You are on page 1of 18

PERKEMBANGAN ILMU, ILMU KEALAMAN

DAN ILMU SOSIAL

Sebelum menelaah perkembangan ilmu, perlu lebih

dahulu anda pahami apakah pengetahuan dan apakah ilmu itu.

Bila anda pernah mengunjungi kota paris dan melihat sendiri

menara eifel, tentu anda akan dapat bercerita kepada teman

anda bahwa menara Eifel itu mengagumkan dan kota paris itu

kota yang indah. Pengetahuan tentang kota paris dengan

menara Eifelnya anda peroleh melalui pengalaman anda.

Pengalaman tersebut anda miliki karena anda melihat atau

mengamati sendiri melalui indera anda.

Seorang anda balita bersama ayahnya mengunjungi

kebun binatang yang terdapat di kota tempat tinggalnya . Si

anak memperoleh pengetahuan tentang kebun binatang melalui

inderanya dan ia tahu bahwa di kebun binatang terdapat

macam-macam binatang. Ayahnya memperoleh pengetahuan

tentang kebun binatang melalui pengamatannya juga, bahwa

kebun binatang di kotanya lebih kecil dan dan jenis

binatangnya pun tidak begitu banyak bila di bandingkan

dengan kebun binatang yang pernah ia lihat di kota lain. Anda

tentu dapat memahami bahwa pengetahuan yang diperoleh

ayahnya, meskipun mereka mengamati objek yang sama.

1
Dari contoh-contoh tadi, anda dapat menyimpulkan

bahwa pada dasarnya pengetahuan itu merupakan hasil tahu

tentang sesuatu yang diperoleh melalui usaha. Selain itu anda

juga dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan yang terbentuk

pada diri masing-masing individu bergantung kepada

pengetahuan dan pengalaman individu tersebut sebelumnya.

Pengetahuan juga dapat diperoleh dari informasi yang

diberikan oleh orang lain kepada kita. Yang dimaksud dengan

informasi di sini adalah wacana yang dapat berbentuk lisan

atau tulisan. Dengan demikian, pembentukan pengetahan akan

berbeda-beda bagi tiap individu sebagaimana di kemukakan

oleh pandangan kontruktivisme . Sesuai dengan pandangan di

atas, kecepatan seseorang membentuk pengetahuan pun

berbeda-beda pula. Jadi, meskipun informasi atau stimulusnya

sama, berbagai individu akan membentuk pengetahuan yang

berbeda dengan kecepatan yang tidak sama pula. Bagi seorang

guru misalnya, hal yang sangat penting untuk diperhatikan

adalah bahwa dalam kegiatan mengajar harus diusahakan agar

wacana yang dilakukan tidak mudah disalahartikan oleh

peserta didiknya. Pengetahuan yang anda kenal pada contoh-

conto di atas merupakan pengetahuan inderawi, yaitu

pengetahuan yang di peroleh dari suatu objek tertentu dan yang

ingin kita hayati melalui indera dan pemikiran. Pengetahuan ini

2
biasa disebut pengetahuan saja atau dalam bahasa inggris di

sebut knowledge.

Pengetahuan ini dapat pula di peroleh melalui

pengalaman yang tidak hanya melalui indera, tetapi pula

diperoleh melalui eksperimen. Seorang peserta didik di Jakarta

memperoleh informasi dari guru bahwa air mendidih pada suhu

100 derajat celcius pada tekanan udara 760 mmHg atau 1

atmosfer. Makin rendah tekanan udara terhadap suatu zat cair,

makin rendah titik didihnya. Dari informasi tersebut ia

berhipotesis, apabila air dididihkan di daerah

pegunungan(misalnya di daerah puncak Jawa Barat ) titik

didihnya akan lebih rendah dari 100 derajat celcius karena di

daerah tersebut tekanan udara kurang dari 760 mmHg.

Kemudian ia mencoba mendidihkan air di daerah puncak dan

mengamati titik didih air tersebut. Dari percobaan atau

eksperimen yang dilakukan ia memperoleh kesimpulan atau

pengetahuan baru bahwa titik didih air di daerah puncak lebih

rendah daripada titik didih air di jakarta. Pengetahuan jenis ini

disebut pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh

seseorang secara logis,sistematis, melalui penelitian dengan

metode ilmiah yang hasilnya dapat di pertanggungjawabkan.

Pengetahuan ilmiah ini di sebut ilmu atau sains yang berasal

3
dari kata science (inggris) yang kemudian berkembang menjadi

disiplin-disiplin ilmu tertentu.

Anda tentu masih ingat tentang apa yang dilakukan oleh

para ahli filsuf. Mereka senantiasa di tantang untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang sangat mendasar tentang segala

sesuatu yang mereka amati atau peristiwa yang mereka alami.

Pengetahuan yang mereka peroleh sebagai hasil pemikiran yang

rasional dan mendasar, kritis dan logis., analitis dan sistematis

untuk menjawab pertanyaan tentang hakikat, asas atau prinsip

dari seluruh realitas, disebut pengetahuan filsafati atau filsafat.

Dengan mengetahui adanya tiga macam pengetahuan

tersebut, anda diharapkan dapat menentukan jenis atau

macam pengetahuan yang anda peroleh dari pengalaman anda

sehari-hari.

Anda tentu telah memahami bahwa filsafat ilmu itu pada

awalnya membahas hakikat segala hal dan dimulai dengan

pemikiran manusia mengenai alam dan segala peristiwa yang

ada yang kemudian berkembang lebih luas lagi. Jadi, bidang

bahasannya amat luas, yaitu mencakup semua ilmu yang

dikenal orang pada masa tertentu.

Dengan rendah hati Sokrates pernah berkata “ Yang saya

ketahui ialah bahwa saya tidak mengetahui apa-apa “ .

Pernyataan ini menjelaskan bahwa dalam filsafat selalu ada

4
keinginan untuk mengetahui sesuatu dengan lebih luas dan

mendasar. Dengan berkembangnya pengetahuan manusia

terhadap alam, trhadap sesama manusia, serta bertambahnya

kemampuan manusia memanfaatkan alam bagi kesejahteraan

masyarakat, berkembang pula filsafat menjadi ilmu-ilmu.

Untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan

ilmu kepada anda, lebih dalam pembahasan dikemukakkan

contoh bahwa hingga abad ke 18 fisika masih disebut sebagai

“filsafat alam”. Demikian pula yang sekarang kita kenal sebagai

ilmu ekonomi, dahulu disebut sebagai filsafat moral.

Sejakpertengahan abad ke 19, fisika, kimia, biologi disebut

sebagai “ ilmu kealaman” dan bukan bagian dari filsafat alam.

Dalam perkembangan selanjutnya pada abad ke 20 fisika,

kimia, biologi, psikologi dan ilmu-ilmu social seperti ilmu

ekonomi, ilmu pendidikan,sosiologi, ilmu hokum, serta ilmu

politik telah dinyatakan sebagai ilmu-ilmu empiris. Dengan

berjalannya waktu, ilmupun berkembang menjadi lebih banyak

dan lebih dan lebih luas sehinga banyak pula cabang ilmu yang

lebah dalam pembahasannya. Dengan demikian , ilmu-ilmu itu

lahir , berdiri sendiri sebagai disiplin –disiplin ilmu yang

terlepas dari filsafat sebagai induknya. Pada dasarnya, ilmu itu

lahir dan berkembang sebagai produk dari upaya manusia

untuk memahami realitas alam serta kehidupan di dalamnya

5
serta upaya mengembangkan produk-produk yang telah di

hasilkan oleh manusia sebelumnya.

Disiplin-disiplin ilmu yang telah lepas tadi berkembang

terus dengan pesat dan banyak menghasilkan produk-produk

berupa teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, disamping

ada pula dampak negative yang timbul dari perkembangan ilmu

tersebut. Anda tentu masih ingat betapa dahsyatnya letusan

bom atom yang di jatuhkan di kota Hirosima dan Nagasaki di

negeri jepang pada tahun 1945. Akibat dari pemboman ini

sebagian besar dari kedua kota itu hancur dan penduduknya

pun musnah. Sebagian dari mereka menderita luka dan cacat

tubuh seumur hidupnya.Sebuah tragedi kemanusiaan yang

diakibatkan oleh penggunaan ilmu tentang energi nuklir dengan

produk teknologinya.

Kisah ini menyadarkan kita akan perlunya

mempersoalkan pengembangan ilmu pada aspek moralitas,

norma etika, serta spiritualitasnya. Aspek-aspek ini tidaklah

dapat kita temukan pada teori, hukum-hukum ataupun

eksperimen yang mendasari perkembangan ilmu tertentu.

Meskipun dalam perkembangannya filsafat telah

melahirkan ilmu-ilmu yang bersifat mendiri, tidak berarti

bahwa hubungan antara ilmu dengan filsafat telah putus.

Hubungan itu masih tetap ada dan perlu ada interaksi antara

6
keduanya. Sebagai contoh, filsafat bertugas antara lain untuk

membuat analisis tentang konsep-konsep dan asumsi-asumsi

ilmu dalam arti dan validasinya. Selain itu, filsafat juga

mengatur hasil berbagai ilmu dalam suatu pendangan hidup

yang terintegrasi, komprehensif, dan konsisten. Sebaliknya,

sikap ilmiah yang merupakan landasan perkembangan ilmu

dirasakan amat bermanfaat pula bagi perkembangan filsafat.

Dengan demikian, dapat Anda ketahui bahwa filsafat dan

ilmu saling membutuhkan. Filsafat ilmu, yang salah satu tugas

pokoknya ialah menilai hasil ilmuditinjau dari aspek eksistensi

manusia seutuhnya, merupakanjembatan penghubung antara

filsafat dengan ilmu.

Hingga saat ini dalam buku-buku teks atau dalam

percakapan sehari-hari, istilah sains memiliki dua arti yaitu

ilmu pada umumnya dan IPA (ilmu pengetahuan alam) atau

ilmu kealaman. Istilah IPA merupakan terjemahan dari bahasa

belanda natuurwetwnschap. Istilah sains, ilmu kealaman dan

IPA sering digunakan sebagai sinonim.

Filsafat yang menelaah manusia dan hubungan antar

manusia disebut moral philosophy atau filosofi saja. Dalam

perkembangannya, kelompok ilmu-ilmu ini menjadi ilmu-ilmu

social yang dalam bahasa jerman disebut

geisteswissensschaften.

7
Sains telah berkembang secara cepat sejalan dengan

perkembangan teknologi. Misalnya, ilmu kealaman secara

berangsur memiliki banyak cabang ilmu yang masing-masing di

telaah, diteliti, dan dikembangkan oleh kelompok-kelompok

ilmuwan yang berminat terhadap cabang ilmu tertentu.

Pembagian ini di sebabkan oleh keterbatasan manusia yang

tidak mampu mempelajari beberapa bidang ilmu sekaligus

secara mendalam. Ilmu social atau ilmu kemasyarakatan

meliputi berbagai cabang yang pada dasarnya mengkaji

hubungan antar manusia, baik antar individu maupun

kelompok. Bahasa, selain merupakan ilmu juga merupakan

sarana komunikasi antarmanusia, baik dalam wacana tulis

maupun lisan. Matematika, disamping merupakan ilmu juga

membantu ilmu-ilmu lain, misalnya untuk kuantifikasi data

atau untuk menyimpulkan hasil penelitian melalui statistik.

B. ILMU KEALAMAN DAN ILMU SOSIAL

1. Beberapa pandangan tentang science

Dari berbagai ilmu yang ada dalam pembicaraan ini

hanya akan di bahas kelompok ilmu social saja. Hal ini di

sebabkan oleh beberapa hal misalnya, proses pendidikan

termasuk interaksi belajar mengajar juga merupakan

interaksi antarmanusia yang termasuk dalam ilmu

8
social.Ilmu kealaman sangat erat hubungannya dengan

teknologi karena konsep-konsep dalam ilmu kealaman

digunakan untuk membuat produk teknologi. Selanjutnya

produk teknologi seperti OHP (overhead projector), peralatan

laboratorium, media elektronika seperti radio, televise dan

computer banyak digunakan dalam proses

pendidikan.Akibatnya, teknologi pendidikan berkembang

sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

Berikut ini diberikan beberapa pandangan tentang

science atau sains, yang dapat berarti pengetahuan ilmiah

pada umumnya, tetapi dapat pula berarti ilmu yang

mempelajari alam saja. Dengan mencermati pandangan-

pandangan ini , anda dapat mengelompokkan mana yang

termasuk dalam ilmu pada umumnya, dan mana yang

termasuk dalam ilmu kealaman.

Connant dalam Science, Man, and Society, menyatakan

bahwa masyarakat awam memandang science sebagai

aktivitas manusia yang bekerja dalam laboratorium dan yang

penemuannya memungkinkan berjalannya industri modern

dan pembuatan obatplbatan secara besar-besaran. Connant

juga mengemukakan bahwa science merupakan serangkaian

konsep dan skema konseptual yang dikembangkan sebagai

9
hasil eksperimen dan observasi yang berguna bagi observasi

selanjutnya.

Suppe, seorang ahli fisika, berpendapat bahwa science

adalah pengetahuan tentang alam (natural world) yang

diperoleh dari interaksi indera dengan dunia tersebut,

dengan keterangan bahwa :

a. observasi dilakukan melalui indera,

b. proses observasi mengandung interaksi dua arah antara

orang yang mengobservasi dan yang diobservasi.

Kemeny, seorang ahli filsafat, mendifinisikan science

sebagai semua pengetahuan yang diperoleh dengan

metode ilmiah. Metode ilmiah itu sendiri merupakan

siklus induksi, deduksi, verifikasi dan pencarian terus-

menerus untuk memperbaiki teori yang pada dasarnya

dikemukakan secara tentative.

Dampier, seorang ahli sejarah ilmu kealaman,

berpendapat bahwa science merupakan fenomena yang

teratur tentang alam dan studi rasional tentang kaitan

antara konsep-konsep fenomena tersebut.

10
M. Goldstein dan I.F Goldstain menyatakan bahwa science

merupakan aktivitas yang di tandai oleh tiga hal :

a. Suatu penelusuran untuk mencapai pengertian, untuk

memperoleh jawaban yang memuaskan tentang beberapa

aspek realitas.

b. Pengertian itu di peroleh dengan cara mempelajari

prinsip-prinsip dan hokum-hukum yang berlaku bagi

sebanyak mungkin fenomena.

c. Hukum dan prinsip dapat diuji dengan eksperimen.

Dalam encyclopedia Americana dikemukakkan bahwa

science merupakan pengetahuan positif yang sistematis.

Adapun yang dimaksud dengan pengetahuan positif

adalah pengetahuan yang dipahami oleh manusia melalui

inderanya. Dengan demikian science atau sains adalah

pengetahuan yang diperoleh melalui indera dan tersusun

secara sistematis.

2. ILMU KEALAMAN

Sejarah telah menunjukkan bahwa pada mulanya yang

dipelajari orang hanyalah pengetahuan tentang alam, yakni

lingkungan fisik individu yang ada diluar ataupun di dalam

diri manusia itu sendiri. Ilmu kealaman mencakup ilmu-ilmu

11
fisik (physical sciences) dan ilmu-ilmu biologi (biological

sciences atau life sciences). Ilmu kealaman tersebut

mencakup antara lain astronomi, fisika, kimia, biologi,

geofisika, mineralogy,geografi’ oseanografi,

biokimia,mikrobiologi, biofisika, botani zoology.

Selanjutnya akan dikemukakan pandangan tentang

sains yang berarti ilmu kealaman sebagai berukut. Sains

merupakan sekelompok pengetahuan tentang objek atau

fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemekiran dan

penelitian para ilmuwan yang dilakukan dengan

keterampilan bereksperimen, menggunakan metode ilmiah.

Objek dan fenomena alam tersebut yang berada dalam

keteraturan dan mengikuti hokum-hukum Tuhan sebagai

pencipta melibatkan konsep-konsep yang berkaitan,

. Di samping itu, hasil atau kesimpulan yang diperoleh para

ilmuwan bersifat sementara.

Perlu anda ketahui pula bahwa pembagian sains dalam

disiplin-disiplinnya terjadi karena keterbatasan kemampuan

seseorang untuk mempelajari segala aspek dari fenomena

alam secara mendalam.

Para ilmuwan mensyaratkan adanya eksperimen atau

pengamatan dan pengukuran dalam ilmu kealaman.

12
Kegiatan ini dapat digunakan untuk menguji hokum atau

teori yang berlaku dan apabila hasil eksperimen tidak

mendukung hokum atau teori tersebut, hokum atau teori itu

tidak berlaku lagi, sehingga akan timbyl hokum dan teori-

teori baru. Kenyataan ini menunjukkan kepada anda bahwa

teori dan hokum dalam ilmu kealaman itu bersifat tentative

atau sementara.

Di muka anda telah mengetahui bahwa sainssangat erat

hubungannya dengan teknologi. Hubungan tersebut bahkan

bersifat timbale balik. Sebagai contoh produk teknologi yang

makin modern dewasa ini memungkinkan penelitian di

bidang sains lebih berkembang. Misalnya, dengan ditemukan

mikroskop electron, bagia-bagian dari suatu sel dapat

diamati dan dipelajari, sehingga ilmu biologi lebih

berkembang. Di lain pihak dengan ditemukannya konsep-

konseo sains yang mutakhir dapat dihasilkan produk

teknologi tingkat tinggi (hi-tech).

3. Ilmu Sosial

Pengetahuan tentang masyarakat dan tingkah laku

timbul kemudian dan dalam perkembangannya pengetahuan

ini juga dipelajari menggunakan langkah yang ilmiah pula.

Dengan demikian, pengetahuan tentang masyarakat

dipandang sebagai ilmu juga.

13
Sebagai mahluk jasmani rohani, manusia memiliki

berbagai macam kebutuhan yang pemenuhannya

kebanyakan harus dilakukan bersama orang lain secara

kerja sama. Kebutuhan tersebut di samping berupa

kebutuhan biologis juga berwujud kebutuhan emosional

antara lain kasih sayang, pengakuan, penghargaan,

pengertian, rasa aman, dan aktualisasi diri. Sebagai mahluk

social ia memiliki interelasi, interaksi dengan anggota lain

dalam masyarakat. Hubungan yang kompleks antar individu

dan kelompok dibahas dalam studi ilmu-ilmu sosial yang

antara lain meliputi sosiologi, ekonomi, psikologi, ilmu

politik, antropologi budaya, sejarah, hukum, geografi.

Dalam mengembangkan ilmu-ilmu ini dapat dilakukan

penelitian dengan menggunakan eksperimen, tetapi tidak

disyaratkan bahwa eksperimen dilaksanakan karena

susahnya mengontrol variable dalam penelitian sosial. Untuk

memperoleh data kuantitatif perlu digunakan statistic

dengan berbagai persyaratan tertentu dan jumlah semple

yang besar.

Daftar kualitatif, disamping diperoleh dari observasi

perlu digunakan angket atau wawancara. Misalnya,

wawancara harus dilakukan terhadap responden yang

mewakili kelompok masyarakat pengunjung Puskesmas

14
tertentu untuk mewakili kualitas pelayanan kepada para

pasien. Di lain pihak, metode wawancara dan angket tidak

dapat digunakan dalam penelitian bidang kimia atau fisika.

4. Ilmu Pendidikan

Dalam uraian ini Anda melihat bahwa pendidikan

merupakan bagian dari ilmu sosial, yang dalam hal ini

mendapat uraian tersendiri, karena pada modul-modul

selanjutnya Anda akan menjumpainya dalam kaitannya

dengan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan yang

merupakan bagian dari filsafat ilmu akan dibahas dalam

modul selanjutnya mengingat bahwa filsafat pendidikan

mendasari pelaksanaan pendidikan atau praktik pendidikan.

Dengan demikian, Anda memahami bahwa bagi para guru

filsafat pendidikan merupakan bekal yang penting dalam

melaksanakan tugasnya.

Isi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional mengisyaratkan bahwa pendidikan

berusaha menyiapkan individu-individu yang bermoral,

berjiwa Pancasila, berkepribadian dan berkebudayaan

Indonesia di samping mengembangkan segi kognitif individu

peserta didik tersebut. Literatur-literatur pendidikan

umumnya menyebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk

menghasilkan manusia Indonesia seutuhnya dengan

15
mengembangkan segi mental, spiritual, dan intelektual

seseorang secara seimbang.

Dalam ilmu pendidikan dibahas antara lain evaluasi

pendidikan kurikulum, metode pendekatan, administrasi

pendidikan, serta bimbingan dan konseling. Adapun disiplin

pendidikan fisika, pendidikan biologi, pendidikan kimia,

pendidikan bahasa dan lain-lainnya juga termasuk dalam

cakupan ilmu pendidikan tetapi memiliki bidang kajian yang

spesifik.

(dikutip dari buku Filsafat Ilmu, Anna Poedjiadi , Suwarma,


Universitas terbuka, Jakarta 2007 )

16
ANALISIS

“PERKEMBANGAN ILMU, ILMU KEALAMAN DAN ILMU

SOSIAL”

Dari uraian diatas dapat kita katakana bahwa

pengembangan ilmu itu tidak dapat hanya kita rumuskan

atau ditentukan oleh ilmu itu sendiri. Tetapi perlu dikaitkan

dengan dasar budaya masyarakat atau bangsa. Hal ini

terjadi karena pada dasarnya nilai suatu pengembangan itu

perlu ditinjau sejauh mana ilmu itu dapat menyumbangkan

nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat tanpa harus

mengorbankan nilai-nilai budaya mereka.

Kita sebagai makhluk jasmani, rohani memiliki berbagai

macam kebutuhan yang pemenuhannya kebanyakan harus

dilakukan bersama orang lain secara kerjasama. Kebetuhan

tersebut disamping berupa kebutuhan biologis juga

berwujud kebutuhan emosional antara lain kasih sayang,

penghargaan, rasa aman, pengertian. Dan sebagai makhluk

sosial kita harus memiliki interaksi dengan anggota lain

dalam masyarakat.

17
18

You might also like