Professional Documents
Culture Documents
NIM : 05091002007
a. Warna
b. Struktur
c. Tekstur
d. Konsistensi
e. Bulkdensiti (BD)
f. Kadar air
g. Ruang pori total
Penjelasan :
a. Warna
- Pengertian
Warna tanah adalah salah satu sifat tanah yang dengan mudah dapat dilihat
dan dapat menunjukkan terutama sifat fisiknya. Warna tanah merupakan
campuran dari komponen-komponen warna lain yang terjadi oleh pengaruh
berbagai faktor atau senyawa tunggal atau bersama yang memberikan jenis warna
tertentu.
Warna tanah merupakan salah satu ciri tanah yang jelas dan mudah terlihat
dan barangkali lebih sering digunakan memerikan tanah daripada ciri tanah lain,
khususnya oleh orang awam. Warna tanah tidak mendayai langsung pertumbuhan
tumbuhan, akan tetapi tak lansung lewat daya pengaruhnya atas suhu dan lengas
tanah. Warna dapat menjadi petunjuk proses pedogenesis yang telah dijalani tanah
dan komponen tanah yang menonjol (Notohadiprawiro, 1998).
Warna tanah yang sering kita jumpai adalah warna kuning, merah, coklat,
putih dan hitam serta warna –warna tanah diantara warna- warna tersebut,
sedangkan yang berwarna hijau dan lembayung jarang sekali dijumpai (Sutedjo,
1991).
Menurut Kohke (1968) warna tanah itu tidak murni, dalam suatu warna
coklat misalnya, disana sini sering terdapat tambahan berupa kumpulan titik dan
corengan merah, kuning atau warna gelap (hitam). Warna acoklat merupakan
warna dasar, sedang warna merah, kuning ataupun hitam merupakan warna noda
atau warna bercak.
Bahan :
2. Air
Alat :
2. Penggaris
3. Alat tulis
Cara Kerja :
b. Tanah dibasahi dengan air hingga lembab (permukaannya tidak mengkilap).
c. Tanah diletakkan dibawah lubang kertas buku Munsell, tanpa terkena
cahaya matahari langsung.
d. Menentukan warna tanah dengan menggunakan Munsell Soil Color Chart.
b. Struktur
- Pengertian
Cara Kerja :
b. Tanah dipecah dengan cara ditekan dengan jari atau dijatuhkan dari
ketinggian tertentu.
e. Kuat lemahnya agregat tanah diamati untuk menentukan derajat struktur.
c. Tekstur
- Pengertian
1) Pasir
- berbutir
- tidak lengket
2) Debu/Endapan
- agak melekat
3) Liat
- terasa berat
- halus
- sangat lekat
Tanah disusun dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian butir
tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah seperti kerikil,
koral sampai batu. Bagian butir tanah yang berukuran kurang dari 2 mm disebut
bahan halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi:
(1) pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm.
(2) debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050
mm.
(3) liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah.
Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat.
Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur
dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
(1) apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk
bola dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir.
(2) apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola
tetapi mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir
Berlempung.
(3) apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi
mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong berteksturLempung Berpasir.
(4) apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola
agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat,
maka tanah tersebut tergolong berteksturLempung.
(5) apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Lempung Berdebu.
(6) apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat
digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Debu.
(7) apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Lempung Berliat.
(8) apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka
tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir.
(9) apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh,
serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu.
(10) apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola
teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat
Berpasir.
(11) apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh,
dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat
Berdebu.
(12) apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik,
dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat.
Cara Kerja :
e. Kemudian setelah terbentuk benang lalu dibuat pita, diamatai apakan tanah
mudah patah atau tidak, lalu tanah tersebut diklasifikasikan sesuai dengan
kelasnya.
d. Konsistensi
- Pengertian
1.1 Tingkat Kelekatan, yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara
butir-butir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori:
(1) Tidak Lekat yaitu dicirikan tidak melekat pada jari tangan atau benda
lain.
(2) Agak Lekat yaitu dicirikan sedikit melekat pada jari tangan atau benda
lain.
(3) Lekat yaitu dicirikan melekat pada jari tangan atau benda lain.
(4) Sangat Lekat yaitu dicirikan sangat melekat pada jari tangan atau
benda lain.
(2) Agak Plastis yaitu dicirikan hanya dapat dibentuk gulungan tanah
kurang dari 1 cm.
(3) Plastis yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1
cm dan diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut.
(4) Sangat Plastis yaitu dicirikan dapat membentuk gulungan tanah lebih
dari 1 cm dan diperlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut.
Pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang, konsistensi dibagi 6
kategori sebagai berikut:
(1) Lepas yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar
butir tanah mudah terpisah (contoh: tanah bertekstur pasir).
(2) Sangat Gembur yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah sekali hancur
bila diremas.
(3) Gembur yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas
dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Teguh / Kokoh yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan agak kuat
saat meremas tanah tersebut agar dapat menghancurkan gumpalan tanah.
(6) Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh yaitu dicirikan dengan tidak
hancurnya gumpalan tanah meskipun sudah ditekan berkali-kali saat
meremas tanah dan bahkan diperlukan alat bantu agar dapat
menghancurkan gumpalan tanah tersebut.
(III) Konsistensi Kering
Penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara, ini
dibagi 6 kategori sebagai berikut:
(1) Lepas yaitu dicirikan butir-butir tanah mudah dipisah-pisah atau tanah
tidak melekat satu sama lain (misalnya tanah bertekstur pasir).
(2) Lunak yaitu dicirikan gumpalan tanah mudah hancur bila diremas atau
tanah berkohesi lemah dan rapuh, sehingga jika ditekan sedikit saja akan
mudah hancur.
(3) Agar Keras yaitu dicirikan gumpalan tanah baru akan hancur jika
diberi tekanan pada remasan atau jika hanya mendapat tekanan jari-jari
tangan saja belum mampu menghancurkan gumpalan tanah.
(4) Keras yaitu dicirikan dengan makin susah untuk menekan gumpalan
tanah dan makin sulitnya gumpalan untuk hancur atau makin
diperlukannya tekanan yang lebih kuat untuk dapat menghancurkan
gumpalan tanah.
(5) Sangat Keras yaitu dicirikan dengan diperlukan tekanan yang lebih
kuat lagi untuk dapat menghancurkan gumpalan tanah atau gumpalan
tanah makin sangat sulit ditekan dan sangat sulit untuk hancur.
(6) Sangat Keras Sekali / Luar Biasa Keras yaitu dicirikan dengan
diperlukannya tekanan yang sangat besar sekali agar dapat menghancurkan
gumpalan tanah atau gumpalan tanah baru bisa hancur dengan
menggunakan alat bantu (pemukul).
Dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari, yaitu
kategori: melekat atau tidak melakat. Selain itu, dapat pula berdasarkan mudah
tidaknya membentuk bulatan, yaitu: mudah membentuk bulatan atau sukar
membentuk bulatan; dan kemampuannya mempertahankan bentuk tersebut
(plastis atau tidak plastis).
e. Bulkdensiti
- Pengertian
Bulkdensiti adalah berat tanah, dimana seluruh ruang tanah diduduki butir
padat dan pori yang masuk dalam perhitungan. Berat volume dinyatakan dalam
masa suatu kesatuan volume tanah kering. Volume yang dimaksudkan adalah
menyangkut benda padat dan pori yang terkandung di dalam tanah. Menurut
Lembaga Penelitian Tanah (1979), definisi berat isi tanah adalah berat tanah utuh
(undisturbed) dalam keadaan kering dibagi dengan volume tanah,
dinyatakandalam g/cm3 (g/cc). Nilai berat isi tanah sangat bervariasi antara satu
titik dengan titik lainnya karena perbedaan kandungan bahan organik, tekstur
tanah, kedalaman tanah,jenis fauna tanah, dan kadar air tanah (Agus et al. 2006).
Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi partikel-
partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada
kerekatan partikel-partikel tanah itu. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk
menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk
menembus (penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut (Pearson et al.,
1995). Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf
kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit
perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air
terhambat (Darmawijaya, 1997).
f. Kadar Air
Air terdapat di dalam tanah Alfisol ditahan (diserap) oleh massa tanah,
tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik.
Baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta
keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap
faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan
kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan
dianalisis untuk penerapan suatu sifat. (Hakim, dkk., 1986).
Hubungan tekstur tanah dan kadar air. Tekstur tanah yang berbeda
mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus,
contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak,
sehingga berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur
kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit,
sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula.
Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: (1) banyaknya curah hujan atau
air irigasi, (2) kemampuan tanah menahan air, (3) besarnya evapotranspirasi
(penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), (4) tingginya muka air
tanah, (5) kadar bahan organik tanah, (6) senyawa kimiawi atau kandungan
garam-garam, dan (7) kedalaman solum tanah atau lapisan tanah.
Ruang pori tanah ialah bagian yang diduduki udara dan air. Jumlah ruang
pori sebagian ditentukan oleh susunan butir-butir padat, apabila letak keduannya
cenderung erat, seperti pada pasir atau subsoil yang padat, total porositasnya
rendah.Sedangkan tersusun dalam agregat yang bergumpal seperti yang kerap kali
terjadi pada tanah-tanah yang bertekstur sedang yang besar kandungan bahan
organiknya, ruang pori persatuan volume akan tinggi
(Buckman and Brady, 1984).
Total ruang pori dapat dihitung dengan menggunakan data bobot jenis
partikel – partikel dan bobot isi tanah sebagai berikut:
Tanah bertekstur halus akan mempunyai persentase pori total lebih tinggi
dari pada bertekstur kasar, walaupun ukuran pori dari tanah bertekstur halus
kebanyakan sangat kecil dan porositas sama sekali tidak menunjukkan distribusi
ukuran pori dalam tanah yang merupakan suatu sifat yang penting (Sarief, 1986).
Porositas tanah erat hubungannya dengan bulk density serta permeabilitas.
Apabila total ruang pori tinggi maka memiliki tekstur tanah yang halus yang dapat
menyimpan air dan udara dalam tanah sehingga menyebabkan kerapatan massa
(bulk density) yang rendah.
Alat-alat
1 Ring Sampler atau
2 Cangkul/skop.
3 Oven pengering, 105oC
4 Dessicator
5 pF meter
6 Timbangan analitik
7 Pisau tipis tajam
Cara Kerja
1 Tentukan bobot isi tanah (bulk density).
2 Untuk nilai kepadatan patikel (particle density) dipakai angka 2.65 (nilai
real density).
3 Untuk perhitungan dipakai rumus di bawah ini :