You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Saifuddin (2005) di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu

meninggal tiap tahun pada saat hamil atau bersalin. Hal ini berarti bahwa

setiap satu menit ada satu perempuan yang meninggal, padahal lebih dari 50

% kematian ibu bisa dicegah dengan teknologi yang ada dengan biaya relatif

rendah sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) merupakan salah satu indikator kesehatan yang menggambarkan

tingkat kesejahteraan ibu dan anak.

Banyak faktor penyebab tingginya AKI. Salah satunya adalah kondisi

emosi ibu hamil selama kehamilan hingga kelahiran bayi. Selama kehamilan,

ibu mengalami perubahan fisik dan psikis yang terjadi akibat perubahan

hormon. Perubahan ini akan mempermudah janin untuk tumbuh dan

berkembang sampai saat dilahirkan. Adapun pada trimester ketiga (27-40

minggu), kecemasan menjelang persalinan ibu hamil pertama akan muncul.

Pertanyaan dan bayangan apakah dapat melahirkan normal, cara mengejan,

apakah akan terjadi sesuatu saat melahirkan, atau apakah bayi lahir selamat,

akan semakin sering muncul dalam benak ibu hamil (Wulandari, 2006). Hal

senada juga diungkap Kartono dan Kalil, dkk (1995) dalam Wulandari (2006),

bahwa pada usia kandungan tujuh bulan ke atas, tingkat kecemasan ibu hamil

semakin akut dan intensif seiring dengan mendekatnya kelahiran bayi

pertamanya. Di samping itu, trimester ini merupakan masa riskan terjadinya


kelahiran bayi prematur sehingga menyebabkan tingginya kecemasan pada ibu

hamil.

Ibu primigravida tidak jarang memiliki pikiran yang mengganggu,

sebagai pengembangan reaksi kecemasan terhadap cerita yang diperolehnya.

Menurut Kuswandi (2006) dalam Wulandari (2006). Semua orang selalu

mengatakan bahwa melahirkan itu sakit sekali. Oleh karena itu, muncul

ketakutan-ketakutan pada ibu primigravida yang belum memiliki pengalaman

bersalin. Adanya pikiran-pikiran seperti melahirkan yang akan selalu diikuti

dengan nyeri kemudian akan menyebabkan peningkatan kerja sistem syaraf

simpatetik. Dampak dari proses fisiologis ini dapat timbul pada perilaku

sehari-hari. Ibu hamil menjadi mudah marah atau tersinggung, gelisah, tidak

mampu memusatkan perhatian, ragu-ragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari

kenyataan hidup. Pada gilirannya, kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan

dan ketegangan lebih lanjut sehingga membentuk suatu siklus umpan balik

yang dapat meningkatkan intensitas emosional secara keseluruhan (Wulandari,

2006).

Kestabilan emosi sangat penting dalam mengendalikan kecemasan untuk

menghadapi kelahiran terutama untuk kelahiran anak pertama. Dengan

kestabilan emosi calon ibu akan mempunyai kemampuan untuk memberikan

respon yang baik dan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri

sehingga akan mengurangi kecemasan (Wahyuningsih, 2007)

Untuk menghadapi kecemasan semacam ini, tidak ada jalan lain kecuali

usaha untuk menenangkan diri serta menghilangkan sumber kecemasan satu

persatu sehingga kepercayaan diri semakin meningkat. Timbulkan


kepercayaan diri bahwa anda sudah melakukan hal terbaik untuk calon bayi,

dan selanjutnya serahkan sepenuhnya kepada dokter serta Tuhan YME.

Apabila ada hal-hal yang menjadi pertanyaan atau keraguan, jangan ragu

untuk segera menanyakannya kepada dokter saat melakukan kontrol rutin.

Selain itu membina komunikasi dengan suami, orang-tua, sanam saudara

ataupun sesama calon ibu juga sangat membantu (Pdpersi, 2002).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistyorini (2007),

menunjukan bahwa 52,5 % ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama

berada pada kategori kecemasan rendah, 60% subjek menilai bahwa dukungan

yang diperoleh dari keluarganya sangat tinggi. Wanita hamil dengan dukungan

keluarga yang tinggi tidak akan mudah menilai situasi dengan kecemasan,

karena wanita hamil dengan kondisi demikian tahu bahwa akan ada

keluarganya yang membantu. Wanita hamil dengan dukungan keluarga yang

tinggi akan mengubah respon terhadap sumber kecemasan dan pergi kepada

keluarganya untuk mencurahkan isi hatinya. Pada penelitian ini juga

didapatkan sumbangan dukungan suami terhadap kecemasan ibu hamil

menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga yaitu

sebesar15,4%. Hal ini menunjukan terdapat 84,6% variabel lain yang

mempengaruhi timbulnya kecemasan menghadapi persalinan pada ibu

primigravida.

Berdasarkan Studi Pendahuluan pada bulan November-Desember 2008

di …………, didapatkan jumlah ibu yang melahirkan sebanyak 47 orang.

Dua puluh empat orang merupakan ibu primigravida, 23 ibu merupakan

multigravida. Dari 24 ibu primigravida sebagian besar ibu primigravida


mempunyai pengetahuan yang cukup, tetapi pada saat persalinan tingkat

kecemasannya tinggi. Selain itu kebanyakan dari ibu yang melahirkan tidak

ditunggu oleh keluarga atau suaminya, hal ini dikarenakan banyak dari para

keluarga dan suami yang tidak tega melihat kondisi istrinya saat melahirkan

sehingga mengakibatkan dukungan untuk ibu dalam proses persalinan agak

berkurang. Kebanyakan suami atau keluarga hanya menunggu persalinan

diruang tunggu yang telah disediakan oleh pihak rumah sakit tanpa ada yang

langsung ikut dalam proses persalinan. Kurangnya dukungan moral dari

keluarga dan suami menyebabkan banyak ibu-ibu yang bersalin merasa

khawatir dan takut menghadapi persalinan sehingga menyebabkan perasaan

cemas saat berlangsungnya persalinan.

Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut diatas, maka perlu dilakukan

penelitian lebih mendalam terhadap “Hubungan pengetahuan ibu dan

dukungan keluarga dengan kecemasan ibu primigravida menjelang persalinan

di................

B. Masalah penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan merumuskan masalah

penelitian: Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan ibu primigravida menjelang persalinan di

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

kecemasan ibu menjelang persalinan di


2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap ibu

primigravida menjelang persalinan di

b. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan ibu

primigravida menjelang persalinan di

c. Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga terhadap

tingkat kecemasan ibu primigravida menjelang persalinan di

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi BPS

Sebagai data awal menyusun rencana kegiatan mengatasi masalah

kecemasan ibu menjelang persalinan di BPS.

2. Bagi bidan

Sebagai bahan untuk pertimbangan dalam memberikan asuhan persalinan

pada ibu primigravida

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bisa memberi manfaat dan menambah wawasan bagi para

pembaca serta dapat di kembangkan pada penelitian selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, bahan masukan dan pengetahuan bagi peneliti.


E. Keaslian penelitian

1. Indah Ria Sulistyorini (2007), dengan judul

hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil

menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga. Subjek

dalam penelitian ini adalah ibu hamil dengan usia kandungan tujuh

sampai sembilan bulan yang mengandung anak pertama dan memiliki

suami. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode

purposive.Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik

korelasi untuk menguji apakah terdapat hubungan antara dukungan

keluarga dengan kecemasan ibu hamil mengahadapi kelahiran anak

pertama pada masa triwulan ketiga. Korelasi product moment dari

Pearson menunjukan korelasi sebesar r = -0, 392 dengan p = 0, 006 yang

artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan keluarga

dengan kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada

masa triwulan ketiga. Jadi hipotesis penelitian diterima

2. Ditha Arindra (2008), dengan judul kecemasan

menghadapi persalinan anak pertama pada ibu dewasa awal. Peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui bagaimana

kecemasan pada ibu dewasa awal dalam menghadapi persalinan anak

pertama. Dalam peneitian ini, peneliti menggunakan wawancara

mendalam karena wawancara tersebut lebih seperti percakapan sehari-hari

dibandingkan dengan wawancara terstruktur, dan teknik yang akan

digunakan adalah teknik observasi non-partisipan karena didalam

penelitian, peneliti tidak berperan serta ikut ambil bagian dalam


kehidupan orang yang diobservasi.Dalam penelitian ini, subjek berjumlah

tiga orang, dengan karakteristik wanita berusia dewasa awal (20 sampai

25 tahun) dan yang akan menghadapi persalinan anak pertama dengan

usia kehamilam 8-9 bulan. Hasil menunjukkan bahwa tingkat kecemasan

yang dialami berbeda-beda untuk masing-masing subjek.

3. Yuli Wahyuningsih (2007), dengan judul hubungan

antara kestabilan emosi dengan kecemasan menghadapi kelahiran anak

pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

kestabilan emosi dengan kecemasan menghadapi kelahiran anak pertama.

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita hamil yang memasuki tri

wulan ketiga dan merupakan kehamilan anak pertama. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive non random

sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 30 orang.

Pengumpulan data menggunakan skala kestabilan emosi dan skala

kecemasan. Berdasarkan hasil analisis product moment diperoleh nilai

koefisien korelasi rxy sebesar -0,418 dengan p < 0,05 ini berarti ada

hubungan negatif yang cukup signifikan antara variabel kestabilan emosi

dengan kecemasan menghadapi kelahiran anak pertama, yang berarti

hipotesis di terima..

You might also like