You are on page 1of 29

A .

Partikel-partikel Dasar Atom

Terdiri atas inti atom dan elektron yang berada diluar atom. Inti atom
tersusun atas proton dan netron.

A .Elektron

Elektron merupakan partikel dasar penyusun atom yang pertama


kali ditemukan. Elektron ditemukan oleh Joseph John Thompson pada
tahun 1897.

Joseph John Thompson

Elektron ditemukan dengan menggunakan tabung kaca yang


bertekanan sangat rendah yang tersusun oleh:

 Plat logam sebagai elektroda pada bagian ujung tabung


 Katoda, elektroda dengan kutub negatif dan anoda, elektrode
dengan kutub positif.

Listrik bertekanan tinggi yang dialirkan melalui plat logam


mengakibatkan adanya sinar yang mengalir dari katoda menuju anoda
yang disebut sinar katoda. Tabung kaca bertekanan rendah ini
selanjutnya disebut tabung sinar katoda. Adanya sinar katoda membuat
tabung menjadi gelap. Sinar katoda tidak terlihat oleh mata akan tetapi
keberadaannya terdeteksi melalui gelas tabung yang berpendar akibat
adanya benturan sinar katoda dengan gelas tabung kaca.

Sifat-sifat Sinar Katoda:


 Sinar katoda dihasilkan akibat adanya aliran listrik bertekanan
tinggi yang melewati plat logam.
 Sinar katoda berjalan lurus menuju anoda.
 Sinar katoda menimbulkan efek fluoresens (pendar) sehingga
keberadaannya terdeteksi.
 Sinar katoda bermuatan negatif sehingga dapat dibelokkan oleh
medan listrik dan medan magnet.
 Sinar katoda yang dihasilkan tidak tergantung dari bahan pembuat
plat logam.
Sifat-sifat yang mendukung yang dihasilkan oleh sinar katoda
menyebabkan sinar katoda digolongkan sebagai partikel dasar atom dan
disebut sebagai elektron.

Tabung Sinar Katoda

Peralatan Thomson untuk menentukan harga e/m


Joseph John Thomson selanjutnya melakukan penelitian untuk
menentukan perbandingan harga muatan elektron dan massanya (e/m).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinar katoda dapat dibelokkan oleh
medan listrik dn medan magnet. Pembelokan memungkinkan
pengukuran jari-jari kelengkungan secara tepat sehingga perbandingan
harga muatan elektron dan massanya dapat ditentukan sebesar 1,76×108
coulomb/gram.

Robert Milikan

Robert Millikan pada tahun 1909 melakukan penelitian penentuan


muatan elektron menggunakan tetes minyak. Penelitian membuktikan
bahwa tetes minyak dapat menangkap elektron sebanyak satu atau lebih.
Millikan selanjutnya menemukan bahwa muatan tetes minyak berturut-
turut 1x(-1,6.10-19), 2x(-1,6.10-19), 3x(-1,6.10-19) dan seterusnya.
Karena muatan tiap tetes minyak adalah kelipatan 1,6.10-19C maka
Millikan menyimpulkan bahwa muatan satu elektron sebesar -1,6.10-
19C.
Peralatan tetes minyak Milikan

Hasil penelitian yang dilakukan Joseph John Thompson dan Robert


Millikan memungkinkan untuk menghitung massa elektron secara tepat.

Contoh Soal:

Tentukan berapa elektron yang tertangkap oleh 1 tetes minyak dalam


percobaan yang dilakukan oleh Millikan apabila 1 tetes minyak tersebut
bermuatan -3,2 x 10-19 C.

Jawab:
Telah diketahui dari percobaan yang dilakukan oleh Millikan bahwa
muatan 1 elektron sebesar -1,6 x 10-19 C. Maka jumlah elektron yang
ditangkap oleh 1 tetes minyak dengan muatan -3,2 x 10-19 C adalah:

Inti atom
Ernest Rutherford pada tahun 1911 menemukan inti atom. W. C.
Rontgen yang menemukan sinar x pada tahun 1895 dan penemuan zat
radioaktif oleh Henry Becquerel mendasari penemuan Rutherford. Zat
radioaktif merupakan zat yang dapat memancarkan radiasi spontan,
misalnya uranium, radium dan polonium. Radiasi atau sinar yang
dipancarkan oleh zat radioaktif disebut sinar radioaktif. Sinar radioaktif
yang umum dikenal adalah sinar alfa (α), sinar beta (β) dan sinar gama
(γ).

Ernest Rutherford

Sinar Alfa, beta dan gama

Ernest Rutherford melakukan penelitian dengan menggunakan


sinar alfa untuk menembak plat tipis emas (0,01 sampai 0,001mm).
Detektor yang digunakan berupa plat seng sulfida (ZnS) yang berpendar
apabila sinar alfa mengenainya.

Hamburan sinar alfa

Hasil yang diperoleh adalah bahwa sebagian besar sinar alfa


diteruskan atau dapat menembus plat tipis emas. Sinar alfa dalam jumlah
yang sedikit juga dibelokkan dan dipantulkan. Hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa sebagian besar sinar alfa diteruskan memberikan
kesimpulan bahwa sebagian besar atom merupakan ruang kosong.
Sedangkan sebagian kecil sinar alfa yang dipantulkan juga memberikan
kesimpulan bahwa dalam atom terdapat benda pejal dan bermuatan
besar. Adanya benda pejal yang bermuatan besar didasarkan pada
kenyataan bahwa sinar alfa yang bermuatan 4 sma dapat dipantulkan
apabila mengenai plat tipis emas. Hal ini berarti massa benda pejal
dalam atom emas jauh lebih besar daripada massa sinar alfa. Selanjutnya
Rutherford menyebut benda pejal tersebut sebagai inti atom yang
merupakan pusat massa atom. Penelitian juga menunjukkan bahwa sinar
alfa dibelokkan ke arah kutub negatif apabila dimasukkan kedalam
medan listrik. Hal ini berarti sinar alfa menolak sesuatu yang bermuatan
positif dalam atom emas dan lebih mendekati sesuatu dengan muatan
yang berlawanan. Rutherford selanjutnya menyimpulkan bahwa inti
atom bermuatan positif.
Hasil penelitian membuat Rutherford secara umum mengemukakan
bahwa:

 Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif yang merupakan
pusat massa atom
 Elektron diluar inti atom mengelilingi inti atom dan berjumlah
sama dengan muatan inti atom sehingga suatu atom bersifat netral.

B .Proton

Eugene Goldstein pada tahun 1886 melakukan percobaan dan


menemukan partikel baru yang disebut sebagai sinar kanal atau sinar
positif. PeralaEan Goldstein tersusun atas:

 Elektroda negatif (katoda) yang menutup rapat tabung sinar katoda


sehingga ruang dibelakang katoda gelap
 Tabung katoda dilubangi dan diisi dengan gas hidrogen bertekanan
rendah
 Radiasi yang keluar dari lubang tabung katoda akibat aliran listrik
bertegangan tinggi menyebabkan gas yang berada dibelakang
katoda berpijar
 Radiasi tersebut disebut radiasi/sinar kanal atau sinar positif

Sinar positif/sinar kanal


Sinar kanal secara mendetail dihasilkan dari tahapan berikut yakni
ketika sinar katoda menjala dari katoda ke anoda maka sinar katoda ini
menumbuk gas hidrogen yang berada didalam tabung sehingga elektron
gas hidrogen terlepas dan membentuk ion positif. Ion hidrogen yang
bermuatan positif selanjutnya bergerak menuju kutub negatif (katoda)
dengan sebagian ion hidrogen lolos dari lubang katoda.

Berkas sinar yang bermuatan positif disebut sinar kanal atau sinar
positif.
Penelitian selanjutnya mendapatkan hasil bahwa gas hidrogen
menghasilkan sinar kanal dengan muatan dan massa terkecil. Ion
hidogen ini selanjutnya disebut sebagai proton. Beberapa kesimpulan
yang dapat diambil adalah bahwa sinar kanal merupakan parikel dasar
yang bermuatan positif dan berada dalam inti atom dan massa proton
sama dengan massa ion hidrogen dan berharga 1 sma. Rutherford
berikutnya menembak gas nitrogen dengan sinar alfa untuk
membuktikan bahwa proton berada didalam atom dan ternyata proton
juga dihasilkan dari proses tersebut.  Reaksi yang terjadi adalah

Beberapa sifat sinar kanal/sinar positif adalah:

 Sinar kanal merupakan radiasi partikel- sinar kanal dibelokkan ke


arah kutub negatif apabila dimasukkan kedalam medan listrik atau
medan magnet-sinar kanal bermuatan positif.
 Sinar kanal mempunyai perbandingan harga muatan elektron dan
massa (e/m) lebih kecil dari perbandingan harga muatan elektron
dan massa (e/m) elektron.
 Sinar kanal mempunyai perbandingan harga muatan elektron dan
massa (e/m) yang tergantung pada jenis gas dalam tabung.
Contoh soal:
Tentukan muatan oksigen apabila kedalam tabung sinar kanal
dimasukkan gas oksigen dengan massa 1 atomnya sebesar 16 sma dan
akibat adanya tumbukan dengan sinar katoda yang dihasilkan, 2 elektron
lepas dari atom oksigen.

Jawab:
Karena terjadi pelepasan 2 elektron, maka muatan 1 atom oksigen = 2.

C .Netron

Penelitian yang dilakukan Rutherford selain sukses mendapatkan


beberapa hasil yang memuaskan juga mendapatkan kejanggalan yaitu
massa inti atom unsur selalu lebih besar daripada massa proton didalam
inti atom. Rutherford menduga bahwa terdapat partikel lain didalam inti
atom yang tidak bermuatan karena atom bermuatan positif disebabkan
adanya proton yang bermuatan positif. Adanya partikel lain didalam inti
atom yang tidak bermuatan dibuktikan oleh James Chadwick pada tahun
1932. Chadwick melakukan penelitian dengan menembak logam
berilium menggunakan sinar alfa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
suatu partikel yang tak bermuatan dilepaskan ketikan logam berilium
ditembak dengan sinar alfa dan partikel ini disebut sebagai netron.
Reaksi yang terjadi ketika logam berilium ditembak dengan sinar alfa
adalah

Netron tak bermuatan dan bermassa 1 sma (pembulatan).


B .Nomor atom dan Nomor Massa

Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain.
Dengan penemuan partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom
(Z) dan nomor massa (A)

1. Nomor Atom (Z)


Jumlah proton dalam suatu atom disebut nomor atom yang diberikan
lambang Z. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur, karena
atom bersifat netral maka jumlah proton sama dengan jumlah
elektronnya. Sehingga nomor atom juga menunjukan jumlah elektron.

Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu unsur.


Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur. Atom
oksigen mempunyai 8 proton dan 8 elektron sehingga nomor atomnya 8.
2. Nomor Massa (A)
Seperti diuraikan sebelumnya massa elektron sangat kecil, dianggap nol.
Sehingga massa atom ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan
neutron.

Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur. Atom


oksigen mempunyai nomor atom 8 dan nomor massa 16, sehingga atom
oksigen mengandung 8 proton dan 8 neutron.
Nomor Massa (A) = Jumlah proton + Jumlah neutron

atau Jumlah neutron = Nomor massa – Nomor atom

Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor


massa.
dimana :

A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur

Contoh :
Hitunglah jumlah proton, elektron dan neutron dari unsur berikut:
1.
2.
3.
Jawab :
1.

Jumlah proton = 19 ----------


Jumlah elektron = 19 ---------
Jumlah neutron = 39 – 19 = 20
}sama dengan nomor atom
2. Jumlah proton = 13
Jumlah elektron = 13
Jumlah neutron = 27 – 13 = 14
3.
Jumlah proton = 26
Jumlah elektron = 26
Jumlah neutron = 56 – 26 = 30
C. Isotop ,isobar ,dan isoton

  Setelah penulisan lambang atom unsur dan penemuan partikel


penyusun atom, ternyata ditemukan adanya unsur-unsur yang memiliki
jumlah proton yang sama tetapi memiliki massa atom yang berbeda. Ada
pula unsur-unsur yang memiliki massa atom yang sama tetapi nomor
atom berbeda. Oleh karena itu, dikenallah istilah isotop, isoton, dan
isobar.

1. Isotop
Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi
memiliki nomor massa berbeda.

Contoh :

Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama karena jumlah
elektron valensinya sama 

Isotop-isotop unsur ini dapat digunakan untuk menentukan massa


atom relatif (Ar) atom tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan
massa atom semua isotop
2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi
nomor massa sama.
Contoh:

3. Isoton
Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
Contoh: isoton antara 

C . Konfigurasi Elektron

Ungkapkan postulat-postulat teori Atom Bohr yang disusun berdasarkan


hasil eksperimen spektrum atom hidrogen!
- Elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti pada kulit atau orbit
dengan tingkat energi tertentu yang bersifat STASIONER.
- Tidak ada energi yang dipancarkan elektron selama elektron bergerak
pada kulit stasioner yang sesuai.
- Bila elektron menyerap energi maka elektron akan berpindah dari
tingkat energi rendah ke tingkat energi tinggi. Elektron ini dikatakan
berada dalam KEADAAN TEREKSITASI.
-Elektron tereksitasi kembali ke keadaan tingkat energi lebih rendah,
sambil memancarkan energi. Elektron ini dikatakan mengalami DE-
EKSITASI.

-Besarnya energi yang diserap maupun dipancarkan elektron SAMA


DENGAN perbedaan energi di antara kedua keadaan stasioner yang
bersangkutan.
Partikel bergerak berperilaku sebagai gelombang contoh : orang yang
berlari cepat diiringi dengan gelombang yang melingkar-lingkar
dibelakangnya dimana radiasi
- Setiap partikel bergerak dengan momentum P, selalu disertai
gelombang dengan panjang gelombang l:
P = h/ l atau
m.v.r = h/ l
- Makin besar massa partikel, makin pendek panjang gelombang yang
menyertai gerakannya.
Eksperimen tersebut didukung oleh fakta eksperimen prinsip dualisme;
- Radiasi benda hitam (Max Planck):
radiasi berprilaku partikel yakni radiasi dipancarkan secara tidak
kontinyu (discontinue) dalam satuan-satuan atau paket-paket kecil yang
disebut: Kuanta.
- Efek Fotolistrik (Einstein):
elektron berprilaku gelombang yakni elektron yang terpancar bila
frekuensi cukup tinggi, terjadi difraksi dalam daerah cahaya tampak dan
ultraviolet
-Asumsi deBroglie
Setiap partikel bergerak dengan momentum P, selalu disertai gelombang
dengan panjang gelombang l:
P = h/ l atau
m.v.r = h/ l
- Makin besar massa partikel, makin pendek panjang gelombang yang
menyertai gerakannya.

- Prinsip Heisenberg
PRINSIP KETIDAKPASTIAN
Tidak mungkin menentukan posisi dan momentum partikel secara akurat
dalam waktu yang bersamaan.
Hasil kali antara kemungkinan posisi (DX) dan kemungkinan
momentum (DP) bernilai sekitar konstanta PLANCK:
DX.DP = h
- Teori Scrodinger
Persamaan De Broglie dapat diterapkan tidak hanya pada gerakan
partikel dalam keadaan bebas melainkan juga pada gerakan partikel
dalam keadaan terikat seperti elektron dalam atom.
Persamaan gelombang elektron yang bergerak dalam satu arah adalah:
(-h2/8p2m)(d2Y/dx2) + VY = EY
Y = fungsi gelombang
V = energi potensial elektron
m = massa elektron
Karena elektron bergerak dalam ruang 3 dimensi maka penyelesaian
persamaan mengungkapkan fungsi gelombang (Y) mengandung 3
NILAI (BILANGAN), yang dikenal sebagai bilangan kuantum yang
kemudian dikenal sebagai Bilangan Kuantum: Utama, Azimuth dan
Magnetik.
Kombinasi nilai ketiga bilangan kuantum menghasilkan suatu daerah
(ruang) dengan kebolehjadian menemukan elektron paling tinggi.
Daerah atau ruang tersebut dinamakan : orbital.

Keterkaitan antara asumsi De broglie dan prinsip heisenbergdengan


persamaan schrodinger menghasilkan prinsip ketidakpastian :
Hipotesis Louis de brroglie dan azas ketidakpastian Werner Heisenberg
merupakan tahap penting ke arah penemuan teori atom mekanika
kwantum atau mekanika gelombang yang dikemukakan oleh Erwin
Schrodinger dengan mengajukan persamaan gelombang Schrodinger,
untuk mendeskripsikan keberadaan elektron dalam atom.

c. Ungkapkan postulat-postulat teori Mekanika Kwantum sesuai


landasan yang melatarbelakanginya.
Elektron yang selalu berada dalam keadaan bergerak menunjukkan
perilaku sebagai gelombang.
Perilaku elektron sebagai gelombang menyebabkan kedudukan elektron
di sekitar inti atom menjadi tidak pasti.
Di sekitar inti terdapat suatu ruang dimana kebolehjadian ditemukannya
elektron cukup besar. Ruang tersebut dinamakan: Orbital

3. Distribusi atau sebaran elektron di dalam atom dikenal sebagai:


konfigurasi elektron.
a. Pada saat kita menuliskan konfigurasi elektron maka kita sedang
mengaplikasikan postulat-postulat Teori atom Bohr dan Teori Mekanika
kwantum. Apakah anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan
tersebut? Jelaskan mengapa?
Setuju karena elektron bergerak dalam ruang 3 dimensi maka
penyelesaian persamaan mengungkapkan fungsi gelombang (Y)
mengandung 3 NILAI (BILANGAN), yang dikenal sebagai
BILANGAN KUANTUM yang kemudian dikenal sebagai Bilangan
Kuantum: Utama, Azimuth dan Magnetik.Kombinasi nilai ketiga
bilangan kuantum menghasilkan suatu daerah (ruang) dengan
kebolehjadian menemukan elektron paling tinggi. Daerah atau ruang
tersebut dinamakan : ORBITAL.
Penulisannya yaitu dengan mengikuti 4 kaidah terkait konfigurasi
elektron: Aturan Pauli, Prinsip Aufbau, Aturan Hund dan Prinsip
Eksklusi f Pauli

Prinsip Pauli
Jumlah elektron maksimum yang dapat ditemukan pada suatu kulit
adalah sebanyak 2n2 dengan n adalah nilai bilangan kuantum utama.
Tetapi jumlah elektron maksimum yang dapat ditemukan pada kulit
terluar maksimum sebanyak 8.

Prinsip Aufbau
Elektron-elektron dapat ditemukan dalam subkulit-subkulit dimulai dari
subkulit dengan tingkat energi rendah diikuti subkulit dengan tingkat
energi lebih tinggi secara berurutan.

Aturan Hund
Pada orbital – orbital dengan tingkat energi yang sama, elektron-elektron
menempati orbital secara sendiri-sendiri sebelum menempatinya secara
berpasangan.

Prinsip ekslusif Pauli


Dalam sebuah atom, tidak ada tidak boleh ada dua elektron yang
mempunyai keempet bilangan kwantum (n,l,m, dan s) yang sama.
b. Pada penulisan konfigurasi elektron bisa diberlakukan Prinsip
Aufbau. Apakah prinsip Aufbau dapat diberlakukan untuk konfigurasi
elektron dalam setiap atom ? Jelaskan mengapa
PRINSIP AUFBAU
Elektron-elektron dapat ditemukan dalam subkulit-subkulit dimulai dari
subkulit dengan tingkat energi rendah diikuti subkulit dengan tingkat
energi lebih tinggi secara berurutan.

Gambar 1 tingkatan energi beberapa sub kulit dan orbitalnya

Gambar 2 tingkatan energi beberapa sub kulit dan orbitalnya


PENERAPAN PRINSIP AUFBAU PADA KONFIGURASI
ELEKTRON
-Prinsip Aufbau (Prinsip Bertingkat) diturunkan berdasarkan spektrum
atom Hidrogen sehingga Diagram Bertingkat berlaku sebelum subkulit
ditempati elektron.
-Setelah ditempati elektron maka Diagram Bertingkat subkulit menjadi
seperti ditunjukkan pada Gambar 3 di bawah ini, yakni:
-Diagram bertingkat (sesuai Prinsip Aufbau) berlaku untuk atom-atom
dengan nomor atom (Z) ≤ 20.
-Sedangkan untuk atom-atom dengan 20 <> 90, urutan tingkat energi
orbitalnya menjadi sebagai berikut:
1s < z="24)" z="29)." z=" 24)" z="29)" z=" 24)" z="29)" onblur="try

/s1600/gbr6.JPG">
c. Sifat (kereaktifan) suatu atom ditentukan oleh elektron valensinya.
Jelaskan disertai contoh, bagaimana elektron valensi menentukan
kereaktifan suatu atom
Setiap atom cenderung yang belum strabil akan bersifat reaktif untuk
mencapai kestabilan menurut aturan oktet ataupun duplet. Hal ini
dicapai dengan melepaskan dan menerima elektron. juga dengan
pemasangan elektron sehingga membentuk ikatan kimia.
Elektron valensi ( elektron terluar) dari suatu konfigurasi elektron
menentukan sifat kereaktifan suatu atom , misalnya atom yang elektron
valensinya satu akan lebih reaktif untuk melepaskan elektron dari atom
yang bervalensi dua atau tiga karena energi ionisasi yang diperlukan
untuk melepaskan satu elektron lebih sedikit dibanding energi untuk
melepaskan dua atau tiga elektron .Jadi yang memerlukan energi ionisasi
lebih kecil dikatakan lebih reaktif.
Begitu juga dalam hal kecenderungan menerima elektron , atom dengan
elektron valensi tujuh lebih reaktif, dibanding dengan atom yang
elektron valensinya enam, lima, dan empat. Hal ini karena pada atom
elektron valensi tujuh , akan cenderung menerima satu elektron disertai
pelepasan energi yang paling besar dibandingkan dengan atom yang
elektron valensinya enam (cenderung menerima dua elektron) , lima
(cenderung menerima tiga elektron), .

urutan tingkat energi orbitalnya menjadi sebagai berikut:


1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 3d < 4s < 4p < 4d < 4f < 5s < 5p < 5d < 6s < 6p
< 5f < 6d < 7s < ….dst.
Tampak bahwa tingkat energi orbital dalam sub kulit sangat bergantung
pada jumlah elektron yang terdapat dalam atom.

Gambar 3.Diagram energi orbital atom sebagai fungsi nomor atom


Terdapat beberapa penyimpanagn pengisian elektron berdasarkan azas
Aufbau denagn yang ditemukannya berdasarkan percobaan. Contohnya
yaitu konfigurasi elektron kromium (Z=24) dan tembaga (Z=29).
Konfigurasi elektron Cr dan Cu berdasarkan Aufbau :
Cr (Z= 24) : [Ar] 3d44s2
Cu (Z=29) : [Ar] 3d94s2

Konfigurasi elektron Cr dan Cu berdasarkan percobaan sebagai berikut:


Cr (Z= 24) : [Ar] 3d54s1
Cu (Z=29) : [Ar] 3d104s1 , hal ini terjadi karena keadan inilah yang
lebih sta
Contoh penerapan prinsip aufbau pada konfigurasi elektron
Tabel 4 Konfigurasi elektron unsur-unsur pada keadaan dasar

Sifat (kereaktifan) suatu atom ditentukan oleh elektron valensinya.


Jelaskan disertai contoh, bagaimana elektron valensi menentukan
kereaktifan suatu atom
Setiap atom cenderung yang belum strabil akan bersifat reaktif untuk
mencapai kestabilan menurut aturan oktet ataupun duplet. Hal ini
dicapai dengan melepaskan dan menerima elektron. juga dengan
pemasangan elektron sehingga membentuk ikatan kimia.
Elektron valensi ( elektron terluar) dari suatu konfigurasi elektron
menentukan sifat kereaktifan suatu atom , misalnya atom yang elektron
valensinya satu akan lebih reaktif untuk melepaskan elektron dari atom
yang bervalensi dua atau tiga karena energi ionisasi yang diperlukan
untuk melepaskan satu elektron lebih sedikit dibanding energi untuk
melepaskan dua atau tiga elektron .Jadi yang memerlukan energi ionisasi
lebih kecil dikatakan lebih reaktif.
Begitu juga dalam hal kecenderungan menerima elektron , atom dengan
elektron valensi tujuh lebih reaktif, dibanding dengan atom yang
elektron valensinya enam, lima, dan empat. Hal ini karena pada atom
elektron valensi tujuh , akan cenderung menerima satu elektron disertai
pelepasan energi yang paling besar dibandingkan dengan atom yang
elektron valensinya enam (cenderung menerima dua elektron) , lima
(cenderung menerima tiga elektron), .
E . Penentuan Golongan dan Priode Suatu Unsur

Loga Loga
Nonlog
Alkali Lantani Aktini m m Metalo Halog Gas
Alkali am
tanah da da transi lainny id en mulia
lainnya
si a
Golongan dan Priode dapat ditentukan dengan cara
menggambarkan konfigurasi electron.pada konfigurasi elektron
tersebut ,electron valensi menyatakan Nomor golongan sedangkan
jumlah kulit atom yang sudah terisi elektron menunjukan jumlah priode.

.
Jumlah kulit elektron yang dimiliki sebuah atom menentukan
periode atom tersebut. Setiap kulit memiliki beberapa subkulit, yang
terisi menurut urutan berikut ini, seiring dengan bertambahnya nomor
atom:

1s
2s 2p
3s 3p
4s 3d 4p
5s 4d 5p
6s 4f 5d 6p
7s 5f 6d 7p
8s 5g 6f 7d 8p
...

Berdasarkan hal inilah struktur tabel disusun. Karena elektron


terluar menentukan sifat kimia suatu unsur, unsur-unsur yang
segolongan umumnya mempunyai sifat kimia yang mirip. Unsur-unsur
segolongan yang berdekatan mempunyai sifat fisika yang mirip,
meskipun massa mereka jauh berbeda. Unsur-unsur seperiode yang
berdekatan mempunyai massa yang hampir sama, tetapi sifat yang
berbeda.

Sebagai contoh, dalam periode kedua, yang berdekatan dengan


Nitrogen (N) adalah Karbon (C) dan Oksigen (O). Meskipun massa
unsur-unsur tersebut hampir sama (massanya hanya selisih beberapa
satuan massa atom), mereka mempunyai sifat yang jauh berbeda,
sebagaimana bisa dilihat dengan melihat alotrop mereka: oksigen
diatomik adalah gas yang dapat terbakar, nitrogen diatomik adalah gas
yang tak dapat terbakar, dan karbon adalah zat padat yang dapat terbakar
(ya, berlian pun dapat terbakar!).
Sebaliknya, yang berdekatan dengan unsur Klorin (Cl) di tabel
periodik, dalam golongan Halogen, adalah Fluorin (F) dan Bromin (Br).
Meskipun massa unsur-unsur tersebut jauh berbeda, alotropnya
mempunyai sifat yang sangat mirip: Semuanya bersifat sangat korosif
(yakni mudah bercampur dengan logam membentuk garam logam
halida); klorin dan fluorin adalah gas, sementara bromin adalah cairan
bertitik didih yang rendah; sedikitnya, klorin dan bromin sangat
berwarna.

Kolom dalam tabel periodik disebut golongan. Ada 18 golongan


dalam tabel periodik baku. Unsur-unsur yang segolongan mempunyai
konfigurasi elektron valensi yang mirip, sehingga mempunyai sifat yang
mirip pula. Ada tiga sistem pemberian nomor golongan. Sistem pertama
memakai angka Arab dan dua sistem lainnya memakai angka Romawi.
Nama dengan angka Romawi adalah nama golongan yang asli
tradisional. Nama dengan angka Arab adalah sistem tatanama baru yang
disarankan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry
(IUPAC). Sistem penamaan tersebut dikembangkan untuk menggantikan
kedua sistem lama yang menggunakan angka Romawi karena kedua
sistem tersebut membingungkan, menggunakan satu nama untuk
beberapa hal yang berbeda.

Golongan bisa dianggap sebagai cara yang paling penting dari


mengklasifikasi unsur. Pada beberapa golongan, unsur-unsurnya ada
yang sangat mirip sifatnya dan memiliki kecenderungan sifat yang jelas
jika ditelusuri menurun di dalam kolom. Golongan-golongan ini sering
diberi nama umum (tak sistematis) sebagai contoh: logam alkali, logam
alkali tanah, halogen, khalkogen, dan gas mulia. Beberapa golongan
lainnya dalam tabel tidak menampilkan sebanyak persamaan maupun
kecenderungan sifat secara vertikal (sebagai contoh Kelompok 14 dan
15), golongan ini tidak memiliki nama umum.
Periode

Baris dalam tabel periodik disebut periode. Walaupun golongan


adalah cara yang paling umum untuk mengklasifikasi unsur, ada
beberapa bagian di tabel unsur yang kecenderungan sifatnya secara
horisontal dan kesamaan sifatnya lebih penting dan mencolok daripada
kecenderungan vertikal. Fenomena ini terjadi di blok-d (atau "logam
transisi"), dan terutama blok-f, dimana lantinida dan aktinida
menunjukan sifat berurutan yang sangat mencolok.

Periodisitas Sifat Kimia

Nilai utama dari tabel periodik adalah kemampuan untuk


memprediksi sifat kimia dari sebuah unsur berdasarkan lokasi di tabel.
Perlu dicatat bahwa sifat kimia berubah banyak jika bergerak secara
vertikal di sepanjang kolom di dalam tabel dibandingkan secara
horizontal sepanjang baris.

Kecenderungan Periodisitas dalam Golongan

Kecenderungan periodisas dari energi ionisasi

Teori struktur atom mekanika kuantum modern menjelaskan


kecenderungan golongan dengan memproposisikan bahwa unsur dalam
golongan yang sama memiliki konfigurasi elektron yang sama dalam
kulit terluarnya, yang merupakan faktor terpenting penyebab sifat kimia
yang mirip. Unsur-unsur dalam golongan yang sama juga menunjukkan
pola jari-jari atom, energi ionisasi, dan elektronegativitas. Dari urutan
atas ke bawah dalam golongan, jari-jari atom unsur bertambah besar.
Karena lebih banyak susunan energi yang terisi, elektron valensi terletak
lebih jauh dari inti. Dari urutan atas, setiap unsur memiliki energi
ionisasi yang lebih rendah dari unsur sebelumnya karena lebih
mudahnya sebuah elektron terlepas karena elektron terluarnya yang
semakin jauh dari inti. Demikian pula, suatu golongan juga
menampilkan penurunan elektronegativitas dari urutan atas ke bawah
karena peningkatan jarak antara elektron valensi dan inti.

Kecenderungan Periodisasi Periode

Unsur-unsur dalam periode yang sama memiliki kecenderungan


dalam jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron dan
elektronegativitas. Dari kiri ke kanan, jari-jari atom biasanya menurun.
Hal ini terjadi karena setiap unsur mendapat tambahan proton dan
elektron yang menyebabkan elektron tertarik lebih dekat ke inti.
Penurunan jari-jari atom ini juga menyebabkan meningkatnya energi
ionisasi jika bergerak dari urutan kiri ke kanan. Semakin rapat terikatnya
suatu unsur, semakin banyak energi yang diperlukan untuk melepaskan
sebuah elektron. Demikian juga elektronegativitas, yang meningkat
bersamaan dengan energi ionisasi karena tarikan oleh inti pada elektron.
Afinitas elektron juga mempunyai kecenderungan, walau tidak
semenyolok pada sebuah periode. Logam (bagian kiri dari perioda) pada
umumnya memiliki afinitas elektron yang lebih rendah dibandingkan
dengan unsur nonmetal (periode sebelah kanan), dengan pengecualian
gas mulia.
Tabel periodik pada mulanya diciptakan tanpa mengetahui struktur
dalam atom: jika unsur-unsur diurutkan berdasarkan massa atom lalu
dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara beberapa sifat
tertentu dan massa atom unsur-unsur tersebut, akan terlihat suatu
perulangan atau periodisitas sifat-sifat tadi sebagai fungsi dari massa
atom. Orang pertama yang mengenali keteraturan tersebut adalah ahli
kimia Jerman, yaitu Johann Wolfgang Döbereiner, yang pada tahun
1829 memperhatikan adanya beberapa triade unsur-unsur yang hampir
sama.

Beberapa triade
Massa
Unsur Kepadatan
atom
0,00156
Klorin 35,5
g/cm3
0,00312
Bromin 79,9
g/cm3
0,00495
Iodin 126,9
g/cm3
 
Kalsium 40,1 1,55 g/cm3
Stronsiu
87,6 2,6 g/cm3
m
Barium 137 3,5 g/cm3

Temuan ini kemudian diikuti oleh ahli kimia Inggris, yaitu John
Alexander Reina Newlands, yang pada tahun 1865 memperhatikan
bahwa unsur-unsur yang bersifat mirip ini berulang dalam interval
delapan, yang ia persamakan dengan oktaf musik, meskipun hukum
oktaf-nya diejek oleh rekan sejawatnya. Akhirnya, pada tahun 1869, ahli
kimia Jerman Lothar Meyer dan ahli kimia Rusia Dmitry Ivanovich
Mendeleyev hampir secara bersamaan mengembangkan tabel periodik
pertama, mengurutkan unsur-unsur berdasarkan massanya. Akan tetapi,
Mendeleyev meletakkan beberapa unsur menyimpang dari aturan urutan
massa agar unsur-unsur tersebut cocok dengan sifat-sifat tetangganya
dalam tabel, membetulkan kesalahan beberapa nilai massa atom, dan
meramalkan keberadaan dan sifat-sifat beberapa unsur baru dalam sel-
sel kosong di tabelnya. Keputusan Mendeleyev itu belakangan terbukti
benar dengan ditemukannya struktur elektronik unsur-unsur pada akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20

Struktur Atom
Kelas : X Rpl 1
B.study : Kimia

Disusun oleh
Akhmad Rifani
Dianyra eka N.
Muhamad Iqbal

You might also like