You are on page 1of 5

Jul 30, '06 12:01

PERBEDAAN ANTARA BADAN HUKUM PUBLIK DAN BADAN


AM
HUKUM PERDATA
for everyone

Perbedaan antara badan hukum publik dengan badan hukum perdata, terletak pada
bagaimana cara pendiriannya badan hukum tersebut, seperti yang diatur di dalam Pasal 1653
KUHPerdata yaitu ada tiga macam, yakni :

1. badan hukum yang diadakan oleh kekuasaan umum (Pemerintah atau Negara).
2. badan hukum yang diakui oleh kekuasaan umum.
3. badan hukum yang diperkenankan dan yang didirikan dengan tujuan tertentu yang tidak
bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan (badan hukum dengan konstruksi
keperdataan).

Untuk membedakan kedua jenis badan hukum tersebut, dicari kriteria keduanya yaitu
pada badan hukum perdata ialah badan hukum yang didirikan oleh perseorangan, sedangkan
pada badan hukum publik ialah badan hukum yang diadakan oleh kekuasaan umum.

Di kalangan sarjana Jerman, mereka berpendapat bahwa perbedaan antara badan hukum
publik dan badan hukum perdata terletak pada, apakah badan hukum tersebut mempunyai
kekuasaan sebagai penguasa? Dan badan hukum itu dianggap mempunyai kekuasaan sebagai
penguasa, yaitu jika badan hukum tersebut dapat mengambil keputusan-keputusan dan membuat
peraturan-peraturan yang mengikat orang lain yang tidak tergabung dalam badan hukum tersebut
(wewenang).

Tetapi, menurut de heersende’ leer, kriteria yang ada di Indonesia tidak


mempergunakan kriteria dari Jerman. Di Indonesia yang dipergunakan adalah :

1. yang berdasarkan terjadinya.


2. lapangan pekerjaan dari badan hukum itu, yaitu apakah lapangan pekerjaan itu
untuk kepentingan umum atau tidak.

Jika untuk kepentingan umum, maka badan hukum itu adalah badan hukum publik, tapi
jika untuk perseorangan adalah badan hukum perdata.
Menurut Soenawar Soekowati di Indonesia untuk menentukan perbedaan antara
badan hukum publik dan badan hukum perdata, dapat digunakan dari gabungan pendapat
dari de heersende’ leer dan para sarjana Jerman, untuk saling melengkapi serta ketentuan
dalam Pasal 1653 KUHPerdata. Soenawar Soekowati beranggapan bahwa badan hukum
yang didirikan dengan konstruksi hukum publik, belum tentu merupakan badan hukum
publik dan juga belum tentu mempunyai wewenang publik. Sebaliknya juga, badan
hukum yang didirikan oleh orang-orang swasta, namun dalam stelsel hukum tertentu
badan tersebut mempunyai kewenangan publik. Jadi untuk dapat memecahkan masalah
tersebut, dalam stelsel hukum Indonesia dapat digunakan kriteria, yaitu :

1. dilihat dari cara pendiriannya atau terjadinya, artinya badan hukum itu diadakan
dengan konstruksi hukum publik yaitu didirikan oleh penguasa dengan undang-
undang atau peraturan-peraturan lainnya, juga meliputi ckiteria berikut ;
2. lingkungan kerjanya, yaitu apakah dalam melaksanakan tugasnya badan hukum itu
pada umumnya dengan publik atau umum melakukan perbuatan-perbuatan hukum
perdata, artinya bertindak dengan kedudukan yang sama dengan publik atau tidak.
Jika tidak, maka badan hukum itu merupakan badan hukum publik ; demikian pula
dengan kriteria.
3. Mengenai wewenangnya, yaitu apakah badan hukum yang didirikan oleh penguasa
itu diberi wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan atau peraturan yang
mengikat umum. Jika ada wewenang publik, maka ia adalah badan hukum publik.

Jika ketiga kriteria diatas terdapat pada suatu badan atau badan hukum, maka dapat
disebut badan politik.
Macam Badan Hukum Publik

1. badan hukum yang mempunyai teritorial.

suatu badan hukum itu pada umumnya harus memperhatikan atau menyelenggarakan
kepentingan mereka yang tinggal di dalam daerah atau wilayahnya.

2. badan hukum yang tidak mempunyai teritorial.

suatu badan hukum yang dibentuk oleh yang berwajib hanya untuk tujuan tertentu
saja.

Macam Badan Hukum Perdata

1. perkumpulan (vereniging) diatur dalam Pasal 1653 KUHPerdata, Stb. 1870-64,


dan Stb. 1939-570.
2. perseroan terbatas, diatur dalam Pasal 36 KUHDagang.
3. rederji, diatur dalam Pasal 323 KUHDagang.
4. kerkgenootschappen, diatur dalam Stb. 1927-156.
5. koperasi, diatur dalam UU Pokok Koperasi No.12 tahun 1967.
6. yayasan, dll.
Perbedaan Badan Usaha dan
Badan Hukum
Tidak semua bentuk usaha berbadan hukum. Yang masuk kategori badan hukum adalah : PT,
YAYASAN, KOPERASI, BUMN dan bentuk badan usaha lain yang anggaran dasarnya disahkan
oleh Menteri dan diumumkan dalam berita Negara. NV atau “Namlooze Venotschap” adalah
nama lama dari Perseroan Terbatas yang sekarang istilahnya tidak dipergunakan lagi, sedangkan
UD, PD, Firma dan CV bukanlah badan hukum.

Jika bentuk badan hukum bisa bertindak, dalam artian dapat melakukan penuntutan dan dituntut,
dan memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan para pemegang sahamnya dan kekayaan para
pendirinya, maka bentuk usaha hanya merupakan suatu wadah dari usaha pendiriannya atau usaha
bersama diantara para pendirinya (jika terdiri dari beberapa orang seperti Firma dan CV)
sehingga jika terjadi gugatan dari pihak ketiga, para pendiri/persero?pemilik harus bertanggung
jawab atau menanggung sampai dengan harta pribadinya.

Diluar badan usaha dan badan hukum terdapat usaha yang tidak berbentuk badan usaha yaitu
usaha perorangan yang dilaksanakan tanpa membentuk jenis usaha tertentu, misalnya usaha
catering tanpa membentuk CV atau UD. Akan tetapi, jika usaha perorangan tersebut memiliki
bentuk Usaha Dagang atau Perusahaan Dagang berarti dengan sendirinya orang tersebut telah
menyatakan dirinya menurut bentuk usaha tersebut meskipun tanggung jawabnya tetap sama.

TAHAPAN PENDIRIAN BADAN USAHA

Perizinan pembuatan badan usaha perlu dibuat agar dalam penyelenggaraan kegiatan, para pelaku
dunia usaha sadar akan tanggung jawab dan tidak sembarangan dalam melakukan praktik kerja
yang dapat merugikan orang lain atau bahkan Negara. Dengan demikian, yang menjadi sumber-
sumber masalah dapat diketahui secara dini dan dapat diatasi. Peraturan perizinan memiliki mata
rantai prosedur yang panjangnya bergantung pada skala perusahaan yang akan didirikan. Adapun
yang menjadi pokok yang harus diperhatikan dalam hubungannya dengan pendirian badan usaha
ialah :

1. Tahapan pengurusan izin pendirian

Bagi perusahaan skala besar hal ini menjadi prinsip yang tidak boleh dihilangkan demi
kemajuan dan pengakuan atas perusahaan yang bersangkutan. Hasil akhir pada tahapan ini
adalah sebuah izin prinsip yang dikenal dengan Letter of Intent yang dapat berupa izin
sementara, izin tetap hingga izin perluasan. Untuk beberapa jenis perusahaan misalnya,
sole distributor dari sebuah merek dagang, Letter of Intent akan memberi turunan berupa
Letter of Appointment  sebagai bentuk surat perjanjian keagenan yang merupakan izin
perluasan jika perusahaan ini memberi kesempatan pada perusahaan lain untuk
mendistribusikan barang yang diproduksi.

1. Tahapan pengesahan menjadi badan hukum

Tidak semua badan usaha harus berbadan hukum. Namun setiap usaha yang memang
dimaksudkan untuk ekspansi atau berkembang menjadi berskala besar maka hal yang
harus dilakukan untuk mendapatkan izin atas kegiatan yang dilakukannya tidak boleh
mengabaikan hukum yang berlaku. Izin yang mengikat suatu bentuk usaha tertentu di
Indonesia memang terdapat lebih dari satu macam. Namun, meskipun berbeda-beda
kesemuanya perlu dicermati demi mendapatkan pengesahan yang sebenar-benarnya.
Adapun pengakuan badan hukum bisa didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang (KUHD), hingga Undang-Undang Penanaman Modal Asing ( UU PMA ).

1. Tahapan penggolongan menurut bidang yang dijalani.

Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan jenis bidang kegiatan
yang dijalani. Berkaitan dengan bidang tersebut, maka setiap pengurusan izin disesuaikan
dengan departemen yang membawahinya seperti kehutanan, pertambangan, perdagangan,
pertanian dsb.

1. Tahapan mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen lain yang terkait

Departemen tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan badan usaha akan
mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan usaha juga harus mendapatkan izin dari
departemen lain yang pada nantinya akan bersinggungan dengan operasional badan usaha
misalnya Departemen Perdagangan mengeluarkan izin pendirian industri pembuatan obat
berupa SIUP. Maka sebagai kelanjutannya, kegiatan ini harus mendapatkan sertifikasi
juga dari BP POM, Izin Gangguan atau HO dari Dinas Perizinan, Izin Reklame, dll.

You might also like