You are on page 1of 3

PERANAN MAHASISWA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT

Menurut Dr. Mohtar Mas’oud (2003: 184), mahasiswa merupakan makhluk istimewa.
Mereka ada pada lapisan umur yang memungkinkan untuk menjadi energenic dan cocok untuk
menjadi pelopor perbaikan keadaan. Secara definitif, mahasiswa berasal dari dua suku kata
yaitu kata maha dan siswa. Kata maha mempunyai arti paling tinggi atau lebih tinggi,
sementara kata siswa merupakan seorang yang terpelajar (baik secara individu maupun
kelompok). Jadi, mahasiswa adalah seorang yang terpelajar yang mempunyai kedudukan
tertinggi diantara pelajar-pelajar lainnya (dalam tingkatan akademik seperti SD, SMP, dan
SMA).
Secara definitif mahasiswa memperoleh predikat yang istimewa dimata masyarakat
karena dalam keistimewaan tersebut terdapat suatu harapan yang nantinya mampu mengubah
keadaan menjadi lebih baik dan mampu mengisi lapisan pemimpin. Seperti yang dikatakan oleh
Dr. Mohtar Mas’oed, secara fungsi, mahasiswa mempunyai dua peran penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Pertama, mahasiswa sebagai manager dan kedua mahasiswa sebagai pencetus
gagasan. Peran yang pertama lebih berorientasi pada tindakan, yaitu lebih menekankan masalah
“how to get things done” sehingga peran ini lebih memerlukan bekal keilmuan yang menunjang
penyelesaian masalah dalam suatu bidang ilmu-ilmu managemen yang bersifat teknokrasi. Dan
peran kedua lebih berorientasi pada kegiatan pemikiran, yaitu lebih pada kerja “asah otak”
untuk melahirkan kemungkinan alternatif sehingga dalam prakteknya peran ini lebih
memerlukan bekal keilmuan yang mengutamakan kontemplasi.
Walaupun kedua fungsi itu umumnya ditemukan pada pribadi yang berbeda, namun
kadang keduanya juga dapat ditemui pada satu pribadi. Peran-peran tersebut memerlukan satu
syarat utama, yaitu belajar bermasyarakat, terutama belajar memimpin masyarakat. Belajar
menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan secara bersama pada dasarnya adalah belajar
berpolitik.
Kali ini saya akan sedikit menerangkan peranannya mahasiswa bagi masyarakat didalam
kurun yang berbeda-beda. Yang pertama adalah mahasiswa di zaman dahulu, mahasiswa di
zaman sekarang dan mahasiswa yang akan datang.
1. Mahasiswa di zaman dahulu
Perjalanan bangsa Indonesia tidak bisa dipisahkan dari angkatan muda ,terutama
mahasiswa. Mahasiswa mempunyai record yang cukup mengesankan dalam perjalanan
membangun bangsa ini, baik mulai dari pra kemerdekaaan, masa orde lama, orde baru, orde
reformasi maupun orde persatuan nasional saat ini.
Pada masa pra kemerdekaan orientasi gerakan mahaiswa Indonesia mengarah pada satu
tujuan: yaitu melepaskan diri dari penjajahan. Mahasiswa bersama-sama dengan seluruh
elemen masyarakat Indonesia bahu membahu menentang penjajah. Walaupun dengan
stereotip gerakan yang berbeda-beda tetapi karena mempunyai satu tujuan, mereka tetap
dalam satu kesatuan yang saling melengkapi. Karena semua komponen bangsa mempunyai
arah dan tujuan gerakan yang sama, dapat dikatakan bahwa masa ini adalah masa yang
paling mudah bagi mahasiswa untuk melakukan sinkronisasi gerakan dengan unsur lainnya.
Pada masa ini kita melihat bahwa mahasiswa mempunyai stereotip yang khas yang mampu
membedakan dengan elemen gerakan masyarakat lainnya. Dengan atribut kecendekiannya,
mereka secara aktif dan kreatif mencoba menawarkan alternatif-alternatif baru yang non
konvensional yang lebih efektif dan efisien.
Setelah kemerdekaan diraih bangsa Indonesia, bukan berarti gerakan mahasiswa
mandek tetapi mereka tetap memerankan diri sebagai bagian dari bangsanya untuk tetap
dapat mempertahankan kemerdekaan dan kehormatan bangsanya. Mereka secara kritis dan
pro aktif memerankan posisi sebagai pressure group (kelompok penekan) terhadap
pemerintah agar tetap berjalan sebagai mana seharusnya. Ketika pemerintahan orde lama
mulai terjadi kecenderungan mengakomodinir komunis secara berlebihan, mahasiswa
kembali bangkit bersama rakyat untuk menentang kebijakan pemerintah.
Pemerintahan orde lama runtuh dan diganti orde baru, tidak kemudian serta merta
mahasiswa mempunyai loyalitas buta terhadap pemerintahan baru. Gerakan mahasiswa
bukanlah gerakan partisan untuk kepentingan politik tertentu, tetapi mereka adalah gerakan
nurani, gerakan moral untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan rakyat secara
universal. Kemurnian gerakan mahasiswa yang mengedepankan kepentingan masyarakat
diatas kepentingan apapun tampaknya kemudian disalah tanggapi pemerintahn orde baru.
Mahasiswa dianggap sebagi momok yang mengganggu dan merecoki kepentingan-
kepentingan pemerintah yang berkuasa. Dengan dalih demi kepentingan stabilitas dan atas
nama pembangunan, kemudian mereka diatas sedemikian rupa sehingga membelenggu
aktifitas, kreatifitas dan kritisme mereka. Mahasiswa kemudian dicecoki dengan dogma-
dogma pendidikan yang pragmatis.dalam situasi yang tidak menguntungkan itu tidak semua
mahasiswa terlena dengan pragmatisme pendidikan yang dikembangkan orde
baru.walaupun jumlahnya tidak banyak tetapi mereka dengan konsisten terus menyuarakan
kebenaran dan keadilan dengan segala konsekuensi dan resiko yang akan dihadapinya.
Kampus adalah bagian integral dari masyarakat. Apa yang dirasakan oleh masyarakat
dirasakan pula oleh komunitas kampus;dan kampus mempunyai tanggung jawab sosial
untuk terus memperjuangkan masyarakat dari kemiskinan dan ketidakadilan yang menimpa
mereka.
Yang juga menguntungkan, pada saat yang bersamaan rezim orde baru mulai
tampak belangnya: kemiskinan,ketimpangan,ketidakadilan,ketidakjujuran ternyata lebih
dominan daripada kemakmuran yang selama ini dipropagandakan mereka.Situasi inilah
yang turut menjadi angin segar bagi bangkitnya kembali kesadaran mahasiswa awam agar
memerankan kembali peran-peran pressure group, agent of social change, dan kelompok
anti status quo sebagaimana sebelumnya.
Di Indonesia ada slogan yang menyatakan Pemuda harapan bangsa atau Maju
mundurnya suatu bangsa tergantung pada Pemudanya. Beberapa slogan diatas
menunjukkkan bahwa pemuda atau Mahasiswa memang akan akan menjadi penerus dari
generasi sekarang. Generasi sekarang jelas akan termakan usia, Pemuda/Mahasiswa sebagai
generasi penerus akan melanjutkan dan memikul segala beban dan akibat dari generasi
sekarang. Karena Para Pemuda/Mahasiswa adalah calon pemimpin masa depan.
Diakui atau tidak peran Pemuda/Mahasiswa memang sangat strategis dalam
perubahan sosial. Ide-ide Pemuda/Mahasiswa sering dianggap sebagai suara rakyat, karena
kedekatan sosial mereka dengan Masyarakat bawah. Ide-ide Pemuda/Mahasiswa sering
dianggap sebagai ide yang membela kaum mustad’afien (Kaum lemah dan terpinggirkan).
Pemuda/Mahasiswa juga dianggap sebagai pemecah kebuntuan dan Problem Solver
terhadap masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dan juga pembawa perubahan ke arah
yang lebih baik.

2. Mahasiswa di zaman sekarang


3. Mahasiswa di zaman yang akan datang
Dengan demikian, tujuan mahasiswa adalah untuk memahami fenomena-fenomena yang
terdapat dalam suatu tatanan yang disebut masyarakat baik dari segi politik, ekonomi, sosial,
dll. Untuk mencapai tujuan tersebut maka interaksi yang inten sangatlah diperlukan guna
menghindari hal-hal yang bersifat miskomunikasi.
Sumber: Mohtar Mas’oed. Negara, Kapital Dan Demokrasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
2003

You might also like