You are on page 1of 7

REFERAT RADIOLOGI

EFUSI PLEURA

dibuat oleh :

ANANDA D. DAMANIK

04-004

Pembimbing :

Dr. Yvonne P, Sp.Rad

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

2011

0
EFUSI PLEURA
DEFINISI

Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer
jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa
cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau
pus (Baughman C Diane, 2000).

Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara
permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya
merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural
mengandung sejumlah kecil cairan (5-15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan
permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).

ETIOLOGI

1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti
pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig
(tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.
2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia,

virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura,


karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80%
karena tuberkulosis. Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses
penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh
sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
a. Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
b. Penurunan tekanan osmotik koloid darah
c. Peningkatan tekanan negatif intrapleural
d. Adanya inflamasi atau neoplastik pleura

TANDA DAN GEJALA

Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah cairan


cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.
Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada

1
pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosis), banyak keringat, batuk,
riak.

Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan
pleural yang signifikan. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan
berlainan, karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak
dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vokal), pada perkusi didapati daerah pekak,
dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (Ellis Damoiseu).
Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani di bagian atas
garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan mendorong
mediastinum ke sisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan
ronki.
Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

Klasifikasi efusi pleura berdasarkan cairan yang terbentuk


(Suzanue C Smeltezer dan Brenda G. Bare, 2002).
1. Transudat
Merupakan filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang utuh,
terjadi jika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan reabsorbsi cairan
pleura terganggu yaitu karena ketidakseimbangan tekanan hidrostaltik atau ankotik.
Transudasi menandakan kondisi seperti asites, perikarditis. Penyakit gagal jantung
kongestif atau gagal ginjal sehingga terjadi penumpukan cairan.
2. Eksudat
Ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau kavitas. Sebagai akibat inflamasi oleh
produk bakteri atau humor yang mengenai pleura contohnya TBC, trauma dada,
infeksi virus. Efusi pleura mungkin merupakan komplikasi gagal jantung kongestif.
TBC, pneumonia, infeksi paru, sindroma nefrotik, karsinoma bronkogenik, sirosis
hepatis, embolisme paru, infeksi parasitik.

PATOFISIOLOGI

Perubahan pergerakan cairan ke dalam dan keluar rongga pleura disebabkan adanya
ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan tekanan koloid osmotik dalam permukaan
kapiler dan pleura.

2
Perbedaan antara eksudat dan transudat didasarkan pada isi proteinnya transudat
(hidrotoraks) diproduksi ketika cairan yang bebas protein mengalir dalam rongga pleura
menjadi terganggu. Cairan tampak jernih atau kuning pucat. Berat jenis 1,015 atau kurang
dengan kandungan protein normal kurang dari 3 gr/dl, hitung jenis sel darah. Peningkatan
tekanan kapiler pada gagal jantung dan pengurangan tekanan onkotik plasma dalam ginjal
atau penyakit hepar telah diketahui menyebabkan cairan transudat.

DIAGNOSA PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium (analisis cairan efusi yang dithorakosentesis)


2. Pemeriksaan radiology
Foto toraks terlihat hilangnya sudut costophrenikus dan akan terlihat permukaan
yang melengkung jika jumlah cairan efusi lebih dari 300 ml, pergeseran mediastinum
kadang ditemukan.
3. CT scan dada akan terlihat adanya perbedaan densitas cairan dengan jaringan
sekitarnya.
4. Ultrasonografi pada pleura dapat menentukan adanya cairan rongga pleura.
5. Bronkoskopi pada kasus-kasus neoplasma, korpus aleunum dan abses paru.
6. Thorakoskopi (fiber optic pleura) pada kasus dengan neoplasma tuberculosis pleura.
7. Biopsi pleura.

Secara radiologis, diagnosis efusi pleura dapat ditegakkan dengan pemeriksaan foto toraks,
Ultrasonografi (USG), Computed Tomography Scan (CT-Scan) dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI).

Foto toraks adalah sarana radiologis yang paling praktis dan terpercaya untuk
memperlihatkan cairan efusi, dan paling baik dilakukan dengan posisi tegak dan lateral
dekubitus. Karena berbagai kondisi,  terpaksa dilakukan posisi foto supine seperti pada
penderita dengan kondisi kritis  atau kesadaran menurun, pasien tidak dapat dimobilisasi,
bayi dan anak-anak dengan penyakit yang dapat menyebabkan efusi pleura.

Gambaran efusi pleura pada foto toraks posisi supine berbeda dengan gambaran pada posisi
tegak dan lateral dekubitus yang sudah lazim diketahui, sehingga diperlukan kecermatan
untuk mencegah salah diagnosis. Sementara itu, USG adalah sarana diagnostik radiologis

3
yang sangat tinggi akurasinya (bisa mencapai 100%) untuk mencitrakan efusi pleura dengan
adanya gambaran anechoic pada cavum plura.

Ilustrasi dari rongga dada. Digambarkan dalam posisi tegak dan dari sisi lateral, tampak
akumulasi cairan pada sulcus costophrenicus. Efusi pleura yang sedikit tidak dapat dideteksi
dari depan, melainkan dapat dilihat dari tampak samping yang terlihat sebagai sulcus
costophrenicus yang menumpul.

Ilustrasi dari posisi pa dan lateral. Tampak efusi pleura pada panah berwarna biru.

4
Tampak efusi pleura yang lebih banyak terakumulasi pada bagian bawah thoraks, yang bisa
dideteksi baik dari posisi PA maupun lateral. Panah biru menunjukkan efusi pleura. Efusi
pleura yang lebih banyak, dapat terlihat baik dari posisi depan maupun lateral, sebagai batas yang
berbentuk cekung. Perlu diperhatikan bahwa sebenarnya batas atas dari cairan berupa garis
horizontal. Dan pada bagian posterior dan lateral dari cairan terlihat cairan lebih banyak, hal ini
disebabkan bentuk dari rongga dada dan karakteristik paru yang melengkung.

Posisi supine. Terlihat cairan terakumulasi pada bagian


posterior dari dada. Pada posisi PA dapat terlihat sebagai
gambaran yang suram.

Posisi Right lateral decubitis tampak efusi pleura dengan


gambaran lapisan-lapisan cairan pada panah.

Loculated pleural effusion. Tampak berbatas cukup tegas dan


biconvex.

5
DAFTAR PUSTAKA

 Abrahamian FM.Pleural Effusion,www.emedicine.com, Sept 7,2000.


Fraser RG, Pare PD.  The pleura, In : Diagnosis of Diseases of the Chest, 4th ed. Vol.1
,W.B.Saunders Co.Philadelphia.1999; 151-68.

Halim H. Penyakit-penyakit pleura, dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam, Jilid II, edisi ke-3,
Gaya Baru.Jakarta.2001; 927-38

Reed JC. Efusi pleura, dalam : Radiologi Toraks Foto polos dan Diagnosis banding, edisi ke-2,
alih bahasa L.Hartono.EGC.Jakarta.1994;30-40

You might also like