You are on page 1of 34

TEKNOLOGI PRATEGANG

Oleh :

Aris Rismayana Hadi (08124006)

Tatang Bahlawan (08124027)

Teddi Apriyadi (08124028)


Balok Girder
Girder Jembatan merupakan struktural yang
langsung menerima beban lalu lintas.
Alur kerja pekerjaan prestressing
Stressing Girder
Stressing Girder
• Stressing adalah
Material beton prategang terdiri dari

1. Beton
2. Kabel/Tendon Baja Prategang
3. Grouting
4. Anchor
POT A-A POT B-B
Beton
Campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar
dan lain dengan atau tanpa bahan tambahan
yang membentuk masa padat
(SNI 03-2847-2002)
Tendon
Elemen baja misalnya kawat baja, kabel batang,
kawat untai atau suatu suatu bundel dari
elemen elemen-elemen tersebut yang
digunakan untuk memberi gaya prategang pada
beton (SNI 03-2847-2002)
2.Baja
a. Baja prategang
Tipe tendon
Duct “VSL”
Duct “DSI”
Grouting
• Grouting harus terdiri dari semen portland
dan air; atau semen portland, pasir, dan air.
Bahan untuk grout yaitu semen portland, air,
pasir dan Bahan tambahan yang mengandung
kalsium klorida tidak boleh
dipergunakan. (SNI 03-2847-2002)
Pemilihan Proporsi Grouting
1) proporsi dari bahan untuk grout harus didasarkan pada salah satu
ketentuan berikut :
a) hasil pengujian dari grout yang masih basah dan yang sudah
mengeras yang dilaksanakan sebelum pekerjaan grout dimulai atau ;
b) rekaman pengalaman sebelumnya dengan bahan dan peralatan
yang serupa dan pada kondisi lapangan yang sebanding.
2) semen yang digunakan untuk pekerjaan harus sesuai dengan pilihan
semen yang digunakan untuk dasar penentuan proporsi grout.
3) Kadar air harus seperlunya cukup untuk menjamin tercapainya
pelaksanaan pemompaan grout yang baik; tetapi nilai rasio berat air-
semen tidak boleh melampaui 0,45
4) Penurunan kemampuan alir grout yang telah tersedia akibat penundaan
pelaksanaan grouting tidak boleh diatasi dengan menambah air.
Grouting “VSL”

Kekuatan setelah7 hari >20Mpa


Setelah 28 hari>30Mpa
Grouting “VSL”
Angkur

suatu alat yang digunakan untuk menjangkarkan


tendon kepada komponen struktur beton dalam
sistem pasca tarik atau suatu alat yang
digunakan untuk menjangkarkan tendon selama
proses pengerasan beton dalam sistem pratarik
(SNI 03-2847-2002)
Angkur “VSL”
Angkur Hidup

Tipe E

Tipe CS
2000

Tipe CS
2000
Angkur Mati

Tipe L
Tipe P

Tipe H
Angkur “DSI”
Angkur hidup

Tipe ED
Tipe MA
Angkur Mati

Tipe ZF/ZR
Hidroulik DSI dan VSL
Kehilangan gaya prategang seketika
dikarenakan :

1. Pemendekan elastis pada beton sesaat


setelah transfer
2. Gesekan pada selongsong tendon
3. Slip Anchorage
Kehilangan gaya prategang jangka panjang
dikarenakan :
1. Pengaruh rangkak pada baja
2. Pengaruh susut pada baja
3. Relaksasi pada baja
Pekerjaan Prestressing
Material Prestressing
Strand

Duct
(pembungkus tendon)

Angkur
LATAR BELAKANG PROYEK

Dalam rangka menunjang hal tersebut di atas maka diperlukan


peningkatan fungsi prasarana perhubungan khususnya jalan dan
jembatan. Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun anggaran
2006/2007 memprogramkan peningkatan penanganan jalan dan
jembatan baik peningkatan maupun pembangunan jembatan di
wilayah Kabupaten Bandung. Maksud dan tujuan pembangunan
Jembatan Pameuntasan adalah untuk pengembangan wilayah,
ekonomi, dan pariwisatan di Kabupaten Bandung.
LOKASI PROYEK
DATA TEKNIS
Kelas Jembatan : kelas A
Pembebanan : BM-100
Bentang Total : 102.50 meter
Lebar jembatan : 10.00 meter
Lebar trotoar : 1.00 meter
Pondasi : Tiang Pancang
Beton Precast diameter 40.00 cm
Mutu Tiang pancang : K-600
Mutu Beton Girder : K-500 dan K-600
Mutu Beton Panel : K-350
Mutu Beton Lantai : K-350
Mutu Beton Trotoar : K-350
Mutu Baja Tulangan : U-32 dan U-24
Kemiringan : 2 % ke kiri dan ke kanan dari as jalan
Nonton dulu luuurrr??
TERIMA KASIH

You might also like