You are on page 1of 34

KIMIA

BAB 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA


A. MATERI yaitu pelarut (solven) dan zat terlarut (solute).
Ukuran partikel < 1 nanometer (1 nm = 10-9 m).
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa,
Contoh larutan adalah air gula, air garam.
volume, menempati suatu ruang. Contoh: zat padat,
2) Koloid: campuran yang bersifat heterogen
cair, dan gas.
yang merupakan dispersi dengan zat terdis-
1. Klasifikasi Materi persi. Koloid memiliki ukuran 1 nanometer –
100 nanometer. Contoh: susu, tinta, cat, asap.
MATERI 3) Suspensi: campuran yang bersifat heterogen
dan memiliki ukuran lebih besar dari 100
Zat Tunggal Campuran
nanometer. Contoh: lumpur, pasir di sungai.
Unsur Senyawa Larutan Koloid Suspensi 2. Partikel Penyusun Materi
a. Zat tunggal: zat yang terdiri dari satu jenis materi. a. Partikel Unsur
1) Unsur: zat tunggal yang paling sederhana dan  Atom = bagian zat yang tidak dapat dibagi
tidak dapat diuraikan secara kimia biasa. lagi, contoh: Fe, Na, Ca, K, Ba, dll.
– Contoh unsur yang tersusun atas atom  Molekul = bagian zat yang dapat dipisahkan
unsur adalah: Fe (Ferum), Na (Natrium), menjadi atom, contoh: O2, H2, N2, F2, Cl2, dll.
Ca (Kalsium), Mn (Mangan). b. Partikel Senyawa
– Contoh unsur yang tersusun atas Senyawa terdiri atas molekul atau kumpulan
molekul unsur adalah: H2 (Hidrogen), N2 atom-atom yang berbeda, contoh: H2SO4, HCl, H2O.
(Nitrogen), O2 (Oksigen), Cl2 (Klorin).
2) Senyawa: zat tunggal yang dapat terurai B. TANDA ATOM UNSUR
secara kimia menjadi zat-zat yang lebih
1. Unsur Logam
sederhana. Senyawa tersusun oleh molekul
 Berbentuk padat dalam temperatur ruang,
senyawa. Contoh: H2O (air), NH3 (Amoniak),
kecuali raksa (cair).
CO2 (Karbon dioksida).
 Penghantar listrik dan panas yang baik.
b. Campuran: bentuk materi yang terdiri atas lebih
 Contoh: Aluminium (Al), besi (Fe).
dari satu jenis materi. Campuran dapat dibagi
2. Unsur Nonlogam
dalam tiga jenis, yaitu:
 Terdapat dalam tiga fasa, padat, cair, dan gas.
1) Larutan: campuran yang bersifat homogen
 Penghantar panas dan listrik yang buruk.
(serba sama) dan terdiri dari dua komponen,
 Contoh: Nitrogen (N), Brom (Br).

kendi_mas_media@yahoo.com
3. Unsur Metaloid, mempunyai beberapa sifat-sifat  Anion (atom bermuatan negatif)
logam dan beberapa sifat-sifat nonlogam. Contoh: Rumus Nama Rumus Nama
Arsen (As), Boron (B).
OH –
hidroksida SO 4
2–
sulfat
C. PERSENYAWAAN CN –
sianida PO 3
3–
fosfit
F –
fluorida PO 3–
fosfat
1. Senyawa Biner Unsur Nonlogam-Nonlogam
4
Contoh:
Perhatikan urutan unsur-unsur berikut ini. NaCl = natrium klorida,
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – Te – Se – S – I – Br – Cl – O – F MgCl2 = magnesium klorida,
Cu2O = tembaga(I)oksida,
a. Unsur yang tertulis lebih dulu jika bersenyawa CuO = tembaga(II)oksida,
dengan unsur yang ditulis berikutnya maka NH4OH = amonium hidroksida.
dalam senyawanya juga ditulis lebih dulu.
b. Unsur yang di belakang ditambah akhiran – D. MEMISAHKAN CAMPURAN MATERI
ida.
c. Jika pasangan unsur yang bersenyawa dapat Untuk memisahkan campuran menjadi materi-materi
membentuk lebih dari satu macam senyawa penyusunnya dapat dilakukan dengan cara:
maka membedakannya dengan menyebut 1. Distilasi
indeks dalam bahasa Yunani sebagai awalan Proses pemisahan campuran yang penyusunnya
(catatan: awalan mono- untuk unsur di depan berupa larutan. Contoh: proses pemisahan bensin
tidak perlu ditulis). dengan minyak tanah.
1 = mono, 2 = di, 3 = tri, 4 = tetra, 5= penta
2. Filtrasi
Contoh: Proses pemisahan campuran yang zat penyusunnya
PCl3 = fosfor triklorida, PCl5 = fosfor pentaklorida, berupa cairan dan padatan dengan menggunakan
(awalan mono pada P tidak perlu ditulis), NH3 = saringan (filter). Contoh: menyaring pasir dari air
amoniak (tidak mengikuti aturan b dan c), CO = sungai yang mengandung pasir.
karbon monoksida, CO2 = karbon dioksida, NO =
nitrogen monoksida, N2O3 = dinitrogen trioksida. 3. Sentrifugasi
Proses pemisahan campuran yang zat
2. Senyawa Biner Unsur Logam-Nonlogam penyusunnya berupa cairan dan padatan yang
a. Unsur logam ditulis di depan dengan bahasa merupakan partikel yang sangat kecil dan tersebar
Indonesia, dan unsur nonlogam ditulis di merata dalam cairan. Contoh: pemisahan kapur
belakang dengan akhiran –ida. dari cairan suspensi air kapur.
b. Jumlah muatan unsur logam menjadi indeks 4. Kristalisasi
unsur nonlogam, demikian sebaliknya jumlah Proses untuk mendapatkan padatan dari suatu
muatan unsur nonlogam menjadi indeks cairan larutan dengan pemanasan. Contoh: pada
unsur logam. proses pembuatan garam dari air laut.
c. Jika jumlah muatan unsur logam lebih dari
satu maka untuk membedakan jumlahnya 5. Kromatografi
dituliskan sebagai angka romawi di belakang Pemisahan campuran dengan memanfaatkan
unsur logam tersebut. perbedaan sifat kepolaran zat. Contoh: pemisahan
Perhatikan tabel berikut. zat warna dalam tinta.
 Kation (atom bermuatan positif)
Rumus Nama Rumus Nama
E. KADAR ZAT DALAM CAMPURAN
Na +
natrium Ni2+
nikel
1. Prosentase Massa
K+ kalium Al3+ aluminium
massa komponen
Mg2+ magnesium Sn2+ timah(II) % massa = × 100 %
massa campuran

kendi_mas_media@yahoo.com
2. Prosentase Volume Contoh: mencair, membeku, mengembun,
menguap, mengkristal, mendesposisi.
volume komponen
% volume = × 100 % 2. Perubahan kimia
volume campuran
Ciri-cirinya:
3. Bagian Per Sejuta  terjadi perubahan sifat: ada endapan,
suhu berubah, ada gelembung gas, warna
massa komponen berubah,
bpj massa = × 106
massa campuran  terjadinya perubahan susunan zat,
 terbentuknya zat baru dengan sifat yang
sama sekali berbeda dengan asalnya
F. PERUBAHAN MATERI (permanen),
1. Perubahan fisika  tidak dapat dibalik ke wujud semula.
Ciri-cirinya: Contoh: pembusukan, pembakaran, pengerasan
 yang berubah hanya sifat fisiknya saja, semen, foto-sintesis, perkaratan, dll.
 susunan zat tidak mengalami perubahan
tetap,
 jenis zat tidak mengalami perubahan tetap,
 pada umumnya dapat dibalik ke wujud
semula.

BAB 2 ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR


A. STRUKTUR ATOM elektron bermuatan negatif pada orbit
tertentu.
1. Perkembangan Model Atom – Elektron beredar pada lintasan dengan
tingkat energi tertentu. Perpindahan elektron
 Model Atom Dalton
disertai penyerapan atau pelepasan energi.
– Atom adalah partikel terkecil suatu zat atau
– Atom seperti sistem tata surya yaitu inti atom
materi, yang tidak dapat dibagi lagi.
sebagai matahari dan elektron sebagai planet-
– Atom mempunyai sifat yang sama atau identik
planet di sekitarnya dalam orbit tertentu.
untuk unsur tertentu.
– Atom akan berikatan untuk membentuk suatu  Model Atom de Broglie (mekanika gelombang)
molekul. – Gerakan materi adalah suatu gerakan gelom-
 Model Atom Thomson bang. Dengan demikian elektron yang merupa-
– Atom adalah materi pejal bermuatan positif kan materi adalah juga gerakan gelombang.
dikelilingi muatan negatif. Atom mempunyai – Elektron tidak mempunyai lintasan tertentu.
sifat netral. Elektron menempati jarak-jarak tertentu dari
– Terkenal dengan model atom roti kismis, inti atom.
karena bagian pejal bermuatan positif dan – Kedudukan elektron tidak dapat dipastikan,
elektron (bermuatan negatif) mengelilingi hanya merupakan kebolehjadian.
seperti kismis dalam roti.
 Model Atom Rutherford 2. Partikel Dasar Penyusun Atom
– Atom adalah inti bermuatan positif dikelilingi Partikel Muatan Massa (gr) Penemu Letak
elektron bermuatan negatif. Massa atom Inti
terkonsentrasi pada bagian inti (pusat). proton +1 1,673 x 10–24 Goldstein
atom
– Atom bersifat netral karena jumlah muatan Inti
netron 0 1,675 x 10–24 J. Chadwick
positif sama dengan jumlah muatan negatif. atom
 Model Atom Niels Bohr Kulit
elektron –1 9,110 x 10–28 Thomson
– Atom adalah inti bermuatan positif dikelilingi atom

kendi_mas_media@yahoo.com
3. Lambang Atom s = sharp nilai ℓ = 0
Keterangan: p = principal nilai ℓ = 1
A
Z
X A = massa atom
X = lambang unsur
d = diffuse
f = fundamental
nilai ℓ = 2
nilai ℓ =3

Z = nomor atom
Untuk n = 1 ℓ=0 (sharp)
Atom Netral = Atom yang tidak bermuatan listrik. Untuk n = 2 ℓ=0 (sharp); ℓ = 1 (principal)
 Proton = elektron = nomor atom ℓ=0 (sharp); ℓ = 1 (principal);
 Netron = massa atom – nomor atom Untuk n = 3
ℓ=2 (diffuse)
Atom bermuatan negatif = anion ℓ=0 (sharp); ℓ = 1 (principal);
Untuk n = 4
Atom yang kelebihan elektron karena masuknya ℓ=2 (diffuse); ℓ = 3 (fundamental)
elektron unsur lain ke dalam atom tersebut. c. Bilangan kuantum magnetik (m)
 proton = nomor atom Menyatakan orbital tempat elektron berada,
 elektron = nomor atom + muatan jenisnya:
 netron = massa atom – nomor atom Untuk ℓ = 0 m=0
Untuk ℓ = 1 m = –1; m = 0; m = +1
Atom bermuatan listrik positif = kation Untuk ℓ = 2 m = –2; m = –1; m = 0; m = +1; m = +2
Atom yang kelebihan proton karena berpindahnya m = –3; m = –2; m = –1; m = 0; m = +1
Untuk ℓ = 3
elektron. m = +2; m = +3
 proton = nomor atom Suatu orbital dapat digambarkan sebagai berikut.
 elektron = nomor atom – muatan s p d f
 netron = massa atom – nomor atom
0 –1 0 +1 –2 –1 0 +1 +2 –3 –2 –1 0 +1 +2 +3
4. Nuklida
Nuklida adalah inti atom suatu unsur yang mengandung nilai m
proton dan netron. d. Bilangan kuantum spin (s)
 Isotop Menyatakan arah elektron dalam orbital.
Nuklida yang mempunyai nomor atom sama tetapi Jenisnya:
massa atomnya berbeda atau jumlah proton sama + ½ dan – ½ untuk setiap orbital (harga m).
tetapi jumlah netron berbeda. Contoh: 11 H; 21 H.
 Isobar Untuk menentukan
Nuklida yang mempunyai nomor atom beda tetapi = +1/2
letak elektron maka
14 14 perlu mengikuti
massa atomnya sama. Contoh: 6 C dengan 7 N. = –1/2
 Isoton aturan-aturan
Nuklida yang mempunyai jumlah netron sama tertentu yang sudah
tetapi nomor atom dan massa atomnya berbeda. ditetapkan.
Contoh: 94 Be dengan 105 B; 136 C dengan 147 N. Aturan Aufbau
Elektron-elektron mengisi orbital dari tingkat energi
terendah kemudian tingkat energi yang lebih tinggi.
B. KONFIGURASI ELEKTRON
Diagram di bawah ini adalah cara untuk mempermudah
Konfigurasi elektron adalah suatu susunan mengenai
menentukan tingkat energi orbital dari yang terendah
penyebaran elektron pada kulit suatu atom.
ke yang lebih tinggi yaitu:
1. Bilangan Kuantum 1s
Bilangan yang menentukan letak keberadaan 2s 2p
elektron pada kulit suatu atom.
3s 3p 3d
a. Bilangan kuantum utama (n)
Menyatakan nomor kulit tempat elektron 4s 4p 4d 4f
berada, jenisnya: K (n = 1), L (n = 2), M (n = 3). 5s 5p 5d 5f
b. Bilangan kuantum azimuth (ℓ) 6s 6p 6d 6f
Menyatakan subkulit tempat elektron berada,
jenisnya: 7s 7p 7d 7f

kendi_mas_media@yahoo.com
Contoh: Untuk subkulit d, terisi elektron setengah penuh
Atom Li mempunyai 3 elektron à konfigurasinya: atau penuh ternyata lebih stabil dibandingkan jika
1s2 2s1 menggunakan aturan Aufbau.
Atom Fe mempunyai 26 elektron à
konfigurasinya: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6 C. SISTEM PERIODIK UNSUR
Aturan Hund
Elektron-elektron tidak membentuk pasangan Sistem Periodik Unsur adalah susunan unsur-unsur
elektron sebelum masing-masing orbital terisi sebuah berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan
elektron. sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing unsur.

Larangan Pauli
Henry G. Moseley
Tidak diperbolehkan di dalam atom terdapat elektron
yang mempunyai keempat bilangan kuantum yang Menemukan Sistem Periodik Unsur Modern dan
sama. menyatakan sifat unsur merupakan sistem periodik
dari nomor atomnya di mana nomor atom merupakan
jumlah proton dan elektron sebuah unsur netral. SPU
2. Beberapa Hal Penting untuk Diperhatikan dalam
Modern tersusun atas:
Konfigurasi Elektron
1. Golongan
Cara menuliskan urutan subkulit
Baris vertikal menyatakan unsur-unsur yang
a. Subkulit ditulis berdasarkan tingkat energinya, dilaluinya sebagai unsur-unsur yang segolongan.
contoh: Galium (31Ga). Segolongan berarti mempunyai elektron valensi
31
Ga: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p1 (elektron pada kulit terluar) sama.
Tingkat energi subkulit 4s lebih rendah dari
subkulit 3d, maka akan terisi elektron lebih dahulu Golongan = Elektron Valensi
dan ditulis lebih dahulu.
Ada dua golongan unsur-unsur dalan SPU:
b. Subkulit ditulis berdasarkan urutan kulit utamanya, Golongan Utama (Golongan A) dan Golongan
contoh pada Galium: Transisi (Golongan B).
31
Ga: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p1 Golongan Elektron Golongan Elektron
Walaupun tingkat energi subkulit 4s lebih rendah Utama Valensi Utama Valensi
dari subkulit 3d, tetapi penulisannya berdasarkan IA ns1 IB (n-1)d10 ns1
urutan kulit utamanya adalah seperti di atas, jadi IIA ns2 IIB (n-1)d10 ns2
IIIA ns2 np1 IIIB (n-1)d1 ns2
3d ditulis lebih dahulu.
IVA ns2 np2 IVB (n-1)d2 ns2
c. Subkulit ditulis dengan menggunakan konfigurasi VA ns2 np3 VB (n-1)d3 ns2
gas mulia, contoh: VIA ns2 np4 VIB (n-1)d5 ns1
Ga: [Ar] 4s2 3d10 4p1 atau [Ar] 3d10 4s2 4p1 VIIA ns2 np5 VIIB (n-1)d5 ns2
31
Gas mulia di sini yang dipakai adalah Argon (Ar) VIIIA ns2 np6 VIIIB (n-1)d6 ns2
yang mempunyai nomor atom = 18. VIIIB (n-1)d7 ns2
VIIIB (n-1)d8 ns2
Aturan Penuh–Setengah Penuh
Nama golongan pada golongan utama:
Dalam percobaan ternyata ditemukan beberapa pe- Nama Nama
nyimpangan aturan Aufbau, sebagai contoh adalah Golongan Golongan
Golongan Golongan
untuk konfigurasi elektron Kromium (Cr) dan Tembaga IA Alkali VA Nitrogen
(Cu): Alkali Oksigen/
II A VI A
 Berdasarkan aturan Aufbau: Tanah Kalkogen
Cr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 atau [Ar] 4s2 3d4 III A Boron VII A Halogen
4
IV A Karbon VIII A Gas Mulia
 Berdasarkan percobaan menjadi:
– 24Cr: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 atau [Ar] 4s1
2. Periode
3d5 (setengah penuh untuk subkulit d)
– 29Cu: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 atau [Ar] 4s1 Baris horizontal menyatakan unsur-unsur yang
3d10 (penuh untuk subkulit d) dilaluinya sebagai unsur-unsur yang seperiode.

kendi_mas_media@yahoo.com
Seperiode berarti mempunyai jumlah kulit atom Maksimum di golongan Halogen, gas mulia lebih
sama. kecil keelektronegatifannya dibanding Halogen.
6. Kereaktifan, yaitu kemudahan melakukan reaksi
Periode = Jumlah Kulit
dengan unsur lain.
Unsur segolongan Unsur seperiode
D. SIFAT PERIODIK UNSUR Sifat
(atas-bawah) (kiri-kanan)
semakin ke bawah semakin ke kanan
1. Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dengan Jari-jari
semakin besar semakin kecil
kulit atom paling luar yang ditempati elektron dan
Potensial
diukur ketika atom tersebut berikatan. semakin kecil semakin besar
Ionisasi
2. Potensial ionisasi (energi ionisasi) adalah energi yang Afinitas
dibutuhkan untuk membebaskan satu elektron suatu semakin kecil semakin besar
Elektron
atom pada keadaan gas. Elektro-
3. Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan semakin kecil semakin besar
negatifitas
atom netral dalam pengikatan elektron untuk Kelogaman semakin besar semakin kecil
membentuk ion negatif. Keasaman semakin kecil semakin besar
4. Kelogaman dan keasaman. Kereaktifan semakin besar semakin kecil
5. Elektronegatifitas adalah kecenderungan suatu
atom menarik pasangan elektronnya dalam
molekul.

BAB 3 IKATAN KIMIA


A. JENIS-JENIS IKATAN KIMIA nonlogam. Pemakaian bersama elektron dari salah
satu unsur.
1. Ikatan Antaratom Sifat-sifat ikatan ion dan kovalen
a. Ikatan Ion atau Ikatan Elektrovalen Ikatan ion Ikatan kovalen
Ikatan atom unsur logam (elektropositif) dengan
Daya hantar listrik kuat. Daya handar listrik kurang.
atom unsur nonlogam (elektronegatif). Unsur
logam memberikan elektronnya pada unsur non Titik leleh dan titik didih Titik leleh dan titik didih
logam. tinggi. rendah.
b. Ikatan Kovalen Pada suhu kamar Pada suhu kamar senyawanya
Ikatan atom unsur nonlogam dengan atom unsur senyawanya berfasa padat. berfasa padat, cair, atau gas.
nonlogam. Pemakaian bersama elektron dari
2. Ikatan Antarmolekul
kedua unsur tersebut.
c. Ikatan Kovalen Polar a. Ikatan Van Der Waals
Ikatan kovalen di mana pasangan elektron ikatan Ikatan yang terjadi akibat adanya gabungan gaya
(PEI) tertarik lebih kuat ke salah satu atom. London dan gaya tarik antar dipol.
Pasangan elektron akan tertarik ke atom yang  Gaya dispersi (gaya London)
memiliki keelektronegatifan lebih besar. – Terjadi gaya tarik menarik antara mole-
d. Ikatan Kovalen Nonpolar kul-molekul nonpolar yang terkena aliran
Ikatan kovalen dimana pasangan elektron ikatan elektron (dipol sesaat) dengan molekul
(PEI) tertarik sama kuat ke seluruh atom. nonpolar di sebelahnya yang terpengaruh
e. Ikatan Kovalen Rangkap (dipol terimbas) yang berdekatan.
Ikatan atom unsur nonlogam dengan atom unsur – Gaya tarik antarmolekulnya relatif lemah.
nonlogam. Terdapat pemakaian bersama lebih Contoh: H2, N2, CH4, dan gas-gas mulia.
dari satu pasang elektron.  Gaya tarik dipol
f. Ikatan Kovalen Koordinasi – Gaya tarik antara molekul-molekul kutub
Ikatan atom unsur nonlogam dengan atom unsur positif dengan kutub negatif.

kendi_mas_media@yahoo.com
– Gaya tarik antar molekulnya lebih kuat C. HIBRIDISASI
dari gaya tarik antara molekul dipol
Proses pembentukan orbital karena adanya gabungan
sesaat-dipol terimbas.
(peleburan) dua atau lebih orbital atom dalam suatu
b. Ikatan Hidrogen
satuan atom. Konsep hibridisasi ini terjadi misalnya
Terjadi antara atom H dari suatu molekul dengan
pada senyawa CH4.
atom F atau atom O atau atom N pada molekul
Perhatikan konfigurasi elektron berikut.
lain. Ada perbedaan suhu tinggi dan sangat polar
di antara molekul-molekulnya. Contoh: HF, H2O, 6
C : 1s2 2s2 2p2
dan NH3.
c. Ikatan Logam
Ikatan ion logam dengan ion logam dengan
bantuan kumpulan elektron sebagai pengikat 1s2 2s2 2p2
atom-atom positif logam. Ikatannya membentuk Peristiwa promosi elektron akan mengubah konfigurasi
kristal logam. Contoh: campuran tembaga dengan elektron di atas menjadi:
seng membentuk kuningan.  kemudian terbentuk
orbital hibrida: s p3
B. BENTUK GEOMETRI MOLEKUL 1s2 2s1 2p3
Berbagai kemungkinan bentuk molekul: Hal ini terjadi karena keempat elektron valensi dari
Tipe molekul Bentuk molekul Contoh karbon harus merupakan elektron tunggal pada tingkat
energi sama untuk membentuk 4 ikatan C – H. Jadi
AX4 Tetrahedron CH4
tempat-tempat kosong pada orbital 2s dan 2p masing-
AX3E Segitiga piramid NH3 masing akan diisi elektron dari hidrogen.
AX2E2 Planar V H2O Berbagai kemungkinan lain hibridisasi dan bentuk
geometri orbital hibridanya sebagai berikut.
AX5 Segitiga bipiramid PCl5
Orbital Jumlah
AX4E Bidang empat SF4 Bentuk geometrik
hibrida ikatan
AX3E2 Planar T IF3
sp 2 Linear
AX2E3 Linear XeF2 sp 2
3 Segitiga datar sama sisi
AX6 Oktahedron SF6 sp 3
4 Tetrahedron
AX5E Segiempat piramid IF5 sp d
2
4 Persegi datar
AX4E2 Segiempat planar XeF4 sp3d 5 Segitiga Bipiramidal
Keterangan:
sp3d2 6 Oktahedron
A = Atom Pusat
X = Jumlah pasangan elektron ikatan
E = Jumlah pasangan elektron bebas

kendi_mas_media@yahoo.com
BAB 4 KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI
A. KONSEP MOL Hukum Proust (Ketetapan Perbandingan):
Suatu senyawa perbandingan massa unsur-unsur
Mol (n) adalah satuan internasional untuk menyatakan
penyusunnya selalu tetap.
jumlah zat. Mol dapat dirumuskan dengan:
Hukum Dalton (Perbandingan Berganda)
massa unsur A massa molekul AB Jika unsur A dan unsur B membentuk lebih dari satu
n= atau n =
Ar unsur A Mr molekul AB macam senyawa, maka untuk massa unsur A yang
tetap, massa unsur B dalam senyawanya berbanding
Dalam 1 mol zat terdapat 6,02 x 1023 partikel. Jumlah sebagai bilangan bulat sederhana.
partikel zat dirumuskan dengan:
Jumlah partikel = n × 6,02 × 1023 2. Hukum-hukum Ilmu Kimia untuk Gas
Hukum Gay Lussac (Perbandingan Volume)
Keterangan: Volume gas-gas yang bereaksi dengan volume gas-
n = mol
gas hasil reaksi akan berbanding sebagai bilangan
6,02 × 1023 = bilangan Avogadro
Mr = massa molekul relatif (koefisien) bulat sederhana jika diukur pada suhu dan
Ar = massa atom relatif tekanan yang sama.
Rumus:
 Pada kondisi standar di mana suhu 0oC dan tekanan koefisien gas A volume gas A
1 atm (Standard Temperature and Pressure = STP): =
koefisien gasB volume gasB
volume gas
1 mol gas = 22,4 liter ⇔ n = × 100 % Hukum Avogadro
22,4
Gas-gas dalam volume sama akan mempunyai jumlah
 Pada kondisi bukan standar maka kita gunakan molekul yang sama jika diukur pada suhu dan tekanan
Rumus Gas Ideal: yang sama. Dalam 1 mol zat mengandung 6,02 × 1023
partikel, yang disebut dengan Bilangan Avogadro.
PV
PV = nRT ⇔ n =
RT Rumus:
mol gas A volume gas A
Keterangan: =
P = tekanan (atm) R = tetapan 0,08205 atm.L/mol.K mol gasB volume gasB
V = volume (liter) T = suhu (kelvin)
N = mol Hukum Boyle
(Ketetapan Hasil kali tekanan dan volume)
 Pada kondisi suhu dan tekanan sama (P, T):
Hasil kali tekanan gas dan volume gas akan selalu
n gas A volume gas A tetap jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama.
=
n gas B volume gas B Rumus:
PA.VA = PB.VB
B. STOIKIOMETRI
Stoikiometri mempelajari semua perhitungan kimia Hukum Boyle-Gay Lussac
secara kuantitatif, tidak terbatas pada unsur saja tetapi Hasil kali tekanan gas dan volume gas akan selalu
juga perhitungan senyawa maupun campuran. tetap jika dibagi suhu mutlak.

1. Hukum-hukum Dasar Ilmu Kimia Rumus:


Hukum Lavoisier (Kekekalan Massa) PA VA PB VB
Massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat =
setelah reaksi. TA TB

kendi_mas_media@yahoo.com
C. RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL % k. X1 . Ar X1 + % k. X2 . Ar X2 + ... + % k. X n . Ar X n
Ar X =
1. Rumus Empiris 100 %
Rumus empiris adalah rumus yang paling
K = kelimpahan
sederhana dalam komposisi suatu senyawa.
2. Rumus Molekul 2. Massa Molekul Relatif (Mr)
Rumus molekul adalah kelipatan dari rumus Massa molekul relatif (Mr) atau juga disebut bobot
empiris. molekul (BM) suatu senyawa adalah massa satu
molekul senyawa tersebut dibagi dengan 121 massa
D. MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA MOLEKUL satu atom isotop karbon 12.
RELATIF
massa satu molekul senyawa XY
Mr senyawa XY = 12
12 massa satu atom C
1
1. Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom relatif (Ar) atau juga disebut bobot
atom (BA) suatu unsur adalah massa satu atom unsur E. AIR KRISTAL
tersebut dibagi dengan 121 massa satu atom isotop
karbon 12. Air kristal (hidrat) adalah air yang terikat pada suatu
kristal senyawa tertentu dengan perbandingan molekul
massa rata - rata atom unsur A yang tertentu pula. Air ini dapat dibebaskan melalui
Ar unsur A = 12
12 massa satu atom unsur C
1
pemanasan. Contoh air kristal: CuSO4.5H2O, FeSO4.
7H2O, CaSO4. 2H2O, dsb.
Menentukan Massa Atom Relatif dari Isotop-Isotop
di Alam
Di alam suatu unsur bisa didapatkan dalam 2 jenis
atau bahkan lebih isotop, oleh karena itu kita dapat
menentukan massa atom relatifnya dengan rumus
berikut ini. Untuk n jenis isotop:

BAB 5 SISTEM KOLOID


A. KOLOID • heterogen
Koloid adalah campuran yang berada di antara larutan • dimensi lebih dari 100 nm
SUSPENSI • mengendap
dan suspensi, terbentuk dari fase terdisperi dan
• memisah jika didiamkan
pendispersi. Berikut adalah perbedaan larutan, koloid, • dapat dilihat dengan mikroskop biasa
dan suspensi: • dapat disaring dengan saringan biasa
• homogen
• dimensi kurang dari 1 nm B. JENIS-JENIS KOLOID
• tersebar merata
LARUTAN
• tidak memisah jika didiamkan T P Nama Contoh
• tidak dapat dilihat dengan mikroskop
Cair Gas Aerosol Cair Kabut, awan
ultra
• tidak dapat disaring Padat Gas Aerosol Padat Asap, debu

• heterogen Gas Cair Buih Busa sabun, krim kocok


• dimensi kurang dari 1 nm – 100 nm Cair Cair Emulsi Susu, santan, minyak ikan
• tersebar merata Padat Cair Sol Tinta, cat, sol emas
KOLOID
• tidak memisah jika didiamkan
Gas Padat Buih Padat Karet busa, batu apung
• tidak dapat dilihat dengan mikroskop
ultra Cair Padat Emulsi Padat Mutiara, opal
• tidak dapat disaring Padat Padat Sol Padat Gelas warna, intan

Keterangan: T = Terdispersi dan P = Pendispersi

kendi_mas_media@yahoo.com
C. SIFAT-SIFAT KOLOID Reversibel, bila dikeringkan Tidak reversibel, bila
dapat membentuk koloid dikeringkan tidak dapat
1. Efek Tyndall: peristiwa menghamburnya cahaya kembali dengan penambahan membentuk koloid
bila dipancarkan melalui sistem koloid. pendis-persi seperti semula. kembali.

2. Gerak Brown: gerakan dari partikel terdispersi Viskositas besar pada Viskositas kecil.
pendispersi murni, bila lama
dalam sistem koloid yang terjadi karena adanya
didiamkan akan menyerupai
tumbukan antarpartikel, gerakan ini sifatnya acak
agar-agar.
dan tidak berhenti.
Tekanan permukaan Tekanan permukaan
3. Elektroforesis: suatu proses pengamatan migrasi pendispersi terpengaruh pendispersi tidak
atau berpindahnya partikel-partikel dalam sistem partikel terdispersi. terpengaruh partikel
koloid karena pengaruh medan listrik. terdispersi.

4. Adsorpsi: proses penyerapan bagian permukaan


D. PEMBUATAN SISTEM KOLOID
benda atau ion yang dilakukan sistem koloid
sehingga sistem koloid ini mempunyai muatan
n Ada dua metode pembuatan sistem koloid
listrik.
Larutan Koloid Suspensi
5. Koagulasi: suatu keadaan di mana partikel-
Kondensasi Dispersi
partikel koloid membentuk suatu gumpalan yang
lebih besar. Penggumpalan ini dikarenakan oleh
beberapa faktor, contohnya, karena penambahan 1. Kondensasi
zat kimia atau enzim tertentu. a. Reduksi-oksidasi
Pada pembuatan sol belerang dengan reaksi:
Koloid Berdasar Daya Tarik terhadap Air 2 H2S(g) + SO2(aq) → 3 S (koloid) + 2 H2O(l)
1. Koloid Liofil b. Dekomposisi
(Yunani: lio = cairan, philia = menyukai) Pada pembuatan sol perak klorida dengan reaksi:
Suatu sistem koloid di mana zat terdispersi AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl ( koloid ) + HNO3(aq)
mempunyai afinitas (daya tarik) besar terhadap c. Hidrolisis
medium pendispersinya. Contoh: agar-agar, kanji. Pada pembuatan sol besi (III) hidroksida dengan
reaksi:
2. Koloid Liofob
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) → Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
(Yunani: lio = cairan, phobia = membenci)
Suatu sistem koloid di mana zat terdispersi 2. Dispersi
mempunyai afinitas (daya tarik) kecil terhadap
a. Mekanik
medium pendispersinya. Contoh: sol-sol logam.
Menggerus butir kasar sampai terbentuk partikel
Perbedaan Koloid Liofil dan Koloid Liofob
dengan ukuran tertentu (koloid) dan kemudian
LIOFIL LIOFOB mencampurkannya dengan media pendispersi
Stabil pada kondisi zat yang Stabil hanya bila zat yang sambil dilakukan pengadukan.
terdispersi mempunyai terdispersi mempunyai b. Peptisasi
konsentrasi kecil maupun konsentrasi kecil. Memecah butir-butir kasar dengan zat pemecah
besar. semacam peptid sampai terbentuk suatu partikel
Koagulasi terjadi bila zat Mudah berkoagulasi koloid dengan ukuran yang sudah ditentukan,
elektrolit yang ditambahkan (mengendap) dalam zat misalnya proses pemecahan protein dengan
dalam jumlah banyak. elektrolit. bantuan enzim.
Ketika berkoagulasi bentuk Ketika berkoagulasi c. Menggunakan busur Bredig
gumpalan seperti gel. bentuk gumpalan seperti Cara ini biasanya dilakukan untuk pembuatan
mayonaise (granul). sol-sol logam, dengan membuat logam sebagai
Kestabilan tidak terpengaruh Kestabilan terpengaruh elektroda dan kemudian diberi kejutan listrik
dialisis. dialisis. sehingga logam terlepas ke air sebagai media dan
Peristiwa efek Tyndall tidak Peristiwa efek Tyndall kemudian logam tersebut mengalami kondensasi
terlihat jelas. terlihat jelas. membentuk koloid.

kendi_mas_media@yahoo.com
n Manfaat Koloid dan Kerugian Yang 3. Pengolahan Air
Ditimbulkannya Pada pengolahan air bersih juga menggunakan dasar-
dasar sifat koloid: adsorpsi dan koagulasi.
1. Dialisis
– Koagulasi terjadi karena tawas (aluminium sulfat)
Proses penghilangan ion-ion yang mengganggu berfungsi sebagai penggumpal lumpur koloid
kestabilan koloid, di mana dalam proses ini sistem sehingga pada proses selanjutnya lumpur ini akan
koloid dimasukkan dalam suatu kantong dari selaput mudah disaring.
semipermiabel (selaput yang dapat melewatkan – Adsorpsi juga terjadi karena tawas dapat
partikel-partikel kecil tetapi menahan koloid supaya membentuk Al(OH)3 yang dapat menyerap
tidak keluar). (mengadsorpsi) zat-zat pewarna dan pencemar
Contoh: Proses dialisis digunakan pada proses cuci lainnya.
darah pada pasien yang mengalami sakit gagal ginjal,
prosesnya sendiri disebut hemodialisis. 4. Polusi
Polusi, khususnya polusi udara, umumnya dikarenakan
2. Koloid pelindung
oleh partikel-partikel polutan yang berbentuk koloid,
Koloid pelindung dibuat untuk menstabilkan sistem seperti misalnya debu dan asap.
koloid yang perlu dijaga kestabilannya, di mana koloid
pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi
supaya tidak mengelompok.
Contoh: Gelatin digunakan sebagai koloid pelindung
es krim yaitu untuk mencegah pembentukan kristal es.

BAB 6 SISTEM LARUTAN


A. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT massat
Mr massat 1000
1. Larutan Elektrolit m = = ×
massap (ki log ram) Mr massap (gram)
Larutan elektrolit adalah larutan yang zat
terlarutnya dapat terionisasi dalam air sehingga Keterangan:
dapat menghantarkan arus listrik. m = Molalitas
massat = massa zat terlarut
a. Larutan Elektrolit Kuat massap = massa pelarut
Larutan elektrolit yang terionisasi sempurna. Mr = massa molekul relatif zat terlarut
Memiliki derajat ionisasi (α) = 1.
Contoh: HCl, HBr, H2SO4, NaOH, Mg(OH)2. 2. Molaritas
b. Larutan Elektrolit Lemah Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter
Larutan elektrolit yang terionisasi sebagian. (1000 mililiter) larutan.
Memiliki derajat ionisasi (α) = 0 <α <1 massat
Contoh: HF, H3PO4, CH3COOH, NH3, H2S. Mr massat 1000
M = = ×
2. Larutan Nonelektrolit volume (liter ) Mr volume (mililiter )
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang zat Keterangan:
terlarutnya tidak dapat terionisasi dalam air m = Molaritas,
Mr = massa molekul relatif zat terlarut,
sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.
massat = massa zat terlarut, volume = volume larutan.
Contoh: CO(NH2)2, C12H22O11, C6H12O6, CH3OH, dll
3. Pada Campuran Zat yang Sejenis
B. KONSENTRASI LARUTAN
Mc. Vc = M1.V1 + M2.V2 + … + Mn.Vn
1. Molalitas
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg
(1000 gram) pelarut.

kendi_mas_media@yahoo.com
Mc = molaritas Vc = volume D. LARUTAN BUFFER
campuran campuran
M1 = molaritas zat 1 V1 = volume zat 1 Larutan buffer atau dapar adalah suatu larutan
M2 = molaritas zat 2 V2 = volume zat 2 yang dapat mempertahankan pH larutan apabila
Mn = molaritas zat n Vn = volume zat n ditambahkan sedikit asam atau basa. Pada dasarnya
larutan penyangga ini terjadi karena adanya campuran
4. Pada Pengenceran Suatu Zat asam lemah dengan basa konjugasinya (dalam garam)
atau campuran basa lemah dengan asam konjugasinya
N1. V1 = N2.V2 (dalam garam).
N = netralitas = molaritas x valensi
N1 = netralitas zat mula-mula E. HIDROLISIS LARUTAN
N2 = netralitas zat setelah pengenceran
V1 = volume zat mula-mula Penguraian larutan yang disebabkan oleh ion H+ dan
V2 = volume zat setelah pengenceran OH– yang berasal dari molekul air. Hidrolisis terjadi
5. Fraksi Mol pada garam-garam yang mengandung asam lemah dan
atau mengandung basa lemah.
Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam jumlah
mol total larutan atau menyatakan jumlah mol pelarut
dalam jumlah mol total larutan.
F. MENGHITUNG pH
nt np Larutan dengan pH kecil (pH < 7) berarti sifatnya ASAM,
Xt = ; Xp = ⇒ Xt + Xp = 1 sedangkan jika pH-nya besar (pH > 7) berarti bersifat
nt + np nt + np
BASA, jadi pH dijadikan acuan untuk menentukan
Xt = fraksi mol zat terlarut larutan bersifat asam atau basa.
Xp = fraksi mol pelarut
nt = mol zat terlarut pH = –log [H+]
np = mol pelarut
pOH = –log [OH–]
pH = 14 – pOH
C. TEORI ASAM BASA
Untuk mencari [H+] dan [OH–] perhatikan uraian di
bawah ini!
1. Svante August Arhenius
n Asam adalah suatu senyawa yang apabila 1. Asam Kuat + Basa Kuat
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion n Bila keduanya habis, gunakan rumus:
hidrogen (H+) atau ion hidronium (H3O+). pH larutan = 7 (netral)
Contoh: HCl (aq) → H+ + Cl– n Bila Asam Kuat bersisa, gunakan rumus:
n Basa adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan
[H+] = Konsentrasi Asam Kuat × Valensi Asam Kuat
dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH–).
Contoh: NaOH (aq) → Na+ + OH– n Bila Basa Kuat bersisa, gunakan rumus:
[OH–] = Konsentrasi Basa Kuat × Valensi Basa Kuat
2. Johanes Bronsted dan Thomas Lowry (Bronsted-
Lowry) 2. Asam Kuat + Basa Lemah
n Asam adalah zat yang bertindak sebagai pendonor n Bila keduanya habis gunakan rumus
proton (memberikan proton) pada basa. HIDROLISIS:
Asam → Basa Konjugasi + H+ Kw
n Basa adalah zat yang bertindak sebagai akseptor
[H+] = × Konsentrasi Kation
Kb
proton (menerima proton) dari asam. n Bila Asam Kuat bersisa, gunakan rumus:
Basa + H+ → Asam Konjugasi
[H+] = Konsentrasi Asam Kuat × Valensi Asam Kuat
3. Gilbert Lewis
n Bila Basa Lemah bersisa, gunakan rumus
n Asam adalah suatu zat yang bertindak sebagai
BUFFER:
penerima (akseptor) pasangan elektron.
Konsentrasi Sisa Basa Lemah
n Basa adalah suatu zat yang bertindak sebagai [OH–] = Kb ×
pemberi (donor) pasangan elektron. Konsentrasi Garam

kendi_mas_media@yahoo.com
3. Asam Lemah + Basa Kuat a. Penurunan Tekanan Uap (∆P)
n Bila keduanya habis gunakan rumus
HIDROLISIS: ∆P = Po – P ∆P = Xt . Po P = Xp . Po
Kw ∆P = penurunan tekanan uap
[OH–] = × Konsentrasi Anion Po = tekanan uap jenuh pelarut murni
Ka
P = tekanan uap jenuh larutan
n Bila Basa Kuat bersisa, gunakan rumus:
Xt = fraksi mol zat terlarut
[OH–] = Konsentrasi Basa Kuat × Valensi Basa Kuat Xp = fraksi mol pelarut
n Bila Asam Lemah bersisa, gunakan rumus
BUFFER: b. Kenaikan Titik Didih (∆Tb)
Konsentrasi Sisa Asam Lemah ∆Tb = Tblar – Tbpel ∆Tb = Kb . m
[H+] = Ka ×
Konsentrasi Garam
∆Tb = kenaikan titik didih
4. Asam Lemah + Basa Lemah Tblar = titik didih larutan
n Bila keduanya habis gunakan rumus Tbpel = titik didih pelarut
HIDROLISIS: Kb = tetapan titik didih molal pelarut
m = molalitas larutan
Kw
[H+] = × Ka c. Penurunan Titik Beku (∆Tf)
Kb
n Bila Asam Lemah bersisa, gunakan rumus: ∆Tf = Tfpel – Tflar ∆Tf = Kf . m

[H+] = Ka × Konsentrasi Asam Lemah ∆Tf = penurunan titik beku


Tfpel = titik beku pelarut
n Bila Basa Lemah bersisa, gunakan rumus: Tflar = titik beku larutan
Kb = tetapan titik beku molal pelarut
[OH–] = Kb × Konsentrasi Basa Lemah M = molalitas larutan
d. Tekanan Osmotik (π)
G. KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
π=M.R.T
n Kelarutan (s) adalah banyaknya jumlah mol
maksimum zat yang dapat larut dalam suatu π = tekanan osmotik
larutan yang bervolume 1 liter. M = molaritas larutan
n Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil perkalian R = tetapan gas = 0,08205
konsentrasi ion-ion dalam suatu larutan jenuh T = suhu mutlak = (oC + 273) K
zat tersebut. Di mana konsentrasi tersebut
dipangkatkan dengan masing-masing koefisiennya. 2. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
n Pengaruh ion sejenis Contoh larutan elektrolit: NaCl, H2SO4, CH3COOH,
Ion sejenis akan memperkecil kelarutan. KOH, dll. Untuk larutan elektrolit maka rumus-
rumus di atas akan dipengaruhi oleh:
H. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN i = 1 + (n – 1) α

Berdasarkan hukum Raoult, sifat koligatif adalah sifat i = faktor van’t Hoff
suatu larutan yang tidak dipengaruhi oleh jenis zat n = jumlah koefisien hasil penguraian senyawa ion
tersebut tetapi dipengaruhi oleh konsentrasinya. Sifat α = derajat ionisasi
koligatif larutan dapat terjadi karena adanya solut non α untuk asam kuat atau basa kuat = 1
volatil (tidak mudah menguap) pada larutan.
Ada 4 macam sifat koligatif larutan yang dibedakan a. Penurunan Tekanan Uap (∆P)
dalam 2 kelompok yaitu untuk larutan nonelektrolit nt.i
∆P = Po – P Xt =
dan larutan elektrolit nt.i + np
∆P = Xt . Po dengan
1. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit P = Xp . Po np
Xp =
Contoh larutan nonelektrolit: Glukosa (C6H12O6), nt.i + np
Sukrosa (C12H22O11), Urea (CO(NH2)2), dll.

kendi_mas_media@yahoo.com
∆P = penurunan tekanan uap Diagram Fasa
Po = tekanan uap jenuh pelarut murni
Diagram fasa menunjukkan hubungan antara
P = tekanan uap jenuh larutan
Xt = fraksi mol zat terlarut
penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih,
Xp = fraksi mol pelarut dan penurunan titik beku.
Nt = mol zat terlarut
Np = mol pelarut Garis tebal
i = faktor van’t Hoff S R P Q merupakan grafik
1 atm
b. Kenaikan Titik Didih (∆Tb) pelarut.
cair
Garis putus-putus
∆Tb = Tblar – Tbpel ∆Tb = Kb . m . i merupakan grafik
A
larutan (pelarut
∆Tb = kenaikan titik didih yang mengandung
padat

tekanan
Tblar = titik didih larutan T solut).
Tbpel = titik didih pelarut
gas
Kb = tetapan titik didih molal pelarut
M = molalitas larutan suhu
i = faktor van’t Hoff
Keterangan:
c. Penurunan Titik Beku (∆Tf) Sumbu x : suhu (oC) Sumbu y : tekanan (1 atm)
A : titik kesetimbangan 3 fasa pelarut
∆Tf = Tfpel – Tflar ∆Tf = Kf . m . i (R - S) = penurunan titik beku (∆Tf)
T : titik kesetimbangan 3 fasa larutan
∆Tf = penurunan titik beku P : titik didih pelarut
Tfpel = titik beku pelarut S : titik beku larutan
Tflar = titik beku larutan Q : titik didih larutan
Kb = tetapan titik beku molal pelarut R : titik beku pelarut
M = molalitas larutan (Q - P): kenaikan titik didih
i = faktor van’t Hoff
d. Tekanan Osmotik (π)
π=M.R.T.i

π = tekanan osmotik
M = molaritas larutan
R = tetapan gas = 0,08205
T = suhu mutlak (oc + 273) K
i = faktor van’t Hoff

kendi_mas_media@yahoo.com
BAB 7 LAJU REAKSI
A. LAJU REAKSI 2. Luas Permukaan Bidang Sentuh
Laju reaksi adalah bertambahnya konsentrasi hasil Semakin luas permukaan bidang sentuhnya maka
reaksi tiap satuan waktu atau berkurangnya konsentrasi laju reaksi juga semakin bertambah. Luas permukaan
pereaksi tiap satuan waktu. bidang sentuh berbanding lurus dengan laju reaksi.
Jika ada suatu persamaan aA + bB → cAB, maka; Contoh: Apabila kita melarutkan gula batu yang
Laju reaksi dapat dikatakan sebagai: bermassa 100 gram dan melarutkan gula dalam bentuk
n berkurangnya konsentrasi A tiap satuan waktu: serbuk bermassa sama dalam air yang kondisinya
−∆[ A] sama maka serbuk gula akan lebih dahulu larut, hal ini
VA = dikarenakan luas permukaan sentuh serbuk gula lebih
∆t
besar jika dibandingkan dengan gula batu (padat).
n berkurangnya konsentrasi B tiap satuan waktu:
−∆[B] 3. Suhu
VB =
∆t Suhu juga berbanding lurus dengan laju reaksi karena
n bertambahnya konsentrasi AB tiap satuan waktu: bila suhu reaksi dinaikkan maka laju reaksi juga semakin
+∆[ AB] besar. Umumnya setiap kenaikan suhu sebesar 10oC
VAB =
∆t akan memperbesar laju reaksi dua sampai tiga kali,
maka berlaku rumus:
Konsentrasi T2 −T1
V 2 = (2) 10
.V 1
[AB] V1 = laju mula-mula
V2 = laju setelah kenaikan suhu
[A] dan atau [B] T1 = suhu mula-mula
T2 = suhu akhir
Waktu

Grafik Laju Reaksi Catatan:
Bila besar laju 3 kali semula maka (2) diganti (3).
B. PERSAMAAN LAJU REAKSI
Bila laju diganti waktu maka (2) diganti ( 12 ).
V = k. [A]x[B]y
4. Katalisator
Adapun persamaan laju reaksi untuk reaksi Katalisator adalah suatu zat yang akan mempercepat
aA + bB → cC + dD, adalah: (katalisator positif) atau memperlambat (katalisator
V = laju reaksi [B] = konsentrasi zat B negatif = inhibitor) reaksi tetapi zat ini tidak berubah
k = konstanta laju reaksi x = orde reaksi zat A secara tetap. Artinya bila proses reaksi selesai zat ini
akan kembali sesuai asalnya.
[A] = konsentrasi zat A y = orde reaksi zat B
Secara grafik dapat digambarkan sebagai berikut:
C. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA LAJU Tanpa
katalisator
REAKSI
Dengan
1. Konsentrasi katalisator

Bila konsentrasi bertambah maka laju reaksi akan Hasil reaksi


bertambah. Sehingga konsentrasi berbanding lurus Jalannya reaksi
dengan laju reaksi. Contoh: Persamaan reaksi: Catatan:
2SO2 + O2 → 2SO3, Katalisator akan memperkecil energi aktivasi atau
semakin besar konsentrasi SO2 dan O2 maka tumbukan energi pengaktifan yaitu energi minimum yang
antarmolekul-molekulnya untuk membentuk SO3 juga diperlukan pereaksi untuk melangsungkan proses
semakin cepat. reaksi.

kendi_mas_media@yahoo.com
BAB 8 TERMOKIMIA
A. REAKSI ENDOTERM DAN EKSOTERM 3. Entalpi Pembakaran (Hc)
n Reaksi endoterm terjadi jika dalam suatu reaksi Kalor (energi) yang dibutuhkan atau dilepas pada
kimia, sistem menyerap kalor dari lingkungan. peristiwa pembakaran 1 mol senyawa atau 1 mol
Grafik Reaksi Endoterm: unsur, menjadi senyawa lain dan atau unsur lain.
Contoh: Pembakaran 1 mol senyawa C3H8 oleh 5 mol
∆ H = H hasil – H pereaksi,
dengan H hasil > H pereaksi O2 menjadi 3 mol CO2 dan 4 mol H2O.
Energi nilai ∆ H = + (positif) C3H8 + 5 O2  3 CO2 + 4 H2O
aktivasi Hasil reaksi

∆H C. MENGHITUNG ENTALPI
pereaksi
1. Berdasarkan Hukum Hess
n Reaksi eksoterm terjadi jika dalam suatu reaksi Perubahan entalpi yang terjadi pada suatu reaksi
kimia, sistem melepas kalor ke lingkungan. hanya tergantung pada keadaan mula-mula dan
Grafik Reaksi Eksoterm keadaaan akhir reaksi, jadi tidak tergantung pada
proses reaksinya.
∆ H = H hasil – H pereaksi,
Energi dengan H pereaksi > H hasil
Jadi:
aktivasi nilai ∆ H = –(negatif) C(s) + ½ O2(g)  CO (g) ∆H = –A kJ/mol
C(s) + O2(g)  CO2(g) ∆H = –B kJ/mol
pereaksi
∆H CO (g)+ ½ O2(g)  CO2(g) ∆H = –C kJ/mol
Persamaannya menjadi:
Hasil reaksi
C(s) + ½ O2(g)  CO (g) ∆H = –A kJ/mol
CO2(g)  C(s)+ O2(g) ∆H = +B kJ/mol
B. ENTALPI DAN JENIS-JENIS ENTALPI CO (g) + ½ O2(g)  CO2(g) ∆H = –C kJ/mol

Entalpi adalah jumlah energi secara total yang dimiliki Menurut Hukum Hess, pada reaksi di atas
oleh suatu sistem, energi ini akan selalu tetap jika tidak berlaku:
ada energi lain yang keluar masuk. Satuan entalpi
∆ H reaksi = – A + B – C
adalah joule atau kalori, dengan 1 joule = 4,18 kalori.

1. Entalpi Pembentukan (Hf) 2. Berdasarkan Data Entalpi Pembentukan (Hf)


Kalor (energi) yang dibutuhkan atau dilepas pada Dengan menggunakan rumus:
peristiwa pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-
∆H = H hasil reaksi – H pereaksi
unsur pembentuknya.
Contoh: Pembentukan 1 mol senyawa NH3 dari unsur-
unsurnya yaitu 0,5 mol N2 dan 1,5 mol H2. 3. Berdasarkan Kalorimetri
1
N + 3 H  NH3 q = m . c . ∆T
2 2 2 2

q = kalor reaksi
koefisien 1 (tidak ditulis) menunjukkan 1 mol NH3 m = massa jenis pereaksi
c = kalor jenis air
2. Entalpi Penguraian (Hd) ∆T = suhuakhir - suhuawal
Kalor (energi) yang dibutuhkan atau dilepas pada
peristiwa penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur- 4. Berdasarkan Energi Ikatan
unsur pembentuknya. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan
Contoh: Penguraian 1 mol senyawa H2O menjadi unsur- antar atom tiap mol suatu zat dalam fasa gas.
unsurnya yaitu 1 mol H2 dan 0,5 mol O2.
H2O  H2 + 1
2
O2

kendi_mas_media@yahoo.com
Data energi ikatan beberapa molekul (dalam kJ.mol–1) a. Energi Ikatan Rata-rata

H–C 415 N–N 163 F–F 155 ∆H = Σ energi pemutusan ikatan


– Σ energi ikatan pembentukan
H–N 390 N–O 201 F – Cl 253

H–F 563 N–F 272 F – Br 237
Energi rata-rata yang dibutuhkan untuk
H – Cl 431 N – Cl 200 Cl – Cl 242 memutuskan 1 mol senyawa gas menjadi atom-
H – Br 366 N – Br 243 Cl – Br 218 atomnya untuk lebih dari tiga atom dalam
H–I 298 O–O 146 Cl – I 208 molekulnya.
b. Energi Atomisasi
H–O 462 O–F 190 Br – Br 223
H–S 339 O – Cl 203 Br – I 175 ∆H atomisasi = Σ energi ikatan

H – Si 323 O–I 234 O=O 495
Energi yang dibutuhkan untuk memutus molekul
C–C 347 O – Si 368 N=N 418 kompleks dalam 1 mol senyawa menjadi atom-
C–N 291 S–S 266 C=O 799 atom gasnya.
C–F 485 S–F 327 C=N 619
C – Cl 328 S – Br 218 C=C 606
C – Br 276 S – Cl 253 S=S 418
C–I 240 I–I 151 S=O 323
C–O 358 N≡N 944
C–S 259 C≡C 839
C – Si 301 C≡N 891
C≡O 1072

BAB 9 KESETIMBANGAN KIMIA


A. KESETIMBANGAN KIMIA B. TETAPAN KESETIMBANGAN
Kesetimbangan kimia adalah keadaan yang terjadi jika Tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan dalam
laju reaksi ke kanan (maju) sama dengan laju reaksi ke Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi (Kc) dan Tetapan
kiri (balik). Kesetimbangan Tekanan (Kp) adalah perbandingan
Konsentrasi komposisi hasil reaksi dengan pereaksi pada keadaan
Titik Kesetimbangan setimbang dalam suhu tertentu.

Vmaju = Vbalik 1. Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi


[A] dan atau [B] Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi zat,
Waktu berlaku untuk zat-zat yang berfasa gas dan aqueous
(larutan dengan pelarut air) zat yang berfasa solid (padat)

Reaksi kesetimbangan kita gunakan lambang  dan liquid (cair) tidak disertakan dalam persamaan
1. Kesetimbangan homogen (hanya satu fasa) tetapan kesetimbangan.
Contoh: n Untuk persamaan:

2 SO2(g) + O2 (g)   2 SO3 (g) [ SO3 ]2
 2 SO2(g) + O2 (g)  2 SO3 (g), Kc =
Fe3+ (aq) + CNS– (aq)  Fe(CNS) (aq)
2+
[ SO2 ]2 [O2 ]
2. Kesetimbangan heterogen (lebih dari satu fasa) n Untuk persamaan:
Contoh: Fe3+ (aq) + SCN– (aq)  Fe(SCN)2+ (aq),
AgNO3 (aq) + NaCl (aq)  AgCl (s) + NaNO3 (aq)

[Fe(SCN)2+ ]
Kc =
[Fe3+ ][ SCN − ]

kendi_mas_media@yahoo.com
n Untuk persamaan: Perubahan sistem akibat aksi dari luar
AgNO3 (aq) + NaCl (aq)  AgCl (s) + NaNO3 (aq), = Pergeseran kesetimbangan
[NaNO3 ]
Kc = Pergeseran kesetimbangan terjadi karena hal-hal
[ AgNO3 ][NaCl ]
sebagai berikut.
n Untuk persamaan; 1. Perubahan Konsentrasi
CH3COO– (aq) + H2O (l)  CH3COOH (aq) + OH– (aq), Apabila salah satu konsentrasi zat diperbesar
[CH3COOH ][OH − ] maka kesetimbangan mengalami pergeseran
Kc = yang berlawanan arah dengan zat tersebut, bila
[CH3COO − ]
konsentrasi diperkecil maka kesetimbangan akan
bergeser ke arahnya.
2. Tetapan Kesetimbangan Tekanan
2. Perubahan Tekanan
Tetapan kesetimbangan berdasar tekanan parsial, Apabila tekanan dalam sistem kesetimbangan
hanya berlaku untuk gas. Untuk persamaan: tersebut diperbesar maka kesetimbangan bergeser
(P )
2
SO3 ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien kecil.
2 SO2(g) + O2 (g)  2 SO3 (g), Kp = Apabila tekanan dalam sistem kesetimbangan
(P ) (P )
2
SO 2 O2 tersebut diperkecil maka kesetimbangan bergeser
ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien besar.
3. Hubungan Kc dengan Kp
3. Perubahan Volume
Kp = Kc (RT)∆n Apabila volume dalam sistem kesetimbangan

tersebut diperbesar maka kesetimbangan bergeser
∆n = jumlah koefisien kanan – jumlah koefisien kiri
ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien besar.
4. Tetapan Kesetimbangan dengan Reaksi yang Apabila volume dalam sistem kesetimbangan
Berkaitan tersebut diperkecil maka kesetimbangan bergeser
ke arah zat-zat yang mempunyai koefisien kecil.
Misalkan suatu persamaan:
Catatan: Untuk perubahan tekanan dan volume,
aA + bB  cAB ; Kc = K1, jika koefisien zat-zat di kiri (pereaksi) dan kanan
maka (hasil reaksi) sama maka tidak terjadi pergeseran
1 kesetimbangan
cAB  aA + bB; Kc =
K1
½aA + ½bB  ½cAB; Kc = K1½ 4. Perubahan Suhu
Apabila suhu reaksi dinaikkan atau diperbesar
2aA + 2bB  2cAB; Kc = K12
2
maka kesetimbangan akan bergeser ke zat-zat yang
 1  membutuhkan panas (ENDOTERM). Sebaliknya jika
2cAB  2aA + 2bB; Kc=  
 K1  suhu reaksi diturunkan kesetimbangan akan bergeser
ke zat-zat yang melepaskan panas (EKSOTERM).
C. DERAJAT DISOSIASI
Derajat disosiasi adalah perbandingan jumlah mol zat
yang terurai dengan jumlah mol zat mula-mula.
jumlah mol zat terurai
α=
jumlah mol zat mula-mula

D. PERGESERAN KESETIMBANGAN
Menurut Le Chatelier
Apabila dalam suatu sistem setimbang diberi suatu
aksi dari luar maka sistem tersebut akan berubah
sedemikian rupa supaya aksi dari luar tersebut
berpengaruh sangat kecil terhadap sistem.

kendi_mas_media@yahoo.com
BAB 10 REDUKSI-OKSIDASI

A. PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI REDOKS Catatan: Tidak ada perbedaan jumlah atom dari
unsur yang mengalami perubahan biloks.
1. Berdasarkan Oksigen 3. Setarakan oksigen dan kemudian hidrogen dengan
ketentuan:
n Reaksi oksidasi adalah peristiwa pengikatan
Larutan asam
oksigen oleh suatu unsur atau senyawa, atau
 Tambahkan 1 molekul H2O untuk setiap
bisa dikatakan penambahan kadar oksigen.
kekurangan 1 atom oksigen pada ruas yang
Oksidasi = mengikat oksigen
kekurangan oksigen tersebut
Contoh: 2 Ba + O2  2 BaO
 Setarakan H dengan menambah ion H+ pada
n Reaksi reduksi adalah peristiwa pelepasan
ruas yang lain
oksigen oleh suatu senyawa, atau bisa
dikatakan pengurangan kadar oksigen. Reduksi : NO3– + 4 H+  NO + 2 H2O
Reduksi = melepas oksigen Oksidasi : S 2–  S
Contoh: 2 CuO  2 Cu + O2 4. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron
dengan jum-lah yang sesuai, bila reaksi oksidasi
2. Berdasarkan Elektron tambahkan elektron di ruas kanan, bila reaksi
n Reaksi oksidasi adalah peristiwa pelepasan reduksi tambahkan elektron di ruas kiri.
elektron oleh suatu unsur atau senyawa.
Reduksi : NO3– + 4 H+ + 3e  NO + 2 H2O
Oksidasi = melepas elektron
Contoh: K  K+ + e Oksidasi : S 2–  S + 2e
n Reaksi reduksi adalah peristiwa pengikatan 5. Setarakan jumlah elektron kemudian selesaikan
elektron oleh suatu unsur atau senyawa. persamaan
Reduksi = mengikat elektron Reduksi :NO3– + 4 H+ + 3e  NO + 2 H2O
Contoh: Br2 + 2e  2 Br– (kali 2)
Oksidasi :S2–  S + 2 e
3. Berdasarkan Bilangan Oksidasi (kali 3)
n Reaksi oksidasi adalah meningkatnya bilangan 2 NO3– + 8 H+ + 3 S2– + 6e  2 NO + 4 H2O +
oksidasi. 3 S + 6e
Oksidasi = peningkatan bilangan oksidasi
n Reaksi reduksi adalah menurunnya bilangan Hasil akhir: 2 NO3– + 8 H+ + 3 S2– 2 NO + 4 H2O
oksidasi. +3S
Reduksi = penurunan bilangan oksidasi
2. Metode Bilangan Oksidasi (Reaksi Ion)
B. MENYETARAKAN REAKSI REDOKS Contoh untuk suasana basa
Setarakan reaksi: MnO4– + C2O42–  MnO2 + CO2
1. Metode Setengah Reaksi (Ion Elektron)
Jawab:
1. Menentukan unsur yang mengalami perubahan
Contoh untuk suasana asam
bilangan oksidasi.
Setarakan reaksi: NO3– + S2–  NO + S MnO4– + C2O42–  MnO2 + CO2
Jawab:
+7 +3 +4 +4
1. Tuliskan masing-masing setengah reaksinya
Reduksi : NO3–  NO Mn mengalami penurunan biloks dari +7 menjadi
+4 (reduksi). C mengalami peningkatan biloks dari
Oksidasi : S2–  S
+3 menjadi +4 (oksidasi).
Catatan:
Nitrogen mengalami reduksi  dari +5 menjadi +4. 2. Menyetarakan unsur tersebut dengan koefisien
Sulfur mengalami oksidasi  dari –2 menjadi 0. yang sesuai.
2. Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan Mn sudah setara C diberi koefisien 2, sehingga:
bilangan oksidasi MnO4– + C2O42–  MnO2 + 2 CO2

kendi_mas_media@yahoo.com
3. Menentukan peningkatan bilangan oksidasi 5. Menyetarakan muatan dengan menambahkan
reduktor dan penurunan bilangan oksidasi OH– (suasana basa).
oksidator. Muatan di ruas kiri = –8; muatan di ruas kanan = 0.
Jumlah perubahan biloks = jumlah atom × perubahannya Tambahkan 8 OH– di ruas yang muatannya besar
yaitu kanan sehingga persamaan menjadi:
MnO4– + C2O42–  MnO2 + 2 CO2
2 MnO4– + 3 C2O42–  2 MnO2 + 6 CO2 + 8 OH–
+7 +3 +4 +4
3 6. Menyetarakan atom H dengan menambahkan
2 +6 menjadi +8 H2O.
4. Menentukan koefisien yang sesuai untuk Tambahkan H2O di ruas yang kekurangan H+,
menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi. sehingga persamaan menjadi setara:
MnO4– + C2O42–  MnO2 + 2 CO2 2 MnO4– + 3 C2O42– + 4 H2O  2 MnO2 + 6 CO2 + 8 OH–
+7 +3 +4 +4
3
2
kalikan 2 kalikan 3
Persamaan menjadi:
2 MnO4– + 3 C2O42–  2 MnO2 + 6 CO2

BAB 11 SEL ELEKTROKIMIA DAN ELEKTROLISIS


A. SEL ELEKTROKIMIA Adapun urutan potensial elektroda standar
reduksi beberapa logam (kecil ke besar) adalah:
1. Sel Galvani (Sel Volta) Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Ni-Co-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Mengubah: energi kimia  energi listrik.
Reaksi redoks: deret Volta
Reduksi terjadi di katoda (elektroda positif). Keterangan:
Oksidasi terjadi di anoda (elektroda negatif). - Li sampai Pb mudah mengalami oksidasi, umumnya
Notasi penulisan sel volta: bersifat reduktor.
- Cu sampai Au mudah mengalami reduksi, umumnya
bersifat oksidator.
M MA+ LB+ L - Logam yang berada di sebelah kiri logam lain,
dalam reaksinya akan lebih mudah mengalami
Anoda Katoda oksidasi.
M = logam yang mengalami oksidasi Tips menghafal deret volta:
MA+ = logam hasil oksidasi dengan kenaikan biloks = A Lihat Kalau Bapak Capek Naik Motorgede
L = logam hasil reduksi Ali Minta iZin Cari Fera, Cindi, Nia
LB+ = logam yang mengalami reduksi dengan Coklat Simpanan Prabowo Habis
penurunan biloks = B Cukup Hidangkan Agar-agar, Pasta, Anggur
n Potensial Elektroda (E)
Potensial listrik yang muncul dari suatu elektroda n Potensial Sel = Eosel dirumuskan sebagai:
dan terjadi apabila elektroda ini dalam keadaan Eosel = Eoreduksi – Eooksidasi
setimbang dengan larutan ion-ionnya atau me-
nunjukkan beda potensial antara elektroda logam Reaksi dikatakan spontan bila nilai Eosel = POSITIF
dengan elektroda hidrogen yang mempunyai n Contoh sel Volta (Galvani) dalam kehidupan
potensial elektroda = 0 volt. sehari-hari:
Bila diukur pada 25oC, 1 atm: – Sel primer (sel yang tidak dapat diisi kembali):
Potensial elektroda = Potensial elektroda standar (Eo) baterai kering, baterai alkalin.
– Sel sekunder (sel yang dapat diisi kembali): aki,
baterai Ni-Cd.

kendi_mas_media@yahoo.com
2. Sel Elektrolisis Bila Anion golongan VII A (Halida) maka
Mengubah: energi listrik  energi kimia. akan teroksidasi:
Reaksi redoks: 2 F– ( aq )  F2 ( g ) + 2e
Reduksi terjadi di katoda (elektroda negatif). 2 Cl– ( aq )  Cl2 ( g ) + 2e
Oksidasi terjadi di anoda (elektroda positif). 2 Br– ( aq )  Br2 ( g ) + 2e
2 I– ( aq )  I2 ( g ) + 2e
a. Elektrolisis Larutan – Anoda Tak Inert
Bila larutan dialiri arus listrik maka berlaku Anoda tersebut akan teroksidasi:
ketentuan berikut ini.
L(s)  Lm+ (aq) + me
n Reaksi di katoda (elektroda –)
b. Elektrolisis Leburan (Lelehan)
Bila kation logam-logam golongan I A,
Apabila suatu lelehan dialiri listrik maka di katoda
golongan II A, Al, dan Mn, maka yang tereduksi
terjadi reduksi kation dan di anoda terjadi oksidasi
adalah air (H2O):
anion.
2 H2O (l) + 2e  H2(g) + 2 OH– (aq)
Bila kation H+ maka akan tereduksi: B. HUKUM FARADAY
2 H+ (aq) + 2e  H2(g) Hukum Faraday 1
Bila kation logam lain selain tersebut di atas, Massa zat yang dibebaskan pada reaksi elektrolisis
maka logam tersebut akan tereduksi: sebanding dengan jumlah arus listrik dikalikan dengan
Lm+ (aq) + me  L(s) waktu elektrolisis.
i = kuat arus
n Reaksi di anoda (elektroda +) i . t . me
massa = t = waktu
– Anoda Inert (tidak reaktif seperti Pt, 96500 me = massa ekuivalen
Au, C)
Bila anion sisa asam atau garam oksi
seperti SO42–, NO3–, dll, maka yang Hukum Faraday 2
teroksidasi adalah air (H2O): Massa zat yang dibebaskan pada reaksi elektrolisis
sebanding dengan massa ekivalen zat tersebut.
2 H2O (l)  O2(g) + 4 H+ (aq) + 4e
m1 me1
Bila anion OH– maka akan teroksidasi: =
m2 me2
4 OH– (aq)  O2 (g) + 2 H2O (l) +4e

BAB 12 KIMIA LINGKUNGAN


Kimia Lingkungan adalah bagian dari ilmu kimia yang daripada O2; menyebabkan keracunan sampai
mempelajari atau mengkaji reaksi-reaksi kimia di alam kematian.
serta hubungannya dengan makhluk hidup. 2) Karbon Dioksida (CO2)
Menyebabkan pemanasan global yang ber-
A. PENCEMARAN akibat mencairkan es di kutub sehingga me-
nyebabkan kenaikan permukaan laut.
1. Pencemaran Udara
b. Oksida Belerang
Dapat terjadi jika udara di lingkungan sekitar kita Oksida belerang adalah SO2 dan SO3.
mengandung zat-zat kimia yang mempunyai nilai di Menyebabkan hujan asam yang merusak tum-
atas ambang batas yang diperkenankan. buhan dan menimbulkan korosi; menyebabkan
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh: sakit bila terhisap melalui pernafasan dan dapat
a. Oksida Karbon merusak jaringan tubuh.
1) Karbon Monoksida (CO)
c. Oksida Nitrogen
Menyebabkan sesak nafas, nyeri di dada;
menyebabkan oksigen berkurang karena 1) Nitrogen Monoksida (NO)
hemoglobin lebih mudah mengikat CO Sebagai katalisator dalam penguraian ozon.

kendi_mas_media@yahoo.com
2) Nitrogen Dioksida (NO2) Kerugian yang ditimbulkan oleh air sadah:
Merusak paru-paru dan menyebabkan – Dalam rumah tangga kerugiannya berupa
gangguan pernafasan yang bersifat kronis; pemborosan sabun karena sabun tidak akan
sebagai katalisator dalam penguraian ozon; berbusa jika ion Ca2+ dan ion Mg2+ tidak
campurannya dengan NO menyebabkan asap diendapkan terlebih dulu.
kabut. – Timbul kerak pada alat memasak atau ketel
3) Dinitrogen Monoksida (N2O) sehingga terjadi pendidihan dengan waktu
Menyebabkan kenaikan suhu bumi. yang lebih lama mengakibatkan pemborosan
d. Timbal bahan bakar.
Bersifat racun dan menyebabkan kerusakan otak – Menyebabkan penyumbatan pada pipa air
dan kelumpuhan. dan juga pipa pada radiator.
– Jika dikonsumsi maka akan menyebabkan
2. Pencemaran Air penumpukan logam-logam tersebut dalam
Penyebab terjadinya pencemaran air: tubuh kita sehingga kesehatan kita terancam.
a. Raksa
3. Pencemaran Tanah
Raksa adalah unsur logam yang pada suhu ruang
berwujud cair dan sifatnya sangat reaktif. Logam Penyebab terjadinya pencemaran tanah
ini dapat menjadi zat pencemar apabila berada a. Limbah Plastik
dalam air, hal ini disebabkan karena wujudnya cair Umumnya plastik tidak dapat dibiodegradasi (di-
sehingga dapat bercampur dengan air dan susah urai oleh mikroorganisme dalam tanah) sehingga
untuk dipisahkan walaupun mempunyai massa akan menjadi pencemar dalam tanah.
jenis berbeda dengan air. b. Limbah Pertanian
Limbah ini ada apabila zat-zat kimia dalam pupuk
b. Air Sadah buatan terlalu banyak terdapat dalam tanah,
Air sadah adalah air yang mengandung ion kalsium sehingga tanah tidak menjadi subur tetapi justru
(Ca2+) dan atau ion magnesium (Mg2+). rusak.
1) Air sadah sementara c. Limbah Logam
Air sadah sementara adalah air yang Seperti halnya palstik logam pun tidak dapat
mengandung garam hidrokarbonat seperti: diuraikan oleh mikroorganisme sehingga dalam
Ca(HCO3)2 dan atau Mg(HCO3)2. jumlah yang berlebihan akan menyebabkan ter-
Air sadah sementara dapat dihilangkan jadinya pencemaran tanah.
kesadahannya dengan cara memanaskan
air tersebut sehingga garam karbonatnya B. ZAT ADITIF
mengendap, mereaksikan larutan yang
mengandung Ca(HCO3)2 atau Mg(HCO3)2 1. Pewarna
dengan kapur (Ca(OH)2).
Nama Warna Jenis Pewarna untuk
2) Air sadah tetap
Klorofil Hijau alami selai, agar-agar
Air sadah sementara adalah air yang me-
ngandung garam sulfat (CaSO4 atau MgSO4) Karamel Coklat-Hitam alami produk kalengan
dan atau mengandung garam klorida (CaCl2 Anato Jingga alami minyak,keju
atau MgCl2). Beta-Karoten Kuning alami keju
Air sadah tetap dapat dihilangkan kesadah- Eritrosin Merah buatan saus, produk kalengan
annya dengan cara:
 Mereaksikan dengan soda Na2CO3 2. Pemanis
dan kapur Ca(OH)2, supaya terbentuk
Nama Jenis Pemanis untuk
endapan garam karbonat dan atau
hidroksida. Gula tebu (sukrosa) alami minuman dan makanan
sehari-hari
 Proses Zeolit
Gula buah (fruktosa) alami minuman dan makanan
Dengan natrium zeolit (suatu silikat) maka
sehari-hari
kedudukan natrium akan digantikan ion
Pemanis susu (laktosa) alami Susu alami
kalsium dan ion magnesium menjadi
magnesium atau kalsium zeolit.

kendi_mas_media@yahoo.com
Sakarin buatan Permen 4. Antioksidan
Siklamat buatan Minuman ringan Nama Kegunaan
Sorbitol buatan Selai, agar-agar Asam askorbat daging kalengan, ikan kalengan, buah
Silitol buatan Permen karet kalengan

Maltitol buatan Permen karet BHA (butilhidroksianol) lemak dan minyak



BHT (butilhidroktoluen) margarin dan mentega

3. Pengawet 5. Penguat/Penyedap
Nama Jenis Pengawet untuk Mononatrium glutamat (Monosodium glutamate =
Garam alami daging, ikan MSG). Contoh: vetsin.
Gula alami buah-buahan
6. Pembuat Rasa dan Aroma
Cuka alami acar
IUPAC Trivial Aroma dan rasa
Asam propanoat buatan roti, keju
Etil etanoat Etil asetat apel
Asam benzoat buatan saos, kecap minuman ringan
(botolan) Etil butanoat Etil butirat nanas
Natrium nitrat buatan daging olahan, keju olahan Oktil etanoat Oktil asetat jeruk
Natrium nitrit buatan daging kalengan , ikan kalengan Butil metanoat Butil format raspberri
Etil metanoat Etil format rum
Amil butanoat Amil butirat pisang

BAB 13 KIMIA UNSUR


Berikut adalah pengelompokan unsur-unsur n Mudah bereaksi dengan air kecuali Be. Sedangkan
berdasarkan golongannya. Mg bereaksi dengan air panas. Reaksi dengan air
menghasilkan gas hidrogen dan membentuk basa.
A. GOLONGAN IA DAN IIA 2Na(s) + 2 H2O(l)  2 NaOH(aq) + H2(g)
n Logam alkali sifat kelogamannya lebih kuat
Golongan IA (Alkali) Golongan IIA (Alkali tanah)
dibanding sifat logam alkali tanah. Dalam satu
Li Be golongan, baik alkali maupun alkali tanah makin
3 4
ke bawah makin kuat sifat logamnya.
Na Mg
11 12
n Warna tes nyala unsur alkali dan alkali tanah:
K Ca
19 20
Unsur Warna
Rb Sr
37 38
Natrium Kuning
Cs Ba
55 56
Kalium Ungu
87
Fr 88
Ra
Kalsium Merah
Sifat-sifat logam alkali dan alkali tanah: Stronsium Merah tua
n Logam alkali dan memiliki elektron valensi 1, yaitu Barium Hijau pucat
nS1. Logam alkali tanah memiliki elektron valensi
2, yaitu nS2. B. UNSUR GOLONGAN VIIA (HALOGEN)
n Merupakan logam yang reaktif.
n Ditemukan di alam dalam bentuk senyawa. F
9
n Bersifat reduktor kuat.
n Energi ionisasi rendah. Sehingga mudah mele- 17
Cl
paskan elektron. 35
Br
– Logam alkali:
X  X+ + e 53
I
– Logam alkali tanah: At
85
X  X2+ + 2e

kendi_mas_media@yahoo.com
n Unsur halogen memiliki elektron valensi 7, yaitu n Bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
ns2 np5. n Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi
n Merupakan unsur non logam yang sangat reaktif positif dan pada umumnya lebih dari satu.
karena mudah menangkap elektron: n Banyak di antaranya dapat membentuk senyawa
X2 + 2e–  2X– kompleks.
n Ditemukan di alam dalam bentuk senyawa. n Pada umumnya senyawanya berwarna.
n Pada suhu kamar F2 dan Cl2 berwujud gas, Br2 n Beberapa di antaranya dapat digunakan sebagai
berwujud cair, dan I2 berwujud padat. katalisator.
n At merupakan unsur radiokatif yang memiliki
umur pendek sehingga jarang ditemukan. E. UNSUR–UNSUR DI ALAM
n Merupakan oksidator kuat, makin ke bawah
oksidator makin lemah. Logam Mineral Rumus
n Kekelektronegatifan makin ke bawah makin Besi Hematit Fe2O3
lemah.
Magnetit Fe3O4
n Jari-jari atom makin ke bawah makin besar.
Siderit FeCO3
C. UNSUR GAS MULIA VIIIA (GAS MULIA) Pirit FeS2
Limonit Fe2O3.H2O
He
2
Nikel Pentlandit (FeNi)S
10
Ne
garnerit H2(NiMg)SiO4.2H2O
Ar
18
Alumunium Bauksit Al2O3×2H2O
36
Kr Timah Kasiterit SnO2
54
Xe Tembaga Kalkopirit CuFeS2
86
Rn Natrium Sendawa chili NaNO3
n Unsur-unsur gas mulia mengandung 8 elektron Dalam air laut NaCl
pada kulit terluarnya kecuali He mengandung 2
Magnesium Magnesit MgCO3
elektron.
n Energi ionisasinya sangat tinggi, akibatnya unsur- Garam Inggris MgSO4.7H2O
unsur gas mulia sukar bereaksi dengan unsur- Karnalit KCl.MgCl2.6H2O
unsur lainnya.
Dolomit MgCO3.CaCO3
n Pada tabel dapat dilihat bahwa titik leleh dan titik Dalam air laut MgCl2
didihnya sangat rendah, namun baik titik leleh
n Proses Pengolahan Logam
maupun titik didih makin ke bawah makin tinggi,
sesuai dengan makin besarnya massa atom gas Nama Proses Logam
mulia. Down Magnesium
n Molekul gas mulia monoatomik.
Tanur tinggi Besi
D. UNSUR PERIODE III (TRANSISI) Hall-Heroult Aluminium

Unsur Sc Ti V Cr Mn n Proses Industri

Konfigurasi 3d1 3d2 3d3 3d5 3d5 Nama Proses Pembuatan


Elekt.val 4s2 4s2 4s2 4s1 4s2 Haber-Bosch Amonia (NH3)
Kontak (Katalis V2O5) Asam sulfat (H2SO4)
Unsur Fe Co Ni Cu
Konfigurasi 3d6 3d7 3d8 3d10
Bilik timbal (Katalis uap Asam sulfat (H2SO4)
Elekt.val 4s2 4s2 4s2 4s2 NO dan NO2)

kendi_mas_media@yahoo.com
BAB 14 KIMIA ORGANIK

A. KLASIFIKASI SENYAWA ORGANIK Kedudukan atom karbon dalam senyawa karbon


CH3
Berdasarkan susunan atom-atom dalam molekulnya,
senyawa organik dibagi menjadi 2 golongan, yaitu CH3 C CH2 CH2 CH CH3
sebagai berikut.
CH3 CH3
1. SENYAWA ALIFATIK C primer = atom C yang mengikat satu atom C lainà(CH3)
C sekunder = atom C yang mengikat dua atom C lainà(CH2)
Senyawa afiatik adalah senyawa organik yang
C tersier = atom C yang mengikat tiga atom C lainà (CH)
mempunyai rantai atom karbon (C) terbuka.
C kuartener = atom C yang mengikat empat atom Cà(C)
Contoh: Alkana, Alkena, Alkuna, turunan Alkana
Tata Nama Alkana
a. Senyawa Alifatik Jenuh
1. Untuk rantai C terpanjang dan tidak bercabang
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa organik
nama alkana sesuai jumlah C tersebut dan diberi
rantai terbuka yang tidak mempunyai ikatan
awalan n (normal).
rangkap atau tidak dapat mengikat atom H lagi. CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 = n-heksana
1) ALKANA
Alkana adalah senyawa organik yang bersifat 2. Untuk rantai C terpanjang dan bercabang beri
jenuh atau hanya mempunyai ikatan tunggal dengan nama alkana sesuai jumlah C tersebut, tentukan
rumus umum: atom C yang tidak terletak pada rantai terpanjang
n = jumlah atom karbon (C) sebagai alkil.
CnH2n + 2 2n + 2 = jumlah atom hidrogen (H)
CH3 CH2 CH2 CH CH2 CH3
Sifat-sifat Alkana: rantai utama:
– Senyawa nonpolar tidak larut dalam air. CH3 jumlah c = 6 (heksana)
– Mempunyai massa jenis kurang dari satu. cabang: jumlah C
– Pada suhu dan tekanan normal empat suku = 1 (Metil)
pertama alkana berwujud gas, suku-5 sampai 3. Beri nomor rantai terpanjang dan usahakan atom
17 cair, dan suku 18 ke atas padat. C yang mengikat alkil di nomor terkecil.
– Alkana mengalami oksidasi. 1 2 3 4 5 6
CH3 CH2 CH CH2 CH2 CH3
– Alkana dengan unsur halogen maka atom H
akan tersubstitusi dengan halogen tersebut CH3
serta terbentuk hidrogen halogenida. 3- metil heksana
– Makin banyak atom C, titik didihnya semakin 4. Apabila dari kiri dan dari kanan atom C-nya
tinggi. mengikat alkil di nomor yang sama utamakan
– Bila jumlah C sama, maka yang bercabang atom C yang mengikat lebih dari satu alkil terlebih
sedikit, mempunyai titik didih tinggi. dahulu.
Beberapa senyawa alkana: 5. Alkil tidak sejenis ditulis namanya sesuai urutan
abjad, sedang yang sejenis dikumpulkan dan beri
Atom C Rumus Molekul Nama
1 CH4 Metana
awalan sesuai jumlah alkil tersebut; di- untuk 2,
2 C2H6 Etana tri- untuk 3 dan tetra- untuk 4.
3 C3H8 Propana CH3 metil
4 C4H10 Butana 1 2 3 4 5 6 7
5 C5H12 Pentana CH3 CH CH2 CH2 CH2 C CH3
6 C6H14 Heksana
7 C7H16 Heptana
CH3 CH2 CH3 heptana

8 C8H18 Oktana metil


etil CH2 metil
9 C9H20 Nonana
10 C10H22 Dekana 4-etil-2,2,6-trimetil heksana

kendi_mas_media@yahoo.com
2) GUGUS ALKIL Tata Nama Alkena
Gugus alkil adalah gugus yang terbentuk 1. Rantai terpanjang mengandung ikatan
karena salah satu atom hidrogen dalam alkana rangkap dan ikatan rangkap di nomor terkecil
digantikan oleh unsur atau senyawa lain, rumus dan diberi nomor.
umumnya: CH3 CH CH CH2 CH3
atau 2-pentena
CnH2n + 1 CH3 CH2 CH CH CH3

Beberapa senyawa alkil: 2. Untuk menentukan cabang-cabang aturannya


Atom C Rumus Molekul Nama
seperti pada alkana.
5 4 3 2 1
1 CH3 – metil CH3 CH2 CH CH CH3
2 C2H5 – etil
3 C3H7 – propil CH3
4 C4H9 – butil 2-metil-2-pentena
5 C5H11 – amil 2) ALKUNA
Alkuna adalah senyawa organik yang bersifat
b. Senyawa Alifatik Tidak Jenuh tak jenuh mempunyai ikatan rangkap tiga, dan
Senyawa alifatik tidak jenuh adalah senyawa mempunyai rumus umum:
organik rantai terbuka yang mempunyai ikatan
rangkap sehingga pada reaksi adisi ikatan itu dapat CnH2n – 2
berubah menjadi ikatan tunggal dan mengikat
atom H. Contoh: Alkena, Alkuna, Alkadiena. Sifat-sifat Alkuna:
– Dibanding alkana, alkuna lebih kurang reaktif.
1) ALKENA
– Sama seperti alkena, alkuna mengalami reaksi
Alkena adalah senyawa organik yang bersifat
adisi.
tak jenuh mempunyai ikatan rangkap dua, dan
mempunyai rumus umum: Beberapa senyawa alkuna:
CnH2n Atom C Rumus Molekul Nama
1 - -
Sifat-sifat Alkena: 2 C2H2 Etuna
– Alkena mempunyai sifat yang hampir sama 3 C3H4 Propuna
dengan alkana. 4 C4H6 Butuna
– Alkena dapat mengalami polimerisasi. 5 C5H8 Pentuna
– Karena mempunyai ikatan rangkap, alkena 6 C6H10 Heksuna
dapat mengalami adisi bukan substitusi 7 C7H12 Heptuna
seperti alkana. 8 C8H14 Oktuna
– Dibandingkan dengan alkana, alkena lebih 9 C9H16 Nonuna
mudah larut dalam air.
10 C10H18 Dekuna
– Mudah terbakar.
Tata Nama Alkuna
Beberapa senyawa alkena: 1. Rantai terpanjang mengandung ikatan rang-
Atom C Rumus Molekul Nama kap dan ikatan rangkap di nomor terkecil dan
1 - - diberi nomor, sama seperti pada alkena.

2 C2H4 Etena CH C CH2 CH2 CH2 CH3


3 C3H6 Propena 1-heksuna
4 C4H8 Butena 2. Untuk menentukan cabang-cabang aturannya
5 C5H10 Pentena seperti pada alkana dan alkena, jelasnya per-
6 C6H12 Heksena hatikan contoh-contoh berikut.
7 C7H14 Heptena 1 2 3 4 5
8 C8H16 Oktena CH C CH2 CH CH2
6
9 C9H18 Nonena CH3 CH3
10 C10H20 Dekena 4-metil-1-heksuna

kendi_mas_media@yahoo.com
3) ALKADIENA Pembuatan Alkanol
Alkadiena adalah senyawa organik yang 1. Alkil Halida + Basa à Alkanol + Senyawa
bersifat tak jenuh mempunyai 2 buah ikatan Halida
rangkap dua. Contoh penamaan alkadiena: Contoh: CH3CH2Cl + KOH à CH3CH2OH + KCl
CH2 C CH CH2 CH3 2. Alkena + H2O à Alkanol
1, 2-pentadiena Contoh: CH3CH2 ═ CH2 + H2O à CH3CH(OH)
CH3
4) ALKADIUNA 3. Reduksi Aldehida
Alkadiuna adalah senyawa organik yang Contoh: C2H5CHO + H2 à C2H5CH2OH
bersifat tak jenuh mempunyai 3 buah ikatan 4. Reduksi Keton
rangkap dua. Contoh penamaan alkadiena: Contoh: C2H5COC2H5 + H2 à C2H5CH(OH)C2H5
CH2 C CH2 C CH
Tata Nama Alkanol
1, 4-pentadiuna 1. Rantai utama adalah rantai terpanjang yang
mengandung gugus OH.
2. Gugus OH harus di nomor terkecil.
GUGUS FUNGSI
Contoh:
Gusus fungsi adalah gugus pengganti yang menentukan CH3 CH2 CH2 CH2 CH2
sifat senyawa karbon. OH
1-pentanol
Homolog
Rumus Gugus Fungsi
IUPAC Trivial Macam-macam Alkanol/Alkohol
Alkanol Alkohol R — OH — OH 1. Alkohol Primer
Alkil Gugus hidroksi diikat oleh atom C yang
Eter R — OR’ —O—
Alkanoat mengikat satu atom C lain, atau gugus hidroksi
Alkanal Aldehid R — CHO — CHO diikat oleh atom C primer.
Alkanon Keton R — COR’ — CO — Contoh: 1-butanol
Asam Asam CH3 CH2 CH2 CH2 C mengikat 1 OH dan
R — COOH — COOH
Alkanoat Karboksilat 1 C lain
OH
Alkil
Ester R — COOR’ — COO —
Alkanoat
2. Alkohol Sekunder
Alkil Amina Amina R — NH2 — NH2
Gugus hidroksi diikat oleh atom C yang
1. ALKANOL mengikat dua atom C lain, atau gugus hidroksi
Sifat-sifat Alkanol: diikat oleh atom C sekunder.
1. Metanol, Etanol, dan Propanol dapat ter- Contoh: 2-butanol
campur dengan air. CH3 CH2 CH CH3
C mengikat 1 OH dan
2. Semakin tinggi massa molekul relatifnya maka OH 2 C lain
titik leleh dan titik didihnya semakin tinggi.
3. Bersifat sebagai basa Lewis. 3. Alkohol Tersier
4. Bereaksi dengan Natrium membentuk Natrium Gugus hidroksi diikat oleh atom C yang
alkanolat (Natrium alkoksida) à untuk mem- mengikat tiga atom C lain, atau gugus hidroksi
bedakan alkanol dengan alkoksi alkana. diikat oleh atom C tersier.
5. Bereaksi dengan asam alkanoat membentuk Contoh: 2-metil-2-propanol
CH3
alkil alkanoat.
6. Dapat dioksidasi dengan ketentuan sebagai CH3 C CH3
berikut: C mengikat 1 OH dan
- Alkanol Primer dioksidasi menjadi Alkanal OH 3 C lain
selanjutnya dioksidasi lagi menjadi Asam
Alkanoat. 2. ALKOKSI ALKANA
- Alkanol Sekunder dioksidasi menjadi Sifat-sifat Alkoksi Alkana:
Alkanon. 1. Beraroma sedap dan sukar larut dalam air.
- Alkanol Tersier tidak dapat dioksidasi. 2. Mudah menguap dan mudah terbakar uapnya.

kendi_mas_media@yahoo.com
3. Titik didih lebih rendah dibanding alkohol 2. Alkilester asam formiat dengan pereaksi
dalam jumlah C sama. Grignard
4. Tidak bereaksi dengan Natrium untuk Contoh:
membedakan-nya dengan alkohol. CHOOCH3 + C2H5MgI → CHOC2H5 + CH3OMgI
5. Dapat terurai menjadi hidrogen halida. Tata Nama Akanal:
6. Bereaksi dengan hidrogen halida membentuk Gugus CHO selalu dihitung sebagai nomor 1.
alkohol. Contoh:
Contoh: CH3OCH3 + HBr à CH3OH + CH3Br. CH3
Pembuatan Alkoksi Alkana: CH3 CH CH2 C H
1. Sintesis Williamson
Natrium alkanolat + Alkilhalida à Alkoksi O
Alkana + Natriumhalida 3-metil butanal
Contoh: CH3CH2ONa + CH3I → CH3CH2OCH3 +
4. ALKANON
NaI
2. Alkanol + Asam Sulfat pekat (dalam Suhu Sifat-sifat Alkanon:
130oC) 1. Berbau segar dan larut dalam air untuk suku-
Contoh: suku rendah.
C2H5OH + H2SO4 → C2H5SO3OH + H2O (tahap 1) 2. Untuk suku-suku tengah tidak larut dalam air
C2H5SO3OH + C2H5OH → C2H5OC2H5 + H2SO4 walaupun merupakan zat cair.
(tahap 2) 3. Suku-suku tinggi berbentuk padatan.
4. Dapat diadisi.
Tata Nama Alkoksi Alkana:
5. Hanya dapat berpolimerisasi kondensasi.
1. Jika gugus alkil berbeda maka yang C-nya
6. Bereaksi dengan halogen juga dengan PX5 (X
kecil sebagai alkoksi.
= halogen).
2. Gugus alkoksi di nomor terkecil.
7. Tidak dapat dioksidasi.
Contoh:
CH3 CH CH2 CH O CH3 Pembuatan Alkanon
gugus metoksi di nomor 3
Dengan Oksidasi Alkanol Sekunder
CH3 CH2 bukan di nomor 4 Contoh:
oksidasi −H O
CH3 CH3CH2OHCH3  → CH3C(OH)2CH3  
→
2

5-metil-3-metoksi heksana CH3COCH3


Tata Nama Alkanon:
3. ALKANAL
1. Rantai terpanjang dengan gugus karbonil CO
Sifat-sifat Alkanal adalah rantai utama.
1. Pada suhu ruang metanal berbau tidak sedap. 2. Gugus CO harus di nomor terkecil.
2. Semakin banyak atom C-nya semakin berbau Contoh:
wangi. O
3. Reduktor untuk pereaksi Tollens dan Fehling
(membedakannya dengan Alkanon). CH3 CH2 CH2 C CH3
4. Karena mempunyai ikatan rangkap maka 2-pentanon
alkanal dapat diadisi.
5. ASAM ALKANOAT
5. Dapat mengalami polimerisasi adisi dan
kondensasi. Sifat-sifat Asam Alkanoat:
6. Bereaksi dengan halogen juga dengan PX5 (X = 1. Suku rendah zat cair encer, suku tengah zat
halogen). cair kental, dan suku tinggi padat.
7. Bila dioksidasi akan membentuk asam 2. Makin banyak atom C makin tinggi titik
alkanoat. lelehnya.
3. Semua merupakan asam lemah.
Pembuatan Alkanal:
4. Bereaksi dengan alkanol membentuk alkil
1. Oksidasi alkanol Primer
alkanoat (esterifikasi).
Contoh:
5. Reaksi substitusi OH dalam gugus COOH
oksidasi −H O
CH3CH2OH → CH3CH(OH)2  
→
2
dengan halogen.
CH3CHO 6. Asam formiat dapat melepuhkan kulit.

kendi_mas_media@yahoo.com
7. Bereaksi dengan basa membentuk 7. AMINA
garam. Sifat-sifat Amina:
Pembuatan Asam Alkanoat 1. Dua suku pertama berwujud gas pada suhu
1. Hidrolisis alkil alkanoat ruang, suku-suku tengah berwujud cair pada
Contoh: C2H5COOC2H5 + H2O à C2H5COOH + suhu ruang, dan suku-suku tinggi berbentuk
C2H5OH padatan.
2. Oksidasi alkanol primer 2. Larut dalam air terutama yang berwujud gas
Contoh: dan cair.
3. Berbau menyengat seperti amoniak maka
oksidasi −H O
CH3CH2OH  → CH3CH(OH)2  
→
2
amina dapat dikatakan sebagai turunan
CH3CHO amoniak bukan turunan alkana.
Pembuatan Amina:
Tata Nama Asam Alkanoat: 1. Alkil sianida dengan gas Hidrogen
Gugus COOH selalu sebagai nomor satu, seperti Contoh: CH3CN + 2 H2 → CH3CH2NH2
halnya gugus alkanal.
Contoh: 2. Metode Hoffman
CH3 Alkil klorida + amoniak dalam air atau alkohol
Contoh:
CH3 C CH2 C OH C2H5Cl + NH3 à C2H5NH2 + HCl àC2H5NH2.HCl
C3H7 O
asam 3,3-dimetilheksanoat Tata Nama Amina:
1. Amina Primer
6. ALKIL ALKANOAT CH3 CH2 CH CH2 CH3
Sifat-sifat alkil alkanoat:
NH2
1. Alkil alkanoat suku rendah terdapat dalam
buah-buahan dan umumnya berwujud cair. 3-amino-pentana/sekunder amil amina
2. Alkil alkanoat suku tinggi terdapat dalam 2. Amina Sekunder
minyak (cair) dan lemak (padat). CH3 CH2 NH CH2 CH3
3. Dapat dihidrolisis menjadi alkanol dan asam dietil amina
alkanoat. 3. Amina Tersier
4. Tidak bereaksi dengan natrium. CH3 CH2 N CH3
6. Dengan basa dapat terbentuk sabun CH3
dalam reaksi yang disebut SAFONIFIKASI
etil-dimetil-amina
(penyabunan).
Pembuatan Alkil Alkanoat:
ISOMER
Esterifikasi yaitu reaksi Asam Alkanoat dengan
Alkanol. Isomer adalah senyawa-senyawa dengan rumus
Contoh: molekul sama tetapi strukturnya berbeda.
C3H7COOH + C2H5OH à C3H7COOC2H5 + H2O 1. ISOMER KERANGKA
Rumus molekul dan gugus fungsi sama, tetapi
Tata Nama Alkil Alkanoat: rantai induk berbeda strukturnya.
Contoh:
R C O R
CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 n-heksana
alkanoat O alkil Berisomer fungsi dengan:
Gugus alkilnya selalu berikatan dengan O CH3
Contoh: isoheksana
CH3 CH2 CH2 C OC2H5 CH3 CH CH2 CH2 CH3

O 2. ISOMER POSISI
etil butanoat
Rumus molekul dan gugus fungsi sama, tetapi

kendi_mas_media@yahoo.com
posisi gugus fungsinya berbeda. Contoh:
Contoh: H
CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 OH 1-pentanol CH3 C* CH2 CH2 CH3
Berisomer posisi dengan:
OH
OH 1-pentanol
2-pentanol
CH3 CH2 CH2 CH CH3 C*= C asimetris mengikat CH3, H, OH, dan C3H7.

3. ISOMER FUNGSIONAL (ISOMER GUGUS FUNGSI) 2. SENYAWA SIKLIK


Rumus molekul sama tetapi gugus fungsionalnya Senyawa siklik adalah senyawa organik yang mempunyai
berbeda. rantai atom karbon (C) tertutup (melingkar). Contoh:
Senyawa-senyawa yang berisomer fungsional: Benzena, Naftalena, Antrasena, turunan Benzena.
– Alkanol (Alkohol) dengan Alkoksi Alkana
(Eter) 1. BENZENA
Contoh: Benzena adalah suatu senyawa organik aromatis, yang
CH3 CH2 CH2 OH propanol mempunyai 6 atom karbon dan 3 ikatan rangkap yang
Berisomer fungsional dengan: berselang-seling (berkonjugasi) dan siklik (seperti
metoksi etana
lingkaran).
CH3 O CH2 CH
CH3 3 Strukturnya Simbol
H
– Alkanal (Aldehid) dengan Alkanon (Keton) C
Contoh: HC CH
CH3 CH2 CH2 CH2 COH pentanal
Berisomer fungsional dengan: HC CH
C
OH
3-pentanon H
CH3 CH2 C CH2 CH3 Sifat-sifat Benzena:
– Asam Alkanoat (Asam Karboksilat) dengan Alkil 1. Bersifat nonpolar.
Alkanoat (Ester) 2. Larut dalam pelarut organik seperti eter.
Contoh: 3. Sifat adisi tidak menonjol.
CH3 CH2 CH2 CH2 COOH asam pentanoat 4. Atom H dalam Benzena dapat digantikan oleh klor
Berisomer fungsional dengan:
atau Brom dengan katalisator tertentu.
5. Jika direaksikan dengan campuran HNO3 dan H2SO4
OH
metil butanoat maka 1 atom H akan disubstitusi oleh NO2.
CH3 CH2 CH2 C OCH3
Reaksi Benzena:
4. ISOMER GEOMETRIS a. Adisi
Rumus molekul dan rumus struktur sama, tetapi Cirinya adanya perubahan ikatan rangkap menjadi
berbeda susunan ruang atomnya dalam molekul ikatan tunggal. Adisi dilakukan oleh H2 atau Cl2
yang dibentuknya. pada suhu dan tekanan tinggi.
Contoh: Contoh:
CH3 CH3 CH3 H H H2
Berisomer C C
C C geometris C C
HC CH H2C CH2 Siklo
dengan: + 3H2
H H H CH3 Heksana
HC CH H2C CH2
cis 2-butena trans 2-butena
C C
5. ISOMER OPTIS H H2
Isomer yang terjadi terutama pada atom C b. Substitusi
asimetris (atom C terikat pada 4 gugus berbeda). Cirinya tidak ada perubahan ikatan rangkap
menjadi ikatan tunggal atau sebaliknya. Sustitusi
benzena dibedakan menjadi:

kendi_mas_media@yahoo.com
– Monosubstitusi Sumber: Hasil ekstraksi ter batubara.
Penggantian satu atom hidrogen pada Kegunaan:
benzena dengan atom atau senyawa gugus - Dalam industri pewarna.
yang lain. Rumus umum monosubstitusi: - Kamfer atau kapur barus adalah merupakan
C6H5A naftalena yang berguna sebagai pewangi pakaian
H dan mengusir hewan perusak pakaian.
A = pengganti atom
C hidrogen - Digunakan sebagai resin.
HC C A
3. ANTRASENA
HC CH H H H
C C C C
H HC C C CH
– Disubstitusi HC C C CH
Penggantian dua atom hidrogen pada C C C
benzena dengan atom atau senyawa gugus H H H
yang lain. Ada tiga macam disubstitusi:
A Sifat-sifat Antrasena:
1. Padatan kristal.
A A
2. Tidak mempunyai warna.
A Sumber: Hasil penyulingan ter batubara.
A A
Kegunaan: Dalam industri pewarna.
orto meta para
B. BIOKIMIA
– Trisubstitusi
Penggantian tiga atom hidrogen pada benzena Biokimia adalah cabang ilmu kimia untuk mempelajari
dengan atom atau senyawa gugus yang lain. peristiwa kimia (reaksi kimia) yang terjadi dalam tubuh
Ada tiga macam Trisubstitusi: makhluk (organisme) hidup. Senyawa kimia yang
A termasuk biokimia adalah senyawa-senyawa yang
A A A mengandung atau tersusun oleh unsur-unsur seperti:
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N),
A Belerang (S), Fosfor (P), dan beberapa unsur lain dalam
A A A A jumlah yang kecil.
vasinal asimetris simetris Nutrisi yang diperlukan dalam tubuh:
Nutrisi Fungsi Sumber
2. NAFTALENA Karbo- Sumber energi. Nasi, kentang, gandum,
Naftalena adalah suatu senyawa organik aromatis, hidrat umbi-umbian.
yang mempunyai 10 atom karbon dan 5 ikatan rangkap Lemak Sumber energi, Mentega, margarine,
yang berselang-seling (berkonjugasi) dan siklik (seperti cadangan makanan. minyak
lingkaran). Protein Pertumbuhan dan Daging, ikan, telur, kacang-
Strukturnya: perbaikan jaringan, kacangan, tahu, tempe,
H H pengontrol reaksi susu.
C C kimia dalam tubuh.
HC C CH Garam Beraneka peran Daging, sayuran.
mineral khusus.
HC C CH Vitamin Pembentukan organ, Buah-buahan, sayuran.
C C meningkatkan
H H daya tahan tubuh,
memaksimalkan
Sifat-sifat Naftalena: fungsi panca indera.
1. Padatan kristal berwarna putih. Air Pelarut, penghantar, Air minum
2. Bau tajam menyengat (bau kapur barus). reaksi hidrolisis.
3. Mudah terbakar.
4. Tidak larut dalam air. 1. KARBOHIDRAT
5. Larut dalam pelarut organik. Rumus umum: Cn(H2O)m
Dalam karbohidrat juga terdapat gugus fungsional

kendi_mas_media@yahoo.com
antara lain: gugus hidroksil dan sebuah gugus aldehida Fehling, Tollens, dan Benedict dan disebut
atau keton. sebagai gula pereduksi.
b) Sukrosa
Jenis-jenis Karbohidrat Hidrolisis 1 mol sukrosa akan membentuk 1
mol glukosa dan 1 mol fruktosa.
a. Berdasarkan hidrolisis dibagi menjadi: C12H22O11 + H2O à C6H12O6 + C6H12O6
1) Monosakarida: karbohidrat yang tidak dapat Sukrosa Glukosa Fruktosa
terhidrolisis lagi menjadi satuan yang lebih kecil.
Komposisi Terdapat dalam Reaksi hidrolisis berlangsung dalam suasana
Glukosa C6H12O6 Buah-buahan asam, dengan bantuan ini sering disebut
Fruktosa C6H12O6 Buah-buahan, madu sebagai proses inversi dan hasilnya adalah
Galaktosa C6H12O6 Tidak ditemukan secara alami gula invert.
c) Laktosa
Jenis monosakarida berdasarkan jumlah atom C: Hidrolisis 1 mol laktosa akan membentuk 1
Jml C Nama Rumus Contoh mol glukosa dan 1 mol galaktosa.

2 Diosa C2(H2O)2 Monohidroksiasetaldehida
Dihiroksiketon C12H22O11 + H2O à C6H12O6 + C6H12O6
3 Triosa C3(H2O)3 Laktosa Glukosa Galaktosa
Gliseraldehida
4 Tetrosa C4(H2O)4
Trihidroksibutanal Seperti halnya maltosa, laktosa mempunyai
Trihidroksibutanon gugus aldehid bebas sehingga dapat bereaksi
Ribulosa, Deoksiribosa,
5 Pentosa C5(H2O)5
Ribosa, Milosa
dengan reagen Fehling, Tollens, dan Benedict
Glukosa, Manosa, dan disebut gula pereduksi.
6 Heksosa C6(H2O)6
Galaktosa, Fruktosa,
3) Polisakarida: karbohidrat yang bila dihidrolisis
Jenis monosakarida berdasarkan gugus
akan menjadi beberapa monosakarida.
fungsinya:
Komposisi Terdapat dalam
w Aldosa: monosakarida yang mempunyai
Glikogen Polimer Glukosa Simpanan energi hewan
gugus fungsi aldehid (alkanal).
Pati Kanji Polimer Glukosa Simpanan energi tumbuhan
w Ketosa: monosakarida yang mempunyai
Selulosa Polimer Glukosa Serat tumbuhan
gugus fungsi keton (alkanon). Polisakarida terbentuk dari polimerisasi senyawa-
2) Disakarida: karbohidrat yang bila dihidrolisis akan senyawa monosakarida, dengan rumus umum:
menjadi 2 monosakarida. (C6H10O5)n
Komposisi Terdapat dalam Reaksi pada Polisakarida:
Maltosa Glukosa + Glukosa Kecambah biji-bijian
dalam Reduksi: Fehling, Tes
Sukrosa Glukosa + Fruktosa Gula tebu, gula bit Polisakarida
air Tollens, Benedict Iodium
Laktosa Glukosa + Galaktosa Susu
Amilum Koloid negatif biru
Disakarida dibentuk oleh 2 mol monosakarida
Glikogen Koloid positif violet
heksosa: Selulosa Koloid negatif putih
Rumusnya: C6H12O6 + C6H12O6 à C12H22O11 + H2O
Contoh: Glukosa + Fruktosa → Sukrosa + air b. Berdasarkan daya reduksi terhadap pereaksi
Reaksi pada Disakarida: Fehling, Tollens, atau Benedict dibagi menjadi
dalam Reduksi: Fehling, 1) Gula terbuka
Disakarida Optik-aktif
air Tollens, Benedict
Karbohidrat yang mereduksi reagen Fehling,
Maltosa larut positif dekstro
Tollens, atau Benedict.
Sukrosa larut negatif dekstro
2) Gula tertutup
Laktosa koloid positif dekstro
Karbohidrat yang tidak mereduksi reagen Fehling,
a) Maltosa Tollens, atau Benedict.
Hidrolisis 1 mol maltosa akan membentuk 2
mol glukosa. 2. ASAM AMINO
C12H22O11 + H2O à C6H12O6 + C6H12O6 Asam amino adalah monomer dari protein, yaitu asam
Maltosa Glukosa Glukosa
karboksilat yang mempunyai gugus amina (NH2) pada
Maltosa mempunyai gugus aldehid bebas atom C ke-2, rumus umumnya:
sehingga dapat bereaksi dengan reagen

kendi_mas_media@yahoo.com
– Berdasar fungsi:
R CH COOH
Protein Fungsi Contoh
Kulit, tulang, gigi,
NH2 Proteksi, penyangga, rambut,bulu,
Struktur
pergerakan kuku, otot,
Contoh:
kepompong
CH3 CH COOH
Semua jenis enzim
Asam 2 amino propionat (alanin): Enzim Katalisator biologis
dalam tubuh
NH2
Pengaturan fungsi
Sifat-sifat asam amino: Hormon insulin
tubuh
– Bersifat amfoter, yaitu: Pergerakan senyawa
Sebagai pembawa sifat asam gugus —COOH, Transport antar dan atau intra hemoglobin
sebagai pembawa sifat basa gugus —NH2. sel
– Bersifat optis aktif kecuali glisin. Pertahanan
Mempertahankan
antibodi
– Dalam air membentuk zwitter ion (ion ber- diri
mutan positif-negatif), seperti glisin dalam air Bisa ular dan bisa
Racun Penyerangan
laba-laba
membentuk CH2NH3+COO–.
Kontraktil Sistem kontraksi otot aktin, miosin
Jenis asam amino: Reaksi identifikasi protein
a. Asam amino essensial
No Pereaksi Reaksi Warna
Tidak dapat disintesis tubuh. Contoh: isoleusin, merah
lisin, valin, treonin, triptofan, histidin. 1 Biuret Protein + NaOH + CuSO4 atau
b. Asam amino nonessensial ungu
2 Xantoprotein Protein + HNO3 kuning
Dapat disintesis tubuh. Contoh: glisin, alanin,
3 Millon Protein + Millon merah
serin, sistein, tirosin, sistin, arginin, asam glutamat,
norleusin. Catatan: Millon = larutan merkuro dalam asam
nitrat
3. PROTEIN
Senyawa organik yang terdiri dari unsur-unsur C, H, 4. LIPIDA
O, N, S, P dan mempunyai massa molekul relatif besar Sifat-sifat lipida:
(makromolekul). – Tidak larut dalam air dan bersifat nonpolar.
Sifat-Sifat protein: – Berfungsi sebagai transportasi vitamin A, D, K.
– Amfoter, mempunyai gugus —COOH (asam) dan – Berfungsi sebagai cadangan makanan.
—NH2 (basa).
– Dapat terhidrolisis. Tiga golongan lipida yang terpenting:
– Dapat digumpalkan, jika gumpalan tersebut tidak a. Lemak berasal dari asam lemak + gliserol
kembali larut dinamakan denaturasi protein. Lemak Jenuh (padat):
- Terbentuk dari asam lemak jenuh dan
Penggolongan protein: gliserol.
– Berdasar ikatan peptida: - Berbentuk padat pada suhu kamar.
a. Protein Dipeptida à jumlah monomernya = - Banyak terdapat pada hewan.
2 dan ikatan peptida = 1 Contoh: gliseril-tristearat; gliseril-tripalmitat
b. Protein Tripeptida à jumlah monomernya =
3 dan ikatan peptida = 2 Lemak tak jenuh (minyak):
c. Protein Polipeptida à jumlah monomernya > - Terbentuk dari asam lemak tak jenuh dan
3 dan ikatan peptida > 2 gliserol.
- Berbentuk cair pada suhu kamar.
– Berdasar hasil hidrolisis: - Banyak terdapat pada tumbuhan.
a. Protein Sederhana à hasil hidrolisisnya Contoh: gliseril-trioleat; gliseril-trilinoleat
hanya membentuk asam α amino. b. Fosfolipid berasal dari asam lemak + asam fosfat +
b. Protein Majemuk à hasil hidrolisisnya mem- gliserol
bentuk asam α amino dan senyawa lain c. Steroid merupakan Siklo hidrokarbon
selain asam α amino.

kendi_mas_media@yahoo.com
5. ASAM NUKLEAT c. Beberapa Jenis Polimer Penting Lain
w DNA = Deoxyribo Nucleic Acid (Asam Deoksiribo Terdapat
Monomer Polimer Polimerisasi
Nukleat) dalam
kaca
Basa yang terdapat dalam DNA: Adenin, Guanin, metil pesawat,
polimetilmetakrilat adisi
Sitosin, Thimin. metakrilat lampu
w RNA = Ribo Nucleic Acid ( Asam Ribo Nukleat ) mobil/motor
Basa yang terdapat dalam RNA: Adenin, Guanin, akrilonitril poliakrilonitril adisi karpet
Sitosin, Urasil. fenol dan alat listrik,
bakelit kondensasi
metanal kursi
C. POLIMER etilen
glikol dan pita
dakron kondensasi
Polimer adalah bahan kimia yang berupa plastik, serat, asam rekaman
karet, dan lainnya yang berguna dalam kehidupan kita terftalat
sehari-hari maupun dalam kegiatan industri. urea dan
urea formaldehid kondensasi lem kayu
alkanal
1. Pembentukan Polimer/Polimerisasi melamin perangkat
a. Secara Adisi dan melamin kondensasi makan dan
alkanal minum
Pembentukan polimer secara adisi dapat terjadi
dari monomer-monomer berikatan rangkap.
b. Secara Kondensasi
Pembentuan polimer secara kondensasi ditandai
dengan pelepasan molekul H2O atau molekul
sederhana lain.

2. Macam-macam Polimer
a. Polimer Alami
Monomer Polimer Polimerisasi Terdapat dalam
C6H12O6 amilum kondensasi ulat sutera, wol biri-biri
C6H12O6 selulosa kondensasi gandum, kentang
asam amino protein kondensasi serat kayu
nukleotida DNA kondensasi gen, kromosom
isoprena karet alami adisi karet gelang, ban
b. Polimer Buatan/Sintetik
Monomer Polimer Polimerisasi Terdapat dalam
1,6-diaminheksana benang, kaus,
nilon kondensasi
dan asam adipat bahan pakaian
1,2-etanadiol benang,
dan benzena 1,2 poliester kondensasi kaus, bahan
dikarboksilat pakaian,dll
berbagai jenis
stirena polistiren adisi
mainan
vinil klorida PVC adisi pipa, isolasi
ember, gayung,
etilen / etena polietilen adisi
botol minum
panci atau
tetrafluoroetilen teflon adisi penggorengan
anti lengket

kendi_mas_media@yahoo.com

You might also like