You are on page 1of 28

Pengertian populasi dan sampel

Dalam metodologi penelitian, kita mungkin sering menyebut istilah populasi dan
sampel. Populasi, atau bisa di sebut dengan “Universe” adalah keseluruhan elemen yang
akan di jelaskan oleh seorang peneliti dalam penelitiannya. Sedangkan populasi tersebut
bisa berbentuk/objek air, udara, desa, desa, ataupun manusia. Populasi bisa memiliki
jumlah yang besar maupun kecil, serta bisa diketahui sifat ataupun variasinya, mungkin
itu heterogen atau homogen. Namun di sini, populasi tidak boleh di kacaukan dengan
sampel.

Sampel adalah perwakilan dari populasi. Dalam hal ini, jika jumlah sampel dan populasi
adalah sama, maka penelitian tersebut dinamakan dengan sensus. Sering terjadi dalam
penelitian, jumlah sampel yang di ambil lebih sedikit daripada jumlah populasinya.
Namun yang terpenting adalah cara mengambil sampel (sampling techniques). Karena
dalam sampel yang berjumlah besar bisa menyesatkan jika teknik samplingnya salah.
Sebaliknya, sampel kecil sudah cukup memadai jika teknik samplingnya benar.

Ujuran sampel dan teknik sampling tergantung pada sifat populasi, semakin homogen
popukasi maka akan semakin kecil sampelnya. Semakin heterogen populasi akan
semakin besar sampelnya. Oleh karena itu, dalam metodologi penelitian dikenal beberapa
macam teknik sampling, misalnya teknik acak (random), acak terstrata, clauster,
accidental atau convenient, serta purposif.

Populasi dan sampel juga tidak boleh di kacaukan dengan responden. Banyak penelitian
yang mempunya populasi dan sampel, tetapi tidak mempunyai responden. Selain itu
banyak juga penelitian yang tidak mempunyai populasi dan sampel, tetapi membutuhkan
responden. Responden adalah orang yang memberikan kita informasi sesuai dengan
permintaan ataupun pertanyaan kita. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, responden
disebut dengan istilah ‘key-infoman’

Label: Artikel, Skripsi

3 komentar:
Ryo Al - Ibnu Shoddiq mengatakan...

makasih y, data ku jadi bertambah. asrama potorono.

9 November 2009 00:31

bungalovemegmail.com mengatakan...

bagus,si. artikelnya.

25 Juni 2010 23:59

bungalovemegmail.com mengatakan...

syukron ya, ud menambah bahan bwt proposal ni?

26 Juni 2010 00:01

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Suatu penelitian yang obyeknya atau populasinya kecil sehingga sangat


memungkinkan dilakukan penelitian untuk semua obyek. Apabila hal ini dapat dilakukan
maka dikenal dengan penelitian populasi atau penelitian dengans a mpel total. Apabila
jumlah populasi cukup besar dan penelitian dilakukan pada seluruh populasi maka penelitian
ini disebut dengans e ns us.2
Dalam penelitian sosial, populasi didefinisikan sebagai sekelompok subyek yang
hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sekelompok subyek ini hendaklah harus
memiliki cirri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek
lainnya. Cirri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai cirri lokasi, akan tetapi dapat
terdiri dari karakteristik-karakteristik individu.Misalny, ³jumlah penduduk di desa A´- ini
berarti semua penduduk di desa tersebut akan dikenai generalisasi penelitian. Agar lebih
focus atau spesifik, maka dapat dikatakan, ³penduduk di desa A´ dari jenis kelamin, atau
usia tertentu, atau yang telah menikah, atau para janda, dan sebagainya. Dengan demikian,
tidak semua penduduk di desa A menjadi anggota populasi tetapi yang diperlukan dalam
penelitian saja yang menjadi anggota populasi.
Populasi juga tidak mengenal batas wilayah, misalkan: ³remaja suku jawa, usia 25
tahun, belum menikah, pendidikan minimal SMU´±jadi yang mencakup criteria suku jawa
yang mempunyai criteria suku tersebut tidak peduli di dalam atau di luar negeri, merupakan
anggota populasi dalam penelitian.
Semakin sedikit karakteristik populasi yang diidentifikasikan, maka populasi akan
semakin heterogen, karena berbagai cirri subyek akan terdapat dalam populasi. Sebaliknya,
semakin banyak cirri subyek yang diisyaratkan sebagai populasi (yaitu semakin spesifik
karakteristik populasi), maka populasi itu akan semakin menjadi homogen.
Peneliti, yang hasil penelitiannya hendak diterapkan pada suatu populasi, harus
menentukan terlebih dahulu karakteristik populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-
cara pengambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti dapat menentukan heterogenitas
populasinya, mengetahui siapa saja yang memenuhi syarat sebagai anggota populasi, dapat
memperkirakan besarny sampel yang harus diambil, dan tahu persis kepada siapa generalisasi
kesimpulan penelitiannya nanti akan berlaku.
2Suk a n da r r um i di. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, ( Y o gy a k a r ta : G a dja h
Mada Unversity Press, 2004), hal. 47-50

Mengapa peneliti itu mempelajari sampel bukan populasi? Pada dasarnya sampel pada
penelitian didasari oleh pertimbangan efisiensi sumberdaya (waktu, biaya, dan tenaga).
Disamping itu, studi populasi seringkali tidak mungkin untuk dilakukan untuk jangka
panjang, apabila karakteristik subyek dan fariabel penelitiannya meyangkut aspek
perkembangan (development).Misalnya penelitian terhadap kelompok remaja usia 15 ± 17
tahun ± tidak dapat dilakukan bila pelaksanaannya memerlakukan waktu bertahun-tahun,
dikarenakan kemudian akan banyak individu yang semula memenuhi ciri populasi menjadi
individu yang tidak lagi tercakup dalam populasi sejalan dengan bertambahnya usia sebagian
dari mereka. Karena itulah populasi yang homogen akan memudahkan dalam teknik
pengambilan sampel, biasanya peneliti cukup menggunakan teknik acak sederhana.3
Pengertian sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek
yang merupakan sumber data.4 Sampel sering juga disebut sebagai ³contoh,´ yaitu himpunan
bagian (subset) dari suatu populasi. Sebagai bagian dari populasi, sampel memberikan
gambaran yang benar tentang populasi. Pengambilan sampel dari suatu populasi disebut
penarikan sampelata u sampling. Populasi yang ditarik sampelnya pada waktu melaksanakan
penelitian disebut target population, sedangkan populasi yang diteliti pada waktu melakukan
penelitian disebut sampling population. Daftar nama satuan analisis padas ampli ng
population ini sering disebut dengan sample frame. Target populationda n sampling
population dapat berbeda sebagai konsekuensi dari perbedaan waktu antara perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Dalam jarak waktu tersebut populasinya bisa berubah, bertambah,
atau berkurang karena berbagai sebab. Oleh karena itu, jarak waktu antara perencanaan dan
pelaksanaan jangan terlalu lama.
Masalah yang dihadapi dalam penarikan sampel adalahc ar a penarikan sampel dan
ukuran besar sampel. Hal ini sangat tergantung pada sifat populasi, terutama pada
ketersebaran anggota dalam wilayah penelitian atau dalam kategori
-kategori tertentu. Atau,
dengan kata lain tergantung pada variasi populasi. Oleh karena itu, sebelum sampel
ditentukan, perlu digambarkan terlebih dahulu karakteristik populasi yang diteliti, terutama
3 Masyhuri, Mzainuddin,Op.Cit., hlm. 152-153
4 Sukandarrumidi,Op.Cit., hlm. 50

untuk mengetahui sejauh mana keragaman atau variasi di antara satuan-satuananalisis dalam
populasi yang bersangkutan.5
1.Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
a.Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi;
Apabila populasi dicirikan oleh warna, dimensi dan kekerasan bahan maka sampel
juga dicirikan oleh hal yang sama.
b.Mewakili dari populasi
Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil
sebuah sampel maka hasil pengujian sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota
populasi.
c. Dapat digunakan untuk menggeneralisasi hasil analisis
Berkaitan dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh
anggota populasi.
2. Tujuan pengambilan sampel
a. Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti, hal ini akan lebih bermanfaat
apabilacara pengujian obyek dilakukan hingga rusak.
b. Dengan membatasi jumlah populasi bahkan wilayah populasi berusaha untuk
membuat generalisasi hasil analisis.
c. Berusaha untuk mempersingkat waktu, memperkecil dana ataupun tenaga peneliti.
Untuk itu dalam persoalan penarikan sampel dari sejumlah populasi agar tidak terjadi
kekeliruan dalam melakukan penelitian perlu dipenuhi beberapa persyaratan.
3. Taapan menentukan sampel
Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama, karena pengambilan sampel yang keliru
mengakibatkan hasil penelitian akanbi as atau tidak valid.Tahapan tersebut adalah:
a.Tentukan populasi terlebih dahulu (jangan dibalik menentukan jumlah sampel, baru
kemudian menentukan populasi).
b. Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi kateoritis dengan cara
melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang
lingkup dalam usaha melakukan generalisasi.
5 W.Gulo. Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Grasindo, 2007)., hal. 78-79

Suatu penelitian yang obyeknya atau populasinya kecil sehingga sangat


memungkinkan dilakukan penelitian untuk semua obyek. Apabila hal ini dapat dilakukan
maka dikenal dengan penelitian populasi atau penelitian dengans a mpel total. Apabila
jumlah populasi cukup besar dan penelitian dilakukan pada seluruh populasi maka penelitian
ini disebut dengans e ns us.2
Dalam penelitian sosial, populasi didefinisikan sebagai sekelompok subyek yang
hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sekelompok subyek ini hendaklah harus
memiliki cirri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek
lainnya. Cirri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai cirri lokasi, akan tetapi dapat
terdiri dari karakteristik-karakteristik individu.Misalny, ³jumlah penduduk di desa A´- ini
berarti semua penduduk di desa tersebut akan dikenai generalisasi penelitian. Agar lebih
focus atau spesifik, maka dapat dikatakan, ³penduduk di desa A´ dari jenis kelamin, atau
usia tertentu, atau yang telah menikah, atau para janda, dan sebagainya. Dengan demikian,
tidak semua penduduk di desa A menjadi anggota populasi tetapi yang diperlukan dalam
penelitian saja yang menjadi anggota populasi.
Populasi juga tidak mengenal batas wilayah, misalkan: ³remaja suku jawa, usia 25
tahun, belum menikah, pendidikan minimal SMU´±jadi yang mencakup criteria suku jawa
yang mempunyai criteria suku tersebut tidak peduli di dalam atau di luar negeri, merupakan
anggota populasi dalam penelitian.
Semakin sedikit karakteristik populasi yang diidentifikasikan, maka populasi akan
semakin heterogen, karena berbagai cirri subyek akan terdapat dalam populasi. Sebaliknya,
semakin banyak cirri subyek yang diisyaratkan sebagai populasi (yaitu semakin spesifik
karakteristik populasi), maka populasi itu akan semakin menjadi homogen.
Peneliti, yang hasil penelitiannya hendak diterapkan pada suatu populasi, harus
menentukan terlebih dahulu karakteristik populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-
cara pengambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti dapat menentukan heterogenitas
populasinya, mengetahui siapa saja yang memenuhi syarat sebagai anggota populasi, dapat
memperkirakan besarny sampel yang harus diambil, dan tahu persis kepada siapa generalisasi
kesimpulan penelitiannya nanti akan berlaku.
2Suk a n da r r um i di. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula, ( Y o gy a k a r ta : G a dja h
Mada Unversity Press, 2004), hal. 47-50

Mengapa peneliti itu mempelajari sampel bukan populasi? Pada dasarnya sampel pada
penelitian didasari oleh pertimbangan efisiensi sumberdaya (waktu, biaya, dan tenaga).
Disamping itu, studi populasi seringkali tidak mungkin untuk dilakukan untuk jangka
panjang, apabila karakteristik subyek dan fariabel penelitiannya meyangkut aspek
perkembangan (development).Misalnya penelitian terhadap kelompok remaja usia 15 ± 17
tahun ± tidak dapat dilakukan bila pelaksanaannya memerlakukan waktu bertahun-tahun,
dikarenakan kemudian akan banyak individu yang semula memenuhi ciri populasi menjadi
individu yang tidak lagi tercakup dalam populasi sejalan dengan bertambahnya usia sebagian
dari mereka. Karena itulah populasi yang homogen akan memudahkan dalam teknik
pengambilan sampel, biasanya peneliti cukup menggunakan teknik acak sederhana.3
Pengertian sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari obyek
yang merupakan sumber data.4 Sampel sering juga disebut sebagai ³contoh,´ yaitu himpunan
bagian (subset) dari suatu populasi. Sebagai bagian dari populasi, sampel memberikan
gambaran yang benar tentang populasi. Pengambilan sampel dari suatu populasi disebut
penarikan sampelata u sampling. Populasi yang ditarik sampelnya pada waktu melaksanakan
penelitian disebut target population, sedangkan populasi yang diteliti pada waktu melakukan
penelitian disebut sampling population. Daftar nama satuan analisis padas ampli ng
population ini sering disebut dengan sample frame. Target populationda n sampling
population dapat berbeda sebagai konsekuensi dari perbedaan waktu antara perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Dalam jarak waktu tersebut populasinya bisa berubah, bertambah,
atau berkurang karena berbagai sebab. Oleh karena itu, jarak waktu antara perencanaan dan
pelaksanaan jangan terlalu lama.
Masalah yang dihadapi dalam penarikan sampel adalahc ar a penarikan sampel dan
ukuran besar sampel. Hal ini sangat tergantung pada sifat populasi, terutama pada
ketersebaran anggota dalam wilayah penelitian atau dalam kategori
-kategori tertentu. Atau,
dengan kata lain tergantung pada variasi populasi. Oleh karena itu, sebelum sampel
ditentukan, perlu digambarkan terlebih dahulu karakteristik populasi yang diteliti, terutama
3 Masyhuri, Mzainuddin,Op.Cit., hlm. 152-153
4 Sukandarrumidi,Op.Cit., hlm. 50

untuk mengetahui sejauh mana keragaman atau variasi di antara satuan-satuananalisis dalam
populasi yang bersangkutan.5
1.Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
a.Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi;
Apabila populasi dicirikan oleh warna, dimensi dan kekerasan bahan maka sampel
juga dicirikan oleh hal yang sama.
b.Mewakili dari populasi
Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil
sebuah sampel maka hasil pengujian sampel tersebut akan mewakili seluruh anggota
populasi.
c. Dapat digunakan untuk menggeneralisasi hasil analisis
Berkaitan dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh
anggota populasi.
2. Tujuan pengambilan sampel
a. Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti, hal ini akan lebih bermanfaat
apabilacara pengujian obyek dilakukan hingga rusak.
b. Dengan membatasi jumlah populasi bahkan wilayah populasi berusaha untuk
membuat generalisasi hasil analisis.
c. Berusaha untuk mempersingkat waktu, memperkecil dana ataupun tenaga peneliti.
Untuk itu dalam persoalan penarikan sampel dari sejumlah populasi agar tidak terjadi
kekeliruan dalam melakukan penelitian perlu dipenuhi beberapa persyaratan.
3. Taapan menentukan sampel
Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama, karena pengambilan sampel yang keliru
mengakibatkan hasil penelitian akanbi as atau tidak valid.Tahapan tersebut adalah:
a.Tentukan populasi terlebih dahulu (jangan dibalik menentukan jumlah sampel, baru
kemudian menentukan populasi).
b. Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik populasi kateoritis dengan cara
melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang
lingkup dalam usaha melakukan generalisasi.
5 W.Gulo. Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Grasindo, 2007)., hal. 78-79

5,populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki
karakteristik tertentu.
sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang mewakili populasi tersebut.
contoh; semua siswa yang ada dalam sebuah kelas dikatakan sebagai suatu populasi,
sampelnya adalah beberapa siswa yang mewakili kelas tersebut.
ada beberapa metode pemilihan sampel:
1.Probabiliy sampling
Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) opulasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
2.Simple random sampling
Teknik pengambilan sampel dari populasi sangat sederhana dengan cara mengambil acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Dengan sayarat anggota populasi
homogen
3.Proportionate stratified random sampling
Teknik pengambilan sampel bila populasi tidak homogen dan berstrata secara
proporsional
4.Disproportionate staratified ramdom sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrtata tapi
kurang proporsional
5.Cluster sampling
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek ayang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara
6.Non-probability sampling
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
7.Sampling sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut
8.Sampling kuota
Teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai
jumlah yang diinginkan
9.Sampling insidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel
10.Sampling purposive
Teknik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu, penelitian tentang kualitas
makanan maka sampelnya orang ahli makanan
11.Sampling jenuh
Teknik pennetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
12.Snowball sampling
Teknik1.1 PENGERTIAN SAMPEL

Dalam ilustrasi kita sering menyebut istilah populasi dan sample. Agar diperoleh
pemahaman yang seragam, secara ringkas tentang pengertian-pengertian dasar berikut:

Populasi : keseluruhan unit atau individu yang ingin diteliti.

Sampel : sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan prosedur tertentu

penentuan sampel yang mula-muala jumlahnya kecil, kemudian membesar

materi referensi:

http://skripsimahasiswa.blogspot.com/200…

• 2 tahun lalu
6

1.1 PENGERTIAN SAMPEL

Dalam ilustrasi kita sering menyebut istilah populasi dan sample. Agar diperoleh
pemahaman yang seragam, secara ringkas tentang pengertian-pengertian dasar berikut:

Populasi : keseluruhan unit atau individu yang ingin diteliti.

Sampel : sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan prosedur tertentu

Teknik Pengambilan Sampel

Dalam bukunya Riduwan (Skala pengukuran variabel-variabel penelitian, Bandung, CV


Alfabeta, cetakan ke-2) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik
atau hasil unit pengukuran yang menjadi obyek penelitian. Nawawi menyebutkan bahwa
populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik yang diperoleh dari hasil
menghitung maupun mengukur. Nazir menambahkan bahwa populasi adalah data, bukan
orang tau bendanya.

Berkaitan dengan jumlah populasi, maka populasi dibagi menjadi dua bagian yaitu
pertama :populasi terbatas dimana batasnya secara kuantitatif dapat dihitung. Misalnya
jumlah siswa SMA Negeri 8 Jakarta, jumlah penduduk desa tambakmekar dan jumlah
guru SMAN 8 Jakarta. Kedua: populasi tak terbatas dimana banyak populasinya tidak
bisa dinyatakan dengan jumlah misalnya kandungan emas di sungai X, berapa liter
pasang surut air laut pada bulan purnama.
Berdasarkan sifatnya maka populasi dibagi menjadi dua bagian yaitu
1. populasi homogen, sumber data memiliki sifat yang sama
2. populasi heterogen, sumber datanya memiliki sifat yang berbeda.

Apabila kita telah menetapkan masalah penelitian dan kita sudah membatasi
populasi,maka masalah berikutnya yang muncul adalah kita memiliki keterbatasan dalam
mengakses seluruh populasi, sehingga dikembangkanlah teknik untuk dapat mengambil
keseimpulan berkaitan dengan populasi tetapi dengan data yang lebih terbatas. Data
terbatas tetapi masih memiliki sifat atau karakteristik populasi tersebut dinamakan
sampel.
Keuntungan menggunakan sampel adalah
1. memudahkan peneliti
2. Penelitian lebih efisien (penghematan uang, waktu dan tenaga)
3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data.
4. penelitian lebih efektif, sehingga menghemat penggunaan specimen, mengurangi atau
melokalisir efek destruktifd dari perlakuan.
Teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari
populasi. Ada dua macam teknik pengambilan sampel yaitu:
Untuk menentukan jumlah sampel (n) digunakan ketentuan sebagai berikut :
Jumlah sampel menggunakan rumus dari Taro Yamate :
N
n= ------------
N*d^2 + 1
dimana N adalah jumlah populasi dan d adalah tingkat presisi yang ditetapkan.
Misalnya jika diketahui jumlah populasi guru SD sebesar 138 orang dan akan dilakukan
penelitian dengan tingkat presisi 10% maka jumlah sampel yang harus diambil adalah 58
orang.
Surakhmad berpendapat bahwa apabila ukuran populasi kurang lebih 100, maka jumlah
sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi lebih
dari 1000, maka jumlah sampel sekurang-kurangnya 15%.
1. probability sampling
probability sampling adalah cara pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan
yang sama bagi anggota populasi untuk terambil sebagai sampel, yang tergolong teknik
ini adalah
1.a simple random sampling
Teknik pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan anggota
populasi tersebut.

1.b Proportionate stratified random samplng


Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional,
teknik ini digunakan apabila anggota populasi tidak homogen berkaitan dengan
karakteristik yang diteliti. Contohnya guru DKI jakarta yang mengikuti ujian sertifikasi :
guru bahasa Indonesia : 100 orang
guru bahasa Inggris : 70 orang
guru Matematika : 120 orang
guru Biologi : 30 oang
guru Fisika : 50 orang
Jumlah : 370 orang
Jumlah sampel yang diambil harus sama porsinya dengan jumlah guru sesuai dengan
bidang studi. Contohnya jumlah sampel guru bahasa Indonesia menjadi
pertama : tentukan dahulu jumlah sampel dengan presisi 10% menjadi

370
-------------- = 77.24 = 77 orang
370*0.1^2 + 1

kedua : tentukan jumlah sampel untuk masing-masing strata


100
--- x 77 = 20,8 = 21 orang
370

1.c Disproportionate random sampling


Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada
yangn kurang proporional, contohnya

guru BP : 1 orang
guru bahasa Indonesia : 100 orang
guru bahasa Inggris : 70 orang
guru Matematika : 120 orang
guru Biologi : 30 oang
guru Fisika : 50 orang
Jumlah : 371 orang

jumlah sampel untuk guru BP satu orang.

1.d Area sampling (sampel kluster )


Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari tiap
wilayah gewografis yang ada. Misalnya penelitian tentang tingkat pendidikan warga di
desa tambakmekar RW 04. RW 04 terdiri dari 5 RT misalnya, maka sampel harus
memuat warga dari tiap RT.

2. non propability sampling


Teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap
anggota populasi untuk terambil sebagai sampel.

2.a Sampling sistematis


Pengambilan sampel yang didasarkan pada urutan anggota dalam populasi secara
seragam. Misalnya Diketahui daftar pelanggan PT Telkom yang telah diberi nomor dari 1
sampai 1000. Pelanggan yang diambil sebagai sampel adalah mereka yang memilki no
urut kelipatan 1, 10, 20, 30, dan seterusnya.

2.b Sampling kuota


Teknik pengambilan sampel dengan menetapkan jumlah (jatah ) sesaui dengan
pertimbanga peneliti. Selanjnya jatah itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil
sampel. Contohnya untuk menentukan kuota haji penduduk indonesia yang berjumlah
250 jt orang maka diambil jatah 250.000 orang.

2.c sampling aksidental


Teknik pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yangsecara
tidak sengaja bertemu dengan peneliti dijadikan sampel. Misalnya untuk meneliti produk
sabun yang diminati konsumen pada supermarket X, maka diambil sampel pelanggan
yang datang dan ditemui peneliti di hari tersebut.

2.d Purposive sampling


Pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari
peneliti. Misalnya peneliti ingin mengetahui tentang jenis penyakit warga desa
tambakmekar maka yang dipilih menjadi sampel adalah para dokter, bidan atau mantri di
puskesmas desa.

2.e sampling jenuh


Yaitu pengambilan sampel dengan cara menjadikan seluruh anggota populasi menjadi
sampel.

2.f Snowball sampling (getuk tular)


Teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil jumlah sampel sedikit terlebih
dahulu, lalu dari jumlah yang sedikit tersebut berkembang menjadi banyak. Misalnya
peneliti ingin mengetahui latar belakang keluarga para pecandu narkoba di suatu tempat,
maka peneliti dapat memulai dari satu atau dua orang responden dahulu, selanjutnya dari
informasi responden tersebut peneliti dapat menambah jumlah respondennya.

(Ahmad Yani, M.SI)


Sumber :
Riduwan, Drs, MBA (2006), Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti
pemula, Bandung, Alfabeta
Diposkan oleh tesis2009 di 16:39
Label: Karya ilmiah

Teknik Pengambilan Sampel

Dalam bukunya Riduwan (Skala pengukuran variabel-variabel penelitian, Bandung, CV


Alfabeta, cetakan ke-2) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik
atau hasil unit pengukuran yang menjadi obyek penelitian. Nawawi menyebutkan bahwa
populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik yang diperoleh dari hasil
menghitung maupun mengukur. Nazir menambahkan bahwa populasi adalah data, bukan
orang tau bendanya.

Berkaitan dengan jumlah populasi, maka populasi dibagi menjadi dua bagian yaitu
pertama :populasi terbatas dimana batasnya secara kuantitatif dapat dihitung. Misalnya
jumlah siswa SMA Negeri 8 Jakarta, jumlah penduduk desa tambakmekar dan jumlah
guru SMAN 8 Jakarta. Kedua: populasi tak terbatas dimana banyak populasinya tidak
bisa dinyatakan dengan jumlah misalnya kandungan emas di sungai X, berapa liter
pasang surut air laut pada bulan purnama.
Berdasarkan sifatnya maka populasi dibagi menjadi dua bagian yaitu
1. populasi homogen, sumber data memiliki sifat yang sama
2. populasi heterogen, sumber datanya memiliki sifat yang berbeda.

Apabila kita telah menetapkan masalah penelitian dan kita sudah membatasi
populasi,maka masalah berikutnya yang muncul adalah kita memiliki keterbatasan dalam
mengakses seluruh populasi, sehingga dikembangkanlah teknik untuk dapat mengambil
keseimpulan berkaitan dengan populasi tetapi dengan data yang lebih terbatas. Data
terbatas tetapi masih memiliki sifat atau karakteristik populasi tersebut dinamakan
sampel.
Keuntungan menggunakan sampel adalah
1. memudahkan peneliti
2. Penelitian lebih efisien (penghematan uang, waktu dan tenaga)
3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data.
4. penelitian lebih efektif, sehingga menghemat penggunaan specimen, mengurangi atau
melokalisir efek destruktifd dari perlakuan.
Teknik pengambilan sampel adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari
populasi. Ada dua macam teknik pengambilan sampel yaitu:
Untuk menentukan jumlah sampel (n) digunakan ketentuan sebagai berikut :
Jumlah sampel menggunakan rumus dari Taro Yamate :
N
n= ------------
N*d^2 + 1
dimana N adalah jumlah populasi dan d adalah tingkat presisi yang ditetapkan.
Misalnya jika diketahui jumlah populasi guru SD sebesar 138 orang dan akan dilakukan
penelitian dengan tingkat presisi 10% maka jumlah sampel yang harus diambil adalah 58
orang.
Surakhmad berpendapat bahwa apabila ukuran populasi kurang lebih 100, maka jumlah
sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi lebih
dari 1000, maka jumlah sampel sekurang-kurangnya 15%.

1. probability sampling
probability sampling adalah cara pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan
yang sama bagi anggota populasi untuk terambil sebagai sampel, yang tergolong teknik
ini adalah
1.a simple random sampling
Teknik pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan anggota
populasi tersebut.

1.b Proportionate stratified random samplng


Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional,
teknik ini digunakan apabila anggota populasi tidak homogen berkaitan dengan
karakteristik yang diteliti. Contohnya guru DKI jakarta yang mengikuti ujian sertifikasi :
guru bahasa Indonesia : 100 orang
guru bahasa Inggris : 70 orang
guru Matematika : 120 orang
guru Biologi : 30 oang
guru Fisika : 50 orang
Jumlah : 370 orang
Jumlah sampel yang diambil harus sama porsinya dengan jumlah guru sesuai dengan
bidang studi. Contohnya jumlah sampel guru bahasa Indonesia menjadi
pertama : tentukan dahulu jumlah sampel dengan presisi 10% menjadi

370
-------------- = 77.24 = 77 orang
370*0.1^2 + 1

kedua : tentukan jumlah sampel untuk masing-masing strata


100
--- x 77 = 20,8 = 21 orang
370
1.c Disproportionate random sampling
Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada
yangn kurang proporional, contohnya

guru BP : 1 orang
guru bahasa Indonesia : 100 orang
guru bahasa Inggris : 70 orang
guru Matematika : 120 orang
guru Biologi : 30 oang
guru Fisika : 50 orang
Jumlah : 371 orang

jumlah sampel untuk guru BP satu orang.

1.d Area sampling (sampel kluster )


Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari tiap
wilayah gewografis yang ada. Misalnya penelitian tentang tingkat pendidikan warga di
desa tambakmekar RW 04. RW 04 terdiri dari 5 RT misalnya, maka sampel harus
memuat warga dari tiap RT.

2. non propability sampling


Teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap
anggota populasi untuk terambil sebagai sampel.

2.a Sampling sistematis


Pengambilan sampel yang didasarkan pada urutan anggota dalam populasi secara
seragam. Misalnya Diketahui daftar pelanggan PT Telkom yang telah diberi nomor dari 1
sampai 1000. Pelanggan yang diambil sebagai sampel adalah mereka yang memilki no
urut kelipatan 1, 10, 20, 30, dan seterusnya.

2.b Sampling kuota


Teknik pengambilan sampel dengan menetapkan jumlah (jatah ) sesaui dengan
pertimbanga peneliti. Selanjnya jatah itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil
sampel. Contohnya untuk menentukan kuota haji penduduk indonesia yang berjumlah
250 jt orang maka diambil jatah 250.000 orang.

2.c sampling aksidental


Teknik pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yangsecara
tidak sengaja bertemu dengan peneliti dijadikan sampel. Misalnya untuk meneliti produk
sabun yang diminati konsumen pada supermarket X, maka diambil sampel pelanggan
yang datang dan ditemui peneliti di hari tersebut.

2.d Purposive sampling


Pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari
peneliti. Misalnya peneliti ingin mengetahui tentang jenis penyakit warga desa
tambakmekar maka yang dipilih menjadi sampel adalah para dokter, bidan atau mantri di
puskesmas desa.

2.e sampling jenuh


Yaitu pengambilan sampel dengan cara menjadikan seluruh anggota populasi menjadi
sampel.

2.f Snowball sampling (getuk tular)


Teknik pengambilan sampel dengan cara mengambil jumlah sampel sedikit terlebih
dahulu, lalu dari jumlah yang sedikit tersebut berkembang menjadi banyak. Misalnya
peneliti ingin mengetahui latar belakang keluarga para pecandu narkoba di suatu tempat,
maka peneliti dapat memulai dari satu atau dua orang responden dahulu, selanjutnya dari
informasi responden tersebut peneliti dapat menambah jumlah respondennya.

(Ahmad Yani, M.SI)


Sumber :
Riduwan, Drs, MBA (2006), Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti
pemula, Bandung, Alfabeta
Diposkan oleh tesis2009 di 16:39
Label: Karya ilmiah

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL


3.1 Mengapa kita melakukan pengambilan contoh ?
Ide dasar pengambilan contoh adalah bahwa beberapa elemen atau anggota dalam
suatu populasi bisa menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menyimpulkan
karakteristik populasi secara keseluruhan. Elemen tersebut merupakan subyek
pengukuran
yang dilakukan dalam penelitian atau disebut juga satuan pengamatan. Sebagai contoh,
setiap pekerja yang ditanyai mengenai jadwal kerja merupakan elemen populasi. Populasi
itu sendiri adalah kumpulan seluruh elemen dimana seorang peneliti akan melakukan
kesimpulan mengenai variabel tertentu terhadap populasi tersebut.
Secara sederhana, pengambilan contoh adalah pengambilan sebagai elemen dari
populasi untuk diamati atau diteliti. Tetapi jika pengamatan atau penelititan dilakukan
terhadap seluruh elemen atau anggota populasi maka kegiatan tersebut mempunyai istilah
khusus, yaitu sensus. Keuntungan ekonomis pengambilan sebagian elemen tersebut
dibandingkan sensus adalah sangat besar, dan hal ini merupakan salah satu faktor penting
yang menjadi pertimbangan mengapa kita melakukan pengmabilan contoh tersebut. Kita
tidak perlu mengeluarkan biaya yang sangat besar dengan melakukan sensus terhadap
seluruh karyawan di Jakarta jika dengan mengamati sebagian kecil tenaga kerja saja kita
bisa memperoleh informasi yang bisa digunakan untuk menyimpulkan suatu karakteristik
tenaga kerja keseluruhan. Misalkan untuk mengetahui motivasi kerja di suatu perusahaan
yang mempunyai tenaga kerja sebanyak 1000 orang, kita bisa melakukan survai hanya
kepada 100 orang diantaranya. Atau jejak pendapat di kalangan profesional dapat
dilakukan kepada sebagaian saja diantaranya.
Deming (1960) di dalam Emory dan Cooper (1992) menyatakan bahwa kualitas
penelitian sering lebih baik dibandingkan dengan melakukan sensus. Dengan
pengambilan
contoh kita bisa melakukan investigasi yang lebih lengkap, pengawasan dan pengolahan
data yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian bahwa 90 persen galat
(error) penelitian disebabkan oleh kesalahan non sampling dan hanya 10 persen yang
disebakan kesalahan sampling.
Pengambilan contoh juga bisa menyediakan informasi secara cepat dibandingkan
sensus. Kecepatan ini bisa meminimalkan waktu antara kebutuhan akan suatu informasi
dengan ketersediaan informasi tersebut. Sebagai gambaran, sensus penduduk di Indonesia
mungkin memerlukan beberapa tahun sebelum diperoleh data lengkap yang kemungkinan
besar sudah tidak relevan lagi untuk variabel-variabel tertentu, misalnya tingkat
pendapatan. Pengambilan contoh juga mutlak diperlukan jika populasi sasarannya
bersifat
tak terhingga, misalnya, penelitian terhadap kualitas barang yang terus diproduksi atau uji
kualitas lingkungan sepanjang waktu.
Masalah utama mengenai pengambilan contoh ini adalah seberapa jauh
keterwakilan contoh tersebut terhadap populasi sasarannya. Hasil pengolahan dari
sampel,
disebut statistik, bisa salah dalam menduga nilai pupulasi yang disebut parameter. Hasil
pengolahan dari sampel tersebut bisa terlalu kecil (underestimate) atau terlalu besar
(over
estimate) dari nilai parameter yang sesungguhnya. Keragaman nilai-nilai statistik tersebut
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
18
cenderung terjadi kompensasi satu sama lain sehingga nilai statistik tersebut secara
umum
mendekati nilai parameter. Masalah ini terkait dengan berapa jumlah elemen dalam
sampel
yang cukup mewakili dan bagaiman cara pengambilan contohnya. Sedangkan penjelasan
teoritis mengenai keterwakilan ini adalah prinsip peluang (probability) dan distribusi
sampling.
3.2 Sampel yang baik
Penilaian suatu rancangan penarikan contoh yang terpenting adalah seberapa
baikkah sampel tersebut mewakili karaktaristik populasinya. Dalam istilah yang lebih
terukur, suatu sampel harus bersifat valid. Validitas sampel ini tergantung dua faktor,
yaitu ketepatan (accuracy) dan ketelitian (precision).
xx
xxxx
xxx
xxxx
xx
xxxxx
xxxx
xxxx
x
xx
xxxx
xxx xx
xxxx
xxx
Akurasi rendah
Presisi rendah
Akurasi tinggi
Presisi rendah
Akurasi rendah
Presisi tinggi
Akurasi tinggi
Presisi tinggi
Sasaran
(nilai parameter)
Gambar 4. Akurasi dan presisi pengambilan sampel
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
19
3.3 Pengertian-Pengertian dalam Penarikan Sampel
Pengertian dan prinsip dasar dalam proses pengambilan sampel perlu dibahas
terlebih dahulu, terutama mengenai beberapa terminologi dan teori peluang dan
distribusinya. Beberapa pengertian tersebut adalah sebegai berikut:
Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek psikologis yang dibatasi kriteria-kriteria
tertentu. Obyek psikologis bisa merupakan obyek yang bisa diraba atau konkret (tangible)
maupun obyek abstrak (intangible). Misalnya, barang-barang manufakturing dan fisik
orang merupakan contoh obyek yang bersifat konkret, sedangkan motivasi kerja,
kesadaran
hukum, atau kredibilitas seorang pemimpin merupakan contoh-contoh obyek yang
bersifat
abstrak. Dalam ilmu sosial, misalnya bisnis atau manajemen, obyek psikologis yang
sering
diteliti relatif lebih banyak bersifat abstrak.
Banyak obyek psikologis dalam populasi disebut ukuran populasi (population sample)
yang biasanya dilambangkan dengan N. Ukuran populasi ini besarnya bisa terhitung
(countable) maupun tidak terhitung (uncountable). Apabila ukuran populasi berapapun
besarnya tapi masih bisa dihitung maka populasi tersebut dinamakan populasi terhingga
(finite population) sedangkan jika tidak bisa dihitung disebut populasi tak hingga (infinite
population). Contohnya, himpunan bilangan merupakan populasi tak hingga sedangkan
orang merupakan populasi hingga. Dalam penelitian ilmu sosial, populasi yang dihadapi
adalah populasi hingga, misalnya perusahaan-perusahaan dalam suatu wilayah tertentu,
para konsumen, karyawan, barang dan jasa yang ditawarkan, dan lain-lain.
Seorang peneliti pada langkah pertama strateginya harus menentukan secara tegas
dan jelas populasi yang menjadi sasaran penelitiannya. Identifikasi populasi ini
menyangkut penjelasan atau batasan kriteria yang digunakan salam populasi tersebut.
Populasi sasaran adalah populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan
penelitian. Jadi apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan maka
menurut etika penelitian, kesimpulan tersebut hanya terbatas pada populasi sasaran yang
telah ditentukan. Beberapa contoh populasi sasaran yang dengan tegas didefinisikan
dalam
sebuah penelitan adalah sebagai berikut:
1. Populasi karyawan yang akan diteliliti dengan kriteria (1) karyawan tetap yang telah
bekerja selama minimal satu tahun, (20) berusia antara 17 sampai 55 tahun, dan (3)
bekerja di perusahaan berbadan hukum yang lokasi prabriknya di wilayah Jabotabek
2. Populasi keluarga dengan kriteria (1) termasuk kelompok prasejahtera, yang harus
didefinisikan secara tegas, misal berdasarkan definisi dari departemen sosial atau
BKKBN dan (2) mempunyai tempat tinggal atau identitas di wilayah DKI Jakarta
3. Populasi konsumen dengan kriteria (1) Wanita berumur 17 sampai 25 tahun, (3) belum
berkeluarga, (3) mempunyai pendidikan formal minimal SMU, dan (4) tempat tinggal di
wilayah propinsi Jawa Barat.
Satuan Sampling
Sampling adalah proses memilih obyek psikologis dari sebuah populasi tertentu.
Segala sesuatu yang oleh peneliti dijadikan kesatuan (unit) yang nantinya akan menjadi
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
20
obyek pemilihan tersebut disebut satuan sampling (sampling unit). Satuan sampling
bentuknya bisa individu yang berdiri sendiri atau kumpulan individu. Misalnya, seorang
konsumen, karyawan, keluarga, perusahaan, desa atau kelurahan, kota besar, dan
sebagainya.
Kerangka Sampling (Sampling frame)
Kerangka sampling adalah suatu daftar yang memuat semua seluruh anggota
populasi yang telah ditentukan secara tegas satuan-satuannya. Daftar tersebut meliputi
nomor urut (yang sangat diperlukan untuk proses pemilihan anggota sampel), nama atau
identitas setiap satuan sampling, atau atribut lainyya. Kerangka sampling bisa berbentuk
daftar perusahaan yang tercatat di Departemen Perindustria, daftar mahasiswa yang
tercatat
di sebuah perguruan tinggi, daftar karyawan tetap di sebuah perusahaan, dan sebagainya.
Contoh bentuk kerangka sampling dengan satuan samplingnya adalah mahasiswa sebuah
perguruan tinggi disajikan pada data editor SPSS adalah sebagai berikut:
SPSS
Penjelasan :
Kita akan membuat kerangka sampling yang memuat seluruh
peserta kursus riset bisnis dengan menggunakan Data Editor pada
SPSS. Kerangka sampling ini akan digunakan selanjutnya pada
proses pemilihan beberapa satuan pengamatan dengan teknik
sampling tertentu dan memanfaatkan fasilitas program SPSS
Menu : Data Define
Kita akan mendefinisikan 4 variabel, yaitu nomor, nama, jurusan,
dan tingkat. Ketikkan nama variabel tersebut pada Variable name
dan klik Type lalu pilih String. Klik continue atau OK lalu
mulailah mengetikan datanya pada data editor.
File Save
Gunakan menu ini jika semua data sudah dimasukkan dan
simpanlah kerangka sampling tersebut dengan nama Frame.sav
Tampilan Data editor :
Nomor Nama Jurusan Tingkat
01 Pak A Akuntansi 3
02 Pak B Manajemen 4
…. ……… …
…. ……… …
N ……… …. …………………
………………
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
21
Tipe-Tipe Sampling
Proses memilih satuan sampling dari sebuah populasi, atau disebut sampling, bisa
dikelompokkan ke dalam beberapa tipe, yaitu:
1. Berdasarkan aspek cara memilih dibagi menjadi (a) sampling dengan pengembalian
dan
(b) sampling tanpa pengembalian. Sampling dengan pengembalian apabila dalam proses
pemilihannya, satuan sampling yang sudah terpilih dikembalikan lagi ke dalam populasi
sebelum pemilihan berikutnya sehingga ada kemungkinan terpilih lebih dari sekali.
Sampling tanpa pengembalian apabila satuan sampling yang sudah terpilih tidak
dikembalikan ke populasi sehingga tidak mungkin terpilih lebih dari sekali. Dalam
prakteknya, yang paling digunakan tipe sampling tanpa pengembalian inilah yang
digunakan
2. Berdasarkan aspek peluang pemilihannya, sampling dikelompokkan menjadi dua tipe
yaitu (a) sampling non peluang atau non probability sampling dan (b) sampling peluang
atau probability sampling/random sampling. Sampling dikatakan sampling non peluang
jika dalam proses memilih satuan-satuan sampling tidak dilibatkan unsur peluang.
Proses ini sangat sederhana dan tidak rumit tetapi mempunyai kerugian relatif besar
yaitu tidak bisa dilakukan uji signifikansinya, artinya analisis inferensial secara statistik
tidak valid. Sedangkan sampling peluang adalah sampling yang dalam proses pemilihan
satuan-satuan samplingnya didasarkan pada unsur peluang sedemikian hingga peluang
setiap satuan sampling untuk terpilih diketahui besarnya.
3.4 Prinsip Dasar Sampling
Prinsip dasar pengambilan sampel dari sebuah populasi yang bersifat probabilistik
mencakup konsep peluang dan distribusi peluang, pendugaan parameter populasi oleh
statistik sampel, serta standar error pendugaannya. Untuk memahami semua prinsip
tersebut, kita lihat ilustrisi berikut. Misalnya diketahui sebuah populasi dengan ukuran
N=5 dengan satuan sampling lengkapnya adalah A, B, C, D, dan E. Variabel yang diukur
dari setiap satuan sampling tersebut adalah X dengan nilai-nilai X untuk setiap satuan
sampling dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
Misalnya kita akan mengambil contoh dengan ukuran sampel n=2 yang diambil dari
populasi tersebut. Peluang masing-masing satuan sampling untuk terpilih ke dalam
sampel
adalah sebesar 1/5. Sedangkan banyaknya kemungkinan sampel yang bisa dibentuk
adalah
sebanyak 10 atau dengan rumus N!/(n!x(N-n)!). Tapi ingat, kita hanya bekerja dengan
satu
sampel saja atau kita tidak mencoba semua kemungkinan sampel tersebut. Jika kita
melakukan sensus terhadap populasi, artinya mengukur nilai X untuk semua anggota
populasi sebanyak 5 buah, maka diperoleh nilai parameter μ (rata-rata X) sebesar 3
dengan
σ2 (keragaman) sebesar …… Nilai kedua parameter tersebut dalan prakteknya tidak
diketahui karena jika ukuran N sangat besarmaka sensus sulit dilakukan dengan
pertimbangan waktu, biaya, atau tenaga. Tetapi melalui proses penelitian kita ingin
menduga atau meyimpulkan parameter tersebut, yang dalam ilustrasi ini dengan
mengambil
2 satuan sampling secara acak dari populasi tersebut. Berbagai nilai statistik untuk ke 10
sampel yang mungkin dibentuk dapat dilihat pada Tabel berikut.
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
22
D2
C3
B4
A5
A5
B4
C3
A5
D2
E1
POPULASI
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 10
μ =3; θ= 2.5
X=4.5
s2=0.5
X=4.0
s2=2
X=1.5
s2=0.5
E1
Gambar 5. Prinsip pengambilan sampel acak
Sampel
ke:
Satuan
sampling
Terpilih
Nilai X
X
Keragaman (s2)
1 A dan B 5 dan 4 4.5 0.5
2 A dan C 5 dan 3 4.0 2
3 A dan D 5 dan 2 3.5 4.5
4 A dan E 5 dan 1 3.0 8
5 B dan C 4 dan3 3.5 0.5
6 B dan D 4 dan 2 3.0 2
7 B dan E 4 dan 1 2.5 4.5
8 C dan D 3 dan 2 2.5 0.5
9 C dan E 3 dan 1 2.0 2
10 D dan E 2 dan 1 1.5 0.5
Rata-rata X dan s2
2.0
2,5
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
23
Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata X dari sebuah sampel yang diambil
seorang peneliti mungkin lebih kecil, sama dengan atau lebih besar dari rata-rata populasi
(μ =3). Artinya berdasarkan analisis statistik kita bisa menghitung seberapa besar tingkat
kesalahan pendugaan parameter populasi untuk sampel tersebut. Untuk singkatnya,
tingkat
kesalahan tersebut disebut dengan standar error, yaitu dengan notasi dan rumus
perhitungannya adalah sex = √[(N-n)/N)x(s2/n)], dan untuk populasi tak hingga atau
persentase ukuran sampel terhadap ukuran populasi relatif sangat kecil rumus yang
digunakan adalah sex = √(s2/n). Berdasarkan rumus standar error tersebut secara
umum bisa disimpulkan bahwa presisi penelitian bisa ditingkat (atau standar error
semakin
kecil) jika keragaman (heterogenitas populasi) semakin kecil dan atau ukuran sampel
semakin besar.
Ditinjau dari konsep peluang, kita bisa menghitung seberapa besar kemungkinan
bahwa statistik sampel (misalnya rata-rata X di atas) mendekati nilai parameter populasi
(untuk contoh diatas adalah μ=3). Hal ini bisa dijalaskan dengan distribusi sampling yang
menunjukan distribusi peluang rata-rata X untuk keseluruhan sampel. Distribusi sampling
tersebut dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.
11
222
11
0
1
2
1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
Frekuensi
Rata-Rata X
Gambar 6. Distribusi rata-rata sampel
Distribusi sampling tersebut menunjukkan bahwa rata-rata X dari sebuah sampling
cukup besar peluangnya berada di sekitar rata-rata populasi. Konsep distribusi sampling
ini
digunakan dalam menganalisi secara statistika seberapa jauh tingkat kepercayaan sebuah
penelitian.
3.5 Pengambilan sampel non probabilistik
Haphazard
Teknik haphazard adalah teknik pengambilan sampel dimana satuan
pengamatannya diperoleh secara sembarangan atau seketemunya. Contohnya penelitian
di
bidang sejarah dan arkeologi.
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
24
Voluntary
Teknik ini dilakukan jika satuan sampling dikumpulkan atas dasar sukarela.
Contohnya banyak digunakan di bidang kedokteran.
Purposive
Taknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih satuan sampling atas
dasar pertimbangan sekelompok pakar di bidang ilmu yang sedang diteliti. Contohnya,
penelitan untuk mengetahui indeks biaya hidup yang dilakukan oleh para pakar ekonomi.
Snowball
Teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatan diambil berdasarkan
informasi dari satuan pengamatan sebelumnya yang sudah terpilih. Contohnya adalah
penelitian mengenai penyebaran penyakit AIDS, yaitu dengan menelusuri orang-orang
yang diduga mengidap penyekit ini berdasarkan informasi dari si penderiat pertama yang
ditemukan. Informasi tersebut bisa berupa siapa-siapa saja yang pernah berhubungan
dengan si yang sangat diperlukan untuk melacak penyebaran virus HIV.
Kuota
Teknik pengambilan sampel ini banyak diterapkan pada penelitian pasar dan
penelitian pengumpulan pendapat (opinion poll) atau jejak pendapat. Teknik dilakukan
dengan melakukan penjatahan terhadap kelompok satuan pengamatan secara berjenjang.
Misalnya peneliti menetapkan Kuota 1 yaitu 100 orang eksekutif muda di Jakarta sebagai
jumlah sampelnya. Kuota 1 tersebut selanjutnya dikelompokkan lagi dengan Kuota 2,
misalnya 50 eksekutif pria dan 50 eksekutif wanita. Demikian seterusnya
pengelompokkan
dilakukan sesuai dengan tujuan penelitiannya.
3.6 Pengambilan sampel probabilistik
Simple Random Sampling (SRS)
SRS merupakan teknik pengambilan sampel probabilistik yang paling sederhana
dimana satuan pengamatan mempunyai peluang yang sama untuk terpilih ke dalam
sampel.
Teknik ini diguanakn apabila (1) variabel yang akan diteliti keadaannya relatif homogen
dan tersebar merata di seluruh populasi. Keuntungannya SRS adalah rumus-rumus
perhitungannya relatif lebih sederhana, tidak memerlukan pembobotan, dan semua
teknikteknik
statistika standar bisa diterapkan secara langsung. Kerugiannya adalah (1)
kemungkinan proses randomisasi (pemilihan secara random) tidak menjamin 100 persen
terutama jika satuan pengamatan tidak menyebar merata dan (2) jika ukuran populasi dan
ukuran sampel relatif sangat besar maka pemilihan SRS secara manual sulit dilakukan,
misalnya pada saat menyusun kerangkan sampling (sampling frame). Langkah kerja
sekengkapnya teknik SRS ini adalah sebagai berikut:
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
25
1. Tentukan populasi sasaran secara tegas
2. Tentukan ukuran populasi secara tepat, contohnya 100 satuan pengamatan
3. Tentukan bentuk satuan sampling dan susun kerangka samplingnya secara lengkap.
4. Tentukan ukuran sampel melalui perhitungan tertentu. Ukuran ini bisa ditentukan
berdasarkan pertimbangan statisis (statistical aspect) atau oleh pertimbangan non
statistis (nonstatistical aspect). Aspek statistik ditentukan oleh bentuk parameter
(frekuensi, rata-rata, atau proporsi), teknik sampling yang digunakan, tujuan penelitian
(menaksir atau menguji parameter), sifat penelitian (nonkomparatif atau komparataif),
kedalaman analisis (overall atau elaborasi), variabilitas variabel yang diteliti (homogen
atau heterogen), serta batas kesalahan dan derajat kepercayaan. Aspek nonstatistis
biasanya mempertimbangkan biaya, waktu, tenaga, dan kepraktisan atau ketersediaan
satuan pengamatan di lapangan.
5. Proses pemilihan 10 dari 100 satuan pengamatan secara acak. Proses yang melibatkan
kerangka sampling yang kecil bisa dilakukan dengan cara undian (seperti pengocokan
pemenang arisan). Tetapi yang paling banyak digunakan, terutama untuk kerangka
sampling dan ukuran sampel yang relatif lebih besar, digunakan tabel angka acak.
SPSS
Data (Open) : frame.sav {kerangka sampling yang akan digunakan}
Menu : Data Select cases
Klik Random sample of cases dan sample. Pada kotak dialog
yang muncul, masukkan ukuran sampel yang akan diambil yang
bisa dalam dua cara, yaitu persentase ukuran sampel terhadap
populasi (approximately …. Of cases) atau besarnya sampel
(Exactly …. Cases from the cases).
Output :
Jika sebuah kasus (cases) terpilih maka nomornya tidak dicoret
dan variabel Filter_$ bernilai 1 atau selected, sedangkan kasus
yang tidak terpilih akan dicoret nomornya dan variabel Filter_$
bernilai 0 atau not selected.
Contoh: Kasus yang terpilih
Nama Jurusan Tingkat Filter_$
1 Ujang Ak III 0
2 Otong Ma III 1
3 Teteh Ak IV 0
4 ……. ….. ….. 0
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
26
Systematic Random Sampling (SyRS)
Teknik ini digunakan apabila (1) bisa disusun kerangka sampling yang lengkap dan
(2) keadaan variabel yang diteliti relatif homogen dan tersebar di seluruh populasi.
Pemilihan satuan pengamatan kedalam sampel dengan menggunakan SyRS bisa
dilakukan
melalui dua pendekatan, yaitu (1) Linear systematic selection (LSS) dan (2) Circular
systematic selection (CSS).
a. LSS
Langkah kerja:
1. Tentukan populasi sasaran dan tentukan satuan-satuan samplingnya yang menunjukkan
ukuran populasi sasaran, misalnya N=1500
2. Susun kerangka sampling
3. Tentukan ukuran sampel, misalnya n=20
4. Sediakan tabel angka random
5. Proses pemilihan 20 dari 1500 satuan samplingnya adalah sebagai berikut:
a. Tentukan interval pemulihan dengan rumus : I = N/n =1500/20 = 75
b. Tentukan secara random sebuah bilangan acak (disebut rendom start (RS) atau
random seed) yang besanrnya memenuhi persyaratan 1< RS < I, atau untuk contoh 1
< RS < 75. Misalnya terpilih angka random 07 (baris ke2, kolom ke1 dan 2 pada tabel
angka acak). Oleh karena nomor satuaan pengamatan pada kerangka samplingnya
terdiri dari 4 digit (0001 sampai 1500), maka SR=0007. RS ini merupakan satuan
sampling pertama yang terpilih.
c. Satuan pengamatan berikutnya dipilih dengan cara menambahkan I=75 kepada nomor
terpilih. Jadi satuan pengamatan yang terpilih kedua adalah 0007 + 75 = 0082, ketiga
adalah 0082 + 75 = 0157, demikian seterusnya sampai terpilih sebanyak 20 satuan
pengamatan
2. CSS
Langkah kerja:
1. Tentukan populasi sasaran dan tentukan ukuran populasi, misalnya N=2111
2. Untuk setiap satuan sampling yang ada dalam populasi sasaran disusun dalam
kerangka
sampling
3. Tentukan ukuran sampel (dengan menggunakan rumus atau pertimbangan tertentu),
misalnya n= 13
4. Sediakan tabel angka random
5. Proses pemilihan 13 dari 2111 satuan sampling, yaitu:
a. Tentukan interval (I) dengan rumus I = N/n. Bulatkan ke bilangan bulat terdekat,
yaitu 2111/13 = 162
b. Dari tabel angka acak dipilih RS yang memenuhi persyaratan 1 < RS < N, misalnya
terpilih RS=1842. RS ini adalah satuan pertama yang terpilih ke dalam sampel
c. Satuan sampling berikutnya dipilih dengan cara menambahkan I secara sistematik
kepada RS, yaitu:
1. 1842
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
27
2. 2004 (1842+162)
3. 2166 (tidak dipakai karena melebihi nomor dalam kerangka sampling (2111)
maka satuan sampling yang terpilih adalah 2166 - 2111 atau 0055
4. 0217 (0055 + 162), demikianlah setrusnya sampai nomor ke 13
Dibandingkan dengan teknik SRS, SySR mempunyai kelebihan, yaitu:
1. Standar error yang didasarkan pada sampling sistematis paling sedikit sama presisinya
dengan SRS
2. Mudah dilakukan
3. Pada konidisi tertentu, sampling sistematik bisa dilakukan sekalipun tidak ada
kerangka
sampling. Contohnya pada traffic survey yaitu dengan mengamati pergerakaan lalu
lintas pada jam-jam tertentu atau urutan pergerakan kendaraan, atau pada penelitian
tingkat laku konsumen, misalnya pengambilan satuan pengamatan dalam pola antrian
tertentu
Sedangkan kerugiannya adalah jika dalam kerangka samplingnya mempunyai periodisitas
yang berimpit dengan interval pemilihan.
SPSS
Data (Open) : frame.sav {kerangka sampling}
Menu : Data Select cases
Langkah-langkahnya sama seperti simple random tetapi kita hanya
memilih 1 kasus dari I (besarnya interval) kasus yang pertama
(aproximately …. Cases from the first I cases). Kasus kedua,
ketiga dan seterusnya diperoleh dengan menambahkan I ke nomor
kasus pertama.
Stratified Random Sampling (StRS)
Sifat homegintas populasi kadang tidak bisa dijamin sepenunya di lapangan.
Semakin tinggi tingkat keragaman (heterogenitas) populasi maka ukuran sampel yang
harus
diambil dengan SRS akan semakin besar untuk tingkat ketelitian tertentu. Masalah ini
bisa
diatasi dengan membuat sub-sub populasi yang bersifat homogen dan terhadap
subpopulasi
itulah proses pengambilan sampel secara SRS dilakukan. Proses pengambilan sampel
setelah populasi keseluruhan yang relatif heterogen dipilah-pilah ke dalam sub populasi
itulah yang dilakukan oleh Teknik StRS. Jadi langkah utama yang membedakan teknik
ini
dengan teknik SRS adalah proses pembentukan sub populasi, disebut strata. Sedangkan
proses pemilihan dari setiap strata tersebut bisa dilakukan sama seperti proses pemilihan
satuan sampling dengan teknik SRS. Langkah kerja selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Tentukan populasi sasaran dan tentukan anggota populasi secara keseluruhan (N)
2. Berdasarkan variabel tertentu (kriteria tertentu), populasi dibagi ke dalam strata-strata.
Misal kelompok responden dibagi sesuai jenis kelamin (laki atau perempuan) jika secara
teoritis respon akan berbeda karena perbedaan jenis kelamin, atau populasi perusahaan
dibagia menjadi sub populasi perusahaan kecil, menengah, dan besar
3. Satuan sampling untuk setiap strata didaftar sehingga diperoleh kerangkan sampling
untuk masing-masing strata (N1, N2, dan seterusnya untuk setiap strata ke i) dimana N =
N1 + N2 + … + Ni
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
28
4. Dari sebuah populasi selanjutnya kita menentukan ukuran sampel keseluruhan yang
disebut overall sample size.
5. Ukuran sampel sebesar n selanjutnya dialokasikan kesetiap strata (n1, n2, dan
seterusnya) dimana n = n1 + n2 + …. + ni. Penyebaran ini disebut alokasi sampel yang
bisa dilakukan dengan 4 cara yaitu:
a. Alokaso sembarang dimana ukuran sampel masing-masing strata ditentukan secara
sembarang dengan syarat minimal dari sebuah strata adalah harus ada dua satuan
pengamatan yang dipilih. Dalam praktek, alokasi seperti ini jarang dan tidak
disarankan untuk digunakan karena menyebabkan standar error membesar.
b. Alokasi sama besar tanpa melihat perbedaan ukuran masing-masing strata atau
n1=n2=….= ni
c. Alokasi proporsional yaitu ukuran sampel untuk setiap strata sesuai dengan proporsi
ukuran strata tersebut terhadap ukuran sampel keseluruhan, misal n1=N1/N,
n2=N2/N, dan seterusnya
d. Alokasi Newton
6. Dari setiap strata kemudian dipilih satuan sampling melalui teknik SRS. Oleh karena
pemilihan satuan sampling dari setiap strata dilakukan dengan SRS maka keseluruhan
prosesnya disebut stratified random sampling. Jika pemilihan dari setiap strata
dilakukan dengan SyRS maka disebut stratified systematic random sampling.
Jadi teknik ini digunakan apabila (1) keadaan variabel yang kita teliti sangat heterogen
sehingga menimbulkan standar error yang tinggi (atau presisi yang rendah). Stratifikasi
populasi dilakukan untuk memperbesar presisi (atau memperkecil standar error) ini, dan
(2)
apabila kita bisa menyusun kerangka sampling yang lengkap dan langsung mengenai
satuan pengamatan.
SPSS
File (Open) : Frame.sav
Menu : Data Sort Cases
untuk mengelompokkan atau mengurutkan data berdasarkan
kategori variabel tertentu sehingga kelompok kasus tersebut relatif
homogen dilihat dari kategori tertentu. Misalkan kerangka
sampling peserta kursus sebanyak 40 akan disort berdasarkan
jurusan, maka hasilnya adalah peserta jurusan akuntansi akan
menempati nomor-nomor awal dari 1 sampai, misalnya 19 dan
peserta jurusan manajemen menempati nomor 20 sampai 40. Jadi
19 nomor pertama adalah strata 1 dan kelompok kedua adalah
strata 2 yang bersifat homogen berdasarkan variabel jurusan.
Data Select cases
Mengambil secara acak sejumlah kasus dari kelompok-kelompok
yang sudah homogen tersebut dengan cara yang sama seperti
simple random sampling
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
29
Cluster Random Sampling (CSR)
Kita kadang-kadang tidak bisa menysun kerangka sampling yang lenngkap
mengenai populasi sasaran baik karena kondisi tertentu atau pertimbangan
kepraktisannya.
Sebagai contoh, seorang peneliti melakukan penelitian mengenai tingkat konsumsi rata-
rata
keluarga prasejahtera di seluruh Indonesia. Masalahnya adalah dari mana sumber
informasi untuk mendata keluarga pra sejahtera seluruh Indonesia dalam bentuk kerangka
sampling yang lengkap. Kalaupun bisa disusun, proses penyusunannyapun memerlukan
waktu, administrasi, dan biaya yang sangat besar. Selain itu, jika telah dilakukan
pemilihan
satuan sampling (dalam hal ini sebuah keluarga) maka ada kemungkinan sebaran
wilayahnyapun cukup luas, misalnya keluarga pertama diamati berada di kota Sabang,
keluarga kedua berada di kota Merauke, Keluarga ketiga berada di Menado, demikian
seterusnya sampai keluarga ke n berada di Gunung Kidul. Jadi penggunaan teknik
sampling tersebut sangat sulit dilakukan. Teknik CRS digunakan untuk mengatasi
masalah
tersebut.
CSR didasarkan pada prinsip bahwa satuan pengamatan bisa dikumpulkan dalam
kelompok yang lebih besar, misalnya kumpula keluarga prasejahtera dalam satu desa,
kecamatan, kabupaten, demikian seterusnya sampai propinsi sehingga terbentuk
kelompok-kelompok untuk seluruh Indonesia. Kelompok satuan pengamatan tersebut
disebut Cluster. Pemilihan satuan sampling dengan CSR tidak dilakukan secara langsung
terhadap keluarga prasejahtera, tetapi secara bertahap dimulai dari pemilihan kelompok
yang terbesar. Misalkan memilih beberapa propinsi dari 27 propinsi di Indonesia,
kemudian dilanjutkan memilih beberapa kabupaten dari propinsi yang terpilih, demikian
seterusnya sampai diperoleh keluarga prasejahtera. Jadi proses pemilihan secara bertahap
tersebut bisa satu tahap (single stage cluster sampling), dua tahap (Two stage cluster
sampling), dan seterusnya. Dalam prakteknya, disarankan tingkat pemilihan tersebut
tidak
lebih dari dua kali untuk menghindari rumus yang kompleks.
a. Single Stage Cluster Sampling (SSCS)
Proses memilih dengan SSCS secara umum dilakukan dengan memilih beberapa
kluster dan untuk kluster yang terpilih tersebut diamati semua satuan sampling yang ada
di
dalamnya. Langkah-langkah kerja selengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Populasi dibagi-bagi menjadi N buah cluster atau satuan sampling primer (SSP) yang
bersifat heterogen. Misalkan Indonesai terdiri dari 27 propinsi
2. Dipilih n buah cluster dengan menggunakan simple random sampling. Misalkan
terpilih
propinsi Jawa Barat dan Timor Timur.
3. Seluruh satuan sampling dari SSP tersebut diteliti. Jadi seluruh keluarga prasejahtera
yang berada di Jawa Barat dan Timor Timur harus diteliti
b. Two Stage Cluster Sampling (TSCS)
Jika contoh penelitian dengan SSCS diatas dilakukan dengan TSCS maka setelah
terpilih 2 propinsi (Jawa Barat dan Timor Timur), kita melakukan pemilihan tahap kedua
yaitu memilih secara acak beberapa kluster yang lebih kecil lagi yaitu kabupaten-
kabupaten
yang berada di propinsi terpilih. Cluster yang lebih kecil pada masing-masing SSP
disebut
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
30
satuan sampling sekunder (SSS). Jika secara acak terpilih 2 kabupaten di Jawa Barat dan
kabupaten di Timor Timur maka pengamatan dilakukan pada seluruh keluarga
prasejahtera
yang berada di ke 4 kabupaten tersebut.
Salah satu keunggulan CSR adalah pada saat membentuk kerangka sampling.
Dengan teknik ini, kita tidak perlu mempunyai kerangka sampling lengkap untuk satua
pengamatan sebab kerangka sampling tersebut bisa disusun kemudian. Keunggulan inilah
yang menyebabkan teknik ini, terutama two stage cluster sampling, banyak digunakan
dalam survai. Kerugiannya adalah presisinya kurang baik. Presisi ini bisa ditingkatkan
dengan dengan cara membentuk cluster yang didalamnya bersifat seheterogen mungkin.
Dalam praktek survai pembentukan cluster ini biasanya adalah daerah administratif (desa,
kecamatan, kabupaten, dan setrusnya). Pembentukan cluster berdasarkan wilayah tersebut
menyebabkan teknik tersebut disebut area sampling.
Berdasarkan penjelasan teknik-teknik sampling probabilistik diatas, terlihat bahwa
masing-masing teknik mempunyai kelebihan dan kekurangan. Emory dan Coper
menjelaskan deskripsi, keunggulan, dan kelemahan dari keempat teknik tersebut, seperti
disajikan pada Tabel berikut.
Tipe Deskripsi Keunggulan Kelemahan
Simple random Setiap elemen
populasi mempunyai
peluang yang sama
untuk terpilih ke
dalam sampel.
Proses pemilihan
menggunakan tabel
random
Mudah diimplementasi- kan
dengan otomatisasi atau
komputerisasi
Membutuhkan daftar
anggota poluasi
Memerlukan lebih banyak
waktu
Memerlukan ukuran sampel
besar
Menghasilkan galat besar
Mahal
Systematic Pemilihan elemen
populasi dimulai
dengan random seed
dan elemen
selanjutnya dipilih
setiap elemen ke k
Sederhana untuk diran-cang
Mudah digunakan
dibandingkan simple
random
Mudah menentukan
distribusi sampling dari
rata-rata atau proporsi
Kurang mahal dibandingkan
simple random
Periodisiti dalam populasi
menyebabkan distorsi
sampel dan hasilnya
Jika daftar anggota populasi
cenderung monotonik, akan
menghasilkan estimasi bias
berdasarkan titik mulainya
Stratified Populasi dibagi
menjadi subpopulasi
atau strata dan dari
setiap strata tersebut
dipilih satuan
pengamatan secara
random
Peneliti mengawasi ukuran
sampel dalam strata
Peningkatan efisiensi
statistik
Menyediakan data untuk
menyajikan dan
menganalisis sub populasi
(strata)
Memungkinkan penggunaan
metode berbeda dalam strata
Kesalahan meningkat jika
subgrup dipilih pada ukuran
berbeda
Mahal, khususnya jika strata
harus dibuat sendiri
Metode PI Ekonomi: Pengambilan Sampel
31
Cluster Populasi dibagi
menjadi sub
populasi yang
bersifat heterogen.
Beberapa
subpopulasi dipilih
secara random untuk
diteliti lebih lanjut
Memberikan estimasi
parameter tak bias jika
dikerjakan sempurna
Lebih efisien secara
ekonomis dibandingkan
simple random
Biaya termurah per sampel,
terutama kluster geografis
Mudah dilaksanakan tanpa
daftar anggota populasi
Sering menghasilkan
efisiensi statistik yang
rendah (kesalahan tinggi)
yang disebabkan subgrup
relatif homogen

You might also like