Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Oleh :
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis (sunah) bagi umat Islam menempati urutan kedua sesudah Al-Qur’an,
disamping sebagai sumber ajaran Islam yang secara langsung terkait dengan
dan sebagainya. Kebutuhan umat Islam terhadap hadis (sunah) sebagai sumber
ajaran agama terpusat pada subtansi doktrinal yang tersusun secara verbal
dalam komposisi teks (redaksi) matan hadis. Target akhir pengkajian ilmu
hadis sesungguhnya terarah pada matan hadis, sedangkan yang lain ( sanad,
studi hadis persoalan sanad dan matan merupakan dua unsur yang penting
yang menentukan keberadaan dan kualitas suatu hadis. Kedua unsur itu begitu
penting artinya, dan antara yang satu dengan yang lainya saling berkaitan erat,
eksistensi dan kualitas suatu hadis. Karenaya suatu berita yang tidak memilki
sanad tidak dapat disebut sebagai hadis; demikian sebaliknya matan, yang
1
M. Thahir al-jawabi, Juhul al-Muhaddisin fi naqdi matni al-hadis al-nabawi al-syarif ,
Tunisia; muasasah ‘abd karim 1986, hal 6
2
Al-Sanusi, Syarh Shahih Muslim, vol. 4. Bairut: Dar al-Kutub, 1994.
3
sesuatu yang datang dari atau disandarkan kepada Rasulullah (hadis marfu’)
atau kepada narasumber sahabat (hadis) atau yang bersumber kepada Tabiin
wurudul hadis) dan rangkaian sanad, peran strategi sanad seperti penegasan
Muhammad Ibn Sirrin (W. 110 H) dan Abdullah bin Al-mubarak. (W. 181 H)
Melihat hasil evaluasi ulama muhadisin terhadap kritik matan hadis befokus
pada data dugaan syadz atau temuan ilat (sebab). Praktisi hukum Islam
beroriantasi pada strata khabar mutawatir masyhur untuk kategori qath’i dan
khabar ahad untuk kategori zhanni. Parameter kritik matan hadis semakin
B. Tujuan
kritik internal hadis yang terfokus pada metode kritik matan hadis, metodologi
kritik hadis di kalangan orientalis dan contoh dari kritik hadis ilmuan muslim
kontemporer.
3
Muslim bin al-Hajjaj, muqadimah al-jami’ al-shahih jilid I, mesir 1955, hal 14-15
4
Menurut bahasa Matan hadis berasal dari bahasa Arab yang artinya panggung
Jalan (muka jalan), tanah yang tinggi dan keras 4. Matan menurut hadis adalah
pengunjung sanad, yakni sabda Nabi Muhammad SAW, yang disebut sesudah
habis disebutkan sanad.5 Matan hadits ialah pembicaraan (kalam) atau materi
berita yang diover oleh beberapa sanad, baik pembicaraan itu berasal dari
sabda Rasulullah saw., sahabat, ataupun tabi'in; baik isi pembicaraan itu
tentang perbuatan Nabi maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh
Nabi.6 Dalam literatur Arab kata “an-naqd” dipakai untuk arti “kritik” atau
“memisahkan yang baik dari yang buruk.7 Kata “kritik” berasal dari bahasa
kriterion berarti “dasar penghakiman”.8 Dalam konteks tulisan ini kata “kritik”
Dari arti kebahasaan tersebut, kata "Kritik" bisa diartikan upaya membedakan
antara yang benar (asli) dan yang salah (palsu) .Kata “an-naqd” ini telah
digunakan oleh beberapa ulama hadis sejak awal abad kedua Hijriah, hanya
4
Ibn Mnzur. Lizan Al – Arab Juz III. Hlm 434 - 435
5
Muhammad tahrir Al – Jawabai, Juhud Al Muhaddisin fi Naqd Matn Al – hadist Al –
Nabawi al – Syarif ( Tunis : Muassat A, al – KarimIbn Abdullah [t.th]), hal 88 - 89
6
http://kafilahcinta.roomforum.com/al-hadist-f3/arti-sanad-dan-matan-hadis-t9.htm
7
Kata "kritik" berkonotasi pengertian bersifat tidak lekas percaya, tajam dalam
penganalisaan, ada uraian baik buruk terhadap suatu karya. ( Dep. Pendidikan dan Kebudayaan,
Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka) hlm. 466
8
Atar Semi, Kritik Sastra (Bandung: Angkasa, 1987) hlm.7.
9
http://elkhalil.multiply.com/journal/item/28
5
ادث::ون االح::الحكم على الرواة تجريحا وتعديال بألفاظ خاصة دات دالئل معلمه عند اهله والنظر متن
ارض::التى صح سندها لتصحيحها او تضيفها ولرفع االشكال عما بدا مشكل من صحيحها ودفع التع
Penetapan status cacat atau adil pada perawi hadits dengan mengunakan
pada matan hadits yang shahih serta mengatasi gejala kontradiksi antar
Dari beberapa definisi diatas, dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan
kritik matan hadis (naqd al-matn) dalam konteks ini ialah usaha untuk
hadis yang sahih atau yang lebih kuat dan yang tidak.
Mengenai matan hadits itu sendiri, ia harus tidak bersifat syadz, yaitu salah
Hadits tersebut tidaklah berilah qadinah, yaitu cacat yang diketahui oleh
Menurut ulama hadis, suatu hadis dikatakan berkualitas shahih (dalam hal ini
Adapun kaidah-kaidah yang harus dipenuhi oleh suatu matan yang berkualitas
Menururt Shalah al Din al Adlabi ada 4 tolak ukur penelitian keshohihan matan
hadits:
12
Salah Al – Din bin Ahmad Al – Adabi, op. Cit., hlm. 238
7
Menurut ulama jumhur 4 unsur tolak ukur di atas adalah tolak ukur unsur untuk
meneliti kepalsuan suatu hadits, tanda-tanda matan hadits yang palsu (maudlu)
adalah:
secara rasional.
Isinya barada diluar kewajaran diukur dari petunjuk umum ajaran Islam.13
Jadidah, 1403 H/ 1983 M), h 237 – 238 dalam M syuhudi Isma’il, Metodelogi PenelitianHadis
Nabi, Op. Cit, H 128.
8
kuat.14
Salah satu persyaratan hadis shahih yang harus dipenuhi oleh seorang
memahami apa yang didengar dan menghafalnya ketika dibacakan. Dia juga
gurunya (tahammul) sampai dia membacakan kembali pada orang lain (al-
Ada'). Seorang periwayat hadis disebut hafiz dan 'alim, apabila dia
aslinya.15 Seorang kritikus pasti mengetahui hal tersebut dan hal itu dapat
Salah Al – Din bin Ahmad Al – Adabi, Manhaj Naqd al Matn (Beirut : Dara al – Afaq al –
14
Menurut Hamzah Abu al-Fath, pada dasarnya tidak ada sabda-sabda Rasulullah
3. Adanya upaya perawi untuk merafa'kan hadits hingga sampai pada Nabi
Dalam konteks yang lebih luas, tidak sekadar memahami hadis-hadis yang
kontradiktif satu dengan yang lainnya, ada beberapa petunjuk yang mesti
menjadi pegangan dalam memahami hadis-hadis Nabi seperti yang ditulis oleh
Kedua, menghimpun hadis yang terjalin dalam tema yang sama. Ketiga,
membedakan antara sarana yang berubah dan sasaran yang tetap. Keenam,
majaz. Ketujuh, membedakan antara alam gaib dan alam kasat mata.
16
Al-Sijastani, Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’as. Sunan Abi Dawud. Juz I. Dikoreksi dan
diberi nomor oleh Sidqi Muhammad Jamil. Semarang: Toha Putra, t.th.
17
Azami, Muhammad Musthafa. Metodologi Kritik Hadis. Terj. A. Yamin. Jakarta: Pustaka
Hidayah, 1992.
10
Memahami hadis dengan memerhatikan delapan hal itu dengan catatan bahwa
seratus persen, setidaknya sudah taraf shahih, minimal hasan. Tidak hanya
kritik matan pada masa Nabi SAW. adalah sikap kritis para sahabat terhadap
rujuk silang atau tambahan (Ziyadah)/cross question and cross referense dapat
18
H. M Syuhudi Ismail, Metodelogi Peneiitia Hadis Nabi, Op.cit hal 121
19
Muhammad Mustafa Azami, Studies in Hadith Metodology and Literature,( Indiana:
Islamic Teaching Center Indianapolis, 1977), h. 52
20
Ahmad Fudhaili., Loc. Cit.
11
yang sama.
3. Perbandingan antara satu hadis dengan hadis yang lain yang terkesan
kontradiktif.21
adalah metode kritik matan hadis yang telah dibakukan oleh ulama-ulama ahli
hadis.
Nashiruddin Al - Bani)
21
Musfir 'Azamullah al-Dumainy, Maqayis Naqd Matn al-Sunnah,(Riyadh: tt, 1984), Cet.
Ke-I, h. 62-161
22
Muhammad Mustafa Azami, Studies in Hadith Metodology and Literatur, Op. Cit. H. 52
12
sanad hadis. Demikian pula tentang keterhindaran sanad dari syaz dan illat
sebagai salah satu syarat kesahihan sanad hadis sudah merupakan kesepakatan
Muhadditsin. Namun, dalam hal ini muhaddisi terbagi dua, ada yang ketat
dalam menvonis suatu sanad hadis, ada juga yang agak longgar.
Hadis yang terdapat dalam Sahih Al Bukhari, terdapat dalam kitab janaiz, bab
حدثنى علي بن حجر حدثنا علي بن مسهر عن الشيبا ن ّي عن أبى: قال البخارى
بردة عن أبيه قال ل ّما أصيب عمر جعل صهيب يقول واأخاه فقال له عمر يا صهيب
ّ م قال.أن رسول هللا ص
ان الميّت ليعذب ببكاءالح ّي ّ اما علمت
Hadis diatas telah memenuhi kriteria kesahihan sanad, baik dilihat dari
kebersambungan sanad maupun dari kapasitas dan kwalitas parawi, dan sanad
hadis tersbut mmiliki musyahid dan muttabi’ . Dngan adanya jalur pendukung
baik pada tingkat sahabat (musyahid) maupun pada tingkat (mutabi’) sampai
pada tingkat musanif , maka sanad hadis tersebut semakin baik dan kuat. Dari
37 jalur sanad hadis yang di teliti terlihat bahwa redaksi matan hadis tersbut
memiliki perbdaan satu dengan lainnya, maka dapat disimpulkan bahwa hadis
hanya dua jalur yang dapat diterima, yaitu jalur kelima dan ketujuh yang
terdapat dalam sahih muslim . riwayat dari Aisyah, dan yang lainnya harus
Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia
adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa
berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah
Dalam riwayat aisyah disebutkan bahwa mayit yang disiksa dalam kubur
adalah orang yahudi, bukan orang mukmin. Karena itu Muhammad Al-
ghazali, metode yang ditempuh oleh aisyah dapat dijadikan dasar untuk
suatu hadis yang bertentang dengan Alquran. Metode yang ditempuh aisyah
hadis yang diketahui oleh seorang sahabat dengan sahabat yang lainnya, atau
Sebaliknya apabila redaksi matan hadis itu memiliki perbedaan dan perbedaan
hadis sebagai penjelasan wahyu yang tidak mungkin salah dan tidak mungkin
Syekh Nashiruddin al-Albani (1986: 80) menilai bahwa hadis ini tidak ada
dan matan. Hadis yang dibicarakan ini belum pernah ditemukan sanadnya,
sebab memang bukan sabda Nabi SAW. Hadis yang ada sanadnya adalah
“Selagi kamu telah diberi kitab Allah, maka ia harus diamalkan. Tidak ada
tersebut dari Ibn Abbas, padahal ia tidak pernah bertemu dengan Ibn Abbas.
Hal ini belum tentu, sebab boleh jadi perbedaan pendapat justru menjadi
Allah adalah tidak boleh. Sedang perbedaan pendapat dalam masalah fiqh
yang bersifat furu`iyah (bukan prinsip) adalah boleh saja. Dalam ilmu fiqh
itu.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
17
1. Matan hadits ialah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang diover
oleh beberapa sanad, baik pembicaraan itu berasal dari sabda Rasulullah
saw., sahabat, ataupun tabi'in; baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan
Nabi maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi. Dalam
hadis-hadis yang sahih dan yang maudhu‘ para pakar hadis menetapkan
DAFTAR PUSTAKA
18
Al-Sijastani, Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’as. Sunan Abi Dawud. Juz I.
Dikoreksi dan diberi nomor oleh Sidqi Muhammad Jamil. Semarang: Toha Putra
http://elkhalil.multiply.com/journal/item/28
http://kafilahcinta.roomforum.com/al-hadist-f3/arti-sanad-dan-matan-hadis-
t9.htm
Ibn Mnzur. Lizan Al – Arab Juz III.
Salah Al – Din bin Ahmad Al – Adabi, Manhaj Naqd al Matn (Beirut : Dara
al – Afaq al – Jadidah, 1403 H/1983 M).
19
Syaikh Muhammad Al Ghazali, Studi Kritik Atas Hadits Nabi SAW : Antara
Pemahaman Tekstual dan Kontekstual, Penj. Muhammad Al Baqir, (Bandung:
Mizan, 1993).