You are on page 1of 16

Pengertian

•Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam

melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut


keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik
ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.

•Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber


penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi

Sikap Profesional Keguruan adalah


sikap seorang guru dalam
menjalankan pekerjaannya yang
mencakup keahlian, kemahiran, dan
kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi
keguruan.

Sikap terhadap peratuan


perundang-undangan

Pada butir sembilan Kode Etik Guru Indonsia


disebutkan bahwa : ”Guru melaksanakan
segala kebijaksanaan Pemerintah dalam
bidang pendidikan.” (PGRI,1973).

Setiap guru di Indonesia wajib tunduk dan taat


terhadap kebijaksanaan dan peraturan yang
ditetapkan dalam bidang pendidikan, baik yang
dikeluarkan oleh Depdikbud maupun departemen
lainnya yang berwenang mengatur pendidikan.
Kode Etik Guru Indonesia memiliki peranan penting
agar hal ini dapat terlaksana.

Sikap terhadap teman


sejawat

Dalam ayat 7 kode etik gutu


disebutkan bahwa guru memelihara
hubungan seprofesi, semangat
kekeluargaan, dan kesetiakawanan
social. Itu berarti guru hendaknya
kerja dan hendanya menciptakan
dan memelihara semangat
kekeluargaan didalam maupun diluar
sekolah.

Sikap terhadap anak didik

Tugas guru adalah berbakti membimbing


peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
Tujuan pendidikan nasional dengan jelas
dapat dibaca dalam UU No. 2/2989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yakni membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa
Pancasila.

Sikap terhadap tempat kerja

Suasana yang harmonis disekolah


tidak akan terjadi bila personal yang
terlibat didalamnya tidak menjalin
hubungan yang baik diantara
sesamanya. Penciptaan suasana
kerja menantang harus dilengkapi
denagn terjalinnya hubungan yang
baik denagn orang tua dan
masyarakat sekitarnya

Sikap terhadap pemimpin

Dalam kerja sama yang dituntut pemimpin


tersebut diberikan berupaya tuntutan akan
kepatuhan dalam melaksanakan arahan dan
petunjuk yang diberikan mereka. Kerja sama juga
dapat diberikan dalam bentuk usulan dan kritis
yang membangun demi pencapaian tujuan yang
telah digariskan bahwa sikap seorang guru
terhadap pemimpin harus positif, dalam
pengertian harus bekerja sama dalam
menyukseskan program yang sudah disepakati,
baik di sekolah maupun diluar sekolah.
Sikap terhadap pekerjaan

Kode etik 6 dituntut guru baik secara


pribadi maupun secara kelompok untuk
meningkatkan mutu pribadi maupun
kelompok untuk selalu meningkatkan mutu
dan martabat profesinya. Profesi guru
berhubungan denagn anak didik yang
mempunyai persamaandan perbedaan
yang melayaninya harus memerlukan
kesabaran dan ketelatenan yang tinggi,
terutama bila berhubungan denagn
peserta didik yang masih kecil.

Pengembangan Sikap
Profesional
1. Pengembangan sikap selama
pendidikan prajabatan
2. Pengembangan sikap selama dalam
jabatan
Pengembangan sikap selama
pendidikan prajabatan

Calon guru dididik dalam berbagai


pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang diperlukan dalam
pekerjaannya nanti. Merupakan
pendidikan persiapan mahasiswa
ntuk meniti karir dalam bidang
pendiikan dan pengajaran.

Pengembangan sikap selama


dalam jabatan

Pengembanagn sikap professional


tidak berhenti apabila calon guru
selesai mendapatkan pedidikan
prajabatan. Banyak usaha yang dapat
dilakukan dengan cara formal melalui
kegiatan mengikuti penataran,
lokakarya, seminar, atau kegitan
ilmiah lainnya
Faktor penyebab
rendahnya profesionalisme
guru

1. Masih banyak guru yang tidak menekuni


profesinya secara total,
2. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap
norma dan etika profesi keguruan,

3. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan


keguruan masih setengah hati dari pengambilan
kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti
dari masih belum mantapnya kelembagaan
pencetak tenaga keguruan dan kependidikan,

Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang


proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru,

2. Masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi


yang berupaya secara makssimal meningkatkan
profesionalisme anggotanya. Kecenderungan PGRI bersifat
politis memang tidak bisa disalahkan, terutama untuk
menjadi pressure group agar dapat meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Namun demikian di masa
mendatang PGRI sepantasnya mulai mengupayakan
profesionalisme para anggotanya. Dengan melihat adanya
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
profesionalisme guru, pemerintah berupaya untuk mencari
alternatif untuk meningkatkan profesi guru.

KONSEP PROFESI KEPENDIDIKAN DAN SIKAP PROFESIONAL


2.1 Pengertian profesi, sikap, profesional, dan kependidikan
Pengertian profesi adalah pekerjaan yang melayani masyarakat, memerlukan bidang ilmu dan
keterampilan tertentu, memerlukan pelatihan khusus, mempunyai kode etik, mempunyai komitmen
terhadap jabatan dan klien, mempunyai asosiasi profesi.
Pengertian profesi keguruan yaitu
Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
Jabatan yang memerlukan prinsip professional yang lama(bandingkan dengan pekerjaan yang
menngnakan latihan umum)
Jabatan yang memerlukan ‘latihan dalam jabatan ‘ yang bersinambungan
Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanent
Jabatan yang mementukan baku (standarnya) sendiri
Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin kuat dan erat
A. Jabatan yan melibatkan kegiatan intelektual
Jelas sekali bahwa jabatan guru memenyuhi kriteria ini, karena mengajar melibatkan upaya-upaya yang
sangat didominasi kegiatan intektual. Bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan anggota professional ini
adalah dasar bagi persiapan semua kegiatan

professional lainnya oleh sebab itu, mengajar sering kali disebut


sebagi ibu dari segala profesi (Stinnett dan Huggett, 1963)
B. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
Semua jabatan mempunyai monopoli pemgetahuan yang memisahkan
pengetahuan yang memeisahkan anggota mereka dengan orang awam, dan
memungkinkan mereka mengadakan pengawasan tentang jabatannya.
Anggota-anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang membangun
keahlian mereka dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan,
amatiran yang tidak terdidik, dan kelompok tertentu yang ining mencari
keuntungan. Terdapat beberapa pendapat tentang apakah criteria ini
dapt terpenuhi. Mereka yang bergerak dalam dunia pendidikan menyatakn
bahwa mengajar telah mengembangkan secara jelas bidang khusus yang
sangat penting dalam mempersiapkan guru yang berwenang. Dan sebagian
mengatakan mengajar belum memiliki batang tubuh yang khusus.
C. Jabatan yang memerlukan persiaapan professional yang lama
Persiapan professional yang yang cukup lama perlu untuk mendidik guru
yang berwenang. Konsep ini menjelaskan keharusan memnuhi kurikulum
perguruan tinggi, yang terdiri dari pendidikan umum, professional dan
khusus sekurang-kurangnya empat tahun bagi guru pemula.
D. Jabatan yang memerlukan ‘latihan dalam jabatan ‘ yang bersinambungan
Jabatan guru cenderung menunjukan bukti yang kuat sebagai jabatabn
professional, sebab hampir tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan
latihan profesional, baik yang mendpatkan penghargaan kredit maupun
tanpa kredit. Malahan pada saat sekarang bermacam-macam pendidikan
professional tambahan diikuti guru-guru dalam menyeratakan dirinya dan
kualifikasi yang telah diterpakan.
E. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanent
Diluar negeri barang kali syarat jabatan guru sebagai karier permanen
merupakantitik yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah
jabatan professional. Banyak guru baru yang hanya bertahan selama satu
atau dua tahun saja pada profesi mengajar, setelah itu mereka pindah
kerja kebidang lain, yang lebih menjanjikan bayaran yang lebih tinggi.
Untunglah di Indonesia kelihatannya tidak begitu banyak guru yang
berpindah ke bidang lain, walaupun bukan berarti pula bahwa jabatab
guru di Indonesia mempunyai pendapatan yang tinggi. Alasannya mungkin
karena lapangan kerja dan sistem pindah jabatan yang agak sulit.
Dengan demikian criteria ini dapat dipenuhi oleh jabatan guru di
Indonesia.
F. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri
Karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk
jabatan guru ini sering tidak diciptakan oleh angota profesi sendiri,
terutama di Negara kita. Baku jabatan guru masih sangat banyak diatur
oleh pihak pemerintah, atau pihak lain yang menggunakan tenaga guru
tersebut seperti yayasan pendidikan swasta.

G. Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi


Jabatan mengjar adalah jabatan yang mempunyai nilai social yang
tinggi, tidak perlu diragukan lagi. Guru yang baik akan sangat
berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga
Negara masa depan.
H. Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin ku
Semua profesi yang dikanal mampunyai organisasi professional yang kuat
untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Dalam
beberapa hal, jabatan guru telah memenuhi kriteria ini dan dalam hal
lain belum dapat dicapai. Di Indonesia relah ada Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru mulai dari
guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan atas, dan ada pula
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonasia (ISPI) yang mewadahi seluruh
sajana pendidikan. Di samsing itu, juga telah ada kelompok guru mata
pelajaran sejenis, baik pada tingkat daerah maupun nasional., namun
belun terkait secara baik dengan PGRI. Harus dicarikan usaha yang
sungguh-sungguh agar kelompok-kelompok guru mata pelajaran sejenis itu
tidak dihilangkan, tetapi dirungkul ke dalam pengakuan PGRI sehingga
merupakan jalinan yang amat rapi dari suatu profesi yang baik.
Thursthoen dalam Walgito (1990: 108) menjelaskan bahwa, sikap adalah gambaran kepribadian
seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu
objek.
Sikap dan perilaku guru yang profesional adalah mampu menjadi teladan bagi para peserta didik,
mampu mengembangkan kompetensi dalam dirinya, dan mampu mengembangkan potensi para peserta
didik.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen pasal 1.4).
Pengertian kependidikan dibatasi oleh beberapa batasan:
1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
Sebagai transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu
generasi ke generasi yang lain.
2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagi proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan
sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk
membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik
4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik
sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.

2.2 Ciri-ciri profesi, yaitu adanya:


1. standar unjuk kerja;
2. lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan standar kualitas
akademik yang bertanggung jawab;
3. organisasi profesi;
4. etika dan kode etik profesi;
5. sistem imbalan;
6. pengakuan masyarakat.
7. Seorang profesional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaannya
2.3 Syarat Profesi
1. Punya landasan Ilmu Pengetahuan
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu dan sesuai bidang profesi
3. Pendidikan tinggi
4. Peka terhadap kondisi di masyarakat
5. Altuisme adalah Punya kepedulian akan kebutuhan orang lain.
6. Pengembangan dengan dinamika kehidupan
Pengembangan profesionalisme guru sebagai profesi dan profesional, telah menjadi kajian akademik
para ahli. Persoalannya, seringkali adanya ketidaksesuaian antara harapan konsep dengan konsistensi
praksis. Implikasinya, di lapangan dirasakan sebagai sesuatu hal yang baru.
Webster’s New World Dictionary mendefinsikan profesi sebagai “Suatu pekerjaan yang meminta
pendidikan tinggi dalam liberal art atau science dan biasanya meliputi pekerjan mental, bukan pekerjaan
manual”.
Good’s Dictionary of education mendefinisikan sebagai “suatu pekerjaan yang meminta persiapan
spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi dan dikuasai oleh suatu kode etik khusus”.
Greewood (Kuswana,WS, 1995) mengemukakan esensial profesi adalah:
• Suatu dasar teori sistematis
• Kewenangan (autoruty) yang diakui oleh klien
• Sanksi dalam pengakuan masyarakat atas kewenangan ini
• Kode etik yang mengatur hubungan dari orang-orang profesional dengan klien dan teman sejawat
• Kebudayaan profesi yang terdiri atas nilai-nilai norma-norma dan simbol-simbol profesi lainnya.
Profesionalisasi dan profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang
menuntut bermacam ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang makin lama
makin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang masih banyak diperbicangkan baik di
kalangan pendidikan maupun di luar pendidikan.
Kendatipun berbagai pandangan tentang masalah tersebut telah banyak dikemukakan oleh para pakar
pendidikan, namun satu hal sudah pasti, bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga
pendidikan guru yang khusus berfungsi mempersiapkan tenaga guru yang terdidik dan terlatih dengan
baik. Implikasi dari gagasan tersebut ialah perlunya dikembangkan program pendidikan guru yang serasi
dan memudahkan pembentukan guru yang berkualifikasi professional serta dapat dilaksanakan secara
efisien dalam kondisi social cultural masyarakat Indonesia.
Apakah pekerjaan guru dapat sebagai suatu profesi. Bahwa pekerjaan kependidikan baukan suatu
profesi tersendiri. Bahwa setiap orang dapat menjadi guru asalkan telah mengalamijenjang pendidikan
tertentu ditambah dengan sedikit pengalaman mengajar. Karena itu seorang dapat mengajar di TK
sampai dengan perguruan tinggi jika dia telah mengalami pendidikan tersebut dan telah memiliki
pengalaman mengajar di kelas. Selain itu, ada beberapa bukti bahwa pendidikan dapat saja berhasil
walaupun pengajarnya tidak pernah belajar ilmu pendidikan dan keguruan.
Banyak orang tua seperti pedagang, petani, dsb yang telah mendidik anak-anak mereka yang berhasil,
padahal dia sendiri tidak pernah mengikuti pendidikan guru dan mempelajari ilmu mengajar. Sebalikinya
tidak sedikit guru atau tenaga kependidikan lainnya atau sarjana pendidikan yang tidak berhasil
mendidik anaknya, bahkan justru sebaliknya, menjadi anak tergolong gagal. Jadi, kendatipun seorang
telah dididik menjadi guru, namun belum menjadi jaminan bahwa anaknya akan terdidik baik.
Salah satu kewenangan guru adalah berhadapan dengan klien (siswa), yang harus memiliki kemampuan
dan memiliki standar, dengan prinsif mandiri (otonom) atas keilmuannya. Uraian tersebut, memberikan
penguatan bahwa profesi guru perlu adanya kekuatan pengakuan formal melalui tiga tahap; yakni;
sertifikasi; regristrasi dan lisensi.
Sertifikasi adalah pemberian sertifikat yang menunjukkan kewenangan seseorang anggota seperti ijasah
tertentu.
Regritasi mengacu kepada suatu pengaturan di mana anngota diharuskan terdaptar namanya pada
suatu badan atau lembaga.
Adapun lisensi adalah suatu pengaturan yang menetapkan seseorang memperoleh izin dari yang
berwajib untuk menjalankan pekerjaanya.
Lingkungan profesi, harus membentuk perilaku kooperatif dan saling mendukung dan menghindari
kompetisi yang a-moral. Hubungan bersifat kolegial dan konsultaif. Selain itu kebudayaan profesi terdiri
atas nilai-nilai, norma-norma, simbol-simbol dan konsep karier, nilai sosial dari sekelompok profesional
adalah jasanya adalah kebajikan sosial atau kesehateraan masyarakat.
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang berpendapat
bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan
karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan
tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru (SK
Menpan No. 26/1989).
Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya profesi guru.
Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi profesional, personal dan sosial.
2.4 Peran dan Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh yang bertujuan
membentuk manusia sesuai cita-cita bangsa. Pembangunan tak mungkin berhasil jika tidak melibatkan
manusianya sebagai pelaku dan sekaligus sebagai tujuan pembangunan.
Untuk mensukseskan perlu ditata suatu system pendidikan yang relevan. Sistem pendidikan ini
dirancang dan dilaksanakan oleh orang ahli dalam bidangnya. Tanpa keahlian yang memadai yang
ditandai oleh kompetensi yang menjadi persyaratan, maka pendidikan sulit berhasil.
Pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua “profesi” yang sangat berkaitan erat dengan dunia
pendidikan, sekalipun lingkup keduanya berbeda. Hal ini dapat dilihat dari pengertian keduanya yang
tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-
undang tersebut dinyatakan bahwa Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Sementara Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari definisi di atas jelas
bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup “profesi” yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya
tenaga pendidik. Pustakawan, staf administrasi, staf pusat sumber belajar.
Kepala sekolah adalah diantara kelompok “profesi” yang masuk dalam kategori sebagai tenaga
kependidikan. Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan
tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses
yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu
disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya,
adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi
Pendidik (guru) yang akan berhadapan langsung dengan para peserta didik, namun ia tetap memerlukan
dukungan dari para tenaga kependidikan lainnya, sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik. Karena pendidik akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya apabila berada dalam
konteks yang hampa, tidak ada aturan yang jelas, tidak didukung sarana prasarana yang memadai, tidak
dilengkapi dengan pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber belajar lain yang mendukung.
Karena itulah pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dan posisi yang sama penting dalam
konteks penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran).
Hal ini telah dipertegas dalam Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang menyatakan
bahwa (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, dan (2)
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Mencermati tugas yang digariskan oleh Undang-undang di atas khususnya untuk pendidik dan tenaga
kependidikan di satuan pendidikan sekolah, jelas bahwa ujung dari pelaksaan tugas adalah terjadinya
suatu proses pembelajaran yang berhasil.
Segala aktifitas yang dilakukan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan harus mengarah pada
keberhasilan pembelajaran yang dialami oleh para peserta didiknya. Berbagai bentuk pelayanan
administrasi yang dilakukan oleh para administratur dilaksanakan dalam rangka menunjang kelancaran
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru; proses pengelolaan dan pengembangan serta
pelayanan-pelayanan teknis lainnya yang dilakukan oleh para manajer sekolah juga harus mendorong
terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas dan efektif. Lebih lagi para pendidik (guru), mereka
harus mampu merancang dan melaksanakan proses pembelajaran dengan melibatkan berbagai
komponen yang akan terlibat dalamnya.

Ruang lingkup tugas yang luas menuntut para pendidik dan tenaga kependidikan untuk mampu
melaksanakan aktifitasnya secara sistematis dan sistemik. Karena itu tidak heran kalau ada tuntutan
akan kompetensi yang jelas dan tegas yang dipersyaratkan bagi para pendidik, semata-mata agar
mereka mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Guru sebagai Profesi
Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang
menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Suatu profesi tidak bisa di lakukan oleh sembarang
orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan
(vocational), yang kemudian berkembang makin matang serta ditunjang oleh tiga hal: keahlian,
komitmen, dan keterampilan, yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang di tengahnya terletak
profesionalisme.
Senada dengan itu, secara implisit, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan, bahwa guru adalah : tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi (pasal 39 ayat 1).
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Dedi Supriadi (1999), profesi
kependidikan dan/atau keguruan dapat disebut sebagai profesi yang sedang tumbuh (emerging
profession) yang tingkat kematangannya belum sampai pada apa yang telah dicapai oleh profesi-profesi
tua (old profession) seperti: kedokteran, hukum, notaris, farmakologi, dan arsitektur. Selama ini, di
Indonesia, seorang sarjana pendidikan atau sarjana lainnya yang bertugas di institusi pendidikan dapat
mengajar mata pelajaran apa saja, sesuai kebutuhan/kekosongan/kekurangan guru mata pelajaran di
sekolah itu, cukup dengan “surat tugas” dari kepala sekolah.
Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab lemahnya profesi guru di Indonesia. Adapun kelemahan-
kelemahan lainnya yang terdapat dalam profesi keguruan di Indonesia, antara lain berupa:
(1) Masih rendahnya kualifikasi pendidikan guru dan tenaga kependidikan;
(2) Sistem pendidikan dan tenaga kependidikan yang belum terpadu;
(3) Organisasi profesi yang rapuh; serta
(4) Sistem imbalan dan penghargaan yang kurang memadai.
2.5 Latar Belakang Profesi Keguruan
Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini meningkat dengan
adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk menghasilkan guru yang profesional.
Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan
profesi guru belum dikatakan penuh, namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan
penghasilan guru, pengakuan profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga
pendidikan yang menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta Mengajar.
Organisasi profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk meningkatkan
profesionalitas para anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di
Indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis
2.6 Ruang Lingkup Profesi Keguruan
Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas
(1) layanan administrasi pendidikan;
2) layanan instruksional; dan
(3) layanan bantuan, yang ketiganya berupaya untuk meningkatkan perkembangan siswa secara
optimal.
Ruang lingkup profesi guru dapat pula dibagi ke dalam dua gugus yaitu gugus pengetahuan dan
penguasaan teknik dasar profesional dan gugus kemampuan profesional. Selain dilihat ruang lingkup
profesi guru kita juga harus melihat kompetensi kepribadian merupakan sejumlah kompetensi yang
berhubungan dengan kemampuan pribadi dengan segala karakteristik yang mendukung terhadap
pelaksanaan tugas guru.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik jelas telah dirumuskan dalam pasal 24 ayat
(1), (4), dan (5) PP No. 19 tahun 2005 tentang Standard Nasional Pendidikan. Dalam PP tersebut
dinyatakan bahwa pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi Sosial Guru
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang dibawa guru dalam
masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap
guru pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan
di daerah tempat guru tinggal.
Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru, antara lain berikut ini.
1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua Peserta didik.
2. Bersikap simpatik.
3. Dapat bekerja sama dengan BP3.
4. Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan.
5. Memahami Dunia sekitarnya (Lingkungan).
2.7 Komponen-komponen Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang
menuntut berbagai keahlian di bidang pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan
kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi
yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan PBM dan mempunyai keterampilan dalam teknik
mengajar.
Setiap guru harus memiliki kompetensi professional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi
kemasayarakatan. Dengan demikian barulah dia memiliki kewenangan mengajarnya untuk mana perlu
diberikan imbalan secara wajar sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Dengan demikian seorang calon guru
sudah seharusnya telah menempuh program pendidikan guru dalam suatu lembaga pendidikan guru
tertentu.

Beberapa komponen kompetensi profesional guru adalah berikut ini.


1. Penguasaan bahan pelajaran Beserta konsep-konsep.
2. Pengelolaan program belajar-mengajar.
3. Pengelolaan kelas.
4. Pengelolaan dan penggunaan media serta sumber belajar.
5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6. Kemampuan menilai prestasi belajar-mengajar.
7. Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan di sekolah.
8. Menguasai metode berpikir.
9. Meningkatkan kemampuan dan menjalankan misi profesional.
10. Memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik.
Selain kompetensi profesional guru. Seorang guru dapat menggambarkan tingkah laku sebagai berikut :
Identitas��
Seorang guru mempunyai kemampuan menerima norma-norma profesi yang berlaku di lingkungan
masyarakat ilmiah
Etika��
Seorang guru mempunyai kemampuan penghayatan terhadap etika dan budaya kerja di lingkungannya
Carrer marketability��
Seorang guru harus mampu memenuhi kebutuhan layanan pendidikan sesuai dengan konsentrasi
keahliannya

Scholary concern for improverment��


Seorang guru harus mampu memahami kebutuhan pendidikan lanjut atau pasar kerja dan
mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan Iptek
Motivasi , kreativitas dan inovasi��
Seorang guru harus mempunyai motivasi dan kreativitas diri untuk belajar dan memperbaiki
pengetahuan dan keterampilannya.
Kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah Kompotensi profesional, kompetensi pada bidang
substansi atau bidang studi, kompetensi bidang pembelajaran, metode pembelajaran, sistem penilaian,
pendidikan nilai dan bimbingan. Kompetensi sosial, kompetensi pada bidang hubungan dan pelayanan,
pengabdian masyarakat. Kompetensi personal, kompetensi nilai yang dibangun melalui perilaku yang
dilakukan guru, memiliki pribadi dan penampilan yang menarik, mengesankan serta guru yang gaul dan
”funky.” Guru terpanggil untuk bersedia belajar bagaimana mengajar dengan baik dan menyenangkan
peserta didik dan terpanggil untuk menemukan cara belajar yang tepat. Katakan saja, menjadi guru
bukan hanya suatu profesi yang ditentukan melalui uji kompentensi dan sertifikasi saja, tetapi
menyangkut dengan hati, artinya sejak semula mereka sudah bercita-cita menjadi guru, guru yang
mengenal dirinya, dan sebagai panggilan tugas kemanusian yang muliah yang diikuti dengan
penghargaan yang profesional pula
Seorang guru juga harus memiliki kemampuan sosial dan personal. Kemampuan sosial, yaitu
kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar. Sementara kemampuan
personal mencakup:
Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan
situasi pendidikan;
Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dimiliki guru; dan
Penampilan untuk menjadikan dirinya sebagai anutan dan teladan para siswanya.
Di samping itu, guru harus mampu memerankan fungsi sosial kultur guru, yaitu sebagai komunikator.
Menyediakan sumber informasi, menjaring informasi, mengolah informasi, dan menyampaikannya
kepada siswa sehingga mereka memahami isi dan maksud informasi tersebut. Kedua, guru sebagai
inovator, yaitu melakukan seleksi informasi bukan saja didasarkan nilai informasi generasi yang lampau,
juga pada kemungkinan relevansi dan nilainya bagi generasi yang sedang tumbuh. Dalam hal ini, seorang
pendidik harus memasukkan aspek masa depan tatkala menyeleksi informasi tersebut. Ketiga, guru
sebagai emansipator, yaitu membantu membawa individu atau kelompok ke tingkat perkembangan
kepribadian lebih tinggi, dalam hal sikap ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan
mereka dapat berdiri sendiri dan membantu sesamanya.
Dengan sejumlah kompetensi dan profesi keguruan di atas, seorang guru diharapkan mampu memiliki
sikap: Di depan menjadi teladan, di tengah membangun karsa, membangkitkan semangat dan
kreativitas, serta di belakang memberi memotivasi, mengawasi, dan mengayomi.
Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi
pendidikan, maka peningkatan profesionalisme guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu
pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru, melainkan oleh mutu masukan (siswa), sarana
manajemen, dan faktor-faktor eksternal lainnya. Akan tetapi seberapa banyak siswa mengalami
kemajuan dalam belajarnya, banyak tergantung kepada kepiawaian guru dalam membelajarkan siswa.
Masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi lainnya adalah kompetensi kepribadian, dan
kompetensi kemasyarakatan. Secara teoritis ketiga jenis kompetensi tersebut dapat dipisahkan satu
sama lain, akan tetapi secara praktis sesungguhnya ketiga jenis kompetensi tidak mungkin dipisah-
pisahkan.
Diantara ketiga kompetensi itu saling menjalin secara terpadu dalam diri guru. Tegasnya seorang guru
yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu pula melaksanakan
social adjusment dalam masyarakat.
Apa yang dimaksud dengan guru profesional paling tidak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
mempunyai komitmen pada proses belajar siswa;
menguasai secara mendalam materi pelajaran dan cara mengajarkannya;
mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya;
merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya yang memungkinkan mereka
untuk selalu meningkatkan profesionalismenya.
Namun realitas menunjukkan bahwa kualitas guru belum sebagaimana yang diharapkan. Berbagai usaha
yang serius dan sungguh-sungguh serta terencana harus secara terus menerus dilakukan dalam
pengembangan kualitas guru.
Untuk menjadi seorang guru yang profesional tidaklah gampang, ada syarat yang harus dipenuhi
diantaranya:
Harus memiliki bakat sebagai seorang guru
Bakat ini dapat berupa bawaan atau alami dan ada yang dibentuk dengan melalui proses pendidikan,
pelatihan dan mendapatkan dari media-media yang lain yang menunjang terhadap pekerjaannya nanti.
Harus memiliki keahlian sebagai guru
Keahlian ini diantaranya ilmu retorika dan ilmu memahami orang lain. Dalam menyampaikan maksud
dan keinginan tentu perlu menguasai cara yang efektif dalam menyampaikan informasi, sehingga apa
yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain.
Memiliki kepribadian yang baik dan memiliki integrasi
Seorang guru harus memiliki jiwa yang baik dan memiliki kepercayaan diri yangbesar. Dalam tugasnya
nanti seorang guru akan dijadikan contoh dan barometer cap sebagai orang yang baik.
Memiliki mental yang sehat
Seorang guru dalam menjalankan tugasnya dibutuhkan mental yang sehat dan kuat. Dengan demikian
proses belajar mengajar akan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang sehat pula.
Berbadan sehat
Tentu dalam menjalankan tugas, seorang guru harus memiliki tubuh yang sehat karena dalam mengjar
tidak hanya membutuhkan tenaga pikiran tapi tenaga ketahanan tubuh.

Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luar


Seorang guru layaknya adalah seorang pemikir yang terus berusaha untuk membawa kehidupan para
murid pada kehidupan yang lebih baik lagi. Sehingga wawasan yang luas sangat dibutuhkan.
Guru adalah manusia berjiwa pancasila
Sebagai panutan, guru mengemban misi yang sangat berat. Di kehidupan masyarakat sebagai
pembimbing dan kehidupan sekolahan sebagai panutan para murid. Oleh sebab itu guru wajib berjiwa
pancasila.
Guru adalah seorang warga negara yang baik
Guru dalam kehidupan sebagai panutan tentu harus menyampaikan dan mengajarkan hal yang baik-
baik. Di masyarakat menjadi pembimbing dan mengikuti aturan-aturan yang ada dalam masyarakat.
Guru seorang pendidik profesioanal mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat
menunjukan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan bagi masyarakat
sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari,
apakah memang ada yang patut untuk diteladani atau tidak.
Sudah jelas bahwa pekerjaan guru harus dilakukan oleh orang yang bertugas selaku guru, bahwa
pekerjaan guru adalah pekerjaan yang penuh pengabdian masyarakat dan bahwa pekerjaan guru perlu
ditata berdasarkan kode etik tertentu. Karen kode etik itu mengatur bagaimana seorang guru harus
bertingkah laku sesuai dengan norma-norma pekerjaannya, baik dalam hubungan dengan anak didiknya
maupun dalam hubungan dengan teman sejawatnya.
2.8 Pengertian kode etik
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa
yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan
perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu
dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing
orang bukan karena paksaan. Dengan demikian tenaga profesional merasa bila dia melanggar kode
etiknya sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dia sendiri.
Kode etik bukan merupakan kode yang kaku karena akibat perkembangan zaman maka kode etik
mungkin menjadi usang atau sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Misalnya kode etik tentang
euthanasia (mati atas kehendak sendiri), dahulu belum tercantum dalam kode etik kedokteran kini
sudah dicantumkan.
Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari bahwa Pendidikan adalah merupakan suatu bidang
Pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air serta kemanusiaan pada umumnya
dan …….Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan Undang –Undang Dasar 1945 . Maka Guru Indonesia
terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai Guru dengan mempedomani dasar –dasar sebagai
berikut :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun yang
berjiwa Pancasila
2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak
didik masing –masing .
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik , tetapi
menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan .
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid
sebaik –baiknya bagi kepentingan anak didik
5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang luas
untuk kepentingan pendidikan .
6. Guru secara sendiri – sendiri dan atau bersama – sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan
mutu Profesinya .
2.9 Menumbuhkan Sikap Profesional pada Guru
Institusi pendidikan formal mengemban tugas penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM)
berkualitas di masa depan. Di lingkungan pendidikan persekolahan (education schooling) ini, guru
memegang kunci utama bagi peningkatan mutu SDM. Guru merupakan tenaga profesional yang
melakukan tugas pokok dan fungsi meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi peserta
didik.
Menurut Sudarwan Danim (2007), guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang strategis dalam
pembangunan nasional di bidang pendidikan, karena itu profesi guru perlu dikembangkan sebagai
profesi yang bermartabat. Lahirnya UU Nomor 14 Tahun 2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Guru
dan Dosen merupakan bentuk riil dari pengakuan pemerintah terhadap profesi ini.
UU ini diharapkan menjadi tonggak awal bangkitnya apresiasi tinggi pemerintah dan masyarakat
terhadap profesi guru ditandai dengan perbaikan kesejahteraan, perlindungan hukum, perlindungan
profesi dan perlindungan ketenagakerjaan bagi mereka. Guru profesional adalah guru yang memiliki
keahlian, tanggung jawab dan rasa kesetiakawanan yang didukung oleh etika profesi yang kuat.
Untuk itu hendaknya guru memiliki kualifikasi kompetensi yang meliputi kompetensi intelektual, sosial,
spiritual, pribadi, moral dan profesional (Winarti:2006). Kedudukan guru sebagai tenaga profesional
mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip
profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap anak didik dalam memperoleh pendidikan
yang bermutu.
Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggungjawab sebagai guru kepada
peserta didik, orangtua, masyarakat, bangsa, negara, dan agama. Menurut Muhammad Surya (2003),
para guru diharapkan memiliki jiwa profesionelime, yaitu sikap mental yang senantiasa mendorong
dirinya untuk mewujudkan diri sebagai petugas profesional.
Pada dasarnya profesionalisme itu merupakan motivasi intrinsik pada diri guru sebagai pendorong untuk
mengembangkan diri kearah perwujudan profesinalitas. Kualitas profesionalisme didukung oleh lima
kompetensi yang terdiri atas:
Pertama, keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal. Guru yang
memiliki profesionalisme tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan standar yang
ideal. Maksudnya ada suatu perangkat perilaku yang dipandang paling sempurna untuk dijadikan
sebagai rujukan
Kedua, meningkatkan citra dan memelihara citra profesi. Profesionalisme yang tinggi ditunjukkan oleh
besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan memelihar citra profesi melalui perwujudan perilaku
profesional.
Ketiga, keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat
meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan kriteria ini para
guru diharapkan selalu berusaha mencari dan memanfaatkan kesempatan yang dapat mengembangkan
profesinya.
Keempat, mengejar kualitas dan cita-cita profesi. Secara kritis guru akan selalu aktif memperbaiki diri
untuk memperoleh hal-hal yang lebih baik dalam melaksanakan tugasnya
Kelima, memiliki kebanggaan terhadap profesinya. Rasa bangga ini ditunjukkan dengan penghargaan
dan pengalaman di masa lalu, dedikasi tinggi terhadap tugas-tugasnya sekarang dan keyakinan akan
potensi diri bagi perkembangan di masa depan.
Pada dasarnya untuk dapat mewujudkan profesionalisme guru akan sangat bergantung pada kualitas
pribadi sesuai dengan keunikan dan kelebihan maupun kekurangan masing-masing. Ada baiknya dicerna
ungkapan populer tentang guru, yaitu “a bad teacher tells, a good teacher shows, a great teacher
inspires”.

You might also like