You are on page 1of 22

Disiplin kerja dibicarakan dalam kondisi yang sering kali timbul bersifat negatif.

Disiplin
lebih dikaitkan dengan sangsi atau hukuman. Contohnya: bagi karyawan bank, keterlambatan
masuk kerja (bahkan dalam satu menit pun) berarti pemotongan gaji yang disepadankan
dengan tidak masuk kerja pada hari itu. Bagi pengendara sepeda motor, tidak mengunakan
helm berarti bersiap-siap ditilang polisi.

Disiplin dalam arti yang positif seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini.
Hodges (dalam yuspratiwi, 1990) mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai sikap
seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah diterapkan.
Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah
laku yang menunjukkan ketaatan karyawan terhadap peraturan organisasi.

Niat untuk mentaati peraturan menurut Suryohadiprojo (1989) merupakan suatu kesadaran
bahwa tanpa disadari unsur ketaatan, tujuan organisasi tindakan tercapai. Hal itu berarti
bahwa sikap dan perilaku didorong adanya kontrol diri yang kuat. Artinya, sikap dan perilaku
untuk mentaati peraturan organisasi muncul dari dalam dirinya.

Niat juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk berbuat sesuatu atau kemauan untuk
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan. Sikap dan perilaku dalam disiplin kerja ditandai
oleh berbagai inisiatif, dan kehendak untuk mentaati peraturan. Artinya, orang yang
dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat terhadap
peraturan secara kaku dan mati, tetapi juga mempunyai kehendak (niat) untuk menyesuaikan
diri dengan peraturan-peraturan organisasi.

Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, sebelum masuk dalam sebuah organisasi, seorang
karyawan tentu mempunyai aturan, nilai, norma sendiri, yang merupakan proses sosialisasi
dari keluarga atau masyarakatnya. Seringkali terjadi aturan, nilai dan norma diri tidak sesuai
dengan aturan-aturan organisasi yang ada. Hal ini menimbulkan konflik sehingga orang
mudah tegang, marah, atau tersinggung apabila orang terlalu menjunjung tinggi salah satu
aturannya.

Misalnya, amir adalah orang yang selalu tepat waktu sementara itu iklim di organisasi kurang
menjunjung tinggi penghargaan terhadap waktu. Jika amir memegang teguh prinsip-
prinsipnya sendiri, ia akan tersisih dari teman sekerjanya. Ia sebaliknya, jika ikut arus, tetapi
juga tidak kaku. Ia jika perlu mempelopori kepatuhan terhadap waktu kepada teman
sejawatnya.

Berdasarkan pemahaman diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin kerja merupakan
suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk mentaati segala peraturan organisasi yang
didasari atas kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik indikator-indikator disiplin kerja sebagai


berikut (a) disiplin kerja tidak semata-mata patuh dan taat terhadap penggunaan jam kerja
saja, misalnya datang dan pulang sesuai jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan tidak
mencuri-curi waktu; (b) upaya dalam mentaati peraturan tidak didasarkan adanya perasaan
takut, atau terpaksa; (c) komitmen dan loyal pada organisasi yaitu tercermin dari berbagai
sikap dalam bekerja. Apakah karyawan dalam bekerja tidak pernah mengeluh, tidak berpura-
pura sakit, tidak manja, dan bekerja dengan semangat tinggi? Sebaliknya, perilaku yang
sering menunjukkan ketidakdisiplinan atau melanggar peraturan terlihat dari tingkat absensi
yang tinggi, penyalahgunaan waktu istirahat dan makan siang, meninggalkan pekerjaan tanpa
ijin, membangkang, tidak jujur, berjudi, berkelahi, berpura-pura sakit, sikap manja
berlebihan, merokok pada waktu terlarang dan perilaku yang menunjukkan kerja yang
rendah.

Daftar Pustaka:
Helmi, Avin Fadilla. Disiplin Kerja. Buletin Psikologi, Tahun IV, Nomor 2, Desember 1996.

Bahan Kuliah Manajemen SDM.Pengertian Disiplin Kerja Menurut pendapat Alex S.


Nitisemito(1984: 199) Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang
sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis.
Menurut pendapat T.Hani Handoko (1994:208)Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk
menjalankan standar- standar organisasional.
Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan disiplin kerja adalah suatu usaha dari
manajemen organisasi perusahaan untuk menerapkan atau menjalankan peraturan ataupun
ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan tanpa terkecuali.

T. Hani Handoko membagi 3 disiplin kerja(1994:208) yaitu:


a. Displin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar
mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.
b. Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap
aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.
Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplin.
c. Disiplin Progresif yaitu: kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat
terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progresif
ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman
yang lebih serius.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan


Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu
perusahaan. Menurut Gouzali Saydam (1996:202), faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
f. Ada tidaknya perhatian kepada pada karyawan
g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

Hal-Hal yang Menunjang Kedisiplinan


Menurut Alex S. Nitisemito (1984:119-123) ada beberapa hal yang dapat menunjang
keberhasilan dalam pendisiplinan karyawan yaitu:
a. Ancaman
Dalam rangka menegakkan kedisiplinan kadang kala perlu adanya ancaman meskipun
ancaman yang diberikan tidak bertujuan untuk menghukum, tetapi lebih bertujuan
untuk mendidik supaya bertingkah laku sesuai dengan yang
kita harapkan.
b. Kesejahteraan
Untuk menegakkan kedisiplinan maka tidak cukup dengan ancaman saja, tetapi perlu
kesejahteraan yang cukup yaitu besarnya upah yang mereka terima, sehingga minimal mereka
dapat hidup secara layak.
c. Ketegasan
Jangan sampai kita membiarkan suatu pelanggaran yang kita ketahui tanpa tindakan atau
membiarkan pelanggaran tersebut berlarut-larut tanpa tindakan yang tegas.
d. Partisipasi
Dengan jalan memasukkan unsur partisipasi maka para karyawan akan merasa bahwa
peraturan tentang ancaman hukuman adalah hasil persetujuan bersama.
e. Tujuan dan Kemampuan
Agar kedisiplinan dapat dilaksanakan dalam praktek, maka kedisiplinan hendaknya dapat
menunjang tujuan perusahaan serta sesuai dengan kemampuan dari karyawan.
f. Keteladanan Pimpinan
Mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan sehingga
keteladanan pimpinan harus diperhatikan.

Cara Menegakkan Disiplin Kerja


Salah satu tugas yang paling sulit bagi seorang atasan adalah bagaimana menegakkan disiplin
kerja secara tepat. Jika karyawan melanggar aturan tata tertib, seperti terlalu sering terlambat
atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkah laku lain yang dapat merusak
kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus
dihukum dan atasan harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak terulang.
Ada beberapa cara menegakkan disiplin kerja dalam suatu perusahaan:

a. Disiplin Harus Ditegakkan Seketika


Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran Jangan sampai
terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.
d. Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini
Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan hams benar-benar tahu secara
pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.
c. Disiplin Harus Konsisten
Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman
yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah
lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu
sendiri.
d. Disiplin Harus Impersonal
Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi.
Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah
dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan
sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinan
hubungan antara karyawan dan atasan.
e. Disiplin Harus Setimpal
Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak
pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman
terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu
berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.
Labels: Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengertian Kedisiplinan

        Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul

kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin

mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan

sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian.

Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat

berperilaku tertib.

        Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik dan

mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Sementara pegawai dunia pendidikan

merupakan bagian dari tenaga kependidikan, yaitu anggota masyarakat yang

mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam

informasi tentang wawasan Wiyatamandala, kedisiplinan guru diartikan sebagai sikap

mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma

yang berlaku dalam menunaikan tugas dan taggung jawab.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan. Kedisiplinan guru dan pegawai adalah

sikap penuh kerelaan dalam mematuhi semua aturan dan norma yang ada dalam

menjalankan tugasnya sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak

didiknya. Karena bagaimana pun seorang guru atau tenaga kependidikan (pegawai),

merupakan cermin bagi anak didiknya dalam sikap atau teladan, dan sikap disiplin guru

dan tenaga kependidikan (pegawai) akan memberikan warna terhadap hasil pendidikan

yang jauh lebih baik.

 
 

1.                 

17
Macam – Macam Kedisiplinan

a.                                       Disiplin dalam Menggunakan Waktu

        Maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu

amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan

waktu dengan baik

b.                                       Disiplin dalam Beribadah

        Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan-peratuaran yang

terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT

senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.

َ ‫صالَ تِ ِه ْم‬
‫ساه ُْو َن‬ َ ‫ فَ َو ْي ٌل لِّ ْل ُم‬.
َ ْ‫ اَلَّ ِذ ْي َن ُه ْم عَن‬.  ‫صلِ ْي َن‬
Artinya: “ Maka kecelakaanlah bagai orang-orang yang salta, (situ) orang-

orang yang lalai dari shalatnya”

 ( QS. Al-Ma`un:4-5 )

c.                                       Disiplin dalam Masyarakat

d.                                       Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

        Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian

tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan

akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah :

                      1)     Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak

ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup


                      2)                                       Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan

dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya

                      3)                                       Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah

                      4)                                       Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun

                      5)     Longgarnya peraturan yang ada

Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan

mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin

merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru

memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan sebab

saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.

Macam-macam bentuk disiplin selain seperti yang disebutkan diatas, disiplin juga

terbagi menjadi:

a.         Disiplin Diri Pribadi

        Apabila dianalisi maka disiplin menganung beberapa unsur yaitu adanya sesuatu

yang harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal

tersebut. Disiplin diri merupakan kunci bagi kedisiplinan pada lingkungan yang lebih

luas lagi. Contoh disiplin diri pribadi yaitu tidak pernah meninggalkan Ibadan lepada

Tuhan Yang Maha Kuasa

b.        Disiplin Sosial

        Pada hakekatnya disiplin sosial adalah Disiplin dari dalam kaitannya dengan

masyarakat atau dalam hubunganya dengan. Contoh prilaku disiplin social hádala

melaksanakan siskaling verja bakti. Senantiasa menjaga nama baik masyarakat dan

sebagaiannya.

c.         Disiplin Nasional


        Berdasarkan hasil perumusan lembaga pertahanan nasional, yang diuraikan dalam

disiplin nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Disiplin nasional diartikan

sebagai status mental bangsa yang tercemin dalam perbuatan berupa keputusan dan

ketaatan. Baik secara sadar maupun melalui pembinaan terhadap norma-norma

kehidupan yang berlaku.

      Disiplin Nasional pada hakekatnya mencakup hal-hal :

a)    Terbitnya kesadaran masyarakat dan aparat penyelenggaraan terhadap arti

pentingnya disiplin negara.

b)   Tertibnya ketaatan bangsa kepada aturan hukum

c)    Terbentuk sistem perilaku demokrasi Konstitusi yang efektif dan efisien

Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin nasional

                           1)          Menerima pancasila sebagai satu-satunya asas dalam berbangsa,

bermasyarakat dan bernegara.

                           2)          Kita telah memiliki berbagai peraturan yang kita yakini kebenarannya

                           3)          Kita telah memahami. menghayati dan mengamalkan Pancasila

                           4)          Partisipasi masyarakat terhadap pembangunan

Faktor-faktor penghambat terhadap disiplin nasional

                      1)          Banyaknya pengaruh liberalisme, sosialisme, komunisme, panatisme yang

berlebihan

                      2)          Teladan pemimpinan yang tidak memuaskan

                      3)          Banyaknya aspirasi masyarakat yang tidak terpenuhi.

Upaya menumbuhkan disiplin nasional

                      1)          Keteladanan


                      2)          Teguran

                      3)          Sanksi yang tepat

Contoh pelaksanaan disiplin nasional dalam kehidupan sehari-hari:

                      1)          Masuk dan keluar kantor sesuai waktunya

                      2)          Menindak pelanggaran peraturan lalu lintas

                      3)          Mengenakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh.

Pada dasarnya ada dua dorongan yang mempengaruhi disiplin :

                      1)          Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya

pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin

                      2)          Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah,

larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.

3. Faktor-faktor  yang Mempengaruhi Kedisiplinan Guru

Menurut Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyam dalam Bukunya kemampuan Dasar

Guru Dalam Proses belajar Mengajar, mengemukakan bahwa ada beberapa indikator agar

disiplin dapat membina dan dilaksanakan dalam proses pendidikan sehingga waktu

pendidikan dapat ditingkatkan yaitu sebagai berikut :

a.       Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru maupun baik bagi siswa, karena

tata tetib yang berlaku merupakan aturan dalam ketentuan yang harus ditaati oleh

siapa pun demi kelancaran proses pendidikan itu, yaitu:

1)                          Patut terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan.

2)                          Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku disekolah atau lembaga

pendidikan tertentu. Contohnya menggunakan kurikulum yang berlaku atau

membuat satuan pelajaran.


3)                          Tidak membangkang pada peraturan yang berlaku, baik bagi para

pendidik maupun bagi peserta didik. Contohnya membuat PR bagi peserta didik.

4)                          Tidak suka membohong.

5)                          Bertingkahlaku yang menyenangkan.

6)                          Rajin dalam belajar mengajar.

7)                          Tidak suka malas dalam belajar mengajar.

                          Tidak menyuruh orang untuk bekerja demi sendiri.

9)                          Tepat waktu dalam belajar mengajar.

10)                      Tidak pernah keluar saat belajar mengajar.

11)                      Tidak pernah membolos saat belajar mengajar.

b.      Tata terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku, meliputi :

1)                          Menerima menganalisa dan mengkaji berbagai pembaruan pendidik.

2)                          berusaha menyesuaikan dengan situai dan kondisi pendidikan yang ada.

3)                          Tidak membuat keributan didalam kelas.

4)                          Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

5)                          Membantu kelancaran proses belajar mengajar.

c.       Menguasai diri dan intropeksi.

        Dengan melaksanakan indikator –indikator yang dikemukakan diatas sudah

barang tentu disiplin dalam proses pendidikan dapat telaksana dan kedisiplinan dalam

proses belajar mengajar dapat terlaksana dan kedisiplinan guru dapat ditigkatkan.

Selain beberapa indikator supaya disiplin dapat terlaksana, adapun hal yang perlu

diperhatikan yakni langkah-langkah untuk menanamkan kedisiplinan guru disekolah

yang meliputi :

1)                          Dengan Pembiasaan


        Guru dan para pegawai (staf) untuk melakukan hal-hal dengan tertib, keluar

dan teratur. Kebiasaan-kebiasaan ini akan berpengaruh besar terhadap ketertiban

dan keteraturan dalam hal-hal lain

2)                          Dengan contoh dan teladan

        Dalam hal ini guru, kepala sekolah beserta staf maupun orang tua sekalipun

harus menjadi contoh dan teladan bagi anak-anaknya. Jangan membiasakan

sesuatu kepada anak tetapi dirinya sendiri tidak melaksanakan hal tersebut. Hal

tersebut akan menimbulkan rasa tidak adil dihati anak, rasa tidak senang dan

tidak ikhlas melakukan sesuatu yang dibiasakan, akan berakibat bawha

pembiasaan itu sebagai pembiasaan yang dipaksakan dan sulit sekali menjadi

disiplin yang tumbuh secara alami dari dalam diri atau dari dalam lubuk hati

nurani sebagai pembiasaan lingkunganya

3)                          Dengan Penyadaran

        Guru pegawai (staf) harus diberikan penjelasan-penjelasan tentang

pentingnya nilai dan fungsi dari peraturan-peraturan itu dan apabila kesadaran itu

lebih timbul berarti pada guru telah timbul disiplin

4)                          Dengan Pengawasan

        Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah agar tidak terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan. Pengawasan harus terus-menerus dilakukan,

terlebih lagi dalam situasi-situasi yang sangat memungkinkan bagi guru dan para

staf untuk berbuat sesuatu yang melanggar tata tertib sekolah.

        Menurut Aim Abdul Karim dalam Buku PPKN 2 untuk SMU kelas 2 menyebutkan

bahwa ada beberapa indikator untuk menanamkan Disiplin dalam kehidupan yaitu :
a.                                                               Pembiasaan

b.                                                               Pengawasaan

c.                                                               Perintah

d.                                                               Larangan

e.                                                               Ganjaran hukuman

        Langkah-langkah tersebut umumnya dilakukan untuk mencegah terjadinya

pelanggaran, lalu apa yang harus ditempuh untuk menanamkan kedisiplinan guru jika

guru telah ”Telanjur” melakukan pelanggaran (Titik Disiplin). Sehubungan dengan itu

dikemukakan alat pendidikan represif. Alat pendidikan represif diadakan bila terjadi

sesuatu perbuatan yang dianggap bertentangan dengan peraturan-peraturan.

Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan langkah-langkah seperti :

a.    Pemberitahuan

       Pemberitahuan di sini adalah pemberitahuan kepada guru atau staf yang telah

melanggar peraturan tetapi ia belum mengetahui bahwa perbuatannya itu adalah

melanggar.

b.    Teguran

        Teguran diberikan kepada guru dan staf yang baru satu dua kali melakukan

pelanggaran atau tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai tata laksana

sekolah.

c.    Peringatan

        Peringatan diberikan kepada guru dan staf yang telah beberapa kali melakukan

pelanggaran dan telah diberikan teguran pula atas pelanggarannya. Dalam


memberikan peringatan ini biasanya disertai dengan ancaman akan sangsinya,

bilamana terjadi pelanggaran lagi.

d.    Hukuman

        Hukuman ialah tindakan yang paling akhir diambil apabila teguran dan

peringatan belum mampu untuk dicegah oleh guru atau para staf tidak diindahkan hal-

hal yang mengarah kepada disiplin guru.

e.    Ganjaran

        Ganjaran adalah alat pendidikan yang paling menyenangkan. Ganjaran yang

telah diberikan kepada guru yang telah menunjukan hasil baik dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar sekaligus menerapkan prilaku dan kepribadian yang mulia.

            Demikian beberapa indikator yang amat perlu diperhatikan supanya

kedisiplinan guru dan pegawai (staf) dapat tumbuh dan berkembang pada hati nurani

setip guru dan pegawai (staf). Sehingga tujuan dari pada pendidikan mudah tercapai.

Disiplin merupakan salah satu alat penentuan keberhasilan pencapaian tujuan dari

pendidikan.

            Allah    SWT pada dasarnya telah mengajarkan kepada manusia tentang

kedisiplinan. Sebagai contoh kita perhatikan Firman-Nya

‫صلَواةَ فَأ َ ْذ ُك ُر ْوا هللاَ قِيَ ًما َوقُ ُع ْو ًدا َو َعلَى ُجنُ ْوبِ ُك ْم فَإِ َذا اَ ْط َمأْنَ ْنتُ ْم‬ َ َ‫فَإِ َذا ق‬
َّ ‫ض ْيتُ ُم ال‬
‫صلَواةَ َكانَتْ َعلَى ْال ُم ْؤ ِمنِ ْي َن ِكتَبًا َّم ْوقُ ْوتًا‬ َّ ‫فَأَقِ ْي ُم ْوا ال‬.
Artinya: ”Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat-mu ingatlah Allah di waktu
berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabil kamu telah
merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya
shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman”             ( QS. An-Nisa: 103 )
 

Reverensi :
1). DEPAG RI UU RI, Guru dan Dosen tentang SISDIKNAS, bab I, pasal I (Jakarta, 2006),
h. 2

2).DEPAG RI. UU RI PP RI Tentang Pendidikan bab I pasal I (Jakarta, 2006), h. 5

 Share this:
 Reddit

Entri ini dituliskan pada April 19, 2009 pada 3:44 am dan disimpan dalam pendidikan
sekolah. Bertanda: disiplin, disiplin dalam agama, disiplin dalm sekolah, disiplin guru,
disiplin nasional, kedisiplinan, macam-macam disiplin, pengawasan, pengertian disiplin,
peraturan, tata tertib. Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0
pengumpan. Anda bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.

Like
Be the first to like this post.

21 Tanggapan - tanggapan ke “Pengertian Kedisiplinan”

1.

Guru sebagai tenaga kependidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan
pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan
bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya
manusia yang menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan pendidikan.

Untuk itu dalam menunjang kegiatan guru diperlukan iklim sekolah yang kondusif dan hubungan
yang baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah antara lain kepala sekolah, guru, tenaga
administrasi dan siswa. Serta hubungan baik antar unsur-unsur yang ada di sekolah dengan orang
tua murid/masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka kinerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia
pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global
semakin ketat. Kinerja guru (performance) merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja
itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi disamping cara-cara yang lain.

Winardi (2001: 207) menyatakan Motivasi merupakan suatu


kekuatan potensial yang ada pada diri seseorang manusia, yang dapat
dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar
yang pada intinya sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter, yang
dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau negatif, hal mana
tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan
Motivasi juga bukan merupakan hal yang mudah dilakukan,
karena seorang pimpinan sulit untuk mengetahui kebutuhan (needs) dan
keinginan (wants) yang diperlukan oleh seorang bawahan dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Motivasi bukan timbul dari dalam diri
manusia saja melainkan juga dari kekuatan-kekuatan lingkungan yang
mempengaruhi individu untuk melakukan sesuatu berdasarkan tujuan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dicapai. Dorongan
tersebut dapat berdampak positif maupun negatif bagi individu kalau
tidak diarahkan, baik oleh diri sendiri maupun orang lain yang juga
mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh individu tertentu.
Dorongan kearah positif akan meningkatkan hasil yang optimal bagi diri
sendiri maupun orang lain yang merupakan rekan kerja maupun yang
berada di luar lingkungan kerja tersebut. Sebaliknya, kalau yang terjadi
adalah dorongan kearah negatif, maka yang terjadi adalah kerugian dari
kegiatan-kegiatan yang dijalankan baik untuk diri sendiri maupun untuk
orang lain dan lingkungan sekitarnya sehingga dampak seperti ini harus diarahkan kembali kearah
positif demi kepentingan yang sebenarnya untuk kemajuan.

Ada berbagai macam motivasi dalam diri manusia yang tergantung kepada kebutuhan mana yang
akan diutamakan. Apabila kebutuhan utama tersebut telah terpenuhi maka akan timbul kebutuhan
lain yang sebelumnya dimiliki, sehingga akan berlanjut terus sampai kepada kebutuhan yang belum
pernah dimiliki oleh orang lain. Artinya, manusia dapat saja menggunakan orang lain sebagai
patokan terhadap suatu kebutuhan untuk memotivasi mencapai hal yang sama tetapi dapat juga
untuk mencapai hal-hal lain karena berbeda terhadap sesuatu yang diinginkan. Manusia umumnya
cenderung mendapatkan sesuatu yang sama atau berbeda dengan orang lain bila kondisi internal
maupun kondisi eksternal mendukung kearah tersebut. Hal ini yang secara tidak langsung
menunjukkan kuatnya motivasi berupa kemampuan diri guna meraih apa yang pernah maupun yang
belum pernah diraih oleh orang lain atau dengan kata lain bahwa individu tersebut juga mempunyai
kemampuan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, motivasi yang diharapkan dari guru adalah
bahwa fungsi dari motivasi tersebut dapat mempengaruhi kinerja guru. Motivasi mempersoalkan
bagaimana caranya gairah kerja guru, agar guru mau bekerja keras dengan menyumbangkan
segenap kemampuan, pikiran, keterampilan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Para guru
mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi tersebut akan dilepaskan atau digunakan
tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia.

Dalam Hasibuan (2003:162-163), Mc. Clelland mengemukkan teorinya yaitu Mc. Clelland's
Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi Mc. Clelland. Teori ini berpendapat
bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan
digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang
tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh karyawan karena dorongan oleh : (1) kekuatan motif dan
kekuatan dasar yang terlibat, (2) harapan keberhasilannya, dan (3) nilai insentif yang terletak pada
tujuan. Menurut pendapat dari Maslow yang dikenal dengan "Teori Kebutuhan Manusia" adalah
bahwa seseorang mempunyai lima (5) tipe kebutuhan dan kebutuhan ini akan digunakan untuk
menyusun hirarki. Artinya, kebutuhan dibangun atas dasar dari bawah keatas atau dengan kata lain
bahwa kebutuhan harus dipenuhi sebelum dipicu oleh kebutuhan selanjutnya. Adapun kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan :

1. Fisiologis
2. Kebutuhan Kemanan
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Kebutuhan Aktualisasi diri

Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut terpenuhi, maka seseorang akan termotivasi dalam


melakukan serta menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya termasuk profesi sebagai guru. Teori
ini menyatakan bahwa seseorang berperilaku karena didorong oleh adanya keinginan untuk
memperoleh pemenuhan dalam bermacam-macam kebutuhan.
Berbagai kebutuhan yang dinginkan oleh seseorang berjenjang, artinya apabila kebutuhan pada
jenjang pertama telah dapat dipenuhi, maka kebutuhan jenjang kedua akan mengutamakan apabila
kebutuhan pada jenjang kedua telah dapat dipenuhi, maka kebutuhan jenjang ketiga akan menonjol,
demikian seterusnya sampai dengan kebutuhan jenjang kelima. Jika kebutuhan guru tersebut
terpenuhi berarti guru memperoleh dorongan dan daya gerak untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan baik. Ini berarti kinerja guru dapat tercapai dengan baik. Kinerja yang tercapai dengan baik
itu terlihat dari guru yang rajin hadir di sekolah dan rajin dalam mengajar, guru mengajar dengan
sungguh-sungguh menggunakan rencana pelajaran, guru mengajar dengan semangat dan senang
hati, menggunakan media dan metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran, melakukan
evaluasi pengajaran dan menindaklanjuti hasil evaluasi. Apa yang dilakukan oleh guru ini akan
berdampak kepada keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengamatan penulis yang dikaitkan dengan situasi dan kondisi faktual di lingkungan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Ternate, yang terlihat masih ada guru yang bekerja
sampingan diluar sekolah, masih ada guru yang belum mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan
untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan guru, masih ada guru yang datang terlambat,
tidak masuk mengajar tanpa ijin, guru yang mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar atau ada
persiapan mengajar namun tidak lengkap. Fenomena yang terjadi diatas bisa disebabkan oleh
beberapa faktor, namun penulis hanya melihat dari faktor motivasi yang didasarkan pada teori
Malsow yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan kemanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Dari uraian diatas penulis mengambil judul : “Pengaruh
Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Kota Ternate”.
s.com weblog

Manajemen SDM Pendidikan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN

Salah satu bidang penting dalam Administrasi/Manajemen Pendidikan adalah berkaitan

dengan Personil/Sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu Pendidik

seperti guru maupun tenaga Kependidikan seperti tenaga Administratif. Intensitas dunia

pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting

antara lembaga pendidikan/organisasi sekolah dengan organisasi lainnya, ini sejalan dengan

pernyataan Sergiovanni, et.al (1987:134) yang menyatakan bahwa:

”Perhaps the most critical difference between the school and most other organization is
the human intensity that characterize its work. School are human organization in the sense
that their products are human and their processes require the sosializing of humans”

ini menunjukan bahwa masalah sumberdaya manusia menjadi hal yang sangat dominan dalam

proses pendidikan/pembelajaran, hal ini juga berarti bahwa mengelola sumberdaya manusia

merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses pendidikan/pembelajaran di

sekolah.

Sumberdaya manusia dalam konteks manajemen adalah ”people who are ready, willing,

and able to contribute to organizational goals (Wherther and Davis, 1993:635). Oleh karena itu

Sumberdaya Manusia dalam suatu organisasi termasuk organisasi pendidikan memerlukan

pengelolaan dan pengembangan yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja mereka agar dapat

memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan. Meningkatnya kinerja Sumber Daya Manusia akan

berdampak pada semakin baiknya kinerja organisasi dalam menjalankan perannya di masyarakat.

Meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia memerlukan pengelolaan yang sistematis dan

terarah, agar proses pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini
berarti bahwa manajemen Sumber Daya Manusia merupakan hal yang sangat penting untuk

keberhasilan perusahaan, besar atau kecil, apapun jenis industrinya (Schuller and Jackson,

1997:32), aspek Manajemen Sumberdaya Manusia menduduki posisi penting dalam suatu

perusahaan/organisasi karena setiap organisasi terbentuk oleh orang-orang, menggunakan jasa

mereka, mengembangkan keterampilan mereka, mendorong mereka untuk berkinerja tinggi, dan

menjamin mereka untuk terus memelihara komitmen pada organisasi merupakan faktor yang

sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi (De Cenzo&Robbin, 1999:8). Menurut Barney

(Bagasatwa,(ed),2006:12) sistem Sumber Daya Manusia dapat mendukung keunggulan kompetitif

secara terus menerus melalui pengembangan kompetensi SDM dalam organisasi.

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu ilmu dan seni yang mengatur proses

pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu pengakuan terhadap

pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat menentukan

dalam suatu organisasi, dan perlu terus dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi

yang maksimal bagi organisasi maupun bagi pengembangan dirinya.

Dalam era yang penuh dengan perubahan, lingkungan yang dihadapi oleh manajemen

Sumber Daya Manusia sangatlah menantang, perubahan muncul dengan cepat dan meliputi

masalah-masalah yang sangat luas. Berdasarkan penelitian dan sumber-sumber lain menurut

Mathis (2001:4) dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh manajemen Sumber Daya

Manusia adalah sebagai berikut (a) perekonomian dan perkembangan teknologi; (b) ketersediaan

dan kualitas tenaga kerja; (c) kependudukan dengan masalah-masalahnya; (d) restrukturisasi

organisasi. Oleh karena itu mengelola Sumberdaya manusia menjadi sesuatu yang sangat

menentukan bagi keberhasilan suatu organisasi, kegagalan dalam mengelolanya akan berdampak

pada kesulitan organisasi dalam menghadapi berbagai tantangan


Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang akan menentukan pada kinerja

organisasi, ketepatan memanfaatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia serta

mengintegrasikannya dalam suatu kesatuan gerak dan arah organisasi akan menjadi hal penting

bagi peningkatan kapabilitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk lebih memahami

bagaimana posisi Manajemen SDM dalam konteks organisasi diperlukan pemahaman tentang

makna Manajemen SDM itu sendiri, agar dapat mendudukan peran Manajemen SDM dalam

dinamika gerak organisasi.

Tabel 1.

Pendapat Pakar tentang Manajemen Sumber daya Manusia

No Pengertian Manajemen SDM Pendapat


1. Human Resource management is the management of people. Wherther & Davis
Human Resource management is the responsibility of every
manager. Human Resource management take place within a (1993:28)
large system: Organization. Human Resource management can
increase its contribution to employees, manager, and the
organization by anticipating challenges before they arise
2. Human Resource Management is the part of organization that is De Cenzo&
concerned with the people dimension Robbin

(1999:8)
3. The utilization of the firm’s human assets to achieve Mondy dan Noe
organizational objectives (Susilo,2002:5)
4. Manajemen Sumberdaya Manusia berhubungan dengan sistem Mathis dan Jackson
rancangan formal dalam suatu organisasi untuk menentukan (2001:4)
efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk
mewujudkan tujuan/sasaran yang telah ditentukan oleh suatu
organisasi
5. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan penerapan Mangkuprawira
pendekatan SDM di mana secara bersama-sama terdapat dua
tujuan yang ingin dicapai, yaitu (1) tujuan untuk perusahaan (2003:14)
dan (2) untuk karyawan
6. Human resource management (HRM) refers to the policies, Noe, et.al (2006:5)
practices, and system that influence employees’ behaviour,
attitudes, and performance
7. Human resources management is the function performed in Ivancivich (2007:4)
organization that facilitate the most effective use of people
(employee) to achieve organizational and individual goals
Adapun lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi aktivitas yang berhubungan

dengan Sumber Daya Manusia dalam organisasi. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia terbagi

atas, “fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating, controlling dan fungsi

operasional yang meliputi procurement, development, kompensasi, integrasi, maintenance,

separation” (Cahyono,1996:2)

Fungsi perencanaan (planning) merupakan penentu dari program bagian personalia yang

akan membantu tercapainya sasaran yang telah disusun oleh perusahaan. Fungsi pengorganisasian

(organizing) merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi, dimana setelah fungsi

perencanaan dijalankan bagian personalia menyusun dan merancang struktur hubungan antara

pekerjaan, personalia dan faktor-faktor fisik. Fungsi actuating, pemimpin mengarahkan karyawan

agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan

pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi. Fungsi pengendalian (controlling) merupakan

upaya untuk mengatur kegiatan agar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumrrya.

Funggsi pengadaan tenaga kerja (procurement) yang berupaya untuk mendapatkan jenis

dan jumlah karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Fungsi pengembangan

(development) harus dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan mereka melalui pendidikan

dan pelatihan untuk meningkatkan prestasi kerja. Fungsi integrasi (integration) merupakan usaha

untuk mempersatukan kepentingan karyawan dan kepentingan organisasi, sehingga tercipta

kerjasama yang baik dan sating menguntungkan. Fungsi pemeliharaan (maintenance) tenaga kerja

yang berkualitas perlu dilakukan agar mereka mau tetap bekerja sama dan loyal terhadap

organisasi. Fungsi pemberhentian (separation) yang merupakan putusnya hubungan kerja

seseorang dengan perusahaan karena alasan-alasan tertentu.

Menurut Lunenburg dan Ornstein (2004:53), dalam proses Manajemen Sumberdaya

Manusia terdapat enam program yaitu :


1. Human resource planning

2. Recruitment

3. Selection

4. Professional develepment

5. Performance appraisal

6. Compensation

Human resource planning merupakan perencanaan Sumberdaya Manusia yang melibatkan

pemenuhan kebutuhan akan personel pada saat ini dan masa datang, dalam konteks ini pimpinan

perlu melakukan analisis tujuan pekerjaan syarat-syarat pekerjaan serta ketersediaan personil.

Recruitment adalah paya pemenuhan personil melalui pencarian personil yang sesuai dengan

kebutuhan dengan mengacu pada rencana Sumber Daya Manusia yang telah ditentukan. Kemudian

dari pendaptar yang diperoleh dalam rekrutmen, dilakukanlah selection untuk menentukan

persenonil yang kompeten sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang ditetapkan.

Apabila Personil yang dibutuhkan telah diperoleh, maka langkah Manajemen Sumber Daya Manusia

yang amat diperlukan adalah Professional development atau pengembangan profesional yang

merupakan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensi personil agar dapat

memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kepentingan organisasi. Dalam hubungan ini maka

diperlukan upaya untuk melakukan penilaian kinerja (performance appraisal) sebagai upaya untuk

memahami bagaimana kondisi kinerja personil dalam organisasi yang amat diperlukan dalam

menentukan kebijakan kompensasi (compensation) serta pengembangan karir personil.

Manajemen Sumberdaya manusia dalam suatu organisasi pada dasarnya hanyalah suatu cara atau

metode dalam mengelola Sumber Daya Manusia agar dapat mendukung dalam pencapaian tujuan

organisasi, melalui upaya-upaya yang dapat mengembangkan kompetensi Sumber Daya Manusia

menjalankan peran dan tugasnya dalam suatu organisasi, oleh karena itu tujuan dari Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah memanfaatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia dalam

organisasi untuk bekerja dengan baik dalam mewujudkan tujuan organisasi. Menurut Wherther dan

Davis (1993:10) ”the purpose of human resources management is to improve the productive

contribution of people to the organization in an ethical and sosially responsible way”. Sementara itu

secara rinci Wherther dan Davis (1993:11) menyatakan bahwa tujuan dari pada manajemen

sumberdaya manusia adalah :

a. ”Societal objective. To be ethically and sosially responsible to the needs and challange
of society while minimizing the negative impact of such demand upon thr organization

b. Organizational objective. To recognize that human resource management exists to


contribute to organizational effectiveness. Human resource management is not an end
in itself; it is only a means to assist the organization with its primary objectives. Simply
stated, the departement exists to serve the rest of the organization

c. Functional objective. To maintain the department’s contribution at a level appropriate


to the organization’s needs. Resourcesare wasted when human resource management
is more or less sophisticated than the organization demand. The department’s level of
service must be tailored to the organization it serve

d. Personal objective. To assisst employees in achieving their personal goal, at least


insofar as these goals enhance the individual’s contribution to the organization.
Personal objective of employees must be met if workers are to be maintained,
retained, and motivated. Otherwise, employee performance and satisfaction may
decline, and employees may leave the organization”

Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai salah satu bagian dari Manajemen Organisasi

secara keseluruhan jelas akan berpengaruh pada bidang-bidang manajemen lainnya, karena pada

dasarnya semua organisasi itu bergerak dan berjalan karena adanya aktivitas dan kinerja Sumber

Daya Manusia yang bekerja dalam organisasi.

Dengan demikian nampak bahwa manajemen sumberdaya manusia sangat penting

peranannya dalam suatu organisasi termasuk dalam lembaga pendidikan seperti sekolah yang juga

memerlukan pengelolaan Sumberdaya manusia yang efektif dalam meningkatkan kinerja

organisasi. Tuntutan akan upaya peningkatan kualitas pendidikan pada dasarnya berimplikasi pada
perlunya sekolah mempunyai Sumber Daya Manusia pendidikan baik Pendidik maupun Sumber

Daya Manusia lainnya untuk berkinerja secara optimal, dan hal ini jelas berakibat pada perlunya

melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia yang sesuai dengan tuntutan legal formal

seperti kualifikasi dan kompetensi, maupun tuntutan lingkungan eksternal yang makin kompetitif

di era globalisasi dewasa ini, yang menuntut kualitas Sumber Daya Manusia yang makin meningkat

yang mempunyai sikap kreatif dan inovatif serta siap dalam menghadapi ketatnya persaingan.

Manajemen Sumber Daya Manusia


7

Rate This

You might also like