You are on page 1of 15

BAB I

Penggunaan EYD Dengan Baik dan Benar


 
A.  Huruf kapital : Huruf besar yang digunakan pada awal kalimat atau pada  kata-kata tertentu.

Huruf kapital atau huruf besar sebagai huruf pertama kata   pada awal kalimat, huruf
pertama petikan langsung, nama Tuhan, nama gelar, nama jabatan dan pangkat, contoh
            ·    Dia mengantuk
·    Kita harus bekerja keras
·    Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
·    Bapak menasihati, “Berhati-hatilah, Nak!”
·    Yang Maha Pengasih
·    Presiden Soekarno
·    Ia Gubernur DKI Jakarta
·    Bapak Menteri Hari Sabarno
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut
·    ”Siapakah gubernur yang baru saja dilantik itu?”
·    Brigadir Jendral Sugiarto baru dilantik menjadi mayor jendral.
      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang, nama bangsa, suku bangsa,
bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
            Contoh :
·    Dewi Mayasari
·    suku Sasak
·    bangsa Indonesia
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
·    mengindonesiakan kata asing
·    keinggris-inggrisan.
Huruf kapital tidak dipakai untuk kata ‘bangsa’, ’suku’,dan ‘bahasa’ yang mengawali
sebuah nama.
            ·    Bandung Lautan Api
·    Proklamasi Kemerdekaan
·    hari Minggu
·    Idul Fitri.
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
·    memproklamasikan kemerdekaan
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, negara, badan, lembaga
pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali konjungsi.
            Contoh :
·    Asia Tenggara
·    Jazirah Arab
·    Selat Sunda
·    Kota Bogor.
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
·    Berlayar ke teluk.
·    Pada hari minggu ku turut ayah ke kota.
·    Departemen Pendidikan Nasional
·    Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
·    Menurut undang-undang dasar kita
·    Menjadi sebuah republic
Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, sapaan, hubungan
kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan, dan judul karya ilmiah (bukan judul
buku).
      Contoh :
·    Dr. = Doktor
·    dr. = Dokter
·    Sdr. = Saudara
·    S.Sos. = Sarjana Sosial
·    Kapan Bapak berangkat?
·    Surat Saudara sudah saya terima.
      Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata   penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
      ·    Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
·    Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
·    PENELITIAN BAWANG GORENG
      Catatan: Jika judul karya ilmiah itu memiliki kata konjungsi (kata penghubung), maka huruf
kapital hanya diberikan di huruf pertama setiap kata, sementara huruf pertama kata konjungsi
tetap menggunakan huruf kecil.

B. Huruf Miring : huruf yang letaknya miring, tetapi tidak menyerupai tulisan tangan seperti
pada kursif.
Contoh :
◦     Penelitian Tentang Gempa Aceh dan Yogyakarta.
◦     Mereka pinjam atau beli ?
◦     Mahasiswa sedang melakukan observasi
◦     Ayah memesan tiga ratus telur ayam.

C. Penulisan Kata
a.   Kata Dasar ( Ke, di, dari )
Penulisan preposisi ini ditulis terpisah.
Contoh : di dalam, ke tengah, dari Surabaya. Perkecualian untuk hal ini adalah
·    Kepada
·    Keluar
·    Kemari
·    Daripada
      Kata dasar : ditulis sebagai satu kesatuan dimana kata tersebut tidak di tambahkan imbuhan.
Contoh :
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Andi sedang potong rumput
Kemarin Danu buang sebuah gambar
      b.   Kata turunan : Kata yang terdiri atas imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai
dengan kata dasar.
Contoh:
1.   Bergeletar, dikelola
      ◦     Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk
memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
      ◦     Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh:
menggarisbawahi, dilipatgandakan.
      ◦     Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis
serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
      ◦     Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-
Indonesia.
c. Kata Ulang : Kata yang terjadi akibat proses pengulangan.
Contoh :
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti
tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu) jamak (anak-anak, buku-buku) maupun yang berbentuk
berubah beraturan (centang-perenang, sayur-mayur).
d.   Gabungan kata atau kata majemuk
            1.   Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu
kota, sepak bola.
            2.   Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian,
dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar,
anak-istri saya.
            3.   Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan
kata yang ditulis serangkai.
     e.   Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) : Kata yang ditulis secara serangkai.
             Contoh:
            kumiliki bukumu
            miliknya kauambil
      f.   Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) : Merupakan kata penghubung yang ditulis
terpisah, maupun yang sudah lazim dapat di gabung.
            Contoh :
            Ditulis terpisah   :  di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
Sudah lazim       :  kepada, daripada, keluar, kemari, dll.
     g. Kata Sandang terbagi atas dua, yaitu :
Kata sandang tak tentu
                        Disebut indefinite article (indefinit a:tikl) dengan anggota : “a” dan “an”. Penggunaannya,
kata sandang “a” dipakai di depan kata yang dimulai dengan huruf konsonan (b, c, d, dsb)
sedangkan “an” mutlak dipakai di depan kata yang dimulai dengan huruf hidup alias vokal (a, i,
u, e, o).
Kata sandang tentu
                   Disebut  definite article (definit a:tikl) dengan anggota tunggal kata “the” yang
artinya :”itu”. Ini yang perlu diperhatikan dalam segi pengucapannya, bila kata “the” berada di
depan kata berhuruf mati maka harus dibaca (de) dan jika berada di depan kata berhuruf hidup
harus dibaca (di).
      h.   Partikel ( -lah, -pun ) : merupakan kata penghubung pada akhir kata.
            1.   Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai.
Contoh : bacalah, siapakah, apakah.
            2.  Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun,
bagaimanapun, dll.
                  Contoh : apa pun, satu kali pun.
            3.  Partikel per- yang berarti “mulai”, “demi”, dan “tiap” ditulis terpisah.
Contoh : per 1 April, per helai.
      i.   Singkatan : bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau  lebih.
            Contoh :
            1.   Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
            2.  Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan/organisasi, serta
nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik.
            3.  Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Tetapi,
singkatan umum yang terdiri hanya dari dua huruf diberi tanda titik setelah masing-masing huruf.
            4.   Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang asing tidak diikuti
tanda titik.
            Akronim :  singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun huruf dan suku kata
dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
            Contoh :
            1.   Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital.
            2.   Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
            3.   Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil.
      j.    Penulisan angka dan  lambang bilangan
                  Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis  dengan huruf
kecuali jika beberapa lambang bilangan digunakan secara berurutan seperti dalam pemerincian
dan pemaparan.
            Contoh :
            ◦     Lima belas orang terkorban dalam kemalangan itu.
            ◦     Ayah memesan tiga ratus telur ayam.
                  Lambang bilangan pada awal ayat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan ayat diubah
sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat lagi pada
awal ayat.
            Contoh :    
            ◦     Tujuh belas  orang terkorban  dalam kemalangan itu.
            ◦     Pak Sako mengundang 250 orang tetamu.
            ◦     Bukan : 250 orang tamu diundang oleh Pak Sako
            ◦     Benar  : Dua ratus lima puluh orang tamu diundang oleh Pak Sako
Angka yang menunjukkan bilangan yang besar dapat dieja sebahagian supaya lebih mudah
dibaca.Contoh : 380 ribu juta
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an  ditulis seperti berikut.Contoh :
◦     tahun 50-an   atau tahun lima puluhan
◦     wang 5000-an    atau wang lima ribuan
BAB II
Penulisan Unsur Serapan

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak
menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.
Pemakaian Tanda Baca dalam Kalimat

A.  Tanda Titik (.)


1.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Contoh : Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak
satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.

2.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.


contoh:
•     Irwan S. Gatot
•     George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh : Anthony Tumiwa

3.   Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
•     Dr. (Doktor)
•     Ny. (Nyonya)

4.   Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
•     dll. (dan lain-lain)
•     tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak
mempergunakan singkatan.

5.   Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.
contoh:
◦     I. Penyiapan Ulangan Umum.
◦     A. Peraturan.
      Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak
dipakai pada akhir sistem desimal.
      Contoh:
•     1.1
•     1.2.1

6.   Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
      Contoh : Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7.      Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak
menunjukkan jumlah.
      contoh:
•     Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
•     Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.

8.   Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku
kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga-
lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
      contoh:
•     UUD : (Undang-Undang Dasar)
•     SMA : (Sekolah Menengah Atas)

9.      Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang.
contoh:
•     52 cm
•     l (liter)
•     Rp 350,00

10.  Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala
ilustrasi, tabel dan sebagainya.
contoh:
•     Sistem Acara

11.  Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat.
Contoh :
•     Jalan Kebayoran 32 •     Jakarta, 3 Mei 1997  
Yth.Sdr.Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya
B. Tanda Koma (,)

1.   Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh : Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.

2.  Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

3.   Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya.
contoh:
•     Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
•     Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh : Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

4.   Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.
Contoh : Oleh karena itu, kamu harus datang.

5.   Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat
pada awal kalimat.
Contoh : O, begitu.

6.   Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh : Kata adik, “Saya sedih sekali”.

7.   Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat
dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
contoh:
•     Medan, 18 Juni 1984
•     Medan, Indonesia.

8.   Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka. Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT
Wikipedia Indonesia.

9.   Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.


Contoh : I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Contoh : Rinto Jiang,S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Contoh :
•     33,5 m
•     Rp 10,50

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh : pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.
Contoh:  dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa.

14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya / tanda seru.
contoh: “Di mana Rex tinggal?” tanya Stepheen.

C. Tanda Titik Koma (;)


1.   Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Contoh : malam makin larut; kami belum selesai juga.
2.   Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh   :  Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan
nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

D. Tanda Titik Dua (:)


1.   Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh :
•     yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
•     Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.

2.   Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
 Contoh :
Ketua                    : Borgx
Wakil Ketua          : Hayabuse
Sekretaris              : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris    :  Irwan Gatot
Bendahara             : Rinto Jiang
Wakil bendahara   : Rex
3.   Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh :
Borgx        : “Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!”
Rex            : “Siap, Boss!”

4.   Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh :
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.

5.   Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh : Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

E.   Tanda Hubung (-)


1.   Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh :
….dia beli ba-ru juga.
Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja
pada ujung baris.
Contoh :
…. masalah i-
tu akan diproses.

2.  Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran
dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
Contoh :
…. cara baru meng-
ukur panas
Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
Contoh:
………mengharga-i pendapat.

3.  Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.


Contoh : anak-anak
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan
tidak dipakai pada teks karangan.

4.   Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh : p-e-n-g-u-r-u-s

5.   Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.


bandingkan:
•     ber-evolusi dengan be-revolusi
•     dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
•     Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
•     PN dengan di-PN-kan.

6.   Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf
kapital dengan imbulan atau kata.
Contoh :
•     se-Indonesia
•     hadiah ke-2
•     tahun 50-an
•     ber-SMA
•     KTP-nya nomor 11111
•     bom-V2
•     sinar-X.

7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Contoh:
•     di-charter
•     pen-tackle-an

8.   Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).

Tanda Pisah (—)


1.   Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di
luar bangun kalimat.
Contoh : Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
Contoh : Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera

2.   Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih tegas.
Contoh :
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

3.   Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di
antara dua nama kota yang berarti ‘ke’, atau ’sampai’.
Contoh :
•     1919 - 1921
•     Medan - Jakarta
•     10 - 13 Desember 1999
Tanda Elipsis ( … )
1.   Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
Misalnya : Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.

2.   Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
Catatan   :  Kalau bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat perlu dipakai empat titik;
tiga untuk penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Misalnya : Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati.
Tanda Tanya ( ? )
1.   Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
Misalnya :  Kapan ia berangkat?
Saudara tahu bukan?

2. Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya :  la dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

Tanda Seru (!)


       Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah,
atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Misalnya :  Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar ini sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak- istrinya!
Merdeka!

Tanda Kurung ((…))


1.   Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya : DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Misalnya    :  Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962 Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan
baru dalam pasaran dalam negeri.
3.   Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau
huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
       Misalnya :  Faktor-faktor produksi menyangkut masalah berikut:
(a)     alam,
(b)     tenaga kerja, dan
(c)     modal.
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

Tanda Kurung Siku ([…])


1.   Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu jadi isyarat bahwa
kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah asal.
Misalnya : Sang Sapurba men[d] engar bunyi gemerisik.
2.   Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misalnya: (Perbedaan antara dua macam proses ini [lihat BabI] tidak dibicarakan.)

L. Tanda Petik (”…”)


1.     Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai
penegasan.
Contoh : kata Ketua, “Kita akan segera berangkat besok.”         
2.      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila digunakan dalam kalimat.
Contoh: bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, Dari Suatu Tempat.
3.      Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal, atau kata yang mempunyai
arti khusus.
Contoh: pekerjaannya itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja
Catatan: Perhatikan bagaimana menempatkan tanda petik penutup:
Kata Tono, “saya juga minta satu.”
Bukan: Kata Tono, “Saya juga minta satu”.
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.
Bukan: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam.”

M.  Tanda Petik Tunggal (’…’)


      Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan
lain.
Misalnya, seperti di bawah ini.
“Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Nori, Nori’, dari hutan itu,” ujar Ramon.
Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan
kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.
Tanda Ulang (…2)
Ditulis dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang,
menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang
berulang harus ditulis penuh.
Contoh:
•     Buku-buku (bukan “buku2″)
•     Saudara-saudara (bukan “saudara2″)

N.  Tanda Garis Miring (/)


Biasa digunakan untuk menyatakan “atau”, biasanya untuk dua kata yang bersinonim.
Contoh :
•     Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda “/” tidak dibaca.
      Contoh :
•     RT/RW
•     AC/DC
Sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).
BAB III
PENUTUP

Dengan selesainya pembahasan dalam makalah ini mudah mudahan dapat bermanfaat bagi
siswa/siswi lain atau rekan rekan sekolah lain yang membacanya. Karena dalam susunan
makalah ini membahas tentang “Penggunaan EYD dengan Baik dan Benar” yang dapat
menambah wawasan baik bagi kami maupun bagi anda yang membacanya. Dengan membaca
makalah ini mudah-mudahan pembaca dapat mengetahui tentang Penggunaan EYD secara
mendalam.   Pembahasan makalah ini bersifat karya tulis yang disusun berdasarkan kumpulan
informasi yang kami dapatkan.
1. KESIMPULAN :
Dari data yang kami peroleh, dapat kami simpulkan bahwa :
 Huruf kapital : Huruf besar yang digunakan pada awal kalimat atau pada  kata-kata tertentu.
Contoh :
     Huruf kapital atau huruf besar sebagai huruf pertama kata   pada awal kalimat, huruf pertama
petikan langsung, nama Tuhan, nama gelar, nama jabatan dan pangkat.                   
     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang, nama bangsa, suku bangsa, bahasa,
tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, negara, badan, lembaga
pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali konjungsi.
   Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, sapaan, hubungan kekerabatan
yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan, dan judul karya ilmiah (bukan judul buku).
 Huruf Miring : huruf yang letaknya miring, tetapi tidak menyerupai tulisan tangan seperti
pada kursif.
Contoh :
◦     Penelitian Tentang Gempa Aceh dan Yogyakarta.
◦     Mereka pinjam atau beli ?
 Penulisan Kata
a.   Kata Dasar ( Ke, di, dari )
b.   Kata turunan : Kata yang terdiri atas imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai
c.      Kata Ulang : Kata yang terjadi akibat proses pengulangan.
d.   Gabungan kata atau kata majemuk
e.   Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) : Kata yang ditulis secara serangkai.
f.    Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) : Merupakan kata penghubung yang ditulis
terpisah, maupun yang sudah lazim dapat di gabung.
g. Kata Sandang terbagi atas dua, yaitu :
Kata sandang tak tentu
Kata sandang tentu
h.   Partikel ( -lah, -pun ) : merupakan kata penghubung pada akhir kata.
i.    Singkatan : bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau  lebih.
1.   Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital.
      j.    Penulisan angka dan  lambang bilangan
 Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak
menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com
http://Wikipedia,com

You might also like