You are on page 1of 7

PERBEDAAN HUKUM PERDATA DAN HUKUM

PIDANA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : AKBAR TRIYAS TRIESKI
KELAS : X.1

Guru pembimbing : HJ.Masayu Nadra

TAHUN AJARAN 201O-2O11


SMA NEGRI 15 PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum,wr,wb

Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada


pembentukan siri yang beragam sari segi
agama,sosiokultural,bahasa,usia,bangsa dan suku bangsa untuk menjadi
warga Negara Indonesia yang cerdas,terampil,dan berkarakter sesuai yang
diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.

Mata pelajaran kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk


membentuk warga Negara yang setia kepada bangsa dan Negara
Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak.

1)berfikir secara kritis,rasional,dan kreatif dalam menanggapi isu


kewarganegaraan.

2)berpatisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab serta bertindak


secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,berbangsa san bernegara

3)berkembang secara positif dan demokratis

4)berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan sunia secara


langsung atau tidak langsung .

Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi yang
membaca.

Palembang,19 oktober 2010

Penyusun
HUKUM PERDATA

Hukum perdata adalah segala hukum pokok yang mengatur kepentingan kepentingan
perorangan. Hukum perdata di Indonesia diberlakukan bagi :

a. Untuk golongan bangsa Indonesia asli berlaku hukum adat yaitu hukum yang sejak dulu tetap
berlku dikalangan rakyat yang sebagian besar masih belum tertulis tetapi hidup dalam tindakan-
tindakan rakyat, mengenai seala soal dalam kehidupan masyarakat.

b. Untuk golongan warga negara bukan asli yang berasal dari tionghoa dan eropa

berlaku KUHPer dan KUHD.

Ciri-ciri/sifat-sifat hak kebendaan HUKUM PERDATA :

1. Hak kebendaan merupakan hak yang bersifat mutlak yaitu dapat dipertahankan terhadap
siapapun juga
2. Hak kebendaan mempunyai zaaksgevolg/droit de suit yaitu hak it uterus mengikuti
bendanya di manapun berada atau di tangan siapapun berada.
3. Hak kebendaan yang lebih dulu terjadi mempunyai tingkatan yang lebih tinggi daripada
hak terjadi kemudian.
4. Hak kebendaan mempunyai sifat droit de preference yaitu hak yang lebih didahulukan
5. Gugatan hak kebendaan disebut gugat kebendaan.

Apabila haknya ada yang menganggu maka ia dapat melakukan bermacam-macam


gugat/actie misalnya: penuntutan kembali.penggantian kerugian, pemulihan keadaan
semula

Dalam hak perorangan gugatan hanya dapat dilakukan terhadap pihak lawannya
saja/wederpartij.  

Pembedaan Hak-hak Kebendaan

Seperti telah dijelaskan bahwa hak perdata itu dibagi menjadi dua yaitu: hak mutlak dan hak
nisbi.

Hak mutlak dibagi lagi menjadi tiga:

1. Hak kepribadian
2. Hak yang terletak dalam hukum keluarga
3. Hak kebendaan
4.

Hak kebendaan dapat dibedakan:


1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan baik atas bendanya sendiri maupun benda
milik orang lain/zakelij genotsrecht, missal nya : hak eigendom/hak milik, bezit
2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan/zakelijk zakerheidsrecht, misalnya: hipotik, pand.

Para ahli hukum di Indonesia berkesimpulan bahwa Hukum itu memiliki unsur-unsur dan ciri-
ciri hukum.
Unsur-unsur hukum meliputi :

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam bermasyarakat


2. Peraturan tersebut dibuat oleh badan yang berwenang
3. Peraturan itu secara umum bersifat memaksa
4. Sanksi dapat dikenakan bila melanggarnya sesuai dengan ketentuan atau perundang-
undangan yang berlaku.

Maksud dari uraian unsur-unsur hukum di atas adalah bahwa hukum itu berisikan peraturan
dalam kehidupan bermasyarakat, hukum itu diadakan oleh badan yang berwenang yakni badan
legislatif dengan persetujuan badan eksekutif begitu pula sebaliknya, secara umum hukum itu
bersifat memaksa yakni hukum itu tegas bila dilanggar dapat dikenakan sanksi ataupun
hukumna sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Sedangkan Ciri-ciri hukum antara lain :


1. terdapat perintah ataupun larangan dan
2. perintah atau larangan tersebut harus dipatuhi oleh setiap orang

Tiap-tiap orang harus bertindak demikian untuk menjaga ketertiban dalam bermasyarkat. Oleh
karena itu, hukum meliputi berbagai peraturan yang menentukan dan mengatur hubungan
antara orang yang satu dengan orang yang lain yang dapat disebut juga kaedah hukum yakni
peraturan-peraturan kemasyarakatan.

agar terciptanya tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat, maka haruslah peraturan-
peraturan itu dipatuhi oleh tiap-tiap orang. Tetapi karena pada zaman dahulu pun sudah
banyak yang tidak mau mematuhi hukum, maka hukum harus mempunyai suatu sifat yang
memaksa.

Dengan demikian, hukum itu mempunyai sifat mengatur dan memaksa.

1. PENGERTIAN
Hukum pidana adalah hokum yang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan
terhadap kepentingan umum , perbuatan mana di ancam dengan hukuman yang merupakan suatu
penderitaan atau siksaan

2. Tujuan hokum Pidana

1) prefentif (pencegahan) untuk menakut – nakuti setiap orang jangan sampai melakukan
perbuatan yang tidak baik

2) respresif (mendidik)mendidik seseorang yang pernah melakuakanperbuatan tidak baik


menjadi baik dan dapat diterima kembali dalam kehidupan bermasyarakat

3. pembagian hokum pidana

1) hokum pidana objektif (ius poenale) semua peratuaran tentang perintah atau larangan
terhadap pelanggaran yang mana di ancam dengan hukuman yang bersifat siksaan ,
dibagi 2 :

a) hokum pidana material

hokum yang mengatur tentang apa , siapa, dan bagai mana orang dapat dihukum

b) hokum pidana formal

yang mengatur cara-cara menghukum seseorang yang melanggar peraturan pidana

2) hokum pidana subjektif ( ius puniendi)

ialah hak Negara atau alat-alat untuk menghukum berdasarkan hokum pidana objektif .

3)hokum pidana umum

Ialah hokum pidana yang berlaku untuk setiap penduduk kecuali anggota ketentaraan

1. TINDAK PIDANA
pengertian tindak pidana (delik )

delik adalah perbuatan yang melanggar UU , dan oleh karena itu bertentangan dengan UU
yang dilakukan dengan sengaja oleh orang yang dapat di pertanggung jawabkan atau
perbuatan yang dapat dibebankan oleh hokum pidana .

2. unsure-unsur

1) unsure-unsur tindak pidana (delik) :

 harus ada suatu kelakuan (gedraging)


 harus sesuai dengan uraian UU ( wettelijke omshrijving)
 kelakuan hokum adalah kelakuan tanpa hak
 kelakuan itu diancam dengan hukuman

2) unsure objektif , adalah mengenai perbuatan , akibat dan keadaan ;

 perbuatan :

 dalam arti positif, perbuatan manusia yang disengaja

 dalam arti negative , kelalaian

 akibat , efek yang timbul dari sebuah perbuatan

 keadaan , sutu hal yang menyebabkan seseorang di hokum yang berkaitan


dengan waktu

3) unsure subjektif

Adalah mengenai keadaan dapat di pertanggung jawabkan dan schold (kesalahan)


dalam arti dolus (sengaja) dan culpa (kelalaian ).

Tujuan hukum pidana memberi system dalam bahan-bahan yang banyak dari hukum: azas-azas
dihubungkan satu sama lain sehingga dapat dimasukkan dalam satu system. Penyelidikan secara
demikian adalah dogmatis yuridis. Peninjauan bahan-bahan hukum pidana terutama dilakukan
dari sudut pertanggung jawaban manusia tentang perbuatan yang dapat dihukum.

Pada prinsipnya sesuai dengan sifat hukum pidana sebagai hukum public tujuan pokok
diadakannya hukum pidana ialah melindungi kepentingan –kepentingan masyarakat sebagai
suatu kolektiviteit dari perbuatan-perbuatan yang mengancamnya atau bahkan merugikannya
baik itu datang dari perseorangan maupun kelompok orang (suatu organisasi). Berbagai
kepentingan bersifat kemasyarakatan tersebut antara lain ialah ketentraman, ketenangan dan
ketertiban dalam kehidupan masyarakat.

You might also like