pemasaran (online). Vol. 1, No. 1, April
Mowen, John. C dan Minor, Michael. 2001. 2006: 13-21. (http://puslit.petra.ac.id,
Perilaku Konsumen. Edisi Kelima. Jilid 1. diakses 6 November 2009).
Terjemahan oleh Lina Salim. 2002. Jakarta: Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis
PT Penerbit Erlangga. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Munoto, dkk. 2006. Panduan Penulisan dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta
Penilaian Skripsi. Surabaya: Unesa University Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku
Press. Konsumen. Bogor: PT.Ghalia Indonesia.
Plumer, Joseph. 1974. “The Concept and
Application of Life Style Segmentation” dalam Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan
Journal of Marketing, 38 (January) hal33-37. Komunikasi Pemasaran. Bandung: Rosda.

Riduwan, dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistik Solomon, Michael. 1994. Consumer Behaviour.
Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Second Edition. USA: Allyn and Baccon.
Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Souiden, Nizar dan Diagne, Mariam. 2009.
Alfabeta. Canadian and French Men’s Consumption of
Sachari, Agus. 2007. Budaya Visual Indonesia. Cosmetics: A Comparison of Their Attitudes
Jakarta: Erlangga. and Motivations. Journal of Consumer
Marketing, (Online), Vol. 26. No. 2,
Santoso, Singgih dan Tjiptono, Fandy. 2001. Riset (http//www.emeraldinsight.com, diakses 25
Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan Oktober 2009).
SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Copyright @ PT. Batik Danar Hadi, 5 April 2010
Sarwono, Jonathan. 2005. Teori dan Praktik Riset http://id.wikipedia.org/wiki/Batik, diakses 5 Oktober
Pemasaran dengan SPSS. Yogyakarta: CV. 2009
Andi Offset.
http://www.wordPress.com, diakses 20 November
Schiffman, Leon G and Leslie L. Kanuk. 2000. 2009
Consumer Behaviour. Seven Edition. USA: Prentice
Hall International, Inc. http://www.SwaBerita.com, diakses 10 November
2010
Schiffman, l.G., & Leslie L.K., 2004. Consumer
Behavior. 8th edition. Prentice Hall, New
Jersey.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For
Business. Edisi Empat. Jilid 1 dan 2.
Jakarta: Salemba Empat.

You might also like