You are on page 1of 3

boni.agung@gmail.com / http://info-csr.blogspot.

com

KEUNTUNGAN BAGI ORGANISASI ATAU PERUSAHAAN YANG


MELAKUKAN PROGRAM CSR

Hingga saat ini masih terjadi perdebatan di anatara para akedemisi dan praktisi
dan entrepreneur antara yang menyatakan CSR hanya menambah beban perusahaan dan
yang meyakini kinerja sosial penting dan berdampak hubungan positif dengan provit .
Pendapat tidak menguntungkan biasanya mengikuti pendirian Milton Friedman atau,
baru-baru ini, David Henderson, yang melabel CSR sebagai misguided virtue atau
kebaikan yang salah alamat. Sedangkan menurut Friedman dan Henderson
berpendirian bahwa tanggung jawab berada di pundak individu, bukan perusahaan.
Sebaliknya kalangan yang melihat kekuasaan bisnis kini sudah sangat besar, tidak setuju
perusahaan tak dapat diwajibkan pertanggungjawaban terhadap tindakan organisasi nya.
Kebijaksanaan universal menyetujui bahwa tanggung jawab membesar bersamaan
dengan kekuasaan, sebab itu perusahaan tidak lagi dapat mengelak dengan kewajiban
menyisihkan sebagian dari provitnya untuk program CSR.

Sejumlah besar penelitian telah membuktikan kinerja sosial dan kinerja finansial
perusahaan berkorelasi positif. Dan karenanya perdebatan mengenai keuntungan
menjalankan CSR sesungguhnya dapat dianggap sudah berakhir. Penelitian Marc
Orlitzky, Frank Schmidt, dan Sara Rynes pada 2003, menggunakan data 52 penelitian
sebelumnya dengan jumlah kasus 33.878 perusahaan yang merentang selama 30 tahun,
merupakan bukti terkuat hingga saat ini. Kalau pun ada yang ’’membuktikan sebaliknya,
bahwa tidak ada kaitan erat antara kinerja sosial dengan kinerja finansial perusahaan,
kesimpulannya hanya didasarkan pada kasus-kasus anekdotal berskala kecil.

Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh keuntungan dari bisnisnya.


Dengan melakukan CSR tujuan ini dapat terpenuhi.

Telah ditunjukkan oleh banyak studi kasus, perusahaan memperoleh banyak keuntungan
bila keberadaan jangka panjangnya terjamin. Keberlangsungan perusahaan ini erat berkait

1
boni.agung@gmail.com / http://info-csr.blogspot.com

dengan reputasi, yang diperoleh melalui hubungan baik dengan seluruh pemangku
kepentingan.

Di era ini hampir mustahil perusahaan menggunakan perlindungan kekuatan-


kekuatan represif tanpa mengorbankan reputasinya. CSR menjadi pilihan menjaga
keberlanjutan eksistensi perusahaan melalui reputasi yang baik; dan bukan hubungan
dengan kekuatan represif.

Jika perusahaan hanya mementingkan keuntungan finansial pada jangka pendek


dan mengorbankan aspek-aspek sosial dan lingkungan yang terjadi sehingga yang
terjadiadalah . Ketidakpedulian terhadap aspek sosial akan menuai protes masyarakat
yang bisa mengganggu kelacaran dari operasional dari suatu organisasi atau
perusahaan (semisal demonstrasi atau boikot).

Terhadap aspek lingkungan, selain reaksi masyarakat, disinsentif juga diterima


disinsentif dari pemerintah. Akibatnya, selain biaya operasi membengkak, reputasi
perusahaan tercoreng dan pada gilirannya dicerminkan dengan turunnya nilai saham.
Implikasi berikut yang mengancam adalah keengganan investor membiayai proyek baru.
Maka dari sudut pandang ini, CSR dengan triple bottom line-nya tentu adalah investasi
sangat berharga.

Banyak di temukan permasalahan di Indonesia menunjukkan, curahan investasi


sosial perusahaan dapat menimbulkan moral hazard berupa perilaku korup pada lembaga-
lembaga pemerintah dan LSM Misalnya, ketika diketahui perusahaan tertentu hendak
membangun jalan pada daerah tertenetu dan pemerintah daerah setempat juga
mengajukan anggaran untuk pekerjaan yang sama. Ruas jalan yang dibangun dengan
sumberdaya dari perusahaan, nyatanya diakui sebagai proyek pembangunan pemerintah
daerah.

Pelaksanaan CSR semesti tidak demikian. Bahkan, CSR seharusnya dapat


mendorong perwujudan kondisi tanpa korupsi (dan cici-ciri lain good governance, seperti
transparansi) di tubuh perusahaan maupun pemerintahan ,LSM dan masyarakat.

2
boni.agung@gmail.com / http://info-csr.blogspot.com

CSR harus berupaya meminimumkan dampak negatif atau externalities akibat


dari keberadaan perusahaan. Apabila perusahaan hendak menjalankan program CSR
maka sebaiknya dilakukan dengan transparansi maksimum. Dan karena CSR adalah
manajemen dampak operasi, batasannya terlebih dulu harus didefinisikan agar
perusahaan tidak memikul beban lebih berat dari yang seharusnya ditanggung. Yang juga
penting adalah membuat kesepakatan dengan seluruh pemangku kepentingan berkenaan
dengan tanggung jawab masing-masing pihak. Termasuk tanggung jawab pemerintah
terhadap masyarakat dan perusahaan.sehingga tidak ada celah bagi LSM nakal untuk
masuk dalam inti permasalahan.

You might also like