Professional Documents
Culture Documents
oleh:
Ekstensi 2008
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS INDONESIA
2010
PENDAHULUAN
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar perusahaan.
Kegiatan penawaran umum tersebut dalam rangka ‘go public’nya suatu perusahaan.
Perusahaan yang akan ‘go public’ dan menawarkan saham perdananya disebut
calon emiten.
Penawaran saham oleh calon emiten kepada masyarakat harus berdasarkan tata
cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Emiten atau perusahaan yang melakukan penawaran umum dapat berbentuk BUMN,
BUMD, Swasta Nasional, Swasta Asing dan Joint Venture.
ASPEK-ASPEK YANG BERKAITAN DENGAN IPO/PENAWARAN UMUM :
Keuangan, perusahaan yang akan melakukan go public diharuskan memiliki bisnis yang
menghasilkan keuntungan paling sedikit 2 tahun terakhir sebelum pencatatan ke pasar modal.
Legal, tentunya seluruh kepatuhan peraturan perundang-undangan harus diikuti oleh perusahaan
dalam menjalankan usahanya. Hal yang sangat penting adalah sejarah dan kronologis perpindahan
kepemilikan saham sejak berdirinya perusahaan sampai akan dilaksanakan go public.
Akuntansi, pencatatan pembukuan keuangan harus mengikuti standar akuntansi yang berlaku di
Indonesia yaitu PSAK. Dan perusahaan harus di audit oleh Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di
Bapepam.
Keterbukaan (Good Governance), sebagai perusahaan yang akan melakukan go public dituntup
untuk memberikan keterbukaan dalam melaksanakan governance perusahaan secara transparan
dan fair. Dimana informasi yang disampaikan kepada public harus sama pada semua pihak dan
tidak ada diskriminasi.
TAHAP-TAHAP IPO
1. Tahap Persiapan
Pada tahap yang paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih
dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta
persetujuan para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham.
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor.
Apabila perusahaan itu sudah dinyatakan efektif, berarti saham dari perusahaan itu
sudah bisa dijual. Penjualan dilakukan melalui penawaran umum (initial public
offering/IPO).
Dalam konteks pasar modal penjualan saham melalui mekanisme IPO ini disebut
dengan penjualan saham di pasar perdana, atau biasa juga disebut dengan pasar
perdana.
Setelah melakukan penawaran umum, perusahaan yang sudah menjadi emiten itu
akan langsung mencatatkan sahamnya di Bursa Efek.
Perlu ditentukan papan perdagangan yang menjadi papan pencatatan emiten, yaitu:
Papan Utama (Main Board) atau Papan Pengembangan (Development Board).
Papan Utama ditujukan untuk emiten atau emiten yang mempunyai ukuran (size)
besar dan lamanya menjalankan usaha utama sekurang-kurangnya 36 bulan berturut-
turut. Sementara Papan Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan
yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk
perusahaan yang prospektif namun belum menghasilkan keuntungan.
TAHAP-TAHAP IPO.....cont’d
Perpindahan Papan
Perpindahan papan hanya terjadi dari papan pengembangan ke papan utama, dengan
persyaratan sebagai berikut:
Telah melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core business) yang
sama minimal 36 bulan berturut-turut.
Tidak mengalami kondisi atau peristiwa dan atau gugatan/perkara yang secara
material diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha.
2) Jika memenuhi syarat, BEJ akan memberikan surat persetujuan prinsip pencatatan
yang dikenal dengan istilah Perjanjian Pendahuluan.
4) Apabila telah mendapat Pernyataan Efektif dari BAPEPAM, maka calon emiten
melakukan proses Penawaran Umum atau disebut juga Initial Public Offering.
Setelah dilakukan pencatatan saham yang baru IPO, pada hari itu juga mulai
dilakukan transaksi saham di Pasar Sekunder atau Bursa Saham.
Pada hari tersebut para pemilik saham yang diperoleh pada saat IPO dapat mulai
menawarkan atau menjual sahamnya kepada para ‘pemain’ di pasar sekunder atau
Bursa Efek.
Keuntungan & Kerugian Go-Public
Keuntungan Go-Public:
Kerugian Go-public:
Bursa Efek Jakarta melalui Peraturan nomor I-E tahun 2004 yang berlaku efektif
19 Juli 2004, mengatur berbagai kewajiban emiten tentang penyampaian informasi
kepada publik.
Laporan Berkala :
Laporan keuangan (interim dan tahunan)
Laporan Tahunan;
Laporan bulanan tentang aktivitas eksplorasi bagi Emiten pertambangan
(biaya yang dikeluarkan, pihak yang melakukan eksplorasi, metode dan hasil
pengujian);
Laporan Registrasi pemegang saham.
Dalam hal pemegang saham Emiten yang memiliki kepemilikan 5% atau
lebih merupakan badan usaha (PT), maka juga menyebutkan nama
pemegang saham PT tersebut;
Laporan Insidentil :
Public Expose
Public expose tahunan, wajib dilakukan 1 kali setahun yang dapat dilakukan pada hari
yang sama dengan penyelenggaraan RUPS:
Bursa Efek Jakarta mengatur ketentuan mengenai Delisting dan Relisting melalui Peraturan
Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (delisting) dan Pencatatan Kembali (relisting)
Saham di Bursa, yang mulai efektif berlaku sejak tanggal 19 Juli 2004.
Delisting atas suatu saham dari daftar Efek yang tercatat di Bursa dapat terjadi karena:
• Permohonan Delisting saham yang diajukan oleh emiten yang bersangkutan (voluntary
delisting)
• Dihapus pencatatan sahamnya oleh Bursa (forced delisting).
Persyaratan Voluntary Delisting:
• Telah tercatat sekurang-kurangnya 5 tahun;
• Disetujui RUPS (bukan RUPS Pemegang Saham Independen);
• Buy-back atas saham pemegang saham yang tidak menyetujui, yaitu pada harga tertinggi
antara :
Harga Nominal.
Harga pasar tertinggi selama 2 tahun ditambah premi 2 tahun yaitu harga perdana x
tingkat bunga SBI 3 bulan atau tingkat bunga obligasi pemerintah yang setara.
Harga wajar berdasarkan laporan appraisal.
Persyaratan Relisting
• Dapat melakukan relisting setelah 6 bulan setelah delisting, dengan ketentuan :
• Pencatatan kembali diperlakukan sama dengan pencatatan saham baru.
• Telah memperbaiki kondisi yang menyebabkan dilakukan delisting oleh Bursa (dalam hal
forced delisting).
TERIMA KASIH