You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah

menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat

mengikuti tugas Bahasa Indonesia. Penulis menulis karya tulis dengan judul

Penyebab Motivasi siswa SMAK 3 BPK PENABBUR BANDUNG Berkurang

karena penulis melihat nilai siswa SMAK 3 BPK Penabur semakin lam asemakin

menurun..

Dalam menulis karya tulis penulis bertanggung jawab, karena materi dan

sumbernya berasal dari PT. International Chemical Industry (ABC), Dunia Fantasi,

dan Trans 7 (Bukan Empat Mata).

Dalam pembuatan karya tulis,penulis mengalami hambatan dan kesulitan.

Hambatannya yaitu kurangnya waktu sehingga pembuatan karya tulis ini kurang

sempurna.

Penulis dalam membuat karya tulis mendapat bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Sri Sungkowo Rahayu sebagai wali kelas yang telah mengetahui

terlaksananya karya tulis.

2. Dra.Rohaeti sebagai guru Bahasa Indonesia dan pembimbing dalam

menyelesaikan karya tulis ini.

3. Orang Tua karena telah membantu dalam hal material maupun moril.

4. Cynthia Christina karena telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini.

5. Kristina Damayanti karena telah membantu menyusun karya tulis ini.


6. Maydha Karania karena telah membantu dalam menyusun dokumentasi dan

menyusun karya tulis.

7.Tamara karena telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Harapan penulis bagi pembaca tidaklah lain untuk memberi manfaat bagi

para pembaca dan mengetahui banyak rekreasi dan menambah pengetahuan serta

wawasan. Jika ada salah kata dalam bentuk apapun,penulis mohon maaf dan akan

memperbaiki dalam karya tulis mendatang. Kritik maupun saran penulis akan

terima untuk kesempurnaan karya tulis ini.

Bandung, Oktober 2009

Tim Penulis
Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang mana menjadi
pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya. Menurut M. Utsman Najati, Motivasi adalah kekuatan penggerak yang
membangkitkan aktifitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta
mengarahkan menuju tujuan tertentu. [3]
Motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar,
mempengaruhi intensitas kegiatan belajar, tetapi motivasi dipengaruhi oleh tujuan yang
akan dicapai dengan belajar. Makin tinggi tujuan belajar maka akan semakin besar pula
motivasinya, dan semakin besar motivasi belajarnya akan semakin kuat pula kegiatan
belajarnya. Ketiga komponen kegiatan atau perilaku belajar tersebut, saling berkaitan erat
dan membentuk suatu kesatuan yang disebut sebagai proses motivasi belajar. Proses
motivasi belajar ini meliputi tiga langkah yaitu;
1) Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong belajar (desakan,
motif, kebutuhan, dan keinginan belajar ) yang menimbulkan suatu ketegangan atau
tenson.
2) Berlangsungnya kegiatan atau perilaku belajar yang diarahkan pada pencapaian
tujuan belajar akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan.
3) Pencapaian tujuan belajar dan berkurangnya atau hilangnnya ketegangan.[4]
Sumber motivasi dapat datang dari dirinya, kesadaran dan pemikiran dirinya,
dapat juga dari luar, dari orang tua, guru-guru, sekolah, teman-teman, bahkan dari
masyarakat dan media massa. Orang tua dan sekolah hendaknya menciptakan lingkungan
dan menjalin hubungan dengan peserta didik agar tercipta motivasi positif terhadap
belajar. Sebaliknya menjauhkan dengan hal-hal yang kemungkinan menimbulkan
motivasi negatif terhadap kegiatan belajar siswa.
Motivasi belajar adakalanya muncul dan sejalan dengan tujuan belajar, seperti
menguasai ilmu pengetahuan, memiliki kecakapan atau kompetensi, motivasi yang
seperti ini termasuk pada motivasi intrinsik, sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi
belajar yang didorong hal lain diluar belajar, akan tetapi masih ada hubungannya dengan
belajar atau hasil belajar, seperti ingin mendapatkan ijazah, ingin diterima di sekolah
favorit, ingin di sayang orang tua dsb.[5]
Didalam program bimbingan dan konseling baik motivasi positif maupun
motivasi negatif sama pentingnya. Motivasi positif dalam rangka pengembangan dan
penyaluran bakat, minat serta dalam pemberian treatment kepada siswa. Motivasi negatif
juga penting sebab peserta didik memperlihatkan tingkah laku belajar yang tidak
produktif karena adanya motivasi negatif tertentu. Dengan demikian motivasi negatif
dibutuhkan dalam memahami latar belakang suatu masalah, sedangkan motivasi positif
diperlukan dalam pemecahan masalah.
Dibawah ini adalah bentuk-bentuk perilaku kurang motivasi belajar antara lain:
a. Kelesuan dan ketidakberdayaan, seperti; malas, enggan, lambat bekerja, mengulur
waktu, pekerjan tidak selesai, kurang konsentrasi, acuh tak acuh, apatis, sikap jasmani
yang kurang baik, perasaan pusing-pusing, mual, mengantuk dan sebagainya.
b. Penghindaran atau pelarian diri, seperti; absen sekolah, bolos, tidak mengikuti pelajaran
tertentu, tidak mengerjakan tugas, tidak mencatat, pelupa dan sebagainya.
c. Penentang, seperti; kenakalan, suka mengganggu, merusak, tidak menyukai sesuatu
pelajaran atau kegiatan, mengkritik, berdalih, dan sebagainya.
d. Kompensasi, seperti; mencari kesibukan lain diluar pekerjaan, mengerjakan tugas lain
pada waktu belajar, mendahulukan pekerjaan yang tidak penting dan sebagainya.[6]

C. Definisi Bimbingan Belajar


Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi
kesukaran- kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan- tuntutan belajar di suatu
institusi pendidikan.[7]
Belajar merupakan semua aktifitas yang dilakukan peserta didik untuk menguasai
pengetahuan dan kemampuan atau kompetensi, yang mana dapat berlangsung disekolah
ataupun diluar sekolah, pembelajaran merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan di
sekolah bersama guru atau dengan bimbingan guru. Keberhasilan belajar dan
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh motivasi, sebab motivasi belajar dapat
diumpamakan mesin atau motor yang menggerakkan perahu belajar. Para peserta didik
yang belajar secara teratur, rajin, sungguh- sungguh, tekun dsb karena mereka memiliki
motivasi belajar yang kuat.[8]

D. Sebab- Sebab Kurang Motivasi Belajar


Tugas guru dalam mengajar dikelas tidak hanya menyajikan bahan pelajaran,
tetapi juga menciptakan situasi kelas, interaksi, kerjasama, memberikan arahan, petunjuk,
penjelasan, serta dorongan, rangsangan, motivasi agar peserta didik belajar secara
optimal.
Proses penguasaan pengetahuan, nilai- nilai, keterampilan dan pengembangan
kemampuan berfikir membutuhkan suasana lingkungan yang kondusif, terutama suasana
lingkungan sosial dalam kelas. Kondisi emosional para peserta didik akan berpengaruh
besar terhadap perkembangan kemampuan berfikir, keterampilan, bahkan keseluruhan
pribadi siswa. Suasana kelas yang kondusif, hubungan antar teman yang akrab, perlakuan
guru yang bersahabat dapat membangkitkan kegairahan dan motivasi belajar. Dalam
penciptaan kondisi kelas tersebut peranan guru sangat penting, karena di dalam kelas
guru adalah pengelolah, pemimpin, dan panutan siswa, selain itu dia juga sebagai sumber
belajar, sumber insprirasi dan motivasi. Dengan demikian suasana kelas dan perlakuan
guru dapat menjadi penyebab pertama besar atau kecilnya motivasi belajar siswa.
Penyebab kedua yaitu datang dari lingkungan keluarga, yang mana lingkungan
keluarga ini sangat amat berpengaruh pada kurangnya motivasi belajar siswa. Orang tua
dalam keluarga juga berperan menciptakan suasana belajar yang kondusif dirumah,
menyediakan sarana dan fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh siswa.
Situasi hubungan sosial, suasana emosional dan disiplin yang demikian akan
menumbuhkan suasana yang hebat, membangkitkan motivasi dan memperlancar
perkembangan belajar para siswa. Sebaliknya hubungan sosial yang banyak mengandung
sikap curiga, permusuhan, ketidakpercayaan, suasana emosi yang tawar atau cenderung
ke arah kebencian, penerapan disiplin yang bersifat otoriter, dsb cenderung akan
menurunkan motivasi, dan menghilangkan gairah belajar.
Disamping faktor lain yang bersumber dari sekolah dan keluarga, motivasi belajar
dapat datang dari diri peserta didik sendiri. Kondisi kesehatan yang prima, baik kesehatan
jasmani maupun rohani menjadi dasar yang kuat bagi tumbuhnya motivasi belajar.
Kondisi kesehatan akan berkembang persepsi, sikap yang sehat dan realistik, emosi yang
stabil. Keceriaan, kesenangan, kebahagiaan dsb. Sedangkan kondisi yang kurang sehat
maka akan menumbuhkan kondisi sosial yang kurang sehat pula, dan dapat menjadi
pangkal dari rendahnya motivasi untuk maju, motivasi untuk berprestasi. Tumbuhnya
kondisi pribadi yang sehat juga dilatar belakangi oleh dasar- dasar yang dikembangkan
olah keluarga. Keluarga terutama ayah dan ibu memegang paranan kunci dalam
pembentukan pribadi anak, dan memberi dasar- dasar bagi kemajuan belajarnya.[9]

E. Solusi Mengatasi Kurang Motivasi Belajar Siswa


Kurang atau rendahnya belajar seorang peserta didik bukan suatu hal yang tanpa
sebab, akan tetapi ada sebabnnya. Yang mana telah dikemukakan di depan bahwa sebab-
sebab rendahnya atau kurangnya motivasi belajar siswa itu berasal dari guru, sekolah, dan
teman- temannya, dari pihak keluarga terutama ayah dan ibu atau saudara- saudaranya,
dan juga berpangkal dari diri sendiri, kesehatan pribadi dan reaksi- reaksi terhadap
lingkungannya. Untuk membantu peserta didik yang kurang motivasi belajar, perlu kita
ketahui terlebih dahulu hal- hal yang melatar belakanginya. Seperti halnya pada masalah
bimbingan dan konselig pada umumnya, pada masalah rendahnya motivasi belajar yang
dicoba diperbaiki atau dihilangkan bukan motivasinya tetapi hal- hal yang melatar
belakanginya.
Disamping pemberian layanan- layanan secara khusus terhadap peserta didik yang
kurang memiliki motivasi belajar, dengan latar belakang masing- masing yang secara
khusus pula, konselor atau guru pembimbing dapat melakukan berbagai kegiatan untuk
meningkatkan motivasi belajar para siswa. Pembangkitan motivasi ini dapat dilakukan
secara langsung oleh konselor atau guru pembimbing sendiri, dapat juga dilakukan
melalui guru kelas, guru bidang studi atau guru- guru pembina kegiatan ekstra kurikuler.
Dibawah ini beberapa upaya untuk mengatasi kurangnya motivasi belajar siswa
yang dilakukan oleh konselor antara lain:
1. Konselor dapat memberikan informasi, penjelasan disertai dengan contoh- contoh
tentang pentingnya belajar, kemajuan- kemajuan yang dapat dicapai dalam belajar, orang-
orang sukses karena rajin dan giat belajar.
2. Terhadap kelas, kelompok atau individu peserta didik yang berprestasi diberi pujian,
ganjaran ataupun hadiah. Untuk membangkitkan motivasi belajar secara sederhana
konselor dapat melakukan melalui pemberian pujian. Pujian akan membangkitkan
semanagat.
3. Penghargaan terhadap pribadi anak, semua orang termasuk anak- anak dan remaja
ingin diterima dan dihargai. Upaya untuk membangkitkan motivasi belajar perlu
dilandasi oleh sikap dan penerimaan yang wajar dan konselor terhadap keberadaan dan
pribadi siswa.[10]
Dibawah ini beberapa upaya untuk mengatasi kurangnya motivasi belajar siswa
yang dilakukan oleh guru antara lain:
1) Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pembelajaran yang diberikan. Tujuan yang
jelas dan manfaat yang betul- betul dirasakan oeh peserta didik kan membangkitkan
motivasi belajar siswa.
2) Memilih materi yang atau bahan pembelajaran yang benar- benar dibutuhkan
oleh peserta didik, yang mana yang dibutuhkan akan menarik minat siswa, dan minat
merupakan salah satu bentuk dari motivasi.
3) Memilih cara penyajian yang bervariasi yang mana sesuai dengan kemapuan
peserta didik dan banyak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk ikut andil atau
berpartsipasi dalam kelas tersebut, yang mana peserta didik akan lebih merasa lebih
semangat dari pada hanya sekedar mendengar saja (monoton).
4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk sukses. Sukses yang telah
dicapai oleh peserta didik akan membuahkan sebuah motivasi belajar yang sangat besar
5) Berilah kemudahan dan bantuan dalam belajar. Tugas seorang guru atau pendidik
disekolah tidak lain untuk membantu perkembangan siswa. Agar perkembangan peserta
didik lancar, berilah kemudahan- kemudahan dalam belajar, dan janganlah guru
mempersulit perkembangan belajar peserta didik karena akan berakibat fatal kepada
peserta didik.
6) Berikanlah sebuah pujian, ganjaran atau sebuah hadiah, karena itu sangat
membuat peserta didik termotivasi, sama dengan konselor, guru- guru juga dapat
membangkitkan motivasi belajar melalui pemberian pujian, ganjaran, atau kalau perlu
hadiah

http://rofiqnasihudin.blogspot.com/2010/10/meningkatkan-motivasi-belajar-
siswa_21.html

Motif yang mendasari tingkah laku manusia banyak jenisnya dan dapat
digolongkan berdasarkan latar belakang perkembangannya, motif
dapat dibagi
menjadi dua yaitu motif primer dan sekunder. 1.) Motif primer adalah
motif
bawaan, tidak dipelajari. Motif ini timbul akibat proses kimiawi
fisiologik yang
terdapat pada setiap orang. 2.) Motif sekunder adalah motif yang
diperoleh dari
belajar melalui pengalaman. Motif sekunder ini, oleh beberapa ahli
disebut juga
motif sosial. Lidgren menyatakan bahwa motif sosial adalah motif yang
dipelajari
dan bahwa lingkungan individu memegang peranan yang penting
(Darsono,
2000:62).
Menurut Bimo Walgito (2003:224) menyatakan bahwa motif dibagi
menjadi
dua yaitu motif fisiologis dan motif sosial. 1.) Motif fisiologis adalah
dorongan
yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan
eksistensinya
Dorongan
Kebutuhan
Perbuatan
Motivasi
sebagai mahluh hidup. Seperti ketika lapar ada dorongan untuk
makan, haus ada
dorongan untuk minum. Karena itu motif ini sering disebut sebagai
motif dasar
(basic motives) atau motif primer (primery motives). 2.) Motif sosial adalah
motif
yang mempelajari dalam kelompok sosial (social group). McClelland (lin.
Morgan, dkk., 1984) berpendapat bahwa motif sosial itu dapat
dibedakan dalam
(1) motif berprestasi (achievement motivation), (2) motif kebutuhan afiliasi
(need
for affiliation), (3) motif kebutuhan berkuasa (need for power).
2.3 Sifat Motivasi
2.3.1 Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar
yang
bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini
sering
disebut motivasi murni atau motivasi yang sebenarnya, yang timbul
dari dalam
diri peserta didik misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan
tertentu,
memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk
berhasil,
menikmati kehidupan secara sadar memberikan sumbangan kepada
kelompok,
keinginan untuk diterima oleh orang lain.
2.3.2 Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor
dari
luar situasi belajar, seperti: angka, ijazah, tingkatan, hadiah, medali,
pertentangan
dan persaingan; yang bersifat negatif ialah ejekan (ridicule) dan
hukuman.
Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan di sekolah, sebab pembelajaran di
sekolah
tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Ada
kemungkinan peserta didik belum menyadari pentingnya bahan
pelajaran yang
14
disampaikan oleh guru. Dalam keadaan ini peserta didik bersangkutan
perlu
dimotivasi agar belajar. Guru berupaya membangkitkan motivasi
belajar peserta
didik sesuai dengan keadaan peserta didik itu sendiri
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHb23e/d0234642.dir/d
oc.pdf

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya.[1] Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan[2]

Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan
seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi
kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntungkan organisasi.[2] Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan
ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.[2]

http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi

Area motivasi manusia


Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian.[10]
Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang
melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi
intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi
kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi
ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-
imbalan eksternal[10]

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya,
hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan.

Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-
imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.

Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus
dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang
hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.
Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar
seseorang dengan yang lainnya?
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi
perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:

• Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat
seksual
• Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
• Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
• Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil
atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
• Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga
berubah menjadi kemampuan nyata.

Stimulus motivasi belajar


Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:

• Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk
karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk
mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
• Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari
orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang
yang bersangkutan.

Tips-tips meningkatkan motivasi belajar


Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan,
cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan
pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat
untuk belajar dapat termotivasi.

Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:

• Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar


Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat
kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang
mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.

Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang


pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi,
orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang
mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.

Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya
analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak
wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat
bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan
terciprat harumnya minyak wangi.

• Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal.
Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar
menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.

• Belajar dari internet


Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang
yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat,
pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar
bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.

Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif


Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita
akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan
orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam
menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa
melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat
membantu mengarahkan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

"Resep sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain
bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap." --William A. Ward

http://www.anneahira.com/motivasi/index.htm

Peranan Orang tua dalam Proses Belajar

Setiap anak yang lahir kedunia, pertama-tama diasuh dan dididik oleh orang tuanya.
Orang tua sebagai peletak dasar pendidikan yang akan menentukan arah dan tujuan
pendidikan yang akan dicapai oleh anak, baik menyangkut kehidupan keagamaan
maupun kehidupan dunia.

Rumah tangga atau keluarga adalah taman kanak-kanak yang mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap proses belajar anak. Kegagalan mendidik dalam lingkungan
keluarga merupakan malapetaka bagi kehidupannya kelak.

Oleh karena itu dapat dikatakan orang tua sangat berperan dalam proses belajar anak,
dimana penanggung jawab terhadap anak sebagai anggota keluarga adalah orang tua yang
akan memberikan corak hidup dan kehidupan di dunia ini, dan orang tua yang
menentukan apakah anak itu akan dijadikan anak yang terpelajar. Orang tua perlu
memberikan materi dan mengisi tulisan pertama terhadap anak yang masih putih bersih,
kemudian memilih sekolah mana yang akan dimasuki anaknya.

Para ahli sependapat bahwa pendidikan dalam keluarga sangat besar pengaruhnya, karena
pendidikan yang demikian yang membawa pengaruh terhadap anak dalam kehidupan
selanjutnya bagi anak, Keluarga adalah merupakan suatu organisasi yang tidak berdiri
sendiri, tetapi ia adalah bagian dari masyarakat yang keduanya dapat memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat. Oleh sebab itu, dapat dipahami bahwa keluarga adalah
sentral pendidikan dan tempat pertama bagi anak untuk mengenal kehidupan, maka
dengan sendirinya pendidikan di sini bukan saja hal yang disengaja yang turut
mempengaruhi pribadi anak.

Perlunya orang tua mengetahui bahwa anak pada masa bayi anak hanya mengatakan
dirinya terhadap orang tuanya dan anak senantiasa memperhatikan orang tuanya atau
meniru segala tingkah lakunya.

Dalam rangka mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, sangatlah tepat


apabila bapak dan ibu sebagai pemberi bimbingan pada anak dengan bimbingan yang
sebaik-baiknya.

Jelas bahwa keluarga adalah pusat pendidikan dan lembaga pendidikan yang pertama dan
utama yang didapat atau diperoleh anak, dimana dalam hal ini orang tua sebagai
penanggung jawab terhadap anak harus memberikan contoh-contoh yang baik,
membimbing dan mengasuh dengan baik, agar tingkah laku anak dapat mencerminkan
nilai-nilai yang mulia/Akhlak karimah dapat menyebarkan sifat-sifat yang berdasarkan
nilai pendidikan yang telah dipelajari anak melalui proses belajar di sekolah dan di
masyarakat.

http://meetabied.wordpress.com/2010/03/03/motivasi-

belajar-dan-peranan-orang-tua-dalam-meningkatkan

motivasi belajar siswa

Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar sangatlah besar.

Hal ini khususnya jika dikaitkan dengan proses meningkatkan kualitas belajar
seorang anak. Di mana anak-anak ada pada usia yang masih dalam proses
pencarian jati diri. Sehingga pada usia seperti itu, kondisi kejiwaan seorang anak
akan sangat labil. Dan ini menjadi tugas bagi lingkngan untuk selalu bisa
berperan sebagai pendorong semangat anak. Khususnya ketika anak dalam
kondisi yang kurang baik.
Orang tua memiliki peran besar dalam hubungan pengaruh motivasi terhadap
prestasi belajar. Hal ini karena orang tua memiliki waktu yang sangat besar
dalam berinteraksi dengan anak. Selain itu, kedekatan emosional merupakan
modal utama bagi orang tua untuk bisa membangun motivasi belajar pada
seorang anak.

Dan peran ini bukan hanya dimiliki oleh salah satu pihak, melainkan kedua pihak
orang tua memiliki fungsi yang sama penting dan sama besarnya dalam proses
pendidikan anak. Tanpa ada kerjasama dari kedua orang tua, maka hasil yang
diharapkan kurang akan didapat secara optimal. Karena kedua orang tua
memiliki peran dan fungsi yang saling melengkapi dalam proses belajar seorang
anak.

Tips Motivasi Belajar Anak

Dalam menciptakan motivasi seorang anak, orang tua harus bisa menyelami
kondisi kejiwaan seorang anak. Jangan mengedepankan ego orang tua, demi
memaksakan ambisi pada seorang anak. Yang paling penting diingat adalah,
bahwa dunia anak berbeda dari dunia orang tua.

Sehingga harus ada perbebdaan dalam memberikan perintah pada seorang


anak. Jangan menyamakan anak dengan bawahan kita di kantor. Tips
mmeberikan motivasi pada seorang anak di antaranya adalah :

1. Bangun komunikasi informal dengan seorang anak. Hal ini penting


sebagai media pembuka komunikasi dengan seorang anak. Ajak seorang
anak berdiskusi, tentang film terbaru, game terbaru atau mainan favorit
anak. Di tengah-tengahnya, selipkan pertanyaan tentang kondisi sekolah.
Jangan langsung bertanya tentang masalah pelajaran, karena anak akan
merasa sedang dihakimi. Buatlah anak merasa nyaman terlebih dahulu.

2. Temani seorang anak saat belajar, jangan justru kita asyik menonton
televisi. Dengan demikian, kita juga akan tahu tentang kemajuan belajar
anak kita. Dan anak juga akan merasa memiliki teman berdiskusi.

3. Jangan bandingkan prestasi anak dengan orang lain. Namun tanamkan


kepercayaan dirinya, untuk bisa memiliki prestasi dengan potensi yang
dimilikinya.

4. Sesekali, bertanyalah kepada anak Anda. Dengan demikian, anak akan


merasa bahwa ilmu yang dimilikinya bermanfaat. Dan ini memacunya
untuk terus belajar sesuatu yang baru, karena anak pasti khawatir kalau
tidak bisa menjawab pertanyaan orang tuanya. Tak perlu kita merasa
rendah diri dan bodoh karena bertanya pada seorang anak.
http://www.anneahira.com/pengaruh-motivasi-

terhadap-prestasi-belajar.htm

Namun ada faktor yang paling sering mengakibatkan “mati”-nya semangat belajar
tersebut :
1. Siswa menanggap pelajaran tsb tidak perlu (tidak berguna)
2. Penggaruh dari sifat staff penggajar tsb
3. Kepenatan atas gaya / sistem belajar yg diterapkan
4. Fasilitas / prasarana pembelajaran yang kurang memadai
5. Suhu ruangan / Cuaca (hal ini kurang logis namun menurut saya tidak karena apabila
udaranya sejuk / dingin siswa menjadi mengantuk)

Dalam permasalahan secara umum, kunci untuk membangkitkan movitivasi belajar siswa
terdapat pada staf penggajar.
Berdasarkan sudut pandang psikologis, motivasi merupakan kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan,
menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan
tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar.

Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.


• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah
masalah bagi guru.
Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik.
Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru.
Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan.
Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar
memecahkan perhatiannya.

Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi
ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas
guru adalah membangkitkan motivasi sang murid sehingga ia mau melakukan belajar.

Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh para staf pendidik untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan
mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas
tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.

2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka
untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan
termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.

3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Tentunya pujian yang bersifat membangun.

5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.
Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan
berusaha memacu motivasi belajarnya.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar


Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.

7. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok

8. Menggunakan metode yang bervariasi (jangan terlalu monotone dalam mengajar)

9. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

10. Menggunakan gambar dalam proses menerangkan. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi rasa jenuh siswa

11. Menggunakan lelucon / bercanda. Sebagai bentuk “refreshing” dan untuk


mendapatkan perhatian siswa kembali

http://alberthrs.wordpress.com/2009/03/09/penyebab-

siswa-kurang-semangat-dan-solusinya/
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL………………………………………………………………………. i
PENGESAHAN……………………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………. iii-iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………… v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1
1.2 Tujuan…………………………………………………………… 1
1.3 Hasil yang Diharapkan…………………………………………. 2
1.4 Pembatasa Masalah…………………………………………….. 2-3
1.5 Perumusan Masalah……………………………………………. 3
1.6 Sumber Data dan Metode……………………………………… 4
BAB 2 POLUSI
2.1 Pengertian Polusi………………………………………………. 5-6
2.2 Macam-macam Polusi…………………………………………. 6-8
2.3 Sebab-sebab Polusi……………………………………………… 8
2.4 Akibat Polusi……………………………………………………. 8-11
2.5 Penanggulangan………………………………………………… 11-13
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………… 14-15
3.2 Saran…………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 17
LAMPIRAN…………………………………………………………………. 18-19
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………….. 20

You might also like