Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cara yang dapat ditempuh perusahaan untuk bertahan dalam
disebut IPO (Initial Public Offering). Salah satu masalah utama yang akan
muncul dalam IPO adalah berapa harga yang paling tepat untuk selembar
harga tersebut sering terjadi perbedaan harga terhadap saham yang sama
antara di pasar perdana dan di pasar sekunder. Hal ini yang mengakibatkan
penentuan harga saham saat IPO lebih rendah dibandingkan dengan harga
yang terjadi di pasar sekunder pada hari pertama. Sebaliknya, bila harga
saham saat IPO lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang terjadi di
pasar sekunder pada hari pertama maka hal ini disebut overpricing
(Gerianta, 2003:2).
yang tinggi karena dengan harga yang tinggi maka akan semakin besar
dengan emiten, yaitu dengan membeli saham yang tidak laku dijual pada
saat IPO dengan harga murah. Hal ini menyebabkan emiten harus
harga saham di pasar perdana lebih rendah dibanding harga saham di pasar
perusahaan pada saat IPO merupakan hal yang menarik untuk diteliti
Mudrik, 2002). Hal ini juga didukung oleh Kim, dkk (1993) yang
akurat ke pasar. Hal ini berarti penggunaan auditor yang memiliki reputasi
pula karena hal ini akan mengurangi underpricing. Tapi, hal ini tidak
dengan underpricing.
maka akan terlihat bahwa resiko yang akan dihadapi investor akan
underpricing.
karena dialami oleh sebagian besar pasar modal di dunia. Besarnya nilai
McDonald dan Fisher (1972), Ibbotson (1975), dan Ritter (1984) dalam
underprice.
7
yang melakukan IPO akan mengalami underpricing. Hal ini juga didukung
perubahan harga.
B. Identifikasi Masalah
saham perdana
9
saham perdana
C. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
saham perdana ?
perdana ?
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
sejenis.
BAB II
A. Kajian Teori
1. Pasar Modal
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal
yang umumnya lebih dari satu tahun. Di tempat ini, para pelaku pasar
oleh emiten. Sebaliknya, di pasar modal itu pula perusahaan (entities) yang
terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten (pihak
jalan keluarnya. Hal itu tidak mustahil akan terjadi bila alternatif dana
sangat terbatas.
b. Bagi pemodal
pasar modal calon investor dapat memilih berbagai jenis efek yang
kredit.
d. Bagi pemerintah
perkembangannya.
a. Supply sekuritas
modal.
2. Go Public
program investasinya.
1. Diversifikasi
perusahaan.
2. Meningkatkan likuiditas
perusahaan tersebut.
2. Pengungkapan (disclosure)
dimilikinya.
publik dengan hak veto yang rendah umumnya akan diganti dengan
melalui go public.
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang telah diatur dalam undang-
1. Full/firm commitment
2. Best Effort
Pada metode ini, penjamin emisi hanya bertindak sebagai agen yang
menerima komisi untuk tiap saham yang terjual. Penjamin emisi secara
4. Underpricing
underpriced if they begin at the public market at price that is higher than
sebagai suatu keadaan dimana harga saham pada saat penawaran perdana
dilihat sebagai suatu kondisi di mana secara rata – rata, harga pasar
mana harga pasar saham yang baru ditawarkan secara rata – rata
dapat diterima di pasar dengan harga yang lebih tinggi, kenapa tidak
dijual pada harga tersebut, yaitu harga pada saat penutupan hari pertama
(2000).
(IR) yang dikembangkan oleh Alli dan Yung (1994) dalam Aminul
selisih antara harga penutupan saham (closing price) pada hari pertama
Keterangan :
P0 = harga saham pada saat IPO
P1 = harga penutupan pada hari pertama di pasar sekunder
1. Asimetri Informasi
informasi yang tidak sama atau seimbang baik antara yang dimiliki oleh
tinggi.
2006:2)
2. Signaling Hypothesis
3. Litigation Risk
pihak manajemen dengan pihak luar termasuk para calon pemodal. Hal
5. Reputasi Underwriter
nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah pihak yang membuat
kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek
securities house.
saham perusahaan pada publik, hal ini dikarenakan proses tawar menawar
terjual. Jika ada saham yang tidak terjual, saham tersebut akan ditarik
oleh perusahaan.
emiten dengan harga yang lebih rendah dari harga penawaran. Selisih
yang lebih murah dibawah harga pada penawaran perdana yang telah
disepakati sebelumnya.
Commitment)
yang besar. Dilihat dari fungsinya penjualan saham yang dilakukan oleh
dan Suret (2001 dalam Helen 2005:92) yang menemukan bahwa tingkat
investor (pemodal).
investor.
mikro.
31
kepada total nilai perdagangan (trade value) yang dilakukan oleh masing-
Tabel 1.
Pengelompokkan Underwriter Berdasarkan
Perangkingan yang Dikeluarkan Oleh BEI
Rangking Nilai
Underwriter
1-25 5
26-50 4
51-75 3
76-100 2
101-125 1
6. Reputasi Auditor
bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas
Salah satu tugas dari seorang auditor adalah melakukan audit terhadap
tahunan. Carpenter dan Strawser (1977) dalam Siti dan Nur (1998:22)
tinggi. Bila harga penawaran tinggi maka tingkat underpriced emiten akan
semakin rendah.
kualitas auditor. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Daljono (2000),
2. Kepentingan publik
3. Integritas
4. Objektivitas
6. Kerahasiaan
7. Perilaku profesional
profesi.
8. Standar teknis
bereputasi berdasarkan KAP yang menjadi partner dari auditor the Big
Five untuk tahun 1998 sampai dengan 2001 dan partner dari auditor the
Big Four untuk tahun 2002 sampai dengan 2003. Sedangkan, dalam
penelitian ini kategori KAP yang bereputasi adalah KAP di Indonesia yang
36
menjadi partner dari auditor the Big Four. KAP Indonesia yang berpartner
pada tahun 2006 sampai sekarang. Sedangkan pada tahun 2005 adalah
dua belas bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Imam dan Mudrik (2002)
38
tingkat underpricing.
underpricing telah dilakukan oleh Siti dan Nur (1998), faktor-faktor yang
underpricing.
positif terhadap initial return yaitu reputasi penjamin emisi dan financial
initial return.
yang dilakukan oleh Kooli dan Suret (2001) dalam (Helen, 2005:92)
2003:365).
Hal senada juga diungkapkan oleh Ali dan Hartono (2001) dalam
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memiliki reputasi baik. Hal ini
D. Kerangka Konseptual
perdananya
(X1), reputasi auditor (X2), dan return on asset (X3) berpengaruh terhadap
Reputasi
Underwriter
(X1)
Reputasi Auditor
(X2)
Underpricing
Saham Perdana
(Y)
Return on Asset
(ROA)
(X3)
E. Hipotesis
underpricing saham.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian ini bersifat kausatif. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan
Initial Public Offering (IPO) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sebagai berikut:
harga penawaran saham pada saat IPO lebih rendah secara signifikan
hari pertama.
Tabel 2.
Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Perusahaan yang melakukan IPO di BEI pada periode
2005-2009 75
Perusahaan yang tidak mengalami underpriced (9)
Perusahaan IPO kategori keuangan dan perbankan (13)
Sampel yang dikeluarkan karena data tidak lengkap (3)
Total perusahaan yang menjadi sampel 50
Tabel 3.
Daftar Sampel Perusahaan Yang Melakukan IPO
Tahun 2005-2009
47
D. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen
a. Underpricing (Y)
pada pasar perdana, atau dengan kata lain dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Keterangan :
P0 = harga saham pada saat IPO
P1 = harga penutupan pada hari pertama di pasar sekunder
2. Variabel Independen
tersebut per tahunnya yang dikeluarkan oleh BEI dari tahun 2005-
yang bereputasi adalah KAP yang bermitra dengan The Big Four
tax dan total asset yang dimiliki oleh perusahaan yang dirumuskan
sebagai berikut :
E. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
2. Data kualitatif, yang meliputi data nama underwriter dan data nama
c. Media masa, jurnal pasar modal, internet, serta publikasi lain yang
b. Uji Multikolinearitas
1. Jika angka tolerance di atas 0,1 dan VIF < 10 dikatakan tidak
c. Uji Heterokedastisitas
a. Model
Dimana :
UP : Underpricing
53
β0 : Konstanta
β1 – β3 : Koefisien
UND : Reputasi Underwriter
AUD : Reputasi Auditor
ROA : Return On Asset
ε : Residu
1. Uji Model
a) Uji F ( F-test)
R2
Ftest = k −1
1− R 2
n− k
Dimana:
R2 : koefisien determinasi
k : jumlah variabel pengaruh dan variabel terpengaruh
n : jumlah tahun pengamatan
Kriteria pengujian :
2
∑ et
R = 1−
2
2
∑ yi
Dimana :
R2 : koefisien determinan
et2 : variabel pengganggu
yi2 : total sum square
2. Uji t (t-test)
thitung yang diperoleh lebih besar dari pada ttabel maka hubungan
βi
t test =
Sβ i
55
dimana,
βi : koefisien regresi variabel
Sβi : standar error dari koefisien
underpricing saham.
G. Definisi Operasional
1. Variabel dependen
a. Underpricing (Y)
56
2. Variabel Independen
kinerjanya.
diberikannya.
BAB IV
A. TEMUAN PENELITIAN
1. Pasar Modal
pasar modal No.28 tahun 1995 memberikan pengertian pasar modal yang
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
dengan skala yang lebih besar dan pada gilirannya akan meningkatkan
Pasar modal Indonesia terbagi dua yaitu pasar perdana dan pasar
sekunder atau pasar regular. Pasar perdana adalah pasar dimana untuk
upaya diversifikasi.
(Go Public)
ke pasar perdana. Kegiatan ini disebut dengan Initial Public Offering atau
penawaran umum.
dua tahun pertama harus tergolong cukup sehat dan satu tahun terakhir
tergolong sehat.
sosial.
1. Analisis Deskriptif
(Y)
61
berikut:
keterangan:
= 5,88
Tabel 4.
Underpricing Saham Perusahaan
No Nama Perusahaan Underpricing
1 PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk 0,0588
63
2 PT. Arpeni Pratama Ocean Line, Tbk 0,1200
3 PT. Excelmindo Pratama, Tbk 0,1500
4 PT. Multi Indocitra, Tbk 0,3265
5 PT. Bakrie Telecom, Tbk 0,4091
6 PT. Malindo Feedmill, Tbk 0,2841
7 PT. Radiant Utama Interinsco, Tbk 0,5000
8 PT. Total Bangun Persada, Tbk 0,0725
9 PT. Indonesia Air Transport, Tbk 0,0385
10 PT. Truba Alam Manunggal, Tbk 0,6364
11 PT. Central Proteinapriama, Tbk 0,6818
12 PT. Mobile-8 Telecom, Tbk 0,2444
13 PT. Bisi International, Tbk 0,7000
14 PT. Panorama Transportasi, Tbk 0,6939
15 PT. Bukit Darmo Property, Tbk 0,7000
16 PT. Sampoerna Agro, Tbk 0,0791
17 PT. Media Nusantara Citra, Tbk 0,0444
18 PT. Perdana Karya Perkasa, Tbk 0,7000
19 PT. Laguna Cipta Griya, Tbk 0,6960
20 PT. Darma Henwa, Tbk 0,6866
21 PT. Perdana Gapura Prima, Tbk 0,1129
22 PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk 0,3333
23 PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 0,1951
24 PT. Sat Nusaperdana, Tbk 0,1034
25 PT. Jasa Marga (persero), Tbk 0,2059
26 PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 0,5935
27 PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 0,1000
28 PT. Alam Sutera Reality, Tbk 0,6952
29 PT. Indo Tambangraya Megah , Tbk 0,4000
30 PT. Cowell Development, Tbk 0,7000
31 PT. Bukit Darmo Property, Tbk 0,6667
32 PT. Bekasi Asri Pemula, Tbk 0,7000
33 PT. Elnusa, Tbk 0,2875
34 PT. Yanaprima Hastapersada, Tbk 0,1743
35 PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk 0,3294
36 PT. Gozco Plantations, Tbk 0,2222
37 PT. Bumi Serpong Damai. Tbk 0,0182
38 PT. Indika Energy, Tbk 0,1610
39 PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 0,7000
40 PT. Kertas Basuki Rachmat, Tbk 0,3654
41 PT. Adro Energy, Tbk 0,5727
42 PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 0,6636
43 PT. Trada Maritime, Tbk 0,2720
44 PT. Sekawan Intipratama, Tbk 0,0600
45 PT. Trikomsel Oke, Tbk 0,0222
46
PT. Inovisi Infracom, Tbk 0,1600
47 PT. Metropollitan Kentjana, Tbk 0,3095
48 PT. BW Plantation, Tbk 0,0364
49 PT. Dian Swastika Sentosa, Tbk 0,5000
50 PT.Bumi Citra Permai, Tbk 0,5727
Tertinggi 0,7000
Terendah 0,0182
Rata-rata 0,3611
64
65
persen yang artinya terdapat perbedaan harga saham yang sangat besar
yang terjadi pada hari pertama perdagangan di BEI dimana harga pada
saat IPO jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga penutupan pada
yang artinya harga saham pada saat IPO tidak terlalu rendah
36,11 persen.
underwriter yang terdaftar di BEI setiap tahunnya, lalu dari total nilai
Tabel 5.
Nilai Underwriter Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO
No Tanggal Nama Perusahaan Underwriter Ranking Nilai
1 9/6/2005 Multistrada Arah Sarana Tbk PT CIMB-GK Goh sec Indo 8 5
2 22/06/2005 Arpeni Pratama Ocean Line Tbk PT Mandiri Sec 14 5
3 29/09/2005 Excelmindo Pratama Tbk PT CIMB-GK Goh sec Indo 8 5
4 21/12/2005 Multi Indocitra Tbk PT Makinta Sec 62 3
5 3/2/2006 Bakrie Telecom Tbk PT Danatama Makmur 34 4
6 10/2/2006 Malindo Feedmill Tbk PT CIMB-GK Goh sec Indo 9 5
7 12/7/2006 Radiant Utama Interinsco Tbk PT Makinta Sec 64 3
8 25/07/2006 Total Bangun Persada Tbk PT Kim Eng Sec 2 5
9 13/07/2006 Indonesia Air Transport Tbk PT Bhakti Sec 38 4
10 16/10/2006 Truba Alam Manunggal E. Tbk PT Danatama Makmur 34 4
11 28/11/2006 Central Proteinaprima Tbk PT Danatama Makmur 34 4
12 29/11/2006 Mobile-8 Telecom Tbk PT CIMB-GK Goh sec Indo 9 5
13 28/05/2007 Bisi International Tbk Indopremier Sec 23 5
14 31/05/2007 Panaorama Transportasi Tbk Danpac Sec 41 4
15 15/06/2007 Bukit Darmo Property Tbk Ciptadana Sec 14 5
16 18/06/2007 Sampoerna Agro Tbk Danareksa Sec 5 5
17 22/06/2007 Media Nusantara Citra Tbk Danareksa Sec 5 5
18 11/7/2007 Perdana Karya Perkasa Tbk Investindo Nusantara sec 29 4
19 13/07/2007 Laguna Cipta Griya Tbk BNI Sec 35 4
20 26/09/2007 Darma Henwa Tbk PT Danatama Makmur 17 5
21 10/10/2007 Perdana Gapuraprima Tbk Mandiri Sec 15 5
22 29/10/2007 PT Wijaya Karya (persero) Tbk PT CIMB-GK Goh Sec Indo 8 5
23 6/11/2007 Ace Hardware Indonesia Tbk CLSA Indonesia 2 5
24 8/11/2007 Sat Nusapersada Tbk Trimegah Sec 10 5
25 12/11/2007 Jasa Marga (persero) Tbk Danareksa Sec 5 5
26 4/12/2007 Jaya Konstruksi M.Pratama Tbk Indo Premier Sec 23 5
27 12/12/2007 Catur Sentosa Adiprana Tbk DBS Vickers Sec 11 5
28 18/12/2007 Alam Sutera Realty Tbk Ciptadana Sec 14 5
29 18/12/2007 Indo Tambangraya Megah Tbk UBS Sec Indonesia 3 5
68
Dari data di atas dapat dilihat bahwa nilai reputasi tertinggi adalah
menaikkan usahanya.
dengan The Big Four akan mendapat nilai 1. Sementara, KAP yang
merupakan KAP yang masuk dalam The Big Four. Sedangkan auditor
bawah ini:
Tabel 6.
Nilai Auditor Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO
sebagai berikut:
maka ROA dari PT Total Bangun Persada, Tbk dapat dihitung sebagai
berikut:
tahun 2005 sampai dengan 2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7.
ROA Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO
Tahun 2005-2009
73
2. Statistik Deskriptif
masing variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, yang menjadi
Tabel 8.
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
paling tinggi (maksimum) yaitu sebesar 0,70 dan yang paling rendah
adalah 0,00.
pengujian yang harus dipenuhi agar hasil olahan data benar-benar dapat
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk menguji dalam sebuah
nilai asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan
normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 9.
Hasil Uji Normalitas
77
0,742 > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa seluruh data terdistribusi
dengan normal.
2. Uji Multikolinearitas
signifikan.
1. Jika angka Tolerance di atas 0,1 dan VIF < 10 dikatakan tidak terdapat
gejala multikolinearitas.
78
2. Jika angka Tolerance di bawah 0,1 dan VIF > 10 dikatakan terdapat
gejala multikolinearitas.
Tabel 10.
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
sebesar 1,077, reputasi auditor (X2) sebesar 1,108, dan ROA (X3) sebesar
1,004. Sementara semua variabel juga memiliki nilai Tolerance > 0,1 yaitu
3. Uji Heterokedastisitas
heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Apabila nilai Sig > 0,05 maka
Tabel 11.
Hasil Uji Heterokedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .062 .100 .618 .540
penjaminemisi .029 .023 .191 1.293 .202
dauditor -.028 .038 -.112 -.745 .460
ROA -.057 .049 -.168 -1.157 .253
a. Dependent Variable: AbsUt
dari masing-masing variabel menunjukkan bahwa level sig > α 0,05 yaitu
0,202 > 0,05 untuk variabel reputasi underwriter (penjamin emisi), 0,460
> 0,05 untuk variabel reputsi auditor, dan 0,253 > 0,05 untuk variabel
1. Uji Model
a. Uji F (F-test)
80
Tabel 12.
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .801 3 .267 5.364 .003a
Residual 2.289 46 .050
Total 3.090 49
a. Predictors: (Constant), penjaminemisi, ROA, dauditor
b. Dependent Variable: underpricing
Sumber Pengolahan 2010
Dari hasil analisis data di atas, dapat dilihat bahwa angka
signifikansi sebesar 0,003 < α 0,05 dan Fhitung 5,364 > Ftabel 2,79, sehingga
Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa persamaan regresi yang
saham perdana. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu
81
pada perusahaan yang melakukan IPO, seperti yang terlihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 13.
Hasil Koefisien Regresi Berganda
Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) .979 .186 5.274 .000
penjaminemisi -.130 .042 -3.096 .003
dauditor -.081 .070 -1.157 .253
ROA -.091 .091 -.997 .324
Sumber: Pengolahan Data Statistik 2010
Model:
Keterangan:
Y = Underpricing saham
X1 = Reputasi underwriter
X2 = Reputasi Auditor
82
X3 = ROA
penelitian ini sebesar 0,979, yang merupakan nilai tetap pada model ini,
dimana nilainya tetap 0,979 dan tidak dipengaruhi oleh perubahan variabel
bebas.
saham perdana (Y) adalah negatif dengan koefisien regresi -0,130. Jika
underpricing saham turun sebesar 0,130 persen. Dengan kata lain, semakin
saham dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap (reputasi auditor dan
-0,081. Dengan kata lain, underpricing yang terjadi pada perusahaan yang
yang bereputasi.
0,091 persen dengan asumsi variabel lainnya tetap. Dengan kata lain, ROA
83
c. Adjusted R2
variasi variabel terikat. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada
Tabel 14.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,211 atau 21,10%. Ini berarti
84
a. Jika tingkat signifikansi < α= 0,05 dan koefisien (β) negatif maka
b. Jika tingkat signifikansi < α= 0.05 dan koefisien (β) positif maka
c. Jika tingkat signifikansi > α= 0,05 dan koefisien (β) negatif maka
berikut:
underpricing saham
sig 0,003 < 0,05 dan nilai thitung -3,096 < ttabel -2,0129 serta koefisien
underpricing saham
mempunyai nilai sig 0,253 > 0,05 dan t hitung -1,157 > ttabel -2,0129.
lain H2 ditolak.
saham
dikarenakan variabel ROA mempunyai nilai sig 0,324 > 0,05 dan
E. PEMBAHASAN
baik juga dapat meningkatkan image perusahaan dimata investor karena hal
investornya. Selain itu, reputasi penjamin emisi dapat dipakai sebagai sinyal
2002).
perdana. Tapi, hasil penelitian ini tidak relevan dengan penelitian Chastina
dan Dwi (2005) yang menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang
secara berkala.
karena itu, tinggi rendahnya reputasi auditor yang melakukan audit terhadap
hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Daljono
(2000) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara reputasi
opini atas kewajaran laporan keuangan yang pernah dilakukan oleh auditor
89
auditor yang bereputasi, hal ini masih kurang ditanggapi positif oleh investor.
Walaupun hasil penelitian ini tidak signifikan, namun jika dilihat dari
namun hasil ini tidak berpengaruh secara signifikan. Temuan ini dapat
melakukan audit keuangan pada perusahaan, maka akan semakin tinggi pula
Perdana
kecilnya return on asset yang dimiliki perusahaan yang akan melakukan IPO
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri (2007) yang menyatakan bahwa
90
laba.
Walaupun hasil penelitian ini tidak signifikan, namun jika dilihat dari
BAB V
A. SIMPULAN
disimpulkan bahwa:
rendah.
perusahaan.
dalam penelitian ini yang masih perlu direvisi pada penelitian selanjutnya,
antara lain:
penelitian ini adalah 5 tahun. Hal ini disebabkan bahwa selama rentang
tahunnya rendah.
sebesar 21,10%.
93
financial leverage.