Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Chromizing one of many coats process of metal to improve physical and
mechanical properties of steel, especially corrosion resistant. Cromizing process
use muffle furnace, specimen was placed in ceramic cylinder that contains material
coating, they are Chrome Oxide (Cr2 O3) and substance activator Ammonium
Chloride NH4Cl, Then heated for few hours at high temperature. Atoms will diffuse
to base metal. Chromium atom does not only coat base metal but it will make
alloying process until deep. This coat is strong than coating by electrolytic
chromium plating. Research of chromizing process takes constant variables,
chrome oxide concentration 95 % and substance activator 5 % , mix of that
substance amount 40 grams for once process. As material base metal is low
carbon steel that dimension diameter 25,4 mm and thick 20 mm. Holding time for
heating 10 hours, cooling media water. Variables inconstant the temperature are
900, 950, 1000, 1050 and 1100 0C. Result of research the hardness before
chromizing process on base metal was 170 HV (Hardness Vickers) , after process
the lower hardness 225 HV at heating 9000C and higher 257 HV at heating 1100
0
C. The diffusion distance Cr atoms by measurement of hardness until 230 µm, on
hardness 172 HV (where the hardness down as base metal). The higher
temperature 1100 0C thickness of coat 83 µm more then lower temperature
9000C the coat 40 µm. Micro structure of base metal did not change still ferrite,
but the grain size grew more bigger.
Keywords: Chromizing, Coating, Low Carbon Steel
1. Pendahuluan
Baja karbon banyak digunakan dalam alat-alat industri dan alat-alat mekanis karena baja
karbon banyak diproduksi dan harganya memang relatif lebih murah dan juga memenuhi
syarat teknis tetapi kelemahan dari baja karbon adalah mudah terkorosi. Salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah proses pelapisan dengan cara mendifusikan atom-atom
logam pelapis ke dalam logam utama dan karena temperatur proses yang cukup tinggi maka
atom-atom logam pelapis yang berdifusi ke dalam logam utama membentuk larutan padat dan
senyawa logam lainya. Proses ini disebut dengan diffusion coating atau pelapisan difusi.
Proses pelapisan difusi ada bermacam-macam yaitu ; Nitriding (pelapisan dengan nitrida),
Carburising (pelapisan dengan karbon), Calorising (pelapisan dengan aluminium), Chromising
(pelapisan dengan khrom). Pada proses Nitriding dan Karburising biasanya digunakan untuk
mendapatkan lapisan permukaan yang keras.
87
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 2, April 2002: 87 - 98
88
Pengaruh Temperatur Pemanasan Terhadap Kekerasan dan Ketebalan Lapisan pada Chromizing Baja
Karbon Rendah (Toto Rusianto dan Sigit Murdana)
berbentuk sebagai atom tunggal bukan dalam bentuk molekul. Hal ini disebabkan mobilitas
jauh lebih tinggi dari malekul.
Penyebab difusi dalam atom secara sederhana adalah bahwa atom-atom dalam benda
padat selalu melompat dari satu posisi dalam suatu struktur kristal ke posisi terdekatnya.
Selama proses ini berlangsung, akan selalu diperlukan adanya gradien konsentrasi antara
lokasi yang satu dengan yang lainnya dan juga temperatur. Mekanisme tranport massa
berlangsung dari berkonsentrasi tinggi ke berkonsentrasi rendah. Pergerakan ini akan sangat
bergantung pada energi penggerak yang dimiliki oleh atom-atom dan awal proses . Sedang
temperatur akan mempercepat proses perpindahan atom-atom tersebut.
2.1.1. Mekanisme Difusi
Mekanisme difusi diklasifisikan dengan cara perpindahan dan posisi yang ditempati oleh
atom-atom yang berdifusi dapat dibagi menjadi tiga mekanisme difusi :
1. Mekanisme Kekosongan
2. Mekanisme Interstisi
3. Mekanisme Tukar Tempat / subtitusi
89
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 2, April 2002: 87 - 98
(2). Reaksi katalis klorit pada permukaan logam pelapis dalam lingkungan yang
mengandung hidrogen.
MCl2 + H 2 M + 2HCl (5)
(3). Penguraian termal gas Cl pada permukaan logam.
MCl2 M + Cl2 (6)
Adalah proses perpindahan massa yang umumnya sebagai atom tunggal di dalam logam.
Dalam proses difusi membutuhkan energi untuk pindah tempat disebut energi aktivasi. Energi
ini didapat dengan menaikkan temperatur, sehingga atom mempunyai energi yang cukup untuk
mendobrak ikatan dan melompat ke posisi yang baru. Pada proses pendifusian suhu
dipertahankan dalam jangka waktu tertentu agar ada perubahan konsentrasi diantara
permukaan dan mendapatkan kedalaman penembusan yang dikehendaki.(Lawrence H Van
Vlack, 1984)
2.2. Difusifitas
Bila atom mengisi kekosongan, maka terjadi lubang atau kekosongan baru. Kekosongan
baru ini dapat diisi oleh atom lain yang berasal dari tetangga mana saja. Sebagai hasil akhir
dapat dikatakan bahwa atom melakukan “gerak acak” dalam kristal. Mekanisme gerak acak
dapat diterapkan pada atom karbon yang bergerak diantara atom besi dari sisipan yang satu
keposisi sisipan berikutnya.Kemampuan chromizing adalah kemampuan baja menyerap
kromium. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi chromizing komposisi baja karbon,
waktu chromizing, aktivitas kromium, temperatur dan strukturmikro.
a. Komposisi baja karbon
Karbon mempunyai daya ikat yang besar dengan kromium untuk membentuk
karbida. Sebaliknya pada baja karbon rendah ketebalan lapisan kromium akan
semakain tipis. Diagram keseimbangan untuk besi – karbon – kromium sangat
komplek karena kromium membentuk karbida. Salah satu karbidanya adalah Cr 3C
yang mirip Fe3C, tetapi dengan adanya besi dapat menghasilkan Fe 2CrC atau
Cr 2FeC dan ditulis (Fe,Cr) 3C. Karbida lain yang lebih komplek yaitu (Fe,Cr)7C3
yang sangat besar pengaruhnya membatasi daya larut kromium dalam Fe austenit.
b. Kedalaman Difusi
Pengaruh kedalaman difusi atom-atom tertentu dirumuskan seperti :
X = 2 Dt (7)
Dari rumus ini ditunjukkan bahwa untuk pemanasan pada suhu konstan , maka
semakin lama waktu proses chromizing akan semakin tebal lapisannya.
c. Aktivitas Kromium
Aktivitas kromium adalah salah satu faktor utama yang memerlukan pengontrolan
selama chromizing. Sedangkan sesuai dengan hukum difusi yang berlaku, derajad
penetrasi logam ditentukan oleh temperatur dan kadar kromium yang bertambah
pada lapisan luar baja. Dalam pack chromising, aktivitas kromium dapat dikontrol
oleh zat aktivator yaitu kadar NH4Cl yang dipertahankan pada sekitar 2-5 %. Dari
reaksi-reaksi kimia yang terjadi selama proses chromizing dapat diketahui bahwa
bila kadar NH4CL berkurang akan mengurangi aktivitas chromium karena gas HCl
yang mengikat Cr menjadi CrCl2 akan berkurang pula. Suatu aktivitas kromium
yang tinggi dapat dicapai dengan menaikkan temperatur, sehingga penguraian
NH4Cl akan tinggi. Pemanasan dengan volume konstan pada ruangan tertutup akan
90
Pengaruh Temperatur Pemanasan Terhadap Kekerasan dan Ketebalan Lapisan pada Chromizing Baja
Karbon Rendah (Toto Rusianto dan Sigit Murdana)
91
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 2, April 2002: 87 - 98
Amonium klorida (NH4Cl) sebagai aktivator pelapis disamping itu juga agar cara penelitian
dapat efisien, efektif dan ekonomis.
92
Pengaruh Temperatur Pemanasan Terhadap Kekerasan dan Ketebalan Lapisan pada Chromizing Baja
Karbon Rendah (Toto Rusianto dan Sigit Murdana)
255 257
260 248
250
234
Kekerasan ( HV )
240
225
230
220
210
200
900 950 1000 1050 1100
Temperatur ( C )
Pengujian pada kondisi permukaan lapisan hingga ke material dasar. Hasil pe ngujian
kekerasan yang dilakukan pada lapisan (coating) sampai ke material dasar (base metal) dengan
interval jarak ; 0,03 mm ; 0,06 mm ; 0,09 mm ; 0,12 mm ; 0,18 mm dan 0,24 mm seperti
terlihat pada tabel 2.
Dari hasil pengujian kekerasan terhadap kedalaman proses difusi atom-atom adalah
pada bagian yang paling tepi mempunyai kekerasan yang lebih tinggi, selanjutnya pada
pengujian di titik yang lebih dalam kekerasannya menurun, terlihat pada Gambar grafik 4. Ini
terjadi karena pada daerah yang dekat dengan permukaan konsentrasi kromiumnya lebih besar
dibandingkan dengan bagian dalam, dimana konsentrasinya turun. Dengan turunnya
konsentrasi atom-atom Cr maka dengan sendirinya akan menurunkan kekerasan. Indikasi
pengaruh perubahan kekerasan ini dapat dijadikan pedoman berapa jauh atom-atom Cr dapat
berdifusi ke dalam base metalnya.
93
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 2, April 2002: 87 - 98
300.00
250.00
Kekerasan HV
200.00
150.00
100.00
0.03 0.06 0.09 0.12 0.18 0.23
Jarak Pengukuran (mm)
Gambar 4. Distribusi kekerasan terhadap jarak pengukuran dari permukaan lapisan hingga
benda uji (base metal) bagian dalam
Dari struktur mikro yang ada dapat dilihat bahwa pada temperatur yang lebih tinggi
tebal lapisan yang terbentuk lebih tebal. Hal disebabkan karena pada temperatur yang lebih
tinggi akan mempunyai kecepatan difusi yang lebih cepat. Berdasar ketentuan bahwa
persamaan (8). Dengan meningkatnya temperatur akan meningkatkan koefisien difusi.
Dari rumus diatas jika temperatur pemanasan dinaikkan, dengan koefisien difusi, panas
jenis dan konstanta gas yang konstan maka harga difusifitas (D) mengalami peningkatan.
Dengan naiknya difusisitas, sedangkan waktu pemanasannya konstan perubahan tebal lapisan
akan ditentukan dari peningkatan difusisitas. Semakin besar difusisitas maka kedalam difusi
menjadi lebih besar, hal ini dapat dilihat dari persamaan (7).
94
Pengaruh Temperatur Pemanasan Terhadap Kekerasan dan Ketebalan Lapisan pada Chromizing Baja
Karbon Rendah (Toto Rusianto dan Sigit Murdana)
0.09
tebal Lapisan ( mm )
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
900 950 1000 1050 1100
Temperatur ( T )
Pada proses chromizing didapat bahwa dengan semakin tinggi temperatur pemanasan
akan mengakibatkan tebal lapisan (coating) meningkat. Hal ini disebabkan karena dengan
temperatur yang lebih tinggi memberikan penambahan reaksi yang lebih besar terhadap
energi aktifasi fraksi atom , sehingga desosiasi NH4Cl akan semakin tinggi. Pemanasan
dengan volume konstan pada ruangan tertutup akan meningkatkan tekanan dalam ruangan
meningkat sehingga aktivitas kromium meningkat pula. Dengan meningkatnya aktifasi unsur-
unsur maka dekomposisi pembentukan logam Cr pada lapisan menjadi bertambah besar . Hal
ini terlihat pada pemanasan 1100 oC, tebal lapisan tertinggi yaitu 0,083 mm (83 µm)
Peningkatan ketebalan dapat dilihat pada Gambar 5.
95
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 2, April 2002: 87 - 98
mengkilap dan terbentuk banyak rongga seperti terlihat jelas pada struktur mikro pemanasan
temperatur 950 °C. Setelah memperhatikan beberapa hal selama proses chromizing berjalan,
dapat dianalisa hal ini dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya.
a. Bahwa untuk menguraikan senyawa Oksid diperlukan lingkungan nitrogen atau
hidrogen. Kebutuhan hidrogen yang diharapkan dari terurainya NH 4Cl dan udara yang
ada dalam pack ( 70 % H2) tidak mencukupi. Sehingga kemungkinan yang terjadi
oksid yang sudah terurai akan mengikat kembali dengan Cr dan sebagian gas Cr yang
sudah bereaksi dengan gas Cl yang sudah terbentuk. Sebagian oksida akan membentuk
oksida yang terjebak diantara ikatan Cr dan Cl sehingga ikut menempel pada
permukaan bersama dengan krom. Hal ini mengakibatkan permukaan buram dan
kekerasan yang terbentuk tidak terlalu tinggi
b. Kemungkinan lain yang mungkin adalah terjadinya pengumpalan pada Cr 2O3 .Karena
pada waktu pengambilan material yang chromizing terlihat media krom masih terlihat
mengumpal. Kemungkinan reaksi chromizing terjadi pada awal proses sebelum terjadi
pengumpalan selanjutnya justru terjadi oksidasi sehingga lapisan krom bercampur
dengan terak. Sehingga peningkatan kekerasannya kecil dan lapisannya buram.
96
Pengaruh Temperatur Pemanasan Terhadap Kekerasan dan Ketebalan Lapisan pada Chromizing Baja
Karbon Rendah (Toto Rusianto dan Sigit Murdana)
Gambar 6. Foto Struktur mikro dan lapisan hasil proses chromizing dengan variasi
temperatur perbesaran 200 x
5.2. Saran
Penelitian proses chromizing perlu dikembangkan lebih lanjut cara cara chromizing
yang lebih efisien dengan dengan menggunakan bahan media kromium yang lain serta bahan
penyedia gas hidrogen atau nitrogen dan juga perlu diperhatikan juga terjadinya pengumpalan
bahan chromizing sehingga dapat dihasilkan lapisan yang merata dan peningkatan
kekerasannya tinggi. Perlu dilakukan pengujian ketahanan terhadap korosi, hal ini didasari
bahwa sifat lapisan kromium adalah selain meningkatkan kekerasan juga mempunyai sifat
tahan terhadap korosi.
97
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 2, April 2002: 87 - 98
Daftar Pustaka
__________, ASM HAND BOOK, 1992,Vol 3 Mettallograpy and Microstructure, ASM
International
__________, ASM HAND BOOK, 1992,Vol 3, Phase and Struktur Alloy, ASM International
__________, ASM HAND BOOK, 1992,Vol 5, Surface Engginering, ASM International
Avner
Sidney H, 2th edition,1974, Introduction to Physical Metallurgy, Mc Graw-hill Book
Company
Karl, Erik Thelning, 1984, Steel and Its Heat treatment, 2nd ed, Butteworth & Company,
London
Kennet R. T. , John Chamberlain, 1991, Korosi Untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasawan,
Gramedia PT, Jakarta
Krauss G, 1990, Steels Heat Treatment and Processing Principles, ASM International
Lawrence. H. Va. Vlack–Sriati Djaprie , 1983, Ilmu dan Teknologi Bahan, Erlangga PT,
Edisi Keempat
R E Smallman, 1991, Metalurgi Fisik Modern, Gramedia PT, Edisi Empat Jakarta
Rollasan, E. C, 1985, Metallurgy for Engineers, fourth edition, English Language Book
Society,
Surdia, Tata., Shinroko Saito, 1991, Pengetahuan Bahan Teknik, cetakan ke 3, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
98