You are on page 1of 234

HAKIKAT MANUSIA

BAGIAN SATU
MENJADI MUSLIM SEJATI

Brainstorming :

1. Untuk Apa Beragama?


2. Agama Sebagai Candu Masyarakat
3. Segala Yang Ada : Materi.
4. Tuhan, Hasil Rekayasa Pikiran?
5. Tuhan Telah Mati?
6. Manusia Sebagai Makhluk Pencari Kebenaran.
7. Metodologi Ilmiah Paling Baik?
8. Siapakah Pencipta Alam Semesta?
Pelurusan :
1. Manusia, Makhluk yang Lemah
2. Fungsi Berfikir pada Manusia.
3. Kelemahan Metode Ilmiah
4. “X” power dalam penciptaan alam semesta
5. Existensi Tuhan

1 53509284.doc
Bab Satu
Agama dan Tuhan, Pandangan Kaum Atheis
Apa yang anda pikirkan, yang menjadi orientasi dalam kehidupan anda
saat ini, cara pandang mengenai diri dan masyarakat, mengenai hidup
dan kehidupan dalam semua aspek, sangat dipengaruhi oleh
paradigma yang anda ikuti dan berlaku dalam masyarakat. Bagaimana
paradigma yang berlaku dan diikuti sebagian besar orang dalam suatu
masyarakat, secara umum bisa kita cermati dalam logika stereotip
yang bisa kita diskusikan dalam buku ini.

1. Untuk Apa Beragama ?


Sebagaimana kita fahami, agama merupakan sebuah jalan bagi
manusia untuk mencari kebahagiaan. Agama menjadi pedoman dan
ajaran yang dikuti oleh banyak manusia, sebagai upaya untuk
mendapatkan kebahagiaan. Orang beragama pada dasarnya adalah
untuk mendapatkan kebahagiaan.
Namun bagaimana realitasnya? Banyak manusia beragama justru
harus berhadapan dengan berbagai konflik. Suatu kelompok
masyarakat ketika mereka mementingkan agamanya, maka
masyarakat tersebut akan berhadapan secara diametral dengan
masyarakat lain yang juga ingin menjalankan agamanya.
Masyarakat muslim Palestina ketika atas nama agama, mereka
mencoba mempertahankan tanah kelahirannya, harus berlawanan
dengan tentara Israil, yang juga atas nama agama ingin merebut
tanah suci agama Yahudi. Hampir tiap hari pemuda dan remaja
Palestina dengan ketapelnya, dengan batu-batu kerikil harus
berhadapan dengan tentara Isarail yang membawa senjata modern.
Puluhan pemuda dan remaja Palestina menjadi korban pembantaian
oleh tentara Israil hampir tiap hari.
Setelah kelompok Hamas memenangkan Pemilu 2006 ini dan
memimpin pemerintahan Palestina, terjadi penghentian bantuan dana
dari Amerika Serikat dan dunia barat. Di negara Palestina sendiri
terjadi pertentangan dan konflik internal antara kelompok Hamas dan
kelompok Fatah (partai pemegang pemerintahan sebelumnya).
Di Irak, dalam kepemimpinan Saddam Husein yang mengibarkan
bendera “Laa ilaaha illallah” harus menghadapi keganasan pasukan
Amerika Serikat yang kemudian menghancur luluhkan negeri 1001
malam itu. Setelah Saddam Husein ditangkap dan diadili, masyarakat
Irak mengalami perang saudara, yaitu kaum Sunni dan kaum Syiah,
saling baku hantam. Terjadi pengeboman oleh jamaah Sunni di Masjid
milik kaum Syiah dan sebaliknya dilakukan pengeboman oleh jamaah
Syiah di Masjid milik kaum Sunni.

2 53509284.doc
Di Ambon, beberapa tahun lalu juga terjadi peperangan dengan
baku tembak, saling membunuh, dengan peralatan pedang, samurai,
tombak, dan pistol rakitan antara kaum muslimin dan kaum nasrani.
Konflik yang tak pernah ada habisnya juga terjadi antara
organisasi NU dan Muhammadiyah, padahal dua organisasi ini sama-
sama dari kelompok muslim. Barangkali di tingkat pimpinan, ada
upaya untuk meredam konflik itu, namun di kalangan masyarakat
bawah, masih sering mereka tidak bersedia untuk duduk dalam satu
forum.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, kaum muslim Indonesia
juga mengalami ketakutan dan kekhawatiran jika menunjukkan
identitas keislamannnya, karena distampel sebagai teroris. Mereka
yang dicurigai teroris, akan ditangkap oleh pasukan detasemen 88
antiteror dan harus melakukan serangkaian proses pemeriksaan.
Dengan beragama diharapkan akan mendapatkan ketentraman,
kedamaian dan kebahagiaan malah yang didapat sebaliknya,
ketakutan dan kecemasan.
Apa yang saya uraikan merupakan realitas di depan mata yang
pada akhirnya memunculkan pernyataan yang stereotip, untuk apa
kita beragama jika agama justru mengantarkan kita pada peperangan,
kehancuran, hilangnya kedamaian? Banyak orang akhirnya tak mau
peduli terhadap ajaran agamanya, cenderung bersikap pasif, cuek
bahkan tak mau membawa konsep agama dalam kehidupannya,
khususnya dalam masyarakat.

2. Agama Sebagai Candu Masyarakat.


Agama bagi sementara orang hanyalah tempat pelarian dari
permasalahan hidup. Ketika seseorang mengalami banyak masalah
seperti kemiskinan, ketidakberdayaan, kesengsaraan, maka dia akan
mencari suatu kekuatan yang dianggapnya dapat menolongnya dari
permasalahan hidupnya. Kekuatan tersebut dipercaya dapat
membantunya memberikan solusi atas masalah yang dihadapi.
Demikian anggapan yang ada pada sebagian masyarakat.
Anggapan semacam ini juga didukung dan diperkuat oleh pemikiran
Karl Marx (1818-1883), seorang ahli filsafat kelahiran Jerman.
Menurut Marx, agama sebagai candu masyarakat. Dalam pandangan
Marx, agama memang pantas disebut sebagai candu masyarakat
karena seperti candu, ia memberikan harapan-harapan semu, dapat
membantu orang untuk sementara waktu melupakan masalah real
hidupnya. Seorang yang sedang terbius oleh candu/opium dengan
sendirinya akan lupa dengan diri dan masalah yang sedang
dihadapinya. Ketika orang sedang masuk dalam penderitaan yang
dibutuhkan tidak lain adalah candu yang dapat membantu melupakan
segala penderitaan hidup, kendati hanya sesaat saja. Dalam konteks
ini orang memang membutuhkan ilusi-ilusi untuk meringankan
penderitaan dalam dunia real. Pertanyaan filosofis yang diajukan Marx

3 53509284.doc
adalah: Mengapa masyarakat harus memiliki ilusi? Mengapa pula
masyarakat membutuhkan ilusi-ilusi religius?
Bagi Marx, agama merupakan medium dari ilusi sosial. Dalam
agama tidak ada pendasaran yang real-obyektif bagi manusia untuk
mengabdi pada kekuasaan supranatural. Hal ini bisa dijelaskan dari
bagaimana agama berkembang. Agama berkembang karena
diwartakan oleh masyarakat yang mempunyai kekuasaan atau oleh
masyarakat yang mempunyai kekuasaan atau oleh masyarakat yang
didukung oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan itu. Agama tidak
berkembang karena ada kesadaran dari manusia akan pembebasan
sejati, tetapi lebih karena ada keasadaran dari manusia akan
pembebasan sejati, tetapi lebih karena kondisi yang diciptakan oleh
orang-orang yang memiliki kuasa untuk melanggengkan
kekuasaannya. Propaganda agama yang dilakukan oleh orang-orang
yang memiliki kekuasaan dipandang oleh Marx sebagai sikap meracuni
masyarakat. (Eusta Supono, Agama Solusi atau Ilusi?, 2003)
Karena itu, komunitas yang sefaham dengan Marx berpandangan
agama hanya menghambat kemajuan dan modernisasi. Dengan
berbagai aturan, norma, dogma-dogma dan kaidah yang ada dalam
ajaran agama membuat masyarakat terbelenggu, terhambat dalam
produktifitas maupun kreativitasnya, dan tak bisa melakukan
peningkatan kebudayaan dan peradaban bagi perkembangan
masyarakatnya. Karena itu agama harus ditolak dan ditinggalkan.

3. Segala Yang Ada : Materi?


Keraguan tentang konsep agama sebagai pedoman hidup yang
bisa membawa manusia mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian,
berlanjut pada keraguan akan Tuhan. “Sesuatu” yang menjadi pokok
keyakinan orang beragama. Mereka pun meragukan keberadaan
Tuhan.
Segala yang ada adalah materi. Materi adalah segala sesuatu
yang menempati ruang dan terpengaruh oleh waktu. Materi tersusun
dari partikel-partikel yang terdalam, tidak dapat rusak, kecil, bulat,
keras, yang dinamakan atom-atom. Atom-atom tersebut bukan hanya
tidak pernah terjadi atom-atom baru. Ini berarti bahwa semua bentuk
materi hanyalah merupakan pengelompokan baru atom-atom tadi,
sebagai semula diyakini kebenarannya, hukum kekekalan materi
(Louis O Kattsoff, Pengantar Filsafat, hal 88)
Alam semesta dan manusia menurut paham ini juga materi.
Mahluk hidup sebagai materi tersusun dari partikel-partikel hidup yang
disebut sel. Sel pada mahluk hidup akan mengalami kerusakan dan
digantikan dengan yang baru. Itulah yang terjadi pada binatang,
manusia maupun alam semesta. Materi merupakan awal dan akhir
suatu kehidupan.
Orang yang berfaham materialisme menganggap bahwa realitas
seluruhnya adalah materi belaka. Menurut Ludwig Feuerbach (1804-

4 53509284.doc
1872), hanya alamlah yang ada. Manusia adalah alamiah juga. Yang
penting bagi manusia bukan akalnya, tetapi usahanya. Sebab
pengetahuan hanyalah alat agar usaha manusia berhasil. Kebahagiaan
manusia dapat dicapai di dunia ini. Oleh karena itu menurutnya,
agama dan metafisika harus ditolak.
Menurut Feuerbach, agama timbul dari sifat egoisme manusia
yang mendambakan kebahagiaan. Apa yang tidak ada pada manusia
tetapi didambakannya, digambarkan sebagai kenyataan yang ada
pada para dewa (atau Tuhan). Karena itu, Dewa (atau Tuhan)
sebenarnya merupakan keinginan manusia. (Drs A. Chairil Basori,
Filsafat, 1987)
Penganut faham materialisme, menganggap sebenarnya Tuhan itu
tidak ada. Adanya Tuhan tak dapat dibuktikan. Mereka lebih percaya
Tuhan itu tidak ada. Jika keberadaan Tuhan tidak diakui, maka secara
otomatis ajaran dan kebenaran yang bersumber darinya yaitu agama
pun tidak diakui. Paling tidak bagi mereka yang berpaham
materialisme, menolak keberadaan Tuhan.
Akibat penolakan atas keberadaan Tuhan, mendorong penganut
paham ini bebas melakukan tindakan yang mereka sukai, tanpa rasa
takut akan mendapat murka dari Tuhan.

4. Tuhan, Hasil Rekayasa Pikiran?


Pada masyarakat yang tidak mengakui dan menolak keberadaan
Tuhan, juga berpendapat bahwa adanya Tuhan pada kepercayaan
orang-orang beragama, hanyalah hasil rekayasa pikiran. Manusia
merupakan makhluk yang berakal, yang mampu berfikir, maka dengan
pikirannya dia bisa mengadakan obyek tertentu dalam alam
pikirannya.
Tokoh rasionalis Rene Descartes (1596-1650) menyatakan
“cogito ergo sum” yang artinya aku berpikir, maka aku ada. Adanya
aku, sebagai manusia, nyata ada jika aku berpikir. Dan dengan
berpikir, manusia bisa menjadikan segala sesuatunya menjadi
“mengada”. Tuhanpun menjadi ada, dengan cara dipikirkan. Jika
manusia berpikir Tuhan ada, maka jadilah Dia ada. Sebaliknya, jika
Tuhan tidak dipikirkan, maka Tuhan tidak ada.
Dengan cara yang sama, pembaca bisa berpikir mengenai seorang
wanita cantik berambut pirang, maka akan muncul dan menjadi ada
dalam alam pikiran pembaca seorang wanita cantik berambut pirang.
Pun pembaca bisa berpikir mengenai seekor harimau besar berwarna
putih yang siap menerkam, maka akan muncul dan menjadi ada dalam
alam pikiran pembaca, seekor harimau besar berwarna putih yang siap
menerkam. Meski dalam alam nyata tak pernah ada di depan
pembaca.
Demikianlah, analogi yang sama mereka anggap, bahwa adanya
Tuhan adalah hasil rekayasa pikiran manusia.

5 53509284.doc
Perkembangan pemikiran manusia baik perorangan maupun
masyarakat, manurut Auguste Comte (1798-1857) berlangsung
dalam tiga zaman yaitu zaman teologis, metafisis dan zaman positif.

a. Zaman Teologis
Zaman dimana manusia percaya bahwa di belakang gejala-gejala
alam, terdapat kuasa-kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan
gerak gejala-gejala tersebut. Pada masyarakat primitive, mereka
percaya benda-benda seperti batu, pusaka, keris, dan sebagainya
mempunyai kekuatan atau berjiwa (animisme), sehingga mereka
begitu mengagungkan dan memuliakan benda-benda tersebut. Pada
tahap selanjutnya, manusia percaya akan adanya Dewa-dewa
(politheisme), sehingga mereka mengagungkan dan melakukan
penyembahan terhadap Dewa-dewa tersebut, seperti Dewa Matahari,
Dewa Padi, Dewa Gunung, Dewa Cinta. Dewa Pemberi Harta dan lain-
lainnya. Mereka bahkan siap mengorbankan apapun agar Sang Dewa
tidak murka pada masyarakat. Selanjutnya, manusia percaya adanya
satu kekuatan besar, pemimpin para Dewa atau terkumpulnya Dewa-
dewa menjadi satu yaitu Tuhan yang Maha Kuasa. (monotheisme).

b. Zaman Metafisis
Kekuatan-kekuatan yang dimiliki para dewa itu, kekuatan
adikodrati diganti dengan kekuatan-kekuatan abstrak. Mereka percaya
benda-benda di alam semesta itu menyimpan energi, yang dengan
suatu cara tertentu kekuatan energinya dapat dimanfaatkan bagi
kebutuhan dan kepentingan hidup masyarakat.

c. Zaman Positif
Ketika masyarakat tidak lagi berusaha mencapai pengetahuan
tentang yang mutlak baik dari sisi teologis maupun metafisis. Manusia
berusaha mendapatkan hukum-hukum dari fakta-fakta yang
didapatinya dengan pengamatan dan akalnya. Tujuan tertinggi dari
zaman ini, akan tercapai bilamana gejala-gejala telah dapat disusun
dan diatur di bawah satu fakta yang umum saja.
Hukum ketiga tahap zaman tersebut tidak hanya berlaku bagi
perkembangan rohani seluruh umat manusia, tetapi juga berlaku bagi
tiap perseorangan. Umpamanya sebagai kanak-kanak adalah seorang
teolog, sebagai pemuda menjadi metafisikus, dan sebagai orang
dewasa adalah seorang fisikus. (Drs A. Chairil Basori, Filsafat, 1987)
Pada tahap positivisme, manusia telah mampu dengan akal dan
pengetahuannya mengatasi setiap permasalahan. Dengan telah
ditemukannya lampu listrik, mesin jahit, mesin industri, traktor dan
sebagainya, maka seluruh kebutuhan hidup manusia dapat dipenuhi
dengan mempergunakan akal dan pengetahuannya. Maka pada tahap
ini manusia tidak lagi membutuhkan Dewa-dewa maupun Tuhan untuk
membantu mengatasi permasalahannya.

6 53509284.doc
5. Tuhan Telah Mati?
Dengan kemampuan akal dan pengetahuannya, manusia bahkan
berkeinginan untuk bisa menguasai alam. Kehendak untuk berkuasa
merupakan dasar dan sumber tingkah laku manusia. Kehendak untuk
berkuasa memasuki semua bidang kegiatan manusia: kesadaran
hidup, perwujudan nilai-nilai agama, kebudayaan dan lain-lain.
Kehendak untuk berkuasa bahkan merupakan kenyataan yang benar
akan dunia ini. Dunia ini adalah kehendak untuk berkuasa, lain tidak.
Inilah salah satu pokok pikiran Friedrich Nietzsche (1844 –
1900), tokoh filsafat yang Anti-Theisme. Menurut Nietzsche, kehendak
untuk berkuasa ini nampak dalam ilmu pengetahuan. Dengan ilmu
pengetahuan, manusia ingin menyelidiki dunia untuk menemukan
kenyataan dunia yang menjadi. Dengan ilmu, semua yang ada diubah
kedalam bentuk-bentuk yang pasti. Maka ilmu pengetahuan dapat
didefinisikan sebagai penjelmaan alam menjadi konsep-konsep,
dengan tujuan untuk menguasai alam.
Agama juga dinyatakan sebagai perwujudan kehendak untuk
berkuasa. Semua agama hakekatnya berasal dari kehendak untuk
berkuasa. Karena kehendak untuk berkuasa ini tidak dapat dipenuhi
dengan kekuatan manusia sendiri, maka manusia menyerahkan
usahanya kepada pribadi yang lebih tinggi. Manusia lari kepada Tuhan
yang Maha Kuasa, karena ia sendirian tidak dapat mengalahkan
kekuatan yang dihadapinya.
Bagi Nietzsche, manusia yang ideal adalah superman. Dengan
superman kehendak untuk berkuasa atas dunia menjadi sempurna.
Sejarah akan mencapai kesudahannya pada kehadiran manusia
superman ini. Superman adalah manusia yang mengetahui bahwa
Tuhan telah mati, bahwa tidak ada sesuatupun yang melebihi atau
mengatasi dunia ini. Superman akan muncul bila manusia telah
mempunyai keberanian untuk mengubah system nilai, untuk
menghancurkan nilai-nilai yang ada terutama nilai-nilai lama, dan
menyusun dan menggantinya dengan nilai-nilai baru yang melebihi
sebelumnya. (Drs A. Chairil Basori, Filsafat, 1987)
Pernyataan yang cukup berani dari Nietzche bahwa “God is dead”
(Tuhan telah mati) telah mampu membuat masyarakat yang anti
Tuhan untuk melangkah dengan keyakinan diri yang penuh, untuk
melakukan kreativitas yang liberal. Jika tuhan telah mati dengan
segala perintah dan larngannya, maka berarti dunia sudah terbuka
untuk sebuah kebebasan dan kreativitasnya.
Segalanya berjalan dengan sendirinya, alam semesta bergerak
dan berputar mengikuti hokum alam, tanpa campur tangan lagi dari
Tuhan. Demikianlah, pemikiran yang liberal semacam ini banyak yang
melanda masyarakat modern, yang meski tidak secara terus terang,
telah menganggap bahwa God is dead. Tuhan telah mati!

7 53509284.doc
6. Manusia Sebagai Makhluk Pencari Kebenaran.
Namun tidak semua masyarakat mengikuti pemikiran para ahli
filsafat yang anti Tuhan itu. Banyak diantara mereka yang tidak pernah
puas dengan penjelasan para ahli pikir dunia masa lampau. Manusia
menyadari bahwa dirinya berbeda dengan binatang. Adanya akal yang
melengkapi makhluk bernama manusia, membedakannya dari
makhluk yang lain. Dengan akalnya manusia terus bertanya, mencari
jawaban atas setiap pertanyaan. Pertanyaan yang paling mendasar
adalah Siapakah aku? Dari mana aku? Hendak kemana Aku?
Pertanyaan-pertanyaan ini terus mengusiknya yang membutuhkan
jawaban yang memuaskan. Termasuk pertanyaan tentang Tuhan dan
alam semesta? Manusia ingin mengetahuinya dengan cara bertanya
dan berpikir.
Dengan menggunakan akalnya inilah manusia berusaha untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan yang muncul pada dirinya.
Menurut Endang Syaifudin Ansori, Manusia adalah hewan yang
berpikir. Berpikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban.
Mencari jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari kebenaran akan
Tuhan, alam dan manusia. Jadi pada akhirnya : Manusia adalah
makhluk pencari kebenaran. (Endang Syaefuddin Anshari, Ilmu,
Filsafat dan Agama, 1987)
Lalu apa itu kebenaran? Dalam dunia ilmu pengetahuan,
kebenaran adalah kebenaran ilmiah, suatu pengetahuan yang jelas
dari suatu obyek materi yang dicapai menurut obyek forma (cara
pandang) tertentu dengan metode yang sesuai dan ditunjang oleh
suatu system yang relevan. Pengetahuan demikian ini tahan uji baik
dari verifikasi empiris maupun yang rasional.
Dalam pembahasan tentang teori kebenaran, Endang
mengemukakan tiga teori yaitu teori korespondensi, teori konsistensi
dan teori pragmatis. Uraian tiga teori itu dijelaskan sebagai berikut.

a. Teori korespondensi (coorespondence theory)


Adalah kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian
(correspondence) antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat
dengan apa yang sungguh merupakan halnya atau faktanya.
Menurut teori korespondensi, suatu pernyataan dianggap benar jika
materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu adalah
berkorespondens (bersesuaian) dengan obyek yang dituju oleh
pernyataan tersebut. Dengan kata lain, kebenaran itu adalah suatu
pernyataan yang sesuai dengan kenyataan (fakta), tanpa
memperhatikan idea atau pikiran. Contohnya “di luar rumah udaranya
dingin”, pernyataan ini benar jika faktanya ketika kita keluar rumah
memang udaranya dingin.

b. Teori konsistensi (consistence theory)

8 53509284.doc
Teori ini disebut pula coherence, adalah kebenaran, tidak dibentuk
atas hubungan antar putusan (gudgement) dengan sesuatu yang lain,
yaitu fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan
itu sendiri. Atau secara sederhana dapat dikatakan nahwa menurut
teori konsistensi, suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat konsisten atau koheren dengan pernyataan-pernyataan
sebelumnya yang telah dianggap benar, tanpa mempedulikan fakta
yang ada. Contohnya, “murid SMA Satu pintar-pintar” adalah
pernyataan awal (terdahulu) yang benar. “Harno adalah murid yang
pintar”, pernyataan ini dianggap benar jika Harno adalah murid SMA
Satu. Dasar pembenaran pernyataan “Harno murid yang pintar”
karena koheren dengan pernyataan sebelumnya, “murid SMA Satu
pintar-pintar”.

c. Teori pragmatis (pragmatic theory)


Suatu proposisi adalah benar sepanjang proposisi itu berlaku, atau
memuaskan. Menurut teori pragmatis, kebenaran bergantung kepada
kondisi-kondisi yang berupa manfaat (utility), kemungkinan dapat
dikerjakan (workability) dan konsekuensi yang memuaskan
(satisfactory results).
Dengan perkataan yang lebih sederhana, sesuatu dianggap benar
jika itu mempunyai manfaat fungsional atau menguntungkan dalam
kehidupan praktis. Contohnya, pernyataan “system komputerisasi
kantor adalah baik”. Pernyataan tersebut benar karena penggunaan
computer di kantor-kantor sangat membantu proses (memper mudah
dan mempercepat kerja) kegiatan di kantor.
Ketiga teori ini meski tidak seluruhnya tepat, namun yang paling
mendekati adalah teori korespondensi, dimana pernyataan bisa
dikatakan benar jika faktanya sesuai dengan pernyataan.
Bagaimana manusia dalam upaya mencari kebenaran? Jika
permasalahan yang dipertanyakan menyangkut masalah-masalah
idea, filsafat atau metafisika maka sulit untuk bisa memperoleh
jawaban sebagai kebenaran. Siapa aku sebenarnya? Untuk apa aku
hidup? Kemana aku nantinya? Benarkah Tuhan itu ada? Bagaimana
membuktikannya? Mencari jawaban atas pertanyaan tersebut
sangatlah sulit, demikianlah untuk menemukan kebenaran tentang
permasalahan yang essensial dalam kehidupan manusia tidaklah bisa
dicapai dengan teori-teori diatas.

7. Mencari Kebenaran Dengan Metodologi Ilmiah


Bagaimana cara kita mendapatkan suatu kebenaran. Dalam
dunia ilmu pengetahuan, kita mengenal apa yang dinamakan
metodologi ilmiah. Metode ilmiah adalah sebuah cara untuk mencari
sebuah kebenaran. Kebenaran ilmiah ini harus memenuhi persyaratan
empiris, obyektif, rasional, dan sistematis.

9 53509284.doc
Empiris berarti suatu kebenaran berdasarkan pengalaman yang
dapat ditangkap dengan pancaindra. Pengetahuan tersebut berasal
dari pengalaman manusia, dari dunia luar yang ditangkap dengan
pancaindranya. Sehingga kebenaran tersebut dapat juga diketahui
oleh orang lain sebagai kebenaran yang dapat ditangkap dengan
pancaindranya pula. Misalnya kebenaran mengenai air yang
dipanaskan dalam suhu 100 derajat celcius akan mendidih. Ini
merupakan kebenaran yang berdasarkan pengalaman-pengalaman
yang pernah dijalani manusia, maka terhadap hal tersebut secara
empiris manusia lainpun akan menemui hal yang sama.
Obyektif berarti suatu kebenaran harus mengandung nilai
obyektifitas, berdasarkan fakta yang menjadi obyek pengetahuan,
bukan berdasarkan yang menilai atau yang mengamati (subyek-nya).
Sebuah kebenaran harus dapat dibuktikan oleh orang lain dan akan
memperoleh pengetahuan yang sama. Misalnya air akan bergerak
mengalir pada tempat yang lebih rendah atau menurun. Kebenaran
demikian dapat dibuktikan orang lain dan diperoleh pengetahuan yang
sama pula.
Rasional berarti kebenaran tersebut bersumber dari akal (rasio)
atau pikiran manusia, dimana pengalaman-pengalaman hanya sebagai
perangsang bagi pikiran. Kebenaran demikian merupakan kesimpulan
dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dan menjadi pengetahuan
dalam akal manusia. Bahkan tanpa perlu pembuktianpun, kebenaran
itu tak terbantahkan. Misal, pernyataan garis lurus merupakan jarak
terdekat diantara dua buah titik, maka kita mau tidak mau harus
mengakui kebenaran pernyataan tersebut.
Sistematis berarti berurutan, yakni dalam menemukan
kebenaran harus melalui proses yang berurutan. Dalam suatu
penelitian ilmiah, sistematis itu bila dilakukan melalui tahapan-tahapan
memilih dan merumuskan masalah, menyusun latar belakang teoritis,
menetapkan hipotesis, menetapkan variable, memilih alat
pengump[ulan data, menyusun rancangan penelitian, menentukan
sample, menyimpulkan dan menyajikan data, mengolah dan
menganalisis data, menginterpretasi hasil analisis dan mengambil
kesimpulan, menyusun laporan dan mengemukakan implikasi. (Drs.
Cholid Narbuko dan Drs H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, 2003)
Untuk menghasilkan sebuah kebenaran ilmiah juga harus
didukung dengan berpikir dan bersikap ilmiah yaitu dengan tahapan
skeptis, analitis, dan kritis. Skeptis adalah upaya untuk selalu
menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta terhadap setiap pernyataan.
Analitis adalah kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap
permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang
menjadi masalah utama dan sebagainya. Kritis adalah berupaya untuk
mengembangkan kemampuan menimbangnya selalu obyektif. Untuk
ini maka dituntut agar data dan pola berpikirnya selalu logis. (Drs.
Cholid Narbuko dan Drs H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, 2003)

10 53509284.doc
8. Asal Usul Kehidupan
Untuk mengetahui realitas kehidupan manusia dan alam
semesta, pertanyaan yang muncul mengemuka adalah bagaimana
awal mula kehidupan di dunia ini. Siapakah yang menciptakan alam
semesta dan bagaimana proses penciptaannya?
Dalam buku pelajaran Biologi Kelas III di SMA, kita dapatkan
penjelasan mengenai asal-usul kehidupan. Bagi mereka yang sempat
duduk di bangku SMA Jurusan IPA/Biologi, tentu pernah mendapatkan
sub materi pelajaran Asal Usul Kehidupan ini.
Ada beberapa teori yang dikemukakan yaitu teori-teori
abgiogenesis, biogenesis, kosmozaik, evolusi kimia dan evolusi
biologi.

a. Teori Abiogenesis
Menurut teori Abiogenesis, kehidupan berasal dari materi yang
tidak hidup atau benda mati dan terjadi begitu saja (spontan). Itulah
sebabnya, teori ini dinamakan pula teori generatio spontanea. Teori
abiogenesis ini dikemukakan pertama kali oleh Aristoteles (334 –
332 SM), seorang filsuf dan ilmuwan Yunani Kuno. Teori ini bertahan
ratusan tahun. Munculnya teori ini didasarkan pada pengamatan
sederhana terhadap apa yang mereka lihat di sekelilingnya tanpa
didukung oleh peralatan yang memadai. Sebagai contoh, karena
cacing berada di dalam tanah, maka cacing berasal dari tanah.
Dengan alasan yang sama, mereka menganggap katak berasal dari
Lumpur, belatung berasal dari daging yang membusuk, dan
sebagainya.

Pada abad 17, Antonie van Leeuwenhoek menemukan mikroskop.


Penemuan mikroskop ini membuka cakrawala baru bagi dunia
saina. Namun bagi para pendukung teori abiogenesis, adanya
makhluk hidup kecil yang mereka lihat melalui mikroskop makin
memperkuat mereka tentang teori abiogenesis tersebut.

b. Teori Biogenesis
Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Teori ini
menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula.
Teori biogenesis mendapat dukungan dari Francesco Redi (1626 –
1697), Lazzaro Spallanzani (1727 –1799) dan Louis Pasteur
(1822 –1895). Ketiganya melakukan percobaan untuk membuktikan
teori biogenesis.

Francesco Redi mengadakan serangkaian percobaan dengan bahan


daging yang dimasukkan ke delapan stoples dengan kondisi yang
berbeda-beda. Setelah beberapa hari di dalam stoples yang
terbuka, Redi mendapatkan larva, sedangkan di dalam stoples yang

11 53509284.doc
tertutup tidak terdapat larva Berdasarkan percobaan ini, Redi
berkesimpulan bahwa larva bukan berasal dari daging, melainkan
berasal dari telur lalat yang disimpan dalam daging.

Lazzaro Spallanzani juga melakukan percobaan dengan


menggunakan dua tipe medium dengan prinsip yang sama dengan
Redi, tetapi dengan rancangan yang lebih sempurna. Berdasarkan
hasil percobaan Spallanzani, ditemukan kenyataan bahwa udara
memberi pengaruh besar terhadap terbentuknya kekeruhan pada
air kaldu, membuat para pendukung abiogenesis menolak hasil
percobaan spallanzani. Mereka menganggap udara mempunyai
daya hidup (vital force) yang dapat memicu terbentuknya
kehidupan.

Konsep tentang adanya daya hidup yang diyakini pendukung teori


abiogenesis membuat Louis Pasteur berpikir bagaimana merancang
percobaan yang memungkinkan udara (daya hidup) tetap dpat
berhubungan dengan labu tetapi tidak mempengaruhi isi labu.

Hasil percobaan Pasteur menunjang teori biogenesis dan sekaligus


menumbangkan teori abiogenesis. Teori biogenesis dapat
dirumuskan dalam postulat berikut ini. Omne vivum ex ovo yang
berarti makhluk hidup berasal dari telur, omne ovum ex vivo yang
berarti telur berasal dari makhluk hidup, dan omne vivum ex vivo
berarti makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

c. Teori Kosmozoik
Teori ini dikemukakan oleh Richter (1865) dan didukung oleh
Thompson, Helmholtz dan Van Tieghan. Menurut teori ini,
benda-benda langit yang panas berpijar pada bagian
permukaannnya saja. Bagian-Bagian dalamnya tetap dingin
sehingga embrio suatu organisme yang menempati bagian
dalamnya tetap hidup. Selanjutnya, organisme-organisme
menyebar sampai ke bumi dan tumbuh subur di bumi. Kemudian
organisme-organisme ini berkembang dan berevolusi hingga
menghasilkan seluruh spesies yang ada sekarang ini.

d. Teori Evolusi Kimia


Menurut salah satu teori, system tata surya (solar system)
terbentuk dari kabut gas di angkasa. Gaya gravitasi yang timbul
menyebabkan terjadinya kontraksi sehingga menaikkan suhu pusat
massa. Kontraksi ini menyebabkan terbentuknya suatu bintang baru
(matahari). Bintang ini dikelilingi lingkaran gas dan debu yang
merupakan asal mula terbentuknya planet-planet. Meteorit
terbentuk sekitar 4550 juta tahun yang lalu; bulan 4600 juta tahun
yang lalu dan bumi 4550 juta tahun yang lalu, membuktikan bahwa

12 53509284.doc
system tata surya berumur kira-kira 5000 juta tahun atau 5 milyar
tahun.

Kondisi bumi pada awal pembentukan sangat berbeda dengan


keadaan sekarang. Pada saat itu, suhu permukaan bumi antara
4000-8000 derajat celcius. Sewaktu permukaan bumi mulai dingin,
senyawa-senyawa karbon © dan unsure logam membentuk lapisan
bumi bagian dalam (mantel), tersusun dari batuan yang mencair
dan terdiri atas senyawa silicon, aluminium, besi dan sebagainya.

Para ilmuwan berpendapat bahwa pada saat itu di atmosfer


terkumpul gas-gas ringan, seperti hydrogen (H2), helium (He),
argon (Ar), nitrogen (N), dan oksigen(O2). Akibatnya, di atmosfer
terbentuk senyawa-senyawa yang mengandung unsure-unsur
ringan, misalnya uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), metana
(CH4), dan ammonia (NH3).

Pada saat suhu atmosfer turun menjadi sekita 100 derajat Celcius,
terjadi hujan air mendidih selama beberapa ribu tahun. Pada kondisi
seperti ini, kehidupan di bumi tidak mungkin terbentuk, tetapi
sangat memungkinkan terjadi reaksi-reaksi kimia karena
tersedianya materi dan energi yang berlimpah.

e. Teori Evolusi Biologi


A.I. Oparin dalam bukunya Asal Mula Terjadinya Kehidupan (The
Origin of Life), mengemukakan bahwa asal mula kehidupan terjadi
di lautan melalui pembentukan senyawa-senyawa organic dari
senyawa-senyawa sederhana seperti H2O, CO2, CH4, NH3 dan H2,
yang memang berlimpah pada saat itu. Pembentukan senyawa
organic ini dibantu oleh energi radiasi benda-benda angkasa yang
juga sangat intensif pada saat itu. Senyawa kompleks pertama
diduga semacam alkohol dan asam amino yang selama jutaan
tahun senyawa-senyawa ini bereaksi membentuk senyawa yang
lebih kompleks, seperti asam organic, purin dan pirimidin. Senyawa-
senyawa ini merupakan bahan pembentuk sel.

9. Evolusi Menurut Darwin

Charles Robert Darwin seorang biolog Inggris mengemukakan


teori evolusinya melalui buku yang berjudul The Origin of Species by
Means of Natural Selection (Asal Mula terjadinya Spesies melalui
Seleksi Alam) pada tahun 1859. dalam buku tersebut Darwin
menyatakan bahwa semua makhluk hidup memiliki leluhur yang sama
dan bahwa mereka berkembang satu sama lain dengan cara seleksi
alamiah. Mereka yang terbaik dalam beradaptasi dengan lingkungan
mewariskan perilaku mereka ke generasi berikutnya, dan lambat laun,

13 53509284.doc
sifat-sifat yang menguntungkan ini mengubah individu-individu
menjadi spesies yang berbeda total dari leluhur mereka. Dengan
demikian, manusia ialah produk yang paling maju dari mekanisme
seleksi alamiah ini. Singkatnya, suatu spesies berasal dari spesies lain.
Dua teori evolusi pokok yang terkandung dalam buku tersebut
adalah sebagai berikut (a) Spesies yang hidup sekarang berasal dari
spesies yang hidup di masa lampau.
Dan (b) Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Ahli evolusi lain, Alfred R. Wallace (1823-1913) ternyata
mempunyai pemikiran yang sama dengan pemikiran Darwin, meskipun
diantara mereka tidak saling mengenal. Pemikiran mereka disajikan
bersama dalam pertemuan antar ilmuwan di London yang tergabung
dalam Linneon Society of London pada tanggal 1 Juli 1858. Sejak saat
itu teori evolusi Darwin didukung oleh banyak ilmuwan di
dunia.Menurut teori evolusi Darwin, manusia merupakan hasil proses
evolusi dari spesies lain yang hidup lebih dahulu yaitu kera.
Dalam perkembangan selanjutnya, oleh para pendukung teori
evolusi ini dengan mengemukakan teori neo-Darwinisme. Menurut
teori ini spesies berkembang sebagai hasil dari mutasi-mutasi,
perubahan-perubahan kecil dalam gen mereka, dan yang paling
sesuailah yang bertahan hidup melalui mekanisme seleksi alam.
Selanjutnya mereka juga mengembangkan teori punctuated
equilibrium (keseimbangan bersela) yang menyatakan bahwa makhluk
hidup tiba-tiba berkembang menjadi spesies lain, meski tanpa bentuk
transisinya. Dengan kata lain, spesies tanpa ”nenek moyang”
evolusioner tiba-tiba muncul. (Harun Yahya, Allah is Known Through
Reason, 52)
Menurut teori evolusi, manusia dan kera modern mempunyai
leluhur yang sama. Makhl-makhluk ini berkembang seiring dengan
waktu dan beberapa diantara mereka menjadi kera-kera masa kini,
sedangkan sekelompok lain yang mengikuti cabang evolusi lain
menjadi manusia manusia masa kini.
Para evolusionis menyebut ”leluhur bersama” pertama manusia
dan kera ini ”Australopithecus” yang berarti ”Kera Afrika Selatan”.
Terdapat berbagai jenis Australopithecus, yang hanya spesies kera
lama yang telah menjadi berbeda. Sebagiannya tegap, sementara
yang lainnya kecil dan rapuh.
Para evolusionis menggolongkan tahap evolusi manusia
berikutnya sebagai ”Homo”, yakni ”manusia”. Menurut klain
evolusionis, makhluk hidup dalam tahap ”homo” ini lebih berkembang
dari pada Australpithecus, dan tidak banyak berbeda dari manusia
modern. Manusia modern masa kini, Homo sapiens, konon terbentuk
pada tahap terakhir evolusi spesies ini. (Harun Yahya, Allah is Known
Through Reason, 58-59)

10. Dimanakah Tuhan?

14 53509284.doc
Dalam uraian mengenai teori-teori pengetahuan dan hasil dari
penelitian sains diatas, belum ada yang bisa tuntas membahas dan
membuktikan adanya Tuhan. Dimanakah Tuhan? Tak ada ilmuwan
yang mampu menjawab pertanyaan mengenai keberadaan Tuhan dan
memberikan bukti-bukti secara ilmiah.

15 53509284.doc
Bab Dua
Existensi Tuhan, Bantahan Atas Paradigma Kaum Atheis

Serangkaian teori, konsep dan pemikiran yang diuraikan pada Bab


1 disadari ataupun tidak telah memperangkap kebanyakan orang
dalam paradigma kaum Atheis yang menolak keberadaan agama,
Tuhan dan ajarannya. Dalam Bab 2 ini penulis mencoba untuk kembali
mendiskusikan konsep dan pemikiran tersebut dengan kejernihan dan
ketajaman berpikir kita. Dalam pembahasan ini diharapkan akan
timbul kesadaran pembaca akan kekeliruan dalam cara pandang dan
pola berpikir selama ini.

1. Manusia, Makhluk yang Lemah


Dalam diri manusia terdapat suatu potensi yang disebut akal atau
rasio. Akal berfungsi untuk berpikir, dalam rangka mendapatkan
pengetahuan dan mencari kebenaran. Mencari kebenaran merupakan
hasrat manusiawi, sebagai makhluk yang berakal. Guna mendapatkan
pengetahuan dan kebenaran tersebut, dalam diri manusia juga
dilengkapi perangkat yang namanya panca indera berupa mata,
telinga, hidung, kulit dan lidah. Dengan panca indera ini manusia
berusaha untuk menangkap fenomena alam dan lingkungan, yang
kemudian akan ditransfer ke dalam akal untuk diolah menjadi sebuah
pengetahuan. Dengan proses menangkap fenomena alam oleh panca
indera dan menstranfer ke dalam akal, secara menerus itulah, manusia
berusaha untuk mencari kebenaran.
Namun panca indera yang digunakan untuk mengenali dan
menangkap fenomena alam dan lingkungan ini memiliki keterbatasan
dan kelemahan. Mata misalnya, hanya dapat melihat pada jarak
tertentu saja dan menginformasikan dengan benar apa yang
dilihatnya. Tetapi diluar jarak yang mampu dilihatnya itu, mata tak
mampu melihat obyek secara tepat, sehingga yang diinformasikan ke
dalam akal pun pengetahuan yang keliru. Terhadap obyek yang cukup
jauh mata tak mampu melihat secara tepat, seperti melihat gunung
dalam jarak yang jauh seolah berwarna biru, melihat laut seolah
berwarna biru, melihat dua garis sejajar (rel kereta api) seolah
bertemu pada satu titik, melihat pinsil yang dimasukkan sebagian ke
dalam air di ember seolah patah dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Telinga dalam fungsinya sebagai indera pendengar, juga memiliki
keterbatasan. Telinga hanya mampu mendengarkan suara dengan
frekuensi tertentu saja. Pada suara yang sangat lemah ataupun suara
yang sangat keras, telinga tak dapat berfungsi dan
menginformasikannya pada akal. Dan sering informasi yang
ditangkappun keliru ketika ditransfer ke akal.
Demikian pula indera-indera lainnya memiliki keterbatasan dan
kelemahan. Padahal panca indera inilah yang diandalkan untuk

16 53509284.doc
memberikan masukan pengetahuan pada akal/otak untuk dianalisis
dan disimpulkan menjadi suatu kebenaran.
Akal atau rasio manusia yang digunakan untuk berpikir, mengolah
informasi mengenai fenomena alam dan lingkungan yang diberikan
oleh panca indera ternyata juga memiliki keterbatasan dan kelemahan.
Memang dengan akal manusia bisa mengolah informasi, membentuk
pengertian-pengertian, pendapat-pendapat, kesimpulan-kesimpulan
suatu pengetahuan. Tetapi pengetahuan yang mampu didapatkan
sebatas pada informasi yang diberikan oleh panca indera (yang sering
keliru), dan kemampuan berpikirnya juga sebatas pengalaman-
pengalaman yang pernah didapatnya. Kalaupun berpikir untuk sebuah
idea dan gagasan baru, tetap terbatas pada abstraksi yang mampu
dibentuknya yang sifatnya subyektif. Sehingga belum tentu bisa
diterima orang lain dan komunitas lainnya. Maka kebenaran yang
didapatnya adalah kebenaran yang subyektif, kebenaran yang relative
sifatnya. Tidak bisa dijadikan sebagai pedoman.
Emmanuel Kant (1724-1804) dalam bukunya yang terkenal
Critic der Theoritische Vernunft, mengakui akan keterbatasan akal
manusia. Dia menandaskan bahwa penyelidikan dengan akal (budi)
benar-benar dapat memberikan sesuatu pengetahuan mengenai dunia
yang tampak, akan tetapi akal (budi) itu sendiri tidak sanggup untuk
membeikan kepastian-kepastian, dan bahwa berkenaan dengan
pertanyaan-pertanyaan terdalam mengenai Tuhan, manusia, dunia,
dan akhirat, akal (budi) manusia itu tidak mungkin memperoleh
kepastian-kepastian, melainkan hidup dalam pengandaian. (Endang
Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, 2004)

2. Kelemahan Teori-teori Filsafat Barat


Teori dan konsep filsafat barat yang telah mempengaruhi cara
pandang dan pola berpikir kebanyakan orang selama ini juga terdapat
banyak kelemahannya. Marilah kita coba bahas teori dan konsep yang
ada pada bab satu secara rinci sebagai berikut:

a. Klarifikasi atas Pandangan Marx


Menurut Marx, agama sebagai candu masyarakat. Dalam
pandangan Marx, agama seperti candu, ia memberikan harapan-
harapan semu, dapat membantu orang untuk sementara waktu
melupakan masalah real hidupnya. Seorang yang sedang terbius oleh
candu/opium dengan sendirinya akan lupa dengan diri dan masalah
yang sedang dihadapinya.
Bagi Marx, agama juga merupakan medium dari ilusi sosial.
Agama tidak berkembang karena ada kesadaran dari manusia akan
pembebasan sejati, tetapi lebih karena kondisi yang diciptakan oleh
orang-orang yang memiliki kuasa untuk melanggengkan
kekuasaannya. Propaganda agama yang dilakukan oleh orang-orang

17 53509284.doc
yang memiliki kekuasaan dipandang oleh Marx sebagai sikap meracuni
masyarakat.
Pernyataan Marx bahwa agama sebagai candu masyarakat,
muncul tatkala dia mengamati realitas empiris di sekitarnya pada saat
itu, dimana orang beragama dan melakukan ritualitas karena
menghindari realitas hidup yang dihadapinya dan agama mampu
meninabobokan para penganut agama tersebut.
Juga masalah penyebaran agama yang dilakukan oleh tokoh-tokoh
agama untuk melanggengkan kekuasaan bisa dimaklumi, karena
memang demikian kenyataan saat itu. Dan ini terjadi pada agama
Kristiani, yang menjadi fokus kritik Marx pada fungsi politik agama,
khususnya yang menjadikan agama sebagai ideologi Negara. Agama
telah dijadikan alat pukul oleh Negara untuk membungkam para
pemeluknya yang memprotes sikap otoriter para pemimpin politik dan
ekonomi Prussia.
Pandangan Marx tersebut tak bisa digunakan untuk
menggeneralisir semua agama. Juga keterbatasan kemampuan Marx
dalam memahami tentang agama secara hakekat, maksud dan tujuan-
lah yang mengantarkannya pada pengetahuan tersebut.

b. Materi Bukan Segalanya


Materialisme menganggap segala yang ada adalah materi. Unsur
pokok, dasar dan hakekat segala sesuatu yang ada itu materi. Materi
adalah suatu yang abadi, tidak diciptakan dan ada dengan sendirinya.
Materi adalah awal dan akhir kehidupan. Paham materialisme
menganggap pikiran, gagasan dan idea merupakan hasil dari kerja
materi. Pada akhirnya paham materialisme mengingkari keberadaan
agama dan Tuhan.
Pandangan yang menyatakan bahwa segala yang ada materi
adalah sebuah kekeliruan. Dalam diri manusia sendiri, disamping
adanya materi juga ada unsur non materi yang mampu menggerakkan
tubuh materinya. Yang membuat tubuh materi tersebut hidup. Dan
ketika manusia meninggal, ada sesuatu yang lepas dari tubuh
materinya. Lalu bagaimana materialisme memandang sesuatu (yang
non materi) yang lepas dari tubuh tersebut?
Dalam kehidupannya, manusia juga dihadapkan berbagai hal yang
non materi. Energi listrik yang mampu menggerakkan peralatan
elektronik, yang terdiri dari elektron-elektron bersifat gelombang tak
bisa dikatakan sebagai materi. Energi tersebut kenyataannya ada, dan
manusia tak pernah dapat menangkapnya secara langsung.
Masih banyak lagi dalam dunia ini ‘sesuatu’ yang bukan materi.
Dus anggapan bahwa segala sesuatu adalah materi tidak lah tepat.
Dan teori materialisme tak bisa dijadikan dasar pengetahuan akan
sebuah kebenaran.

c. Berpikir Tak Dapat “mengadakan” Sesuatu

18 53509284.doc
Apa yang dikatakan Rene Descartes yaitu “cogito ergo sum”
yang artinya aku berpikir, maka aku ada, bukanlah bermakna bahwa
dengan berpikir mampu “mengadakan” sesuatu. Hakekat berpikir
adalah bertanya, bertanya adalah mencari jawaban. Maka dengan
berpikir akan didapat suatu pengetahuan, suatu kepahaman,
kesadaran akan adanya sesuatu. Berpikir bukanlah bisa mengadakan
sesuatu tetapi hanya bisa menyadari keberadaan sesuatu.
Kenyataannya sejumlah benda yang ada di sekitar kita, baik kita
pikirkan maupun tidak, tetaplah ada. Dan suatu benda yang tak ada,
tak akan pernah diwujudkan hanya dengan sekedar berpikir. Terhadap
sesuatu yang tidak nyata, yang kemudian kita pikirkan adanya
hanyalah dalam abstraksi pada pikiran kita.
Anggapan bahwa Tuhan pada kepercayaan orang-orang
beragama, hanyalah hasil rekayasa pikiran, adalah sebuah kesalahan.
Jika Tuhan merupakan hasil rekayasa pikiran, betapa hebatnya pemilik
pikiran tersebut yang mampu merekayasa adanya Tuhan. Dan
seseorang akan merekayasa sejumlah Tuhan sesuai keinginannya. Jika
pemilik pikiran tersebut mengalami kematian, Tuhan pun akan ikut
mati. Maka untuk peran apakah Tuhan direkayasa?
Demikianlah, sesungguhnya pikiran manusia tidak akan pernah
menjangkau hakekat keberadaan Tuhan. Apalagi merekayasa atau
menciptakan Tuhan, kecuali hanyalah Tuhan-tuhan illutif dan Tuhan-
tuhan semu.

d. Skeptisisme Kaum Atheis


Perkembangan pemikiran manusia baik perorangan maupun
masyarakat, menurut Comte, melalui tahapan zaman teologi, metafisi
dan positif. Pada zaman positif yang ditandai dengan kemajuan dan
perkembangan sains dan teknologi, manusia sudah tidak lagi
membutuhkan kepercayaan, agama maupun Tuhan, karena seluruh
persoalan telah mampu diatasi dengan sains dan teknologi itu sendiri.
Pandangan demikian jauh dari kenyataan. Tahapan-tahapan secara
keilmuan, bisa saja terjadi perkembangan pemikiran manusia, namun
masalah kepercayaan, agama dan Tuhan, tak sepenuhnya hilang dari
pemikiran mereka, meski berusaha mereka ingkari.
Masyarakat komunis yang anti Tuhan, yang menolak keberadaan
Tuhan pun tak sepenuhnya bisa menghilangkan akan perasaan akan
adanya Tuhan. Mereka sendiri sebetulnya skeptis (meragukan) akan
apa yang dipahaminya tentang ketiadaan Tuhan. Bahkan pada saat-
saat tertentu, mereka masih berharap adanya kekuatan-kekuatan di
luar dirinya (mistis) yang bisa menolongnya.
Dan pernyataan “God is dead” adalah lontaran dari kesombongan
ilmiah, kesombongan intelektualitas yang menyesatkan, yang
sebenarnya merupakan pengingkaran akan hati nurani sendiri.

3. Kelemahan Teori-teori Kebenaran

19 53509284.doc
Sebagai makhluk yang mencari kebenaran, manusia dengan
potensi akalnya akan terus berusaha untuk menemukan hakekat
kebenaran. Namun pengetahuan hanya mengantarkan pada
kebenaran-kebenaran yang subyektif. Kebenaran-kebenaran yang
secara teoritis merupakan hasil temuan ilmiah yang sebetulnya
memiliki banyak kelemahan, yang bisa kita diskusikan berikut ini :

a. Kelemahan Teori Koherensi


Teori kebenaran ini banyak dianut oleh kaum idealis, menurut
mereka sesuatu yang disebut benar itu adalah yang benar menurut
idea dan dalam idea tanpa memperhatikan fakta. Plato mengatakan
bahwa yang disebut kuda yang sebenarnya adalah kuda yang ada
dalam idea. Sedangkan kuda menurut kenyataan dan yang nyata
adalah bayangan dari kuda yang ada dalam idea. Dari pernyataan
Plato ini lalu timbul pertanyaan “Plato yang sebenarnya itu ada dalam
idea siapa?”, mengingat dari teorinya sendiri menyatakan bahwa Plato
yang ada adalah bayangan dari Plato yang ada dalam idea (pikiran).
Filosof Britania Bradley (1864 -1924) sebagai penganut idealisme
menyatakan bahwa kebenaran itu tergantung pada orang yang
menentukan tanpa harus memandang realitas peristiwa, asalkan
dalam pikiran itu ada, jika pikiran itu tidak ada maka apapun yang ada
di dunia ini tidak ada. Padahal orang yang berakal sehat akan
mengatakan bahwa setiap yang ada di luar manusia, berpikir atau
tidak berpikir kalau zat/sesuatu tersebut memang ada, maka akan
tetap ada.

b. Kelemahan Teori Korespondensi


Sesuatu itu benar jika sesuai dengan fakta, atau dapat dikaji
dengan fakta. Ternyata dalam realitasnya tidak semua masalah dapat
dikaji berdasarkan fakta. Misalnya aliran listrik yang mengalir dalam
suatu penghantar yang faktanya dapat dirasakan berupa gejala-gejala
listrik yang ditimbulkannya (aliran listrik) akan tetapi hal yang
sesungguhnya berupa gerakan-gerakan electron yang tidak dapat
dilihat, dibaui, didengar atau bahkan dirasakannya bukan gerakan-
gerakan yang sesungguhnya itu hanya ada dalam pikiran. Begitu juga
cinta, tidak dapat dikaji dengan fakta akan tetapi yang dapat dikaji
dengan fakta-fakta hanyalah akibat atau gejala dari cinta itu.

c. Kelemahan Teori Pragmatisme


Sesuatu dianggap benar jika bermanfaat, teori ini bagaimana
kalau diterapkan terhadap pernyataan “Menyontek sewaktu ujian” dan
“ Mencuri” serta “Narkoba”, apakah ketiga hal tersebut merupakan
kebenaran? Kalau ya, kenapa setiap siswa/mahasiswa ujian selalu
dijaga ketat, dan jika ketahuan ada yang menyontek diberika sangsi?
Lalu mencuri. Apakah dengan mencuri yang mana hasil dari curian

20 53509284.doc
tersebut sangat bermanfaat bagi si pencuri itu juga dapat dikatakan
benar? Kemudian dengan keberadaan narkoba (narkotika dan obat-
obatan terlarang lainnya) apakah juga dibenarkan oleh akal sehat dan
diterima oleh setiap orang?

4. Kelemahan Metode Ilmiah


Untuk bisa mendapatkan kebenaran ilmiah, harus dilakukan
melalui metode ilmiah. Kebenaran seperti apa yang dihasilkan dari
metode ilmiah? Sebetulnya kalau kita mau cermati, maka metodologi
ilmiah itu sendiri memiliki kelemahan bahkan sangat lemah untuk bisa
digunakan mencari hakekat kebenaran.
Dalam metodologi ilmiah, harus memenuhi persyaratan empiris,
obyektif, rasional dan sistematis. Empiris berarti suatu kebenaran
berdasarkan pengalaman yang dapat ditangkap dengan pancaindra,
dan dapat dibuktikan. Padahal sebagaimana dalam uraian mengenai
kelemahan panca indra kita yang tak pernah mampu berfungsi
terhadap seluruh obyek dan mampu menangkap dengan tepat apa
yang dilihat, didengar dan dirasakan. Maka pengetahuan sebagai hasil
dari pengalam berdasarkan panca indera, tak sepenuhnya benar.
Obyektif berarti suatu kebenaran harus mengandung nilai
obyektifitas, berdasarkan fakta yang menjadi obyek pengetahuan,
bukan berdasarkan yang menilai atau yang mengamati (subyek-nya).
Dalam kenyataannya, banyak pengetahuan yang dijadikan sebagai
kebenaran hanya atas asumsi dan dugaan sementara dari orang
perorang. Jadi kebenaran tersebut sebenarnya bersifat subyektif, yang
belum tentu dapat diterima orang lain.
Rasional berarti kebenaran tersebut bersumber dari akal (rasio)
atau pikiran manusia, dimana pengalaman-pengalaman hanya sebagai
perangsang bagi pikiran. Kebenaran demikian merupakan kesimpulan
dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dan menjadi pengetahuan
dalam akal manusia. Namun pada realitasnya banyak kebenaran yang
tidak masuk diakal, yang tidak rasional, namun diikuti oleh banyak
orang dan dijadikan sebagai sebuah kebenaran.
Sistematis berarti berurutan, yakni dalam menemukan
kebenaran harus melalui proses yang berurutan. Sistematis sebagai
sebuah metode bisa menjadi keharusan, namun tahapan yang
dikerjakan secara berurutan itu belum tentu sebagai kebenaran yang
hakiki.
Berdasakan uraian dan penjelasan tersebut diatas, maka
metodologi ilmiah sebagai cara untuk menemukan kebenaran tidak
bisa untuk dijadikan patokan secara mutlak. Kebenaran yang didapat
dari metodologi ilmiah sebatas kebenaran yang relative, bahkan
terkadang tidak konsisten dengan persyaratan ilmiah itu sendiri.

5. Teori Asal Usul Kehidupan dan Evolusi Darwin

21 53509284.doc
Uraian mengenai asal usul kehidupan yang penulis kemukakan
dalam bab satu, merupakan hasil dari sebuah kajian dan penelitian
ilmiah. Maka dengan mengetahui akan kelemahan metode ilmiah
tersebut, kita tak bisa menjadikan teori-teori asal usul kehidupan
diatas sebagai pengetahuan yang benar.. Dalam kebenaran ilmiah
senantiasa terjadi perubahan dan pembaharuan manakala ada hasil
temuan dan penelitian lainnya yang dapat menumbangkan teori
pengetahuan sebelumnya. Inilah sifat kebenaran ilmiah. Kebenaran
teori-teori tersebut bersifat relative.
Teori Darwin tentang evolusi sudah banyak yang menyanggah.
Telah terbukti ketidakbenarannya. Teman selaboratoriumnya sendiri
sudah membantah teorinya habis-habisan dengan mencoba
mengawinkan tikus yang sudah dipotong ekornya, ternyata tak ada
anak tikus yang berekor pendek, demikian juga keturunannya. Dalam
teorinya mengenai manusia sebagai hasil proses evolusi dari kerapun
tak memperoleh data lengkap. Ada mata rantai yang terputus (missing
link} antara manusia dengan kera. Demikianlah, teori evolusi Darwin
ini juga tak bisa dijadikan sebuah pengetahuan yang benar.
Harun Yahya mengupas cukup dalam tentang tipudaya teori
evolusi Darwin ini dalam bukunya ”Allah is Known Through Reason”
yang diterjemahkan Muhammad Shodiq, S. Ag. Menurut Harun, teori
evolusi adalah suatu filosofi dan konsepsi dunia yang menghasilkan
suatu keasalahan hipotesis, asumsi dan scenario khayalan dengan
tujuan menjelaskan keberadaan dan asal-usul kehidupan dengan
hanya secara kebetulan. Filosofi ini berakar jauh di zaman lalu sekuno
Yunani-kuno.
Ide khayal Darwin dianut dan dikembangkan oleh kalangan
ideologis dan politis tertentu dan teorinya menjadi sangat populer.
Alasan utamanya adalah bahwa tingkat pengetahuan saat itu belum
memadai untuk menyingkapkan bahwa skenario imajinasi Darwin itu
sala. Ketika Darwin mengajukan asumsinya, disiplin ilmu genetika,
mikrobiologi, dan biokimia belum ada. Jikalau ada, Darwin mungkin
dengan mudah mengenali bahwa teorinya tidak ilmiah sama sekali,
dan sehingga takkan ada yang berusaha mengajukan pernyataan
omong kosong tersebut, informasi yang menentukan spesies telah ada
dalam gen dan seleksi alamiah tidak mungkin menghasilkan spesies
baru dengan mengubah gen.
Pada masa bergaungnya buku darwin, ahli botani Austria yang
bernama Gregor Mendel menemukan kaidah pewarisan sifat di tahun
1865. Meskipun kurang dikenal hingga akhir abad itu, penemuan
Mendel menjadi sangat penting awal 1900-an dengan lahirnya ilmu
genetika. Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan kromosom
ditemukan. Pada 1950-an, penemuan molekul DNA, yang menghimpun
informasi genetik, menempatkan teori evolusi pada krisis yang hebat,
karena keluarbiasaaan informasi dalam DNA, tidak mungkin
diterangkan sebagai kejadian kebetulan.

22 53509284.doc
Selauin semua perkembangan ilmiah ini, tidak ada bentuk-bentuk
transisi, yang diduga menunjukkan evolusi organisme hidup secara
bertahap dari yang primitif menuju spesies yang maju, yang pernah
ditemukan walaupun dengan pencarian bertahun-tahun.

6. Existensi Tuhan
Kebenaran yang dicapai dengan melalui ilmu pengetahuan
maupun filsafat hanya kebenaran yang bersifat subyektif, kebenaran
yang bersifat relative bukan kebenaran yang hakiki. Karena perangkat
yang digunakan untuk mencapai kebenaran tersebut diatas memiliki
keterbatasan dan kelemahan. Panca indera dan akal manusia memiliki
keterbatasan untuk mencapai pada kebenaran yang hakiki.
Dengan mengakui relativitas manusia sebagai bagian dari alam,
akan membawa konsekuensi logis, sesuatu yang tidak relative, yang
berada “di luar” alam. Jadi “Ada” sesuatu sebelum dan sesudah
adanya alam. Ada sesuatu yang tak terjangkau panca indera dan
akalnya, “sesuatu” itulah yang mengawali dan mengakhiri kehidupan
ini. “Sesuatu” yang memiliki super power, yang menciptakan alam
semesta beserta isinya, yang mengelola dan mengatur ciptaannya.
Terhadap “sesuatu” itu, orang menyebutnya dengan “Tuhan”.
Banyaknya suku, bangsa, aliran, kepercayaan dan agama
menimbulkan banyaknya konsepsi akan ketuhanan dari masing-
masing komonitas. Untuk melakukan pendekatan akan pengetahuan
mengenai Tuhan yang hakiki, kita perlu mengenal karakteristik dari
Tuhan yang bisa diakui secara obyektif, sebagai kebenaran universal.
Dari uraian bab sebelumnya dan pembahasan mengenai
kelemahan ilmu pengetahuan dan filsafat, kita telah ketahui
pengetahuan akan kebenaran yang dihasilkannya adalah subyektif,
sifatnya relative. Maka Tuhan dalam arti sebenarnya tentu tidak
memiliki sifat relative, Tuhan yang tidak terjangkau, yang tidak dikenal
dengan akal pikiran manusia. Dia memiliki sifat Mutlak. Mutlak dalam
segala kehendak dan perbuatannya. Siapapun tak ada yang dapat
mempengaruhi kehendaknya, mempengaruhi perbuatannya,
mempengaruhi keputusan-keputusannya. Karakteristik demikian
disebut Absolut (mutlak).
Karena karakternya mutlak, maka Dia tentu berbeda dengan
keberadaan makhluknya. Tak ada sesuatu yang dapat menyerupainya.
Menyerupai dalam seluruh sifat, dzat, kehendak dan perbuatannya.
Karakteristik demikian disebut Distinct yang artinya berbeda. Karena
Tuhan berbeda dengan yang lain, maka Dia juga memiliki karakter
yang lain yaitu khas atau unique, artinya tak ada sesuatu yang
menyamainya.
Demikianlah, Tuhan dalam arti yang sebenarnya memiliki
karakter Absolut (mutlak), Distinc (berbeda dengan lainnya) dan
Unique (tak ada yang menyamainya). Inilah karakteristik Tuhan yang
sebenarnya.

23 53509284.doc
Untuk mengenal existensi Tuhan, yang patut kita imani perlu kita
teliti dan cermati, dengan cara menganalisis agama atau kepercayaan
Ketuhanan yang ada, apakah memenuhi karakteristik Tuhan
sebagaimana di atas.

24 53509284.doc
Bab 3
Perbandingan Agama

Adanya agama atau kepercayaan yang jumlahnya lebih dari


satu, menuntut kita untuk memilih yang benar. Anggapan bahwa
semua agama benar, secara logika tidaklah mungkin. Adakah semua
agama benar, jika beberapa konsep ketuhanan dan ajaran masing-
masing berbeda atau bahkan saling bertentangan? Tentulah tidak
mungkin! Lalu hanya satu saja yang salah, lainnya benar? Inipun tidak
mungkin. Dalam logika yang bisa diterima akal sehat, adalah satu
benar dan lainnya salah. Lalu manakah diantara agama yang ada itu
yang benar?
Dalam upaya mendapatkan kebenaran yang bisa kita pilih untuk
menjadi pedoman dan tuntunan hidup, perlu dilakukan suatu kajian
dengan menggunakan kriteria yang dapat diterima akal sehat serta
obyektif dalam penilaiannya.Untuk mengenal kebenaran mutlak
(Tuhan) bisa didapat hanya dengan informasi yang diberikan sendiri
oleh Sang Mutlak kepada manusia, mengenai dirinya melalui firman-
firmanNya, yang dalam ajaran agama terkumpul dalam sebuah Kitab
Suci. Kitab suci adalah informasi, petunjuk dari Tuhan sehingga iapun
memiliki bobot kemutlakan juga karena bersumber dari kebenaran
yang sejati (mutlak).
Untuk dapat menguji dan menganalisis suatu ajaran agama, perlu
dilakukan pengkajian Kitab Sucinya, ajaran-ajaran yang terkandung di
dalamnya serta nabi atau penerima wahyu/pembawa agama tersebut.
Sebuah agama dapat dikatakan benar jika memiliki konsep ketuhanan
yang benar, dengan karakteristik Tuhannya memenuhi kriteria
absolute, distinc dan unique (ADU). Isi firman-firmannya benar dan
menginformasikan tentang konsep Ketuhanan tersebut. Konsep ajaran
agamanya juga menginformasikan mengenai masalah alam semesta
dan manusia. Disamping itu, penerima wahyu atau pembawa
ajarannya pun orang yang kridible, memiliki kepribadian yang suci
dilihat dari sisi historisnya.
Marilah kita coba lakukan kajian dan analisis atas agama yang
ada, secara rinci: agama Hindu, Budha, Kong Hucu, Kristen dan Islam.

A. Agama Hindu
Agama Hindu adalah sebuah agama yang berasal dan
berkembang di India. Konsep ketuhanan agama Hindu pada awalnya
adalah bertuhankan Brahma yang mempunyai sifat wisnu
(membangun, memelihara) dan syiwa (merusak). Namun dalam
perkembangannya dua sifat yang menyertainya itu menjadi “Tuhan”
tersendiri yang menyatu dalam konsep Trimurti. Trimurti terdiri dari
Brahma (Dewa Pencipta), Wisnu (Dewa Pemelihara) dan Syiwa (Dewa
Perusak). Dengan demikian konsep awalnya adalah monotheisme
kemudian berubah menjadi polytheisme. Selain adanya Tuhan Trimurti

25 53509284.doc
tersebut, dalam agama Hindu juga dikenal Dewa-dewa perantara,
seperti Dewa Matahari, Dewa Bulan, Dewa Angin, dan lain sebagainya.
Kitab suci agama Hindu adalah Weda. Weda berasal dari kata vid
artinya mengetahui dari veda yang berarti pengetahuan yang
suci/tinggi, kebijaksanaan tertinggi, pengetahuan spiritual sejati
tentang kebenaran abadi. Weda merupakan wahyu atau sabda Tuhan
yang disebut sruti, yang artinya didengar. Weda sebagai himpunan
wahyu yang berasal dari apurusya ( a = tidak, purusya = manusia)
Kitab Weda terdiri dari Regweda, Samaweda, Yayurweda dan
Athawaweda. Kitab ini menggunakan bahasa Sansekerta tinggi, dan
tidak semua penganut agama Hindu diperbolehkan
membaca/mempelejari kita ini. Mengenai masalah ini, Gotama Risyi
pernah berkata : “Apabila seorang sudra kebetulan mendengarkan
kitab Weda dibaca, maka adalah kewajiban raja untuk mengecor
dengan cor-coran timah ke dalam kupingnya, dan apabila orang sudra
membaca mantera-mantera Weda, maka raja harus memotong
lidahnya, dan apabila ia berusaha membaca Weda maka raja harus
memotong badannya (Gotama Smarti : 12)
Yang dipercaya sebagai penerima wahyu Tuhan dalam agama
Hindu ini adalah orang-orang suci yang disebut Rsi, Rsi menerima
wahyu Tuhan dengan cara memandang dan melihat. Rsi tidak hanya
seorang tetapi jumlahnya ada tujuh orang Rsi, yaitu Rsi Rrtsamada
berhubungan dengan turunnya Rg veda Mandala II; Visvamitra
berhubungan dengan turunnya Rg veda Mandala III; Vamadeva
berhubungan dengan Mandala IV Rg veda; Atri dikaitkan dengan
turunnya Mandala V Rg Veda; Bhradvaja berhubungan dengan
turunnya Mandala VI; Vasistha berhubungan dengan turunnya
Mandala VII; dan Kanva berhubungan dengan Mandala VIII Rg veda.
Pokok ajaran : tujuan agama Hindu adalah tujuan beragama atau
darma, yaitu mencapai pelepasan, kebebasan atau kesempurnaan roh
(moksa) dan kesejahteraan ummat manusia, kedamaian, kelestarian
dunia (jagaddhita). Pengertian moksa adalah kebebasan roh dari
kehidupan duniawi atau pelepasan, bebas dari dosa.
Sebelum mencapai moksa, setiap orang akan mengalami
reinkarnasi (kehidupan kembali setelah kematian dalam wujud
lainnya). reinkarnasi ini sangat ditentukan oleh kehidupan sebelumnya.
Jika baik kehidupannya akan mengalami Reinkarnasi menjadi lebih baik
dan sebaliknya jika buruk kehidupan sebelumnya, maka akan
mengalami reinkarnasi menjadi lebih buruk. Manusia yang berbuat
jahat atau maksiat, akan terkena karma di dunia ini dalam kehidupan
berikutnya. Proses kehidupan yang tiada akhir ini dalam ajaran Hindu
disebut Samsara. Jika seseorang telah mampu memperbaiki diri
menjadi manusia sempurna, maka akan mencapai Moksa (Pelepasan
Roh) dan menyatunya jiwa atman dengan Brahman.

Analisis:

26 53509284.doc
Konsep ketuhanan dalam agama Hindu dikenal dengan Tuhan
Trimurti yang terdiri dari Brahma, Wisnu dan Siwa dan adanya Dewa-
dewa Perantara seperti Dewa Matahari, Dewa Bulan, Dewa Angin, dan
lain sebagainya. Dilihat dari konsep ketuhanan yang demikian telah
jelas tidak sesuai dengan criteria absolute. Tuhan terpersonifikasi
dalam Dewa yang banyak (polytheisme) maka tidak distinc dan
karenanya tidak unique.
Kitab Suci Weda berdasarkan tinjauan diatas, maka tak dapat
dipercaya sebagai Wahyu dari Tuhan, juga dengan turunnya wahyu
tersebut melalui banyak orang suci yang dipertanyakan kemurniannya,
karena mereka tak bisa secara jujur mengatakan yang sebenarnya.
Ajarannya mengenai reinkarnasi, secara akal sehat tak bisa dipercaya,
karena bertentangnya dengan realitas sebenarnya.
Dengan demikian agama Hindu tak bisa kita percaya sebagai
agama yang benar dan harus ditinggalkan.

B. Agama Budha
Asal usul agama Budha bersumber dari seorang laki-laki yang
dikenal dengan nama Siddharta Gautama, anak seorang raja atau
pimpinan dari Suku Sakya dari sebuah Negara kecil di bagian Utara
India. Suddhodana, ayah Siddharta, memberikan kesempatan kepada
putranya untuk belajar dan berkembang, mengajarkan semua keahlian
yang harus dimiliki seorang pangeran. Sang ayah membawa guru
terbaik dari setiap bidang, yang mengajari Siddharta pelajaran Hindu
Klasik. Untuk membahagiakan anaknya, Suddhodana memanjakan
Siddharta dengan memberikan segalanya yang dapat ia berikan,
termasuk istana indah dan hidangan lezat. Ia juga mengatur
pernikahan putranya dengan Yosadhara, putri yang paling cantik di
kerajaan.
Harta benda dan kemewahan yang diberikan ayahnya ternyata tak
bisa membahagiakan Siddharta. Pikirannya juga terus bergejolak
memikirkan penderitaan manusia, tatkala suatu hari ia keluar dari
Istana dan mendapati seorang lelaki yang kurus kering karena sakit
meminta-minta dan melihat seorang lelaki lain tua yang bungkuk,
gemetaran bersandar pada tiang di pinggir jalan. Dia menyadari bahwa
kebahagiaan kehidupannya hanyalah sementara.
Akhirnya pada usia 29 tahun, Sidharta meninggalkan istana,
meninggalkan istri dan seorang anak yang dicintainya. Ia bergabung
dengan kelompok pertapa yang telah meninggalkan kehidupan
duniawi untuk mencari kebenaran tertinggi dengan menjadi penganut
Hindu. Dari guru yang satu ke guru yang lain tak mendapatkan cara
untuk menghapus penderitaan, akhirnya Siddharta memutuskan untuk
berkelana seorang diri, menjalani meditasi, melakukan pertapaan di
hutan belantara, menyiksa diri dan akhirnya duduk mematung hingga

27 53509284.doc
burung pun hinggap dan mematuki bahunya dan seekor tupai
meloncat di lututnya.
Menjalani pengembaraan dan pertapaan selama tujuh tahun,
Siddharta tak menemukan kebenaran yang dicarinya. Tiba-tiba dia
menyudahi pertapaan itu dengan meminum segelas susu dan makan
nasi yang diberikan seorang wanita yang baik hati ketika melihatnya.
Ia kemudian duduk di bawah pohon Bodhi yang dikenal sebagai ‘ficus
religiosos’ (pohon kebijaksanaan), berniat untuk tidak meninggalkan
pohon tersebut sampai dia mendapatkan jawaban untuk mengatasi
penderitaan.
Saat matahari terbit, Siddharta diterangi dengan cahaya
kebijaksanaan yang berasal dari tubuhnya sendiri. Seluruh
pertanyaannya terjawab dengan jelas. Ia mengalami realisasi yang
tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, penghentian dari pendeitaan,
pemahaman intuisi terhadap kehidupan dan kematian. Ia bangkit
dengan pancaran sinar dan kuat, penerangan sempurna. Sejak itu,
Siddharta Gautama dikenal sebagai Buddha.
Dari uraian dan penjelasan histories munculnya agama Budha,
menunjukkan bahwa konsep ketuhanan agama Budha tidaklah jelas,
karena sang Buddha dalam agama ini telah menjadi guru sekaligus
Tuhan sesembahan bagi penganut Buddha.
Kitab suci agama Buddha bernama Tripitaka, yang mana kitab ini
terhimpun dari pidato Buddha, yaitu Windyapittaka (peraturan hidup),
Sutrantapittaka (wejangan/pelajaran Buddha) Abbidharmapittaka (soal
keagamaan). Ajaran Agama Budha adalah dua hal, yaitu Aryasatyani
(kebenaran yang utama) dan Paratyasamutpada (rantai lingkaran
sebab akibat).
Menurut Buddha, hidup ini adalah penderitaan, penderitaan akibat
hawa nafsu, penderitaan dapat dibuang dengan jalan membuang hawa
nafsu, dan hawa nafsu ini dapat dibuang dengan delapan cara
(astaweda), yaitu kepercayaan yang kuat dan benar, niat dan pikiran
yang benar, perkataan yang benar, kelakuan yang benar, penghidupan
yang benar, tindakan yang benar, perhatian yang benar (tidak boleh
terkena pengaruh sedih/senang) Semedi (pemusatan pikiran) yang
benar.
Dalam Aryasatyani juga diterangkan, bahwa hidup adalah
penderitaan, akibat dari nafsu, maka nafsu harus ditindas. Tetapi nafsu
ini timbul karena kebodohan, sehingga kebodohanlah yang harus
ditindas terlebih dahulu. Dengan demikian terhentilah hidup yang
terjalin karena penderitaan, tinggal hidup yang abadi. Orang-orang
yang yang telah mencapai hidup yang abadi ini tidak akan menitis
kembali di atas bumi karena telah masuk nirwana.
Apabila dicermati, sebenarnya ajaran ini bukanlah merupakan
suatu agama, karena kitab suci yang seharusnya memberikan
informasi dari TuhanNya mengenai konsep ketuhanan, mengenai

28 53509284.doc
utusanNya telah gugur bila diukur dengan kaidah-kaidah kebenaran.
Apalagi dengan kitabnya.

Analisis:
Konsep ketuhanan dalam agama Budha tidaklah jelas, karena
sang Buddha dalam agama ini telah menjadi guru sekaligus Tuhan
sesembahan bagi penganut Buddha. Dalam agama ini juga dikenal
banyak Dewa disamping Sang Budha, sehingga termasuk dalam
agama polytheisme. Dengan demikian Tuhan dalam agama Buddha
tidak distinc dan karenanya tidak unique.
Kitab Suci Tripittaka merupakan kumpulan pidato dan konsep-
konsep kebijakan dari Sidharta Gautama setelah dianggap mencapai
penerangan yang sempurna (Buddha), bukan merupakan wahyu yang
datangnya dari Tuhan yang absolute, distinc dan unique. Tidak
menjelaskan mengenai konsep ketuhanan maupun informasi mengenai
alam semesta.
Pembawa agama ini adalah seorang manusia yang
meninggalkan kehidupan duniawinya dengan hidup menderita,
bertapa, menyiksa diri, melakukan meditasi untuk mendapatkan
kebenaran sejati. Cara-cara yang dilakukan dengan menjauhkan diri
dari kehidupan dunia justru bertentangan dengan hasrat terdalam
manusia untuk memanfaatkan alam semesta ini.
Ajaran pokoknya adalah penderitaan, penderitaan akibat hawa
nafsu, penderitaan dapat dibuang dengan jalan membuang hawa
nafsu, dan hawa nafsu ini dapat dibuang dengan delapan cara
(astaweda). Konsep demikian merupakan hasil dari pemikiran dan
meditasi sehingga lebih menyerupai konsep filsafat bukan agama yang
sebenarnya.
Dengan demikian agama Buddha tak bisa kita percaya sebagai
agama yang benar dan harus ditinggalkan.

29 53509284.doc
C. Agama Kristen
Ajaran Kristen mempunyai kaitan erat dengan ajaran Nabi Musa
dengan kitabnya Taurat dan ajaran Nabi Isa dengan kitabnya Injil,
karena itu perlu diketahui terlebih dahulu mengenai ajaran Yahudi dan
ajaran Nasrani yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ajaran Yahudi.
Sewaktu Bani Israil bermukim di Mesir sejak Nabi Yusuf hingga
Nabi Musa selama lebih dari 400 tahun, Bani Israil makin tidak
mengenal Tuhan yang Esa lagi, dan sebagai puncaknya pada zaman
Musa/Ramses II. Dengan mu’jizat Musa yang hebat itu, Bani Israil
kembali ke agama Tauhid. Namun setelah Musa berkhalwat di bukit
Sinai, didapatinya Bani Israil tersebut telah berbalik, yaitu menyembah
anak lembu yang terbuat dari emas. Ini membuktikan bahwa mu’jizat
Musa telah mulai pudar. Setelah Musa tidak ada, kitab Taurat sebagai
ajaran dari Musa dikotori oleh tangan-tangan Yahudi, sehingga
memindahkan kedudukan Allah dan selanjutnya kitab itu diganti
dengan kitab Talmud, yaitu kitab yang berisi tafsiran kitab Taurat yang
berisi 34 kitab tebal. Dan kitab Talmud itulah yang kemudian dipakai
sebagai pegangan utama Bani Israil. Jadi bolehlah dikatakan bahwa
pengaruh dari mu’jizat Musa telah lenyap.
Sejak 63 tahun sebelum Masehi, Palestina dikuasai oleh kaisar
Pompanyus dari Romawi, dan akhirnya orang-orang Yahudi meniru-niru
kebiasaan gaya hidup orang Romawi, sehingga penyelewengan Bani
Israil, terutama Yahudinya, telah melampaui batas, diantaranya di
dalam Baitul Maqdis dijadikan tempat maksiat yang luar biasa.

2. Ajaran Nasrani
Pada saat kehidupan agama Yahudi yang sangat kritis di tempat
itu, turunlah Isa AS untuk menyelamatkan umat. Dengan mu’jizatnya
yang hebat dalam waktu tiga tahun tiga bulan lebih tiga hari, berpuluh
Bani Israil kembali ke agama tauhid. Imam-imam jahat Yahudi yang
biasanya memeras umatnya untuk kepentingan duniawi, kini tidak
dapat berkutik lagi. Karena rasa amarahnya yang sangat, maka imam-
imam jahat itu kemudian memfitnah Nabi Isa AS hingga pengikutnya
murtad secara masal. Setelah Isa AS tidak mempunyai kekuatan yang
berarti maka imam-imam tadi dibantu oleh laskar Romawi, berusaha
membunuh dan menyalib Nabi isa AS, maka terjadilah peristiwa salib
yang misterius itu. Jika toh ada yang mengimani ajaran Isa yang tauhid
itu diketahui oleh kaisar, sehingga mereka dikejar-kejar dan lari
menyembunyikan diri di dalam gua dan tertidur di sana selama 309
tahun seperti tersebut dalam Al-Quran surat Kahfi. Jadi dapatlah
dimengerti kalau pada waktu itu agama tauhid sedang tidak ada.

3. Paulus dan Gerakannya

30 53509284.doc
Paulus yang lahir sepuluh tahun setelas Isa AS itu adalah anak
dari seorang bapak Yahudi dan ibu Romawi. Ia lahir di kota Tarsus di
pulau Kilika, sebuah kota Hellinisme, tempat bercampurnya peradaban
Barat dan Timur, termasuk agama dan bermacam-macam
kepercayaan. Ia memasuki sekolah agama di kota itu dan agama yang
dipeluknya adalah Oepheus, sebagai agama yang bertuhan kepada
Zeus sebagai Bapak, Zagreus sebagai Tuhan Putra yang mati disalib
dalam rangka penebus dosa/ menyelamatkan umat dari dosa.
Mendengar bahwa di Palestina ada peristiwa salib atas diri Isa AS
(Yesus), sementara baginya tersalibnya anak Tuhan merupakan
tonggak kepercayaan baginya, maka ia pergi ke Yerusalem di negeri
Palestina. Disana ia belajar kitab Taurat dan kitab Nabi lain kepada
Imam Gamaliel. Disamping itu ia mempelajari ajaran-ajaran yang
ditinggalkan Nabi AS. Ia termasuk anak yang cerdas sehingga dalam
waktu yang singkat dapat menguasai ajaran dari Gamaliel dan ia
menjadi orang penting bagi Gamaliel.
Sewaktu diutus ke Damsyik (Damaskus) untuk menangkap sisa-
sisa pengikut Isa AS, sekonyong-konyong terjadfi peristiwa yang
mengubah jalan sejarah agama. Karena perjalanan itu sangat jauh
maka sewaktu sampai di Damaskus, ia amat lelah dan rebah (tidur).
Setelah bangun dari rebah ia bercerita kepada pengikutnya bahwa ia
bertemu dengan Yesus sewaktu rebah tadi, dan ia diangkat jadi Rasul.
Sejak itu ia mengajarkan bahwa Yesus itu Tuhan yang
kehadirannya di dunia ini untuk disalib dalam rangka menyelamatkan
orang-orang yang beriman. Ajaran Paulus ini ditentang oleh murid-
murid Yesus yang banyaknya 12 orang, namun Paulus terus
melakukan propaganda. Karena daerah operasinya di daerah yang
pada umumnya merupakan daerah paganisme (kepercayaan dan
pemujaan kepada dewa-dewa) yaitu Antiochia, dimana kebanyakan
orang-orangnya memuja dewa Mithra (dewa yang mati dibunuh dalam
rangka menebus dosa). Setelah setahun ia mengajar di sana,
kemudian lahirlah agama Kristen (Kisah Rasul-rasul 11 : 26).
Atas dasar ini, maka orang-orang barat yang melakukan
penyelidikan dan jujur mengatakan bahwa agama Kristen itu bukan
ciptaan Tuhan, juga bukan didirikan Yesus/murid-murid Yesus. Jadi
kira-kira 15 tahun dari peristiwa salib yang misterius itu, yaitu pada
tahun 48 Masehi lahirlah agama Kristen yang disamping percaya
kepada Allah juga percaya kepada Kristus (Sang Kristus = Yesus).

4. Konsep Ketuhanan
Umat Kristen beriman kepada Tuhan Bapa atau Tuhan Allah,
Tuhan Putra, atau Firman atau Yesus atau dikenal juga sebagai Isa
Almasih dan Roh Kudus atau Malaikat Jibril. Konsep ini disebut sebagai
doktrin Trinitas. Dasar dari keyakinan demikian dijelaskan dalam Injil
Yohanes, 5 : 7 – 8 --- ”Sebab ada tiga yang memberikan kesaksian di
dalam sorga : Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah

31 53509284.doc
satu. Dan ada tiga yang memberikan kesaksian di bumi : Roh, darah
dan air dan ketiganya adalah satu.”
Dan Injil Matius, 28 : 19 --- ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus.”
Demikianlah, doktrin yang telah ditanamkan terhadap umat
Kristiani sejak mereka kecil hingga besar untuk menerima keyakinan
dan konsep tersebut tanpa adanya suatu pertanyaan dan sanggahan
yang kritis terhadapnya.

5. Kitab Suci Umat Kristen


Kitab suci umat Kristen disebut Bible atau Byble atau Gospel dan
masih banyak lagi sebutan yang lain. Kitab tersebut terdiri dari kitab-
kitab :
a. Kitab Perjanjian Lama, yaitu kitab-kitab yang ditulis sebelum
masehi yang meliputi : Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab
Imamat, Kitab Bilangan dan Kitab Ulangan. Kelima Kitab ini
dahulunya hanya berupa sebuah kitab saja yang dikenal dengan
Kitab Taurat. Selain itu adalah Kitab nabi Yesayas, dan lain-lainnya.
b. Kitab Perjanjian Baru, yang berisi kitab-kitab Injil Matius, Injil
Markus, Injil Lukas, Injil Yahya, Kitab Rasul-rasul kaya Lukas, Surat-
surat Paulus dan Kitab Wahyu.
Perlu dijelaskan disini bahwa, Markus adalah pembantu Paulus
(Timotius 4:11), Lukas adalah tabibnya Paulus (Kolese 4 : 14). Matius
dan Lukas menulis Injil dengan mengambil bahan dari Markus. Jadi
selain Yahya surat-surat lain dan Kitab Wahyu adalah karya Paulus dan
orang-orang yang telah kena pengaruhnya.
Bibel yang kita jumpai sekarang ini, pada zaman dahulu belum
ada. Kitab Taurat ditulis kira-kira 1200 tahun sebelum masehi. Dan
Kitab terakhir dan Perjanjian Baru (Kitab Wahyu) ditulis sekitar tahun
105. Kitab Injil Markus ditulis dalam bahasa Yunani dan kemudian
disalin, dan salinan ini kemudian disalin lagi.
Kini tulisan Markus dan salinan yang pertama telah tiada, yang
ada hanya salinan kedua. Bibel dijadikan berpasal-pasal oleh Hugo
pada tahun 1236 dan kemudian dijadikan berayat-ayat oleh Robertus
pada tahun 1551. Jadi Bibel dalam ujud seperti yang sekarang ini
dibentuk dalam waktu 551, yuitu dari tahun 1200 SM hingga 1551 M.
Bahwa isi Bibel banyak yang irasional dan bertentangan, memang
telah diakui banyak sarjana.

Analisis:
Konsep ketuhanan dalam agama Kristen atau Katholik adalah
Trinitas, mempercayai adanya Tuhan Bapa, Tuhan Putra dan Roh
Kudus. Konsep Ketuhanan demikian menunjukkan bahwa konsep
ketuhanannya adalah monoteisme, bukan poleteisme. Walau umat
Kristen yakin dengan konsep Trinitas ini, ternyata konsep itu ada

32 53509284.doc
dalam Injil ”The King James Version”, yang diresmikan pada tahun
1611, dan menjadi bukti paling kuat tentang doktrin trinitas. Tetapi
sekarang bagian ini, ”Bapa, Firman dan Roh Kudus dan tiga ini adalah
satu,” telah dihapus dalam Revised Standard Version cetakan 1952
dan 1971 dan juga dalam banyak kitab lainnya sehingga perubahan ini
jelas telah mempengaruhi teks Yunani. Injil Yohanes 5 : 7-8, dalam The
New American Standard Bible, berbunyi : ”Dan rohlah yang bersaksi
karena Roh adalah benar. Karena ada tiga yang bersaksi, Roh, air dan
darah dan ketiganya sudah sepakat. ” juga dalam The New Word
Translation of Holy Scriptures, digunakan oleh kesaksian Jehovah,
ditemukan penjelasan : ”Karena ada tiga yang bersaksi : Roh, air dan
darah dan ketigany dalam kesepakatan.” Isi ayat tersebut telah
dirubah dan digantikan, namun banyak Pendeta, Pengkhotbah dan
Umat Kristiani yang tidak menyadari tentang masalah ini.
Disamping itu Doktrin Trinitas bukanlah Ayat Al-Kitab. Kata
Trinitas ini tidak ada dalam Al-Kitab atau kamus-kamus Al-Kitab.
Trinitas juga tidak pernah diajarkan atau disabdakan Yesus. Tidak ada
dasar atau bukti dalam Al-Kitab untuk membenarkan hal itu.Lebih jelas
lagi dengan mencoba memahami karakteristik Tuhan yang Absolut,
Distinct dan Unique, maka konsep Trinitas dalam agama Kristen
ataupun Katolik tidak masuk dalam kategori Tuhan yang sejati.
Kitab Suci Agama Kristen yaitu Bibel atau dikenal sebagai
Perjanjian Lama dan Injil atau Perjanjian Baru, keduanya telah
mengalami perubahan-perubahan dan kesepakatan-kesepakatan. Ini
terjadi pada saat Konsili Nicaea (325 M), Konsili Chalcedon (451), The
King James James Version (1611), Standard Version (cetakan 1952 dan
1971) dan perubahan-perubahan lainnya yang dilakukan hingga saat
ini. Kitab demikian tak terjamin aotentisitasnya, dan sumber kitab suci
ini bukan merupakan firman-firman Tuhan langsung. Sehingga tak bisa
dijadikan pedoman sebagai kitab suci sebuah agama.
Pembawa ajaran Kristen ini adalah Yesus sebagai penerima
Wahyu dari Tuhan dalam ajaran Nasrani dan berubah menjadi agama
Kristen yang dibawakan oleh Paulus yang mengaku sebagai Rosul.
Dimana jarak kehidupan Yesus (Isa Al-Masih) dengan Paulus selama
sekitar 10 tahun dan Paulus tak pernah bertemu dengan Yesus (Isa Al-
masih) secara langsung. Penyampai dari Injil tersebut adalah Markus
adalah pembantu Paulus (Timotius 4:11), Lukas adalah tabibnya Paulus
(Kolese 4 : 14). Matius dan Lukas menulis Injil dengan mengambil
bahan dari Markus. Jadi selain Yahya surat-surat lain dan Kitab Wahyu
adalah karya Paulus dan orang-orang yang telah kena pengaruhnya.
Konsep Ajaran Kristen dikenal dengan 10 perintah Tuhan ajaran
yang baik, karena perintah dari Tuhan kepada nabi Musa maupun nabi
Isa. Konsep Ajaran lainnya : adalah (a) adanya dosa waris; Adam dan
Hawa makan buah kholdi akhirnya diturunkan dari surga, (b)
penciptaan manusia sebagai kecelakaan, Roh Allah dibungkus oleh
tanah yang kotor, (c) Lewat Roh Kudus dan Bunda Maria, lahir Isa

33 53509284.doc
Almasih sebagai Putra Tuhan dan menebus dosa manusia dengan
disalib, (d) Setelah ditebus dosanya, untuk membalas dan
penghormatan pada Yesus harus bersedia dibaptis, menjadi orang
yang selamat (e) Mereka yang belum dibaptis adalah para domba yang
harus diselamatkan.
Dari seluruh konsep ketuhanan, kitab suci, pembawa ajaran dan
ajaran pokok dari Agama Kristen ini, merupakan konsep manusia yang
telah diubah-ubah. Sehingga tidak bisa dijadikan agama yang patut
untuk diyakini dan diimani.

D. Agama Islam

Agama Islam datang dan lahir dimulai di jazirah Arab, tepatnya


di kota Makkah, dibawa oleh Nabi Muhammad saw yang diawali
dengan diterimanya wahyu pertama di gua Hiro pada malam hari di
bulan Ramadhan, ketika beliau melakukan takhanuts (menyendiri
untuk berkomunikasi dengan Tuhan). Saat itu beliau berumur sekitar
40 tahun, pada tahun 609 M, datanglah malaikat Jibril ke hadapannya
menyampaikan wahyu dari Allah.
“Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang menjadikan. Ia menjadikan
manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha
Mulia, yang mengajarkan dengan qalam. Diajarkannya manusia apa
yang tidak diketahu. “ (QS. Al-Iqro, 96 : 1-5)
Wahyu yang pertama ini kemudian dilanjutkan secara bertahap selama
sekitar 23 tahun, yang terdiri dari 30 juz dan 114 surat. Wahyu yang
turun kepada Nabi Muhammad ini berupa informasi-informasi, solusi-
solusi atas setiap permasalahan, kisah-kisah manusia dan kaum
terdahulu maupun yang akan datang dan ajaran-ajaran agama Islam,
yang secara keseluruhan merupakan kitab suci agama Islam dan
disebut Al-Quran. Dalam kitab ini diinformasikan secara detail
mengenai konsep ketuhanan, alam semesta dan mengenai manusia
sendiri.
Bagaimana Al-Quran sebagai kalamullah (wahyu dari sang
Mutlak) bicara mengenai konsep ketuhanan dalam Islam? Dalam Al-
Quran, Tuhan memperkenalkan dirinya sendiri melalui firmanNya.
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah. Tidak ada Tuhan selain Aku.
Maka sembahlah Aku. Dan dirikanlah sholat untuk mengingatku.”
(QS. Thoha, 20 :14)

Allah memiliki sifat-sifat seperti yang dijelaskan dalam surat Al-


Ikhlas:
“Katakanlah : Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan
tiada pula diperanakkan. Dan tidak seorangpun yang setara dengan
Dia.” (QS. Al-Ikhlash, 112 : 1-4)

34 53509284.doc
Allah swt adalah Tuhan pencipta alam semesta, langit dan bumi
serta isinya. Dia yang memelihara dan mengatur seluruh makhluknya.
Kepunyaan Allahlah semua yang ada di langit dan bumi, semua tunduk
dan patuh pada aturan Allah swt. Dia ada sebelum semua ada. Pun Dia
ada setelah semua binasa. Allah adalah Yang Awal, Yang Akhir, Yang
Dhohir dan yang Bathin. Sebagian sifat-sifat Allah tersebut tercantum
dalam ayat-ayat dari Al-Quran sebagai berikut :
“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih
kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kepunyaan-Nyalah kerajaan
langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kepun Dialah Yanag Awal dan
Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang bathin; dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu. Dialah yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa; Kemidan Dia bersemayam di atas Arsy.
Dia mengetahui apa yang masuk kedalam bumi dan apa yang
keluar daripadanya dan yang turun dari langit dan apa yang naik
kepadanya. Dan dia bersama kamu dimana saja kamu berada.
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamui kerjakan.” (QS. Al-Hadid,
57 : 1-4)
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat
Tuhanmu yang mempunyai kebenaran dan kemuliaan (QS. Ar-
Rahman, 55 : 26-27)
“(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan
kamu, tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu maka
sembahlah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia
tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat
melihat segala penglihatan itu dan Dialah yang Maha Halus lagi
Maha Mengetahui.” (QS Al-An’am 6 : 102-103)
Demikianlah Al-Quran menginformasikan tentang konsep ketuhanan
dalam Islam.
Selanjutnya bagaimana informasi yang Allah sampaikan mengenai
Kitab Suci Al-Quran? Al-Quran merupakan kitab yang berisi kebenaran
yang datang dari Tuhan sebagai peringatan kepada seluruh umat
manusia. Al-Quran berisi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.
Menjelaskan segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi
kaum muslimin. Hal ini ditunjukkan dalam ayat-ayat Al-Quran sebagai
berikut :
“… Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran (yang datang) dari
Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang
belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan
sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.”
(QS. As-Sajdah, 32 : 3)
“Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqoroh, 2 :2-3)

35 53509284.doc
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl, 16 :
89)
Isi Al-Quran tidak akan dapat dirubah oleh siapapun, meski
semua manusia maupun jin berhimpun membuat kitab yang sama dan
Allah senantiasa menjaga keberadaan Al-Quran ini. Hal ini dapat dilihat
pada ayat-ayat berikut ini :
“Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat
yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-
kalimatNya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS. Al- An’am, 6 : 115)
“Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan dia sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu sebagian yang lain. (QS. Al-Israa’, 17 :
88).
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr, 15 :
9)
Sementara itu informasi mengenai pembawa risalah, atau utusan
yang menerima Wahyu dari Allah untuk disampaikan pada umatnya,
Al-Quran menjelaskan bahwa terhadap kaum Bani Israil, Nabi Isa telah
menyampaikan akan keberadaan dirinya sebagai utusan Allah dan
kelak akan datang sesudahnya Nabi terkakhir yang bernama
Muhammad saw. Muhammad saw merupakan seorang rosul dan para
pengikutnya saling berkasih sayang satu sama lainnya. Hal ini terlihat
pada ayat-ayat berikut :
“Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata : “Hai Bani Israil,
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan
kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi khabar
gembira dengan (datangnya) seorang Rosul yang akan dating
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala
rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang
nyata, mereka berkata : “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS. Ash-
Shaff, 61 : 6)
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rosul. Sungguh telah
berlalu sebelumnya beberapa orang rosul.” (QS. Al-Imran, 3 : 144)
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki
diantara kamu, tetapi dia adalah Rosulullah dan penutup nabi-
nabi. Dia adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-
Ahzab, 33 : 40)
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka” .(QS. Al-Fath, 48 : 29).

36 53509284.doc
Kehadiran Nabi Muhammad saw turun di muka bumi menjadi

utusan Allah untuk memberi peringatan kepada semua manusia

seluruh alam. Maka kita sebagai umat Muhammad saw dituntut untuk

mengikutinya dan menjadikan beliau sebagai tauladan agar kita

mendapatkan kebahagiaan dunia hingga akhirat. Al-Quran

menjelaskan hal ini dalam ayat-ayat berikut :

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia


seluruhnya sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan
manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’ , 34 : 28)
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab, 33 : 21)
Ajaran Pokok Islam dapat dikelompokkan dalam aqidah (tauhid),
syariah dan akhlak. Yang dimaksud dengan aqidah menurut etimologi
(asal kata) adalah ikatan, sangkutan, sedangkan menurut terminology
(istilah) makna aqidah adalah iman, keyakinan. Aqidah memiliki makna
yang lebih luas sebagai keyakinan atau keimanan seseorang terhadap
agama dan ajarannya, yang menjadi dasar bagi aktivitas dalam
kehidupannya. Pembahasan tentang aqidah selalu terkait dengan
Rukun Iman yang meliputi : (1) Iman kepada Allah, (2) Iman kepada
malaikat-malaikatNya, (3) Iman kepada kitab-kitabNya, (4) Iman
kepada rasul-rasulNya, (5) Iman kepada hari kiamat/akhirat, (6) Iman
kepada qadha dan qadar.
Pembahasan tentang aqidah dilakukan dalam Ilmu kalam, yakni
ilmu hasil penalaran atau ijtihad manusia yang membahas dan
menjelaskan tentang kalam Ilahi (emengenai aqidah) atau juga disebut
ilmu tauhid karena membahas dan menjelaskan (terutama) tentang
ke-Esaan Allah (tauhid), atau meminjam istilah asing, kini sering
dipergunakan istilah teologi yakni ilmu tentang ketuhanan.
Menurut etimologi, Syariah adalah jalan (ke sumber atau mata air)
yang harus ditempuh (oleh setiap umat Islam). Menurut terminology
(istilah), syariah adalah system norma (kaidah) Ilahi yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan sesama
manusia dalam kehidupan social, hubungan manusia dengan benda
dan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan
langsung manusia dengan Allah disebut kaidah ibadah atau kaidah
ubudiah yang disebut juga kaidah ibadah murni (mahdloh), kaidah
yang mengatur hubungan manusia selain dengan Allah (dengan
sesame manusia dan dengan alam lingkungan) disebut kaidah

37 53509284.doc
mu’amalah. Disiplin ilmu yang hkusus membahas dan menjelaskan
syari’ah disebut ilmu fikih.
Akhlak ialah sikap yang menimbulkan kelakuan baik atau buruk.
Berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, perilaku, watak,
budi pekerti manusia terhadap Khalik (Pencipta alam semesta) dan
makhluk (yang diciptakan). Karena itu dalam garis besarnya ajaran
akhlak berkenaan dengan sikap dan perbuatan manusia terhadap
Khalik, yakni Allah swt dan terhadap sesame makhluk (segala yang
diciptakan oleh Khalik itu).
Sikap terhadap sesama makhluk dapat dibagi dua yaitu pertama,
akhlak terhadap sesame manusia yakni diri sendiri, keluarga, tetangga
dan masyarakat. Kedua, akhlak terhadap makhluk bukan manusia
yang ada di sekitar lingkungan hidup kita. Yang disebut terakhir ini
(akhlak terhadap bukan manusia) dapat dibagi lagi menjadi akhlak
terhadap tumbuh-tumbuhan, terhadap hewan dan terhadap bumi dan
air serta udara di sekitar kita. Akhlak manusia terhadap Allah dibahas
dan dijelaskan lebih dalam oleh ilmu tasawuf, sedang akhlak manusia
terhadap sesame ciptaan Allah dibahas dan dijelaskan oleh ilmu
akhlak.

Analisis:
Konsep ketuhanan dalam agama Islam sangat jelas adalah
monoteisme, memenuhi karakteristik adu. Absolut (112:2; 6:102-103;
57 : 1-6; 55 : 26-27), Distinct (112:1; 2:163; 20:8) dan Unique (42:11;
112:2-3; 2:255)
Al-Quran sebagai kitab suci Al-Quran merupakan kitab yang
berisi kebenaran yang datang dari Tuhan sebagai peringatan kepada
seluruh umat manusia. (32:3), Al-Quran berisi petunjuk bagi orang-
orang yang bertaqwa. (2:2-3), menjelaskan segala sesuatu, petunjuk,
rahmat dan kabar gembira bagi kaum muslimin. (16:89) Isi Al-Quran
tidak akan dapat dirubah oleh siapapun (6:115), meski semua manusia
maupun jin berhimpun membuat kitab yang sama (17:88), dan Allah
senantiasa menjaga keberadaan Al-Quran ini (15:9). Dalam kitab suci
Al-Quran ini berisi dan menjelaskan mengenai konsep ketuhanan
maupun informasi mengenai alam semesta.
Pembawa risalah agama Islam adalah Nabi Muhammad saw,
seorang manusia terpilih keturunan Nabi Ibrahim AS, yang akhlak dan
kepribadiaannya terjaga sejak kecil dan oleh kaumnya mendapat gelar
Al-Amin (yang dapat dipercaya), sebelum beliau diangkat menjadi
Nabi. Muhammad saw merupakan seorang rosul dan para pengikutnya
saling berkasih sayang satu sama lainnya (48:29). Muuhammad adalah
seorang rosul, melanjutkan risalah nabi-nabi sebelumnya (3:144),
Diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai Nabi terakhir (33:40), ajaran
yang dibawa Beliau adalah Rahmat bagi semesta alam (21:107) dan
Beliau merupakan teladan bagi pengikutnya (33:21)

38 53509284.doc
Ajaran Pokok Islam dapat dikelompokkan dalam aqidah (tauhid),
syariah dan akhlak. Ketika kelompok ajaran Islam tersebut saling
terkait dan secara keseluruhan membahas konsep Islam mengenai
Tuhan, alam dan manusia, yang akan dibahas lebih lanjut dalam kajian
pada bab berikutnya.

39 53509284.doc
Bab 4
Pengantar Hidayah

Dalam diri manusia Allah telah melengkapinya dengan instrumen


untuk mendapatkan kebenaran, yaitu insting, panca indera, dan akal
atau ilmu pengetahuan. Insting merupakan gerakan reflek untuk
menangkap fenomena alam dan langsung memberikan tanggapan
atasnya. Dengan kemampuan insting tersebut, seseorang bisa
melakukan pendekatan untuk memahami akan kebenaran. Panca indra
yang dimiliki seseorang juga bisa menjadi alat untuk mengenal dan
menangkap fenomena alam dan realitas alam semesta sebagai bagian
dari ciptaan Allah swt. Akal sebagai alat untuk berpikir juga bisa
digunakan untuk memikirkan proses penciptaan alam semesta dan
mengenal sang Pencipta itu sendiri. Dengan akal juga manusia
memperoleh ilmu pengetahuan yang memungkinkan seseorang untuk
bisa mengenal dan memahami sebuah kebenaran. Namun keseluruhan
itu tak akan mengantarkan sesorang untuk mengenal Allah swt dengan
sebenarnya, tanpa hidayah iman yaitu keyakinan yang Allah masukkan
dalam hati seseorang untuk menerima dan mengakui kebenaran
mutlak. Allah swt akan memberikan hidayah iman pada sesorang yang
dia kehendaki dan menyesatkan siapa yang kehendakinya.
Apa itu hidayah? Hidayah adalah petunjuk dari Allah yang akan
membuat seseorang meyakini Allah dan juga ajaran agama Islam,
yang akan mendorong orang tersebut untuk mengamalkan ajaran dan
nilai–nilai kebenaran yang ada dalam ajaran agama Islam.
Adalah merupakan kewenangan bagi Allah untuk memberikan
ataupun mencabut hidayah iman itu bagi hambanya yang bernama
manusia. Siapapun tidak dapat memberikan hidayah pada seorang
manusia, meskipun terhadap orang-orang yang dikasihinya.
Sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam firmannya:

”Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberikan petunjuk kepada


orang-orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada
orang yang dikehendakiNya …”. (QS 28 : 56)

Meskipun seorang nabi atau utusan Allah, dia tidak dapat


memberikan hidayah pada umatnya ataupun keluarganya. Kisah Nabu
Nuh memberika pelajaran bagi kita, bagaimana ketika dia menemukan
kenyataan anaknya Kan’an dan istrinya tidak mau mengikutinya dan
justru menantangnya. Pada saat banjir menimpa umat nabi Nuh, beliau
telah menyiaupkan perahu bagi umatnya beriman untuk diselamatkan.
Tatkala beliau memerintahkan anaknya dan istrinya untuk
menumpang perahu tersebut mereka menolak dan akhirnya
ditenggelamkan oleh Allah dalam banjir tersebut bersama umat Nuh

40 53509284.doc
yang tidak mau menerima risalah Nabi Nuh untuk beriman pada Allah
swt.
Hal yang sama terjadi pada Nabi Muhammad, tatkala beliau
menginginkan agar Abu Tholib, pamannya yang sempat mengasuhnya
pada saat dia remaja, tak juga bersedia untuk mengucapkan kalimat
toyibah Laa ilaaha illallah, beriman pada Allah swt. Hingga akhir
hayatnya, Abu Tholib tak juga masuk Islam. Paman nabi, Abu Lahab
bahkan menentang dan memusuhi nabi karena mendakwahkan
kebenaran, Al-Islam.
Meskipun para nabi menginginkan agar semua manusia di bumi
ini dapat menerima ajakan untuk beriman pada Allah, namun tidak
semua manusia mau beriman. Bahkan Alquran juga menjelaskan,
hanya sebagian kecil manusia dibumi ini yang beriman pada Allah. Hal
ini tersirat dalam firman Allah :

“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu


sangat menginginkannya …” (QS 12 : 103)

Dan dalam ayat lain Allah menegaskan:

“Dan jikalau Tuhan-mu menghendaki, tentulah beriman semua orang


yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak)
memaksa manusia supaya beriman semuanya?? …” (QS 10 : 99)

Orang yang mendapatkan hidayah dari Allah adalah orang-orang


yang terpilih, orang-orang yang diselamatkan dari adzab neraka dan
orang-orang yang dimuliakan oleh Allah. Karena itu hidayah iman
merupakan sebuah kenikmatan yang besar. Jika Allah swt telah
menghendaki seseorang mendapatkan hidayah iman, maka siapapun
tak dapat menghalanginya. Sebagaimana dijelaskan firmanNya:

“Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia beriman tat kala
datang petunjuk kepadanya, …” (QS 17 : 94)

Maka tatkala datang petunjuk pada seorang budak bernama Bilal ra,

meskipun majikannya tidak menginginkan dan memaksakan agar

dirinya murtad dari Islam untuk kembali menyembah berhala, namun

Bilal tetap bertahan untuk dalam keimanannya. Meskipun sang

majikan menyiksanya dengan menidurkannya di padang pasir yang

41 53509284.doc
panas dan ditindih batu pada tubuhnya, namun Bilal ra tetap

mengatakan ahad … ahad … ahad yang artinya dia tetap

mempertahankan keimanannya kepada Allah yang Ahad itu.

Demikianlah maka beruntunglah orang-orang yang mendapatkan


petunjuk (hidayah) iman dari Allah swt, mereka akan tetap dalam
keimanannya. Dan orang-orang yang disesatkan oleh Allah mereka
adalah orang-orang yang merugi baik di dunia maupun di akhirat.
Allah berfirman:

“Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka dialah yang
mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka
merekalah orang-orang yang merugi.” (QS 7 : 178)

A. Hidayah Iman Harus Diusahakan.


Meski hidayah iman merupakan pemberian dan karunia Allah
swt, namun manusia mempunyai kewajiban untuk mengusahakan
datangnya hidayah bagi diri pribadi, keluarga, masyarakat lingkungan
bahkan bagi manusia seluruh alam.
Apa yang perlu diusahakan untuk mendatangkan hidayah iman
tersebut? Dalam uraian berikut akan dibahas usaha-usaha yang perlu
dilakukan, agar hidayah iman dari Allah swt turun dan bertebaran di
alam semesta.

1. Taubat
Sebagai makhluk yang lemah, manusia terkadang khilaf melakukan
dosa dan kemaksiatan. Kesadaran akan perbuatan dosa dan maksiat
yang telah dilakukan dan menetapkan janji untuk tidak melakukannya
lagi merupakan langkah awal bagi seseorang untuk menyongsong
datangnya hidayah. Taubat adalah sebuah amalan hati atas
pengakuan dosa dan kemaksiatan yang dilakukan seseorang dengan
memohon ampunan (istighfar) kepada Allah swt dan berjanji untuk
tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut.
Inilah langkah awal untuk mengusahakan datangnya hidayah iman dari
Allah swt.

2. Berdekatan Dengan Para Sholihin


Melakukan taubat berarti sekaligus berhijrah dari komunitas pergaulan
(lingkungan) seseorang selama ini. Lingkungan tempat seseorang
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari akan berpengaruh dalam
cara pandang, pola pikir dan perilaku (akhlak) orang tersebut. Agar
memiliki pola pikir dan akhlak yang mulia harus dimulai dengan

42 53509284.doc
mencari lingkungan yang baik dan mulia. Lingkungan yang mulia
dalam pandangan Allah swt adalah lingkungan para kekasihNya (majlis
wali Allah), yakni majlisnya para nabi, sahabat, tabiin dan para
pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Mereka adalah para
sholihin, orang-orang yang mentaati Allah dan Rosulnya, yang
senantiasa konsisten menjaga ucapan, perbuatan dan ahklaknya
dengan akhlaqul karimah, akhlak yang mulia. Dengan berdekatan
dengan orang-orang sholih ini maka kita akan mendapatkan pengaruh
positifnya. Energi yang terpancar dari orang-orang sholih akan
menebar dan mengenai mereka yang ada di dekatnya sebagai energi
Ilahi yang positif.
Begitulah jika seseorang berada dalam lingkungan orang-orang sholih,
maka tak lama lagi orang tersebut akan dapat mengikuti jejak dan
langkahnya. Percikan hidayah iman akan bisa didapatkan dengan
berdekatan danberkumpul dengan para sholihin.

3. Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu bagi seorang muslim adalah kewajiban. Maka dengan
mengkaji dan mempelajari ilmu akan memperoleh pengetahuan dan
pemahaman. Hidayah iman adalah pengetahuan dan pemahaman
akan Allah swt sebagai Robb, Ilah dan Al-Malik. Mengetahui dan
memahami akan Allah swt akan mendorong kita untuk lebih mengenal
Allah swt (makrifatullah), sebagai usaha untuk mendatangkan hidayan
iman.
Disamping menuntut ilmu mengenai makrifatullah, juga belajar
mengenai agama, syariat yang menjadi pedoman bagi seseorang
untuk menjalani hidup dan kehidupan di dunia, yang hakekatnya
dalam rangka untuk menjalankan fungsi, tugas dan peran manusia
sebagai Abdullah (hamba Allah), sebagai Kholifatullah (wakil Allah) dan
Naib Nabi (wakil Nabi) untuk menyebarkan kebenaran. Dengan
mempelajari ilmu mengenai agama akan menghadirkan hidayah iman.

4. Mengamalkan Ilmu
Dengan ilmu yang telah dipelajarinya, seseorang dituntut
mengamalkannya. Dengan makrifatullah seseorang akan mengimani
dan mencintai Allah. Dengan mengetahui dan memahami syariat Islam
seseorang akan mengaplikasikan dalam amal perbuatan keseharian.
Melakukan aktualisasi atas ilmu yang dimilikinya. Mengamalkan ilmu
merupakan usaha untuk mendatangkan hidayah iman dari Allah swt.

5. Mendakwahkan Ilmu
Usaha untuk mendatangkan hidayah juga dilakukan dengan
mendakwahkan kebenaran (ilmu) yang telah dipahami. Dakwah artinya
mengajak, yaitu mengajak diri dan orang lain untuk taat kepada Allah
dan Rosulullah. Menjalankan dan mengamalkan agama secara
sempurna, secara kaffah sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi

43 53509284.doc
Muhammad saw. Dakwah juga sekaligus mengandung pengertian
menyampaikan (tabligh) pemahaman akan kebenaran (ilmu) yang
telah dipelajari.
Cara yang bisa dilakukan seseorang dalam berdakwah adalah dengan
mengajak orang lain untuk hadir dan membentuk majlis-majlis ilmu
dan majlis dzikir, bicara mengenai kebesaran Allah, keagungan Allah,
kesucian Allah dengan segala sifat dan dzatNya yang mulia, dengan
asma-asmaNya yang baik (asmaul husna). Mengajak orang lain untuk
meramaikan dan memakmurkan masjid-masjid, mengajak untuk
memperbaiki diri, dalam beribadah, bermuamalah dan bermuasyaroh
dalam mengemban tugas dan tanggung jawab yang Allah telah
amanahkan pada manusia seluruh alam.
Dengan mendakwahkan ilmu inilah sebagai upaya kita untuk
mendatangkan hidayah iman dari Allah swt.

6. Mujahadah dan Doa


Dalam melakukan usaha untuk mendatangkan hidayah iman dengan
taubat, berdekatan dengan para sholihin, menuntut ilmu,
mengamalkan ilmu dan mendakwahkan ilmu agar didapat hasil yang
maksimal harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Usaha yang
sungguh-sungguh seperti ini adalah bentuk mujahadah seseorang
untuk mendapatkan hidayah. Mereka melakukan mujahadah dengan
suatu pengorbanan, baik pengorbanan atas harta, waktu dan jiwa yang
dimiliki di jalan Allah. Bila seseorang melakukan usaha dengan
mujahadah, sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran, maka
niscaya Allah akan memberikan petunjuk kepadanya sebagaimana
firmanNya : “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalanKu,
maka Aku akan tunjukkan (kepada mereka) jalan-jalanKu.”
Demikianlah, setelah semua usaha telah dilakukan, terakhir yang bisa
diikhtiarkan adalah berdoa kepada Allah swt, agar Allah memberikan
hidayah iman, memberikan kemudahan untuk bisa menerima
kebenaran yang datang dariNya dan seseorang akhirnya mampu
mengamalkannya. Inilah usaha-usaha yang mesti dilakukan untuk
mendatangkan hidayah iman dari Allah swt.

B. Ciri-ciri orang yang mendapatkan hidayah


Bagi orang-orang yang telah mendapatkan hidayah iman akan
nampak pada perbuatan dan amalan mereka. Ibarat peralatan
elektronik, hidayah iman seperti energi listrik yang akan
menggerakkan dan menyalakan peralatan listrik tersebut. Maka iman
yang ada pada seseorang yang mendapatkan hidayah akan mampu
menggerakkannya untuk beribadah kepada Allah swt dan
menunjukkan amal sholeh sebagai orang yang beriman. Bagai energi
atau arus listrik, maka iman yang ada pada seseorang tidak akan
terlihat oleh mata telanjang. Iman sesorang hanya terlihat pada
perilakunya, pada amalan ibadahnya, jika perilakunya baik dan

44 53509284.doc
ibadahnya rajin menunjukkan orang-orang yang mendapatkan hidayah
iman yang kuat. Terhadap orang yang hilir mudik dari rumah ke masjid
untuk melaksanakan sholat berjamaah, Rosulullah saw bersabda,
“Saksikanlah mereka adalah orang-orang yang beriman.” Allah swt
berfirman : “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah
itu hanyalah orang yang beriman pada Allah dan hari akhir.” (QS. At-
Taubah, :18)
Ada beberapa cirri orang yang mendapatkan hidayah iman
sebagaimana diinformasikan dalam Al-Qur’an yang diuraikan dalam
penjelasan berikut.

1. Beriman pada Allah dan Rosul


Orang-orang yang mendapat hidayah adalah orang yang beriman pada
Allah dengan iman dan yakin yang benar dengan segala sifat dan
dzatNya. Mereka berusaha untuk secara menerus mengenali Allah dan
meningkatkan keyakinannya. Mereka akan tinggalkan keyakinan
kepada selain Allah swt. Orang yang mendapat hidayah juga beriman
kepada Rosul-rosulNya, pada utusan-utusanNya yang telah diberi
amanah membawa risalah, kebenaran dari Allah swt. Terhadap Nabi
Muhammad saw mereka juga mengimaninya sebagai Nabi terakhir,
yang menjadi uswatun hasanah. Seluruh kehidupan Rosulullah
Muhammad saw sebagai pribadi, sebagai kepala rumah tangga,
sebagai pimpinan umat dan pemimpin para Nabi dan Rosul, dengan
semangat perjuangan yang tinggi mendakwahkan dienul Islam menjadi
contoh bagi hidup dan kehidupannya di dunia ini. Mereka yakin dengan
mengikuti seluruh akhal dan perbuatan Nabi tersebut akan membawa
kebahagiaan di dunia ini hingga akhirat. Tak ada keraguan atas
keimanan dalam hatinya itu. Sebagaimana diebutkan dalam firman
Allah : “Sesungguh orang-orang mukmin itu adalah mereka yang
beriman pada Allah dan Rosulnya, kemudian tidak ragu dengan
keimannya itu.”

2. Berjihad Dengan Harta dan Jiwa


Orang yang mendapat hidayah adalah orang-orang yang siap
melakukan jihad, menegakkan kebenaran, mengemban risalah
kenabian dengan memiliki kerisauan oleh keadaan masyarakat
lingkungannya, agar bias menjalankan agama dan menyempurna-
kannya. Mereka berjihad dengan mengorbankan harta dan jiwanya di
jalan Allah dengan mengharap keridhoan Allah semata. Sebagai
seorang mukmin, mereka memiliki tanggung jawab mengemban
risalah nubuwah, setelah Nabi Muhammad dipanggil kembali oleh Sang
Kekasih dan Allah swt tak lagi menurunkan Nabi lain sesudahnya.
Demikianlah, orang-orang yang mendapat hidayah adalah mereka
yang berjihad dengan harta dan jiwanya, sebagaimana firmanNya
dalam Al-Qur’an.

45 53509284.doc
3. Hatinya Bergetar Jika Nama Allah disebut.
Orang-orang yang mendapat hidayah adalah orang-orang yang dalam
hatinya senantiasa mengingat Allah swt, rindu akan pertolongan dan
perlindunganNya, bahkan rindu untuk bisa selalu bertemu dan
bersamaNya. Karenanya jika nama Allah disebut hatinya gemetar
karena rindu dan cintanya pada Allah swt, sang kekasih sejati.
Sebagaimana firmanNya.

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang


apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka.” (QS Al-Anfal 8:2)

4. Jika Dibacakan Ayat-ayat Allah akan Bertambah Imannya


Orang-orang yang mendapatkan hidayah adalah mereka yang apabila
dibacakan ayat-ayat Al-Quran akan bertambah imannya. Mereka
semakin bertambah ilmu, pengetahuan dan pemahamannya pada
Allah sehingga iman pada Tuhan Semesta Alam itu. Hal ini
diinformasikan Al-Quran.
“ …. dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Allahlah mereka
bertawakal…” (QS Al-Anfal 8:2)

5. Mendirikan Sholat dan Berinfaq


Orang-orang yang mendapatkan hidayah adalah mereka yang
mendirikan sholat dan menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah.
Sholat sebagai kewajiban utama seorang mukmin senantiasa
dijaganya, baik masalah waktunya, tempatnya maupun caranya
sebagaimana yang dicontohkan Rosulullah. Mereka selalu Sholat
diawal waktu, di tempat dimana adzan dikumandangkan (di masjid
atau di mushola) dan melakukannya secara berjamaah.
Atas harta dan karunia yang Allah berikan kepadanya, mereka akan
menginfakkan sebagiannya di jalan Allah, untuk menolong mereka
yang membutuhkan, membantu orang yang ditimpa musibah dan bagi
kepentingan untuk mensiarkan dan mendakwahkan kebenaran. Al-
Quran menginformasikan firman Allah swt : (8:4)

6. Jika dipanggil Allah dan Rosulnya mereka akan mengatakan “Samikna


Wathokna”

46 53509284.doc
Orang yang mendapatkan hidayah adalah mereka yang
berusaha untuk selalu taat kepada Allah swt dan
Rosulnya, mengikuti perintahNya. Jika mereka dipanggil
kepada Allah dan Rosulnya untuk menghukum dan
mengadili diantara mereka, maka mereka akan
menyambut seruan itu dengan “samikno wa athokna”
(kami dengan dan kami taat), sebagaimana Allah
berfirman.

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka


dipanggil kepada Alloh dan rosulNya agar rosul
menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan :
kami mendengar dan kami patuh….” (QS. An-Nur, 24 :
51).

7. Mengikuti Hukum Allah


Orang yang mendapatkan hidayah adalah mereka yang akan selalu
menerima ketetapan Allah dan rasulnya. Bagi mukmin laki-laki maupun
mukmin perempuan apabila Allah dan rosulnya telah mengambil suatu
ketentuan dan ketetapan atas permasalahan mereka tak akan ada
bagi mereka pilihan yang lain. Ini yang disampaikan Allah dalam Al-
Quran sebagai berikut

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin apabila Allah dan rosulNya telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilah (yang lain)
tentang urusan mereka” (QS Al-Ahzab, 33:36)

8. Mengamalkan agama secara sempurna


Orang yang mendapatkan hidayah adalah mereka akan berusaha
memahami seluruh ajaran Islam, yang disampaikan oleh Rosulullah
saw. Dan mereka akan berusaha untuk menjalankan dan
mengamalkan ajaran Islam secara kaffah (keseluruhan), mereka tak
akan mengambil ajaran yang mudah dan meninggalkan ajaran yang
susah dan berat. Allah dalam Al-Quran dan mengisyaratkan hal ini.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam


secara keseluruhannnya (kaffah) dan janganlah kamu turut kangkah-
langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata
bagimu…” (QS, Al-Baqoroh, 2 : 208)

47 53509284.doc
BAGIAN KEDUA

Paradigma Islam Tentang Alam

Alam Semesta, langit dan bumi serta apa yang ada


diantaranya merupakan ciptaan Allah swt, Tuhan Yang
Maha Esa, Yang Maha Kuasa. Apa yang nampak oleh
mata manusia maupun yang tidak nampak, yang
terdahulu atau yang kemudian, yang nyata maupun yang
ghoib semua adalah dalam kekuasaan Allah. Untuk
menciptakannya cukup dengan mengatakan Kun
(Jadilah!), maka jadilah dia (2:117 ; 36:82 ; 40:68)

Allah tidak menciptakan sesuatunya dengan sia-sia.


Semua yang dicipta Allah ada hikmahnya (38:27). Dan
Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi
semesta alam (38:87).

Dalam pandangan Islam, sesuai dengan apa yang


diinformasikan oleh Allah melalui Al-Quran, alam ini
terdiri dari alam ghoib dan alam syahadah (nyata).
Bagaimana Al-Quran menjelaskan kedua alam ini, akan
dibahas pada bab-bab berikut.

48 53509284.doc
Bab Lima
Alam Ghoib

Alam ghoib adalah kenyataan yang tidak diketahui kehadirannya,


kejadiannya, atau keberadaannya kecuali oleh Allah swt saja. Dalam
Al-Quran Allah berfirman : ”Katakanlah, : Tidak ada seorangpun di
langit dan di bumi mengetahui perkara yang ghoib kecuali Allah dan
mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS An-
Naml, 27:65)
Apa yang tidak diketahui oleh manusia diantaranya segala sesuatu
yang ada di daratan dan di lautan, daun-daun yang gugur, sebutir biji
yang jatuh dalam kegelapan (6:59), hari Kiamat, apa yang ada dalam
rahim, apa yang terjadi pada hari esok, tentang kapan dan dimana
seseorang akan meninggal (31:34), serta mengenai roh (17:85) adalah
perkara-perkara ghoib yang tidak diketahui oleh manusia, kecuali Allah
memberitahukannya.
”Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang
ghoib dan yang nyata. Dialah yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang.” (QS. Al-Hasyr, 59:22)

1. Masa Lalu
Kejadian pada masa lalu, merupakan suatu perkara yang ghoib
bagi kita. Bagaimana sejarah peradaban manusia pada masa lalu,
sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad, dan seterusnya hingga abad
milenium ini. Dalam setiap kaum, Allah telah turunkan para nabi atau
rosul untuk memberikan petunjuk kebenaran dari Allah, berupa
keyakinan akan keesaan Allah, pedoman untuk menjalani kehidupan,
pedoman untuk beribadah, dan anjuran untuk selalu berbuat adil dan
bijak terhadap diri, keluarga maupun mayarakat dalam rangka
mendapatkan keselamatan dan kebahagian. Terhadap seruan para
nabi dan rosul ini, ada kaum yang menerima dan mentaati, namun ada
pula yang menolak dan mendustakan. Semua ini Allah beritahukan
pada kita dalam Al-Quran melalui Firman-firmannya.
Bagaimana hasil seruan para rasul Allah berfirman : ”(Ingatlah)
hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah bertanya
(kepada mereka): ”Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu?” Para
Rosul menjawab : ”Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu),
sesungguhnya Engkau-lah yang mengetahu perkara yang ghoib.” (QS.
Al-Maidah, 5:109), juga dalam ayat lain : ”Dan (ingatlah) ketika Kami
mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh,
Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam dan Kami telah mengambil dari
mereka perjanjian yang teguh, agar Dia menanyakan kepada orang-

49 53509284.doc
orang yang benar tentang kebenaran mereka dan Dia menyediakan
bagi orang-orang kafir siksa yang pedih.” (QS. Al-Ahzab, 33:7-8).
Semua pengetahuan tentang masa lalu merupakan perkara yang
ghoib. Hanya Allahlah yang mengetahui, sesuai firmanNya : ”Berkata
Fir’aun : ”Maka bagaimanakah umat-umat yang dahulu?”. Musa
menjawab : ”Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam
sebuah kitab. Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa.” (QS.
Thoha, 20:51-52)
Terhadap seruan para nabi dan rosul yang Allah telah turunkan
pada suatu kaum, sebagian besar mereka mendustakannya.
Sebagaimana yang telah diinformasikan dalam Al-Quran:
”Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan
telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang
seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak
diingini oleh hawa nafsu mereka (maka) sebagian dari rasul-rasul itu
mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. (QS. Al-
Maidah, 5:70).
Lalu bagaimanakah Allah memberikan balasan terhadap kaum
yang mendustkan para rasul itu? Dijelaskan dalam ayat-ayat berikut :
”Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah Allah.
Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana akibat orang-orng yang mendustakan (rosul-rosul).” (QS.
Ali Imran, 3:137)
”Apakah mereka tidak memperhatikan betapa banyaknya
generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka,
padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan
kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan
kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami
binasakan mereka karena dosa mereka sendiri dan Kami ciptakan
sesudah mereka generasi yang lain.” (QS. Al-An’am, 6:6)
”Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh tatkala mereka
mendustakan rasul-rasul. Kami tenggelamkan mereka dan Kami
jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah
menyediakan bagi orang-orang dzalim adzab yang pedih; dan (Kami
binasakan) kaum ”Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak
(lagi) generasi-generasi diantara kaum-kaum tersebut” .(QS. Al-
Furqaan, 25:37 – 38)

2. Masa Kini
Kejadian masa kini, yang jauh dari pengetahuan kita juga
merupakan perkara yang ghoib. Keadaan di daratan dan di lautan,
daun-daun yang gugur, sebutir biji yang jatuh dalam kegelapan semua
ada dalam pengetahuan Allah swt. Sebagaimana Al-Quran
menginformasikan : ”Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang
ghoib; tidak ada yang mengetahui kecuali Dia sendiri dan Dia

50 53509284.doc
mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai
daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula) dan tidak
jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang
basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauhul Mahfudz)” (QS. Al-An’am, 6:59).
Dengan adanya peralatan teknologi yang canggih seperti internet,
telephon dan alat komunikasi lainnya, hampir setiap kejadian yang ada
di atas bumi di seluruh pelosok dunia, kita bisa mendapatkan informasi
dari berbagai media. Namun informasi tersebut tidak terjamin
kebenaran dan akurasinya, karena bisa terjadi distorsi dan tidak dapat
terlihat secara menyeluruh. Hanya Allahlah yang mengetahui seluruh
kejadian di masa kini, di langit, di bumi, di lautan bahkan di semesta
alam.
Allah lah yang mengatur segala urusan dari langit ke bumi,
kemudian naik kembali kepada Allah, sebagaimana yang dijelaskan
dalam ayat : ”Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian
(urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya
(lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. Yang
demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghoib dan yang
nyata, Yang Maha Perkasa kagi Maha Penyayang.” (QS. As-Sajdah,
32:5-6)
Apa yang dipikirkan manusia, yang ada dalam hatinya dan yang
dilakukannya hari ini, bagi orang lain merupakan suatu perkara yang
ghoib. Namun Allah swt mengetahuinya, sebagaimana firmanNya :
”Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi, Dia
mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan kamu lahirkan dan
mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.” (QS. Al-An’am, 6:3)
Pada detik ini, hari ini Allah menghidupkan dan menciptakan
banyak manusia lewat kelahiran dari rahim ibunya. Dan pada saat
yang sama juga Allah mematikan manusia di atas bumi ini dengan
berbagai sebab dan peristiwa. Bahwa setiap manusia akan merasakan
kematian dan kapan kedatangannya? Hanya Allahlah yang
mengetahuinya dan kepadaNyalah manusia akan kembali.
Sebagaimana firmannya : ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) Dan hanya kepada Kamilah
kami dikembalikan”. (QS. Al-Anbiyaa, 21:35)

3. Masa Mendatang
Apa yang akan terjadi pada diri manusia dan alam semesta ini
merupakan perkara yang ghoib, dimana hanya Allahlah yang
mengetahuinya. Manusia mengetahuinya sebatas yang diinformasikan
lewat Al-Quran dan sangat sedikit pengetahuan manusia akan apa
yang akan terjadi.
Kehidupan dunia dengan segala tipu dayanya telah melenakan
manusia dari mengingat Allah, melupakan dirinya sebagai makhluk

51 53509284.doc
yang harus taat kepadaNya, sehingga mereka menuruti hawa
nafsunya, menghilangkan kesadarannya akan perkara yang haq dan
batil. Mereka melupakan peringatan Allah, dan Allah membukakan
pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga mereka bergembira
ria, bersuka cita dengan tanpa ada batasnya. Maka pada saat itulah
Allah mendatangkan siksa bagi mereka sekonyong-konyong dan
mereka terdiam berputus asa. Inilah yang Allah infomasikan kejadian
yang akan datang yang akan dihadapi orang-orang yang melupakan
diri untuk mengingat Allah (6:44-45)
Seorang yang melakukan perbuatan dosa, kemaksiatan, maka
kemudharatan itu kelak akan kembali kepadanya, dirinya tak akan
memikul dosa dari orang lain melainkan dosa yang telah diperbuatnya
saja. (6:164).
Sebaliknya jika manusia berusaha, berikhtiar untuk melakukan
suatu kebaikan, dengan suatu keikhlasan, senantiasa berbuat untuk
kemaslahan umat, maka kelak pun akan mendapatkan hasil dari
kebaikannya tersebut.
Demikianlah apa yang akan terjadi pada seseorang merupakan
balasan atas perbuatannya. Kemudharatan maupun kebaikan akan
Allah datangkan pada diri manusia, sebagai wujud dari hukum-hukum
dan janji-janji Allah, merupakan kekuasaanNya, sebagaimana
firmannya dalam Al-Quran : ” Jika Allah menimpakan suatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannnya
melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (QS. Al-
An’am, 6 : 17)

4. Hari Kiamat
Pengetahuan tentang perkara yang ghoib masa mendatang di
dunia ini hanya Allahlah yang mengetahui. Demikian juga mengenai
hari kiamat dan kehidupan akhirat. Al-Quran menginformasikan pada
kita, bahwa hari kiamat pasti akan datang dan tak dapat disangkal.
Sebagaimana firmanNya : ” Sesungguhnya hari Kiamat pasti akan
datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan
manusia tiada beriman.” (QS. Al-Mu’min, 40:59) dan pada ayat yang
lain disebutkan : ”Apabila terjadi hari kiamat, terjadinya kiamat itu
tidak dapat didustakan (disangkal)” (QS. Adz-Dzariyat, 56:1-2).
Kejadian kiamat datangnya begitu cepatnya, seperti sekejap atau
bahkan lebih cepat lagi. (16:77) dan tanda-tanda akan datangnya hari
kiamat sesungguhnya telah tiba pada kita. Allah berfirman dalam Al-
Quran : ”Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari
kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba,
karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah
faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila hari kiamat
sudah datang?” (QS. Muhammad, 47:18)

52 53509284.doc
Kapankah datangnya hari kiamat? Sesungguhnya waktu
datangnya hari kiamat ada dalam pengetahuan Allah, sebagaimana
ditunjukkan dalam firmanNya : ”Mereka menanyakan kepadamu
tentang kiamat : ”Bilakah terjadinya?” Katakanlah : ”Sesungguhnya
pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak
seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.
Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan
di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan
tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar
mengetahuinya. Katakanlah ”Sesungguhnya pengetahuan tentang hari
kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya.” (QS. Al-A’raaf, 7:187)
Dalam Al-Quran dijelaskan bagaimana keadaan di hari Kiamat.
Langit yang biasanya berwarna biru indah di siang hari dan kelihatan
cantik menawan dengan cahaya kerlap-kerlip dihiasi bintang-bintang di
malam hari, saat itu akan pecah dan mengeluarkan kabut putih
(25:25). Bumi yang indah dengan rerumputan, tetumbuhan dan
pepohonan, bangunan-bangunan arsitektur dari rumah-rumah
berlantai satu hingga pencakar langit dengan model dan style modern,
yang mewah dan mempesona, pada hari kiamat akan diratakan.
Apabila bumi diguncangkan dengan sedahsyat-dahsyatnya, gunung-
gunung dihancur-luluhkan (56:4-6), langit terbelah dan bumi diratakan
oleh Allah, dan dimusnahkan apa yang ada di dalamnya (84:1-4),
matahari digulung, bintang-bintang berjatuhan, gunung-gunung
dihancurkan, unta-unta bunting ditinggalkan oleh pemiliknya dan tidak
dipedulikan lagi, lautan pun dipanaskan. (81:1-8).
Begitulah gambaran kejadian hari kiamat yang akan membuat
setiap orang sibuk dengan urusan keselamatan dirinya sendiri.
Seorang ibu sudah tak mampu lagi mengingat dan memikirkan bayi
dan anaknya, seorang suami tak lagi bisa memikirkan dan
menyelamatkan istrinya, seorang ayah terpaksa harus berpisah
dengan anak-anaknya, dan sebuah keluarga, atau kelompok
masyarakat akan tercerai berai karena urusan dirinya sendiri, dalam
dunia yang hancur sehancur-hancur. Sebagaimana Allah informasikan
dalam Al-Qur’an :
”Lalu bila datang kebisingan yang memekakkan telinga, hari itu
orang akan lari dari saudaranya, dari ibunya dan dari bapaknya, dan
dari istri dan anak-anaknya. Masing-masing hari itu sibuk mengurus
diri sendiri.” (QS. Abasa, 80:33-37)
Hanya iman dan amal sholeh yang dimilikinyalah yang akan
menyelamatkan manusia secara pribadi-pribadi. Semua ini merupakan
perkara ghoib di masa mendatang mengenai hari kiamat.

5. Alam Akhirat
Sangkakala atau terompet yang ditiup malaikat Isrofil pada kali
pertama akan menghentikan seluruh sistem kehidupan di alam

53 53509284.doc
semesta. Bintang-bintang dan seluruh planet, dalam trilyunan galaksi
akan mengalami proses yang tidak beraturan, saling bertubrukan dan
saling menghancurkan, yang mengakibatkan kehancuran kehidupan di
muka bumi ini. Semua makhluk akan mengalami situasi hari kiamat
yang sungguh chaos yang tak terbayangkan kehancurannya, dan
berakhir dengan kematian seluruh makhluk Allah.
Dan pada tiupan sangkakala yang kedua, akan menghidupkan
kembali manusia dan makhluk lainnya yang dikehendaki Allah swt,
bangkit dari kubur dan digiring di padang makhsyar untuk menghadap
Tuhannya. Saatnyalah kehidupan di alam akhirat dimulai dan dialami
oleh manusia. Demikian Al-Quran memberitahukan dalam ayatnya :
”Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari
dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan
membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.” (QS. Luqman, 31:28)
”Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan
gunung-gunung dan kamu akan meihat bumi itu datar dan Kami
kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun
dari mereka. Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan
berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana
Kami menciptakan kamu pada kali pertama; bahkan kamu mengatkan
bahwa Kami sekali-seklai tidak akan menetapkan bagi kamu waktu
(memenuhi) perjanjian.” (QS. Al-Kahfi, 18:47-48)
”Dan mereka berkata : ”Bilakah (terjadinya) janji ini (hari
berbangkit) jika kamu adalah orang-orang yang benar?”; Mereka tidak
menunggu melainkan satu teriakan saja, yang akan membinasakan
mereka ketika mereka sedang bertengkar; Lalu mereka tidak kuasa
membuat sesuatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada
keluarganya.; dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar
dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.;
Mereka berkata : ”Aduh celakalah kami. Siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang
dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rosul-rosulNya.”
(QS. Yaa Siin, 36:48-52)
Allah swt akan melakukan perhitungan atas amal baik dan buruk
manusia. Setiap manusia akan menerima catatan amal yang telah
dilakukan. Catatan amal kehidupan di dunia akan diperlihatkan
kembali pada masing-masing manusia dan catatan amal tersebut akan
diberikan pada mereka. Ada kelompok yang menerima catatan amal
dari kanan (84:7), dan ada pula yang menerima catatan amal dari kiri
atau belakang (84:10). Mereka pun akan harus melalui jembatan shirot
yang akan mengantarkannya ke neraka maupun ke surga, dalam
kehidupan abadi di alam akhirat kelak.
Inilah sebagian informasi yang Allah swt berikan pada kita
mengenai alam akhirat yang merupakan alam ghoib bagi manusia.

54 53509284.doc
6. Malaikat
Di samping alam ghoib yang menyangkut dunia dan hari akherat,
Allah juga menciptakan alam malaikat, perkara ghoib yang wajib
diimani keberadaannya. Malaikat adalah jisim-jisim halus yang
dijadikan dari nur (cahaya), mereka tidak makan dan minum. Malaikat
adalah makhluk Allah yang diutus dan diberi tugas untuk
melaksanakan perintah-perintahNya. Malaikat merupakan makhluk
Allah yang dimuliakan-Nya. Mereka senantiasa menyembah Allah dan
selalu mengerjakan perintah-perintahNya. Mereka tidak angkuh dan
selalu bertasbih siang dan malam tiada henti-hentinya sebagaimana
dijelaskan pada ayat-ayat berikut :
”Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan.”
(QS. Al-Mursalaat, 77:1)
”Dan mereka berkata : ”Tuhan Yang Maha Pemurah telah
mengambil (mempunyai) anak.” Maha Suci Allah. Sebenarnya
(malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka
itu tidak mendahuluiNya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintahNya.” (QS. Al-Anbiyaa’, 21:26-27)
”Dan kepunyaanNyalah segala yang di langit dan di bumi dan
malaikat-malaikat yang di sisiNya, mereka tiada mempunyai rasa
angkuh untuk menyembahNya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka
selalu bertasbih malam dan siang tiadanya henti-hentinya.” (QS. Al-
Anbiyaa’, 21:19-20)
Malaikat jumlahnya miliaran dan memiliki tugas yang telah
ditetapkan oleh Allah swt. Ada empat malaikat yang lebih dimuliakan
oleh Allah, yaitu malaikat Isrofil as, Mikail as, Jibril as dan Izroil as.
Malaikat Isrofil mempunyai tugas untuk meniup sangkakala tanda
terjadinya hari kiamat, hari kebangkitan dan pembalasan atas amal
perbuatan manusia (39:68). Malaikat Mikail as bertugas membagikan
rizki dan hujan di seluruh muka bumi ini, malaikat Jibril as bertugas
untuk menyampaikan wahyu (Al-Qur’an) kepada Nabi Muhammad saw
(16:102), dan malaikat Izroil as yang bertugas untuk mencabut nyawa
(32:11).
Disamping itu kita mengenal dari Al-Qur’an beberapa malaikat
lainnya seperti malaikat Rokib dan Atid mencatat amal perbuatan
manusia (50:17), malaikat Munkar Nakir memberikan pertanyaan bagi
orang yang meninggal di dalam kubur, malaikat Ridhwan sebagai
penjaga surga, malaikat Malik sebagai penjaga neraka (66:6), dan
masih banyak lagi malaikat dengan tugas-tugas tertentu yang telah
Allah perintahkan.

7. Jin
Disamping malaikat, Allah juga menciptakan makhluk bernama jin.
Jin diciptakan oleh Allah dari api panas yang menyala (15:27; 55:15).
Pada dasarnya jin diciptakan oleh Allah agar melakukan penghambaan

55 53509284.doc
diri kepada Allah seperti halnya manusia (51:56). Namun sebagian
besar mereka mendustakan dan mengingkari perintah Allah. Mereka
telah tertipu oleh kehidupan dunia, sehingga tergelincir dalam
golongan orang-orang yang kafir. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat
berikut ini :”Hai gologan jin dan manusia, apakah belum datang
kepadamu rosul-rosul dari golongan kamu sendiri, yang
menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu dan memberi peringatan
kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata:
”Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” kehidupan dunia telah
menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri,
bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al-An’am, 6 : 130)
Manusia dalam menjalani kehidupannya, sering tidak sanggup
menghadapi cobaan dan ujian dari Allah. Terhadap ujian atas
kekurangan harta dan benda, kemiskinan, kekurangan makanan dan
buah-buahan dan juga kesulitan hidup lainnya, mereka sering
melakukan jalan pintas dengan meminta pertolongan pada jin.
Misalnya meminta bantuan untuk mendapatkan rezeki, memperoleh
pekerjaan, mencari jodoh, agar bisa naik pangkat atau jabatan,
meningkatkan karir, berhadil dalam berdagang dan meminta bantuan
dalam menyelesaikan kesulitan hidup lainnya. Bagi mereka yang
meminta tolong dan meminta perlindungan selain dari Allah, maka
mereka akan dimasukkan dalam golongan orang-orang musyik. Allah
swt berfirman dalam Al-Quran :”Dan mereka (orang-orang yang
musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allahlah yang
menciptakan jin-jin itu; dan mereka membohong (dengan
mengatakan): ”Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan
perempuan.”, tanpa berdasar ilmu pengetahuan. Maha suci Allah dan
Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.” (QS. Al-An’am,
6:100)
Disadari maupun tidak mereka telah mengambil jalan yang
menyesatkan dirinya sendiri dengan datang ke dukun atau ’orang
pintar’ yang seolah mampu memberikan pertolongan pada mereka.
Namun sebenarnya mereka telah menyandarkan diri pada para jin dan
menyembah jin-jin tersebut serta menyekutukan Allah swt.
Sebagaimana diinformasikan dalam ayat berikut :”Malaikat-malaikat
itu menjawab : ”Maha Suci Engkau, Engkaulah Pelindung kami, bukan
mereka, bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka
beriman kepada jin itu.” (QS. Saba’, 34:41)

8. Iblis
Sebagian besar jin ini ada yang benar-benar melakukan
penentangan terhadap Allah. Mereka mengingkari perintah Allah.
Meski mereka tahu bahwa semua makhluk adalah ciptaan Allah, dan
sudah seharusnya setiap makhluk tunduk dan patuh pada sang Kholik
untuk melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan laranganNya.
Namun dengan kesombongannya, Iblis yang merupakan golongan dari

56 53509284.doc
jin ini menolak perintah Allah untuk bersujud pada Adam, manusia
pertama yang Allah ciptakan. Al-Quran menjelaskan tentang hal itu
dalam ayat berikut :
”Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat :
”Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis.
Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya.
Patutkah kami mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai
pemimpin selain dari padaKu, sedang mereka adalah musuhmu? Amat
buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang
dzalim.” (QS. Al-Kahfi, 18:50)
Keengganan iblis untuk tidak ikut bersama-sama malaikat sujud
(sebagai penghormatan) kepada Adam (15:31), dikarenakan
keangkuhan dan kesombongannya. Iblis merasa dirinya lebih mulia
ketimbang Adam, karena iblis diciptakan dari api, sedangkan Adam
diciptakan dari tanah. Alasan ini tersirat dari jawaban iblis ketika
ditanya Allah, kenapa dia tidak ikut bersujud kepada Adam (15:32). Hal
ini dijelaskan dalam ayat berikut :
”Berkata iblis : ”Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang
Engaku telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr, 15:30-33)
Karena kelakuan Iblis yang berani menentang perintah Allah swt
ini, maka Iblis diusir dari surga dan menjadi makhluk yang dikutuk oleh
Allah swt hingga hari kiamat (15:34-35). Iblis kemudian meminta
tangguh atas azab yang Allah akan timpakan padanya sampai hari
berbangkit (15:36). Iblis juga berjanji untuk menggoda manusia dan
menyesatkan mereka agar menjadi golongannya, makhluk yang
menentang dan mengingkari Allah Swt, yang akan memandang
kemaksiatan yang ada di muka bumi, kesenangan-kesenangan di
dunia, sebagai hal yang baik sehingga mereka menyukainya dan
bergumul dengan perbuatan dosa. Al-Quran menjelaskan dalam ayat
berikut :
”Iblis berkata : ”Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan
bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan
mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis
diantara mereka.” (QS. Al-Hijr, 15:39)
Bagi orang-orang yang senantiasa menjaga keyakinan dan
keimanannya kepada Allah, senantiasa mengingat Allah dengan
menyebut astaghfirullah, subhanallah, alhamdulillah , laa ilaaha
illallah, dan tetap taat pada Allah dan Rasulullah, mereka akan
terbebas dari kekuasaan Iblis dan balatentaranya. Sebagaimana Allah
berfirman :
”Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan
hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada
adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan
Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.” (QS. Saba’, 34:21)

57 53509284.doc
9. Syaitan
Sejak ditetapkannya Iblis menjadi makhluk terkutuk yang dilaknat
oleh Allah swt, dan permohonan Iblis untuk menggoda dan
menyesatkan manusia diperkenankan oleh Allah swt, maka Iblis
bekerja keras untuk menyesatkan manusia dengan berbagai godaan
materialisme dan kesenangan dunia berupa kemaksiatan, maka jadilah
mereka menjadi bala tentara Iblis yang dinamakan syaitan. Syaitan
dari golongan manusia dan jin ini akan bekerja sama untuk
menyesatkan manusia yang beriman, dengan membisikkan tipu
dayanya sebagaimana Allah firmankan dalam Al-Quran :
”Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian
mereka membisikkan sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. Al-An’am, 6:112)
Demikianlah kerja syaitan menggoda dan menyesatkan manusia,
membisikan tipu daya dalam hati dan menjadi penyakit yang akan
menggerogoti keimanannya yaitu berupa iri, dengki, dendam,
keangkuhan, kesombongan, keserakahan dan kecintaan akan harta
dan kebendaan di dunia. Dalam Al-Quran dijelaskan :
”Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa
mengingat Allah, mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah bahwa
sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.” (QS. Al-
Mujaadilah, 58:19)
Syaitan merupakan musuh yang nyata bagi orang-orang yang
beriman. Karenanya sebagai orang yang beriman, dalam beragama
kita hendaknya masuk dalam Islam secara keseluruhan dan menjauhi
langkah-langkah syaitan. Menghindari jalan-jalan syaitan yang
menyesatkan. Firman Allah dalam Al-Quran menjelaskan :
”Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-
Baqoroh, 2 : 208)
Mereka yang mengikuti godaan syaitan dan mengambil syaitan
menjadi kawan-kawan dalam aktifitasnya mereka adalah orang-orang
yang merugi. Mereka akan bersama-sama masuk ke dalam neraka
dalam kehidupan di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah dalam Al-
Quran : ”Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke
dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat, dan bala tentara
iblis semuanya.” (QS. Asy-Syuaraa’, 26:94-95)
Syetan merupakan teman yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya
syaitan adalah musuh bagi manusia atau teman yang seburuk-
buruknya (4:38). Mereka akan mengajak ke nereka dengan berbagai
perbuatan kemaksiatan yang seolah merupakan kesenangan-
kesenangan yang melenakan. Maka jangan sampai kita terpedaya oleh

58 53509284.doc
bujuk rayu syaitan yang akan memasukkan manusia menjadi penghuni
neraka.
”Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia
sebagai musuh(mu) karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya
mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka
yang menyala-nyala.” (QS. Faathir, 35:6)
Allah mengingatkan agar kita menjauh dari perbuatan-perbuatan
syaitan, yang selalu mengangganggu dan menyesatkan manusia.
Karena jika kita terpedaya oleh bujukan syaitan, kita menjadi orang-
orang yang menyesal ketika kelak dikumpulkan oleh Allah di padang
Mahsyar, sebagaimana firmanNya :”Dan (ingatlah) hari di waktu Allah
menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman): ”Hai
golongan jin (syaitan), sesungguhnya kamu telah banyak
(menyesatkan) manusia.” lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari
golongan manusia: ”Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebagian dari kami
telah dapat kesenangan dari sebagian (yang lain). dan kami telah
sampai pada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami.” Allah
berfirman : ”Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di
dalamnya, kecuali kalu Allah menghendaki (yang lain).” Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am,
6:128)

10. Hikmah Alam Ghoib


Dengan mengetahui dan meyakini keberadaan alam ghoib, hari
kiamat, alam akhirat, malaikat, jin, iblis maupun syaitan akan
menempatkan kita pada posisi yang semestinya sebagai hamba Allah.
Kita mengambil pelajaran akan kisah-kisah masa lalu dalam Al-Quran
untuk mengisi dan memanfaatkan waktu kita di masa kini dalam
rangka menyiapkan bekal kehidupan kita di masa datang, baik di dunia
ini maupun di akhirat kelak. Kita juga perlu waspada akan bujuk rayu
syaitan yang mewujud dalam bentuk jin maupun manusia, dalam
mengisi waktu kehidupan di dunia ini, agar kita bisa selamat, dan tetap
mampu menjaga iman, senantiasa dalam ketaatan kepada Allah swt
dan senantiasa mengingat Allah dengan bertasbih, bertahmid dan
menancapkan keyakinan kalimat laa ilaaha illallah, muhammadur
rosulullah. Senantiasa menyebut asma Allah yang baik sebagai upaya
tazkiyatun nafs, membersihkan hati kita dari penyakit hati dan
kekotoran.

59 53509284.doc
Bab 7
Alam Semesta
A. Kosmologi
B. Astronomi
C. Bumi
D. Flora
E. Fauna
F. Manusia

BAGIAN KETIGA:
Pandangan Islam Tentang Manusia

Bab 8
Manusia dan Penciptaannya
A. Penciptaan Manusia Pertama
B. Pencaiptaan Manusia Setelah Adam
C. Karakter Dasar Manusia
D. Ego Dalam Diri Manusia

Bab 9
Sistem Kehidupan Manusia
A. Ideologi
B. Politik
C. Ekonomi
D. Hukum
E. Pendidikan
F. Sejarah Manusia

Bab 10
Perjalanan Hidup Manusia
A. Pedoman Hidup
B. Teladan Hidup
C. Kawan Hidup
D. Lawan Hidup
E. Jalan Hidup
F. Golongan Manusia yang Celaka
G. Golongan Manusia yang Selamat

Bab 11
Rekontruksi Paradigma Islam.

60 53509284.doc
BAGIAN PERTAMA
Exsistensi Tuhan

Paradigma seseorang dalam memahami Existensi atau


keberadaan Tuhan berpengaruh pada cara berpikir,
bersikap dan bertindaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Meluruskan pemahaman akan existensi Tuhan adalah sebuah
keharusan dengan cara mengkaji sifat dan dzatNya dengan
metode yang sesuai tingkat intelektualitasnya.

Pada bagian ini, kami ingin mengajak pembaca menyelami


pandangan orang-orang yang menafikan keberadaan Tuhan
atau kaum Atheis. Bagaimana pandangan mereka mengenai
agama dan Tuhan, yang terpengaruh oleh filsafat
materialisme, idealisme, positivisme, rasionalisme bahkan
pandangan darwinisme yang menyesatkan. Dengan
pandangan tersebut membuat manusia semakin jauh dari
Allah swt, bahkan meniadakan Tuhan.

Selanjutnya kami ingin mengajak pembaca untuk berfikir


dengan jernih dan tajam mengenai pandangan mereka dan
meluruskannya. Dengan mengkaji kelemahan dan kesesatan
mereka, kemudian membahas agama yang ada khususnya di
Indonesia dalam perbandingan agama. Pada akhir bagian
pertama ini kami ajak pembaca memahami bagaimana
Bab Enam
seseorang
Alam bisa mendapatkan hidayah iman dan meyakini
Syahadah
akan keberadaan Allah swt dengan segala konsekwensi dan
konsistensinya.
Alam syahadah (alam nyata) adalah alam yang nampak, yang
dapat diditeksi atau dilihat baik dengan mata telanjang atau dengan
alan bantu mikroskop maupun teleskop. Alam syahadah dipahami
sebagai alam fisik, materi yang menempati ruang dan terpengaruh
oleh waktu. Alam syahadah dapat dilihat sebagai lingkungan sekitar

61 53509284.doc
kita, yaitu bumi dan langit serta apa yang ada di dalamnya, atau alam
semesta ini.
Imaduddin Abdulrohim dalam Islam Sistem Nilai Terpadu,
menjelaskan alam syahadah dinamai juga ”dunia”. Kata ”dunia” ini
adalah jama’ dari kata ”danaa”, artinya dekat. Pengertian ”dekat” ini
mencakup dua hal. Pertama, dekat dalam arti ruang yaitu ”jarak” yang
biasa diukur dengan ukuran panjang. Kedua, dekat dalam arti waktu,
yaitu ”sekarang” bukan tahun depan atau sepuluh tahun yang lalu.
Jadi kata ”dunia” ini mengandung pengertian ”Segala sesuatu yang
ada di sekitar kita pada masa kini”. (Dr. Ir. Muhammad Imaduddin
Abdulrohim, MSc, Islam Sistem Nilai Terpadu, Gema Insani Press,
Jakarta, 2002)
Bagaimana Al-Quran menjelaskan mengenai alam syahadah ini,
penulis akan menyampaikan beberapa ayat Al-Quran yang
memberikan informasi mengenai alam syahadah atau alam semesta
ini.

Penciptaan Alam Semesta


Mengenai penciptaan alam semesta, Al-Quran menginformasikan
bahwa Allah swt adalah Tuhan yang menciptakan alam ini.
”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam massa, lalu Dia bersemayam di atas
arsy.” (QS. Al-A’raaf, 7:54)
Allahlah yang menciptakan alam semesta ini. Ayat tersebut
menegaskan dan menyanggah anggapan bahwa alam semesta ini
terjadi dengan sendirinya, sebagaimana pandangan kaum materialis
yang berpendapat alam semesta merupakan kenyataan yang tak
terbatas, ada dengan sendirinya sejak dahulu kala hingga waktu yang
tak terbatas.
”Yaitu pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung
lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai
penciptaan pertama, begitulah Kami akan menggululngnya. Itulah
suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan
melaksanakannya.” (QS. Al-Anbiyaa’, 21:104)
Bagaimana alam semesta ini mula-mula terbentuk, kemana
tujuannya dan bagaimana cara kerja hukum-hukum yang menjaga
keteraturan dan keseimbangan ayat-ayat Al-Quran menjelaskan
dengan secara global dan banyak penafsiran yang dikemukakan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
Marilah kita coba cermati dari beberapa ayat sebagai berikut :
”Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan
asap. Lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi.”Datanglah kamu
keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa.”
Keduanya menjawab : ”Kami datang dengan suka hati,” (QS. Fush
Shilat, 41:11)

62 53509284.doc
”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.” (QS. Al-Anbiyaa’,
21:30)
”Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Adz-dzariyaat
51:47)
Dari tiga ayat diatas menunjukkan bahwa asal mula terciptanya
alam semesta ini diawali dengan adanya suatu kumpulan gas dengan
bagian-bagian yang sangat halus yang disebut dukhon atau asap. Asap
itu terdiri dari stratum (lapisan) gas dengan bagian-bagian kecil yang
mungkin memasuki tahap keadaan keras atu cair, dan dalam suhu
rendah atau suhu tinggi. Berikutnya mengalami proses perpisahan
(fatq) dari suatu kumpulan pertama yang unik yang terdiri dari unsur-
unsur yang dipadukan (ratq) dalam suatu kumpulan yang homogen.
Kejadian ini berlanjut dengan proses pemuaian alam semesta hingga
sekarang ini. Proses terbentuknya alam semesta demikian inilah yang
kemudian dipahami sebagai ledakan besar (big bang).
Ilmuwan Islam pada dekade ini, Harun Yahya menguraikan
dalam bukunya ”Rahasia Alam Semesta” menjelaskan mengenai
penciptaan alam semesta dengan teori ledakan besar (big bang).
Harun Yahya menuliskan sebagai berikut :
Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson di California,
seorang astronom Amerika bernama Edwin Hubble membuat salah
satu temuan terpenting dalam sejarah astronomi. Ketika tengah
mengamati bintang dengan teleskop raksasa, dia menemukan bahwa
cahaya yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah
spektrum. Ia pun menemukan bahwa pergeseran ini terlihat lebih jelas
jika bintangnya lebih jauh dari bumi. Temuan ini menggemparkan
dunia ilmu pengetahuan. Berdasarkan hukum-hukum fisika yang
diakui, spektrum sinar cahaya yang bergerak mendekati titik
pengamatan akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang
bergerak menjauhi titik pengamatan akan cenderung merah.
Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa cahaya dari bintang-bintang
cenderung ke arah warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang
tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita.
Menurut Harun, tidak lama sesudah itu, Hubble membuat temuan
penting lainnya: bintang dan galaksi bukan hanya bergerak menjauhi
kita, namun juga saling menjauhi. Satu-satunya kesimpulan yang
dapat dibuat tentang alam semesta yang semua isinya bergerak saling
menjauhi adalah bahwa alam semesta itu senantiasa memuai.
Fakta pemuaian alam semesta ini terhadap keberadaan alam
semesta sangatlah penting. Harun berpendapat, pemuaian alam
semesta secara tidak langsung menyatakan bahwa alam semesta
bermula dari satu titik tunggal. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
“satu titik tunggal” yang mengandung semua materi alam semesta ini

63 53509284.doc
pastilah memiliki “volume nol” dan “kepadatan tak terbatas”. Alam
semesta tercipta akibat meledaknya titik tunggal yang memiliki
volume nol tersebut. Ledakan hebat yang menandakan awal
terbentuknya alam semesta ini dinamakan Ledakan Besar (Big Bang),
dan teori ini dinamai mengikuti nama ledakan tersebut.
Harus dikatakan di sini bahwa “volume nol” adalah istilah teoretis
yang bertujuan deskriptif. Ilmu pengetahuan hanya mampu
mendefinisikan konsep “ketiadaan”, yang melampaui batas
pemahaman manusia, dengan menyatakan titik tunggal tersebut
sebagai “titik yang memiliki volume nol”. Sebenarnya, “titik yang tidak
memiliki volume” ini berarti “ketiadaan”. Alam semesta muncul dari
ketiadaan. Dengan kata lain, alam semesta diciptakan.
Demikian Harun Yahya menjelaskan awal penciptaan alam
semesta ini yang oleh kalangan ilmuwan modern sebagai teori ledakan
besar (big bang).

Enam Masa dalam Penciptaan Alam


Dalam Al-Quran, disebutkan bahwa penciptaan langit, bumi dan
apa yang ada di dalamnya (alam semesta) berproses selama enam
hari (sittati ayyam) (7:54; 25:59; 32:4; 50:38) Sittati ayyam arti
harfiahnya adalah enam hari, ayyam artinya hari. Pengertian hari
dalam Al-Quran memiliki beberapa arti, yang bisa berbeda dalam
pengertian hari yang secara umum dipahami manusia. Dalam Surat
As-Sajdah disebutkan :
”Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah
seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. As-Sajadah 32: 5)
”Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan,
padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janjiNya. Sesungguhnya
sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS. Al-Hajj, 22:47),
”Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan
dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (70:4)
Tiga ayat diatas memiliki arti bahwa sehari dalam perhitungan
manusia bisa berarti seribu tahun atau lima puluh ribu tahun. Makna
yang kemudian bisa dipahami secara umum adalah massa atau
periode. Dengan demikian, penciptaan alam semesta ini melalui suatu
proses tahapan enam masa atau periode.
Penjelasan enam masa ini dijelaskan dalam Surat Fushshilat
sebagai berikut :
”Katakanlah: ”Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu
bagiNya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam”. (QS.
Fush Shilat, 41:9)
”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di
atasnya dam Dia menentukan kadar makanan-makanan

64 53509284.doc
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban)
bagi orang-orang yang bertanya.” (QS. Fush Shilat, 41:10)
Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap.
Lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi.”Datanglah kamu
keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa.”
Keduanya menjawab : ”Kami datang dengan suka hati,” (QS. Fush
Shilat, 41:11)
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit
yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)
Dari ayat-ayat diatas bisa kita simpulkan sebagai berikut :
a. Penciptaan bumi dilakukan dalam dua masa (41:9)
b. Penciptaan langit dilakukan dalam dua masa (41:12)
c. Penciptaan gunung-gunung, penentuan kadar makanan atau
penyempurnaannya dilakukan selama empat masa (41:10)
Maurice Bucaille dalam bukunya Bibel, Quran dan Sains Modern,
menafsirkan dan berkesimpulan bahwa penciptaan bumi dalam dua
masa bersamaan dengan penciptaan langit dalam dua masa.
Penjelasan penciptaan bumi dan langit dalam dua masa tersebut
meliputi dua tahapan. Pertama, pembentukan asap atau kumpulan gas
dengan volume yang dipadatkan dan bersuhu sangat tinggi. Kedua,
tahap pemisahan kumpulan gas yang ada tersebut yang didahului
dengan terjadinya ledakan besar (big bang). Tahap kedua tersebut
sekaligus terciptanya planet-planet, bintang-bintang bahkan galaksi-
galaksi yang jumlahnya trilliunan buah.
Pada tahap berikutnya, yaitu penciptaan segala isi bumi dan apa-
apa yang ada diantara langit dan bumi, dan penentuan kadar makanan
atau penyempurnaan penciptaan alam semesta ini dilakukan dalam
empat masa. Penyempurnaan penciptaan ini bisa dimaknai dengan
menyiapkan segala kebutuhan bagi manusia, yaitu makanan-makanan
berupa tanaman biji-bijian, tumbuhan yang menghasilkan buah atau
pepohonan yang menghasilkan kayu-kayuan untuk tempat tinggalnya,
juga bebatuan dan segala macam mineral yang kelak dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Keseluruhan ini Allah ciptakan, sebelum
manusia pertama yakni Nabi Adam diciptakan Allah swt.
Empat masa penciptaan alam semesta, setelah terciptanya langit
dan bumi tersebut, dimaknai Maurice dengan hipotesanya, sesuai
penemuan sains modern sebagai zaman-zaman geologi, dimana
menurut sains modern, manusia muncul di bumi ini pada zaman
geologi keempat. Kejelasan tentang rincian enam masa penciptaan
alam semesta ini masih butuh penelitian dan pendalaman lagi oleh
sains modern. Dan tentu hanyalah Allah Yang Maha Mengetahuinya
secara pasti.

65 53509284.doc
Karakteristik Alam
Alam semesta yang Allah ciptakan, juga semua makhluk yang ada
di langit dan di bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, pohon-
pohonan dan binatang-binatang melata, semua tunduk dan bersujud
pada Allah swt (22:18). Mereka secara keseluruhan mengikuti hukum-
hukum yang telah ditatapkannya atau sunnatullah. Sunnatullah
merupakan ketetapan dan kehendak Allah agar tercipta keteraturan
dan keseimbangan alam semesta. Contoh dari sunnatullah adalah
adanya keteraturan rotasi bumi, baik terhadap porosnya maupun
gerak rotasi bumi mengelilingi matahari dengan waktu yang telah
ditentukanNya, sehingga secara teratur matahari senantiasa
memancarkan cahayanya ke sebagian bumi pada siang hari dan akan
tenggelam di malam hari untuk menyinari bagian bumi yang lain.
”Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dan tumbuh-
tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepadaNya.”
(QS. Ar-Rahman, 55:5-6)
Setiap benda akan selalu jatuh menuju ke bawah karena gaya
grafitasi bumi. Semakin berat benda tersebut maka kecepatan
jatuhnya akan semakin tinggi, dan akan mengalami percepatan secara
teratur. Juga, uap air yang terbawa angin di udara dalam bentuk
mendung, tat kala melewati wilayah yang dingin akan mencair dan
jatuh menjadi titik-titik hujan.
Tanaman akan tumbuh subur jika mendapatkan siraman air yang
cukup dan akan menjadi kering bahkan mati ketika tidak mendapatkan
air. Demikian pula binatang akan tumbuh berkembang jika mendapat
makanan yang cukup dan akan mati jika tidak mendapat makanan
dalam waktu yang lama. Demikianlah setiap makhluk atau alam
semesta ini akan selalu mengikuti sunatullah. Selalu tunduk dan patuh
pada ketentuan dan hukum Allah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-
Quran, semua makhluk bersujud pada Allah swt:
”Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit
dan semua makhluk melata yang melata di bumi dan (juga) para
malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.” (QS.
An-Nahl, 16:49)
Sifat atau karakteristik alam dalam mengikuti sunnatullah ini ada
3 macam:
1. Exact atau Pasti.
Karakteristik alam semesta, pertama adalah exact atau pasti.
Sebagai contoh sifat-sifat yang menyertai berbagai benda yang ada di
sekitar kita. Api memiliki sifat membakar, memberi suasana panas dan
mengubah benda-benda menjadi carbon (C2). Air memiliki sifat
mengalir, menurun dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Pada suhu kamar air memiliki wujud cair, pada suhu nol derajad celcius
akan membeku, pada suhu 100 oC akan mendidih dan pada suhu 200
o
C akan menjadi gas. Udara memiliki sifat selalu mengalir dari tempat
bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Karena sering suatu

66 53509284.doc
tempat dengan tempat lainnya tekanan udaranya berbedar, maka
udara tersebut akan senantiasa mengalir sebagai angin. Sifat minyak
yang tak bisa bercampur dengan air, maka dalam suatu bejana juika
dituangkan kedalamnya air dan minyak, kemudian diaduk sampai
menghilangkan banyak energi, yang terjadi pasti, minyak tak akan
pernah bercampur dengan air. Posisi minyak akan berada diatas,
karena ukuran berat jenisnya lebih kecil ketimbang berat jenis air.
Allah berfirman dalam Al-Quran :
”Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
(QS. Al-Qomar, 54:49)
Air hujan yang turun menyirami bumi juga ”sesuai ukuran”.
Ukuran yang dimaksud adalah berkaitan dengan air yang menguap
dari bumi dengan air hujan yang jatuh selalu memiliki ukuran yang
sama. Diperkirakan, dalam satu detik, 16 juta ton air menguap dari
bumi. Angka ini sama dengan curah hujan yang jatuh ke bumi dalam
satu detik. Ini berarti bahwa air beredar terus menerus di suatu daur
yang seimbang menurut suatu ”ukuran” yang pasti. (Harun Yahya,
Memahami Allah Melalui Akal, tanpa tahun)
Dalam hal ini Al-Quran menyebutkan :
”Ia menurunkan (dari waktu ke waktu) hujan dari langit sesuai
dengan ukuran, dan Kami menghidupkan dengan itu daerah yang
sudah mati. Demikian juga kamu akan dibangkitkan (dari kematian)”
(QS. Az-Zukhruf : 11)
Dengan sifat-sifat inilah para saintis atau ilmuwan menemukan
berbagai rumus yang pasti, seperti rumus kekekalan energi, rumus
grafitasi, newton, percepatan dan lainnya serta teori-teori didapat dari
hasil mempelajari meneliti fenomena yang timbul di alam semesta.

2. Immutable
Dengan sifat exact atau pasti tersebut, dapat diketahui bahwa
benda-benda dan alam semesta memiliki sifat tetap dan tidak
mengalami perubahan sifat. Ketetapan dan tidak terjadinya perubahan
pada karakteristik alam semesta tersebut dinamakan immutable. Maka
pada jaman dahulu hingga sekarang, sifat-sifat yang menyertai benda-
benda di alam semesta ini tidak mengalami perubahan. Semuanya
mengikuti sunnatullah, hukum dan ketentuan Allah yang teratur dan
seimbang tersebut. Inilah bentuk ketundukan alam semesta pada
Allah. Bentuk dari tasbih alam semesta pada Allah swt.
Keteraturan sistem di alam semesta, galaksi, bintang-bintang,
matahari, bumi, bulan dan planet-planet lain yang senantiasa berotasi
melalui garis edarnya masing-masing, tidak akan saling bertubrukan
yang akan mengakibatkan terjadinya kehancuran. Keteraturan dan
keseimbangan demikian merupakan suatu sifat yang tetap dan tak
akan pernah berubah, kecuali pada saatnya ketika Allah swt hendak
menghancurkan dunia ini dengan datangnya hari kiamat.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an :

67 53509284.doc
”Mahasuci Dia yang telah menjadikan gugusan bintang di langit
dan menempatkan sebuah pelita (yang cemerlang) dan sebuah bulan
yang memberi penerangan.” (QS Al-Furqaan, 25:61);
”Dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing beredar dalam garis edarnya.” (QS. Al-Anbiyaa’ 21:33)
”Tiada semestinya matahari menyusul bulan, dan malam tak akan
mendahului siang. Masing-masing beredar dalam garis edarnya.” (QS
Yaasiin, 36:40)
Dengan sifat-sifat alam semesta yang demikian ini,
semestinyalah kita sebagai manusia juga bisa belajar dari alam untuk
senantiasa tunduk pada aturan dan ketentuan Allah swt. Secara fisik,
sebagai bagian dari alam semesta kita sudah pasti mengikuti
sunnatullah, tunduk pada aturan-aturan yang Allah telah tetapkan.
Pertumbuhan fisik kita, keteraturan proses pernafasan kita, kerja
jantung kita, kerja pencernakan dalam tubuh kita, juga sistem
peredaran darah kita, semua mengikuti aturan dan hukum Allah. Maka
bagaimana pikiran dan hati kita dalam memandang dunia, dalam
mengelola semesta alam, dalam bekerja, bermasyarakat, berusaha
untuk bisa mengikuti hukun-hukum dan ketentuan Allah swt.

3. Objektif
Sifat objektif yang merupakan karakteristik alam yang ketiga,
merupakan bagian yang tak terpisahkan. Dengan karakteristik yang
pertama, exact atau pasti dan karakteristik kedua immutable atau
tetap sebagaimana diuraikan diatas, maka para engineer, perekayasa
pembangunan baik fisik maupun non fisik akan dapat melakukan
perencanaan pembangunan dengan lebih mudah. Misalnya seorang
arsitek yang hendak mengubah suatu kawasan, dia akan melakukan
penelitian dan pendataan kawasan tersebut, kemudian melakukan
analisa atas data-data existing dan merencanakan pembangunan
kawasan dari site plan, disain bangunan, dan detail engineering-nya.
Dan selanjutnya akan dilaksanakan pembangunannya oleh
konstruktor, sesuai yang direncanakan. Keseluruhan proses ini disadari
atau tidak menggunakan karakteristik dari alam yang senantiasa
mengikuti sunnatullah. Jika bangunan tersebut didirikan dengan
struktur yang kokoh sesuai dengan beban dan momen yang telah
diperihitungkan, maka bangunan itu akan bertahan lama. Namun jika
pembangunannya tidak sesuai bestek dengan mengurangi ukuran
strukturnya di bawah angka toleransi, maka bangunan itu akan lebih
cepat roboh. Siapapun yang membangunnya, itulah yang akan terjadi.
Lebih jelas lagi sebagaimana yang diuraikan Imaduddin
Abdulrohim. Contoh yang lebih ekstrem, tulisnya, namun terbukti
dalam kehidupan sehari-hari, ialah sebuah menara masjid yang tinggi,
menurut sunnah Allah, haruslah memakai penangkal petir di
puncaknya. Penangkal petir (lightning arrester) ini berupa sepotong
batang tembaga yang cukup besar (biasanya kira-kira sebesar induk

68 53509284.doc
jari) yang ujungnya ditanamkan ke dalam tanah sampai sedalam batas
air di dalam tanah itu. Biasanya diujung kawat yang tertanam ini
dipatrikan sekeping lempeng tembaga demi mendapatkan hubungan
listrik yang sebaik-baiknya dengan tanah di sekitar kaki menara itu.
Memasang penangkal petir ini adalah sunnatullah, yang bisa
dipelajari dalam teknik listrik. Jika hal ini dilanggar, artinya jika
seseorang membuat menara tanpa penangkal petir, maka di musim
hujan, ketika banyak petir, maka menara itu pasti dihancurkan petir,
walau betapapun ikhlasnya orang yang mendermakan uangnya untuk
membuat masjid itu, dan walaupun masjid itu betul-betul dipakai
semata-mata untuk menghimbau orang mengingat dan mendekatkan
hati kepada Allah swt. Sedangkan, mungkin sebuah papan reklame
minuman keras atau sebuah bangunan tempat bermain judi (casino),
yang tin gginya sama dengan menara tadi, dan jelas mengajak kepada
maksiat, namun memenuhi sunnatullah, karena memakai penangkal
petir di atasnya, akan selamat dari sambaran petir pada musim hujan.
Hal ini membuktikan sunnatullah itu obyektif, tak pilih kasih.
Siapa saja yangmelanggar, akan kena hukuman-Nya, apa pun alasan
pelanggaran itu, termasuk kejahilan atau kealpaan. (Dr. Ir. Muhammad
Imaduddin Abdulrohim, MSc, Islam Sistem Nilai Terpadu, Gema Insani
Press, Jakarta, 2002)

4. Peristiwa Khusus
Meski alam semesta dan segala isinya mengikuti sunnatullah,
dengan karakteristik exact, immutable dan obyektif diatas, ada
peristiwa-peristiwa khusus yang di luar kenyataan yang biasa kita
temui. Peristiwa ini bukannya tidak mengikuti sunnatullah, namun
sebuah peristiwa yang Allah swt tunjukkan kepada manusia sebagai
tanda kebesarannya, sebagai sebuah pelajaran dan kita dapat
mengambil hikmah dari kejadian ganjil tersebut.
Contohnya adalah pada saat Nabi Ibrahim dibakar oleh kaumnya
yang membangkang, maka sifat api yang panas dan membakar itu
Allah perintahkan agar menjadi dingin. Maka nabi Ibrahim di dalam api
yang menyala-nyala menjilati tubuhnya justru merasakan kesejukan
dan kenyamanannya. Bahkan Allah swt juga memberinya rezki kepada
Ibrahim berupa buah-buahan dari surga. Ini dijelaskan dalam
firmanNya :
”Mereka berkata: ”Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika
kamu benar-benar hendak bertindak.” Kami berfirman: ”Hai api
menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” mereka
hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan
mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami selamatkan
Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya
untuk sekalian manusia.” (QS. Al-Anbiyaa’, 21:68-71)

69 53509284.doc
Peristiwa yang lain adalah Ibunda nabi Isa as, Siti Maryam, yang
waktu sebagai seorang gadis yang tanpa berhubungan dengan lelaki,
namun dapat hamil dan akhirnya melahirkan seorang anak, yaitu Isa
as, atas kehendak Allah swt. Maka dalam kasus-kasus tertentu seperti
itu, Allah menunjukkan keagungan dan kebesarannya.
”Maryam berkata: ”Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki,
sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku
bukan (pula) seorang pezina!”
Jibril berkata: Demikianlah Tuhanmu berfirman: ”Hal itu adalah mudah

bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi

manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu

perkara yang sudah diputuskan.”

Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan


kandungannya itu ke tempat yang jauh.
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada
pangkal pohon kurma, ia berkata : ”Aduhai, alangkah baiknya aku mati
sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi
dilupakan.”
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: ”Janganlah kamu
bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai
di bawahmu.”
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu
akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat
seorang manusia, maka katakanlah : ”Sesunggguhnya aku telah
bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak
akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.” (QS.
Maryam, 19:20-26)

Selanjutnya, tatkala Siti Maryam melahirkan, Isa kecil yang waktu itu
masih sebagai seorang bayi Allah beri kemampuan untuk bisa
berbicara, menjelaskan siapa dirinya sebenarnya kepada orang-orang
yang mempertanyakannya.
”Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan
menggendongnya. Kaumnya berkata : ”Hai Maryam, sesungguhnya
kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang
yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”,
Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata :
”Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam
ayunan?”

70 53509284.doc
Berkata Isa : ”Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-
Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.
Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku
berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) sholat dan
(menunaikan) zakat selama aku hidup.
Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang
yang sombong lagi celaka,
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku
dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan
hidup kembali.”
Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar,
yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.” (QS.
Maryam, 19:27-34)

Untuk Apa Alam Diciptakan?


Allah menciptakan alam semesta, bumi, langit dan apa yang ada
di dalamnya dengan karakteristiknya, yang mengikuti hukum dan
ketentuan Allah atau sunnatullah. Untuk apa sebenarnya alam
semesta ini diciptakan?
Dalam Al-Quran ditegaskan bahwa penciptaan alam semesta ini
tidak untuk main-main.
”Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada
diantara keduanya dengan bermain-main.”(QS. Al-Anbiyaa’, 21:16)
Juga dijelaskan, penciptaan alam semesta dilakukan dengan haq,
bukan dengan tujuan yang batil.
”Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada
diantara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan
keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.” (QS. Ad-Dukhaan, 44:39)
Serta, penciptaan alam semesta ini mengandung sebuah hikmah,
untuk kebijaksanaan bagi manusia.
”Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan
orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka
akan masuk neraka.” (QS. Shaad, 38:27)
Bagaimana kita dapat mengambil hikmah atas penciptaan alam
semesta? Mari kita lihat dan pahami firman Allah dalam ayat berikut :
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih
bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berakal.” (QS. Al-Imran, 3:190)
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa penciptaan langit dan
bumi serta fenomena alam yang terjadi, sebagai tanda-tanda
kekuasaan Allah swt bagi orang yang berakal. Siapakah orang yang
berakal itu?
”(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang

71 53509284.doc
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata:) ”Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Imran, 3:191)
Orang yang berakal adalah mereka yang mau memanfaatkan
hatinya untuk senantiasa dzikrullah (mengingat Allah) dan
menggunakan akalnya untuk tafakur fii khalqillah (memikirkan ciptaan
Allah).
Orang yang senantiasa dzikir pada Allah dan berfikir tentang
ciptaan Allah, maka setiap melihat alam semesta, melihat bumi, langit,
matahari, bintang-bintang, pepohonan, binatang, gunung, bahkan
menyaksikan fenomena alam yang terjadi seperti gempa bumi,
tsunami, banjir dan sebagainya akan semakin mengagungkan asma
Allah : Allahu Akbar. Dan semakin mensucikan Asma Allah :
Subhanallah!.
Dzikir akan membersihkan hati dari penyakit syirik dan akan
semakin mendekatkan diri pada Allah, akan mampu meningkatkan
keimanan dan mentauhidkan Allah swt. Dengan berfikir akan mampu
menumbuhkan kreativitas dan inovasi dalam berkarya, untuk
meningkatkan kwalitas diri bagi kemaslahatan ummat.

Eksplorasi Alam

Sebagaimana penjelasan sebelumnya, penciptaan alam semesta


ini adalah sebagai tanda kebesaran dan keagungan Allah agar kita
mau dzikrullah dan tafakur fii khalqillah (3:190-191). Penciptaan langit
dan bumi, dan adanya fenomena alam di sekitar kita, menuntut kita
untuk menggunakan akal dan fikiran, untuk mengkaji, melakukan
penelitian dan mengambil pelajaran darinya. Bagaimana Allah
menurunkan hujan dari langit dan dengan air hujan tersebut bumi
yang mati menjadi hidup (16:65). Sehingga menumbuhkan berbagai
macam tumbuhan, pepohonan, biji-bijian dan buah-buahan, yang
menjadi rezeki untuk bisa kita makan dan nikmati. Sebagaimana Al-
Quran menjelaskan :
”Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuhan-tumbuhan dan
biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat)
demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (QS. Al-
An’am, 6:95)
”Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang
diketam.” (QS. Qaaf, 50:9)
Dengan air hujan dan tanaman yang tumbuh itu juga menjadi
minuman dan makanan bagi binatang ternak. Selanjutnya, pada
binatang ternak, bisa kita dapatkan air susu untuk menjadi minuman
yang menyehatkan (16:66). Semua ini menjadi pelajaran yang cukup
penting bagi kita, sebagai tanda kebesaran dan keagungan Allah swt.

72 53509284.doc
Allah juga memberikan tawaran pada manusia untuk menembus
penjuru langit dan bumi, melakukan eksplorasi atas alam semesta ini,
tentu dengan suatu kemampuan dan kekuatan khusus.
”Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintas) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, Kami tidak dapat
menembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahmaan, 55:33)
Bagaimana kita sebagai kholifah dapat mengelola dan
memanfaatkan alam semesta ini untuk memenuhi keperluan dan
kebutuhan hidup kita, dengan tetap menjaga kelestarian dan
keseimbangan lingkungan hidup (environment). Jangan sampai kita
berbuat kerusakan pada alam yang akan menimbulkan berbagai
bencana seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan lain sebagainya.
Allah telah memberikan peringatan kepada kita lewat FirmanNya :
”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum, 30:41)

73 53509284.doc
Bab Tujuh

MEMBACA DAN
MEMAHAMI ALAM

Allah swt menyerukan kita agar menuntut ilmu, yang merupakan


petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidup di dunia ini. Petunjuk
dari Allah swt tersebut bisa kita temui dalam alam semesta di sekitar
kita (ayat-ayat qouniyah), yang penjalasannya bisa didapat dalam
Kitab Suci Al-Quran (ayat-ayat qouliyah).
Seruan Allah swt untuk menuntut ilmu merupakan wahyu yang
pertama turun kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril saat
beliau melakukan tahanuts (menyendiri untuk taqorub pada Allah) di
gua Hira.
Al-Ustadz Afif Abdul Fattah Thabbarah dalam Tafsir Juz’amma,
menyebutkan, sungguh amat mengagumkan kalimat Iqra’ sebagai
permulaan wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
yang ummi, yang diutus kepada kaum yang ummi pula. Padahal
kaumnya dicekam oleh kejahiliyahan dan ke-watsaniyah-an serta jauh
dari kebudayaan materialis dan rasional. Kata-kata Iqra’ (bacalah)
merupakan seruan untuk membaca dan mempelajari ilmu
pengetahuan. Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa agama Islam
berciri khas sejak permulaannya dengan ciri keilmuan dan datang
untuk menghapus kejahiliyahan serta menyebarkan cinta membaca
serta mempelajari pengetahuan. (Al-Ustadz Afif Abdul Fattah
Thabbarah dalam Tafsir Juz’amma, Terjamahan, Sinar Baru Bandung,
1989)
Secara lengkap wahyu yang pertama turun pada Nabi Muhammad
saw adalah sebagai berikut :

”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia


telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam (pena). Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-’Alaq, 96:1-5)

Ayat di atas mengisyaratkan agar dalam mempelajari ilmu


pengetahuan melalui alam semesta tersebut, hendaknya diawali
dengan menyebut nama Allah, dengan tetap mengagungkan Allah.
Dialah yang Maha Pemurah, dengan kemurahan itu mengajarkan
manusia melalui perantaraan kalam (pena atau perangkat
pembelajaran lainnya). Dengan sebuah usaha yang dilakukannya,
setiap orang memiliki peluang untuk memperoleh ilmu yang dicarinya.
Allah mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.

74 53509284.doc
Dalam bab ini, penulis ingin mengajak pembaca untuk melakukan
iqra’, membaca alam semesta melalui ayat-ayat Al-Quran. Dengan
mengkaji ayat-ayat Al-Quran ini, semoga Allah memberi kepahaman
pada kita, karena hanya Allahlah dzat yang bisa memahamkan kita
akan ilmuNya.

A. ASTRONOMI

1. Keteraturan Alam Semesta


Sejak diciptakannya hingga saat ini alam semesta mengikuti
sunnatullah, hukum dan ketentuan Allah swt. Galaksi, bintang-bintang,
matahari dan bulan serta planet-planet pelengkapnya beredar sesuai
garis edarnya masing-masing dengan teratur dan terjadi
keseimbangan yang demikian hebatnya dalam sistem alam semesta
ini. Tidak ada yang cacat dalam alam semesta ini, semua sistem
berjalan secara teratur dan seimbang.

”Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kami sekali-kali


tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi
niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan
payah.” (QS. Al-Mulk, 67:3-4)

Menguraikan kesempurnaan di alam semesta, sebagai penjelasan


dari ayat di atas, Harun Yahya menuliskan betapa serasi dan
teraturnya alam semesta yang didiami miliaran bintang-bintang dan
galaksi yang tak terhitung jumlahnya, bergerak dalam orbit yang
terpisah. Bintang, planet, dan bulan beredar pada sumbunya masing-
masing dan dalam sistem yang ditempatinya masing-masing.
Terkadang galaksi yang terdiri atas 200-300 miliar bintang bergerak
melalui satu sama lain. Selama masa peralihan dalam beberapa
contoh yang sangat terkenal yang diamati oleh para astronom, tidak
terjadi tabrakan yang menyebabkan kekacauan pada keteraturan
alam semesta.
Di seluruh alam semesta, besarnya ukuran massa sampai miliaran
atau triliunan ton, kecepatan bergerak, serta jarak antar benda-
benda langit ini sangat sulit dipahami bila dibandingkan dengan
standar bumi. Misalnya, bumi berotasi pada sumbunya dengan
kecepatan rata-rata 1.670 km/jam. Kecepatan orbital bumi mengitari
matahari kurang-lebih sebesar 108.000 km/jam. Kecepatan tata
surya mencapai tingkat di luar batas logika manusia. Di alam

75 53509284.doc
semesta, meningkatnya ukuran suatu tata surya diikuti oleh
meningkatnya kecepatan. Tata surya beredar mengitari pusat galaksi
dengan kecepatan 720.000 km/jam. Kecepatan Bima Sakti sendiri,
yang terdiri atas 200 miliar bintang, adalah 950.000 km/jam di ruang
angkasa.
Kecepatan yang luar biasa ini menurut Harun Yahya, menunjukkan
bahwa hidup kita berada di ujung tanduk. Biasanya, pada suatu
sistem yang sangat rumit, kecelakaan besar sangat sering terjadi.
Namun, seperti diungkapkan Allah dalam ayat di atas, sistem ini tidak
memiliki “cacat” atau “tidak seimbang”. Alam semesta, seperti juga
segala sesuatu yang ada di dalamnya, tidak dibiarkan “sendiri” dan
sistem ini bekerja sesuai dengan keseimbangan yang telah
ditentukan Allah. (DR Harun Yahya, Keajaiban Alam Semesta, 2002?)

2. Galaksi-galaksi
Dalam alam semesta ini Allah telah ciptakan milyaran galaksi.
Galaksi merupakan sekumpulan bintang yang jumlahnya ribuan milliar,
menyatu dalam sekumpulan debu dan gas yang terikat oleh suatu
kekuatan gaya grafitasi. Galaksi mempunyai berbagai bentuk dan
ukuran. Galaksi besar mempunyai milyaran bintang. Ada galaksi yang
tampak seperti gumpalan kabut, ada sekumpulan galaksi yang tampak
demikian indah yang membentuk apa yang dinamakan Milky Way
(kabut susu), ada juga yang mempunyai bentuk tertentu mirip hot dog
atau kincir angin. Galaksi-galaksi ini terkumpul dalam sebuah cluster
atau supercluster. Diantara milyaran galaksi itu, ada sekitar 30 galaksi
yang berkumpul dalam satu kluster yang sangat dikenal karena
menjadi tempat bumi yang ditinggali manusia, yang oleh para
astronom disebut kelompok lokal, yaitu bima sakti.

”Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang


(galaksi) dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang
bercahaya.” (QS. Al-Furqaan, 25:61)

Kumpulan-kumpulan raksasa bintang-bintang atau galaksi itu baru


diketahui manusia sekitar 50 tahun yang lalu, sebagai hasil dari
sebuah eksplorasi astronomik (penyelidikan atas bintang-bintang)
dengan menggunakan alat-alat optik yang sempurna seperti alat yang
memungkinkan dibuatnya teleskop di Mount Wilson, Amerika Serikat.
Dengan cara ini orang dapat mengetahui sejumlah besar galaksi-
galaksi, atau sekumpulan galaksi yang terpisah dan terdapat pada
jarak yang sangat berjauhan, sehingga memerlukan ukuran tahun
cahaya yang dinamakan Parsec, yaitu suatu jarak yang ditempuh oleh
cahaya dalam 3,26 tahun, dengan kecepatan 300 ribu km per detik.

76 53509284.doc
DR. Maurice Bucaille menguraikan mengenai galaksi di alam
semesta, yang merupakan pandangan dari sains modern, bahwa
kosmos telah terjadi dari pada kumpulan gas yakni hidrogen dan
sedikit helium yang berputar secara pelan pada zaman yang sangat
kuno. Kumpulan gas tersebut kemudian terbagi menjadi potongan-
potongan banyak daripada dimensi dan kelompok yang sangat besar.
Ahli-ahli ilmu astrofisika (fisika bintang) memperkirakan bahwa dimensi
tersebut adalah satu milliar sampai 100 milliar kali besarnya matahari,
dan besarnya matahari adalah 300.000 kali besarnya bumi. Angka-
angka tersebut memberikan gambaran kepada kita tentang
pentingnya kelompok gas mula-mula yang kemudian melahirkan
matahari.
Pecahan baru terjadi lagi dan melahirkan bintang-bintang.
Kemudian terjadilah proses kondensasi dimana daya tarik (karena
benda-benda itu itu bergerak dan beredar sangat cepat), tekanan,
pengaruh medan-medan magnetik dan radiasi semuanya memberikan
pengaruh.
Bintang-bintang menjadi bercahaya karena pperubahan kekuatan
daya tarik menjadi energi panas. Reaksi thermo nuklir ikut melakukan
peran dan karena bercampur maka terjadilah atom berat yang
menggantikan atom ringan. Dengan begitu maka hidrogen menjadi
helium, kemudian menjadi karbon dan kemudian lagi menjadi oksigen,
dan akhirnya menjadi logam dan akhirnya menjadi metalloid. Jadi
bintang-bintang itu mempunyai kehidupan dan astronom modern
telah dapat menyusun klasifikasi mengenai perkembangan bintang
tersebut. (DR. Maurice Bucaille, Bible, Quran dan Sains Modern, Bulan
bintang Jakarta, 1978)
3. Matahari dan Bulan
Dalam kumpulan galaksi yang menyatu dalam cluster yang
bernama bima sakti, Allah ciptakan matahari sebagai pelita dan bulan
sebagai cahaya. Hal ini Allah berfirman dalam Al-Quran :

”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh


langit bertingkat-tingkat.? Dan Allah menciptakan padanya bulan
sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?” (QS. Nuh,
71:15-16)

”Dan Kami bangun di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh, dan
Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari)” (QS. Surat An-Naba’,
78:12-13)

Maurice Bucaille menguraikan, matahari adalah cahaya (dziya’)


dan bulan adalah terang (nur). Terjemahan semacam ini nampaknya
lebih baik dari terjemahan orang-orang yang mencampur adukkan dua
kata tersebut. Sesungguhnya perbedaan arti antara dua kata tersebut
sangat kecil. Dziya’ berasal dari akar kata yang menurut kamus Arab-

77 53509284.doc
Perancis karangan Kazimirski, berarti menyala, mengkilat, tetapi
pengarang itu juga memberi arti terang di samping arti cahaya.
Perbedaan antara matahari dan bulan yang ditunjukkan dalam ayat-
ayat diatas, bulan dilukiskan sebagai benda yang menyinari (munir)
dari akar yang sama dengan kata nur (kata terang dipakai untuk
bulan). Sedangkan matahari diserupakan sebagai pelita (siraj)atau
lampu yang sangat terang sinarnya (wahhaj).
Manusia pada zaman Nabi Muhammad dapat menerima
perbandingan antara matahari, bintang yang membakar yang sangat
terkenal oleh orang-orang yang hidup di sahara, dengan bulan,
bintang, udara sejuk di waktu malam. Perbandingan tentang hal ini
yang kita dapatkan dalam Al-Quran adalah wajar. Yang sangat menarik
perhatian dan perlu dicatat di sini ialah keagungan perbandingan, dan
tidak terdapatnya dalam teks Al-Quran unsur-unsur perbandingan yang
menunjukkan keagungan pada waktu Al-Quran diturunkan, tetapi yang
nampak pada zaman kita sekarang sebagai khayalan.
Kita mengetahui bahwa matahari adalah suatu bintang yang
memprodusir panas yang hebat serta cahaya, karena terjadi
pembakaran di dalamnya dan kita mengetahui bahwa bulan yang tidak
mempunyai cahaya dari dirinya sendiri, hanya memantulkan kembali
cahaya yang diterima dari matahari dan ia sendiri merupakan suatu
bintang yang tidak berkegiatan, sedikitnya di lapisan-lapisan yang di
luar. (DR. Maurice Bucaille, Bible, Quran dan Sains Modern, Bulan
bintang Jakarta, 1978)
Sebagai sumber cahaya dan energi panas, matahari menyediakan
energi yang kita butuhkan setiap hari. Harun Yahya menulis, pada
benda angkasa yang berenergi sangat besar ini, atom hidrogen terus-
menerus berubah menjadi helium. Setiap detik 616 miliar ton hidrogen
berubah menjadi 612 miliar ton helium. Selama sedetik itu, energi
yang dihasilkan sebanding dengan ledakan 500 juta bom atom.
Kehidupan di bumi dimungkinkan oleh adanya energi dari matahari.
Keseimbangan di bumi yang tetap dan 99% energi yang dibutuhkan
untuk kehidupan disediakan oleh matahari. Separo energi ini
kasatmata dan berbentuk cahaya, sedangkan sisanya berbentuk sinar
ultraviolet, yang tidak kasatmata, dan berbentuk panas.
Sifat lain dari matahari adalah memuai secara berkala seperti
lonceng. Hal ini berulang setiap lima menit dan permukaan matahari
bergerak mendekat dan menjauh 3 km dari bumi dengan kecepatan
1.080 km/jam.
Matahari hanyalah salah satu dari 200 juta bintang dalam
Bimasakti. Meskipun 325.599 kali lebih besar dari bumi, matahari
merupakan salah satu bintang kecil yang terdapat di alam semesta.
Matahari berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti, yang
berdiameter 125.000 tahun cahaya. (1 tahun cahaya =
9.460.800.000.000 km.)

78 53509284.doc
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yaasiin,
36:38)

Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat aktivitas galaksi


kita, matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km/jam menuju
Solar Apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan
bintang Vega. Ini berarti matahari bergerak sejauh kira-kira
720.000x24 = 17.280.000 km dalam sehari, begitu pula bumi yang
bergantung padanya. (DR Harun Yahya, Keajaiban Alam Semesta,
2002)

4. Bintang-bintang
Bintang-bintang merupakan benda angkasa sebagai suatu
fenomena alam. Menurut para ilmuwan, bintang adalah bola gas yang
sangat panas. Pusat sebuah bintanf seperti tungku nuklir raksasa.
Disana terjadi perubahan gas hidrogen menjadi helium, disertai
pengeluaran sejumlah besar energi. Sebagian dari energi itu bisa kita
lihat dan rasakan dalam bentuk cahaya dan panas. (Cynthia Pratt
Nicolas, Menjelajah Ruang Angkasa, Elex Media Komputindo, Jakarta,
2002)
Bintang dalam bahasa Arabnya Najm disebutkan dalam Al-Quran 13
kali. Kata jamaknya “Nujum”, akar kata dari berarti nampak. Kata itu
menunjukkan suatu benda samawi (angkasa) yang dapat kita lihat
dengan tidak mengerti lebih jauh apakah benda itu memancarkan
cahaya atau hanya memberikan refleksi dari pada cahaya yang
diterima dari luar. Untuk memberi gambaran yang tepat bahwa suatu
benda samawi adalah benda yang kita namakan bintang, kita sebutkan
surat Ath-Thaariq : 1-3:

“Demi langit dan yang datang pada malam hari, tahukah kamu apakah
yang datang pada malam hari, yaitu bintang yang cahayanya
menembus.” (QS. Ath-Thaariq, 86:1-3)

Bintang pada waktu malam diberi sifat dalam Al-Quran dengan kata
“tsaqib” artinya yang membakar, dan membakar diri sendiri dan yang
menembus. Di sini menembus kegelapan waktu malam. Kata yang
sama “Tsaqib” juga dipakai untuk menunjukkan bintang-bintang yang
berekor, ekor itu adalah hasil pembakaran di dalamnya.

5. Planet dan Sistem Tata Surya


Planet adalah suatu obyek besar yang bergerak mengelilingi suatu
benda. Bumi adalah planet yang mengelilingi sebuah bintang, yaitu
matahari. Delapan planet lainnya yaitu merkurius, venus, mars, jupiter,
saturnus, uranus, neptunus dan pluto, juga mengelilingi matahari.

79 53509284.doc
Beberapa tahun terakhir ini, para ilmuwan telah menemukan planet-
planet di sekitar bintang-bintang lain yang jaraknya cukup jauh.
Matahari dan sembilan planet yang mengelilinginya itu disebut
sebagai tata surya. Ada sembilan planet dan lebih dari 60 bulan di
dalam tata surya kita. Ribuan gumpalan batu-batu kecil yang disebut
asteroid juga mengelilingi matahari. Sebagian besar asteroid terletak
diantara mars dan jupiter. Jauh melampaui orbit dari planet-planet itu,
terdapat sekelompok komet yang dingin. Seringkali orbit planet ini
membawa mereka mendekati matahari, sehingga terlihat dari bumi.
(Cynthia Pratt Nicolas, Menjelajah Ruang Angkasa, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2002)
Menurut Mourice Bucaille, adalah sukar untuk menyatakan bahwa
planet-planet itu disebutkan dalam Al-Quran dengan arti yang tepat
seperti yang kita berikan kepada planet-planet yang kita ketahui
sekarang. Jika ditelusuri lebih jauh, Al-Quran menamakan planet itu
dengan nama Kaukah. Kata jamaknya Kawakib, tetapi tanpa
memberitahukan jumlahnya. Impian nabi Yusuf menyebutkan sebelas
(Surut Yusuf), akan tetapi ini adalah riwayat impian Nabi Yusuf.
Untuk menjelaskan arti kata planet (kaukah) dalam Al-Quran, kita
baca ayat yang sangat masyhur yang arti sesungguhnya nampak
bersifat spiritual dan juga dipersoalkan dianatara para ahli tafsir Al-
Quran. Walaupun begitu, kata itu penting karena ada perbandingan
mengenai kata yang menunjukkan “planet”
Teks tersebut adalah :

“Allah pemberi cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan


cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang
didalamnya ada pelita besar. Pelita itu ada dalam kaca (dan) kaca itu
seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara.” (QS An-Nur,
24:35)

Yang dimaksudkan disini adalah proyeksi cahaya kepada suatu


benda yang merefleksikan (kaca) dengan memberinya kilatan mutiara,
sebagaimana planet yang disinari matahari. Ini adalah satu-satunya
perinci yang menerangkan arti kata “kaukah” yang dapat kita jumpai
dalam Al-Quran.
Kata Kaukah terdapat juga dalam ayat-ayat yang lain. Dalam
beberapa ayat kita tak dapat menentukan apakah yang dimaksudkan
dengan kata itu. (Surat Al-An’am ayat 72) dan Surat Al-Infithar ayat 1-
3).
Akan tetapi dalam suatu ayat terdapat kata “Kawakib” yang
menurut pengetahuan modern hanya dapat diartikan planet.

“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan


hiasan yaitu planet-planet.” (QS. Ash-Shaffat, 37:6)

80 53509284.doc
Kalimat Al-Quran: “Langit yang terdekat” dapatkah diartikan :
sistem matahari? Kita mengetahui bahwa tak terdapat di antara
benda-benda samawi yang terdekat kepada kita selain planet.
Matahari adalah bintang satu-satunya dalam sistem ini yang pakai
nama. Orang tak dapat mengerti, benda samawi apa gerangan yang
dimaksudkan dalam ayat tersebut, jika bukan planet. Rasanya sudah
benar jika kita terjemahkan “Kawakib” dengan planet; dan ini berarti
bahwa Al-Quran menyebutkan adanya planet menurut definisi modern.

6. Orbit Benda-benda Langit


Dalam sistem alam semesta, setiap benda samawi (langit) secara
keseluruhan senantiasa bergerak, sebagaimana telah dikemukakan
terdahulu. Pergerakan ini merupakan sesuatu yang pasti, baik
menyangkut arahnya, kecepatannya, garis edarnya dan juga waktu
yang dipergunakannya. Pergerakan benda-benda langit ini berupa
gerak rotasi yakni berputar sendiri pada sumbunya, juga berputar
mengelilingi benda yang lebih besar, yang lebih kuat gaya grafitasinya.
Misalnya, bulan selalu berputar pada sumbunya, dan berputar
mengelilingi bumi dengan waktu 27,3 hari. Bumi juga berputar pada
sumbunya dengan waktu 23 jam 56 menit, dan berputar mengelilingi
matahari dalam waktu 365,2 hari. Pada saat yang sama, bulan juga
ikut berputar bersama bumi mengelilingi matahari. Matahari bersama
bintang-bintang lain dalam satu galaksi juga berputar mengelilingi
pusat atau sumbu galaksi yang disebut axis.
Pergerakan bulan, bumi, matahari, galaksi-galaksi ini berjalan
dengan sangat teratur sehingga menghasilkan keseimbangan sistem di
alam semesta ini, juga timbulnya waktu siang dan malam, serta
pengaruh panas matahari yang mengakibatkan keadaan suhu panas
dan dingin di berbagai wilayah tertentu di muka bumi ini. Peredaran
benda-benda langit tersebut tidak saling mendahului dan tidak saling
bertubrukan yang mengakibatkan kehancuran alam semesta. Allah
telah berfirman dalam Al-Quran :

“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.” (QS. Ar-Rahman,


55:5)

“Tidakkah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun


tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis
edarnya.” (QS. Yaa Siin, 36:40)

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya.” (QS. Al-Anbiyaa’, 21:33)

81 53509284.doc
Harun Yahya menuliskan dalam “Memahami Alam dengan Akal”,
menurut sebuah teori murakhir yang terakui, benda-benda yang padat
dan sangat besar di alam semesta memaksakan kekuatan gravitasi
terhadap benda-benda yang lebih kecil. Sebagai misal, bulan membuat
orbit mengelilingi bumi, yang mempunyai volume yang lebih besar.
Bumi dan planet-planet lain di tata surya ini bergerak di suatu orbit
mengelilingi matahari. Masih ada sistem besar lain yang dikelilingi oleh
matahari di suatu orbit. Hal terpenting di semua rincian ini adalah
bahwa tak satu pun dari bintang-bintang dan benda-benda lainnya di
angkasa bergerak secara tak terkendali, memotong orbit lain ataupun
saling berbenturan. Alquran mengisyaratkan dalam sebuah ayat :
“Demi langit yang penuh dengan jalan-jalan.“ (QS. Adz-Dzariyat, 51:7)
Matahari, sebagai salah satu dari trilyunan bintang di alam
semesta, melakukan perjalanan lebih dari 17 juta kilometer perhari di
angkasa. (DR Harun Yahya, Keajaiban Alam Semesta, 2002)

7. Misteri ”Black Hole”


Di sebagian besar umur hidupnya, bintang bersinar stabil. Selama
itu, bintang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar. Kemudian,
setelah milyaran tahun, hidrogen di intinya mulai menipis. Saat inilah
bintang-bintang memasuki usia tua. Ia mulai membakar hidrogen di
lapisan sekeliling intinya. Perubahan ini membuat bintang memuai dan
berubah warna. Dari bintang kuning atau putih berukuran sedang, ia
menjadi bintang merah raksasa.
Setelah menjadi bintang tua yang berwarna merah, bintang terus
mengalami perubahan. Ia bisa memuai dan mengkerut sambil
membentuk dan kehilangan lapisan terluar gasnya yang berkilau.
Akhirnya, bintang tua itu menyemburkan seluruh gasnya yang merah
dan panas itu. Ia menjadi bintang kecil yang disebut bintang kerdil
putih. Bintang kerdil biasanya seukuran dengan bumi. Karena sangat
padat, bintang ini sangat berat. Bintang kerdil seukuran bumi,
beratnya menyamai berat matahari.
Para Astronom menemukan sebuah lubang hitam (black hole) di
angkasa. Astronom menduga bahwa lubang hitam terbentuk ketika
bintang yang paling terang dan sangat besar, yang disebut bintang
biru super raksasa, kolaps pada akhir hidupnya. Sebuah lubang hitam
adalah sejumlah besar zat dan energi yang dimampatkan ke suatu
tempat yang kecil. Karena lubang hitam sangat padat, maka
gravitasinya luar biasa kuat. Tak ada sesuatupun bahkan cahaya yang
bisa lolos dari gaya tariknya. Maka tak seorangpun yang pernah
melihat lubang hitam ini. Namun lubang hitam ini diyakini ada.
(Cynthia Pratt Nicolas, Menjelajah Ruang Angkasa, Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2002)
Apa yang ditemukan para ilmuwan, para Astronom adalah sebagian
kecil dari misteri alam semesta yang baru bisa diungkap. Dalam suatu
proses penelitian ilmiah, temuan-temuan baru akan terus didapatkan.

82 53509284.doc
Maka sepanjang temuan itu tidak bertentangan dengan apa yang telah
Allah informasikan dalam Al-Quran, maka dia semakin memperlihatkan
tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah. Dan sudah semestinya
manusia semakin yakin dan beriman akan eksistensi Allah swt, dan
menjadikannya semakin tunduk, patuh dan taat pada ketentuan dan
hukum-hukum Allah swt.

83 53509284.doc
B. BUMI

1. Bumi Dihamparkan
Allah swt menciptakan langit dan bumi, serta apa yang ada di
dalamnya. Bumi merupakan planet yang diciptakan sebagai bagian
dari alam semesta, merupakan tempat hidup berbagai macam
makhluk, termasuk di dalamnya adalah manusia. Allah berfirman
dalam Al-Quran:

“Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? ” (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:20)

Allah memberikan pertanyaan ini bersama dengan perintah kepada


Rasulullah untuk memberikan peringatan kepada umatnya, dengan
cara penyadaran atas mereka untuk memperhatikan alam semesta.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia


diciptakan? Dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung
bagaimana ia di ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang
yang memberikan peringatan” (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17-21)

Allah menghamparkan bumi dan Allah juga telah meratakannya


untuk dapat dihuni bagi sekalian makhluknya.

“Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluknya.” (QS. Al-Hijr,


15:10)

Tidak itu saja, Allah juga melengkapi bumi dengan gunung-gunung


sebagai pasaknya, menciptakan sungai-sungai, membuat jalan-jalan
di muka bumi dan juga menumbuhkan pepohonan sebagai perhiasan
bumi. Ini bisa kita lihat dalam ayat-ayat berikut:

“Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan


gunung-gunung dan sungai-sungai padanya dan menjadikan padanya
buah-buahan berpasang-pasangan.” (QS. Ar-Ra’d, 13:3)

“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya


gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu dengan ukuran.
Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan
hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu
bukan pemberi rezki kepadanya.” (QS. Al-Hijr, 15:19-20)

“Yang menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah


menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit
air hujan, maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis

84 53509284.doc
dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” (QS. Thaha, 20:53-
54)

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai


perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah diantara
mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS. Al-Kahfi, 18:7)

Demikianlah Allah menciptakan bumi, kemudian dihamparkanNya


dan menjadikan segala sesuatu di muka bumi untuk memenuhi
keperluan manusia, sekaligus untuk menguji diantara mereka,
manakah yang beriman dan taat kepada Allah sebagai Tuhan alam
semesta, dan manakah yang membangkang dan mendustakan
kebesaranNya.

2. Lapisan Bumi dan Gunung Sebagai Pasak


Harun Yahya mengemukakan, menurut temuan-temuan geologis,
pegunungan itu muncul sebagai hasil dari pergerakan dan perbenturan
pelat raksasa yang merupakan kerak bumi. Pelat-pelat ini amat besar
dan membawa semua benuanya. Bila dua pelat bertabrakan, yang satu
biasanya tergelincir di bawah yang lain dan puing-puing diantaranya
terangkat. Tonjolan besar di puing-puing yang terpadatkan ini
membentuk pegunungan dengan terangkat lebih tinggi daripada
sekelilingnya. Sementara itu tonjolan yang merupakan pegunungan
bergerak di bawah tanah selain di atas tanah. Ini berarti bahwa
pegunungan mempunyai bagian yang terseret ke bawah sebesar
bagiannya yang terlihat. Perpanjangan pegunungan di bawah tanah ini
mencegah kerak bumi dari tergelincir pada lapisan magma atau antara
lapisan-lapisannya.
Dengan penjelasan ini, salah satu dari sifat pegunungan yang paling
bermakna adalah formasinya di titik-titik gabung pada pelat-pelat
bumi yang tertekan bersama-sama dengan berdekatan ketika
mendekat dan “memancangkan” diri. Artinya, kita bisa
mempersamakan pegunungan dengan paku-paku yang merekatkan
potongan kayu-kayu.

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap


ditempatnya. Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” (QS. A-Naml,
27:88)

Selanjutnya, tekanan yang didesakkan oleh pegunungan terhadap


kerak bumi dengan massa yang amat besar itu mencegah pergerakan
magma di inti bumi dari jangkauan bumi dan penghancuran kerak
bumi. Lapisan tengah bumi, yang disebut inti, merupakan kawasan
yang terbuat dari bahan-bahan yang mendidih di suhu yang mencapai
ribuan derajat celcius. Pergerakan di inti ini menyebabkan pemisahan
bagian-bagian untuk tegak di antara pelat-pelat yang membereskan

85 53509284.doc
bumi. Pegunungan yang tegak di bagian-bagian ini menghalangi
pergerakan ke atas dan melindungi bumi dari gempa bumi yang
keras.

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan


gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An-Nabaa’, 78:7)

“Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan, dan bumi bagaimana


ia dihamparkan.” (QS Al-Ghaasyiyah, 88: 6-7)

Allah pancangkan gunung-gunung dengan teguh untuk mengokohkan


letak (kulit) bumi agar tidak terguncang dan menjadi hancur
permukaannya.

“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh.” (QS. An-


Naazi’aat, 79:32)

“Dia meletakkan gunung di (permukaan) bumi supaya bumi itu tidak


menggoyangkan kamu” (QS. Luqman, 31:10)

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak


goncang bersama kamu.” (QS. An-Nahl, 16:15)

3. Siklus Air di Bumi


Air merupakan sumber kehidupan. Di bumi, Allah ciptakan air untuk
kepentingan kehidupan manusia. Dengan air itu, manusia dapat
meminumnya dan menggunakannya untuk berbagai keperluan, mandi,
mencuci, menyiram tanaman dan untuk menghidupkan tanah
pertanian. Air juga dibutuhkan untuk binatang ternak maupun hewan-
hewan liar yang ada di hutan. Allah juga ciptakan sungai-sungai dan
lautan. Selanjutnya Allah mengatur sedemikian rupa siklus air agar
dapat memenuhi kebutuhan di daratan, tersimpan di wilayah hutan-
hutan di pegunungan, mengalirkannya lewat sungai-sungai di
permukaan bumi maupun di dalam perut bumi dan selanjutnya
kembali mencapai lautan.

”Ia menurunkan (dari waktu ke waktu) hujan dari langit sesuai dengan
ukuran, dan Kami menghidupkan dengan itu daerah yang sudah mati.”
(QS. Az-Zukhruf, 43:11)

Harun Yahya menguraikan, ukuran yang dimaksud adalah


berkaitan dengan air yang menguap dari bumi dengan air hujan yang
jatuh selalu memiliki ukuran yang sama. Diperkirakan, dalam satu
detik, 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini sama dengan curah
hujan yang jatuh ke bumi dalam satu detik. Ini berarti bahwa air

86 53509284.doc
beredar terus menerus di suatu daur yang seimbang menurut suatu
”ukuran” yang pasti.
Pembentukan hujan di permukaan bumi, sebagai hasil peneletian
atas fenomena alam, menurut sain modern berlangsung dalam tiga
tahap. Pertama, ”bahan baku” hujan naik ke udara. Lalu awan
terbentuk dan akhirnya turunlah curahan hujan.
Allah swt menginformasikan proses terjadinya hujan dan siklus air
ini dalam Al-Quran sebagai berikut :

”Dialah Allah Yang mengirimkan angin yang menggerakkan awan, lalu


Ia membentangkan di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kau lihat air hujan keluar dari
celah-celahnya, maka bila Ia menurunkannya kepada siapa saja dari
hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki, merekapun bergembira ria.”
(QS Ar-Ruum, 30:48)

Harun Yahya, menguraikan penjelasan tiga tahap sebagaimana


ayat diatas sebagai berikut:
Tahap Pertama : ”Dialah Allah yang mengirimkan angin ....”
Gelembung-gelembung udara yang tak terhitung yang dibentuk
dengan pembuihan di lautan yang pecah terus menerus dan
menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-
partikel ini yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin bergerak
ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol,
membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya,
yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme
yang disebut ”perangkap air”.
Tahap Kedua : ” ....dan yang menggerakkan awan, lalu Ia
membentangkannya di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal...”
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-
butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan
dalam hal ini sangat kecil (dengan diameter 0,01 dan 0,02 mm), awan-
awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit
ditutupi dengan awan-awan.
Tahap Ketiga : ” ...lalu kau lihat air hujan keluar dar celah-celahnya.”
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel-
partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi air hujan
ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan, dan
mulai jatuh ke atas tanah sebagai hujan. (Harun Yahya, Memahami
Allah Melalui Akal, tanpa tahun)
Air hujan yang turun ke tanah, sebagian akan disedot oleh tumbuh-
tumbuhan, dengan transpirasinya mengembalikan sebagian air hujan
ke atmosfir. Sebagian lain dari air tersebut meresap ke dalam tanah,
dan dari tanah itu sebagian menuju danau-danau atau lautan dengan
melalui saluran dan sungai-sungai yang ada atau terus masuk lebih ke

87 53509284.doc
dalam pada tanah untuk kembali lagi ke permukaan bumi berupa
sumber-sumber air atau air mancur. Demikian seterusnya air yang ada
dipermukaan bumi, di danau atau di lautan kembali naik ke atmosfir
dalam bentuk uap atau partikel-partikel air yang kemudian
membentuk gumpalan awan dan akhirnya menjadi hujan yang turun
ke bumi.
Inilah fakta yang dapat kita lihat dan secara jelas telah
diinformasikan Allah lewat firman-firmanNya secara jelas.

4. Lautan Sebagai Bagian dari Bumi


Lautan merupakan bagian terbesar dari bumi kita, sebagai tempat
berkumpulnya air dan tempat bermuaranya aliran air dari daratan.
Lautan menyimpan banyak karunia Allah berupa ikan dengan berbagai
macam jenisnya, juga keindahan terumbu karang di beberapa tempat.
Di lautan bisa dihasilkan mutiara yang indah sebagai perhiasan.
Lautan merupakan tempat berlayar bagi bahtera-bahtera, tempat
bagi sebagian manusia mencari karuniaNya. Semua ini merupakan
tanda-tanda kebesaran-Nya. Allah swt berfirman dalam Al-Quran:

“Dan Dia telah menundukkan bahtera-bahtera bagimu supaya


bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya.” (QS Ibrahim,
14:32)

“Dan Dialah (Allah) yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu


dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan) dan Kami
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karuniaNya dan supaya kamu bersyukur” (QS. An
Nahl, 16:14)

“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu


berlayar di laut dengan nikmat (kemurahan) Allah, supaya
diperlihatkanNya kepadamu sebagian tanda-tanda (kekuasaan)Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.”
(QS. Luqman, 31:31).

Bagi mereka yang berada diatas kapal atau bahtera yang berlayar
di tengah lautan, betapa terasa kecilnya kita manusia di atas lautan
yang demikian luas. Melihat ke depan yang ada air, menengok ke kiri
ke kanan juga air, menengok ke belakang juga terlihat hanya air. Di
dalam bahtera yang digoncang-goncang ombak di tengah lautan dan
terkadang datang badai, siapakah yang dapat menyelamatkan dirinya
selain Allah.
Air yang seperti lautan pernah didatangkan Allah ke daratan di
masa perjuangan Nabi Nuh, tat kala sebagian besar kaumnya

88 53509284.doc
menentang dan mendustakan kebesaran Allah. Maka Allah datangkan
banjir bandang yang menenggelamkan mereka. Sebagian kecil
kaumnya sekitar 40 orang Allah selamatkan dengan menaiki perahu
yang telah disiapkan oleh Nabi Nuh As, sebagaimana firmanNya.

“Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami
angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan. Dan
Kami ciptakan untuk mereka yang mereka kendarai yang seperti
bahtera itu. Dan jika Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi
mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan. Kecuali karena
rahmat daripada Kami, dan untuk memberikan kesenangan hidup
sampai waktu tertentu.” (QS. Yaasiin, 36:41-44)

Fakta lain mengenai lautan dapat kita baca pada beberapa ayat,
yang menunjukkan suatu fenomena khusus, yakni bahwa air lautan
yang asin dengan air sungai-sungai besar yang tawar tidak dapat
bercampur seketika.

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (bersampingan),


yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit. Dia jadikan
anatara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (QS. Al-
Furqaan, 25:53)

“Dan tidak sama (antara) dua laut, Yang ini tawar segar sedap
diminum, dan yang ini asin lagi pahit. Dan masing-masing laut itu
kamu dapat memakan daging segar dan kamu dapat mengeluarkan
perhiasan yang dapat kamu memakainya.” (QS. Faathir, 35:12)

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian


bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-
masing. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” (QS. Ar-Rahmaan,
55 : 20-22)

Harun Yahya, memberikan penjelasan pada ayat terakhir di atas,


ditekankan bahwa dua badan air bertemu, tetapi tidak saling
bercampur akibat adanya batas. Bagaimana ini dapat terjadi?
Biasanya, bila air dari dua lautan bertemu, diduga airnya akan saling
bercampur dengan suhu dan konsentrasi garam cenderung seimbang.
Namun, kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang diperkirakan.
Misalnya, meskipun Laut Tengah dan Samudra Atlantik, serta Laut
Merah dan Samudra Hindia secara fisik saling bertemu, airnya tidak
saling bercampur. Ini karena di antara keduanya terdapat batas. Batas
ini adalah gaya yang disebut “tegangan permukaan”.

5. Penjagaan Dengan Atmosfir Bumi

89 53509284.doc
Sesuai dengan keteraturan dan keseimbangan yang Allah swt
pelihara dalam seluruh kejadian di angkasa (alam semesta) ini,
pernahkah kita bayangkan apa yang terjadi dalam logika sains podern?
Bagaimana kondisi bumi ini jika tanpa pemeliharaan dari Allah swt?
Seperti halnya informasi yang kita dapatkan mengenai kondisi bulan
yang menampakkan permukaan yang tidak rata dan penuh dengan
lubang-lubang akibat terkena jatuhan dari pecahan benda-benda
angkasa. Juga akibat pancaran sinar matahari dan berbagai bintang
lainnya, kondisi di bulan tidak memungkinkan seorang manusia hidup
tanpa peralatan dan pakaian angkasa luar.
Maka pada planet bumi dimana beraragam makhluk hidup
termasuk manusia menjadi penghuninya, Allah swt telah melakukan
penjagaan demikian rapi dan teratur dengan lapisan-lapisan atmosfir
bumi. Berdasarkan Encyclopedia Americana (9/188), lapisan-lapisan
yang berikut ini bertumpukan, bergantung pada suhu.
Lapisan pertama Troposfer: Lapisan ini mencapai ketebalan 8 km
di kutub dan 17 km di khatulistiwa, dan mengandung sejumlah besar
awan. Setiap kilometer suhu turun sebesar 6,5°C, bergantung pada
ketinggian. Pada salah satu bagian yang disebut tropopause, yang
dilintasi arus udara yang bergerak cepat, suhu tetap konstan pada –
57°C.
Lapisan kedua Stratosfer: Lapisan ini mencapai ketinggian 50 km.
Di sini sinar ultraviolet diserap, sehingga panas dilepaskan dan suhu
mencapai 0°C. Selama penyerapan ini, dibentuklah lapisan ozon yang
penting bagi kehidupan.
Lapisan ketiga Mesosfer: Lapisan ini mencapai ketinggian 85 km.
Di sini suhu turun hingga –100°C.
Lapisan keempat Termosfer: Peningkatan suhu berlangsung lebih
lambat
Lapisan kelima Ionosfer: Gas pada lapisan ini berbentuk ion.
Komunikasi di bumi menjadi mungkin karena gelombang radio
dipantulkan kembali oleh ionosfer.
Lapisan keenam Eksosfer: Karena berada di antara 500 dan 1000
km, karakteristik lapisan ini berubah sesuai aktivitas matahari.
Lapisan ketujuh Magnetosfer: Di sinilah letak medan magnet
bumi. Penampilannya seperti suatu bidang besar yang kosong.
Partikel subatom yang bermuatan energi tertahan pada suatu daerah
yang disebut sabuk radiasi Van Allen.
Harun Yahya, mengkaitkan tujuh lapisan dalam atmosfir bumi ini
dengan firman Allah dalam beberapa ayat Al-Quran yang menyatakan
Allah menciptakan tujuh lapis langit, diantaranya ayat berikut.

90 53509284.doc
“Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.”
(QS Ath-Thalaq, 65:12)
Lapisan atmosfir diatas juga berperan dalam proses penjagaan
bumi atas bahaya yang mengancam akibat adanya peristiwa di
angkasa luar. Seperti adanya meteor-meteor yang jatuh menuju ke
planet bumi, semua meteor besar dan kecil akan dihancurkan oleh
atmosfir bumi. Sehingga meteor yang mencapai permukaan bumi
relatif kecil dan tidak terlalu membahayakan.
Harun Yahya juga menjelaskan, banyak sinar yang berbahaya – dan
bahkan fatal – mencapai bumi dari matahari dan bintang-bintang lain.
Sumber utama sinar-sinar yang berbahaya ini terutama adalah ledakan
energi, ”kobaran” di matahari, bintang terdekat dengan bumi.
Selama matahari ini bersorot, suatu awan plasma terlempar ke
angkasa dengan kecepatan 1.500 km/detik. Awan plasma ini yang
tersusun dari proton yang bermuatan positif dan elektron yang
bermuatan negatif, menghantarkan listrik. Ketika awan itu mendekati
bumi dengan kecepatan 1.500 km/detik, awan ini mulai menghasilkan
arus listrik di bawah pengaruh bidang magnit di sekeliling bumi. Di sisi
lain, bidang magnetik bumi itu mengarahkan gaya pendorong
terhadap awan plasma tersebut yang mengalir langsung melalui ini.
Gaya ini menghentikan pergerakan awan itu dan menjaganya pada
jarak tertentu. Kini, mari kita amati daya awan plasma yang
”dihentikan” sebelum mencapai bumi.
Walaupun awan plasma itu tertahan oleh bidang magnetik bumi,
pengaruhnya masih tercerap dari bumi. Dengan mengikuti kobaran
kuat tersebut, transfomer-transformer bisa meledak di saluran-saluran
yang bertegangan tinggi, jaringan komunikasinya bisa putus atau
gabungan jaringan listriknya bisa berhamburan.
Di suatu ledakan bintik-matahri, energi yang diluncurkan akan
terhitung sama dengan 100 trilyun kali energi bom atom yang
dijatuhkan di Hiroshima. Limapuluh-delapan jam sesudah kobaran,
aktivitas yang menonjol bisa diamati pada jarum kompas, dan
panasnya melonjak sampai 2.500 C pada ketinggian sekitar 250
kilometer di atas atmosfir.
Sekalipun demikian, arus partikel lain disebarkan dari matahari
dengan kecepatan yang relatif lebih rendah, kira-kira 400 km/detik. Ini
disebut ”angin matahari”. Angin matahari dikendalikan dengan lapisan
partikel bermuatan yang disebut ”Lajur Radiasi Val Allen” yang
dihasilkan di bawah pengaruh bidang magnetik bumi dan, dengan
demikian, tidak membahayakan bumi. Pembentukan lapisan ini
dimungkinkan karena karakteristik inti bumi. Inti ini mengandung
logam-logam magnetik seperti besi dan nikel. Yang lebih penting
adalah bahwa nekleusnya tersusun dari dua struktur yang berbeda. Inti
dalamnya padat, sedangkan inti luarnya cair. Dua lapisan inti ini
masing-masing berputar. Pergerakan ini menciptakan efek magnetik di
logam-logam yang mengarah pada pembentukan bidang magnetik.

91 53509284.doc
Lajur Val Allen itu merupakan perpanjangan dari bidang magnetik
ini yang merentang ke jangkauan atmosfir terluar. Bidang magnetik ini
melindungi bumi terhadap bahaya-bahaya yang mungkin berasal dari
angkasa. Angin- angin matahari tidak bisa lewat melalui Lajur Van
Allen, 40.000 mil dari bumi. Bila dalam bentuk partikel- partikel yang
bermuatan listrik, mereka menjumpai bidang magnetik ini, terurai dan
tersebar di sekitar lajur ini.
Tepat seperti Lajur Van Allen, atmosfer bumi juga melindungi bumi
dari efek-efek angkasa yang merusak. Kami menyebutkan bahwa
atmosfir melindungi bumi dari meteor. Akan tetapi, ini bukan hanya ciri
atmosfir. Sebagai misal, suhu minus 273 di angkasa luar, yang disebut
”nol mutlak” yang akan berdampak fatal bagi orang – orang,
sedangkan suhu di atmosfir bumi lebih tinggi secara permanen.
Yang lebih menarik adalah bahwa atmosfir hanya membiarkan
masuk sinar-sinar, gelombang – gelombang radio, dan cahaya –
cahaya yang tidak berbahaya, karena ini merupakan unsur-unsur yang
vital bagi kehidupan. Sinar ultraviolet, yang hanya dibiarkan masuk
sebagian oleh atmosfir, sangat penting untuk fotosintesis tanaman dan
untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Pancaran ini, yang
terpancar dengan sangat kuat dari matahari ke bumi, disaring melalui
lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian yang diperlukan saja yang
mencapai bumi. Sinar matahari adalah salah satu persyaratan hidup
yang paling mendasar.
Singkatnya, terdapat suatu sistem hebat yang berfungsi di bumi
yang mencakup-diri dan melindungi dari bahaya luar. Dalam Al-Qur’an,
keadaan bumi yang berperisai diungkapkan dengan ayat sebagai
berikut ini:

Dan Kami telah menjadikan langit (sebagai ) atap yang terjaga baik,
(namun) mereka berpaling dari ayat – ayat ini. (QS. Al-Anbiyaa’,
21:32)

Tiada keraguan bahwa pada abad k2 7, mengetahui perlindungan


atmosfir ataupun keberadaan Lajur Van Allen adalah mustahil.
Sekalipun begitu, ungkapan ”atap yang terjaga baik” menjelaskan
dengan sempurna perantara-perantara pelindung di sekitar bumi yang
belum ditemukan hingga zaman modern. Jadi ayat tersebut yang
menyebut langit sebagai atap yang terjaga baik, menunjukkan bahwa
Al-Quran dikirim oleh Sang Pencipta Yang berpengetahuan atas segala
sesuatu.

C. FLORA

Allah swt menurunkan hujan dari langit. Dengan air hujan tersebut
Allah hidupkan tanah yang mati menjadi subur dan menumbuhkan

92 53509284.doc
berbagai macam flora berupa pepohonan, tumbuhan dan tanaman
perdu dan rerumputan. Firman Allah dalam Al-Quran:

“Dan (Kami) turunkan dari langit air hujan, maka Kami tumbuhkan
dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang
bermacam.” (QS. Thaha, 20:53)

Dengan pengetahuan yang telah didapat manusia, dari air hujan


tersebut dikelola sedemikian rupa untuk sistem irigasi bagi tanah
pertanian. Sesuai lahan tanah menurut kondisi struktur dan tekstur
tanah, serta curah hujan dan iklim setempat dapatlah diciptakan
berbagai macam pertanian.

”Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan


seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya
tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda
kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (QS. Al-A’raaf,
7:58)

Demikianlah, dalam Al-Quran kita mengenal berbagai macam jenis


flora yang diusahakan oleh manusia dalam bentuk pertanian seperti
perkebunan, buah-buahan dan biji-bijian.

1. Perkebunan
Pada dataran tinggi dengan curah hujan yang cukup, bisa kita
temukan tanah perkebunan tanaman keras seperti perkebunan karet,
kelapa sawit, kelapa, atau berupa hutan seperti hutan cemara, hutan
jati, hutan mahoni, dan tanaman keras lainnya yang tergolong
tanaman tahunan. Perkebunan demikian bisa dihasilkan kayu-kayuan
yang dapat dimanfaatkan untuk kelengkapan bahan bangunan untuk
rangka atap atau pintu dan kosen, bahkan dapat dimanfaatkan untuk
dinding rumah-rumah tradisional. Hasil kayu ini juga dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan perabot rumah dan meubelair seperti
meja, kursi, tempat tidur, almari dan sebagainya.

”Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun korma
dan anggur, di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan
yang banyak dan sebagian dari buah-uahan itu kamu makan.” (QS. Al-
Mu’minun, 23:19)

Dari perkebunan kelapa sawit, kelapa dan pohon jarak juga bisa
dihasilkan minyak-minyak nabati, seperti minyak kelapa, CPO untuk
menjadi minyak goreng dan minyak jarak untuk alternatif bagi biosol
untuk pengganti bahan bakar minyak yang selama ini dikenal.

93 53509284.doc
”Dan pohon kayu ke luar dari Thursina (pohon zaitun) yang
menghasilkan minyak dan pemakan makanan bagi orang-orang yang
makan.” (QS. Almu’minun, 23:20)

Pada daerah padang pasir dan gurun dengan curah hujan yang
kurang, kita kenal perkebunan korma dan pohon zaitun. Korma untuk
makanan dan zaitun untuk minyak zaitun.

”Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung yang


yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-
macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan
warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah dan tunaikanlah haknya dihari
memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya) dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-An’am, 6:141)

2. Buah-buahan
Pada dataran tinggi dan rendah dengan curah hujan yang cukup
maupun sedang, bisa didapati berbagai macam pepohonan yang
menghasilkan buah-buahan seperti mangga, kelengkeng, durian, duku,
jeruk dan sejenisnya. Adapula dari tumbuhan perdu ataupun
merambat kita kenal buah pepaya, apel, pier, anggur, stoberry dan
sejenisnya. Buah-buahan ini menjadi rezki dan makanan bagi manusia
bahkan juga binatang. Menjadi produk untuk komoditi lokal maupun
export, yang dengannya tumbuh aktivitas perdagangan.

”Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka
Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau,
kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;
dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima
yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannnya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am, 6:99)

Dari berbagai buah-buahan juga dapat diciptakan berbagai macam


minuman, termasuk minuman yang memabukkan yang bisa dibuat
dari buah korma dan anggur. Sebagaimana Allah menginformasikan
lewat Al-Qur’an.

”Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang

94 53509284.doc
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16:67)

3. Biji-bijian
Pada dataran tinggi dan rendah dengan curah hujan cukup bisa kita
dapati lahan pertanian tanaman pangan berupa biji-bijian seperti padi
dan gandum, atau pada daerah yang curah hujan kurang kita dapati
tanaman biji-bijian berupa jagung, kacang-kacangan dan lain
sebagainya. Hasil tanaman biji-bijian ini juga menjadi bahan makanan
pokok manusia untuk dijadikan beras, tepung dan sebagainya. Allah
berfirman dalam Al-Quran.
“Dan Kami turunkan dari langit air hujan yang banyak manfaatnya,
lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman
yang diketam,” (QS. Qaaf, 50:9)

“Supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-


tumbuhan,” (QS. An-Nabaa’,78: 15)

“Lalu kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,” (QS. ‘Abasa, 80:27)

Demikianlah Allah tumbuhkan berbagai macam tanaman bagi


manusia, menjadi rezeki dan makanan, sebagai sebuah kenikmatan
yang harus disyukuri. Sebagaimana Firman Allah.

“Dan pohon korma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang


bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami) dan
Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah
terjadinya kebangkitan.” (QS. Qaaf, 50:10-11)

4. Reproduksi Tumbuh-tumbuhan
Dalam alam tumbuh-tumbuhan terjadi suatu proses dikenal sebagai
reproduksi tumbuh-tumbuhan. Mourice Bucaille, menguraikan
reproduksi yang terjadi dalam alam tumbuh-tumbuhan dapat dengan
cara sexual dan asexual. Sesungguhnya yang dapat kita namakan
reproduksi itu hanya yang terjadi dengan cara sexual, karena
reproduksi semacam itu menunjukkkan proses biologi yang bertujuan
untuk melahirkan individu baru yang sama dengan indivisu yang
melahirkan.
Adapun reproduksi asexual hanya merupakan pergandaan, karena
reproduksi semacam itu terjadi dengan pembagian organisme.
Sesudah organisme itu terpisah, ia mengalami perkembangan yang
akan menjadikan sama dengan induknya. Guilliermond dan Mangenot
menganggap hal tersebut sebagai kasus pertumbuhan yang istimewa.
Contoh yang sangat sederhana dapat kita jumpai dalam hal sebagai
berikut : Satu cabang daripada sesuatu tumbuh-tumbuhan dipotong, di
tanam ditanah yang cukup mendapatkan air, cabang itu akan hidup

95 53509284.doc
sendiri dengan timbulnya akar-akar baru. Ada tumbuh-tumbuhan yang
mempunyai anggota khusus untuk perkembangan tersebut, ada pula
yang mengeluarkan anggota baru yang menyesuaikan diri seperti biji-
bijian (yang merupakan hasil reproduksi seksual)
Reproduksi sexual daripada tumbuh-tumbuhan terjadi dengan
hubungan antara unsur-unsur jantan dan unsur-unsur betina yang
bersatu di dalam tumbuh-tumbuhan itu sendiri atau terpisah di
tumbuh-tumbuhan lain. Reproduksi sexual itulah yang disebutkan
dalam Al-Quran.

“Yang telah menjadikan bagimu sebagai hamparan dan yang telah


menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit
air hujan, maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis
dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” (QS. Thaha, 20:53)

Pasangan adalah terjemahan dari kata bahasa zauj (jamaknya


aswaj) yang arti pokoknya sesuatu yang dengan sesuatu lainnya
menjadi sepasang. Kata tersebut juga dipakai untuk sepatu, kita
katakan sepasang sepatu.

“Dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan


daripadanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.” (QS.
Luqman, 31:10)
“Dan menjadikan padanya (bumi), semua buah-buhan berpasang-
pasangan.” (QS. Ar- Ra’d, 13:3)

Kita mengetahui bahwa “buah” adalah hasil reproduksi daripada


tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi yang mempunyai organisasi (susunan
anggota) yang lengkap dan sangat kompleks. Tahap sebelum menjadi
buah adalah bunga dengan anggota jantan (etamin) dan betina
(ovules), Ovul ini setelah menerima “pollen” menghasilakan buah, dan
buah itu sesudah matang menghasilkan biji. Tiap-tiap buah
mengandung arti tentang adanya anggota jantan dan anggota betina.
Inilah yang dimaksud oleh ayat tersebut diatas.

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan


semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yaasiin,
36:36)

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-


tumbuhan)” (QS. Al-Hijr, 15:22)

D. FAUNA

96 53509284.doc
Disamping menciptakan alam semesta dan melengkapi berbagai
macam pepohonan, tumbuhan dan rerumputan di bumi ini, Allah juga
menciptakan alam binatang atau dikenal alam fauna. Berbagai macam
spesies dapat kita temukan di bumi ini baik di daratan, di lautan
maupun di udara yang luas. Allah swt berfirman dalam Al-Quran.

”Dan di antara ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)Nya ialah


menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang
Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan
semuanya apabila dikehendaki-Nya.” (QS. Asy-Syuura, 42:29)

”Dan demikian (pula) diantara manusia, binatang-binatang melata dan


binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan
jenisnya).” (QS. Al-Faathir, 35:28)

Allahlah yang memelihara makhlukNya, binatang-binatang melata,


baik di daratan maupun di lautan, semuanya mendapatkan rezeki dari
Allah swt. Sedangkan manusia tinggal memanfaatkan dan
menggunakannya untuk keperluan dirinya. Allah berfirman:

”Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allahlah
yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam
binatang itu dan tempat menyimpanannya. Semuanya tertulis dalam
Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” (QS. Hud, 11:6)

1. Manfaat Binatang Ternak


Allah menciptakan binatang ternak dengan berbagai manfaat bagi
manusia. Dengan bulu dan kulit binatang tersebut dapat digunakan
sebagai pakaian bagi manusia, juga untuk selimut di saat dingin
menyentuh tubuhnya, maka bulu dan kulit binatang tersebut akan
menghangatkannya. Binatang ternak yang telah ditetapkan
kekhalalannya juga menjadi makanan bagi manusia. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam Al-Quran.

”Dan Dia menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada


(bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan
sebagiannya kamu makan.” (QS. An-Nahl, 16:5)

Dan pada binatang ternak, Allah menjadikan air susu yang dapat
diminum untuk membuat segar dan sehat tubuhnya. Dengan
kesehatan yang Allah berikan, manusia dapat melakukan berbagai
macam aktivitas dalam kehidupannya.

”Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat


pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang terdapat
dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang

97 53509284.doc
mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS. An-Nahl,
16:66)

Mengenai air susu yang dihasilkan oleh binatang ternak dalam ayat
di atas, Mourice Bucaille menguraikan, zat-zat yang pokok yang
menjamin makanan sesuatu organisme datng dari transformasi kimia
yang terjadi sepanjang anggota-anggota pencernakan, zat-zat itu
timbul; unsur-unsur yang terdapat dalam usus. Jika unsur-unsur dalam
usus itu sudah sampai waktunya untuk bertransformasi, unsur-unsur
itu menembus kulit-kulit usus dan mengarah ke alat-alat sirkulasi .
Perpindahan ini terjadi dengan dua cara: cara langsung dengan
dinamakan ”saluran-saluran Lymphatique” atau cara tidak langsung
dengan melalui pintu sirkulasi yang akan menyempaikan kepada lever
(hati) tempat unsur-unsur itu mengalami perobahan. Dari hati, unsur-
unsur itu menuju ke sirkulasi umum. Dengan cara ini, semua zat
diedarkan dengan peredaran darah.
Unsur-unsur susu itu keluar dari kelenjar-kelenjar penyusuan yang
mendapat bahan dari kunyahan makanan-makanan yang dibawa oleh
darah yang beredar. Jadi darah itu bertindak sebagai pengumpul dan
pembawa bahan-bahan yang berasal dari makanan untuk dijadikan
bahan bagi kelenjar-kelenjar penyusuan yang menghasilkan susu dan
dibawa anggota-anggota lain.
Dal hal ini semuanya bermula dari adanya isi usus dan dinding usus.
Pemikiran yang jitu ini sesuai dengan hasil-hasil penyelidikan kimia
dan psikologi pencernaan. Hal ini tak diketahui orang pada zaman Nabi
Muhammad, dan hanya baru diketahui pada zaman modern. Adapun
peredaran darah, baru saja diketemukan oleh Harvey, yakni 10 abad
sesudah Al-Quran diwahyukan. (DR. Maurice Bucaille, Bibel, Quran dan
Sains Modern, Buulan Bintang, Jakarta, 1978)

Binatang ternak juga dapat berfungsi sebagai alat transportasi yang


dapat mengangkut manusia dan barang bawaannya dari suatu tempat
di wilayah tertentu menuju tempat di wilayah yang lain, dari suatu kota
yang satu ke kota yang lain, bahkan dari negara yang satu ke negara
yang lain. Kita mengenal binatang unta yang menjadi alat transportasi
bagi para pedagang di daerah padang pasir, timur tengah pada zaman
dahulu. Binatang gajah juga menjadi alat transportasi di daerah-daerah
pegunungan dan hutan-hutan yang tak ada jalan aspal. Kuda juga
merupakan binatang untuk transportasi yang bisa mengangkut kereta
penumpang maupun kereta barang. Allah berfirman dalam Al-Quran.

”Allah-lah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya


untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan, Dan (ada
lagi) manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu,
dan supaya kamu mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam
hati dengan mengendarainya. Dan kamu diangkut dengan

98 53509284.doc
mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai
bahtera.” (QS. Al-Mu’min, 40:79-80)

2. Binatang Berkelompok
Binatang memiliki kecenderungan berkelompok atau
bermasyarakat dalam kehidupan mereka. Kita bisa amati hewan
seperti burung, nyamuk, lebah atau semut, dan lain-lainnya, mereka
akan selalu berkelompok atau berkoloni melakukan kegiatannya,
dalam mencari makan, melakukan reproduksi dan membuat sarang
untuk tinggal mereka. Allah berfirman dalam Al-Quran.

”Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung


yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga)
seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-Kitab,
kemudian kepada Tuhan merekalah, mereka dihimpunkan.” (QS. Al-
An’am, 6:38)

Maurice Bucaille menguraikan, cara hidup binatang-binatanag itu


pada beberapa puluh tahun terakhir, telah dipelajari secara teliti dan
kita menjadi yakin akan adanya masyarakat-masyarakat binatang.
Sudah terang bahwa hasil pekerjaan kolektif telah dapat meyakinkan
orang tentang perlunya organisasi kemasyarakatan. Tetapi penemuan
tentang mekanisme organisasi beberapa macam binatang baru terjadi
dalam waktu yang akhir-akhir ini. Kasus yang paling banyak diselidiki
dan diketahui adalah kasus lebah. Nam Von Frisch dikaitkan orang
dengan penyeleidikan tersebut. Pada tahun 1973, Von Frisch, Lorenz
dan Tinbergen mendapat hadiah Nobel karena penyelidikan mereka.
Menjelaskan tentang ayat di atas, Sayid Abu Bakar Hamzah dalam
tafsirnya menulis, naluri yang mendorong mkhluk-makhluk untuk
berkelompok dan berreproduksi, untuk hidup bermasyarakat yang
menghendaki agar pekerjaan tiap-tiap anggota dapat berfaedah untuk
seluruh kelompok. (DR. Maurice Bucaille, Bibel, Quran dan Sains
Modern, Buulan Bintang, Jakarta, 1978)
Dalam kehidupan berkelompok tersebut masing-masing binatang
sering menunjukkan kerjasama yang kompak, saling membantu, saling
memberikan informasi atas suatu kebaikan atau keuntungan bagi
kelompok mereka dan sebaliknya mengenai informasi yang
mengancam dan membahayakan mereka. Sebagaimana yang
ditunjukkan dalam ayat berikut.

”Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor


semut : Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar
kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka
tidak menyadari.” (QS, An-Naml, 27:18)

3. Keaneka-ragaman Binatang

99 53509284.doc
Allah secara khusus juga menyebutkan beberapa binatang yang
menarik untuk kita kaji dan perhatikan, sebagai tanda-tanda
kebesaranNya. Diantaranya adalah nyamuk, lebah madu dan unta *).
Binatang-binatang itu akan diuraikan berikut.

Nyamuk
Binatang nyamuk yang kita kenal adalah seekor serangga yang
sering mengganggu kenyamanan tidur kita dengan hinggap menempel
pada kulit dan menghisap darah. Akibatnya kulit terasa gatal,
membengkak kecil dan memerah. Terkadang akibat gigitan binatang
nyamuk ini mengakibatkan seseorang menjadi sakit malaria atau
bahkan sakit demam berdarah akibat gigitan nyamuk aides.
Nyamuk yang sering dianggap binatang biasa dan tidak begitu
penting itu, justru secara khusus disebut Allah dalam Al-Quran.

“Sesungguhnya, Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa


nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang
beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan
mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah
menjadikan ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu
(pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang
disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.”(QS. Al Baqarah, 2:
26)

Mengapa sampai-sampai Allah membuat perumpamaan berupa


seekor nyamuk tersebut? Apa yang menjadikannya istimewa? Marilah
kita cermati bersama.
Harun Yahya menguraikan dalam tulisannya, bahwa sebenarnya
nyamuk hinggap pada tubuh manusia, bukan karena dia pemakan
darah. Yang mengisap darah hanya nyamuk betina. Selain itu, nyamuk
betina tidak membutuhkan darah untuk makan. Baik nyamuk jantan
maupun betina hidup dari nektar bunga. Nyamuk betina mengisap
darah

*) Uraian mengenai nyamuk, lebah madu dan unta penulis kutip dari
“Misteri Alam Semesta” tulisan Harun Yahya, penulis ringka dengan
sistematika diolah kembali.
hanya karena ia membutuhkan protein dalam darah untuk membantu
telurnya berkembang. Dengan kata lain, nyamuk betina mengisap
darah hanya untuk memelihara kelangsungan spesiesnya.

a. Reproduksi Pada Nyamuk


Harun Yahya juga menjelaskan bagaimana nyamuk memelihara
kelangsungan spesiesnya dalam proses reproduksi. Nyamuk jantan

100 53509284.doc
yang telah cukup dewasa untuk kawin akan menggunakan antenanya
—organ pendengar—untuk menemukan nyamuk betina. Fungsi antena
nyamuk jantan berbeda dengan antena nyamuk betina. Bulu tipis di
ujung antenanya sangat peka terhadap suara yang dipancarkan
nyamuk betina. Tepat di sebelah organ seksual nyamuk jantan,
terdapat anggota tubuh yang membantunya mencengkeram nyamuk
betina ketika mereka melakukan perkawinan di udara. Nyamuk jantan
terbang berkelompok, sehingga terlihat seperti awan. Ketika seekor
betina memasuki kelompok tersebut, nyamuk jantan yang berhasil
mencengkeram nyamuk betina akan melakukan perkawinan
dengannya selama penerbangan. Perkawinan tidak berlangsung lama
dan nyamuk jantan akan kembali ke kelompoknya setelah perkawinan.
Sejak saat itu, nyamuk betina memerlukan darah untuk perkembangan
telurnya. Karena itulah nyamuk betina hinggap pada tubuh manusia
dan menghisap darah untuk perkembangan telur hasil perkawinannya.
Telur nyamuk, yang berkembang dengan diberi makan darah,
ditelurkan nyamuk betina di atas daun lembap atau kolam kering
selama musim panas atau musim gugur. Sebelumnya, si induk
memeriksa permukaan tanah secara menyeluruh dengan reseptor
halus di bawah perutnya. Setelah menemukan tempat yang cocok, ia
mulai bertelur. Telur-telur tersebut panjangnya kurang dari satu
milimeter, tersusun dalam satu baris, secara berkelompok atau satu-
satu. Beberapa spesies bertelur dalam bentuk tertentu, saling
menempel sehingga menyerupai sampan. Sebagian kelompok telur ini
bisa terdiri atas 300 telur.
b. Metamorfosa Pada Nyamuk
Telur-telur berwarna putih yang disusun rapi ini segera menjadi
gelap warnanya, lalu menghitam dalam beberapa jam. Warna hitam ini
memberikan perlindungan bagi larva, agar tak terlihat oleh burung
atau serangga lain. Selain telur, warna kulit sebagian larva juga
berubah sesuai dengan lingkungan, sehingga mereka lebih terlindungi.
Larva berubah warna dengan memanfaatkan faktor-faktor tertentu
melalui berbagai proses kimia rumit. Jelaslah, telur, larva, ataupun
induk nyamuk tersebut tidak mengetahui proses-proses di balik
perubahan warna dalam tahap perkembangan nyamuk. Tidak mungkin
ia bisa membuat sistem ini. dengan kemampuan sendiri. Tidak
mungkin pula sistem ini terbentuk secara kebetulan. Nyamuk telah
diciptakan dengan sistem ini sejak mereka pertama kali muncul.
Seusai masa inkubasi, larva-larva mulai keluar dari telur secara
hampir bersamaan. Larva, yang terus-menerus makan, tumbuh
dengan cepat. Kulit mereka segera menjadi sempit, sehingga mereka
tidak bisa tumbuh lebih besar lagi. Ini berarti sudah tiba saatnya untuk
pergantian kulit yang pertama. Pada tahap ini, kulit yang keras dan
rapuh ini mudah pecah. Larva nyamuk berganti kulit dua kali lagi
sampai selesai berkembang.

101 53509284.doc
Metode makan larva pun menakjubkan. Larva membuat pusaran
kecil di dalam air, dengan menggunakan dua anggota badan yang
berbulu dan mirip kipas angin. Pusaran ini membuat bakteri atau
mikroorganisme lainnya mengalir ke mulutnya. Sambil bergantung
terjungkir di dalam air, larva bernapas melalui pipa udara yang mirip
“snorkel” yang digunakan para penyelam. Tubuhnya mengeluarkan
cairan kental yang mencegah masuknya air ke lubang yang
digunakannya untuk bernapas. Singkatnya, makhluk hidup ini dapat
bertahan hidup melalui banyak keseimbangan rumit yang
berhubungan timbal-balik dan saling mempengaruhi. Jika tidak
memiliki pipa udara, ia tidak akan mampu bertahan hidup. Jika tidak
ada cairan kental, pipa pernapasannya akan dipenuhi air.
Pembentukan dua sistem ini pada dua waktu yang berbeda akan
menyebabkan kematian pada tahap ini. Ini menunjukkan bahwa
keseluruhan sistem nyamuk tersebut itu utuh sejak awal. Dengan kata
lain, ia telah diciptakan.
Larva berganti kulit sekali lagi. Pergantian yang terakhir ini agak
berbeda dengan sebelumnya. Pada tahap ini, larva memasuki tahap
pendewasaan terakhir, yaitu tahap kepompong. Kepompong yang
mereka tempati menjadi sangat sempit. Ini berarti sudah tiba saatnya
bagi larva untuk keluar dari kepompong. Makhluk yang keluar dari
kepompong ini sedemikian berbeda, sehingga sulit dipercaya bahwa
kedua wujud ini adalah dua fase perkembangan dari satu makhluk
yang sama. Sebagaimana yang terlihat, proses perubahan ini terlalu
rumit dan sulit untuk dirancang baik oleh larva ataupun nyamuk
betina….
Selama tahap terakhir perkembangan ini, larva menghadapi bahaya
terputusnya pernapasan, sebab lubang pernapasannya yang mencapai
permukaan air melalui pipa udara akan tertutup. Sejak tahap ini,
pernapasan nyamuk tidak lagi menggunakan lubang ini, tetapi melalui
dua pipa yang baru saja muncul pada bagian depan tubuhnya. Oleh
karena itulah, pipa-pipa ini tersembul di permukaan air sebelum
pergantian kulit. Nyamuk dalam kepompong ini sekarang telah
dewasa. Ia siap terbang, lengkap dengan semua organ dan
organelnya, seperti antena, tubuh, kaki, dada, sayap, perut, dan
matanya yang besar.
Kepompong tersebut tersobek di bagian atas. Bahaya terbesar pada
tahap ini adalah bocornya air ke dalam kepompong. Akan tetapi,
bagian atas kepompong yang tersobek ini ditutupi suatu cairan kental
khusus, yang berfungsi melindungi kepala nyamuk dari sentuhan air.
Ini saat yang sangat penting. Karena ia dapat jatuh ke air dan mati
akibat tiupan angin, nyamuk harus memanjat ke atas air dan hanya
kakinya yang boleh menyentuh permukaan air. Ia berhasil.

102 53509284.doc
c. Teknik Mengisap Darah Yang Menakjubkan
Teknik nyamuk untuk mengisap darah ini bergantung pada sistem
kompleks yang mengatur kerja sama antara berbagai struktur yang
sangat terperinci.
Setelah mendarat pada sasaran, mula-mula nyamuk mendeteksi
sebuah titik dengan bibir pada belalainya. Sengat nyamuk yang mirip
alat suntik ini dilindungi bungkus khusus yang membuka selama
proses pengisapan darah.
Tidak seperti anggapan orang, nyamuk tidak menusuk kulit dengan
cara menghunjamkan belalainya dengan tekanan. Di sini, tugas utama
dilakukan oleh rahang atas yang setajam pisau dan rahang bawah
yang memiliki gigi yang membengkok ke belakang. Nyamuk
menggerakkan rahang bawah maju-mundur seperti gergaji dan
mengiris kulit dengan bantuan rahang atas. Ketika sengat diselipkan
melalui irisan pada kulit ini dan mencapai pembuluh darah, proses
pengeboran berakhir. Sekarang waktunya nyamuk mengisap darah.
Namun, sebagaimana kita ketahui, luka seringan apa pun pada
pembuluh darah akan menyebabkan tubuh manusia mengeluarkan
enzim yang membekukan darah dan menghentikan kebocoran. Enzim
ini tentunya menjadi masalah bagi nyamuk, sebab tubuh manusia juga
akan segera bereaksi membekukan darah pada lubang yang dibuat
nyamuk dan menutup luka tersebut. Artinya, nyamuk tidak akan bisa
mengisap darah lagi.
Akan tetapi, masalah ini dapat diatasi. Sebelum mulai mengisap
darah, ia menyuntikkan cairan khusus dari tubuhnya ke dalam irisan
yang telah terbuka. Cairan ini menetralkan enzim pembeku darah.
Maka, nyamuk dapat mengisap darah yang ia butuhkan tanpa terjadi
pembekuan darah. Rasa gatal dan bengkak pada titik yang digigit
nyamuk diakibatkan oleh cairan pencegah pembekuan darah ini.

“Segala sesuatu yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Allah.
Dialah Yang Mahabesar, Maha Bijaksana. Kekuasaan dari langit dan
bumi adalah miliknya. Ia memberikan hidup dan menjadikan mati. Ia
memiliki kekuasaan atas segala sesuatu.” (QS. Al Hadid, 57:1-2)

Lebah Madu
Lebah merupakan hewan yang masuk dalam kelompok serangga,
yang disebut Al-Quran sebagai hewan penghasil madu yang
bermanfaat sebagai obat penyakit bagi manusia. Untuk dapat
menghasilkan madu tersebut Allah wahyukan terhadap lebah untuk
membuat sarang dan memakan buah-buahan serta mengikuti jalan
yang telah ditetapkan baginya. Allah berfirman dalam Al-Quran.

103 53509284.doc
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia,” kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan
dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-
Nahl, 16:68-69)

Dari ayat di atas kita akan coba cermati bagaimana lebah membuat
sarang-sarangnya, makanan yang dihisap dan proses yang terjadi
dalam memproduksi madu, juga zat apa saja yang menjadi kandungan
pada madu yang menjadi obat penyembuh itu.

a. Sarang Lebah.
Bagaimana bentuk sarang lebah madu dan keistimewannya yang
dibuat hewan ini, Harun Yahya mengungkapkan, sarang yang
dibangun lebah dapat menampung 80 ribu lebah yang hidup dan
bekerja bersama-sama, dengan menggunakan sedikit bagian dari lilin
lebah.
Sarang tersebut tersusun atas sarang madu berdinding lilin lebah,
dengan ratusan sel-sel kecil pada kedua permukaannya. Semua sel
sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban teknik ini dicapai
melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan sel-sel ini
untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
Selama jutaan tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam
untuk membangun sarangnya. (Sebuah fosil lebah yang berusia 100
juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa mereka
memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli
matematika memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah
bentuk geometris yang paling cocok untuk memanfaatkan setiap area
unit secara maksimum”. Jika sel-sel sarang madu dibangun dengan
bentuk lain, akan terdapat area yang tidak terpakai, sehingga lebih
sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit lebah yang
mendapatkan manfaatnya.
Sel berbentuk segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit
dalam pembangunannya, dan menyimpan madu paling banyak. Lebah
tentu tidak akan mampu menghitung ini, yang hanya dapat dilakukan
manusia dengan perhitungan geometris yang rumit. Hewan kecil ini
menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka
diajari atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Desain sel segi enam ini sangat praktis dalam banyak hal. Sel-sel
tersebut pas saat disusun dan menggunakan satu dinding bersama-
sama. Sekali lagi, hal ini menjamin penyimpanan maksimal dengan lilin

104 53509284.doc
minimal. Kendatipun agak tipis, dinding sel ini cukup kuat untuk
menahan berat beberapa kali lebih besar dari beratnya sendiri.
Satu hal lain yang dipertimbangkan ketika membangun sarang
madu adalah kemiringan sel. Dengan menaikkan kemiringan sel 13°
pada kedua sisinya, lebah mencegah sel berposisi sejajar dengan
tanah. Dengan demikian, madu tidak akan bocor dari mulut sel.
Selagi bekerja, lebah madu saling bergelantungan membentuk
lingkaran dan bergerombol. Dengan melakukan hal ini, mereka
menghasilkan suhu yang dibutuhkan untuk produksi lilin. Kantung kecil
dalam perut mereka memproduksi cairan transparan, yang mengalir
keluar dan mengeraskan lapisan lilin tipis. Lebah mengumpulkan lilin
dengan menggunakan kait kecil pada kakinya. Mereka memasukkan
lilin ini ke dalam mulut, lalu mengunyah serta memprosesnya sampai
lilin tersebut cukup lunak, dan membentuknya dalam sel. Sejumlah
lebah bekerja bersama untuk menjaga suhu yang dibutuhkan tempat
kerja mereka, agar lilin tersebut tetap lunak dan mudah dibentuk.
Ada satu hal lagi yang menarik untuk diketahui: pembangunan
sarang madu dimulai dari bagian atas sarang dan berlanjut ke bawah
secara bersamaan pada dua atau tiga baris yang terpisah. Sementara
potongan sarang madu berkembang ke arah yang berbeda, pertama-
tama bagian bawah dari dua baris tersebut menyatu. Proses ini
dilaksanakan dengan selaras dan tertata secara menakjubkan. Oleh
karena itu, sulit dimengerti bahwa sarang madu sebenarnya terdiri
atas tiga bagian terpisah. Potongan-potongan sarang madu, yang
pembangunannya dimulai dari arah yang berbeda-beda, diatur begitu
sempurna, sehingga kendatipun terdapat ratusan sudut berbeda
dalam strukturnya, sarang tetap tampak seperti satu sarang yang
seragam.
Untuk pembangunan tersebut, lebah harus terlebih dahulu
memperhitungkan jarak antara titik awal dan titik sambungan. Lalu,
mereka mendesain dimensi sel tersebut sesuai dengan ini. Bagaimana
perhitungan yang demikian rumit dapat dilakukan oleh ribuan lebah?
Hal ini senantiasa menakjubkan para ilmuwan.
Sungguh sangat tidak rasional bila kita mengira bahwa lebah telah
menyelesaikan tugas ini, yang hampir tak mampu dilakukan manusia
sendiri. Hal ini melibatkan organisasi yang sedemikian rumit dan
terperinci, mustahil mereka bisa melakukannya sendiri. Semua ini
karena ilham dari Allah bagi lebah madu.
Lebah diberi petunjuk oleh sebuah sumber unik dan karenanya
mereka berhasil melaksanakan pekerjaan mereka—yang tanpa
petunjuk ini tak akan mampu mereka lakukan. Bukan naluri—sebuah
istilah tanpa arti—yang menunjuki lebah, melainkan “wahyu” yang
disebutkan dalam Surat an-Nahl. Binatang mungil ini melaksanakan
program yang telah ditetapkan Allah bagi mereka secara khusus.

105 53509284.doc
“Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang
melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.” (QS. Al Jatsiyah, 45:4)

b. Cara Menemukan Makanan


Lebah biasanya harus terbang menempuh jarak jauh dan menjajagi
wilayah luas untuk menemukan makanan. Mereka mengumpulkan
serbuk sari bunga dan bahan pembuat madu dalam jarak 800 m dari
sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga, terbang kembali
ke sarangnya untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga
tersebut. Bagaimana lebah ini menjelaskan lokasi bunga kepada lebah
lain di sarang?
Dengan menari!… Lebah yang kembali ke sarangnya mulai menari.
Tarian ini adalah sarana ekspresi, yang mereka gunakan untuk
memberi tahu lebah lain tentang lokasi bunga. Tarian yang diulang-
ulang lebah tersebut mengandung semua informasi tentang sudut,
arah, jarak, dan informasi perincian lain tentang sumber makanan,
sehingga lebah lain dapat mencapai tempat itu.
Tarian ini berbentuk angka “8” yang diulang terus-menerus oleh
lebah tersebut (lihat gambar di atas). Lebah tersebut membentuk
bagian tengah angka “8” dengan mengibas-ngibaskan ekor dan
bergerak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan garis matahari-
sarang menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat (lihat
gambar di atas).
Akan tetapi, sekadar mengetahui arah sumber makanan tidaklah
cukup. Lebah pekerja juga harus “mengetahui” seberapa jauh mereka
harus menempuh perjalanan mengumpulkan bahan pembuat madu.
Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut memberitahukan jarak serbuk
bunga dengan gerakan tubuh tertentu, yakni dengan menggoyangkan
bagian bawah tubuhnya dan menimbulkan aliran udara. Misalnya,
untuk “menjelaskan” jarak 250 m, ia mengibaskan bagian bawah
tubuhnya lima kali dalam setengah menit. Dengan demikian, lokasi
pasti sumber makanan tersebut dapat dijelaskan dengan terperinci,
baik tentang jarak maupun arahnya.
Ada masalah baru bagi lebah yang memerlukan waktu lama untuk
terbang ke sumber makanan. Saat lebah—yang hanya mampu
menjelaskan sumber makanan berdasarkan arah matahari—kembali ke
sarangnya, matahari bergeser 1° setiap 4 menit. Akhirnya, lebah akan
melakukan kesalahan 1° setiap 4 menit perjalanannya, yang ia beri
tahukan pada lebah-lebah lain.
Anehnya, lebah ini tidak menghadapi persoalan tersebut! Mata
lebah terdiri atas ratusan mata segi enam kecil. Setiap lensa berfokus
pada satu wilayah sempit, persis seperti teleskop. Lebah yang melihat
ke arah matahari pada waktu tertentu di siang hari akan selalu dapat
menentukan lokasinya saat terbang. Lebah melakukan perhitungan ini
dengan memanfaatkan perubahan cahaya matahari berdasarkan

106 53509284.doc
waktu. Akibatnya, lebah menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah,
dengan melakukan koreksi dalam informasi yang ia berikan di dalam
sarang ketika matahari bergerak maju.

Lebah madu dapat mengetahui kalau bunga yang ia temui telah


didatangi dan diambil nektarnya lebih dahulu oleh lebah lain, dan ia
segera meninggalkannya. Dengan demikian, ia menghemat waktu dan
tenaga. Lalu, bagaimana seekor lebah mengetahui, tanpa memeriksa,
bahwa nektar bunga tersebut telah diambil?
Ini terjadi karena lebah yang mendatangi bunga terlebih dahulu
menandainya dengan tetesan berbau khas. Begitu seekor lebah baru
mengunjungi bunga yang sama, ia mencium bau tersebut dan
mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna dan
karenanya langsung pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah
tidak membuang waktu pada bunga yang sama.

c. Kehidupan Sosial Lebah dan Penjagaan Madu


Kehidupan lebah di sarang dan produksi madunya sangatlah
menakjubkan. Tanpa membahas terlalu terperinci, marilah kita amati
ciri-ciri utama “kehidupan sosial” lebah. Lebah harus melaksanakan
banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini dengan organisasi
yang luar biasa.
Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki kualitas
perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada
kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta
kehilangan kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang
harus 35°C selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga
suhu dan kelembapan sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok
khusus yang bertugas menjaga ventilasi.
Jika hari panas, terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang.
Jalan masuk sarang dipenuhi lebah. Sambil menempel pada struktur
kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang standar,
udara yang masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain.
Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara
ke semua sudut sarang. Sistem ventilasi ini juga bermanfaat
melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.
Upaya lebah untuk menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya
pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat
sistem pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengendalikan
segala peristiwa yang mungkin menimbulkan bakteri. Tujuan utama
sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang mungkin menimbulkan
bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang.
Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika
suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada
tindakan pencegahan ini, semua lebah bereaksi untuk mengusirnya
dari sarang.

107 53509284.doc
Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari
sarang, digunakan mekanisme pertahanan lain. Lebah membalsam
benda asing tersebut. Mereka memproduksi suatu zat yang disebut
“propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman. Resin lebah ini diproduksi
dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka keluarkan dari
tubuh kepada resin yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti pinus,
hawwar, dan akasia. Resin lebah juga digunakan untuk menambal
keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada retakan, resin
tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk
permukaan yang keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari
ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam semua
pekerjaan mereka.

d. Madu Sebagai Obat


Madu tersusun atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan
fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium,
natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga mengandung
vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai
dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu
terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta
beberapa jenis hormon.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran, madu adalah “obat bagi
manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang
bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture
Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September
1993 di Cina. Konferensi tersebut membahas pengobatan dengan
menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika
mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari, dan propolis dapat
mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter Rumania mengatakan
bahwa ia mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan
2002 dari 2094 pasiennya sembuh total. Para dokter Polandia juga
menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa resin lebah dapat
membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir, masalah
kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Dewasa ini, apikultur dan produk lebah telah membuka cabang
penelitian baru di negara-negara yang sudah maju dalam hal ilmu
pengetahuan. Manfaat madu lainnya dapat dijelaskan di bawah ini:
Mudah dicerna: Karena molekul gula pada madu dapat berubah
menjadi gula lain (misalnya fruktosa menjadi glukosa), madu mudah
dicerna oleh perut yang paling sensitif sekalipun, walau memiliki
kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan usus untuk
berfungsi lebih baik.
Rendah kalori: Kualitas madu lain adalah, jika dibandingkan dengan
jumlah gula yang sama, kandungan kalori madu 40% lebih rendah.
Walau memberi energi yang besar, madu tidak menambah berat
badan.

108 53509284.doc
Berdifusi lebih cepat melalui darah: Jika dicampur dengan air
hangat, madu dapat berdifusi ke dalam darah dalam waktu tujuh
menit. Molekul gula bebasnya membuat otak berfungsi lebih baik
karena otak merupakan pengonsumsi gula terbesar.
Membantu pembentukan darah: Madu menyediakan banyak energi
yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan darah. Lebih jauh lagi, ia
membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam
mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga berfungsi
sebagai pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan
arteriosklerosis.
Membunuh bakteri: Sifat madu yang membunuh bakteri disebut
“efek inhibisi”. Penelitian tentang madu menunjukkan bahwa sifat ini
meningkat dua kali lipat bila diencerkan dengan air. Sungguh menarik
bahwa lebah yang baru lahir dalam koloni diberi makan madu encer
oleh lebah-lebah yang bertanggung jawab merawat mereka—seolah
mereka tahu kemampuan madu ini.
Royal jelly: Royal jelly adalah zat yang diproduksi lebah pekerja di
dalam sarang. Zat bergizi tinggi ini mengandung gula, protein, lemak,
dan berbagai vitamin. Royal jelly digunakan untuk menanggulangi
masalah-masalah yang disebabkan kekurangan jaringan atau
kelemahan tubuh.
Jelaslah bahwa madu, yang diproduksi jauh melebihi jumlah
kebutuhan lebah, dibuat untuk kepentingan manusia. Dan telah jelas
pula bahwa lebah tidak dapat melakukan tugas-tugas yang sedemikian
sulit “dengan sendirinya”.

“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-


macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan
bagi manusia.” (QS. An-Nah, l6:68-69)

“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.“ (QS. Al Jatsiyah, 45:
13)

Unta
Unta dikenal sebagai binatang yang hidupnya di padang pasir
dengan iklim yang kering di darah Timur Tengah dan daerah Eropa.
Binatang ini sering disebut dalam Al-Quran karena memiliki
keistimewaan yang tak dimiliki binatang lain dalam kelompok mamalia.
Allah menuntut suatu perhatian kita mengenai binatang unta ini.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia


diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-
gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia

109 53509284.doc
dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan.” (QS. Al Ghasiyah, 88:17-
21)

Tidak diragukan lagi bahwa semua makhluk, dengan kemampuan


mereka, menunjukkan kekuasaan dan pengetahuan tak terbatas dari
Pencipta mereka. Allah mengungkapkan hal ini dalam berbagai ayat Al
Quran, mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang Dia ciptakan
sebenarnya adalah sebuah tanda, yaitu lambang dan peringatan.
Yang menjadikan unta “makhluk hidup istimewa” adalah struktur
tubuhnya, yang tidak terpengaruh oleh kondisi alam paling keras
sekalipun. Tubuhnya memiliki beberapa keistimewaan, yang
memungkinkan unta bertahan hidup berhari-hari tanpa air dan
makanan, dan mampu mengangkut beban ratusan kilogram selama
berhari-hari.

“Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada


yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS.Yunus, 10:6).

a. Binatang Padang Pasir


Sebagai binatang padang pasir, unta memiliki kekhususan dalam
tubuhnya. Kepala unta terlindung dari kondisi yang ada di padang
pasir. Bulu mata memiliki sistem pengaitan. Dalam keadaan bahaya,
bulu ini secara otomatis menutup. Bulu mata yang saling berkait ini
mencegah masuknya partikel debu ke mata. Hidung dan telinga
ditutupi oleh bulu panjang agar terlindungi dari debu dan pasir.
Lehernya yang panjang memungkinkan hewan ini mencapai dan
memakan dedaunan yang berada 3 m di atas tanah.
Kaki unta memiliki dua jari kaki yang dihubungkan dengan bantalan
elastis. Struktur ini, yang memungkinkan unta mencengkeram tanah
dengan erat, terdiri dari empat bola berlemak. Ini sangat cocok untuk
berbagai jenis kondisi tanah. Kuku melindungi kaki dari kemungkinan
rusak akibat benturan.
Lututnya tertutup kapalan, yang terbentuk dari kulit sekeras dan
setebal tanduk. Ketika hewan ini berbaring di pasir yang panas,
struktur berkapalan ini melindunginya dari luka akibat permukaan
tanah yang sangat panas.
Punuk unta, yang berupa gundukan lemak, menyediakan sari
makanan bagi hewan ini secara berkala ketika ia mengalami kesulitan
makanan dan kelaparan. Dengan sistem ini, unta dapat hidup hingga
tiga pekan tanpa air. Selama masa ini, unta kehilangan 33% berat
badannya. Dalam kondisi yang sama, seorang manusia akan
kehilangan 8% berat badannya dan meninggal dalam waktu 36 jam,
dan kehilangan seluruh air dari tubuhnya.

110 53509284.doc
Bulu tebal ini terdiri atas rambut yang tebal dan kusut, yang tidak
hanya melindungi tubuhnya dari kondisi cuaca dingin maupun panas,
tetapi juga mengurangi kehilangan air dari tubuh. Unta Dromedari
dapat memperlambat penguapan air dengan meningkatkan suhu
tubuhnya sampai 41°C. Dengan cara ini, ia mencegah kehilangan air.
Dengan bulu tebalnya, unta dapat bertahan hidup dengan suhu
hingga 50°C di musim panas dan hingga -50°C di musim dingin. Unta
Dromedari dapat bertahan pada suhu -52°C, di wilayah-wilayah paling
tinggi di Asia Tengah.
Unta dapat bertahan hidup tanpa makanan dan air selama delapan
hari pada suhu 50°C. Pada masa ini, ia kehilangan 22% dari
keseluruhan berat badannya. Sementara manusia akan sekarat jika
kehilangan air setara dengan 12% berat badan, seekor unta kurus
dapat bertahan hidup kendatipun kehilangan air setara dengan 40%
keseluruhan berat badan. Penyebab lain kemampuannya bertahan
terhadap haus adalah adanya mekanisme yang memungkinkan unta
meningkatkan suhu tubuh-dalamnya hingga 41°C. Dengan demikian, ia
mampu meminimalkan kehilangan air dalam iklim panas yang ekstrem
di gurun pasir pada siang hari. Unta juga mampu mengurangi suhu
tubuh-dalamnya hingga 30°C pada malam yang dingin di padang pasir.
Unta mampu mengonsumsi air hingga 30 liter, yaitu sekitar
sepertiga dari berat badannya, dalam waktu kurang dari 10 menit. Di
samping itu, unta memiliki struktur selaput lendir dalam hidungnya
yang seratus kali lebih besar dari yang ada pada manusia. Dengan
selaput lendir hidungnya yang besar dan melengkung, unta mampu
menyerap 66% kelembapan yang ada di udara.
Sebagian besar binatang mati keracunan ketika urea yang
tertimbun dalam ginjal berdifusi ke dalam darah. Akan tetapi, unta
menggunakan air dan makanan secara maksimal dengan melewatkan
urea ini berkali-kali melalui hati. Struktur darah dan sel unta
dikhususkan untuk membuat hewan ini hidup lama tanpa air dalam
kondisi padang pasir.
Dinding sel hewan ini memiliki struktur khusus yang mampu
mencegah kehilangan air secara berlebihan. Di samping itu, komposisi
darah mencegah terjadinya pelambatan peredaran darah, bahkan
ketika jumlah air di dalam tubuh unta berkurang hingga batas
minimum. Selain itu, dalam darah unta terdapat lebih banyak enzim
albumin, yang memperkuat ketahanan terhadap haus, dibandingkan
dalam darah makhluk hidup lain.

b. Fungsi Punuk dan Bulu Kulit


Punuk adalah pendukung lain bagi unta. Seperlima dari seluruh
berat badan unta tersimpan dalam bentuk lemak pada punuknya.
Penyimpanan lemak tubuh hanya pada satu bagian tubuh mencegah

111 53509284.doc
pengeluaran air dari seluruh tubuhnya—yang berkaitan dengan lemak.
Ini memungkinkan unta menggunakan air secara minimum.
Walau mampu mengonsumsi 30-50 kg makanan dalam sehari,
dalam kondisi yang keras unta mampu bertahan hidup hingga sebulan
hanya dengan 2 kg rumput sehari. Unta memiliki bibir yang sangat
kuat dan mirip karet, yang memungkinkannya memakan duri yang
cukup tajam untuk menusuk kulit tebal. Di samping itu, unta memiliki
lambung berbilik empat dan sistem pencernaan yang sangat kuat,
yang mampu mencerna apa pun yang ia makan. Ia bahkan mampu
memakan bahan-bahan seperti karet India, yang tidak dapat dianggap
sebagai makanan. Sungguh jelas bagaimana pentingnya kualitas ini
pada iklim yang sedemikian kering.
Mata unta memiliki dua lapisan bulu mata. Bulu mata ini saling kait
seperti perangkap dan melindungi matanya dari badai pasir yang kuat.
Selain itu, unta mampu menutup lubang hidungnya, sehingga pasir
tidak dapat masuk.
Bulu tebal yang tidak tertembus pada tubuh unta mencegah
matahari padang pasir yang terik mencapai kulitnya. Bulu ini juga
menghangatkan unta dalam kondisi cuaca yang membekukan. Unta
padang pasir tidak terpengaruh oleh suhu hingga setinggi 50°C, dan
unta Baktria yang berpunuk dua mampu bertahan hidup pada suhu
hingga serendah -50°C. Unta jenis ini mampu bertahan hidup bahkan
pada lembah-lembah dataran tinggi, 4000 m di atas permukaan laut.
Kaki unta, yang terlalu besar bagi tungkainya, secara khusus
“didesain” dan diperlebar untuk membantunya berjalan di atas pasir
tanpa terperosok. Kaki ini telapaknya luas dan menggembung. Selain
itu, kulit tebal khusus di bawah telapak kaki merupakan perlindungan
terhadap pasir yang membakar.
Sebagaimana makhluk hidup lain, unta sudah pasti tidak dapat
melakukan satu pun untuk mewujudkan keistimewaan yang ada dalam
tubuhnya seperti membentuk lendir dalam hidungnya, punuk di
punggungnya atau mendesain hidung dan struktur mata yang mampu
melindungi masuknya pasir akibat angin tornado dan badai serta
membuat keistimewaan lainnya dengan sendirinya. Semua
keistimewaan yang dimilikinya merupakan sebagai desain dan
ciptaaan Allah. Sebagaimana makhluk lain, unta juga dilengkapi
banyak kualitas istimewa, lalu ditempatkan di muka bumi sebagai
tanda kebesaran sang Pencipta.
Unta diciptakan dengan ciri-ciri fisik yang luar biasa ini untuk
melayani umat manusia. Umat manusia sendiri diwajibkan untuk
melihat penciptaan di seluruh jagat raya dan tunduk kepada sang
Pencipta segala makhluk: Allah SWT.

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah


menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit dan apa

112 53509284.doc
yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan
batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan)
Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang
memberi penerangan.” (QS. Lukman, 31:20)

113 53509284.doc
BAB DELAPAN

SISTEM KEHIDUPAN DALAM ALAM SYAHADAH

Al-Quran sebagai kitab suci yang diturunkan Allah swt lewat Nabi
Muhammmad saw, disamping menginformasikan mengenai alam
semesta, bumi, langit, serta apa yang ada di dalamnya, juga berisi
informasi sistem kehidupan yang lebih terkait dengan keberadaan
manusia. Informasi mengenai alam semesta ditunjukkan berupa ayat-
ayat yang disampaikan secara global, sebagaimana yang telah kita
diskusikan pada bab-bab terdahulu. Sistem kehidupan di alam
syahadah yang terkait dengan existensi manusia, baik sebagai individu
maupun masyarakat, berupa ayat-ayat yang disampaikan secara
detail.
Imaduddin Abdulrohim dalam Islam Sistem Nilai Terpadu,
menjelaskan alam syahadah dinamai juga ”dunia”. Kata ”dunia” ini
adalah jama’ dari kata ”danaa”, artinya dekat. Pengertian ”dekat” ini
mencakup dua hal. Pertama, dekat dalam arti ruang yaitu ”jarak” yang
biasa diukur dengan ukuran panjang. Kedua, dekat dalam arti waktu,
yaitu ”sekarang” bukan tahun depan atau sepuluh tahun yang lalu.
Jadi kata ”dunia” ini mengandung pengertian ”Segala sesuatu yang
ada di sekitar kita pada masa kini”. (Dr. Ir. Muhammad Imaduddin
Abdulrohim, MSc, Islam Sistem Nilai Terpadu, Gema Insani Press,
Jakarta, 2002)
Terkait kehidupan manusia di alam syahadah atau dunia ini Allah
telah menyampaikan wahyu (ayat-ayat Al-Quran) secara mendetail
mengenai sistem kehidupan yang terdiri dari subsistem-subsistem
ideologi, politik, ekonomi, hukum, pendidikan dan sosial, sejarah
kemanusiaan, seni dan kebudayaan serta sains dan teknologi. Masing-
masing subsistem saling terkait satu dengan yang lain tanpa bisa
dipisahkan.
Ayat-ayat yang disampaikan secara global, memberikan ilham pada
manusia untuk menumbuhkan keyakinan dan keimanan yang
mendalam dengan memahami tanda-tanda kebesaran Allah, sekaligus
menumbuhkan sikap kreatifitas dalam mengelola alam sesuai
sunnatullah. Ayat-ayat yang disampaikan secara mendetail mengenai
sistem kehidupan ini, memberikan petunjuk pada manusia bagaimana
mesti meletakkan landasan pemikirannya sesuai kehendakNya,
sekaligus mentaati hukum dan ketentuannya dalam setiap aktivitasnya
di dunia ini.

A. IDEOLOGI

114 53509284.doc
Ideologi adalah sebuah istilah yang lahir pada tahun 1796 yang
dikemukakan filsuf Perancis bernama Destutt de Tracy dan
kemudian dipakai Napoleon. Istilah itu berasal dari dua kata ideos yang
artinya gagasan, dan kata logos yang artinya ilmu. Dengan demikian,
ideologi ialah sebuah ilmu tentang masa depan, sehingga bisa
disimpulkan bahwa ideologi ialah sebuah ilmu tentang masa depan.
Gagasan ini juga sebuah cita-cita atau kombinasi dari keduanya, yaitu
cita-cita masa depan. Sungguhpun cita-cita masa depan itu sebagai
sebuah utopia, atau impian, tetapi sekaligus juga merupakan gagasan
ilmiah, rasional, dan bahkan juga empirisme yang bertolak dari analisis
masa kini. Ideologi ini tidak sekedar gagasan, melainkan gagasan yang
diikuti dan dianut sekelompok besar manusia atau bangsa, sehingga
karena itu ideologi bersifat menggerakkan manusia untuk
merealisasikan gagasan tersebut. (Sarbini, Islam di tepian Revolosi,
Ideologi Pemikiran dan Gerakan, Pilar media, Yogyakarta, 2005)
Ideologi dari suatu masyarakat terkait dengan visi, cita-cita, cara
pandang, norma dan sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Ideologi seperti suatu nafas yang dimiliki seseorang, dia menjadi
bagian dari dirinya dan akan terus dipertahankan dan diperjuangkan
sampai akhir hidupnya.
Dalam hal ini ideologi mengalami tiga tahapan. Pertama, cara
melihat dan menangkap alam semesta sebagai bagian dari existensi
manusia. Kedua, cara memahami dan menilai semua gagasan atau
ide-ide yang membentuk lingkungan sosial. Ketiga, usulan-usulan,
metode-metode dan pendekatan untuk mengubah status quo
masyarakat dengan berbagai aspek kultural, ekonomi, politik, moral
melalui perubahan yang diinginkan dengan menjalankan misinya dan
kemajuan sosial yang diharapkan.
Dari uraian tahapan diatas, dapat dipahami bahwa ideologi
mengandung unsur-unsur visi, parameter, metode dan orientasi. Bagi
masyarakat yang beriman, unsur-unsur ideologi tersebut dapat
diperjelas sebagai berikut. Pertama, visi atau cara pandang dalam
menangkap alam semesta, yakni sebagai suatu kreasi atau ciptaan
Allah swt, yang secara keseluruhan mengikuti sunnatullah dan harus
diperlakukan menurut aturan-aturan Allah. Kelak setiap manusia
dituntut untuk mempertanggungjawabkan atas amanah yang Allah
telah berikan padanya untuk mengelola alam semesta (kholifatullah fil
ardhi)
Kedua, parameter atau tolok ukur yang digunakan dalam
memahami dan melakukan penilaian atas gagasan atau ide-ide yang
muncul untuk membentuk lingkungan sosial atau masyarakat. Dalam
hal ini parameter yang dipakai adalah berdasarkan nilai-nilai Islam,
yang diantaranya dengan landasan tauhid, berlaku arif dan adil untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera secara keseluruhan, karena
Islam adalah rahmatan lilalamin.

115 53509284.doc
Ketiga, metode yang dilakukan adalah dengan menggunakan
norma, aturan atau syariat yang telah ditetapkan oleh Allah, dalam
seluruh aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, pendidikan, hukum,
sosial dan lain sebagainya yang akan dibahas lebih lanjut pada subbab
berikutnya.
Keempat, orientasi dalam memperjuangkan dan mewujudkan
masyarakat dengan ideologi yang bersumber dari nilai Islam. Arah
tujuan dalam perjuangan mewujudkan ideologi Islam ini adalah untuk
mendapatkan keridhoan Allah (mardhotillah). Prinsip inilah yang akan
selalu memberikan motivasi dalam setiap perjuangan yang dilakukan.
Unsur-unsur ideologi sebagaimana diatas sebagai ideologi yang
bersumber dari nilai-nilai Al-Quran dan Sunah Nabi. Al-Quran
memberikan informasi mengenai ideologi ini dalam beberapa
penjelasan berikut. Bagi masyarakat yang memiliki visi, parameter,
metode yang dilakukan dan diperjuangkan dalam kehidupannya
dengan berlandaskan nilai-nilai tauhid, berlaku arif dan adil serta
berorientasi untuk mendapatkan keridhoan Allah (mardhotillah), maka
Allah menjanjikan kekuasaan berada di tangannya.

”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman


diantaramu dan mengerjakan amal-amal sholeh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka kholifah (berkuasa) di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa.” (QS. An-Nuur, 24:55)

Dalam ideologi masyarakat muslim, beriman berarti bertauhid,


mengesakan Allah swt dan beramal sholeh berarti melakukan aktivitas
yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat, bersikap arif dan adil
terhadap siapapun dalam memimpin dan mengelola masyarakat atau
pemerintahan. Orang-orang demikianlah yang akan mampu membawa
kecerahan, mendatangkan keberkahan dan rahmat Allah swt sehingga
akan terwujud masyarakat yang adil dan sejahtera. Pemerintahan
demikian akan langgeng dalam kepemimpinan mereka.
Pemerintahan yang memberlakukan ideologi non Islam, tidak adil,
cenderung otoritarian dan bersifat menindas, dinilai Allah sebagai
pemerintah yang berbuat aniaya dan kerusakan. Mereka akan
dihancurkan oleh Allah swt, seperti pemerintahan Fir’aun sebagaimana
diinformasikan dalam Al-Quran.

”Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi


dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas
segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan
membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun

116 53509284.doc
termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash,
28:4)

Mereka, orang-orang yang tertindas oleh pemerintahan dengan


ideologi kafir, yang otoritarian dan pemerintahan yang dzalim, Allah
akan menolongnya dan menjadikan mereka pemimpin serta akan
mewarisi bumi.

”Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang


tertindas dibumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin
dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)” (QS. Al-
Qashash, 28:5)

”Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu negeri-
negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya, yang telah Kami
beri berkah padanya. Dan telah Kami sempurnakan perkataan
Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan
kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun
dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” (QS. Al-A’raaf,
7:137).

Contoh yang sering disebut dalam Al-Quran adalah pemerintah


Fir’aun. Sebuah pemerintah yang dzalim, yang menolak nilai-nilai
tauhid yang ditawarkan Nabi Musa As. Bahkan dengan sikap
sombongnya Fir’aun mengaku dirinya sebagai Tuhan, ”Sesungguhnya
aku adalah Tuhanmu yang maha tinggi.” katanya kepada rakyatnya.
Fir’aun memerintah kaumnya secara otoriter, dengan hukum-hukum
thoghut (selain dari Allah) dengan melakukan penindasan terhadap
mereka. Pemerintahan demikian akhirnya Allah binasakan dan
digantikan oleh pemerintahan orang-orang mu’min.

”Kaum Musa berkata: ”Kami telah ditindas (oleh Fir’aun) sebelum


kamu datang kepada kami dan setelah kami datang. Musa menjawab:
Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan
kamu khalifah dibumi(Nya), maka Allah akan melihat pebuatanmu.”
(QS. Al-A’raaf, 7:129)

Atas masyarakat atau pemerintah dengan ideologi yang bersumber


dari nilai-nilai Islam, Allah mengambil perumpamaan sebagai pohon
yang baik, dengan akar yang teguh dan cabang menjulang ke
langit, serta memberikan buah yang baik pula, sebagaimana Firman
Allah :

”Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat


perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya
teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan

117 53509284.doc
buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu
ingat.”
(QS. Ibrahim, 14:24-25)

Sebuah ideologi menuntut pengikutnya agar memperjuangkannya


dengan penuh keyakinan, secara terus menerus tanpa pernah henti.
Terkadang harus menghadapi musuh dan tantangan yang cukup
besar. Allah akan selalu memberikan semangat dengan keimanan
yang ada dalam hati mereka, dengan kabar-kabar gembira.

”Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu),


melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tentram
karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-
Anfaal, 8:10)

Dan dalam memperjuangkan ideologi yang bersumber dari Allah


swt, maka konsistensi atas kebenaran dan loyalitas kepada pemimpin
akan mempengaruhi keberhasilan perjuangan mereka.

”Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janjiNya kepada kamu,


ketika kamu membunuh mereka dengan izinNya sampai pada saat
kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakau
perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang
kamu sukai. Diantaramu ada orang yang menghendaki dunia dan
diantara kamu ada yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah
memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu, dan
sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai
karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman.” (QS. Al-
Imran, 3:152)

Dan perjuangan dalam menegakkan ideologi yang bersumber dari


Allah swt, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Namun
kekalahan atau kemenangan dalam perlawanan menghadapi ideologi
lain tetap di tangan Allah. Sebagaimana Allah telah tunjukkan
bagaimana bangsa Romawi yang beragama Nasrani, dengan nilai-nilai
tauhid, harus berhadapan dengan bangsa Persia yang beragama
Majuzi. Pada masa perlawanan awal bangsa Romawi dapat dikalahkan
oleh bangsa Persia. Dan dengan pertolongan Allah, pada masa
berikutnya Allah memberikan kemenangan bangsa Romawi. Dan kabar
yang menggembirakan ini sampai kepada orang-orang mukmin
Madinah, sehingga mereka pun ikut bersuka cita, seperti
diinformasikan dalam Al-Quran.

118 53509284.doc
”Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang
terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam
beberapa tahun (lagi) . Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah
(mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu
bergembiralah orang-orang beriman, karena pertolongan Allah. Dia
menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Penyayang.” (QS. Ar-Ruum, 30:1-7)

Demikianlah Allah menjelaskan melalui ayat-ayatNya yang berkaitan


dengan ideologi Islam.

B. POLITIK

Implementasi ideologi yang bersumberkan dari nilai-nilai Al-Quran


dan Sunah, bagi orang-orang yang beriman merupakan suatu
kewajiban dan merupakan bukti dari keimanannya. Ideologi Islam
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terwujud dalam sistem
tata politik masyarakat atau pemerintah suatu negara yang Islamis.
Politik sebagai sistem kebijakan dan peraturan dalam pengelolaan
negara sangat mempengaruhi dan mewarnai kehidupan masyarakat
dan bangsanya. Warna politik dari pemerintahan atau negara
ditentukan oleh keyakinan ideologi yang dianutnya.
Sistem politik Islam merupakan tata peraturan dan perundang-
undangan serta kebijakan dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang bersumber dari nilai-nilai Islam yang agung dan
universal. Dalam sistem politik Islam, tujuan pembangunan politik
pemerintahan adalah menjalankan dan menegakkan syariat Islam.
Tegaknya syariat Islam dalam sebuah masyarakat akan mewujudkan
tatanan masyarakan dan bangsa yang adil, sejahtera, damai dan
penuh rahmat dan keberkahan Allah swt.
Bahwa tujuan pembangunan politik Islam adalah menegakkan
syariat dan hukum-hukum Allah ditunjukkan oleh ayat-ayat berikut.

”Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan


membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama
mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan). Dan Kami ciptakan besi yang
padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya,
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah maha Kuat lagi
maha Perkasa.” (QS. Al-Hadid, 57:25)

”(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di


muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan
zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang

119 53509284.doc
mungkar, dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj,
22:41)

”Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-
Imran, 3:104)

Dalam bukunya Khilafah dan Kerajaan, yang membahas mengenai


sistem politik Islam, Abul A’la Maududi mengawali uraian tentang
ajaran Al-Quran di bidang politik pemerintahan, yang secara ringkas
penulis kutipkan dengan penjelasan berikut ini.

1. Kekuasaan Tertinggi di Tangan Allah


Allah swt menciptakan manusia di dunia ini agar melakukan
pengabdian kepadaNya. Bagi orang-orang yang bertauhid, mereka
akan tunduk, patuh dan taat hanya kepada Allah semata. Dengan
demikian mereka akan mengikuti hukum dan undang-undang yang
telah Allah buat bagi manusia. Dialah pemegang kekuasaan tertinggi
di muka bumi. Allah berfirman dalam Al-Quran sebagai berikut:

”...Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan


agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf, 12:40)

”Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua


hamba-Nya dan diutusNya kepadamu malaikat-malaikat sebagai
penjaga. ...” (QS. Al-Anam, 6:61)

Kepatuhan dan ketaatan kepada selain Allah, akan merusak tauhid


mereka. Ketaatan terhadap hukum dan undang-undang selain dariNya,
yakni hukum dan undang-undang yang dibuat manusia akan
merendahkan derajat dan martabat manusia. Karena hukum dan
undang-undang manusia cenderung mengikuti hawa nafsunya. Lebih
tegas lagi, mereka yang tidak menggunakan hukum dan undang-
undang Allah dalam memutuskan perkara, termasuk golongan orang-
orang fasik, dzalim dan kafir. Sebagaimana firman Allah.

”...Dan barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa


yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang
kafir.” (QS. Al-Maidah, 5:44)

”...Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang


diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang zalim.” (QS. Al-
Maidah, 5:45)

120 53509284.doc
”... Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq.”
(QS. Al-Maidah, 5:47)

2. Rosul Sebagai Penyampai Hukum dan Undang-undang


Allah

Untuk bisa memahami Al-Quran sebagai hukum dan undang-undang


yang harus ditaati dan diukuti manusia di bumi, Allah mengutus
seorang Rosul. Rosul sendirilah yang menyampaikan hukum dan
Undang-undang Nya, serta Syariat-syariatNya kepada manusia. Dia
sendirilah yang menafsirkan dan menguraikan dengan ucapan dan
perbuatannya. Maka Rosul adalah seorang yang mewakili kekuasaan
tertinggi Allah di bidang hukum dan perundang-udangan dalam
kehidupan manusia.
Berdasarkan ini, maka ketaatan kepadanya adalah sama dengan
ketaatan kepada Allah. Dan Allah sendiri telah memerintahkan agar
manusia menerima perintah-perintah Rasul dan larangan-larangannya,
tunduk kepadanya tanpa perdebatan dan Dia berfirman bahwa
manusia tidak beriman kecuali mereka menjadikan Rasul sebagai
hakim dalam segala perselisihan yang terjadi diantara mereka, dan
setelah itu mereka tidak merasakan suatu keberatan akan apa yang
akan ditetapkan dan kemudian menerimanya dengan penerimaan
sepenuhnya.

”Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul melainkan untuk ditaati


dengan seizin Allah ...” (Q.S. (QS. An-Nisaa’, 4:64)
”Barangsiapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati
Allah.” (QS. An-Nisaa’, 4:80)

”Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran


baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin,
akan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan yang telah
mereka datangi, dan Kami biarkan masukkan ia ke dalam jahannam,
dan jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisaa’,
4:115)

”... Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah ia, dan apa
yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah, dan bertawakallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (QS.
Al-Hasyr, 59:7)

3. Al-Quran dan Sunah Sebagai Undang-Undang Tertinggi


Hukum Allah yang terurai dalam Al-Quran dan penjelasan tafsirnya
disampaikan oleh ucapan dan perbuatan Rasulullah (Sunah Rosul),
adalah undang-undang tertinggi yang bagi orang-orang mukmin tidak

121 53509284.doc
ada pilihan lain kecuali patuh dan taat kepadanya. Tidak ada seorang
muslim pun berhak mengeluarkan suatu hukum dalam suatu perkara
yang hukumnya telah dikeluarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Menyimpang dari hukum Allah dan Rasul-Nya adalah kebalikan dari
iman dan lawan baginya.

”Siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah ia telah


sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzab, 33:36)

”Dan mereka telah berkata : ”Kami telah beriman kepada Allah dan
Rasul dan kami menaati keduanya”. Kemudian sebagian dari mereka
berpaling sesudah itu. Sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang
yang beriman ! Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-
Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba
sebagian dari mereka menolak untuk datang.” (QS. An-Nuur, 24:47-48)

”Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil


kepada Allah dan Rasul-nya agar Rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka ialah ucapan : ”Kami mendengar dan kami patuh ”, dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nuur, 24:51)

4. Konsep Khilafah
Untuk mengimplementasikan konsep-konsep politik Islam di atas,
bentuk pemerintahan manusia yang benar, ialah adanya pengakuan
pemerintah akan kepemimpinan dan kekuasaan Allah dan Rasul-Nya di
bidang perundang-undangan, menyerahkan segala kekuasaan
legislatif dan kedaulatan hukum tertinggi terhadap keduanya dan
menyakini bahwa khilafahnya itu mewakili Sang Hakim yang
sebenarnya, yaitu Allah SWT. Kekuasaan-kekuasaannya dalam
kedudukan ini haruslah terbatas pada batasan yang telah disebutkan
diatas, baik kekuasaan-kekuasaan yang bersifat legislatif , yudikatif
maupun eksekutif.

”Dan telah Kami turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa


kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya (yakni kitab-kitab
yang diturunkan sebelumnya ) dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka
dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu ...”
(QS. Shaad, 38:260)

Doktrin tentang khilafah ialah bahwa segala sesuatu di atas bumi


ini, berupa daya dan kemampuan yang diperoleh seorang manusia,
hanyalah karunia dari Allah SWT. Dan Allah telah menjadikan manusia
dalam kedudukan sedemikian sehingga ia dapat menggunakan
pemberian-pemberian dan karunia-karunia yang dilimpahkan

122 53509284.doc
kepadanya di dunia ini sesuai dengan keridhaan-Nya. Berdasarkan hal
ini, maka manusia bukanlah penguasa atau pemilik dirinya sendiri,
tetapi ia hanyalah khalifah atau wakil Sang Pemilik yang sebenarnya.

”Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat :


”Sesungguhnya aku akan menjadikan menjadikan seorang khalifah di
muka bumi”. (QS. Al-Baqarah, 2:30)

”Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka


bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu sumber penghidupan
...” (QS. Al-A’raaf, 7:10)

”Apakah kamu tidak melihat bahwasanya Allah menundukan bagimu


apa yang ada di bumi ...” (QS. Al-Hajj, 22:65)

Namun khilafah ini tidak menjadi khilafah yang benar selama tidak
mengikuti hukum Sang Pemilik yang sebenarnya. Adapun sistem
pemerintahan yang memalingkan diri dari Allah, lalu menjadi sistem
yang terlepas bebas, memerintah dengan dirinya sendiri, untuk dirinya
sendiri,maka itu bukanlah khilafah, tapi itu pemberotakan atau kudeta
melawan Sang Penguasa yang hakiki.

”Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi: maka


barangsiapa yang kafir, akibat kekafirannya akan menimpa dirinya
sendiri, dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah
akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhan mereka, dan kekafiran
orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah
kerugian mereka belaka.” (QS. Faathir, 35:39)

Adapun yang diserahi khilafah yang sah dan benar ini bukanlah
perorangan, keluarga atau kelas tertentu, tapi komunitas secara
keseluruhan yang menyakini dan menerima prinsip-prinsip dan
gagasan-gagasan yang telah disebutkan tadi dan bersedia
menegakkan kekuasaannya atas dasar ini.

”... Allah akan menjadikan mereka sebagai khalifah-khalifah di atas


bumi ....”

Setiap individu di dalam kelompok kaum mukminin, ditinjau dari


pandangan ayat ini, adalah sekutu di dalam khilafah dan tidak seorang
manusia atau kelas pun berhak mencabut kekuasaan kaum mukminin
di dalam khilafah ini, lalu memusatkannya di tangannya sendiri. Begitu
pula, tidak seseorang atau kelas pun dapat mengklaim bahwa khilafah
Allah hanya dikhususkan baginya dan bukan bagi kaum mukminin
lainnya. Inilah yang membedakan khilafah islamiyah dari sistem
kerajaan, pemerintahan kelas atau pemerintahan para pendeta

123 53509284.doc
agama. Dan ini pulalah yang mengarahkan khilafah Islamiyah ke arah
demokrasi, meskipun terdapat perbedaan asasi antara demokrasi
Islami dengan demokrasi Barat – yaitu bahwa dasar pemikiran
demokrasi Barat bertumpu atas prinsip kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat. Adapun demokrasi dalam khilafah Islamiyah, rakyat
mengakui bahwa kekuasaan tertinggi ada di tangan Allah dan, dengan
sukarela dan atas keinginannya sendiri, menjadikan kekuasaan
dibatasi oleh batasan-batasan perundang-undangan Allah SWT.

5. Permusyawaratan
Dalam sistem politik dan pemerintahan Islam, untuk mengatur dan
memutuskan segala macam urusan, seperti pemilihan kepala negara
dan pejabat-pejabat yang bertanggung jawab (ulil amri), dan
penyusunan perundang-undangan, penetapan perkara-perkara
eksekutif haruslah berdasarkan permusyawaratn kaum muslimin, baik
yang diwujudkan secara langsung atau dengan cara memilih para
wakil rakyat di dalam suatu sistem pemilihan yang benar.

”Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut


terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepadaNya.” (QS. Ali Imran, 3:159)

”Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya


dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka diputuskan dengan
musyawarah antara merekadan mereka menafkahkan sebagian rezki
yang Kami berikan kepada mereka ...” (QS. Asy-Syuura, 42:38)

Keputusan yang diambil dalam musyawarah tersebut haruslah


bersandarkan sumber hukum Al-Quran dan Sunah Roasulullah, tidak
boleh bertentangan dan menyimpang dari kedua sumber hukum Islam
tersebut. Pengambilan keputusan dengan sistem suara terbanyak
(voting), yang menyebabkan keputusan yang diambil bertentangan
dengan Al-Quran dan Sunah harus dihindarkan. Bahkan Allah swt
menegaskan, mengikuti suara kebanyakan orang akan cenderung
menyesatkatkan, sebagaimana firmanNya.

”Katakanlah: ”Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun


banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada
Allah hai orang-orang yang berakal, agar kamu mendapat
keberuntungan.” (QS. Al-Maidah, 5:100)

124 53509284.doc
”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi
ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka
tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak
lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS. Al-Anam, 6:116)

6. Pemilihan Ulil Amri (Pemimpin)

Dalam pemilihan kepala negara, pejabat dan pimpinan


pemerintahan atau yang disebut ulil amri, harus memperhatikan
beberapa hal diantaranya:

a. Seorang pemimpin haruslah orang yang beriman.


”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya)
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan
Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih baik akibatnya.” (QS. An-
Nisaa’, 4:59)

b. Seorang pemimpin haruslah orang laki-laki


”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian harta mereka. ...” (QS. An-Nisaa’, 4:34)

c. Seorang pemimpin haruslah cerdas dan memiliki ilmu


yang luas
”Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan
menganugrahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah
memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan
Allah Maha Luas pemberianNya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-
Baqarah, 2:247)

d. Seorang pemimpin haruslah orang yang amanah


”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.” (QS. An-Nisaa’, 4:58)

e. Jangan memilih pimpinan yang lemah akal


”Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya (lemah akal) ...” (QS. An-Nisaa’, 4:5)

f. Jangan memilih orang yang mengikuti hawa nafsu.

125 53509284.doc
”.... Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan
adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi, 18:28)

C. EKONOMI

Ekonomi sebagai salah satu sub sistem kehidupan, mencakup


aktivitas penyediaan dan pemenuhan hajat hidup manusia dari
kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan papan (pakaian,
makan, dan tempat tinggal), juga kebutuhan sekunder seperti
pekerjaan, berkeluarga, bermasyarakat, memiliki sarana transportasi,
mendapatkan pendidikan, rekreasi, aktualisasi diri dan sebagainya.
Aktivitas ekonomi dalam kehidupan masyarakat demikian memerlukan
landasan falsafah, visi dan misi serta aturan perundangan menyangkut
aspek kepemilikan dan pengelolaan sumber daya alam, produksi dan
distribusi harta kekayaan, barang dan jasa yang dibutuhkan manusia
serta pengaturan dalam masalah financial dan perbankan.
Dengan memahami visi ideologis dalam suatu masyarakat
berdasarkan landasan tauhid, dengan adil dan arif serta sejahtera,
dengan penuh rahmat dan kasih sayang Allah, maka sistem ekonomi
Islam dijalankan sebagai implementasi syariat Islam.
Al-Quran sebagai firman Allah memberikan penjelasan mengenai
beberapa prinsip sistem ekonomi Islam sebagai berikut.

1. Alam Semesta Adalah Milik Allah


Pada hakekatnya segala yang ada di bumi, yang ada di langit dan
apa yang ada diantara keduanya adalah milik Allah swt. Alam semesta
adalah milik Allah dan ada dalam kekuasaanNya. Allah berfirman:

”Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di
dalamnya dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Maidah,
5:120)

”KepunyaanNyalah semua yang ada di langit, semua yang ada di


bumi, semua yang diantara keduanya dan semua yang di bawah
tanah.” (QS. Thaahaa, 20:6)

Air, tanah , udara dan sumber daya alam seluruhnya adalah milik
Allah. Manusia diberi wewenang untuk mengelola dan
mengusahakannya. Dan hak Allahlah yang menetapkan rezki pada
siapa saja yang dikehendakinya.

”Katakanlah: ”Sesungguhnya Tuhanku melapangkan reski bagi siapa


yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya, dan menyempitkan

126 53509284.doc
bagi (siapa) yang dikehendakiNya. Dan barang siapa saja yang kamu
nafkahkan, maka Allah akan menggantikannya dan Dia Pemberi Rezki
yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’, 34:39)

Harta kekayaan yang Allah telah karuniakan pada para hambaNya


ini sebagai penyempurna nikmat bagi manusia.

”Tidaklah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan


untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan
menyempurnakan untukmu nikmatNya lahir dan batin.” (QS. Lukman,
31:20)

2. Pengakuan Atas Kepemilikan Pribadi


Manusia diberi kewenangan oleh Allah sebagai amanah untuk
mengelola dan mengusahakan karunia Allah di alam semesta ini. Dari
hasil yang diusahakan tersebut sebagai rezki yang Allah telah berikan
kepada hamba-hambaNya. Manusia akan memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya.

”Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh apa yang telah


diusahakannya.” (QS. An-Najm, 53:39)

Dengan usha yang telah dilakukan manusia ini, maka ada sebagian
manusia yang memperoleh karunia lebih banyak dari sebagian yang
lain. Hal ini merupakan ketentuan dan kehendak Allah. Karenanya
dilarang sebagian yang satu merasa iri hati kepada sebagian yang lain.

”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (karena)
bagi laki-laki ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan dan
bagi wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisaa’, 4:32)

Dengan demikian dapat kita pahami bahwa harta kekayaan yang


diusahakan oleh sesorang dengan cara yang baik dan benar menurut
syariah diakui secara sah sebagai amanah Allah kepadanya. Dalam
ekonomi Islam, kepemilikan pribadi diakui dalam batas-batas tertentu
yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Adapun harta
yang diperoleh secara tidak sah dengan jalan batil tidak diakui dan
dibenarkan. Allah berfirman:

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesama dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

127 53509284.doc
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.” (QS.
An-Nisaa’, 4:29)
Allah juga melarang melakukan perniagaan atau jual beli dengan
cara yang curang, misalnya dengan jalan melebihkan ukuran,
kwantitas maupun kwalitas barang yang dibeli dari pihak lain, dan
sebaliknya mengurangi ukuran, kwantitas maupun kwalitas barang
yang akan dijualnya bagi pihak lain.

”Kecelakaan besarlah bagi ornag-orang yang curang, (yaitu) orang-


orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang
lain, mereka mengurangi.” (QS. Al-Muthaffifiin, 83: 1-3)

3. Kekayaan Tak Boleh Terkumpul Pada Sekelompok Kecil Orang


Meskipun kepemilikan pribadi dengan cara perolehan yang sah dan
benar diakui oleh Islam, namun harta kekayaan tersebut tidak boleh
dimiliki sekelompok orang saja. Dalam sistem kapitalisme, harta
kekayaan atau modal cenderung mengumpul pada kelompok kecil
orang yakni pada mereka yang kuat modalnya dan dekat dengan
kekuasaan. Mereka akan menguasai sarana produksi dan distribusi
barang dan jasa. Mereka akan semakin besar mendapatkan
keuntungan. Mereka akan semakin kaya. Merekalah para pemilik
modal (kapital). Sementara kelompok yang lain, karena
ketidakmampuan mereka, mereka menjadi kelompok miskin yang
tertindis. Sistem kapitalisme telah menciptakan situasi kemiskinan
struktural.
Kondisi demikian tidak dibenarkan dalam Islam. Allah
memerintahkan agar harta kekayaan harus bisa didistribusikan secara
merata dan melarang harta kekayaan tersebut beredar diantara orang-
orang kaya saja. Allah berfirman dalam Al-Quran.

”Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya
yang berasal dari penduduk kota, maka adalah untuk Allah, untuk
Rosul, kaum kerabat, anak-anak yang yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar
diantara orang-orang kaya saja diantaramu.” (QS. Al-Hasyr, 59:7)

Allah juga melarang orang-orang menyimpan harta kekayaan yang


didapat tanpa menafkahkan di jalan Allah. Karena harta kekayaan
tersebut sebagai karunia dari Allah, maka seharusnya juga digunakan
untuk kepentingan dalam beribadah kepada Allah, untuk menegakkan
dan menyebarkan Dienullah (Agama Islam).

”Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak


menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada

128 53509284.doc
mereka, (bahwa mereka) akan mendapatkan siksa yang pedih.” (QS.
At-Taubah, 9:34)

4. Larangan Pemberlakuan Riba


Dalam menunjang aktivitas perniagaan, perlu adanya dukungan
finansial dan perbankan. Sistem perbankan konvensional
memberlakukan adanya bunga bank atau riba. Perdagangan dengan
dukungan riba demikian dilarang dalam Islam sebagaimana firman
Allah dalam Al-Quran.

”Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya


mereka telah dilarang daripadanya dan karena mereka memakan
harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih.” (QS.
An-Nisaa’, 4:161)

”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan


tinggalkn sisa riba (yang belum di pungut) jika kamu orang-orang yang
beriman.” (QS. Al-Baqarah, 2:278)

Sistem finansial dan perbankan yang dibenarkan dalam menunjang


aktivitas perniagaan dalam ekonomi Islam adalah dengan sistem
syariah, yang tidak memberlakukan bunga bank (riba) tetapi
berdasarkan mudhorobah atau pembiayaan profit saring (bagi hasil).

5. Menafkankan Rizki di Jalan Allah


Atas harta kekayaan yang dimilikinya, seorang muslim harus
membayar zakat atas hartanya yang telah memenuhi batas
(nisab)nya. Zakat ini merupakan sarana distribusi sebagian kekayaan
orang-orang kaya yang ditujukan bagi orang miskin dan mereka yang
berhak mendapatkannya.
”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS. Al-
Israa’, 17:26)

”Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.” (QS. Adz-
Dzariat, 51:19)

Al-Quran juga menjelaskan siapa yang berhak menerima zakat


tersebut, yaitu fakir, miskin, amir zakat, muallaf, untuk
memerdekakan budak, orang yang berhutang, aktifitas sabilillah, dan
musyafir. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut.

129 53509284.doc
”Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan orang yang sedang dalam perjalanan
sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah, 9:60)

Dalam sebuah masyarakat atau pemerintahan Islam, pengelolaan


atas zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) bisa dilakukan oleh pemerintah
atau badan yang ditunjukkan untuk mengelolanya melalui Baitul Maal.
Baitul maal ini juga bisa dikembangkan menjadi sistem perbankan
syariah.
Dengan pengelolaan yang benar zakat, infak, shodaqoh ini dan juga
pengelolaan produksi barang-barang kebutuhan masyarakat banyak
oleh pemerintah Islam, dengan menegakkan syariah, menunaikan
amanah secara adil, maka akan dapat dicapai kesejahteraan
masyarakat keseluruhan.

130 53509284.doc
D. HUKUM

Sebagai tindak lanjut dari pilihan hidup menjadi orang yang


beriman yang harus menegakkan syariah Islam, maka berdasarkan
ideologi dan politik Islam, seorang mukmin diwajibkan untuk
memperjuangkan pemberlakuan hukum Islam dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa. Hukum Islam merupakan salah satu
implementasi dari syariah Islam dalam bidang konstitusi dan
perundang-undangan. Dalam sub sistem politik Islam, dimana
kedaulatan dan kekuasaan tertinggi ada di tangan Allah, maka dalam
mengambil kontitusi dan perundang-undangan yang dijalankan dalam
pemerintahan Islam harus bersumberkan dari Undang-undang tertinggi
dalam Islam yakni Al-Quran dan Hadits (Sunah Nabi). Dengan demikian
pembuatan konstitusi dan perundang-undangan yang harus dijalankan
dalam masyarakat dalam segala aspek harus bersumberkan dari Al-
Quran dan Hadits, serta produk hukum yang hendak diberlakukan juga
merupakan produk hukum Islam.
Al-Quran memberikan informasi dan penjelasan dalam beberapa
ayat, mengenai hukum yang harus diterapkan. Ayat-ayat tersebut
menjadi pedoman dan inspirasi dalam penyusunan hukum Islam yang
dapat dirinci sebagai berikut.

1. Hukum Publik
Secara umum, Islam mengharuskan para pemimpin (ulil amri) untuk
berlaku dan bertindak adil baik bagi diri sendiri maupun terhadap
orang lain. Apalagi bagi mereka yang mendapat amanah sebagai
pejabat Hakim, Jaksa, Pengacara dan pejabat terkait dengan
pelaksanaan dan penegakan hukum syariah.
Allah juga memerintahkan setiap orang-orang yang beriman agar
menegakkan keadilan, termasuk terhadap diri sendiri, orang tua,
maupun semua keluarganya. Allah berfirman dalam Al-Quran.

”Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-


benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya
ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kamu memutar-balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui
segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisaa’, 4:135)

Berbuat adil ini harus dilakukan secara konsisten, termasuk


terhadap orang yang tidak disukainya. Jangan sampai rasa benci
membuat seseorang berlaku tidak adil, sebagaimana firman Allah

131 53509284.doc
”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Maidah, 5:8)

2. Hukum Pidana
Pidana adalah segala bentuk perbuatan yang dilakukan oleh
seorang mukallaf, yang melanggar perintah atau larangan Allah yang
dikhitbahkan kepada orang-orang mukallaf yang dikarenakan ancaman
hukuman, baik sanksi (hukuman) itu harus dilaksanakan sendiri,
dilaksanakan penguasa, maupun Allah, baik tempat pelaksanaan
hukuman itu di dunia atau di akhirat. (Abdul Halim Barkatullah dan
Teguh Prasetyo, Hukum Islam, Pustaka Pelajat, Yogyakarta, 2006)
Mukallaf adalah orang yang telah memenuhi syarat untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya, dan jika melanggaran
aturan syariat akan dikenakan sanksi atau hukuman. Pidana dalam
bahasa Al-Quran dikenal dengan ”uqubat” atau ”jarimah”. Di kalangan
ulama salaf dikenal ”Al-Jinayat”. Yang dianggap sebagai tindakan
pidana di dalam Al-Quran diantaranya pembunuhan, pencurian,
perzinahan, tuduhan perzinahan, perusak atau pengacau keamanan,
pemberontakan, murtad, minum khomr, enggan melaksanakan hukum
Allah dan pelanggaran terhadap aturan Allah lainnya.
Atas tindakan pidanan ini seseorang akan mendapatkan sanksi
hukum atau uqubat atau jarimah. Bentuk-bentuk uqubah dalam Islam
antara lain adalah hudud, qishash, diyat, ta’zir, kifarat dan fidyah.
Bentuk hukuman tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, Al-Hudud adalah sanksi hukum yang tertentu dan mutlak
yang menjadi hak Allah, yang tidak dapat diubah oleh siapapun. Sanksi
itu wajib dilaksanakan, manakala syarat-syarat dari tindak pidana itu
terpenuhi. Sanksi ini dikenakan kepada kejahatan-kejahatan berat
seperti zina, sariqah, riddah, qadraf dan lain-lain.
Kedua, Al-Qishash dan Al-Diyat. Al-Qishash adalah sanksi hukuman
pembalasan seimbang, seperti membunuh terhadap si pembunuh. Al-
Diyat adalah sanksi hukuman dalam bentuk ganti rugi, seperti jika ahli
waris si terbunuh memberi maaf maka hukuman alternatif adalah
diyat. Sanksi hukum al-qishash dan al-diyat adalah merupakan sanksi
hukum perpaduan antara hak Allah dan hak manusia.
Ketiga, Ta’zir adalah sanksi hukum yang diserahkan kepada keputusan
hakim atau pihak berwenang yang berkompeten melaksanakan
hukuman itu, seperti memenjarakan, mengasingkan dan lain-lain.
Keempat, Kafarat dan Fidyah adalah sanksi hukum dalam bentuk
membayar denda, yang diserahkan pelaksanaannya kepada di

132 53509284.doc
pelanggar. Bentuk membayar denda ini berupa memerdekakan budak,
berpuasa, penyembelihan hewan atau memberi makan orang miskin.
Al-Quran memberikan penjelasan mengenai hukuman atas berbagai
macam bentuk tindak pidana, diantaranya sebagai berikut:

a. Pembunuhan
Dalam tindak pidana pembunuhan, Islam akan memberlakukan
hukuman qishaash, yaitu pembalasan yang setimpal, orang merdeka
dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, wanita dengan wanita.
Jika kemudian dari keluarga yang terbunuh memberikan pemaafan,
maka sanksi hukumnya adalah membayar diyat berat kepada yang
memberi maaf. Sebagaimana firman Allah berikut:

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kamu atas qishaash


berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan
orang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita,
Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema’afan dari saudaranya,
hendaklah (yang mema’afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah (yang diberi ma’af) membayar (diyat) kepada yang
memberi ma’af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu
adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat.
Barangsiapa yang melampui batas sesudah itu, maka baginya siksa
yang sangat pedih.” (QS. Al-Baqarah, 2: 178)

Pada ayat lain juga dijelaskan jika seorang mukmin terbunuh secara
tidak sengaja oleh mukmin lain, maka hukumannya dengan
memerdekakan seorang hamba sahaya mukmin dan membayar diyat
ringan pada keluarga terbunuh. Hal ini ditunjukkan dalam ayat berikut:

”Dan tidak layak bagi seorang mu’min membunuh seorang mu’min


(yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa
membunuh seorang mu’min karena tersalah (hendaklah) ia
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar
diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika
mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari
kaum yang memusuhimu, padahal ia mu’min, maka (hendaklah si
pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang mu’min. Dan jika ia
(si terbunuh)dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara
mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat
yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta
memerdekakan hamba sahaya yang mu’min. Barangsiapa yang tidak
memperolehnya, maka hendakalah ia (si pembunuh) berpuasa dua
bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Allah. Dan adalah
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nisaa’, 4:92)

133 53509284.doc
Adapun seorang mu’min yang dengan sengaja membunuh mu’min
lainnya, maka balasannya di akhirat kelak adalah neraka jahanam.
Sebagaimana firman Allah dalam ayat berikut.

”Dan barangsiapa yang menbunuh seorang mu’min dengan sengaja,


maka balasannya ialah jahannam, kekal ia didalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang
besar baginya.” (QS. An-Nisaa’, 4:92)

Masih banyak ayat-ayat yang lain yang menjelaskan tentang sanksi


tindak pidana pembunuhan dengan berbagai kriteria dan persyaratan
yang lain lagi.

b. Pencurian
Pencurian adalah mengambil barang-barang kepunyaam orang lain
(tanpa hak) secara sembunyi dan secara sengaja untuk maksud
memiliki. Pencuri yang melakukan pencurian, yang memenuhi
persyaratan yang ditentukan, akan dikenakan sanksi hukuman had
dalam bentuk potong tangan, yang dilaksanakan oleh penguasa. Hal
ini bisa kita lihat pada firman Allah berikut.

”Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah


tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka
kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” (QS. Al-Maidah, 5: 38)

Pencurian harta umum/negara secara diam-diam dalam bentuk


korupsi atau kolusi dapat dimasukkan ke dalam pencurian. Demikian
juga memanfaatkan atau mengambil barang orang lain tanpa hak,
termasuk juga dalam pencurian, memakan harta anak yatim (di luar
haknya). Sanksinya adalah neraka sebagaimana firman Allah.
”Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara
zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan
mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS.
An-Nisaa’, 4:10).

Juga memakan hasil riba adalah suatu tindakan pidana yang akan
mendapat sanksi dari Allah. Allah berfirman dalam Al-Quran.

”Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang

134 53509284.doc
larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
mengulangi (mengambil riba) maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah, 2 :
275).

c. Perzinahan
Terhadap orang yang melakukan perzinahan, yaitu berhubungan
intim tanpa ikatan perkawinan yang sah, Islam menetapkan hukuman
sanksi had berupa dera (hukum cambuk) seratus kali, baik terhadap
pezina laki-laki maupun pezina wanita. Dan pelaksanaan hukuman
dera tersebut perlu disaksikan oleh masyarakat. Allah berfirman dalam
Al-Quran.

”Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka derahlah


tiap-tiap orang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nuur, 24:2)

Dalam peradilan atas orang-orang yang melakukan zina harus ada 4


orang saksi yang kuat. Jika hanya sekedar tuduhan, maka mereka yang
menuduh itu dijatuhi hukuman dera sebanyak delapan puluh kali,
sebagaimana firman Allah.

”Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik


berbuat zina dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi,
maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera,
dam janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya.
Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nuur, 24:4)

Jika tuduhan perzinahan dilakukan oleh seorang suami terhadap


istrinya (li’an), yang dikuatkan dengan sumpah empat kali dan pada
kali kelima ia mengatakan : ”bahwa laknat Allah kepadanya jika ia
berbuat dusta”. Pada saat itu istrinya dapat dikenakan had zina,
karena ia (seolah-olah) sudah berzina. Sebagaimana firman Allah.

”Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka


tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka
persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah,
sesungguhnya dia adalah termasuk orang –orang yang benar. Dan
(sumpah) yang kelima bahwa la’nat Allah atasnya, jika dia termasuk
orang-orang yang berdusta.” (QS. An-Nuur, 24:6-7)

Untuk membebaskan diri dari had zina, si istri pun melakukan


pembelaan dengan mengucapkan sumpah empat kali yang

135 53509284.doc
menyatakan kedustaan suaminya dan pada kali yang kelima ia
menyebutkan ”bahwa Allah marah kepadanya, jika ia (suami)
termasuk orang yang benar”. Dengan demikian si istri pun terlepas
dari had zina, sebagaimana suami terlepas dari had zina karena li’an,
sebagaimana firman Allah.

”Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali


atas nama Allah, sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk
orang-orang yang dusta. Dan (sumpah) yang kelima, bahwa la’nat
Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar,”
(QS. An-Nuur, 24:6-9).

d. Pemberontakan
Pemberontakan merupakan gerakan makar terhadap suatu
pemerintahan muslim yang sah. Jika ada suatu kelompok yang
melakukan pemberontakan atau memusuhi sesama muslim, maka
disuruh perangi, sehingga mereka takluk dan berbuat adil. Perbuatan
permusuhan itu dilarang Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah
berikut.

”Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu
berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah
golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali
kepada perintah Allah, jika golongan itu telah kembali (kepada
perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan
berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.” (QS. Al-Hujurat, 49:9)

e. Murtad
Riddah atau murtad adalah keluar dari agama Islam. Terhadap
orang yang murtad, pertama perlu diberi kesempatan untuk bertobat.
Jika ia tidak mau bertobat, maka sanksi hukumnya adalah dibunuh,
mereka tidak dipotong kaki dan tangan dan tidak dibuang. Dan la’nat
Allah dan para malaikat akan ditimpakan kepada mereka,
sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran..

” ... Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia
mati dalam kekafiran, maka mereka inilah yang sia-sia amalannya di
dunia dan di akhirat, dan mereka inilah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah, 2:217)

”Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian


beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah
kekafirannya, maka sekali-sekali Allah tidak akan memberi ampunan

136 53509284.doc
kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang
lurus.” (QS. An-Nisaa’, 4:137)

”Bagaimana Allah akan menunjuki suatu kaum yang kafir sesudah


mereka beriman, serta mereka telah mengakui bah Rasul itu
(Muhammad) benar-benar rasul dan keterangan-keterangannya telah
datang kepada mereka? Allah tidak menunjuki orang-orang yang
dzalim. Mereka itu, balasannya ialah bahwasanya la’nat Allah
ditimpakan kepada mereka (demikian pula) la’nat para malaikat dan
manusia seluruhnya.” (QS. Ali Imran, 3:86-87)

f. Minum Khamar
Minum khamar adalah suatu tindakan pidana. Peminumnya berbuat
dosa. Al-Quran tidak menegaskan sanksi hukumnya. Sanksi hukumnya
dijelaskan hadits berupa had, yang dijelaskan penguasa.

”Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi, katkanlah :


”Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. ...” (QS.
Al-Baqarah, 2:219)

g. Pelanggaran Terhadap Aturan-aturan Ibadah dan Muamalat


Bagi yang melanggar sumpah, maka sanksinya berupa kafarah
dengan memberi makan sepuluh orang miskin, atau memberi pakaian
atau memerdekakan budak atau berpuasa tiga hari. Pelaksanaan
dilakukan sendiri oleh si pelanggar. Hal ini bisa kita lihat pada firman
Allah.

”Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang


tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kami
disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat
(melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin,
yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu,
atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang
budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka
kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat
sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan
jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu
hukum-hukumNya agar kamu bersyukur (kepadaNya).” (QS. Al-Maidah,
5:89)

Bagi mereka yang terkepung maka ia harus membayar fidyahnya


dengan menyembelih dam dan bagi mereka yang sakit atau ada
gangguan di kepala, maka sanksinya dengan berfidyah yaitu berpuasa
atau bersedekah atau berkorban. Apabila melakukan hajji tamattu,
maka wajib memberikan fidyah dengan menyembelih dan atau

137 53509284.doc
berpuasa tiga hari di tanah haram dan tujuh hari manakala sudah
berada di kampung halaman.

”Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka
(sembelihlah) korban yang mudah didapat, dan jangan kamu
mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. Jika ada diantaramu yang sakit atau ada gangguan
di kepalanya (lalu ia bercukur) maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu
berpuasa atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah
(merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah
sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban
yang mudah didapat. Tetapi jika jika ia tidak menemukan (binatang
korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa
haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah
sepuluh hari yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar
fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar)
Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan
bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras
siksaNya.” (QS. Al-Baqarah, 2:196)

3. Hukum Perdata
Hukum perdata ialah rangkaian dari aturan-aturan hukum yang
mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang yang satu dengan
orang yang lain di dalam masyarakat, seperti hubungan hukum jual
beli, sewa-menyewa, tukar-menukar, warisan dan sebagainya. Hukum
perdata bersama dengan hukum dagang digolongkan sebagai ”hukum
privat”, yaitu sebagai hukum yang mengatur kepentingan
perseorangan. (Hartono Hadisoeprapto, Pengantar Tata Hukum
Indonesia, Liberti, Yogayakarta, 2004)
Islam memberikan suatu pedoman bagi menyusunan peraturan dan
perundangan hukum perdata ini, yang bisa kita kaji diantaranya
menyangkut hukum perkawinan, hukum waris, hukum
perjanjian/perikatan sebagai berikut:

a. Hukum Perkawinan
Allah swt menciptakan manusia berpasang-pasangan, yakni antara
laki-laki dan wanita. Masing-masing mempunyai kecenderungan untuk
menyatu dalam kebersamaan, saling mencintai, menyayangi, sharing
atau curhat, untuk mendapatkah kebahagiaan, ketenangan dan
ketentraman. Kebersamaan antara laki-laki dan wanita dalam Islam
harus dilakukan melalui sebuah ikatan perkawinan yang syah,
mengikuti syarat dan rukunnya. Dengan ikatan perkawinan ini
hubungan kebersamaan mereka menjadi halal dan tidak digolongkan
sebagai perzinahan. Allah swt berfirman dalam Al-Quran :

138 53509284.doc
”Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum, :21)

Banyak manfaat yang didapat dari sebuah perkawinan, disamping


untuk saling mencintai dan menyayangi, juga dalam usaha untuk
mendapatkan keturunan, membentuk sebuah keluarga yang sakinah,
mawadah warohmah. Karena itulah Allah memerintahkan agar orang-
orang yang sendirian dan memenuhi persyaratannya, dikawinkan
dengan pasangannya. Jangan karena takut akan kemiskinan, mereka
meninggalkan perkawinan ini. Karena Allah yang akan memberikan
rezeki sebagai karunia bagi mereka.

”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan


orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika merela miskin Allah akan memampukan mereka
dengan karuniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha
Mengetahui.” (QS An-Nuur, 24 :32)

”Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An-
Nisaa’, 4:3)

Seorang laki-laki yang telah memenuhi persyaratan baik usia


maupun tanggung jawab menjadi seorang suami, maka dirinya berhak
memilih seorang calon istrinya. Bagi seorang laki-laki beriman, dirinya
berhak mengawini orang-orang yang beriman, yang suci dan juga
wanita ahli Kitab yang menjaga kehormatannya. Allah berfirman dalam
Al-Quran.

”Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan


(sembelihan) orang-orang yang diberi Al-kitab itu halal bagimu, dan
makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (dan dihalalkan mengawini)
wanita-wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang
beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
wanita-wanita yang diberi Al-Kitab sebelum kamu, bila kamu telah
membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, dan tidak
maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik.
Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-

139 53509284.doc
hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat
termasuk orang-orang merugi.” (QS. Al-Maidah, 5:5)

Apabila tidak cukup perbelanjaannya mengawini wanita merdeka


yang beriman, maka dapat mengambil wanita beriman dari budak-
budak yang dimilikinya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran.

”Dan barangsiapa di antara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup


perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia
boleh mengawini wanita yang beriman dari budak-budak yang kamu
miliki. Allah mengetahui keimananmu, sebahagian kamu adalah dari
sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan
mereka.” (QS. An-Nisaa’, 4:25)

Jika seorang lelaki telah menetapkan seorang wanita untuk dinikahi,


maka yang pertama kali perlu dilakukan adalah dengan meminangnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran.

”Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita iu dengan


sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka)
dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut
mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin
dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada
mereka) perkataan yang ma’ruf. Dan janganlah kamu ber’azam
(bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis masa ’iddahnya.
Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.”
(QS. Al-Baqarah, 2:235)

Sebuah perkawinan yang syah dilakukan melalui aqad nikah,


dimana harus memenuhi persyaratan diantaranya, adanya wali wanita,
dengan memberikan mahar (mas kawin) bagi wanita oleh manten laki-
laki, dan dilakukan akad nikah di hadapan dua orang saksi. Allah
berfirman dalam Al-Quran.

” ... Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian, (yaitu) mencari
istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka
istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di anatara mereka,
berikanlah maharnya (dengan sempurna) sebagai suatu kewajiban,
dan tiadalah mengapa bagi kamu yang telah merelakannya, sesudah
menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
maha bijaksana.” (QS. An-Nisaa’, 4:24)

Dalam sebuah perkawinan, maka bagaimana antara suami-istri


dapat saling menyayangi, menghormati dan menjaga hak-hak diantara
keduanya dan masing-masing melakukan kewajibannya. Seorang

140 53509284.doc
suami harus berlaku dan bergaul dengan istrinya dengan cara yang
ma’ruf dan lemah lembut.

”Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai


wanita dengan jalan paksa, dan janganlah kamu menyusahkan mereka
karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu
berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji
yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. An-
Nisaa’, 4:19)

Demikian juga, seorang istri harus menjaga ketaatan kepada


suaminya, menjaga kehormatan suami dan hartanya di rumah.

”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki0laki) atas sebahagian
yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebahagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shalih,
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri, ketika suaminya
tidak ada oleh karena Allah telah memelihara mereka.” (QS. An-Nisaa’,
4:34)

Sebuah rumah tangga yang telah terbentuk, yang dilingkungi


dengan suasana sakinah, mawadah, warohmah, sedapat mungkin
untuk terus dijaga jangan sampai terjadi perpecahan diantara suami
dan istri.

Demikianlah beberapa ayat yang dapat dijadikan pedoman bagi


penetapan hukum perkawinan yang bersumber dari Al-Quran.

b. Hukum Waris
Bagi seorang yang kedatangan tanda-tanda kematian dengan
meninggalkan harta, maka diwajibkan atasnya untuk berwasiat atas
pembagian harta bendanya tersebut untuk ibu-bapak dan karib
kerabatnya. Penyampaian wasiat ini hendaknya dihadapan dua orang
saksi yang adil. Hal ini dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Quran sebagai
berikut.

”Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan


(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak,
berwasiat untuk ibu-bapa dan karib kerabatnya secara ma’ruf, (ini
adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah,
2:180)

”Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu


menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah
(wasiat itu) disaksikan oleh dua orang yang adil di antara kamu, atau

141 53509284.doc
dua orang yang berlainan agama dengan kamu. Jika kamu dalam
perjalanan di muka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu
tahan kedua saksi itu sesudah sembahyang (untuk bersumpah), lalu
mereka berdua bersumpah dengan nama Allah – Jika kamu ragu-ragu:
”(Demi Allah) kami tidak akan menukar sumpah ini dengan harta yang
sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat,
dan tidak (pula) kami menyembunyikannya persaksian Allah;
sesungguhnya kami kalau demikian kami tentulah termasuk orang-
orang yang berdosa”. (QS. Al-Maidah, 5:106)

Adapun aturan pembagian warisan harta kekayaan yang


ditinggalkan seseorang adalah digambarkan oleh ayat-ayat berikut.

”Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)


anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan
bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya
perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta
yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia
memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi
masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan. Jika yang
meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak
mempunyai anak dan ia diwarisi ibu-bapanya (saja), maka ibunya
mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa
saudara, maka ibunyamendapat seperenam. (Pembagian-pembagian
tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-
anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih
dekat (banyak) manfa’atnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-
Nisaa’, 4:11)

”Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan


oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak, maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah wasiat
yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. Para isteri
memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan, jika kamu tidak
mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri
memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah
dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-
hutangmu. Jika seorang mati, baik laki-laki atau perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai
seorang saudara laki-laki (seibu saja), maka bagi masing-masing dari
kedua jenis saudara itu seperenam harta.Tetapi jika saudara-saudara
seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu yang sepertiga
itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah
dibayar hutang-hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepala

142 53509284.doc
ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari’at
yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Penyantun.” (QS. An-Nisaa’, 4:12)

c. Hukum Perjanjian/Perikatan

Dalam bermuamalah, ada situasi dimana antara pelaku aktivitas


harus melakukan perjanjian atau perikatan, seperti dalam transaksi
jual beli yang dilakukan bukan secara tunai, transaksi hutang piutang,
kontrak pemborongan barang dan jasa dan lain-lainnya. Dalam aturan
dan perundangan sistem hukum Islam, diwajibkan untuk membuat
suatu catatan tertulis berupa perjanjian atau perikatan diantara pihak-
pihak yang terlibat dan diketahui oleh seorang saksi atau lebih.
Allah memberlakukan agar orang-orang yang beriman memenuhi
akad-akad yang dilakukan dan mengikuti aturan dan hukum Allah yang
telah ditetapkan, sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran.

”Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan


bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu.
(Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu
sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah yang menetapakan
hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Maidah, 5:1)

Secara detail Al-Quran menjelaskan bagaimana keharusan orang-


oang beriman untuk melakukan perjanjian dan perikatan dalam
bermuamalah, agar tidak terjadi kerugian di satu pihak dan
menguntungkan di pihak lain secara tidak halal.

”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak


secara tunai sesuai waktu yang telah ditentukan, hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagimana Allah telah
mangajarkannya, maka ia hendaklah menulis, dan hendaklah orang
yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu
orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri
tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan
dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-
orang lelaki diantaramu. Jika tidak ada dua orang lelaki, maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya.
Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik
kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan

143 53509284.doc
lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah
mu’amalahmu itu), kecuali mu’amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan diantara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli;
dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan yang (demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-
Baqarah, 2:282)

E. PENDIDIKAN DAN SOSIAL

Pendidikan adalah suatu proses yang mengupayakan untuk


mempengaruhi perkembangan kepribadian, sikap dan perilaku
seseorang atau sekelompok orang menjadi meningkat kualitasnya,
sehingga menjadi pribadi-pribadi yang beriman, bertaqwa dan
berakhlak mulia.
Dalam Islam pendidikan dimulai sejak seorang anak lahir ke dunia
hingga akhir hayatnya. Bahkan sejatinya, pendidikan dimulai sejak
Allah meniupkan rohNya ke dalam janin yang ada dalam kandungan
ibunya, pada usia kehamilan sekitar empat bulan. Allah berfirman
dalam Al-Quran.

”Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam


(tubuhnya) rohNya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-
Sajdah, 32:9)

Bagaimana Al-Quran menjelaskan tentang pendidikan dan tata


sosial dalam masyarakat, ditunjukkan uraian berikut ini.

1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk generasi
robbani, sebagai ulil-albab dan ’ibadurrahman. Generasi robbani
adalah generasi yang sempurna ilmu dan taqwanya kepada Allah swt,
mereka selalu mempelajari ilmu dan mengajarkannya pada orang lain.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran.

”Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya


Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia.
”Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan
penyembah Allah.” akan tetapi (dia berkata) ”Hendaklah kamu
menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-
Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali Imran,
3:79)

144 53509284.doc
Sebagai ulil albab, yakni orang-orang yang berakal, yang senantiasa
berzdikir pada Allah dan bertafakur atas ciptaanNya, sebagaimana
ayat berikut.

”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal (ulil albab), yaitu orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya) berkata: ”Ya,
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha
Suci Engkau. Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran,
3:190-191)

Sebagai ’ibadurrahman, yaitu hamba Allah Yang Maha Penyayang,


yang dimuliakan oleh Allah. Mereka adalah orang-orang yang rendah
hati, istiqomah menjalankan qiyamul lail, memohon dijauhkan dari
siksa neraka, yang tidak boros dan tidak kikir, tidak menyekutukan
Allah, bukan pembunuh orang yang diharamkan, yang bertaubat dan
beramal shalih, tidak bersaksi palsu, yang mau mendengarkan
peringatan ayat-ayat Allah serta menjadi imam orang-orang yang
bertaqwa. Hal ini ditunjukkan oleh ayat-ayat berikut ini.

”Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang (Ibadurrahman) itu


ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapakan
kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan
bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang
berkata, ”Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami,
sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.” (QS. Al-
Furqaan, 25:63-65)

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak


berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu)
di tengah-tengah yang demikian. Dan orang-orang yang tidak
menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang
benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu,
niscaya dia mendapat (pembalasan) dosanya.” (QS. Al-Furqaan, 25:67-
68)

”Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal sholih, maka


sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang
sebenar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak memberikan
persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang)
yang mengerjalan perbuatan tidak berfaedah, mereka lalui (saja)
dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al-Furqaan, 25: 71-72)

145 53509284.doc
”Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat
Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang
yang tuli dan buta. Dan orang-orang yang berkata, ”Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami istri-sitri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-
orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Furqaan, 25:73-74)

2. Pendidikan Pribadi
Pelajaran apakah yang pertama mesti kita sampaikan pada anak-
anak kita? Al-Quran memberikan suatu contoh pada kita, dalam kisah
keluarga Luqman, yang memberikan nasehat bagi anaknya dengan
memberikan penanaman aqidah, keimanan kepada Allah secara murni,
tanpa mempersekutukanNya dengan sesuatu yang lain. Allah
berfirman.

”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia


memberikan pelajaran kepadanya. ”Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kedlaliman yang besar.” (QS. Luqman, 31:13)

Aqidah, keyakinan akan Allah sebagai rabb, Tuhan semesta alam,


Tuhan langit dan bumi, Tuhan seluruh makhluk di dunia ini, juga Allah
sebagai ilah, satu-satunya tempat kita menyembah, menyandarkan
diri, mencintai, mengabdikan diri, tunduk, patuh dan taat sepenuhnya
kepadaNya. Keyakinan dan keimanan yang murni demikian, tanpa
mempersekutukan dengan sesuatu yang lain inilah yang ditanamkan
pertama kali seorang ayah (Luqman) terhadap anaknya. Penanaman
aqidah ini pulalah yang mesti kita sampaikan pada anak-anak kita
dalam sebuah keluarga muslim.
Bagi orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, dia
akan berserah diri sepenuhnya kepada Allah, senantiasa menjaga
ketaatannya, bersabar, khusuk dalam sholatnya, bersedekah,
berpuasa, memilihara kehormatannya, senantiasa berdzikir maka Allah
akan memberikan ampunan dan pahala yang besar, sebagaimana
firman Allah dalam Al-Quran.

”Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan


perempuan yang mu’min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-
laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al-Ahzab, 33:35)

146 53509284.doc
Dengan aqidah yang kuat, maka seorang mu’min akan senantiasa
mematuhi aturan dan hukum yang telah ditetapkan Allah dan
RasulNya. Tidak patut bagi orang yang beriman, jika Allah dan
RasulNya menetapkan suatu ketentuan aturan atau ketetapan, akan
ada baginya pilihan yang lain. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-
Quran.

”Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mu’min, apabila Allah dan RasulNya telah
menetapkan sutau ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah
dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”
(QS. Al-Ahzab, 33:36)

3. Pendidikan Rumah Tangga


Dalam sebuah rumah tangga Islam, disamping iman kepada Allah,
taat pada Allah dan RasulNya, seorang anak harus berbakti kepada
kedua orang tuanya. Allah perintahkan kepada manusia untuk berbuat
baik kepada kedua orang tuanya, yang telah merawat dan
mendidiknya sejak kecil hingga dewasa, para orang tua telah banyak
berkorban untuk kebaikan dan kebahagian bagi anak-anaknya. Allah
berfirman dalam Al-Quran.

”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua


orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepadaKulah kembalimu.” (QS. Luqman, 31:14)

Islam juga mengatur tata tertib dalam rumah tangga, hubungan


antara anak dan ibu bapaknya, dengan budak-budak yang dimilikinya
dan pengaturan hubungan laki-laki dan perempuan. Diantara tata
tertib yang dijelaskan dalam Al-Quran adalah pengaturan untuk
meminta izin bagi budak-budak laki-laki dan wanita, juga bagi orang-
orang yang belum baligh, ketika mereka harus bertemu untuk suatu
keperluan. Allah berfirman.
”Hai orang-orang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita)
yang kamu miliki dan orang-orang yang belum baligh diantara kamu,
meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu) hari, yaitu sebelum
sembahyang subuh, ketika kamu meninggalkan pakaian (luar),u fi
tengah hari dan setelah sembahyang Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi
kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari
(tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada
keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah

147 53509284.doc
menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.” (QS. An-Nuur, 24:58)

”Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah


mereka meminta izin seperti orang-orang yang sebelum mereka
meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya Dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nuur, 24:59)

Bagi putra dan putri keluarga muslim yang telah mencapai usia
baligh, mereka juga harus menjaga pandangan dan memelihara
kehormatan dirinya, menutup auratnya agar senantiasa menjadi
orang-orang yang suci dari kemaksiatan pergaulan dengan lawan
jenisnya. Bagi wanita muslim harus menutupkan kerudung (jilbab) ke
dadanya, kecuali kepada para laki-laki muhrim, atau yang haram untuk
menikah dengannya.

”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ”Hendaklah mereka


menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nuur, 24:30)

”Katakanlah kepada wanita yang beriman, ”Hendaklah mereka


menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke
dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka atau
putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-
saudara lelaki mereka, atau putra saudara lelaki mereka, atau putra
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam atau budak-
budak yang mereka miliki, atau pelayan laki-laki yang tidak punya
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.” (QS. An-Nuur, 24:31)

Keseluruhan ini dimaksudkan untuk menjaga diri dari kemaksiatan.


Allah juga memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk
menjauhkan diri dari perbuatan zina, yang merupakan suatu dosa,
suatu perbuatan yang keji, sebagaimana firmanNya.

”Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah


sebuah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-
Israa’, 17:32)

148 53509284.doc
4. Busana Muslimah
Bagi wanita yang telah baligh, wajib atasnya untuk menutup
auratnya. Pengertian aurat seorang wanita adalah seluruh tubuhnya
kecuali telapak tangan dan mukanya. Oleh karena itu, suatu kewajiban
bagi seorang wanita muslim untuk mengenakan jilbab atau kerudung
yang menutupi rambutnya dan ke dadanya, disamping telah
berpakaian yang rapi menutup seluruh tubuhnya. Allah berfirman
dalam Al-Quran.

”Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu


dan isteri-isteri orang mu’min. ” Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab,
33:59)

Banyak hikmah yang didapat dengan menggunakan busana


muslimah seperti pakaian jilbab atau kain kerudung yang menutup
aurat wanita. Disamping menunjukkan sebagai wanita muslimah,
sebagai wanita-wanita mu’min yang taat pada peraturan dan hukum
Allah, juga seorang wanita yang berjilbab akan terpelihara, terjaga dari
gangguan kejahatan. Allah memberikan karunianya berupa pakaian
bagi para hambanya untuk menutup auratnya, dan pakaian yang
paling baik adalah pakaian taqwa, sebagaimana firman Allah berikut.

”Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu


pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebagaian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka
selalu ingat.” (QS. Al-A’raaf, 7:26)

Dan dalam setiap memasuki masjid, Allah juga memerintahkan kepada


kita untuk memakai pakaian yang indah, dalam arti suci, bersih dan
didapat dengan cara yang halal.

”Hai anak Adam pakailah pakianmu yang indah di setiap (memasuki)


masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.” (QS. Al- A’raaf, 7:31)

Dengan menggunakan busana muslimah, maka seorang wanita


mu’min terlepas dari kelompok wanita penggoda kaum lelaki dengan
pakaian yang tidak menutup auratnya. Seorang wanita mu’min harus

149 53509284.doc
memiliki orientasi kehidupan akhirat sebagai tujuan kehidupan
dunianya.
Terhadap istri-istri Nabi Muhammad saw pun, Allah memerintahkan
kepada Nabi untuk menceraikan istri-istrinya yang menjadikan
kemewahan dunia sebagai tujuan kehidupannya saat ini.

”Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu: ”Jika kamu sekalian


mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya
kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara
yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan
RasulNya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya
Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala
yang besar.” (QS. Al-Ahzab, 33:28-29)

Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya bagaimana seorang


wanita mu’min harus berperilaku dan berpakaian yang memenuhi
norma Islam, mengikuti syariat dan hukum Islam yang telah
ditetapkan.

5. Hubungan Sosial
Disamping tata tertib dalam rumah tangga seperti dikemukakan
diatas, Islam juga mengatur tata tertib dalam bertamu, untuk masuk
ke rumah seorang tetangga muslim lainnya harus mengucap salam
dan meminta izin terlebih dahulu.

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah


yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam
kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu
(selalu) ingat.” (QS. An-Nuur, 24:27)

Apabila tidak menjumpai penghuninya, janganlah memaksakan diri


untuk tetap masuk. Bahkan jika kemudian tidak diizinkan masuk, maka
orang yang bertamu harus menghormatinya dan kembali untuk
meninggalkan rumah tersebut.

”Jika kamu tidak menemui seseorangpun di dalamnya, maka janganlah


kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan
kepadamu: ”kembali (saja)lah ”, maka hendaklah kamu kembali. Itu
lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. An-Nuur, 24:28)

Adapun terhadap rumah yang tidak untuk didiami, dimana ada


keperluan kita di dalamnya, misalnya untuk sekolah, majelis taklim,
urusan keamasyarakatan dan sebagainya, maka tidak ada dosa bagi
kita untuk memasukinya. Ini sesuai dengan ayat berikut.

150 53509284.doc
”Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk
didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui
apa yang kamu sembunyikan.” (QS. An-Nuur, 24:27)

6. Hubungan Sesama Mu’min


Dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat, setiap mukmin
hendaklah menjunjung tinggi akhlak Rasulullah, untuk saling tolong
menolong, saling menghormati dan saling menghargai. Jika terjadi
konflik diantara sesama mukmin, kita usahakan untuk bisa berdamai
dan juga janganlah sampai terjadi saling aniaya. Allah memerintahkan
untuk memerangi kelompok yang berbuat aniaya terhadap muslim
lainnya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran.

”Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang, maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu
berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah
golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali,
kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada
perintah Allah), maka demikianlah antara keduanya dengan adil dan
berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil.” (QS. Al-Hujuraat, 49:9)

Sesama mukmin harus saling berkasih sayang satu sama lain.


Ibarat satu tubuh, maka jika ada bagian tubuh yang sakit, maka bagian
tubuh yang lain akan ikut merasakannya. Karena sesungguhnya
sesama mukmin adalah bersaudara.

”Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu


demikianlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujuraat, 49:10)

Sebagai saudara, maka sesama mukmin jangan sampai saling


mengolok-olok satu sama lainnya, juga dilarang untuk saling
memanggil dengan sebutan yang buruk. Allah berfirman dalam Al-
Quran sebagai berikut.

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kamu mengolok-


olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang mengolok-
olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-
wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu
mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu kamu panggil memanggil
dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak
bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-
Hujuraat, 49:11)

151 53509284.doc
Disamping itu juga tidak boleh saling mencurigai atau berprasangka
buruk diantara sesama mukmin. Juga janganlah saling menggunjing.

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,


sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah
kamu mencari kesalahan-kesalahan orang lain dan janganlah
sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-Hujuraat, 49:12)

Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan wanita,


menjadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling
mengenal, untuk saling mengajak berbuat baik dan bertakwa kepada
Allah swt. Orang yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa.

”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang


laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwadi antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujuraat, 49:13)

F. KEBUDAYAAN

Secara umum budaya artinya akal budi atau pikiran. Kebudayaan


berarti hasil dari kerja akal budi, olah pikir manusia seperti perilaku,
pengetahuan, falsafah hidup, kesenian, bahasa, tradisi-tradisi dan
sebagainya, yang berupa immateri, dan alat-alat untuk mengolah
alam, perlengkapan hidup, pakaian, perumahan, alat rumah tangga,
serta alat-alat yang dipergunakan manusia dalam menjalani hidup dan
kehidupan ini yang berupa materi.
Menurut Endang Syaifuddin Ansori, Kebudayaan adalah hasil karya,
cipta, pengolahan, pengerahan dan pengarahan manusia terhadap
alam dengan kekuatan jiwa, pikiran, perasaan, kemauan, intuisi,
imajinasi, raga, dan fakultas-fakultas rohaniah dan kehidupan lahiriah
manusia.
Jika kebudayaan tercipta dalam sebuah masyarakat yang
berlandaskan tauhid, yang mengesakan Allah, yang menempatkan
Allah sebagai pusat segalanya, dengan memegang teguh syariat Islam
sebagai aturan, norma, kaidah yang bersumber dari Allah, maka akan

152 53509284.doc
didapatkan suatu kebudayaan yang Islami. Sebuah kebudayaan yang
tidak lepas dari nilai-nilai Islam, yang memiliki visi, misi, motivasi dan
orientasi kepada Allah semata.
Seni sebagai bagian dari kerja budaya, tentunya juga memiliki corak
yang Islami, baik berupa seni bahasa, seni sastra, seni musik, seni
arsitektur dan bentuk kesenian lainnya. Secara keseluruhan harus
mengekspresikan nilai-nilai Islam. Karena kesenian merupakan salah
satu sistem simbol dan kesenian dalam masyarakat Islam adalah
wujud dari simbol nilai-nilai Islam.
Bagaimana Al-Quran menjelaskan mengenai kebudayaan dapat
diuraikan sebagai berikut. Pada dasarnya, Allah telah memberikan
dalam diri manusia suatu potinsi yang akan menghasilkan dari dirinya
amalan yang baik, sebagaimana yang dikehendakiNya. Potensi itu
adalah penyempurnaan proses penciptaan manusia, yaitu Allah
ciptakan pendengaran, penglihatan dan hati, sebagaimana Firman
Allah.

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh


(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-
Sajdah, 32:9)

“Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi


kamu pendengaran, penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu
bersyukur.” (QS. Al-Mulk, 67:23)

Dengan potensi itulah manusia dapat melakukan suatu aktivitas


yang berupa kebudayaan. Bagi orang yang beriman, orang bertauhid,
yang menjadikan Allah sebagai motivasi dan orientasi kehidupannya,
maka akan dihasilkan kebudayaan yang memiliki nilai-nilai Islam dan
mewujudkan simbol-simbol Islam.
Kebudayaan sebagai produk kerja akal budi, pikiran hasil karya,
cipta dan rasa manusia dengan demikian merupakan wujud dari amal
sholih. Kebudayaan Islam merupakan ekspresi dari suatu masyarakat
yang memiliki tauhid. Kebudayaan Islam juga merupakan simbol dari
peradaban Islam.
Demikianlah maka, produk dari budaya berupa perilaku,
pengetahuan, falsafah hidup, kesenian, bahasa, tradisi-tradisi, alat-alat
untuk mengolah alam, serta perlengkapan hidup manusia, secara
keseluruhan harus didasarkan pada misi, motivasi dan orientasi
kepada Allah swt dan akan membawa pemakai atau penikmat hasil
budaya tersebut lebih dekat pada Allah. Mereka akan mentaati Allah
dan RasulNya, tunduk dan patuh sepenuhnya atas aturan dan
ketetapan Allah. Orang-orang yang beriman dan beramal sholeh
(dalam produk kebudayaan) demikian akan mendapat kemenangan,
sebagai mana Firman Allah.

153 53509284.doc
”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran, 3:139)

“Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang


beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama)
Allah itulah yang pasti menang.” (QS. Al-Maidah, 5:56)

Bangunan sebagai simbol peradaban dan kebudayaan, dalam


sejarah Islam yang pertama kali dibangun dan diwujudkan adalah
bangunan ibadah, yakni Baitullah, sebagaimana firmanNya.

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat


beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Ali Imran,
3:96)

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar


Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah
daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah, 2:127)

Dalam mendirikan bangunan-bangunan Islam, haruslah dibangun


atas dasar taqwa, bukan untuk bermegah-megah atau yang lainnya.

“Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar


taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-
orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu
bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka
Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang
yang zalim.” (QS. At Taubah, 9:109)

Bangunan-bangunan yang tinggi yang dibangun, dengan main-


main, dan agar kekal di dunia, karena kesombongan tidak
diperkenankan dalam Islam.

“Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk


bermain-main dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud
supaya kamu kekal (di dunia)? Dan apabila kamu menyiksa, maka
kamu menyiksa sebagai orang- orang kejam dan bengis.” (QS. Asy-
Syu’araa, 26:128-130)

Bahkan bangunan sebagai simbol kadlaliman dan keangkara-


murkaan yang didirikan oleh oleh Fir’aun pada akhirnya dihancurkan
oleh Allah bersama kebudayaan dan peradabannya sekaligus.

154 53509284.doc
Bangunan-bangunan Fir'aun yang dihancurkan oleh Allah ialah
bangunan-bangunan yang didirikan mereka dengan menindas Bani
Israil, seperti kota Ramses; menara yang diperintahkan Hamaan
mendirikannya dan sebagainya.

“ … Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya
dan apa yang telah dibangun mereka.” (QS. Al-A’raf, 7:137)

Dalam bidang seni, Allah mengajarkan seni ucap, susastra.

“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al Quran. Dia


menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.” (QS. Ar-
Rahman, 55:1-4)

Meskipun Al-Quran bukan merupakan karya satra, namun Al-Quran


memiliki nilai sastra yang tinggi.
Allah menghendaki hambanya berpakaian yang indah, yaitu yang
menutupi aurat. Allah juga memerintahkan kita memakai pakaian yang
indah yaitu yang bersih dan suci ketika hendak memasuki masjid.
Karena Allah menyukai yang indah. Allah juga memiliki nama-nama
yang indah.

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu


pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf, 7:26)

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap


(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf, 7:31)

Dan Allah telah memilih orang-orang yang cinta akan keimanan dan
dijadikanNya keimanan itu sesuatu yang indah dalam hati orang-orang
yang mendapatkan hidayah.

“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia


menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu
mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada
keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus,” (QS. Al-Hujarat, 49:7)

155 53509284.doc
Dalam mengikuti atau menghasilkan sebuah karya cipta sebagai
produk budaya, tetap harus memperhatikan etika Islam, untuk
dijadikan patokan agar kebudayaan tersebut tetap menunjukkan corak
yang Islami.

“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah


kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap lembah
dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri
tidak mengerjakan(nya)? kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang
beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat
kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang
zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan
kembali.” (QS. Asy-Syu’araa, 26:224-227)

156 53509284.doc
G. KEBUDAYAAN

Secara umum budaya artinya akal budi atau pikiran. Kebudayaan


berarti hasil dari kerja akal budi, olah pikir manusia seperti perilaku,
pengetahuan, falsafah hidup, kesenian, bahasa, tradisi-tradisi dan
sebagainya, yang berupa immateri, dan alat-alat untuk mengolah
alam, perlengkapan hidup, pakaian, perumahan, alat rumah tangga,
serta alat-alat yang dipergunakan manusia dalam menjalani hidup dan
kehidupan ini yang berupa materi.
Menurut Endang Syaifuddin Ansori, Kebudayaan adalah hasil karya,
cipta, pengolahan, pengerahan dan pengarahan manusia terhadap
alam dengan kekuatan jiwa, pikiran, perasaan, kemauan, intuisi,
imajinasi, raga, dan fakultas-fakultas rohaniah dan kehidupan lahiriah
manusia.
Jika kebudayaan tercipta dalam sebuah masyarakat yang
berlandaskan tauhid, yang mengesakan Allah, yang menempatkan
Allah sebagai pusat segalanya, dengan memegang teguh syariat Islam
sebagai aturan, norma, kaidah yang bersumber dari Allah, maka akan
didapatkan suatu kebudayaan yang Islami. Sebuah kebudayaan yang
tidak lepas dari nilai-nilai Islam, yang memiliki visi, misi, motivasi dan
orientasi kepada Allah semata.
Seni sebagai bagian dari kerja budaya, tentunya juga memiliki corak
yang Islami, baik berupa seni bahasa, seni sastra, seni musik, seni
arsitektur dan bentuk kesenian lainnya. Secara keseluruhan harus
mengekspresikan nilai-nilai Islam. Karena kesenian merupakan salah
satu sistem simbol dan kesenian dalam masyarakat Islam adalah
wujud dari simbol nilai-nilai Islam.
Bagaimana Al-Quran menjelaskan mengenai kebudayaan dapat
diuraikan sebagai berikut. Pada dasarnya, Allah telah memberikan
dalam diri manusia suatu potinsi yang akan menghasilkan dari dirinya
amalan yang baik, sebagaimana yang dikehendakiNya. Potensi itu
adalah penyempurnaan proses penciptaan manusia, yaitu Allah
ciptakan pendengaran, penglihatan dan hati, sebagaimana Firman
Allah.

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh


(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-
Sajdah, 32:9)

157 53509284.doc
“Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu
bersyukur.” (QS. Al-Mulk, 67:23)
Dengan potensi itulah manusia dapat melakukan suatu aktivitas
yang berupa kebudayaan. Bagi orang yang beriman, orang bertauhid,
yang menjadikan Allah sebagai motivasi dan orientasi kehidupannya,
maka akan dihasilkan kebudayaan yang memiliki nilai-nilai Islam dan
mewujudkan simbol-simbol Islam.
Kebudayaan sebagai produk kerja akal budi, pikiran hasil karya,
cipta dan rasa manusia dengan demikian merupakan wujud dari amal
sholih. Kebudayaan Islam merupakan ekspresi dari suatu masyarakat
yang memiliki tauhid. Kebudayaan Islam juga merupakan simbol dari
peradaban Islam.
Demikianlah maka, produk dari budaya berupa perilaku,
pengetahuan, falsafah hidup, kesenian, bahasa, tradisi-tradisi, alat-alat
untuk mengolah alam, serta perlengkapan hidup manusia, secara
keseluruhan harus didasarkan pada misi, motivasi dan orientasi
kepada Allah swt dan akan membawa pemakai atau penikmat hasil
budaya tersebut lebih dekat pada Allah. Mereka akan mentaati Allah
dan RasulNya, tunduk dan patuh sepenuhnya atas aturan dan
ketetapan Allah. Orang-orang yang beriman dan beramal sholeh
(dalam produk kebudayaan) demikian akan mendapat kemenangan,
sebagai mana Firman Allah.

”Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih


hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran, 3:139)

158 53509284.doc
“Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang
beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama)
Allah itulah yang pasti menang.” (QS. Al-Maidah, 5:56)

Bangunan sebagai simbol peradaban dan kebudayaan, dalam


sejarah Islam yang pertama kali dibangun dan diwujudkan adalah
bangunan ibadah, yakni Baitullah, sebagaimana firmanNya.

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat


beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Ali Imran,
3:96)

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar


Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah
daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah, 2:127)

Dalam mendirikan bangunan-bangunan Islam, haruslah dibangun


atas dasar taqwa, bukan untuk bermegah-megah atau yang lainnya.

“Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar


taqwa kepada Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-
orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu
bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka
Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang
yang zalim.” (QS. At Taubah, 9:109)

159 53509284.doc
Bangunan-bangunan yang tinggi yang dibangun, dengan main-
main, dan agar kekal di dunia, karena kesombongan tidak
diperkenankan dalam Islam.

“Apakah kamu mendirikan pada tiap-tiap tanah tinggi bangunan untuk


bermain-main dan kamu membuat benteng-benteng dengan maksud
supaya kamu kekal (di dunia)? Dan apabila kamu menyiksa, maka
kamu menyiksa sebagai orang- orang kejam dan bengis.” (QS. Asy-
Syu’araa, 26:128-130)

Bahkan bangunan sebagai simbol kadlaliman dan keangkara-


murkaan yang didirikan oleh oleh Fir’aun pada akhirnya dihancurkan
oleh Allah bersama kebudayaan dan peradabannya sekaligus.
Bangunan-bangunan Fir'aun yang dihancurkan oleh Allah ialah
bangunan-bangunan yang didirikan mereka dengan menindas Bani
Israil, seperti kota Ramses; menara yang diperintahkan Hamaan
mendirikannya dan sebagainya.

“ … Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya
dan apa yang telah dibangun mereka.” (QS. Al-A’raf, 7:137)

Dalam bidang seni, Allah mengajarkan seni ucap, susastra.

“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al Quran. Dia


menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.” (QS. Ar-
Rahman, 55:1-4)

Meskipun Al-Quran bukan merupakan karya satra, namun Al-Quran


memiliki nilai sastra yang tinggi.

Allah menghendaki hambanya berpakaian yang indah, yaitu yang


menutupi aurat. Allah juga memerintahkan kita memakai pakaian yang
indah yaitu yang bersih dan suci ketika hendak memasuki masjid.
Karena Allah menyukai yang indah. Allah juga memiliki nama-nama
yang indah.

160 53509284.doc
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf, 7:26)

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)


mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.” (QS. Al-A’raf, 7:31)

Dan Allah telah memilih orang-orang yang cinta akan keimanan dan
dijadikanNya keimanan itu sesuatu yang indah dalam hati orang-orang
yang mendapatkan hidayah.

“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia


menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu
mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada
keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus,” (QS. Al-Hujarat, 49:7)

Dalam mengikuti atau menghasilkan sebuah karya cipta sebagai


produk budaya, tetap harus memperhatikan etika Islam, untuk
dijadikan patokan agar kebudayaan tersebut tetap menunjukkan corak
yang Islami.

161 53509284.doc
“Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah
kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap lembah
dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri
tidak mengerjakan(nya)? kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang
beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat
kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang
zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan
kembali.” (QS. Asy-Syu’araa, 26:224-227)

162 53509284.doc
BAGIAN KETIGA

Paradigma Islam Tentang Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Disamping


berwujud jasmani atau jasad yang terlihat, manusia
juga memiliki dimensi rohani yang berasal dari roh yang
Allah tiupkan dalam proses awal penciptaannya. Manusia
juga dilengkapi dengan akal yang membedakannya dari
makhluk yang lain, dan memiliki qolbu atau hati, tempat
tumbuhnya spiritualitas dalam dirinya.

Barang siapa mengenal dirinya, maka dia akan mengenal


Tuhannya. Agar kita bisa mengenal lebih dekat kepada
Allah, kita harus lebih dahulu mengenal diri kita sebagai
manusia. Bagaimana manusia diciptakan? Untuk apa
manusia diciptakan? Dan kemana kelak dia akan kembali
dan meneruskan ’perjalanan’nya?

Dalam bab-bab berikut ini, kita akan coba kaji


bagaimana Al-Qur’an menjelaskan tentang eksistensi
manusia dalam pandangan Islam.

163 53509284.doc
BAB SEMBILAN
MANUSIA DAN PENCIPTAANNYA

Setelah kita diskusi tentang eksistensi Tuhan, paradigma Islam


tentang alam semesta, maka pada bab ini dan bab selanjutnya penulis
akan mengajak pembaca untuk mengkaji paradigma Islam tentang
manusia. Siapakah dia atau kita ini? Untuk apakah kita diciptakan di
dunia ini? Dan kemana kita kelak akan kembali? Pertanyaan demikian
sering muncul dalam diri kita disaat tengah menyendiri, merenung
tentang keberadaan kita sebagai manusia.
Dengan memahami diri kita sebagai manusia, dari berbagai aspek,
akan memudahkan kita melakukan positioning, sekaligus menyusun
planning peningkatan kwalitas diri, khususnya dalam dimensi
spiritualitas.
Al-Quran dan Sunnah Rasul sebagai petunjuk dan pedoman hidup
kita, serta sebagai sumber ilmu pengetahuan, akan membimbing dan
mengantar kita untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan filosofis di awal Bab Sembilan ini. Dengan landasan tauhid,
dan dalam rangka mencari kebenaran yang hakiki, kita akan cob a
mengkaji bersama ayat-ayat Al-Quran yang bicara tentang manusia
sebagai makhluk ciptaanNya.

A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ALLAH

Setelah Allah menciptakan langit dan bumi beserta apa yang ada di
dalam alam semesta ini, maka Allah kemudian menciptakan makhluk
yang bernama manusia. Sebelum menciptakan manusia, Allah
mengkhabarkan tentang rencana penciptaannya ini kepada para
malaikat. Para malaikat justru mempertanyakan kembali kepada Allah,
kenapa Dia hendak menciptakan makhluk yang suka membuat
kerusakan dan menumpahkan darah dengan sesamanya ini? Padahal
para malaikat merasa dirinya senantiasa bertasbih dan mengagungkan
Allah? Namun Allah justru menegaskan tentang rencana penciptaan
manusia tersebut dan berfirman, ”Aku tahu apa yang engkau tidak
ketahui.”. sebagaimana yang diungkapkan Allah dalam Al-Quran:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (QS.
Al-Baqarah, 2:30)

164 53509284.doc
Apa yang sebenarnya ada dan tersembunyi dalam diri manusia,
sehingga Allah dengan Maha KehendakNya menciptakan manusia
tersebut? Kita akan coba mengkaji sebagian dari rahasia yang
tersembunyi dalam diri manusia, sesuai yang diinformasikan oleh Al-
Qurnul Karim.
Yang jelas, Allah menciptakan manusia ini, sebagai bagian dari
alam, merupakan perwujudan dua anasir alam yakni sebagai alam
syahadah (nyata) dan alam ghoibiyah (ghoib). Dalam wujud fisiknya,
manusia merupakan unsur alam yang nyata (syahadah) dan untuk
dapat bergerak dan menjadi ”hidup” dia memiliki roh yang merupakan
unsur alam ghoib, dimana hanya Allahlah yang mengetahuinya secara
pasti dan benar.
Fisik manusia berupa tubuh dengan kelengkapan anggota tubuh
seperti kepala, badan, tangan, kaki, mata, telinga, hidung dan juga
kelengkapan yang ada dalam tubuh berupa jantung dengan sistem
peredaran darah dan sistem pernafasan, usus dan ginjal dengan
pengaturan sistem pencernakan dan pembuangan, dan lain-lainnya
merupakan perwujudan alam syahadah.
Sedangkan roh manusia yang ditiupkan Allah dalam tubuhnya, yang
menjadi penentu hidup matinya tubuh fisik, dengan akal dan pikiran,
hawa nafsu, yang terrefleksikan dalam pola pikir, visi, misi,
kepercayaan, value, attitude (sikap) dan behavior, merupakan
perwujudan alam ghoib.
Kedua unsur alam ini, tak bisa dipisahkan satu dengan lainnya,
menjadi satu kesatuan yang ada dalam diri seorang manusia. Pada
bab-bab selanjutnya kita akan kaji satu persatu.

B. SEBELUM TERJADINYA MANUSIA

Sebelum diciptakannya Adam sebagai manusia, bagaimana Allah


mempersiapkan bahan dasar penciptaan manusia ini? Al-Quran
menginformasikan bahwa alam semesta ini diawali dengan ketiadaan,
lalu Allah menjadikannya ada. Demikian pula manusia awalnya tidak
ada, lalu Allah ciptakan manusia ini untuk hadir di alam dunia.
Manusia pada mulanya tidak dikenal atau tanpa sebutan,
sebagaimana firman Allah.

”Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang
dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al-
Insaan, 76:1)

Dan penciptaan manusia ini melalui beberapa tingkatan atau


tahapan. Allah berfirman dalam Al-Quran sebagai berikut.

”Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa


tingkatan kejadian.” (QS. Nuh, 71:14)

165 53509284.doc
Tingkatan awal, sebelum diciptakannya Adam, manusia diciptakan
dari bahan tanah dengan berbagai istilah seperti turab, thin, hamain,
thin lazib, shal-shal kal fakhkhar.

Penciptaan manusia dari turab, dapat kita temukan pada ayat


berikut.

”Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti


(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari turab (tanah),
kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia),
maka jadilah dia.” (QS. Ali Imran, 3:59)

Manusia diciptakan Allah bahan dasarnya dari turab (tanah) atau tanah
yang berupa zat organik (CH) atau carbon.

Penciptaan manusia dari thiin, kita dapatkan pada ayat berikut :

”Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan


Yang memulai penciptaan manusia dari thiin (tanah). Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS. As-Sajdah,
32:7-8)

Allah menciptakan manusia dari thiin, yakni dari tanah yang


bercampur dengan zat air atau hidrogenium. Zat ini merupakan salah
satu pembentuk zat hidup.

Penciptaan manusia dari hamain ditunjukkan pada ayat 15:26.

”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari


tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”
(QS. Al-Hijr, 15:26)

”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:


"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” (QS.
Al-Hijr, 15:28)

Hamain adalah zat lemas atau Nitrogen, yang berasal dari lumpur
hitam yang diberi bentuk.

Penciptaan manusia dari thin lazib, bisa kita dapatkan dalam Al-
Quran ayat 37:11.

166 53509284.doc
”Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka
yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan
itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari laazib
( tanah liat).” (QS. Ash-Shaaffaat, 37:11)

Allah menciptakan manusia dari lazib yang artinya tanah liat, yang
mengandung unsur-unsur zat besi. Zat ini terdiri diantaranya adalah
dari Fe, Mn, Ca. Si, Pb.

Penciptaan manusia dari shal-shal disebutkan dalam Al-Quran


sebagai berikut.

“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar” (QS, Ar-
Rahman, 55:14)

Allah mencipatakan manusia dari shal-shal yang artinya adalah tanah


yang berupa zat pembakar (O2).
Jika seluruh zat-zat pembentuk manusia tersebut kita
formaulasikan, terbentuk zat-zat pembentuk hidup yang merupakan
causa formatif. Dan ternyata ini merupakan rumus dari asam amino,
sebagai pembentuk zat hidup itu sendiri. Dari zat-zat yang merupakan
pembentuk kehidupan itulah manusia diciptakan, yaitu dari turab, thin,
hamain, thin lazib, shal-shal kal fakhkhar. Inilah bahan-bahan dasar
pembentuk manusia yang Allah ciptakan.
Muhammad Izzuddin Taufiq, dalam bukunya ”Dalil Anfus Al-Quran
dan Embriologi, Ayat-ayat tentang Penciptaan Manusia” menyatakan,
ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan penciptaan Adam (dari tanah-
pen) dengan beberapa sifat yang berbeda, sebenarnya menunjukkan
pada satu penciptaan yang mempunyai beberapa fase sehingga antara
ayat yang satu dan yang lainnya tidak bertentangan.
Menurut Izzuddin, sebagian mufassir berijtihad dalam menentukan
urutan ayat yang menyebutkan penciptaan Adam. Mereka membagi
penciptaannya menjadi tujuh tahap berikut.
1. Al-Quran menyebutkan bahwa Adam diciptakan min turab (dari
tanah). Hal ini menunjukkan pada awal penciptaannya.
2. Adam diciptakan min thin (dari tanah) menunjukkan campuran
antara turab (tanah) dan air.
3. Adam diciptakan min hama’ masnun (dari lumpur hitam)
menunjukkan tanah yang berubah karena pengaruh udara.
4. Adam diciptakan min thin lazib (dari tanah liat) menunjukkan
tanah yang telah siap menerima bentuk.
5. Adam diciptakan min shalshalin min hama’ masnun (dari tanah
liat kering yang berasal dari lumpur hitam) menunjukkan
kekeringannya.

167 53509284.doc
6. Adam diciptakan min shalshalin kal fakhar (dari tanah kering
seperti tembikar) menunjukkan bahwa ia telah melewati fase
pembakaran sehingga menjadi seperti tembikar.
7. Setelah melewati enam fase tersebut, Allah memberitahukan
bahwa fase yang terakhir adalah peniupan roh ke dalamnya.
Dengan demikian, sempurnalah penciptaannya. (Muhammad
Izzuddin Taufiq, dalam bukunya ”Dalil Anfus Al-Quran dan
Embriologi, Ayat-ayat tentang Penciptaan Manusia”, Terjemahan,
Tiga Serangkai, Solo, 2006)

C. ADAM SEBAGAI MANUSIA PERTAMA

Adam adalah manusia pertama yang Allah ciptakan secara


langsung tanpa didahului oleh seorang ayah maupun ibu. Proses
penciptaan Adam ini tidak sebagaimana proses penciptaan manusia di
dalam rahim ibunya, yang nanti kita akan kaji juga. Dari tanah yang
mengandung unsur-unsur zat kehidupan sebagaimana tersebut diatas,
Adam diciptakan. Kemudian Allah menyempurnakan kejadiannya dan
selanjutnya Allah perintahkan para malaikat untuk bersujud pada
Adam, sebagaimana diinformasikan dalam Al-Quran.

”Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah


meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud. Maka bersujudlah para malaikat itu
semuanya bersama-sama,” (QS. Al-Hijr, 15:29-30)

Perintah Allah kepada para malaikat untuk bersujud kepada Adam


adalah sebagai bentuk penghormatan, suatu kemuliaan yang Allah
berikan bagi Adam dan anak cucunya yang diamanahi tugas untuk
menjadi khalifah di muka bumi. Tugas khalifah ini diberikan kepada
manusia, yaitu Adam dan anak cucunya, bukan diberikan kepada para
malaikat. Kehendak dan qudratullah ini juga dibarengi dengan
membekali manusia dengan potensi khusus, yakni akal, hawa nafsu, di
samping adanya hati, dimana potensi ini tidak diberikan kepada para
malaikat. Jika manusia mampu mengemban tugas kekhalifahan ini,
maka dia bahkan akan memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding
malaikat.
Untuk dapat menjalankan tugas tersebut, Allah swt juga
mengajarkan ilmu pengetahuan kepada Adam, dengan mengajarkan
nama-nama benda seluruhnya yang ada di sekitar Adam, sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Quran.

”Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)


seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha

168 53509284.doc
Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. Al-Baqarah, 2:31-32)

Dr H. Yunahar Ilyas, Lc, MA menjelaskan dalam bukunya ”Kisah


Para Rasul, Tafsir Al-Quran Tematis” bahwa Al-Quran tidak menyebut
kan nama-nama apa saja yang diajarkan Allah swt kepada Adam. Al-
Quran hanya menekankan seluruhnya yaitu seluruh nama-nama.
Karena tidak disebutkan nama-nama apa saja yang diajarkan itu, maka
para mufassir menyebutkan beragam nama. Ada yang mengatakan
Allah mengajarkan kepada Adam tentang manusia, binatang, tumbuh-
tumbuhan, bumi, laut, gunung, langit, bintang-bintang, nama-nama
malaikat dan lain sebagainya.
Dapat juga dipahami bahwa yang diajarkan kepada Nabi Adam
adalah ilmu pengetahuan, karena pada hakekatnya ilmu pengetahuan
adalah pengenalan terhadap nama-nama segala sesuatu lengkap
dengan sifat dan fungsinya. Allah swt membekali Adam dengan ilmu
pengetahuan supaya dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah di
atas permukaan bumi. Dan untuk anak cucu Adam kemudian Allah
memberinya potensi untuk mengetahui segala sesuatu dengan
menggunakan hati nurani, panca indra, akal pikiran dan ditambah lagi,
bimbingan dari Allah swt melalui para nabi dan rasulNya. (Dr H.
Yunahar Ilyas, Lc, MA, Kisah Para Rasul, Tafsir Al-Quran Tematis, Suara
Muhammadiyah, Yogyakarta, 2006)
Untuk menemani Adam, Allah ciptakan seorang pasangan baginya.
Allah ciptakan seorang istri dari dirinya sendiri, sebagaimana firman
Allah.

”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah


menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS.
An-Nisa, 4:1)

Penciptaan Hawa oleh Allah untuk Adam dimaksudkan juga agar dia
merasa tentram kepadanya, saling merasakan kasih sayang diantara
keduanya. Allah berfirman dalam Al-Quran.

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan


untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ruum, 30:21)

Demikianlah, Allah ciptakan Adam dan Hawa untuk berdiam di


sorga, menikmati makanan yang telah Allah sediakan. Namun Allah

169 53509284.doc
juga memberikan larangan kepada mereka untuk tidak mendekati
sebuah pohon yang telah ditetapkan olehNya, yang akan
menyebabkan mereka menjadi dzalim.
Adanya larangan yang ada di sorga itu, membuat syetan segera
berusaha mendekati dan membujuk Adam dan Hawa dengan ucapan
yang indah dan menjanjikan. Sebagaimana diinformasikan dalam Al-
Quran.

”Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk


menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu
auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan
mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)."
Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya
adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua"
(QS. Al-A’raaf, 7:20-21)

Mengenai ayat tersebut, Yunahar menjelaskan, menurut godaan


syaitan, Allah melarang mereka berdua memakan buah pohon itu
karena Allah tidak ingin keduanya menjadi malaikat dan kekal di dalam
sorga buat selama-lamanya. Untuk meyakinkan Adam dan Hawa
syaitan bersumpah bahwa dia tidak punya kepentingan apa-apa
dengan larangan itu. Dia hanya memberikan nasehat untuk
kepentingan mereka berdua. Cara syaitan ini kemudian banyak ditiru
oleh para pengikutnya, termasuk dari kalangan manusia sendiri. Para
penggoda akan menggunakan kata-kata yang manis, janji yang muluk-
muluk. Tidak ada orang yang berterus terang mengatakan ingin
menjerumuskan seseorang, karena kalau cara demikian yang
dilakukan tentu tidak akan ada yang mau mengikuti.
Godaan syaitan rupanya berhasil, Adam dan Hawa terbujuk juga
untuk memakan buah pohon itu. Mereka lupa dengan firman Allah
yang sudah tegas-tegas melarang mereka mendekati, apalagi
memakan buah pohon itu. Inilah pelanggaran pertama yang dilakukan
oleh umat manusia terhadap larangan Allah swt. Begitulah kelemahan
manusia, begitu banyak yang dihalalkan oleh Allah swt, justru tetap
menginginkan yang dilarangNya. Dari begitu banyak buah-buahan
yang ada di sorga, Allah hanya melarang memakan satu macam buah
saja, tetapi justru itu yang dilanggar Adam dan Hawa. (Dr H. Yunahar
Ilyas, Lc, MA, Kisah Para Rasul, Tafsir Al-Quran Tematis, Suara
Muhammadiyah, Yogyakarta, 2006)
Adam dan Hawa akhirnya diperintahkan oleh Allah untuk
meninggalkan sorga, turun ke bumi, akibat tergoda oleh bujuk rayu
syaitan. Dan Allah menyatakan, bahwa syaitan merupakan musuh bagi
Adam dan anak cucunya. Allah berfirman dalam Al-Quran.

170 53509284.doc
”Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan
dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah
kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu
ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan." (QS. Al-Baqarah, 2:36)

Menyadari akan kesalahannya, Adam dan Hawa pun memohon


ampun pada Allah, bertaubat. Mereka telah melanggar larangan Allah,
mereka telah menganiaya diri sendiri, dan jika Allah tidak mengampuni
mereka, maka sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang
merugi. Karena kesungguhan mereka untuk bertaubat, Allahpun
menerima taubat mereka. Sebagaimana ditunjukkan dalam Al-Quran.
”Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka
Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah, 2:37)

D. TERJADINYA MANUSIA SETELAH ADAM

Penciptaan manusia setelah Adam dan Hawa adalah melalui proses


reproduksi sebagaimana yang dikenal dan terjadi hingga sekarang ini,
yaitu hasil hubungan biologis antara seorang ayah dan ibu, melalui
proses kehamilan dalam kandungan sang ibu. Al-Quran
menginformasikan pada kita, pada awalnya, manusia diciptakan dari
sari pati tanah. Allah berfirman sebagai berikut.

”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu


saripati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun, 23:12)

Pengertian al-insan diatas, pertama bisa berarti Adam, yang


memang diciptakan dari tanah, sebagaimana penjelasan pada sub bab
diatas. Kedua, juga berarti anak cucu Adam yaitu semua manusia,
yang diciptakan dari sulalatin min thin (sari pati tanah). Makna kedua
lebih mengena jika dihubungkan dengan ayat berikutnya.

”Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).” (QS. Al-Mu’minun, 23:13)

Muhammad Izzuddin Taufiq, dalam bukunya ”Dalil Anfus Al-Quran


dan Embriologi, Ayat-ayat tentang Penciptaan Manusia”, menjelaskan
penciptaan manusia pada fase nuthfah (air mani) tersebut merupakan
fase berikutnya setelah penciptaan manusia dari tanah. Berdasarkan
firman Allah Surat Al-Mu’minun (23) ayat 12-13, secara lengkap
Izzuddin menguraikan proses reproduksi manusia setelah Adam dan
Hawa ini melalui beberapa fase, yaitu fase nutfah, fase ’alaqah, fase
mudghah, fase tulang dan daging serta fase penciptaan makhluk yang

171 53509284.doc
berbentuk lain. Dalam sub bab ini, penulis akan coba menguraikan
secara ringkas penjelasan fase-fase tersebut.

1. Fase Nutfah
Sebagaimana telah diuraikan di atas, manusia diciptakan dari sari
pati yang berasal dari tanah, kemudian dijadikan nutfah. Dr. Syarif
Kaff Al-Ghazaal, menjelaskan, nutfah secara bahasa adalah cairan
yang sedikit atau sepercik air. Dan ini berkaitan dengan air mani laki-
laki yang berbentuk seperti hewan, spermatozoa, yang merupakan
sebagian kecil dari jazad laki-laki. Dari air yang hina (mani)
terbentuklah apa yang disebut spermatozoa (nutfah). (Dr. Syarif Kaff
Al-Ghazaal, Janin: Tentang Perkembangan Manusia, Antara Iptek dan
Al-Quran, sebuah tulisan lepas.)
DR. Maurice Bucaille, menguraikan, nutfah berasal dari akar kata
yang berarti mengalir, kata tersebut dipakai untuk menunjukkan air
yang ingin tetap dalam wadah, sesudah wadah itu dikosongkan. Jadi
kata itu menunjukkan setetes kecil dan di sini berarti setetes air
sperma. (DR. Maurice Bucaille, Bibel, Quran dan Sains Modern, Bulan
Bintang, Jakarta)
Disamping dalam Surat Al-Mu’minun (23) ayat 13, kata nutfah di Al-
Quran dapat kita temui pada beberapa ayat diantaranya:

”Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi


pembantah yang nyata.” (QS. An-Nahl, 16:4)

”Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? Dari apakah


Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu
menentukannya” (QS. ’Abasa, 80:17-19)

”Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam


rahim)” (QS. Al-Qiyamah, 75:37)

Dalam Ilmu pengetahuan modern, Embriologi, telah ditemukan


penjelasan tentang nutfah ini. Nutfah atau air mani seorang laki-laki
diproduksi dalam testis (buah pelir) yang merupakan salah satu organ
reproduksi laki-laki. Kelenjar yang dihasilkan testis mengandung
sperma atau dikenal juga dengan sel sexual laki-laki. Jika dilihat
dengan menggunakan mikroskop, spermatozoa berbentuk seperti
kecebong, terdiri dari kepala dan memiliki ekor yang panjangnya
mencapai delapan kali lipat panjang kepalanya. Besaran spermatozoa
ini tidak lebih dari satu mikron. Satu mikron sama dengan 0,001
milimeter.
Dalam kepala spermatozoa mengandung 23 pasang kromosom
(XY), yaitu unit-unit gen yang di dalamnya terdapat disain tubuh yang
ada dalam atom. Kepala spermatozoa inilah yang kelak akan

172 53509284.doc
membuahi sel wanita (ovum) di dalam rahim. Sedangkan fungsi ekor
spermatozoa adalah membawa sperma ke tempat yang dituju.
Mohammad Izzuddin Taufiq menjelaskan, dalam setiap hari atau
24 jam, testis akan berproduksi sebanyak 100 juta sampai 500 juta
spermatozoa. Spermatozoa yang dihasilkan testis selanjutnya akan
berkumpul di suatu tempat khusus yang dinamakan epididimis. Di
dalam epididimis ini, pertumbuhan nutfah akan mengalami
penyempurnaan. Di tempat itu nutfah-nutfah berkumpul, kemudian
memancar ke arah tali sperma menuju visicle (kandungan mani)
sperma.
Nutfah-nutfah itu terus berjalan menuju visicle sperma sampai
batas perpanjangan tertentu dan tempatnya pun menjadi sempit.
Visicle itu mengeluarkan kandungannya secara alami melalui mimpi
pada waktu tidur. Sperma yang tidak dikeluarkan melalui proses mimpi
itu akan mati dan larut. Kemudian visicle itu mulai menerima
kedatangan nutfah-nutfah baru. Begitu seterusnya. Nutfah yang telah
matang terkumpul dalam visicle, akan terpancarkan memasuki organ
reproduksi wanita, pada saat terjadi hubungan sexual suami dan istri.
Berbeda dengan testis yang menghasilkan jutaan spermatozoa,
dalam organ reproduksi wanita, indung telur hanya menghasilkan satu
ovum, kemudian mengirimnya dan menunggu. Ketika ovum keluar,
mulut tuba fallopi (saluran telur) telah melakukan penyesuaian dengan
luas indung telur, terutama dengan daerah yang akan robek dan akan
terbuka. Oleh karena itu, ketika ovum keluar segera ditangkap oleh
tuba itu dengan cara yang sangat menakjubkan. Dalam ovum juga
mengandung 23 pasang kromosom (XX)
Ovum berada dalam kondisi siap untuk menerima pembuahan
secara khusus selama 12 jam setelah keluar dari indung telur. Setelah
12 jam berlalu, ovum akan kehilangan vitalitasnya sedikit demi sedikit
dan akan mati dalam waktu 48 jam.
Melalui hubungan sexual antara suami istri, cairan sperma laki-laki
berpindah ke organ repruduksi wanita. Cairan sperma itu merupakan
tempat yang baik bagi nutfah untuk berenang ketika memancar dari
testis menuju saluran testis, lalu ke ureter dan dari ureter menuju
organ-organ reproduksi wanita.
Jumlah spermatozoa yang berenang dalam cairan sperma mencapai
100 juta dalam 1 milimeter kubik. Artinya, dalam satu semprotan
cairan sperma terdapat sekitar 200 juta sampai 600 juta spermatozoa
yang masuk dalam organ reproduksi wanita.
Menurut Izzuddin, setelah nutfah (spermatozoa) diletakkan di dalam
vagina, ia harus menempuh jalan yang panjang agar sampai ke ovum.
Melihat ukuran nutfah yang kecil itu jarak 15 centimeter yang
memisahkannya dari ovum dapat berarti beberapa ratus kilometer
untuk ukuran kita. Nutfah menghadapi serangkaian hambatan dan
kesulitan dalam perjalanannya manuju vagina, rahim dan saluran sel

173 53509284.doc
telur. Oleh karena itu ia harus mampu menempuh jarak itu dalam
waktu sesingkat mungkin.
Setelah mengalami perjalanan panjang, sejumlah nutfah (sekitar
40%) akan tertinggal dan tidak dapat mengikuti perjalanan sampai
akhir. Sebagian nutfah akan mati oleh lendir vagina. Tidak ada
spermatozoa yang mampu bertahan hidup dan melanjutkan
perjalanan, kecuali yang mampu menembus vagina dengan selamat.
Perjalanan masih harus berlanjut menuju rahim. Diperkirakan
jumlah nutfah yang masuk ke dalam rahim tidak lebih dari satu juta
nutfah. Di dalam rahim ribuan nutfah kehilangan arah dan diperkirakan
hanya beberapa ribu saja nutfah yang beruntung menemukan
tuba/saluran dimana ovum berada, dan masuk ke dalamnya.
Sebagian nutfah akan tersesat dan hancur di dalam saluran rahim
(tuba) dan sejumlah kecil lainnya akan berhasil masuk ke tempat ovum
yang sedang menunggu di dalam saluran sel telur. Sejumlah nutfah
yang berhasil masuk berusaha untuk bisa menembus dinding ovum.
Dan akhirnya hanya satu buah spermatozoa yang berhasil masuk
menembus dinding ovum.
Masuknya sel spermatozoa ke dalam ovum menjadikan beberapa
perubahan pada dinding ovum. Bagian tubuh dan ekor spermatozoa
akan tertinggal di luar ovum bersama sel-sel spermatozoa lainnya
yang tak berhasil menembus dinding ovum. Saat itulah terjadi
pertemuan antara sebuah spermatozoa dan ovum yang berlanjut
dengan proses pembuahan.
Ovum mengalami pemecahan reduktif dan mengusir setengah
kromosomnya, yang berada di dalam ovum hanya setengah
kromosom. Sedangkan setengah yang lain dikandung oleh kepala
spermatozoa. Secara ilmiah, saat inilah dikatakan telah terjadi
penciptaan sebuah makhluk baru.
Perjalanan yang ditempuh ovum dari tempat terjadinya pembuahan
di dalam pipa menuju rahim memakan waktu hampir sepekan. Selama
perjalanan menuju rahim tersebut, ovum selalu mengalami perubahan
dan pembelahan terus menerus, dari pembelahan menjadi 2 sel, 4 sel,
8 sel dan seterusnya, sampai ovum mencapai rahim. Setelah sampai di
dalam rahim dan mengalami perkembangan hingga sekitar 15 hari,
maka penciptaan makhluk manusia ini memasuki fase berikutnya.

2. Fase ’Alaqah
Alaqah merupakan fase penciptaan manusia setelah fase nutfah.
Dr. Syarif Kaff Al-Ghazaali menjelaskan, perkembangan
kesempurnaan ’alaqah itu melalui tahapan-tahapan berupa seperti
cacing yang berenang di dalam air,dan bergantung/menempel di
dinding rahim dengan tali umbilicus dan gumpalan darah (’alaqah)
tersebut terstruktur di dalam ruang darah dalam bentuk memanjang

174 53509284.doc
dan terhitung tanpa adanya gerakan dan kelihatan seperti darah yang
membeku.
Maurice Bucaille menerjemahkan kata ’alaqah dengan : ”sesuatu
yang melekat” Arti ini menurutnya sesuai sekali dengan penamaan
sains modern. Dalam beberapa terjemahan Al-Qur’an, ’alaqah ini
diartikan sebagai ”gumpalan darah”, meski bukan makna yang
sebenarnya, namun menyerupai gumpalan darah.
Kata alaqah bisa kita jumpai dalam Al-Quran pada Surat Al-
Mu’minun (23) ayat 14 sebagai berikut.

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah …” (QS. Al-
Mu’minun, 23:14)

Kata ’alaqah juga bisa kita temukan pada ayat-ayat di bawah ini.

“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS. Al-‘Alaq,


96:23)

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari


kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu
dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal
darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu “ (QS. Al-
Hajj, 22:5)

“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes


mani, sesudah itu dari segumpal darah …” (QS. Al-Mu’min, 40:67)

Dalam fase alaqah ini, ada beberapa perubahan yang menonjol atas
perilaku ovum, Izzuddin mengemukakan, ada temuan baru pada
perilaku ovum yang telah dibuahi selama fase ini. Setelah morula
blastula (ovum yang dibuahi beserta sel-selnya yang membuahi)
sampai ke dalam rahim, perilaku ovum berubah. Kemudian terjadi
perubahan-perubahan kompleks, salah satu perubahan terpentingnya
adalah blastula berusaha menggantung pada selaput rahim dengan
cara meleburkan sel-selnya untuk membuka lubang kecil, tempat ia
akan bergantung atau menempel. Tugas ini dilakukan oleh sel-sel
sekunder dari blastula (terbagi menjadi sel-sel) dan dibantu dengan
melepaskan enzim tertentu mencairkan jaring selaput rongga pada
rahim. Sel-sel inilah yang membentuk jenjot yang nantinya akan
menjadi inti plasenta pertama.
Selanjutnya Izzuddin menulis, secara keseluruhan blastula (zygot)
bertugas menempel pada dinding rahim karena nutrisinya atau
kehidupannya sangat bergantung pada dinding rahim tersebut.
Peristiwa tersebut merupakan titik perubahan yang disebut khusus
oleh Al-Quran meskipun kisah penciptaaan manusia dalam Al-Quran

175 53509284.doc
sangat ringkas. Kemudian ’alaqah masuk ke dalam selaput rahim
hingga bercampur dan menyatu dengan sempurna seolah-olah ia
berada dalam sebuah roti yang seluruh sisinya dikelilingi selaput rahim
yang ketebalannya selalu bertambah, terutama di tempat ’alaqah
berada. Lalu terbentuklah aliran darah diantara ’alaqah dan rahim
yang membuatnya tumbuh berkembang.
Ketika ovum telah stabil melaksanakan tugasnya, dimulailah tugas
kedua bagi sel-sel sekunder untuk melaksanakan implantasi
(pelekatan embrio pada dinding rahim) pada trofoblas (bagian dari
plasenta) dengan melepaskan hormon HCG (Human Choronic
Gonodotrophin) yang secara berkelanjutan akan memberikan perintah
pada ovum-tepatnya pada bagian badan kuning (Corpus Luteum untuk
terus-menerus melepaskan hormon progesteron.
Pelepasan hormon yang terakhir ini secara berkelanjutan
merupakan hal yang sangat penting karena hormon tersebut akan
mendorong selaput rahim saling merekat.Jika hormon ini terputus akan
menyebabkan kerusakan selaput rahim dan usaha yang telah
dilakukan oleh ’alaqah akan sia-sia, sebagaimana terjadi pada akhir
masa menstruasi ketika tidak terjadi proses pembuahan ovum.
Selama hormon progesteron berada dalam darah, indung telur
berhenti melepaskan ovum-ovum baru karena hal itu tidak akan
bermanfaat selama masa kehamilan, bahkan akan menyebabkan
bahaya apabila proses pembuahan telah terjadi. Oleh karena itu,
muatan yang lebih belakang senantiasa mengetahui muatan yang
didepannya yang prosesnya belum sempurna.Kemudian pada sisa
minggu fase itu ’alaqah mempersiapkan diri untuk fase mudhgah.
Oleh karena itu, pada minggu kedua ini,’alaqah mulai berubah dari
gumpalan yang terdiri atas sel-sel menjadi susunan dengan dua
tingkat yang terpisah dan masing-masing berbeda.Susunan ini disebut
teblet ganda.
Jika pada minggu kedua blastula telah terpisah menjadi sel inti dan
sel sekunder, pada minggu ketiga terdapat hal baru, yaitu
memperdalam perbedaan tugas di antara dua macam sel
tersebut.Setelah melalui proses yang rumit,pada sel inti muncul tiga
tingkatan sel terbentuk dan disebut dengan kertas janin (Embryonal
plate). Kemudian kertas janin ini membentuk sel-sel bayi.
a. Lapisan luar (Ekteoderm) akan membentuk lapisan dan
jaringan saraf.
b. Lapisan tengah (Mesoderm) akan membentuk susunan
tulang, otot, saluran sistem kemih, dan peredaran darah.
c. Lapisan dalam akan membentuk sistem pencernaan dan
sistem suplementernya serta sistem pernapasan. Sedangkan sel-sel
sekunder yang sampai ke lapisan sel dalam bersama dengan
selaput rahim akan memberikan unsur-unsur permulaan yang
nantinya akan menjadi tali pusar.

176 53509284.doc
3. Fase Mudhghah
Fase berikutnya dalam proses perkembangan penciptaan manusia
ini adalah fase mudhghah. Terjamahan Al-Quran versi Depag
mengartikan mudhghah dengan ”segumpal daging’. Bucaille
memberikan arti kata bahasa Arab mudhghah ini dengan ”daging
(seperti daging yang dikunyah). Makna yang diberikan Bucaille ini
serupa dengan penjelasan Izzuddin, setelah muncul gumpalan
berbentuk badan, janin mulai terlihat seperti mudhghah kecil dan
menyerupai sesuatu yang dikunyah yang terdapat pada bekas gigi.
Al-Quran menyebutkan kata mudhghah dalam rangkaian proses
penciptaan manusia pada beberapa ayat berikut:

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang …” (QS. Al-Mu’minun, 23:14)

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari


kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu
dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal
darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna …” (QS. Al-Hajj, 22:5)

DR. Syarif Kaft Al-Ghozaal menjelaskan, perkembangan fase ini


bermula dari kepala yang berbentuk somites (mirip bola) pada hari ke
24-25, kemudian bagian punggung/atas dari somites ini melengkung
setahap demi setahap pada ujung janin. Dan pada hari ke 28 janin
mulai terlihat bagian-bagiannya yang kelihatan seperti unta yang
gemuk. Ia berputar dan berbolak-balik di dalam rahim selama
perkembangan fase ini hingga berakhir pada akhir minggu keenam.
Pada fase ini juga terlihat perkembangan yang leboh berarti, ada
penambahan volumen ruang rahim secara berlipat-lipat. Mudhghah
mulai kelihatan seperti sepotong daging, belum kelihatan strukturnya
dan kemudian mulai pada perkembangan kedua yaitu perkembangan
bentuk, mulai kelihatan beberapa organ : dua mata, lisan dan dua
bibir, akan tetapi belum jelas keadaaanya, kecuali di atas minggu ke
delapan. Pada minggu ke delapan ini juga sudah mulai kelihatan kedua
tangan dan kedua siku pada perkembangan ini.
Sementara itu Izzuddin menjelaskan, mudhghah adalah sepotong
daging tempat pembentukan janin. Fase ini dimulai kira-kira pada
minggu keempat. Setelah kapsul janin (embrio) terbentuk menjadi tiga
tingkatan pada minggu ketiga, mulai terlihat ciri-ciri pertama susunan
saraf dan aliran darah.
Pada minggu keempat atau setelah du puluh hari masa
pembuahan, terlihat permulaan munculnya anggota-anggota tubuh
terpenting. Oleh karena itu, ilmu kedokteran menyatakan bahwa
minggu ini adalah awal pembentukan anggota-anggota tubuh.

177 53509284.doc
Permulaan pembentukan anggota tubuh ini, menurut Izzuddin,
dimulai pada hari kedua puluh dalam bentuk gumpulan daging kecil
yang merupakan awal mula anggota tubuh dalam lapisan janin.
Setelah muncul gumpalan berbentuk badan, janin mulai terlihat seperti
mudhghah kecil dan menyerupai sesuatu yang dikunyah yang terdapat
pada bekas gigi.

4. Fase Tulang dan Daging


Proses penciptaan manusia pada fase tulang dan daging ini
merupakan tahap awal pembentukan tulang. Mourice Bucaille dalam
bukunya Bibel, Qur’an dan Sains Modern hanya menyinggung sedikit
proses penciptaan manusia pada fase ini. Menurutnya sistem tulang,
berkembang pada benda tersebut (janin) dalam sesuatu yang
dinamakan ”mesenhyme”. Tulang yang sudah terbentuk itu dibungkus
dengan otot-otot. Inilah yang dimaksudkan dengan ”lahm”.
Al-Quran menyebutkan proses penciptaan manusia pada fase
tulang dan daging pada Surat Al-mu’minun (23) ayat 14 sebagai
berikut:

“…dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami
bungkus dengan daging.” (QS. Al-Mu’minun, 23:14)

Dr. Syarif Kaff Al-Ghazaal, menuliskan, penggunaan istilah


”idzam” (tulang belulang) yang digunakan Al-Quran pada fase
perkembangan ini adalah istilah yang memang menunjukkan
kekhususan fase ini. Fase ini memberikan penjelasan yang rinci dan
mulai terlihatnya postur luar janin. Ini merupakan perubahan
terpenting dalam proses pembentukan struktur dalam tubuh janin,
sekaligus munculnya keterkaitan antara organ-organ tubuh dan
keluasannya pada performan janin.
Tersusunnya tulang-tulang pada fase ini menurut Syarif adalah
perkembangan yang paling menonjol. Mudhghah yang sebelumnya
belum berbentuk manusia berkembang menjadi bentuk yang terlihat
dengan tulang-tulang yang terjadi dalam waktu yang singkat, yakni
beberapa hari saja pada akhir minggu ke enam sampai pada awal
minggu ketujuh.
Dalam minggu ketujuh, bentuk manusia mulai kelihatan jelas
dengan tumbuhnya tulang-tulang di seluruh tubuhnya. Pada
perkembangan selanjutnya mulai bermunculan muscles, yaitu daging
dan kulit yang membungkus seluruh tulang. Pada saat selesainya
tulang terbungkus dengan daging, maka mulailah bentuk anak
manusia terlihat jelas. Organ-organ sudah saling terkait dan saling
berpengaruh. Selesainya pembentukan struktur muscles (daging dan
kulit yang membungkus tulang), janin mulai bergerak-gerak. Fase ini

178 53509284.doc
terjadi pada minggu ketujuh dan terus berjalan sepanjang minggu ke
delapan.
Memberikan penjelasan mengenai Surat Al-Mu’minun ayat 14 di
atas, Izzuddin menuliskan, sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa
perubahan pada mudhghah dapat terjadi secara keseluruhan atau
sebagiannya. Berdasarkan temuan Ilmu Kedokteran, perubahan
tersebut hanya terjadi pada sebagian mudhghah, karena sebagian
mudhghah inilah yang berubah menjadi ”idzam” (tulang belulang).
Sumber susunan tulag, otot dan kulit adalah satu lapisan pada jaringan
yaitu lapisan tengah.
Menjawab pertanyaan, mengapa Al-Quran menganggap fase tulang
belulang merupakan fase yang terpisah setelah fase mudhghah?
Izzuddin menuliskan, Al-Quran telah menemakan tiap-tiap fase sesuai
dengan kejadian terpenting yang terdapat pada tiap fase. Pada fase ini
-secara umum- merupakan permulaan pembentukan tulang dan
perbedaannya dengan mudhghah, sebagaimana fase sebelumnya
yang secara keseluruhan adalah munculnya gumpalan daging kecil.
Pada fase selanjutnya, tulang tersebut dibungkus dengan otot-otot.
Sekalipun proses yang terus berkelanjutan antara munculnya
gumpulan daging, permulaan tulang-belulang, dan pembungkusannya
dengan otot-otot serta tercapainya semua itu dalam waktu singkat
selama minggu keempat, tetapi buku-buku kedokteran tidak
membedakan antara fase mudhghah, tulang dan daging (otot). Buku
kedokteran hanya menyusunnya dengan standar minggu dan hari,
serta membagi fase pertumbuhan janin menjadi dua, yaitu fase janin
(embrio) dan fase kehamilan (fetus).
Menurut Izzuddin, selama minggu keempat ini, kita dapat melihat
munculnya daerah kepala dan bagian sebelah atas serta munculnya
tulang punggung pada daerah punggung. Pertumbuhan yang pertama
lebih banyak dari pada yang kedua.
Mengutip Encyclopedia Americana, Izzuddin menjelaskan bahwa,
pada awal minggu, panjang dimensi kapsul janin lebih pendek dari dua
milimeter dalam bentuk kapsul terlentang yang belum menyerupai
bentuk akhir makhluk yang akan dihasilkannya. Pada akhir minggu,
umumnya anggota tubuh serta susunannya telah mulai tampak dan
janin telah mendekati bentuknya yang sempurna sehingga dapat
dibedakan antara kepala, tengkuk, batang tubuh, dan sisi-sisinya.
Sebagian besar susunan jenis dan anggota tubuh utama mulai tampak,
meliputi tiga puluh lima pasang tulang punggung utama (somite) yang
akan menghasilan tingkatan warna kulit, struktur otot-otot, dan
pembentuk tulang punggung.
Selanjutnya disebutkan bahwa pada minggu keempat dapat
disaksikan awal pembentukan telinga, mata, dan susunan saraf utama,
sebagaimana pada akhir minggu tersebut dapat disaksikan permulaan
pembentukan kelenjar tiroid, lidah, kerongkongan, paru-paru, saluran

179 53509284.doc
pernapasan, saluran pencernaan, perut, hati, kantong empedu,
pankreas dan ginjal.
Menurut Izzuddin, jantung, susunan saraf, dan anggota-anggota
tubuh bagian dalam telah lebih dulu muncul dan berkembang ketika
anggota tubuh lainnya masih dalam bentuk gumpalan daging yang
kecil sekali. Hal inilah yang membuat janin tampak berbentuk
mudhghah, kemudian muncul tulang untuk melindungi anggota-
anggota tubuh bagian dalam yang tumbuh mengikuti
perkembangannya, lalu muncul otot-otot untuk membungkus tulang
dan muncul kulit untuk membungkus otot-otot tersebut.
Pada minggu-minggu berikutnya, Izzuddin menjelaskan bagaimana
keseluruhan tulang-tulang, otot-otot, kulit serta anggota tubuh bagian
dalam secara terus-menerus tumbuh dan tidak akan berhenti hingga
akhir bulan ketiga.
Secara ringkas, penulis akan kutipkan perkembangan minggu-
minggu berikutnya pada fase tulang dan daging sebagai berikut.

Minggu Kelima
Minggu kelima merupakan pembentukan tulang dan
pertumbuhannya. Oleh karena itu, dalam minggu ini janin tumbuh
bagaikan meneken yang rata atau halus. Pada minggu ini anggota
tubuh bagian dalam dan indra terus tumbuh dengan harmonis atau
selaras.
Pada akhir minggu kelima ini wajah mulai tampak jelas meskipun
bukan dalam bentuk wajah janin pada akhir perkembangannya, lalu
diikuti dengan perkembangan atau pertumbuhan paha, kaki, telapak
kaki, jari, lengan, dan tangan. Pada masa perkembangan ini,
perbedaan anggota-anggota tersebut sudah jelas meskipun panjang
setiap bagian atas dan bawah hanya mencapai tiga sampai empat
milimeter.

Minggu Keenam
Pada minggu ini bagian punggung tumbuh lebih cepat dari bagian
perut, sebagaimana pada bagian-bagian ujung tumbuh dngan jelas.
Hal ini diperkuat dengan apa yang kita katakan bahwa pertumbuhan
tulang lebih dulu dari pada otot karena ototlah yang akan menutupi
tulang. Oleh karena itu, pertumbuhan tulang harus lebih dulu darinya
hingga memungkinkan bagi otot untuk menutupinya.
Pada minggu ini pula kita dapat membedakan bentuk dua mata
serta telinga, dan lubang hidung dipisahkan oleh pembatasnya,
sebagaimana dalam pembentukan dua bibi. Jantung sudah mulai
memompa darah dengan kuat. Bukan darah itu saja yang mengalir ke
tubuh janin, mlainkan juga darah yang berhubungan dengan plasenta.
Dengan berakhirnya minggu ini, wajah janin tampak dengan
jelas, begitu juga susunan sraf pusat dan gerakan reflek, sebagaimana
telah jelas pada anggota-anggota indra, seperti mata dan telinga.

180 53509284.doc
Minggu Ketujuh
Pada awal minggu ketujuh, panjang janin tidak lebih dari dua puluh
milimeter dan pada akhir minggu ini mencapai lima atau enam
sentimeter. Dengan berakhirnya minggu ini, janin nampak sebagai
manusia yang kecil, mirip dengan boneka. Meskipun perbedaan besar
badan antara janin dan orang dewasa mencapai ribuan kali lipat, tetapi
bentuknya sudah tampak sebagai manusia. Oleh karena itu pada
minggu ketujuh ini, ia tidak dinamai embrio lagi, tetapi fetus. Fase baru
ini akan menjadi fase penyempurnaan anggota-anggota yang sudah
tampak. Oleh karena itu minggu ini digunakan untuk penyempurnaan
semua langkah awal. Apalagi pada awal minggu kedelapan ukuran
besar janin makin bertambah.

Minggu Kedelapan
Pada minggu kedelapan ini paras muka si janin bertambah jelas
meskipun beratnya tidak lebih dari empat gram. Janin tumbuh dengan
bentuk yang lebih besar, bahkan terkadang menutupi semua rongga
rahim, lalu sedikit demi sedikit, selaput yang menyelubungi gumpalan
darah bercampur dengan selaput yang jatuh.
Lebih dari itu, sekarang pembentukan janin akan disesuaikan
dengan waktu yang ada dalam Al-Quran, yaitu setiap kali anggota
tubuh dan organ bagian dalam tumbuh selalu disertai dengan
pertumbuhan tulang yang melindunginya, dan setiap tulang-tulang itu
tumbuh selalu disertai dengan pertumbuhan otot, lalu di atasnya
tumbuh kulit.

5. Fase Makhluk yang Berbentuk Lain


Pada fase ini, proses penciptaan manusia dalam rahim seorang ibu
masuk pada fase yang terakhir. Dr. Syarif Kaff Al-Ghazaal menyebut
fase ini sebagai fase perkembangan, setelah fase pertumbuhan
daging dan kulit terselesaikan. Fase perkembangan yang dimaksud
adalah terjadinya perkembangan yang cepat pada janin setelah
seluruh organ diciptakan. Janin mulai memasuki masa perubahan
menuju makhluk yang baru (Kholqon akhor)
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an:

“…lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian


Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al-Mukmin, 23:14)

Dalam fase ini terjadi peristiwa yang penting dalam


penyempurnaan perkembangan janin, yaitu dua keadaan besar,
sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Dua hal tersebut
menurut Dr.Syarif Kaff adalah pertama, ansya’nahu adalah
perkembangan bukan pertumbuhan, yakni terjadinya perkembangan
pada seluruh organ tubuh janin secara relatif singkat jika kita

181 53509284.doc
bandingkan dengan fase-fase sebelumnya. Kedua, khalqan akhar
berarti makhluk baru. Sebutan ini sebagai dalil bahwa embrio telah
mengalami perubahan-perubahan dalam fase nasy’ah menjadi
makhluk baru, yaitu janin (foetus). Mulai kelihatan organ-organ tubuh
bagian luar, jari-jari, dan juga organ reproduksi.
Memberikan penjelasan mengenai Surat Al-Mukminun ayat 14,
Izzuddin menuliskan, ayat ini mengisyaratkan pada janin tentang
perkembangan di bulan keempat dan setelahnya. Sebagaimana
pemakaian predikat ”fakasauna” (kami bungkus dengan daging) pada
ayat sebelumnya, ayat ini juga benar-benar cermat dalam pemakaian
predikat ”ansya’nahu” (kami jadikan dia). Kata ”insya” berarti
menciptakan sesuatu dan memeliharanya. Masa penciptaan telah
terjadi pada periode sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini adalah
pemeliharaan dan penumbuhan janin yang telah tercipta. Setelah
menggunakan kata ”ansya’nahu” dengan keakuratan dan kecermatan
yang sama, ayat ini juga memakai kata ”Khalqan akhar” (makhluk
yang berbentuk lain). Pengungkapan seperti ini merupakan
pengungkapan teringkas dan dapat memberikan gambaran yang
dalam serta tepat mengenai keadaan janin ketika tumbuh.
Lebih lenjut, Izzuddin menjelaskan, jika segumpal daging yang
berasal dari segumpal darah, tulang belulang yang berasal dari
segumpal daging, dan otot-otot yang membungkus tulang belulang
terjadi secara berturut-turut dengan cepat, sebenarnya seorang janin
tidak langsung berpindah darinya ke periode ”makhluk yang
(berbentuk) lain”. Akan tetapi pertumbuhan tulang belulang dan otot-
otot itu masih terus berlanjut setelah keduanya tampak, yaitu mulai
dari minggu kedelapan sampai bulan keempat.Olek karena itu, ayat ini
terdapat kata ”tsumma” (kemudian) yang berfungsi sebagai ”athaf”
(huruf penghubung) antara periode-periode itu dan periode ”makhluk
yang berbentuk lain”
Perubahan-perubahan baru yang terjadi pada perode ini
mempunyai dua sisi. Pertama, dapat dipantau oleh ilmu eksakta
dengan berbagai peralatannya, yaitu perkembangan yang tampak
pada janin ketika telah mendapatkan karakter kemanusiaannya dan
telah terlihat jenis kalaminnya serta mulai bergerak. Kedua, dibawa
oleh wahyu, yaitu peniupan roh di dalamnya.

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an :

“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh


(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-
Sajdah, 32:9)

182 53509284.doc
Peniupan roh adalah puncak dari persiapan-persiapan jasmani
yang terjadi pada janin untuk memberikan sifat-sifat manusia
kapadanya. Dengan peniupan roh ini, selesailah fase terakhir dari fase-
fase pembentukan janin -dengan badan dan roh- sebagai ”makhluk
yang berbentuk lain”, yang berbeda dari makhluk hidup yang lain.
Peniupan roh dapat dikatakan sebagai peresmian bahwa janin benar-
benar telah menjadi ”makhluk yang berbentuk lain” meskipun
persiapan itu telah dimulai sejak peroide penciptaan segumpal daging.
Sebagaimana diketahui setiap periode tidak dilepaskan oleh janin
hingga ia mendapatkan semua unsur asasinya. Sifat-sifatnya pun
dapat terlihat dominan padanya.
Menjelaskan perkembangan jasmani pada bulan keempat, Izzuddin
menuliskan beberapa perkembangan yaitu :
Pertama, sidik jari janin mulai tampak. Kuku-kuku tampak pada
bulan keempat atau kelima ketika perbedaan sidik jari mulai dapat
dibedakan.
Kedua, daya kerja jantun stabil dan sistem sirkulasi berkembang
sedikit demi sedikit. Pada minggu ke-14 (pertengahan bulan
keempat), kita dapat mendengar detak jantung melalui alat yang
digunakan untuk menangkap suara gelombang yang tidak dapat
ditangkap oleh telinga.Alat ini dapat dipakai untuk menangkap
suara yang sangat kecil. Kita dapat memperhatikan kecepatan
detak jantungnya melebihi kecepatan detak jantung kita, yaitu
sekitar 120 dan 160 detakan per menit.
Ketiga, sistem saraf tumbuh-pada mulainya-akan tampak gerakan-
gerakan refleks tanpa sebab pada tangan dan kaki. Setelah bulan
keempat,akan tampak gerakan-gerakan sempurna,yang terpenting
adalah memasukkan ibu jari ke dalam mulut. Artinya, dia telah
mulai berlatih dengan gerakan-gerakan penting yang akan
dilakukannya dalam hidupnya di luar rahim, yaitu gerakan
menyedot yang akan ia lakukan untuk menyusui. Disamping itu,
janin bergerak sesuai dengan posisi dan gerakan ibu. Ia akan
bergerak ketika sang ibu dalam posisi istirahat. Ketika ibu sedang
bergerak ia akan melipat tubuhnya untuk menghindari rasa sakit.
Keempat, jenis kelamin mulai tampak. Sebelum bulan ketiga, sel-sel
yang akan membentuk jenis kelamin masih serupa. Pada akhir bulan
ketiga,jeniss kelamin mulai dapat dibedakan menurut susunannya,
sedangkan janis kelamin janin sudah dipastikan pada awal bulan
keempat.
Kelima, anggota tubuh janin sempurna. Masing-masing anggota
telah tampak dan dimensinya telah diubah sehingga
perkembangannya ketika itu menuju bentuk kerangka yang sempurna.
Sistem kontrol tubuh pada masa ini telah tumbuh dengan sempurna.
Jika janin itu lahir pada masa ini, ia akan dapat bertahan hidup selama
beberapa jam di luar rahim.

183 53509284.doc
Keenam, daya kerja plasenta stabil. Plasenta adalah alat pernafasan
dan pencernaan pertama yang dimiliki janin. Plasenta ini sebagai ganti
dari jaringan-jaringan dan pembuluh darah yang memasok makanan
ke janin melalui darah rahim pada tampungan darah yang terbagi-bagi
pada selaput dalam. Asal plasenta adalah jaringan-jaringan yang
muncul pada sisi (tempat) gumpalan darah yang bertautan dengan
rahim. Oleh karena itu, jaringan-jaringan ini tersedia untuk menyerap
makanan dan oksigen dari darah ibu sebelum plasenta terbentuk.
Dengan kata lain, plasenta telah melakukan pekerjaan seperti ini
sebelumnya.
Penciptaan manusia dengan beberapa tahapan di dalam rahim
merupakan kekuasaan Allah swt. Allahlah yang membentuk manusia
sebagaimana yang dikehendaki. Hal ini dijelaskan melalui firmanNya.

“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana


dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali ‘Imran, 3:6)

Perkembangan dan perubahan janin secara terus menerus dari satu


fase ke fase berikutnya juga bisa melalui tiga kegelapan sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Qur’an.

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan


daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor
yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam
perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang
mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana
kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar, 39:6)

Tiga kegelapan janin dalam rahim ibu diuraiakan Dr. Syarif Kaff
adalah pertama, kegelapan amniusi (amnion) yaitu adanya cairan yang
melingkupi janin, sehingga janin tersebut dapat berenang di dalam
lingkungan rahim, dan juga memudahkan bagi janin untuk bergerak
dengan leluasa, dan memudahkan dalam merubah posisinya ketika
akan lahir kelak. Kedua, kegelapan Karyon (Chorion) dan Ketiga,
kegelapan decidua.
Mengenai kegelapan Amniusi atau cairan ketuban, Izzuddin
menjelaskan bahwa cairan amniusi atau amniotik memberikan
kemudahan bagi janin untuk bergerak dengan keadaan yang stabil.
Cairan ini dikeluarkan dari sel-sel yang membentuk selaput amniotik
itu sendiri. Tanpa cairan ini, janin akan merasakan benturan-benturan
yang terjadi pada perut.
Pengamanan janin seperti ini dapat menjamin kestabilan derajat
panas sehingga menjaganya dari dingin dan panas serta perubahan-
perubahan panas pada tubuh ibu sendiri. Cairan tersebut dapat

184 53509284.doc
memudahkan ibu dan janin untuk bergerak dengan bebas karena
benturan atau gerakan apapun dapat ditahan oleh cairan ini sehingga
tidak menimbulkan rasa sakit.
Lebih dari itu, menurut Izzuddin, cairan tersebut menjamin
kebutuhan janin pada air. Ia menyerap cairan dalam dalam jumlah
yang banyak.Cairan amniotik mencegah selaput yang telah
mengeluarkannya agar tidak menempel pada janin karena dapat
menimbulkan kecacatan. Cairan amniotik sangat cernih dan jumlahnya
sekitar 0,5 – 1 liter. Cairan ini tidak mungkin dimasuki oleh mikroba
selama selaput yang membungkusnya masih menyambung meskipun
jumlahnya berjuta-juta dan sangat berdekatan di vagina. Cairan ini
tetap bersih meskipun menerima air seni, keringat, dan kotoran-
kotoran yang datang dari janin. Oleh karena itu, cairan ini selalu
berganti setiap beberapa jam. Dengan keadaan seperti ini, kita dapat
menyamakan lubang yang menyelimuti selaput amniotik dengan
kolam renang mewah yang airnya selalu berganti terus menerus.
Mengenai perkembangan janin pada bulan-bulan terakhir setelah
peniupan roh, diuraikan Izzuddin, merupakan usaha untuk
menyempurnakan, mengembangkan dan memperindah janin secara
menerus, berjalan bersama-sama di setiap bagian. Lemak masuk ke
bawah kulit dan berat bertambah sehingga pada akhir bulan keempat
mencapai seratus gram atau lebih sedikit.
Pada bulan kelima, berat janin bertambah mencapai 300 gram.
Detak jantung dan gerakannya lebih terlihat dan kulitnya terbungkus
satu tingkat kulit yang sangat halus. Pada bulan keenam, janin tumbuh
dua kali lipat dari pertumbuhannya di bulan kelima sehingga beratnya
mencapai 600 gram. Pada bulan ini, dokter dapat membedakan jenis
kelamin janin saat memegang dinding rahim ibu.
Pada bulan ketujuh, kedelapan dan kesembilan dapat dianggap
sebagai satu periode jika dilihat dari ciri-cirinya, yaitu perkembangan
berat janin dari 300 gram menjadi 3400 gram dan turunnya kedua
buah pelir ke skrotum.

6. Kelahiran Seorang Bayi

Setelah mencapai masa yang ditetapkan, atas kuasa Allah, janin


akan lahir dari rahim sang ibu yang telah mengandungnya sekitar
sembilan bulan. Lahirnya sang bayi ke alan dunia ini menandai
dimulainya kehidupan seorang insane, diawali dengan masa kanak-
kanak. Allah berfirman dalam Al-Qur’an.

“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes


mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu
sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu
sampai kepada masa (dewasa)” (QS. Al-Mu’min, 40:67)

185 53509284.doc
Proses penciptaan janin dalam rahim ibunya selama sekitar
sembilan bulan, telah membentuk seorang bayi dengan kondisi fisik
yang lengkap sebagaimana yang dimiliki orang dewasa. Begitu
lahir, maka beberapa organ akan langsung bekerja dan berfungsi
untuk memberi manfaat bagi kelangsungan kehidupannya. Dia akan
segera menghirup udara di alam dunia ini, masuk ke dalam paru-
parunya melalui system pernafasan.
Bayi akan menjerit dan menangis, maka sang ibu atau bidan atau
perawat akan memberikan minuman susu sebagai pengganti sari
makanan yang didapat dari ibu melalui plasenta ketika berada dalam
rahim. Melanjutkan fungsinya ketika dalam rahim ibu, jantung sang
bayi akan terus berfungsi untuk memompa dan menggerakkan darah,
dan juga mendistribusikan makanan ke seluruh sel dalam tubuhnya.
Seluruh tubuhnya akan bergerak menandai kehidupan sang bayi.
Sementara itu sejumlah organ tubuh lainnya akan berfungsi sempurna
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya.
Pada saat manusia lahir dari perut ibunya, keadaaannya tidak
mengetahui suatu apapun, sebagaimana firman Allah dalam Al-
Qur’an.

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl, 17:78)

Maka terhadap seorang bayi muslim yang baru lahir disunahkan


untuk diperdengarkan kalimat adzan pada telinga kanan dan kalimat
iqomat pada telinga kirinya, agar kalimat-kalimat yang pertama kali
masuk dalam pendengaran dan hatinya berupa kalimat Kebesaran
Allah, Kalimat Toyyiubah atau kalimat tauhid.
Seiring dengan perjalanan usia, baik dari aspek fisik maupun
psikisnya, seorang manusia akan terus tumbuh dan berkembang. Dari
bayi menjadi seorang anak dan selanjutnya menjadi dewasa. Allah
berfirman dalam Al-Qur’an.

“ … kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada


masa (dewasa) …” (Al-Mu’min, 40:67)

Menjelaskan ketrangan tentang ayat di atas, Izzuddin menuliskan,


para ahli tafsir berselisih mengenai makna kata asyudd. Sesuai
dengan urusan ayat Al-Qur’an, kata asyudd adalah masa yang
dimulai dari akhir masa kanak-kanak sampai dengan permulaan
masa tua. Ayat Al-Qur’an menyebut masa asyudd diantara
keduanya.
Selanjutnya, Izzuddin menuliskan, masa dewasa adalah masa saat
seseorang sedang dalam puncak kekuatannya. Dengan mulainya masa

186 53509284.doc
dewasa ini, pembebasan syariatpun dimulai. Oleh karena itu, ayat Al-
Qur’an dalam Surat Al-Hajj menyebutkan kematian sebelum dan
sesudah saat itu. Ayat itu juga menyebutkan kata mukhrijukum (Kami
keluarkan kamu) dan kata nuqiru (Kami tetapkan) tanpa huruf lam
(yang berarti “agar”), sedangkan kata litablughu (agar kamu sampai)
tertulis dengan “lam”. Ini menunjukkan bahwa tujuan dari penciptaan
adalah agar kalian sampai pada umur dewasa sehingga kalian dibebani
dengan syariat dan diuji.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani


yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS.
Al-Insaan, 76:2)

Demikianlah manusia diciptakan oleh lewat sebuah proses yang


panjang untuk diuji atau dicoba dengan berbagai perintah dan
larangan, untuk bias menjalani syariat yang telah Allah tetapkan bagi
manusia di bumi ini.

187 53509284.doc
BAB SEPULUH
ORGAN TUBUH MANUSIA

Setelah mencapai masa yang ditetapkan, atas kuasa Allah, janin


akan lahir dari rahim sang ibu yang telah mengandungnya sekitar
sembilan bulan. Lahirnya sang bayi ke alan dunia ini menandai
dimulainya kehidupan seorang insane, diawali dengan masa kanak-

kanak. Allah berfirman dalam Al-Qur’an.

“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes


mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu
sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu
sampai kepada masa (dewasa)” (QS. Al-Mu’min, 40:67)

Proses penciptaan janin dalam rahim ibunya selama sekitar


sembilan bulan, telah membentuk seorang bayi dengan kondisi fisik
yang lengkap sebagaimana yang dimiliki orang dewasa. Begitu
lahir, maka beberapa organ akan langsung bekerja dan berfungsi
untuk memberi manfaat bagi kelangsungan kehidupannya. Dia akan
segera menghirup udara di alam dunia ini, masuk ke dalam paru-
parunya melalui system pernafasan.
Bayi akan menjerit dan menangis, maka sang ibu atau bidan atau
perawat akan memberikan minuman susu sebagai pengganti sari
makanan yang didapat dari ibu melalui plasenta ketika berada dalam
rahim. Melanjutkan fungsinya ketika dalam rahim ibu, jantung sang
bayi akan terus berfungsi untuk memompa dan menggerakkan darah,
dan juga mendistribusikan makanan ke seluruh sel dalam tubuhnya.
Seluruh tubuhnya akan bergerak menandai kehidupan sang bayi.
Sementara itu sejumlah organ tubuh lainnya akan berfungsi sempurna
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya.
Pada saat manusia lahir dari perut ibunya, keadaaannya tidak
mengetahui suatu apapun, sebagaimana firman Allah dalam Al-

Qur’an.

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl, 17:78)

188 53509284.doc
Maka terhadap seorang bayi muslim yang baru lahir disunahkan
untuk diperdengarkan kalimat adzan pada telinga kanan dan kalimat
iqomat pada telinga kirinya, agar kalimat-kalimat yang pertama kali
masuk dalam pendengaran dan hatinya berupa kalimat Kebesaran
Allah, Kalimat Toyyiubah atau kalimat tauhid.
Seiring dengan perjalanan usia, baik dari aspek fisik maupun
psikisnya, seorang manusia akan terus tumbuh dan berkembang. Dari
bayi menjadi seorang anak dan selanjutnya menjadi dewasa. Allah
berfirman dalam Al-Qur’an.

“ … kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada


masa (dewasa) …” (Al-Mu’min, 40:67)

Menjelaskan ketrangan tentang ayat di atas, Izzuddin menuliskan,


para ahli tafsir berselisih mengenai makna kata asyudd. Sesuai
dengan urusan ayat Al-Qur’an, kata asyudd adalah masa yang
dimulai dari akhir masa kanak-kanak sampai dengan permulaan
masa tua. Ayat Al-Qur’an menyebut masa asyudd diantara
keduanya.
Selanjutnya, Izzuddin menuliskan, masa dewasa adalah masa saat
seseorang sedang dalam puncak kekuatannya. Dengan mulainya masa
dewasa ini, pembebasan syariatpun dimulai. Oleh karena itu, ayat Al-
Qur’an dalam Surat Al-Hajj menyebutkan kematian sebelum dan
sesudah saat itu. Ayat itu juga menyebutkan kata mukhrijukum (Kami
keluarkan kamu) dan kata nuqiru (Kami tetapkan) tanpa huruf lam
(yang berarti “agar”), sedangkan kata litablughu (agar kamu sampai)
tertulis dengan “lam”. Ini menunjukkan bahwa tujuan dari penciptaan
adalah agar kalian sampai pada umur dewasa sehingga kalian dibebani
dengan syariat dan diuji.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani


yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS.
Al-Insaan, 76:2)

Tubuh Manusia
Pada diri seorang manusia yang telah lahir kita dapat mengenali
kondisi fisiknya yang terlihat dari luar. Untuk mengenali kondisi fisik

189 53509284.doc
bagian dalam secara umum Ilmu Anatomi dan Fisiologi akan
memberikan informasi pada kita berdasarkan hasil penelitian pada
tubuh manusia. Ilmu pengetahuan modern, khususnya Ilmu
Anatomi dan Fisiologi manusia memberikan informasi yang cukup
canggih.
Pada baba ini kita akan coba telusuri bagaimana ilmu pengetahuan
menjelaskan tentang tubuh manusia, dan bagaimana Al-Quran yang
telah diturunkan Allah pada sekita satu setengah abad lalu
menginformasikan kepada kita.

Komposisi dan Komponen Tubuh Manusia


Al-Qur’an memberikan penjelasan mengenai proses penciptaan
manusia di dalam kandungan, sebagaimana telah kita bahas pada bab
sebelumnya. Penciptaan manusia secara fisik Allah telah sempurnakan
di dalam rahim sang ibu dan dia lahir dengan fisik yang sempurna dan
dilengkapi dengan potensi non fisik, berupa ruh, aqal dan hati.
Bagaimana kondisi fisik yang sempurna itu dilihat secara anatomis
dan fisiologis. Dengan mencoba memahami komposisi dan komponen
tubuh manusia, kita akan mengetahuinya.
Drs. H. Syariffudin menjelaskan dalam bukunya Struktur dan
Komponen Tubuh Manusia, bahwa tubuh manusia terdiri dari sel,
bagian terkecil dari makhluk hidup (termasuk tubuh manusia) yang tak
dapat dilihat oleh mata telanjang, melainkan hanya dengan mikroskop.
Sekumpulan sel-sel yang serupa bentuk, besaran dan pekerjaannya
yang terikat menjadi satu disebut jaringan. Kumpulan bermacam-
macam jaringan yang mempunyai fungsi khusus disebut organ.
Kemudian organ-organ yang tersusun menjadi satu, dengan
mempunyai pekerjaan tertentu disebut system. Mengenai sel, jaringan,
organ dan system dalam tubuh manusia akan kita coba bahas sekedar
untuk mengetahuinya.
Sel Tubuh Manusia
Dasar satuan hidup adalah sel dan tiap-tiap organ merupakan
kumpulan banyak sel yang tidak sama digabungkan oleh struktur
penyokong intrasel. Tiap-tiap jenis sel secara khusus beadaptasi untuk
melakukan fungsi tertentu, misalnya sel darah merah berjumlah 25
trilliun menstransfer oksigen dari paru-paru ke jaringan; terdapat 50
trilliun sel yang lain dan jumlah semua sel dalam tubuh kurang lebih
75 trilliun. Dalam organisasi tubuh, sel meupakan bagian terkecil. Tiap-
tiap sel mempunyai spesialisasi sendiri sesuai dengan fungsinya.
Umur kehidupan sel berbeda-beda, misalnya leukosit granular dapat
hidup selama manusia hidup, sedangkan eritrosit hanya dapat hidup
beberapa hari saja (14 hari).
Sel mengandung struktur fisik yang sangat terorganisir yang
disebut organel. Struktur penting dalam fungsi sel sebagai unsur-unsur
kimia misalnya salah satu organel mitokondria lebih dari 95 persen
energi yang disediakan terhenti dengan segera. Organel sel yang

190 53509284.doc
penting adalah membrane sel, membrane inti, retikulum endoplasma,
mitokondria dan lisosom. Di dalam sel terdapat tiga komponen utama
yaitu, pertama membrane sel, merupakan struktur elastis yang sangat
tipis, yang hampir seluruhnya terdiri dari keeping-keping halus
gabungan protein lemak. Kedua, plasma atau disebut juga sitoplasma,
berupa cairan koloid encer yangmengandung berbagai zat yang
terlarut di dalamnya dan ketiga inti sel (nekleus) yang merupakan
pusat dari sel.

191 53509284.doc
BAB SEBELAS
MUNCULNYA EGO NEGATIF

Kehidupan manusia ibarat sebuah perjalanan dari sebuah kota menuju


kota yang lain. Jika perjalanan itu mengikuti aturan dan persyaratan
yang telah ditetapkan, Maka dalam akhir perjalanan dia akan sampai
di kota tujuan dengan lancar tanpa hambatan. Demikian juga
perjalanan kehidupan manusia untuk mencapai garis akhir perjalanan
dengan selamat, dia harus mengikuti aturan, pedoman dan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh Sang Maha Kuasa. Jika
konsisten mengikuti aturan dan persyaratan yang ada, maka
sesungguhnya dia berjalan sesuai dengan fitrahnya. Sebaliknya jika dia
sudah tidak mengikuti aturan dan persyaratan yang ada dia telah
menyimpang dari fitrah.

Perjalanan manusia yang menyimpang dari fitrah adalah disebabkan


pembinaan yang keliru dari orang tua dan keluarga, pendidikan yang
salah dari sekolah dan masyarakat yang berakibat terbentuknya pola
pikir yang melenceng dari nilai keilahian. Dari situlah sebenarnya
munculnya ego-ego negatif pada dirinya.

Ego negatif merupakan sifat-sifat buruk ataupun karakter yang


menyimpang dari fitrah yang dapat menimbulkan dampak merugikan
bagi diri sendiri, keluarga ataupun masyarakat. Ego negatif ini seperti
kecenderungan untuk berbuat dan berperilaku zhalim, ingkar atas
kebenaran dari Allah, tidak berterima kasih atas nikmat dan
karuniaNya, cinta dunia, melampaui batas, tergesa-gesa, berkeluh
kesah, kikir, merasa susah payah dan lain sebagainya.

Penjelasan tentang ego negatif diatas akan kita bahas dan diskusikan
dalam bab ini dengan berbagai perilaku dan akhlak yang buruk
sebagai cerminan ego negatif dalam diri seseorang.

INGKAR KEPADA ALLAH

Manusia lahir dengan membawa fitrah. Namun bagaimana


perkembangannya sangat ditentukan oleh pendidikan dan pembinaan
yang didapat dalam keluarga maupun lingkungannya. Pada saat
menjadi bayi dan kanak-kanak, orang tuanyalah yang mendidik dan
membimbingnya untuk mengenal dunia, alam semesta dan mengenal
siapakah Tuhannya.

192 53509284.doc
Pendidikan yang keliru akan membentuk pola pikir yang keliru pula.
Pola pikir ini menyangkut tentang nilai, pemahaman, keyakinan dan
prinsip hidup. Kekeliruan dalam pola pikir berakibat pada sikap dan
perilaku kehidupan, termasuk dalam memahami kebenaran dari Allah
swt.

Dalam setiap kaum, Allah selalu mengirim Nabi dan Rosul untuk
menyampaikan kebenaran, membimbing dan menuntun kaumnya
menuju jalan yang lurus, jalan tauhid, jalan menuju keridloanNya.
Terhadap seruan para nabi dan rosul ini, ada diantara mereka yang
langsung menerima dan menjadi pengikutnya, menjalani apa yang
diperintahkan Tuhan melalui para nabi dan rasulnya. Namun banyak
diantara mereka, yang menolak dan ingkar terhadap seruan para nabi
dan rosulnya. Mereka cenderung ingkar kepada Allah, sebagaimana
firmanNya :

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada


mereka Rasul-Rasul mereka membawa keterangan-keterangan lalu
mereka berkata: "Apakah manusia yang akan memberi petunjuk
kepada kami?" lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak
memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS.
At-Taghaabun, 64:6)

Mereka juga tidak pernah berpikir tentang dirinya, tentang karunia


Allah yang telah diberikan padanya, tubuh yang sehat, dilengkapi
dengan aggota tubuh yang sempurna, dua mata untuk melihat, dua
telinga untuk mendengar, dua tangan untuk melakukan pekerjaan dan
dua kaki untuk berjalan. Allah juga telah karuniakan berbagai organ
dan system dalam tubuh manusia yang demikian hebat dan teratur,
seperti system pernafasan, system pencernaan, system peredaran
darah dan lain sebagainya.

Mereka ingkar terhadap Allah, ingkar terhadap kebenaran dari Allah,


ingkar terhadap karunianya. Mereka cenderung tidak mau bersyukur,
tidak berterima kasih kepada Tuhannya. Inilah karakter negarif
manusia yang menyimpang dari fitrah, yaitu cenderung ingkar dan
tidak berterima kasih kepada Tuhannya, sebagaimana firman Allah.

“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih


kepada Tuhannya.” (QS, Al-Aadiyaat, 100:5)

SUKA MEMBANTAH

Dengan ingkar kepada Allah, manusia sering menolak perintah yang


datang kepadanya. Allah selalu memberikan perumpamaan-

193 53509284.doc
perumpamaan agar manusia mengambil pelajaran dari setiap kejadian
yang dilihat atau dialaminya. Bagaimana kaum terdahulu yang ingkar
kepada para nabi dan rosul, Allah berikan azab pada mereka. Kaum
nabi Nuh yang menolak mengikuti seruan nabinya untuk bertauhid,
Allah hanyutkan mereka dalam banjir bandang yang amat dahsyat.
Terhadap kaum nabi Syuaib, Allah beri azab berupa suara yang
mengguntur dan menyebabkan mereka mati bergelimpangan di
rumahnya (QS. 11:94), terhadap Fir’aun dan pengikutnya yang telah
menentang seruan nabi Musa, Allah tenggelamkan mereka di laut
merah. Dan banyak kaum yang ingkar pada seruan para nabi tersebut
mereka dibinasakan dengan berbagai azab dari Allah swt.

Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir ini, Allah telah berikan


peringatan dengan berbagai bencana alam pada kita agar senantiasa
menjaga amanah, menjalankan aturan dan syariatNya dan
menjauhkan diri dari dosa dan kemaksiatan. Bencana alam yang
terjadi di Indonesia, diantaranya tsunami dahsyat yang menerjang
kawasan pesisir Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Tsunami yang
ditimbulkan oleh gempa tektonik yang berpusat di Samudra Hindia dan
berkekuatan 9 SR itu menewaskan lebih dari 200.000 orang. Sekitar
tiga bulan berselang, tepatnya 28 Maret 2005, gempa bumi
menggoncang Pulau Nias, Sumatra Utara. Bangunan rumah dan
perkantoran di kawasan pesisir itu juga hancur dihantam gempa.

Setelah itu, sejak 2006 hingga Mei 2007 tercatat berbagai bencana
melanda kawasan lainnya di Indonesia. Sebut saja gempa bumi
Yogyakarta, meletusnya Gunung Merapi, meluapnya lumpur panas
Lapindo di Sidoardjo, tsunami Jawa Barat, banjir bandang di Aceh
Tamiang, banjir di DKI Jakarta, tanah longsor di Manggarai, NTT,
gempa bumi di Solok, gelombang pasang menghantam pesisir di
belasan propinsi yang menghadap Samudra Indonesia, dan lain
sebagainya.

Peringatan dan perumpamaan yang telah Allah sampaikan,


dimaksudkan agar manusia dapat kembali kepada jalan kebenaran,
mengikuti fitrahnya, sering diabaikan. Mereka ingkar kepada Allah
meski telah diberi peringatan dan perumpamaan berulang-ulang,
mereka tetap menolak dan membantah. Manusia memang suka
membantah sebagaimana firman Allah.

“Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam


Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah
makhluk yang paling banyak membantah.” (QS. AL-Kahfi, 18 : 54)

194 53509284.doc
CINTA DUNIA DAN TAKUT MATI

Rasulullah saw pernah memprediksi, suatu saat kelak, kaum muslimin


akan dikerubuti umat yang lain, sebagaimana orang-orang lahap
mengerubuti hidangan. Sahabat pun bertanya, apakah saat itu jumlah
kaum muslimin sedikit? Bukan, menurut Rasulullah bahkan kaum
muslimin saat itu jumlahnya banyak, tapi bagaikan buih di lautan.
Allah mencabut perasaan takut musuh-musuh Islam pada kaum
muslimin dan Allah masukkan dalam dada kaum muslimin penyakit
wahn. Apa itu Wahn? Para sahabat bertanya. “Cinta dunia dan takut
mati.” Jawab Rasulullah.

Itulah sifat buruk yang akan muncul pada manusia ketika dia telah
menyimpang dari fitrahnya. Suatu sifat atau karakter negatif yang
akan melemahkan jiwa dan menghancurkan diri mereka sendiri.
Mereka akan terkalahkan dalam “peperangan” menghadapi umat yang
lain. Mereka akan tunduk bagaikan kerbau yang dicrucuk hidungnya
mengikuti sang penggembala. Itulah dampak dari penyakit wahn, cinta
dunia dan takut mati.

Banyak orang yang mengagungkan dunia, mendewakan harta


kekayaan memberhalakan materi. Segala sesuatu akan dilihat dari sisi
materinya, menguntungkan atau merugikan. Maka mereka hanya akan
melakukan suatu aktivitas atau amalan keseharian mereka, jika dalam
perhitungannya menguntungkan secara materi. Dan bila tak
menguntungkan mereka pun akan meninggalkannya.

“Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia)


mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.”
(QS. Al-Qiyamah, 75:20-21)

Karena kecintaannya kepada kehidupan dunia, merekapun melupakan


kehidupan akhirat. Mereka melupakan bahwa kehidupan di dunia tidak
abadi, tapi ada batasnya. Batas kehidupan dunia adalah kematian. Jika
mereka diingatkan dengan kematian, mereka cenderung
melupakannya. Mereka takut akan kematian itu. Mereka ingin
menghindari datangnya kematian pada dirinya. Padahal Allah telah
tetapkan, bahwa kematian itu pasti akan datang. Setiap manusia akan
mengalami kematian itu. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah


kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut, 29 : 57)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman.

195 53509284.doc
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa
(orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa
yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang
berfikir.” (QS. Az-Zumar, 39 : 42)

MELAMPAUI BATAS

Kecintaan kepada dunia telah membuat manusia menghabiskan waktu


hanya untuk mengejar dan menumpuk harta kekayaan, berfoya-foya
menikmati kesenangan dunia yang sementara. Harta kekayaan bukan
mereka gunakan untuk beribadah kepada Allah. Harta kekayaan bukan
membuat mereka dekat dengan Allah, tetapi sebaliknya justru semakin
membuatnya jauh dari Allah. Bahkan mereka semakin lalai terhadap
aturan dan perintah Allah.

Sebenarnya Allah tidak melarang umat Islam untuk mencari


karuniaNya, menjadi orang yang kaya. Bahkan sebagai umat Islam,
untuk bisa menjalankan peribadatan dengan sempurna diperlukan
biaya, misalnya untuk menunaikan zakat, beramal shodakoh,
menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Tetapi dalam mencari harta
benda, kekayaan, harus mengikuti aturan dan syariat yang telah Allah
tetapkan serta dengan tujuan untuk dapat beribadah kepada Allah.
Semakin mendekatkan diri kita menjadi hamba yang taat dan patuh
kepadaNya.

Dengan harta benda dan kekayaan, kita bisa membantu saudara-


saudara yang kekurangan, fakir miskin dan kaum dhuafa. Kita bisa
membantu menyediakan sarana dan prasarana pendidikan,
membangun gedung sekolah, pesantren, panti asuhan anak yatim,
masjid, mushola dan sebagainya. Dengan harta benda dan kekayaan
itu kita bisa membantu banyak orang yang membutuhkan.

Namun kebanyakan manusia, mengumpulkan harta benda dan


kekayaan karena kecintaannya pada dunia, untuk memenuhi
kesenangan ego pribadinya, sebatas kehidupan di dunia yang fana ini.
Mereka melalaikan aturan dan syariat yang Allah tetapkan. Mereka
mencari harta kekayaan dengan menghalalkan segala cara. Hingga
akhirnya Allah memberikan peringatan, memberikan cobaan dan ujian
agar manusia tidak lupa daratan. Agar mereka kembali dan mengikuti
fitrahnya. Tetapi peringatan, cobaan dan ujian itupun tidak mereka
pedulikan. Sehingga akhirnya Allah menimpakan azab dan bencana
kepada mereka.

196 53509284.doc
Apabila mereka ditimpa bencana dan bahaya, merekapun mendekat
dan berdo’a pada Allah, tetapi setelah Allah menghilangkan bencana
dan bahaya itu mereka kembali kepada kesesatan. Manusia memang
melampaui batas, sebagaimana firmanNya.

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam
keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan
bahaya itu dari padanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat),
seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk
(menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-
orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu
mereka kerjakan.” (QS. Yunus, 10 : 12)

TERGESA-GESA

Kehidupan dalam masa modern sekarang ini, dirasakan segala sesuatu


terjadi dengan cepat. Perubahan juga terjadi serba cepat, hampir
setiap orang menjalani kehidupan ini berkejaran dengan waktu yang
terus berpacu. Seseorang cenderung menginginkan segala kehendak
dan keinginannya terwujud secepat kilat, seketika atau serba instan.
Orang ingin berhasil dan sukses dengan jalan instan, bisa memperoleh
harta kekayaan dengan jalan instan, ingin naik jabatan dengan instan
dan apapun yang diinginkannya bisa terwujud secepat membalik
telapak tangan.

Untuk mewujudkan keinginan secara instan ini membuatnya


melakukan segala cara, bahkan yang harampun ditempuhnya.
Misalnya dengan datang ke dukun, dengan membayar uang pelicin
(sogokan), memaksakan kehendak dengan cara yang halus maupun
kasar.

Sifat tergesa-gesa ini merupakan karakter negative, sebagai ego


negative yang dimiliki manusia, ketika dirinya jauh dari Tuhan, tidak
yakin dengan aturan, norma atau syariat Islam. Bahkan ego negative
ini semakin kuat ketika seseorang sudah melupakan Allah dan
melalaikan syariatNya. Memang begitulah sifat buruk manusia yang
menyimpang dari fitrah. Manusia selalu tergesa-gesa atas apa yang
diinginkannya sebagaimana firmanNya:

“Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk


kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS. Al-Isra, 7 :
11)

BERSUSAH PAYAH

197 53509284.doc
Kecenderungan untuk mewujudkan keinginan dengan cara instan,
membuat seseorang merasa berat jika harus melakukan suatu usaha
atau bekerja secara wajar. Seseorang yang jauh dari fitrah merasa
kehidupannya selalu dalam keadaan susah payah.

Ketika masih kanak-kanak kondisi tersebut belumlah terasa, mereka


masih memiliki semangat yang hebat untuk belajar, menuntut ilmu.
Tetapi tatkala ucapan atau kata-kata negative semakin sering
terdengar, bahkan arah dan tujuan pendidikannya pun menyimpang
dari fitrah, maka semangat itu jadi berkurang. Persepsi negative akan
kehidupannya pun muncul sehingga respon yang negative juga sering
dilakukannya. Dirinya mulai merasa terbebani dengan tanggung jawab
yang harus dipikulnya, sebagai remaja, pelajar ataupun mahasiswa.
Bahkan juga ketika mereka telah dewasa, tanggung jawab terhadap
diri sendiri, keluarga atau masyarakat pun teras susah.

Tanggungjawab terhadap diri sendiri kaitannya dengan nilai


spiritualitas dirasakan sebagai beban berat. Menjalani ibadah, seperti
sholat, tadarus Al-Qur’an, belajar dan membaca ayat-ayat yang ada
dalam Al-Quran (qouliyah) atau mengkaji ayat-ayat yang tergelar di
alam semesta (qouniyah) terasa membosankan. Tanggung jawab
untuk membimbing dan mendidik anak istri juga terabaikan.

Dalam masyarakat di lingkungan rt dan rw, mereka enggan ikut


berperan dalam berbagai aktivitas. Sebagai anggota masyarakat,
kewajiban untuk berperan aktif, membantu menyelamatkan
masyarakat, bahkan membimbing dan mendidik anggota masyarakat
pun tak mampu dijalankannya. Untuk menjalani amanah dari Allah
sebagai khalifah, memimpin masyarakatnya pun susah dilakoninya.

Keharusan untuk memberikan kontribusi bagi perubahan secara positif


dalam masyarakat cenderung dihindarinya. Tugas dan tanggung jawab
yang dijalani terasa berat dipikulnya. Dirinya merasa bersusah payah.
Manusia memang diciptakan Allah dalan keadaan susah payah. Allah
berfirman dalam Al-Quran.

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah


payah.” (QS, Al-Balad, 90: 4)

KELUH KESAH DAN KIKIR

Pada diri orang-orang yang pikiran dan hatinya dipenuhi ego negative,
dalam kehidupan keseharian akan cenderung bersikap negative dan
memandang setiap kejadian secara negative pula. Dalam masalah
rezeki dirinya merasa selalu kekurangan. Setiap upah atau gaji yang
didapat selalu habis sebelum genap sebulan. Usaha yang dilakukan

198 53509284.doc
seperti tak pernah membuahkan hasil. Kerja keras, peras keringat,
banting tulang, tidak memberinya keberkahan.

Melihat orang lain maju dan berhasil dadanya terasa sesak dan sedih
hatinya. Dirinya merasa senang jika melihat orang lain susah dan
menderita. Malihat lingkungan sekitar sepertinya tidak bersahabat,
tidak memberikan peluang baginya untuk maju dan berkembang. Krisis
ekonomi yang melanda negara atau dunia, semakin membuat dirinya
khawatir dan ketakutan. Setiap waktu hatinya dipenuhi kecemasan
akan masa depannya. Seolah tak ada kesempatan baginya untuk bisa
mendapatkan kesejahteraan dan berkecukupan. Peluang untuk
mendapatkan rejeki dan kebahagiaan pun seolah tak pernah
didapatkannya. Kesialanlaha yang terasa menghampiri kehidupannya.

Jika dia bergaul dengan orang lain, yang dilontarkan adalah kata-kata
negative, dia selalu berkeluh kesah tentang kehidupan yang
dijalaninya. Berkeluh kesah tentang pekerjaannya, berkeluh kesah
tentang teman-teman kerja, berkeluh kesah tentang kondisi
keluarganya dan berkeluh kesah tentang tetangga dan masyarakat
lingkungannya.

Namun ketika Allah memberikan kemudahan rejeki, mendapatkan


kelimpahan harta kekayaan, dia enggan untuk berterima kasih. Dia
enggan mengeluarkan shodaqoh, mengeluarkanzakat yang menjadi
hak bagi orang lain, fakir miskin dan kaum dhuafa. Dia enggan untuk
menolong sesame yang membutuhkan bantuan. Dirinya merasa bahwa
apa yang didapatkan adalah sebagai hasil jerih payahnya sendiri,
sehingga dia tak perlu memberikan sebagian harta kekayaan yang
didapatkannya bagi orang lain. Orang-orang yang demikian memang
memang cenderung kikir.

Itulah karakter negative lain yang ada pada manusia yang


meninggalkan fitrahnya. Selalu berkeluh kesah mengenai dirinya dan
kikir atas harta kekayaan yang Allah karuniakan pada mereka. Manusia
memang suka berkeluh kesah dan kikir, sebagaimana firman Allah
dalam Al-Quran.

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.


Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia
mendapat kebaikan ia amat kikir.” (QS. Al-Ma’aarij, 70 : 19-21)

199 53509284.doc
BAB DUA BELAS
PERJALANAN HIDUP MANUSIA

Dalam perjalanan kehidupannya, manusia akan memperoleh


berbagai pengetahuan dan pengalaman secara jasmani maupun
rohani. Sejak seseorang masih bayi, kemudian tumbuh dan
berkembang menjadi anak-anak, menjadi remaja, menjadi dewasa dan
memasuki usia lanjut, dirinya membutuhkan pengetahuan yang benar.
Pengetahuan yang benar akan menjadi panduan dalam menjalani
kehidupan di dunia ini.
Agama Islam dengan ajaran tauhidnya telah disampaikan dan
disebarkan oleh para nabi dan rosul bagi manusia sesuai zamannya.
Sejak nabi Adam, nabi Idris dan seterusnya hingga nabi Musa dan nabi
Isa, ajaran tauhid telah disampaikan pada setiap umat manusia secara
bertahap hingga datangnya Nabi Muhammad saw sebagai nabi
terakhir. Dan diturunkannya Al-Qur’an sebagai kitab suci,
penyempurna kitab-kitab sebelumnya yaitu taurat, zabur dan injil.
Dengan menggunakan Al-Quran sebagai referensi utama dan As-
Sunah (hadits) sebagai referensi pelengkap, manusia akan
menemukan pengetahuan, petunjuk dan pedoman kehidupannya di
dunia ini. Pengetahuan hidup yang dijalaninya haruslah senantiasa
dianalisis, sesuaikah dengan informasi yang dikabarkan oleh Al-Quran
dan As-Sunah? Juga pengetahuan yang diperoleh selama ini sesuaikah
dengan fitrah manusia atau sebaliknya menyimpang dari fitrah. Hanya
dengan kebeningan hati dan kejernihan pikiran, manusia mampu
melakukan penilaian atas perjalanan kehidupannya.

A. DUA PILIHAN, DUA JALAN

Allah swt telah memberikan pada manusia dua pilihan, dua jalan
kehidupan, yaitu jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan. Jalan kefasikan
adalah jalan kesesatan yang akan mengantarkan manusia hidup
susah, hidup dalam kegelapan. Sedangkan jalan ketaqwaan adalah
jalan kebahagian yang akan mengantar manusia hidup senang, hidup
dalam cahaya yang benderang. Jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan
ini Allah telah informasikan kepada setiap manusia, setiap jiwa,
sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran.

“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah


mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams,
91 : 7-10)

200 53509284.doc
Jalan manakah yang hendak kita dipilih? Jalan kefasikan ataukah
jalan ketaqwaan? Jalan kefasikan akan membawa seseorang menuju
pada kesesatan dalam kehidupan di dunia dan penderitaan abadi di
akhirat. Untuk bisa menetapkan pilihan yang kedua, yaitu jalan
ketaqwaan, seseorang harus senantiasa membersihkan pikiran dan
mensucikan hati (jiwa)nya. Sungguh beruntunglah orang yang
mensucikan jiwanya. Orang yang jiwanya kotor akan merugi, akan
mengalami kesulitan untuk mendapatkan jalan ketaqwaan. Orang yang
kotor pikiran dan berkarat hatinya akan tertarik dan ditarik kekuatan
negative, ke dalam jalan kefasikan atau kesesasatan.

B. JALAN KESESATAN

Jalan kesesatan atau kefasikan, disadari atau tidak adalah


merupakan sebuah pilihan bagi orang-orang yang jauh dari petunjuk
Allah swt. Mereka sering mengotori hati dengan kemaksiatan,
sehingga muncul penyakit dalam hatinya. Mereka lebih mendahulukan
ego-ego negative sehingga menutupi kejernihan pikiran dan
kebeningan hatinya. Jalan kesesatan akan mengantarkan seseorang
pada penderitaan hidup di dunia, jauh dari ketenangan, ketentraman
dan keberkahan dalam hidupnya. Jalan kesesatan juga akan membawa
seseorang pada penderitaan abadi di akhirat kelak. Naudzubillahimin
dzalik!
Jalan kesesatan sebagai perjalanan hidup manusia akan dialami
jika seseorang memilih sifat, sikap dan perilaku yang sesat, yaitu :

1. Kafir

Kafir berasal dari kata kufr yang berarti menutup atau menanam.
Dalam bukunya Agama versus “Agama” Ali Syariati menjelaskan,
ketika berladang sebuah biji ditanam dan kemudian ditutup dengan
tanah. Di dalam hati manusia, kebenaran itu ada tetapi karena alasan-
alasan tertentu kebenaran itu ditutup oleh tirai kebodohan,
permusuhan, pencarian kepentingan-kepentingan pribadi atau
kedunguan yang absolute. Ini disebut kufr.
Kafir juga berarti tidak beriman, tidak adanya kepercayaan dalam
diri seseorang terhadap Allah swt, Rosulullah dan kitab suci Al-Quran.
Orang-orang yang menolak kebenaran yang datang dari Allah dan
Rosulnya, termasuk golongan orang-orang kafir. Allah swt dalam Al-
Quran berfirman.

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-


Nya, dan bermaksud memperbedakan] antara (keimanan kepada)
Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada
yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)",
serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di

201 53509284.doc
antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang
kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang
yang kafir itu siksaan yang menghinakan.” (QS. An-Nisa, 4 :150-151)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman.

“Sesungguhnya orang-orang yang yang menentang Allah dan Rasul-


Nya, pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang
sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya Kami telah
menurunkan bukti-bukti nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa
yang menghinakan.” (QS. Al-Mujaadilah, 58 : 5)

Pengingkaran orang-orang kafir terhadap kebenaran Al-Quran,


ditunjukkan dalam ayat-ayat berikut.

“Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang


terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka
orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-
orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka.
Katakanlah: "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk
daripada itu, yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada
orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya
tempat kembali.” (QS. Al-Hajj, 22 : 72)

“Dan orang-orang kafir berkata: "Al Quran ini tidak lain hanyalah
kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh
kaum yang lain"; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu
kezaliman dan dusta yang besar.” (QS. Al-Furqon, 25 : 4)

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al


Quran) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka
tetap berada di dalam siksaan (neraka).” (QS. Ar-Rum, 30 : 16)

Orang-orang kafir juga tidak percaya akan kehidupan akhirat,


kehidupan sesudah alam dunia ini. Bagi mereka, kehidupan adalah
saat sekarang ini, setelah kematian maka berakhirlah kehidupan
manusia. Sehingga mereka bebas melakukan apa saja yang diinginkan
tanpa adanya rasa takut akan balasan yang kelak akan diberikan Allah
di Hari Pembalasan (kehidupan akhirat). Allah berfirman dalam Al-
Quran sebagai berikut.

“Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan
datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang
Mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang
kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun
yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang

202 53509284.doc
lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam
Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)" (QS. Saba’, 34 : 3)

“Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan


mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat
(hari akhirat).” (QS. Al-Insaan, 76:27)

Dr. M. Usman Najati dalam bukunya “Al-Quran dan Ilmu Jiwa”


menjelaskan berbagai sifat yang menjadi corak dan menempel sebagai
atribut pada orang-orang kafir adalah sebagai berikut:
a. Sifat-sifat yang berkenaan dengan aqidah, tidak beriman kepada
aqidah tauhid, para rosul, hari kemudian, dan hari kebangkitan dan
perhitungan.
b. Sifat-sifat yang berkenaan dengan berbagai ibadah, menyembah
selain Allah yang tidak mendatangkan manfaat dan mudharat bagi
mereka.
c. Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan-hubungan social :
zhalim, suka memusuhi orang-orang yang beriman dalam tindakan-
tindakan mereka, suka menghina orang-orang yang beriman, senang
mengajak pada kemungkaran, dan melarang orang berbuat kebajikan.
d. Sifat-sifat yang berkenaan dengan hubungan-hubungan
kekeluargaan, senang memutus silaturrahim.
e. Sifat-sifat moral, mengingkari janji, berlaku serong, suka menuruti
hawa nafsu, sombong dan takabur.
f. Sifat-sifat emosional dan sensual, benci dan dengki terhadap orang-
orang yang beriman, dan dengki terhadap karunia yang diberikan Allah
kepada orang-orang yang beriman.
g. Sifat-sifat intelektual dan kognitif, pikiran yang statis, tidak mampu
memahami dan berpikir, kalbu tertutup, pengekoran buta terhadap
kepercayaan dan tradisi nenek moyang, suka memperdayakan.

Terhadap orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, diberi peringatan


atau tidak, mereka tetap tidak akan beriman. Karena Allah telah
mengunci mati hati dan pendengaran mereka. Allah berfirman dalam
Al-Quran :

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri


peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan
beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka,
dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat
berat.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 6-7)

Dengan demikian mereka, orang-orang kafir tidak akan mendapat


petunjuk dari Allah swt sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran.

203 53509284.doc
“Maka Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-
orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang
yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling
membelakang. Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi
petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari
kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk
Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-
ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada
Kami).” (QS. Ar-Ruum, 30 : 52-53)

Allah melaknat orang-orang kafir, dan neraka jahanamlah tempat


mereka di akhirat kelak. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat dari Al-
Quran sebagai berikut.

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan


kafir, mereka itu mendapat la'nat Allah, para Malaikat dan manusia
seluruhnya.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 161)

“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak


dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari
mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang
sangat kafir.” (QS, Al-Faathir, 35 : 36)

“Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab


Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al-Mulk, 67
: 6)

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun


anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari
mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya”. (QS. Ali Imran, 3 : 116)

2. Zhalim

Secara khusus, kita akan bahas tentang sifat zhalim pada orang-
orang kafir. Zhalim berarti berbuat aniaya. Orang-orang zhalim adalah
mereka yang melakukan aniaya baik terhadap diri sendiri atau orang
lain. Mereka bukan saja ingkar kepada Allah, tetapi juga menghalangi
orang-orang beribadah kepada Allah. Mereka juga menghalangi orang
untuk menyebarkan agama Islam, menegakkan kebenaran yang
datang dari Allah swt. Allah berfirman dalam Al-Quran berikut.

“Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara


kedua golongan itu: "Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang
yang zhalim, (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia)

204 53509284.doc
dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan
mereka kafir kepada kehidupan akhirat." (QS. Al-A’raaf, 7 : 44-45)

Perilaku orang-orang zhalim adalah sebagai berikut :

a. Orang-orang zhalim mendustakan Allah.

“Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah


itu, maka merekalah orang-orang yang zhalim.” (QS. Ali Imran, 3 : 94)

b. Mereka mengolok-olok ayat-ayat Allah (Al-Quran).

Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat


Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan
pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan
larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang
zhalim itu sesudah teringat (akan larangan itu). (QS, Al-An’aam, 6 : 68)

c. Orang-orang zhalim mengikuti hawa nafsunya sendiri.

Tetapi orang-orang yang zhalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu


pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah
disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.
(QS. Ar-Ruum, 30 : 29)

d. Menikmati kemewahan dan banyak berbuat dosa.

“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-
orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada
(mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di
antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan
orang-orang yang zhalim hanya mementingkan kenikmatan yang
mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang
berdosa.” (QS. Huud, 11 : 116)

e. Mereka berpaling dari peringatan Allah.

“Dan siapakah yang lebih zhalim dari pada orang yang telah
diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari
padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua
tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati
mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan
pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru
mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat
petunjuk selama-lamanya.” (QS. Al-Kahfi, 18 : 57)

205 53509284.doc
f. Orang-orang zhalim berada dalam kesesatan yang nyata.

“Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang


telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah.
Sebenarnya orang- orang yang zhalim itu berada di dalam kesesatan
yang nyata.” (QS. Lukman, 31 : 11)

Terhadap orang-orang yang zhalim ini Allah tidak menyukai.


Karena tidak pernah memperhatikan peringatan Allah, maka
dibukakan pintu-pintu kesenangan terhadap mereka. Setelah mereka
bergembira ria dengan apa yang mereka dapatkan, maka Allah siksa
mereka dengan sekonyong-konyong sehingga mereka berputus asa.
Mereka itu Allah musnahkan sampai ke akar-akarnya. Orang-orang
zhalim terdahulu telah dibinasakan oleh Allah, diantaranya adalah
kaum Nuh, kaum ‘Aad, kaum Tsamud, kaum Ibrahim, kaum Luth dan
penduduk Madyan dengan berbagai bencana seperti banjir, angin
topan, badai yang menghancurkan kota dan tempat tinggal mereka.

3. Fasiq

Fasiq berarti berperilaku tercela, berbuat kemungkaran dan berada


dalam kesesatan. Orang-orang fasiq adalah orang yang melanggar
perjanjian dengan Allah dan suka melakukan kerusakan di muka bumi.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an.

“Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,
(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah
perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah
(kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan
di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah,
2 : 26-27)

Pada dasarnya setiap orang telah berjanji pada Allah, bahwa


mereka beriman pada Allah, mengakui dan menjadikan Allah sebagai
Tuhannya. Allah telah mengambil kesaksian pada setiap manusia yang
lahir ke dunia ini. Hal ini dijelaskan Allah dalam Al-Quran.

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak


Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (QS. Al-
A’raaf, 7:172)

206 53509284.doc
Namun dalam kehidupan selanjutnya mereka melanggar perjanjian
dengan Allah tersebut, dengan tidak melaksanakan perintahNya, dan
lebih sering melakukan apa yang dilarang Allah swt. Mereka
mengingkari ayat-ayat yang telah diturunkan Allah kepada RasulNya
Muhammad saw. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran.

“Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat


yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-
orang yang fasik.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 99)

Mereka juga berbuat kerusakan di muka bumi ini, sehingga terjadi


berbagai macam kerusakan di alam semesta, terjadi
ketidakseimbangan ekosistem, maka terjadilah banyak bencana alam,
tanah longsor, banjir, gempa bumi, terjadi pemanasan bumi,
munculnya lubang ozon di atmosfir bumi. Ini semua karena perbuatan
orang-orang fasik.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum, 30 : 41)

Dengan perbuatan mereka sebenarnya memperlihatkan bahwa


mereka telah melupakan Allah, sehingga Allah pun melupakan mereka,
sebagaimana ayat berikut.

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah
orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr, 59:19)

Mereka akan terus melakukan kerusakan di muka bumi ini, baik


kerusakan fisik di alam semesta maupun kerusakan non fisik dalam
masalah moralitas, etika, pola piker yang semakin menjauhkan diri dan
masyarakatnya kepada Allah swt. Mereka orang-orang fasik selalu
menyakiti rasul-rasulNya, menolak kebenaran yang disampaikannya.
Mereka berpaling dari kebenaran, maka Allahpun memalingkan
hatinya. Terhadap orang-orang yang fasik inipun Allah tidak akan
memberikan petunjuk. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku,


mengapa kamu menyakitiku, sedangkan kamu mengetahui bahwa
sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu?" Maka tatkala
mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka;
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS. Asy-
Syaff, 61 : 5)

207 53509284.doc
“Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu
mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Munaafiquun, 63 : 6)

Karena perbuatan mereka, melakukan kerusakan di muka bumi,


menghabiskan rezekinya untuk bersenang-senang dengan melakukan
pelanggaran atas perjanjian dengan Allah maka Allah akan
memberikan siksa pada mereka. Mereka mendapatkan siksa dari Allah,
dengan diturunkanNya azab dari langit, sebagamana firmanNya.

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit atas


penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik.” (QS. Al-Ankabuut,
29 : 34)

“Dan adapun orang-orang yang fasik maka tempat mereka adalah


jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka
dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka:
"Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya." (QS.
As-Sajdaah, 32:20)

“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka


(kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezkimu yang
baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-
senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab
yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka
bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik". (QS. Al-Ahqaaf, 46 :20)

4. Munafiq

Munafiq adalah orang-orang yang memiliki kepribadian ganda,


tidak konsisten, lemah dan peragu. Mereka tidak memiliki ketegasan
dalam bersikap. Jika dikaitkan dengan keimanan atau aqidah, orang-
orang munafiq memiliki iman yang lemah, bahkan ragu-ragu dengan
keimanannya. Mereka mengaku dirinya beriman di hadapan orang-
orang yang beriman, namun sebenarnya mereka senantiasa ragu dan
bimbang terhadap dirinya sendiri. Tatkala mereka berkumpul dengan
orang-orang yang mengingkari Allah dan Rasulnya, mereka
menyatakan bahwa dirinya sebenarnya adalah kelompok kafir
tersebut. Orang-orang munafiq ini digambarkan Allah dalam Al-Quran
sebagai berikut.

“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada


Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-
orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri
sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 8-9)

208 53509284.doc
Apa yang dikatakan orang-orang munafiq, tidak bisa dipercaya,
karena mereka cenderung berbohong dan mengingkarinya. Mereka
juga mengingkari apa yang mereka ikrarkan kepada Allah swt.
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.

“Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari


karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan
mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi
(kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka
sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah
memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-
Nya dan juga karena mereka selalu berdusta.” (QS. At-Taubah, 9 : 75-
76)

Orang munafiq juga suka mencela orang-orang beriman yang


bershadaqah, dengan mengolok-olok, sementara mereka sendiri tidak
mau melakukannya. Dikatakan bahwa pemberiannya tidak sesuai,
kwalitasnya buruk dan tidak ada gunanya. Sedang mereka tak pernah
bershadaqah. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-


orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela)
orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain
sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina
mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk
mereka azab yang pedih.” (QS. At-Taubah, 9 : 79)

Mereka sering mengelabuhi orang-orang beriman dengan


menggunakan ucapan sumpah untuk meyakinkannya, namun mereka
hanya sekedar bersumpah tanpa suatu kesungguhan. Bahkan mereka
menggunakan sumpahnya sebagai perisasi. Perbuatan mereka sangat
buruk di adapan Allah. Hal ini terjadi karena mereka suka memainkan
keimanannya. Mereka beriman namun kemudian kafir lagi dan Allah
mengunci hatinya, sebagaimana firmanNya.

“Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka


menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah
apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena
bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir
(lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat
mengerti.” (QS. Al-Munaafiquun, 63 : 2-3)

Orang-orang munafiq sering berubah pendirian dalam masalah


aqidah. Mereka yang telah beriman, berubah menjadi kafir, kemudian

209 53509284.doc
beriman lagi, kemudian kafir lagi, maka Allah tidak akan memberikan
ampunan pada mereka. Allah berfirman dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian


beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah
kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan
kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang
lurus.” (QS. An-Nisaa, 4 : 137)

Demikianlah kondisi orang-orang munafiq, karena dalam hati


mereka ada penyakit. Mereka melakukan fitnah agar terjadi
permusuhan berbagai komunitas, sehingga orang-orang kafir berani
menyerang orang-orang beriman. Karenanya Allah menambah
penyakitnya itu, sebagaimana firmanNya.

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya;


dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS.
Al-baqarah, 2 : 10)

Terhadap orang-orang munafiq ini Allah menyediakan siksaan yang


berat dan kelak mereka ditempatkan di dalam neraka pada tingkatan
paling bawah, sesuai firmanNya pada Al-Quran.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan


yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan
mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An-Nisaa’, 4 : 145)

5. Musyrik

Musyrik berasal dari kata syirk yang artinya menyekutukan Allah.


Musrik adalah orang yang menyekutukan Allah dengan tuhan-tuhan
yang lain. Mereka bisa jadi percaya bahwa Allahlah yang menciptakan
bumi, langit dan alam semesta ini, namun mereka tidak mau
menyembah Allah. Mereka menyembah berhala-berhala, menyembah
matahari, menyembah pemimpin-pemimpin mereka, menyembahkan
materi, harta kekayaan dan juga menyembah hawa nafsunya. Allah
berfirman dalam Al-Quran.

“Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala


yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala
itu sendiri buatan orang. Dan berhala-berhala itu tidak mampu
memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada
dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi
pertolongan.” (QS. Al-A’raaf, 7 : 191-192)

210 53509284.doc
Orang-orang musyrik memiliki ciri sebagai penyembah selain Allah.
Mereka beragama politeisme, mereka tidak mengakui keyakinan
tauhid. Tuhan-tuhan yang disembah oleh kaum musyrikin, sebagai
mana dijelaskan dalam Al-Quran adalah sebagai berikut :
a. Menyembah Tuhan selain Allah.

“Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat


menghidupkan (orang-orang mati)? Sekiranya ada di langit dan di
bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak
binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa
yang mereka sifatkan” (QS. Al-Anbiyaa’, 21 : 21-22)

b. Menjadikan Jin sebagai sekutu Allah.

“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi


Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka
membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai
anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan.
Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.”
(QS, Al-An’aam, 6 : 100)

c. Menyembah tandingan selain Allah.

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-


tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat
cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari
kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa
Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al-
Baqarah, 2 : 165)

d. Menyembah hawa nafsu.

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa


nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan
ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan
meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jaatsiyah, 45 : 23)

e. Menyembah hawa nafsu seperti binatang ternak

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa


nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi
pemelihara atasnya?, atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan

211 53509284.doc
mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain,
hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya
(dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqaan, 25 : 43-44)

Terhadap orang-orang yang menyekutukan Allah dengan tuhan-


tuhan yang lain ini, Allah tidak memberikan ampunan. Dan Allah akan
masukkan orang-orang musyrik ini ke dalam neraka jahanam. Mereka
kekal di dalamnya.
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan
(sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia
telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’, 4 : 116)

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-


orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal
di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-
Bayyinaah, 98 : 6)

C. JALAN KETAQWAAN

Jalan ketaqwaan merupakan pilihan bagi orang-orang yang


mendapatkan petunjuk dari Allah swt. Jalan ketaqwaan adalah jalannya
orang-orang yang senantiasa membersihkan hati dan menjernihkan
pikirannya. Jalan ketaqwaan adalah jalannya orang-orang yang sukses,
yaitu jalannya para nabi dan rasul, jalannya para sahabat, para tabi’in,
para muttaqin, sholihin dan jalannya kaum muslimin. Jalan ketaqwaan
akan mengantarkan seseorang untuk memperoleh kebahagiaan dalam
hidupnya. Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat. Mereka yang
menempuh jalan ketaqwaan adalah para ahli jannah, para penghuni
surga. Jalan ketaqwaan ditempuh melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:

1. Mengimani Islam
Persyaratan yang harus dipenuhi para penempuh jalan ketaqwaan
adalah mengimani Islam. Yakin dan percaya akan kebenaran ajaran
Islam. Mereka akan belajar memahami dan menjiwai ajaran agama
Islam. Meyakini Islam sebagai kebenaran, harus diawali dengan
meyakini aqidah tauhid, percaya kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa.
Mengimani Allah dengan karakteristiknya yang absolute, distinc dan
unique. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak

212 53509284.doc
pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan
Dia." (QS. Al-Ikhlas, 112 : 1-4)

Allah adalah Rabb, Tuhan semesta alam. Allah adalah Al-Kholik,


Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Allah adalah Al-
Malik, Tuhan yang memelihara alam semesta. Dan juga Allah adalah
Ar-Roziq, Tuhan yang memberikan rezeki kepada seluruh makhluknya.
Keyakinan demikian akan memunculkan suatu hasrat cinta kepada
Allah. Cinta yang hakiki kepada Allah berarti akan melakukan suatu
persembahan total kepada Allah, siap melakukan pengorbanan atas
sesuatu yang dicintainya dan akhirnya akan mewakafkan
kehidupannya kepada Tuhan yang dicintainya, Allah swt.
Percaya kepada Allah juga akan menumbuhkan keyakinan dan
percaya kepada para malaikatNya, percaya kepada kitab-kitabNya,
percaya kepada nabiNya, percaya kepada Hari Kiamat dan percaya
kepada Taqdir yang ditetapkan oleh Allah. Serangkaian konsep
kepercayaan demikian merupakan rukun iman yang menjadi dasar
keyakinan Aqidah Islam. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an.

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah


dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-
Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang
kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan
kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa, 4 : 136)

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya


dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan
mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa):
"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali." (QS. Al-Baqarah, 2 : 285)

Iman kepada kebenaran yang datang dari Allah adalah sebuah


hidayah, petunjuk yang dikaruniakan kepada kita. Karenanya kita
harus menghilangkan keraguan dalam hati dan haruslah yakin
sepenuhnya. Allah berfirman dalam Al-Quran :

213 53509284.doc
“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali
kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 147)

Iman yang Allah telah karuniakan kepada kita, harus senantiasa kita
pelihara agar semakin mantap. Kita harus selalu berdoa pada Allah
agar meneguhkan keimanan yang ada dalam dada kita. Allah
berfirman dalam Al-Quran.

“(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati


kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk
kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau;
karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)". (QS. Ali
Imran, 3 : 8)

Bagi orang-orang yang beriman dan dia mampu mempertahankannya


hingga Allah memanggilnya kembali dalam keadaan beriman, maka
Allah menjanjikan pahala dan kebahagian surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah berfirman
dalam Al-Quran.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal


saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi
Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha
terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. Al-
Bayyinah, 98 : 78)

2. Mengilmui Islam

Tahapan berikutnya para penempuh jalan ketaqwaan adalah dengan


mengilmui Islam. Setelah kita yakin akan kebenaran Islam, maka kita
haruslah mengkaji Islam dengan sungguh-sungguh. Belajar tentang
Islam secara keseluruhan, berbagai bidang kajian Islam perlu kita
ketahui dan pahami. Essensi ajaran Islam adalah menyangkut aqidah,
syariah dan akhlaq. Aqidah merupakan dasar keyakinan dan
kepercayaan dalam Islam. Syariah adalah aturan, norma atau etika
dalam menjalani kehidupan di dunia ini, menyangkut aspek ubudiyah
(beribadah kepada Allah) dan Muamalah (berhubungan dengan
sesame manusia, dalam politik, social, pendidikan, ekonomi, bisnis dan
sebagainya). Akhlaq adalah bagaimana berperilaku yang santun, yang
mulia baik kepada Allah maupun kepada makhlukNya. Terhadap
makhluknya dengan menjaga ekosistem, memelihara sumber daya
alam, peduli pada lingkungan. Juga perlunya kita berakhlak yang baik
pada sesame manusia, yaitu menghargai, menghormati dan
menjunjung nilai-nilai kemanusian.

214 53509284.doc
Inilah paparan ringkas mengenai intisari ajaran Islam yang harus kita
pelajari. Dengan mempelajari dan mengilmui Islam maka kita akan
semakin yakin akan kebenaran Islam itu sendiri.

Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk


mencari ilmu pengetahuan, menambah wawasan. Mereka yang
memiliki ilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah
sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran.

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujaadilah, 58 :11)

Hanya mereka yang memiliki ilmulah yang dapat mengambil pelajaran


dari setiap kejadian. Mereka juga akan dapat diberi hikmah
kepahaman dari ayat-ayatnya. Itulah keutamaan orang-orang yang
berilmu. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang


Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS.
Al-Baqarah, 2 :269)

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan


tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (QS. Al-
Ankabuut, 29:43)

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah


orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS, Az-Zumar, 39 :
9)

Dalam mengkaji ilmu pengetahuan dan ajaran Islam, kita harus


menjadikan Al-Quran dan As-Sunah sebagai referensi utama. Dari Al-
Quran dan As-Sunahlah Allah memberikan ilmu pengetahuan dan
hikmah kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw. Dan Allah
memerintahkan manusia untuk melihat dan melakukan penelitian

215 53509284.doc
terhadap alam semesta sebagai bukti tanda-tanda kekuasaannya.
Fenomena yang digelar di alam semesta ini akan semakin meyakinkan
akan Keagungan dan Kebesaran Allah. Dan orang-orang yang beriman
dan berilmu pengetahuan (yang berakal) akan senantiasa bertasbih.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih


bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran, 3 : 190-191)

“Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman


(sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi
pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka,
mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka
berkata: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti
dipenuhi." (QS. Al-Isra, 17 : 107)

3. Mengamalkan Islam

Setelah mengimani Islam, mengilmui Islam, maka langkah berikutnya


dalam menempuh jalan ketaqwaan adalah mengamalkan Islam. Allah
telah menanamkan keimanan dalam hati orang-orang yang dipilih
berdasarkan ilmu pengetahuan dan kepahaman dari Al-Quran dan As-
Sunah, melalui Rasulullah Muhammad saw dan para ulama. Jika
pengetahuan ini telah kita dapatkan, maka kewajiban selanjutnya
adalah mengamalkan ilmu kita, melaksanakan ajaran Islam dalam
kehidupan keseharian kita.

Keimanan merupakan landasan, pondasi bagi berdirinya bangunan


Islam. Maka tegaknya Islam sebagai implementasi keimanan tersebut
adalah amal sholeh. Amalan dari ilmu pengetahuan tentang Islam
berwujud sebuah bangunan Islam. Bangunan Islam adalah tegaknya
syariah Islam. Karena itu mengamalkan ajaran dan ilmu Islam adalah
melaksanakan seluruh aturan, norma, hukum dan nilai-nilai Islam
dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat bahkan bagi bangsa
dan negara.

Apabila syariat Islam dijalankan dan ditegakkan dalam suatu


masyarakat, maka Allah akan memberikan kehidupan yang baik.
Mereka yang beriman dan mengamalkan ilmunya dengan amal shalih
akan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang shalih.
Sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran.

216 53509284.doc
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan
Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. An-Nahl, 16 : 97)

“Mereka yang menjalankan amal sholeh akan digolongkan sebagai


orang-orang sholeh,
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-
benar akan Kami masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang
yang saleh.” (QS. Al-Ankabuut, 29:9)

Bagi mereka yang beriman dan mengerjakan amal shalih, akan


mendapatkan kewenangan untuk berkuasa, memimpin dan mengatur
masyarakat dengan etika, norma dan hukum-hukum yang ditetapkan
oleh Allah. Allah telah memberikan kekuasaan pada orang-orang
sebelumnya yang beriman dan beramal sholih. Dengan iman dan amal
sholih akan mengantarkan mereka pada keteguhan pada agama dan
mendapatakan kesentausaan. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara


kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan
menjadi aman sentausa.” (QS. An-Nuur, 24: 55)

Jangan sampai apa yang telah kita ketahui, kita ilmui, bahkan
dikatakan pada orang lain tidak diamalkan dalam kehidupan kita. Allah
malarang bagi orang yang memiliki ilmu tapi tak diamalkan.

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan


sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (61:2-3)

Bagi mereka yang telah mengerjakan amal sholih, mereka beriman


kepada Allah, maka Allah menjanjikan sebuah kehidupan di akhirat
yang membahagiakan dan menyenangkan. Allah menyediakan surga
bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholih, sebagaimana
firmanNya dalam Al-Quran.

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang


saleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-

217 53509284.doc
tempat yang tinggi di dalam syurga, yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan
bagi orang-orang yang beramal,” (29:58)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-


amal saleh, bagi mereka syurga-syurga yang penuh kenikmatan,”
(31:8)

“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan


mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya
mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia
kehendaki.” (22:14)

4. Mendakwahkan Islam

Adalah sebuah kewajiban, bagi orang-orang yang memiliki ilmu untuk


menyampaikan kepada yang lain, sesama manusia. Karenanya
tahapan berikutnya bagi penempuh jalan ketaqwaan adalah
mendakwahkan Islam. Membagikan pengetahuannya bagi sesama
muslim, mengajak orang untuk taat kepada Allah dan Rosulullah dan
meninggalkan kemaksiatan.
Kerja dakwah adalah kerja yang mulia, kerjanya para Nabi dan Rosul
untuk menanamkan kalimat tauhid, kebesaran dan keagungan Allah,
menjalankan syariat dan norma Islam. Adanya dakwah akan
melanggengkan syiar Islam dan sekaligus meninggikan agama Allah.
Islam harus terus diperjuangkan agar kehidupan masyarakat dapat
menjadi lebih baik.

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari


Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,
berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara
kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah, 5:67)
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul
di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As
Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata,” (QS. Al-Jumuah, 62 : 2)

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan


itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Dan tetaplah memberi
peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang yang beriman.” (51:55)

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru


kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

218 53509284.doc
yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali
Imran, 3:104)

Dakwah Islam harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan harus


diperjuangkan. Perjuangan dalam mendakwahkan Islam perlu
dilakukan dengan hijrah, meninggalkan rumah untuk melakukan
dakwah. Bahkan juga kalau perlu dengan mengorbankan jiwa dan
harta yang dimiliki. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada


jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan
memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah
orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh
ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfaal, 8:74)

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu


perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan
Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui.” (QS. Ash-Shaf, 61:10-12)

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan


harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka
berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.
(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan
Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan
itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah, 9 : 111)

Semangat dalam melakukan dakwah perlu diimbangi dengan sebuah


kesadaran, bahwa apa yang kita lakukan adalah sebuah usaha, ihtiar,
namun hasilnya adalah di tangan Allah. Karena hidayah iman adalah
hak prerogative Allah bagi hambanya yang dipilih dan dikehendakiNya.
Dalam melakukan dakwah kita tak boleh memaksakan kehendak. Kita
harus melakukan dakwah dengan penuh hikmah, bijak dan arif,
sehingga seseorang masuk dalam agama Islam dengan penuh
kesadaran. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan


pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl, 16 : 125)

Mereka yang mau mendakwahkan Islam akan mendapatkan kemuliaan


dan kebahagiaan. Mereka termasuk dalam golongan ummat terbaik.

219 53509284.doc
Demikian juga, mereka yang mau berhijrah dan berjihad dengan jiwa
dan harta mereka di jalan Allah, maka Allah sediakan bagi mereka
rahmat, keridloaan dan surga. Mereka akan memperoleh kebahagian
yang abadi di akhirat. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,


menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran, 3:110)

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah


dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di
sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan
mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari
padaNya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya
kesenangan yang kekal,” (QS. At-Taubah, 9 : 20-21)

5. Bersabar dalam Islam

Dalam menempuh jalan ketaqwaan dengan mengimani Islam,


mengilmui Islam, mengamalkan Islam dan mendakwahkan Islam akan
banyak ditemui berbagai rintangan, halangan, cobaan dan ujian. Oleh
karena itu tahapan berikutnya yang harus dijalani adalah dengan
bersabar. Bersabar merupakan sifat dan sikap yang luar biasa, karena
dengan bersabar ini seseorang akan memiliki kemampuan untuk
istiqomah, tidak mudah mengeluh, tidak pernah menyerah, selalu
memiliki semangat dan motivasi yang tinggi serta optimis dalam
kehidupan yang dijalaninya dalam menempuh jalan ketaqwaan ini.
Cita-cita dan tujuan yang dimiliki para penempuh jalan ketaqwaan ini
adalah menjadi insan kamil, manusia sempurna. Hidup bahagia penuh
keberkahan di dunia ini dan di akhirat kelak. Senantiasan dalam
rahmat dan keridloan Allah swt. Dengan cita-cita dan tujuan inilah
seseorang menjalani kehidupan dengan penuh keyakinan, optimistis,
memiliki semangat pantang menyerah untuk mencapainya. Dan inilah
sebenarnya ciri-ciri orang beriman yang dijanjikan Allah kebahagiaan
abadi di dunia dan akhirat.

Bagi orang-orang yang beriman, Allah akan memberikan ujian dan


cobaan terhadap mereka untuk memantabkan keimanannya. Mereka
juga diuji dan diberi cobaan dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta dan jiwa. Bagi mereka yang benar-benar beriman, mereka akan
mengucapkan, "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" yang artinya
sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami
kembali.

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)


mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

220 53509284.doc
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum
mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang
benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
(QS. Al-Ankabuut, 29:2-3)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit


ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al-Baqarah,
2 : 155-157)

Allah juga memperingatkan kepada orang-orang yang beriman untuk


tetap mempertahankan keimanan mereka dalam menghadapi setiap
ujian maupun cobaan dalam kehidupannya. Jangan lah mereka
mengira akan masuk surge, sebelum datangnya cobaan. Karena
orang-orang beriman sebelumnya juga diberi ujian dan cobaan untuk
menguatkan keimanannya. Allah berfirman dalam Al-Quran.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal


belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah, 2 :
214)

Allah swt tetap memerintahkan bagi orang-orang yang beriman agar


bersabar dan menguatkan kesabarannya agar menjadi orang-orang
beruntung, sebagaimana firmanNya.

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah


kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran, 3 :
200)

221 53509284.doc
BAB TIGA BELAS
MENUMBUH-KEMBANGKAN
POTENSI DIRI

A. AMANAH ALLAH BAGI MANUSIA

Manusia dihadirkan di atas bumi ini dengan tujuan yang mulia.


Allah swt telah merancang sedemikian rupa penciptaan manusia untuk
dapat menjalani kehidupan di dunia ini dengan kemuliaan pula. Allah
juga memberikan bagi manusia amanah yang harus di pertanggung
jawabkan.
Amanah tersebut pernah ditawarkan kepada gunung, tapi gunung
tak sanggup memikulnya. Ditawarkan kepada lautan, lautanpun tak
mampu mengembannya. Dan semua makhluk menolak untuk
mengemban amanah. Hanya manusialah yang bersedia mengemban
amanah tersebut.
Amanah yang Allah berikan kepada manusia adalah sebagai
Abdullah, sebagai khalifatullah dan bertugas menyebarkan kebenaran,
melakukan amar ma’ruf nahi munkar.

1. Manusia sebagai Abdullah


Manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah, menghambakan
diri kepada Tuhan semesta alam. Dalam Al-Quran Allah berfirman:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat, 51:56)

Beribadah adalah menjalankan apa yang diperintahkan Allah


sebagai bentuk penyembahan seorang hamba kepada Sang Kholiq.
Ibadah bisa berupa ibadah maghdzoh dan ghoiru maghdsoh. Ibadah
maghdzoh contohnya, menegakkan sholat, menunaikan zakat,
berpuasa, pergi haji ke Mekah, membaca Al-Quran, mencari ilmu untuk
pelaksanaan ibadah, dan lain sebagainya, yang secara keseluruhan
dilakukan untuk mencari keridloan Allah swt. Ibadah ghoiru mahdzoh
menyangkut seluruh aktivitas (amal sholeh) manusia yang dikerjakan
menurut aturan atau syariah, dengan niat ikhlas hanya karena Allah
semata, seperti bekerja, membantu sesama, memikirkan
perkembangan dan kemajuan masyarakat, bangsa, negara dan lain
sebagainya. Ibadah maghdzoh juga merupakan wujud dari tanggung
jawab manusia dalam mengemban amanahNya sebagai seorang
khalifatullah.

2.Manusia sebagai Khalifatullah.


Khalifatullah artinya wakil Allahdi bumi ini, yang menjalankan
tanggung jawabnya untuk memakmurkan bumi, dan mensejahterakan
masyarakat atau umat manusia. Allah menciptakan manusia di muka

222 53509284.doc
bumi untuk menjadi khalifahNya. Sebagaimana firmanNya dalam Al-
Quran.

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." (QS. Al-Baqarah, 2 : 30)

Untuk menjalankan amanah ini, ada dua penjelasan yang perlu kita
ketahui. Pertama, menjalankan kerja, menjalani profesinya secara
professional, mengikuti aturan dan persyaratan yang telah ditetapkan
dengan tidak menyimpang dari etika dan norma-norma Islam. Misalnya
seorang petani yang mengolah lahan garapan. Dia menanam,
merawat, menyiram dan memupuk tanaman hingga ada buah yang
bisa dipanen. Hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan bagi
keluarganya, istri dan anaknya serta digunakan untuk beribadah
kepada Allah.
Seorang ahli geodesi bekerja secara professional, melakukan
penambangan untuk mengangkat mineral atau barang tambang yang
ada dalam perut bumi, dengan tetap memperhatikan dan menjaga
ekosistem, berarti mereka menjalankan amanah sebagai khalifatullah.
Seorang pebisnis yang menjalankan usahanya secara professional,
tidak melakukan penipuan, tidak melakukan kecurangan dan tetap
mengikuti etika bisnis dengan terus mengingat Allah, mereka telah
melaksanakan amanah sebagai khalifatullah.

Dalam menjalankan amanah sebagai khalifah, manusia akan


melakukannya dengan memperhatikan syariat, menjaga
keseimbangan alam dan akhirnya mampu memakmurkan bumi ini.
Akan diperoleh keberkahan dan keberlimpahan dalam kehidupan
masyarakatnya.

Kedua, seorang yang mengambil tanggung jawab sebagai


pemimpin (penguasa), yang menjalankan kepemimpinan secara jujur,
adil, arif, bijaksana, disiplin dan penuh tanggung jawab sesuai dengan
aturan dan ketetapan Allah, dia berarti telah menjalankan amanah
sebagai seorang khalifah. Allah berfirman dalam Al-Quran sebagai
berikut.

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa)


di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia
dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia
akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena
mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Shaad, 38 : 26)

223 53509284.doc
Dalam suatu komunitas yang dipimpin oleh seorang yang amanah,
dengan menggunakan nilai-nilai Islam dipastikan akan membawa
kondisi dalam masyarakatnya dalam kehidupan yang damai, sejahtera
dan penuh kemakmuran.

3. Tugas Manusia untuk Menyebarkan Kebenaran


Dalam kehidupan di dunia ini, dalam masyarakat atau lingkungan
sekitarnya, seseorang harus berpedoman pada kebenaran yang datang
dari Allah dan RosulNya.Menyampaikan kebenaran yang telah didapat,
dipahami dan dijalankannya merupakan sebuah kewajiban. Dengan
melakukan kerja dakwah, mengajak pada kebajikan dan mencegah
kemungkiran, diharapkan masyarakat akan menggunakan nilai-nilai
kebenaran dan menjalankan kebenaran tersebut dalam kehidupan
pribadi, keluarga maupun lingkungan sosialnya.

Menyampaikan dan menyebarkan kebenaran sebagai kerja


dakwah, merupakan kerja para nabi dan rosul, yang dilanjutkan oleh
para sahabat, serta para pengikutnya yang setia. Mereka adalah
orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dalam hatinya.
Sehingga menjalankan tugas dakwah menjadi kenikmatan yang
membahagiakan. Maka, sebagai umat Nabi Muhammad saw, sudah
semestinya kita mengambil amanah ini, yaitu berdakwah, mengajak
sesama manusia untuk taat kepada Allah dan Rasulullah,
menyelamatkan manusia dari ancaman siksa api neraka.
Allah berfirman dalam Al-Quran :

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,


menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran, 3 :110)

Mereka yang mau menjalankan tugas ini, Allah akan berikan


kemuliaan pada mereka dan Allah menyiapkan pahala bagi mereka.
Mereka adalah umat terbaik diantara manusia ini. Di dunia ini mereka
mendapatkan kebahagian dan di akhirat kelak akan dikumpulkan
dengan para nabi dan orang-orang sholih.

Inilah amanah yang Allah berikan kepada manusia, hidup di dunia


ini. Allah menurunkan manusia di bumi ini tak lain dan tak bukan
adalah untuk menjalankan amanah yang telah diberikanNya.

B. POTENSI DIRI SEBAGAI KARUNIA ALLAH

Untuk menjalankan amanah, Allah mengaruniakan potensi yang


luar biasa pada diri setiap manusia. Potensi ini diberikan Allah sejak
manusia dicipta dalam rahim atau kandungan ibunya. Allah berfirman
dalam Al-Quran.

224 53509284.doc
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
(ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS As-
Sajdah, 32 : 9)

Dari ayat diatas bisa kita pahami bahwa Allah memberikan potensi
pada manusia berupa jasad (tubuh), ruh (jiwa), pendengaran,
penglihatan (indra) dan fuad (hati). Pendengaran dan penglihatan
merupakan alat indra untuk menangkap seluruh fenomena yang terjadi
di alam semesta yang kemudian di kirim ke otak atau akal manusia.
Sedangkan fuad juga bisa dimaknai sebagai akal maupun hati, yang
berfungsi untuk memikirkan dan merasakan. Dari penjelasan tersebut,
bisa ditafsirkan bahwa untuk menjalankan amanahNya, manusia
dilengkapi dengan potensi-potensi ruh, jasad, akal, dan hati.
Untuk bisa lebih memahami tentang potensi yang Allah berikan
kepada manusia, kita akan membahasnya dalam uraian berikut:

1. Ruh
Ruh secara umum dipahami sebagai suatu unsur yang
menghidupkan jasad. Dalam kandungan seorang ibu, setelah jasad
disempurnakan maka akan ditiupkan Allah ruh ciptaanNya, sehingga
Janin dapat “hidup” dalam kandungan sang ibu. Dengan ruh inilah
jasad manusia bisa hidup, tumbuh dan berkembang, bergerak,
beraktivitas, termasuk berpikir dan berkarya. Tanpa adanya ruh,
seorang manusia akan menjadi seonggok daging yang mati, tidak
memberikan manfaat apapun.
Dalam kehidupan manusia, setelah dia dilahirkan, dengan adanya
ruh di dalamnya, dia akan tumbuh dan berkembang baik jasadnya,
maupun pikiran dan perasaannya. Se.orang bayi akan menjadi anak-
anak, tumbuh menjadi remaja dan menjadi manusia dewasa. Jika Allah
menghendaki, pada saatnya manusia akan dicabut kembali ruhnya
oleh Allah saat itulah terjadi kematian. Bisa jadi kematiaan ini akan
dialami saat seseorang masih dalam usia kanak-kanak, remaja
ataupun dewasa atau pada usia tua. Setiap yang berjiwa pasti akan
mengalami kematian, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya


pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu “ (QS. Ali Imran, 3 :
185)

Bagaiamanakah rupa atau bentuk dari ruh itu? Manusia tak


mengetahuinya. Pengetahuan tentang ruh hanya milik Allah, manusia
hanya mengetahui sedikit tentang ruh, sebagaimana firman Allah.

225 53509284.doc
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu
termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit". (QS. Al-Israa’, 17 : 85)

Meski demikian, kita yakin akan adanya ruh sebagai potensi yang
luar biasa dari Allah swt.

2. Jasad
Jasad atau tubuh manusia merupakan unsure fisik yang dapat
dilihat, diraba dan dirasakan keberadaaanya. Jasad atau tubuh
manusia terdiri dari berbagai unsur. Unsur yang paling kecil dalam
jasad manusia dikenal dengan nama sel. Sejumlah sel membentuk
suatu jaringan berupa daging, tulang, otot, darah dan lain sebagainya.
Sejumlah jaringan membentuk sebuah organ dalam tubuh manusia
seperti jantung, paru-paru, otak, ginjal dan lain sebagainya. Dari
sejumlah organ tubuh manusia ini, terbentuk berbagai macam system
metabolism tubuh, berupa system pernafasan, system pencernaan,
system peredaran darah, system reproduksi, system pengeluaran sisa
makanan dan sebagainya. Seluruh sel, jaringan, organ, system dalam
tubuh manusia bekerja secara terkoordinasi dengan rapi dan teratur
dalam gerakan mengikuti kehendak Allah swt.
Dalam setiap sel manusia, terdapat apa yang disebut nucleus atau
inti sel. Dalam nucleus ini terdapat suatu zat yang disebut
dioxyribonucleit acid (DNA). DNA juga dikenal dengan Gen, pembawa
sifat keturunan. Seorang anak memiliki kecenderungan sifat yang
sama dengan orang tuanya melalui Gen ini.
Dalam temuan penelitian eorang ahli Genetika Dunia asal Jepang,
Kazoa Murakami, diyakini bahwa dalam DNA manusia terdapat sifat
positif maupun negative. Bahwa dalam diri manusia terdapat sifat
yang positif maupun negative tersebut sesuai dengan penjelasan Allah
dalam Al-qur’an.

“Dan (demi) jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah


mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams, 91 :
7-10)

Pendapat Kazoa selanjutnya, bahwa sifat (potensi) positif atau


negative ini bisa dinyalakan atau dipadamkan. Jika ingin potensi positif
yang tumbuh dan berkembang, maka potensi itulah yang dinyatlakan.
Untuk menyalakan sifat-sifat positif ini dengan cara menggunakan
berpikir dan bertindak positif. Berpikir positif dapat menyalakan
seluruh potensi positif dalam sel tubuh kita.

226 53509284.doc
3. Akal
Akal adalah potensi besar yang Allah berikan pada manusia.
Sebagaimana penjelasan pada uraian terdahulu, dengan akal manusia
dapat berfikir, mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Dengan akal membedakan, seorang manusia dengan seekor binatang.
Jika akal digunakan dengan semestinya akan membuat manusia
dimuliakan oleh Allah, memiliki kecerdasan, bisa digunakan untuk
mencari ilmu dan pengetahuan. Kemudian ilmu dan pengetahuan
tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kehidupan ini dengan
mengemban amanah yang Allah berikan pada manusia.
Kerja akal atau pikiran ini dilakukan oleh organ manusia yang
disebut otak. Dalam terminology modern sekarang ini, secara
anatomis, otak manusia terdiri dari belahan otak kiri dan belahan otak
kanan. Belahan otak kiri mempunyai kerja dalam bidang-bidang
matematika, logika, analisa, sistematis, bicara, menulis dan kerja lain
yang bersifat baku dan mengikuti suatu pakem tertentu. Otak kiri ini
kemampuan menyimpan memory jangka pendek atau short term
memory. Sedangkan belahan otak kanan mempunyai kerja dalam
bidang-bidang, intuitif, spasial, gambar, warna, kreatifitas, seni, music
dan pekerjaan lain yang bebas menembus batas. Dan kemampuan
menyimpan memory otak kiri ini relative lebih lama atau disebut long
term memory.
Untuk meningkatkan kwalitas kerja otak kita, perlu dilakukan
aktifitas yang mampu mengkoordinasikan kerja otak kiri dan kanan.
Koordinasi yang baik antara belahan otak kiri dan belahan otak kanan
akan meningkatkan kecerdasan dan inerja yang luar biasa.
Tentu saja, dengan senantiasa memohon bimbingan dan
perlindungan Allah, kerja yang koordinatif otak kiri dan otak kanan bisa
dimaksimalkan dalam rangka untuk mengemban amanah Allah.

4. Hati
Hati atau qolbun adalah potensi yang Allah berikan kepada
manusia dengan kerja yang lebih dahsyat lagi. Jika akal manusia
disebut sebagai pikiran sadar (cosious mind), maka hati disebut
sebagai pikiran bawah sadar (subconsiuos mind). Pikiran sadar
memiliki kapasaitas 12 % dan pikiran bawah sadar memiliki kapasitas
88 %. Dalam sebuah riwayat, rasul;ullah pernah bersabda “Dalam
tubuh manusia terdapat segumpal daging, yang apa bila dia baik,
maka baiklah seluruh tubuhnya dan apabila dia buruk, maka akan
buruk seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu disebut qolbu atau hati.
Dalam hati manusia terletak kekuatan yang demikian besar. Hati
ini merupakan pusat pengelolaan emosi dan spiritual manusia.
Kemampuan mengelola emosi dan spiritual seseorang, tergantung dari
kemampuan kerja hatinya, yaitu hati yang bersih, bebas dari segala
penyakit dan kotoran. Orang yang beriman hatinya telah bebas dari

227 53509284.doc
segala penyakit dan kotoran. Kemampuan hati yang luar biasa Allah
sampaikan dalam sebuah hadits qudsi.
“Alam semesta tidak cukup mampu menampungKu, namun dalam
hati orang-orang yang beriman mampu menampung kebesaranKu.”

Begitulah gambaran hati manusia yang bersih dari segala penyakit


dan kotoran seperti iri, dengki, takabur, ujub, su’udzdzon dan lain
sebagainya, Allah akan bersemayam di dalamnya dengan segala
kedahsyatannya.
Dengan kekuatan pikiran (akal) manusia berihtiar dengan segala
daya, disertai dengan kekuatan doa (hati), seseorang yang mengambil
sikap pasrah dan ikhlas yang benar, maka dengan mudah akan
terwujudkan. Karena Allah cuku mengatakan Kun, fayakun. Jadi! Maka
jadilah apa yang dikehendakiNya. Apapun keinginan kita, jika itu
diyakini sepenuhnya, dipikirkan dengan sungguh-sungguh, disertai
dengan penggunaan perasaan dan berdoa pada Allah, pastilah Allah
akan mengabulkan. Keinginan kita akan dapat terwujudkan. “Ud’uni
fastajib lakum” (berdoalah kepadKu, maka Aku akan kabulkan.

Bahkan dalam hadits qudsi yang lain, Allah berfirman: “Jika


hambaku melaksanakan sunah, sehingga Aku menyukainya dan
Akupun mencintainya, maka Akulah pendengaran yang dia gunakan
untuk mendengar, Akulah penglihatan yang ia gunakan untuk melihat,
Akulah lidah yang dengannya dia merasakan …”

Jika seluruh anggota tubuh yang kita gunakan untuk beraktivitas


yang datang dari Allah, maka betapa dahsyatnya apa yang dilakukan.
Apa yang tak bisa dikerjakan? Semua bisa dan semua mudah
dilakukan! Semua bisa diwujudkan.

C. KEMBALI KEPADA FITRAH

Untuk bisa mengoptimalkan seluruh potensi yang Allah berikan,


kita harus bersihkan segala kotoran dan penyakit dalam pikiran dan
hati. Kita harus hilangkan ego negative seperti ingkar kepada Allah,
suka membantah, cinta dunia dan takut mati, melampui batas,
tergesa-gesa, bersusah payah serta berkeluh kesah dan kikir.
Ego negative akan menimbulkan berbagai penyakit hati seperti iri,
dengki, takabur, ujub, su’udzdzon dan lain sebagainya. Ego negative
dan penyakit hati tersebut akan menghalangi seseorang untuk
menggunakan potensi yang dimilikinya, bahkan akan mendorongnya
semakin jauh dari Allah, hilangnya spiritualitas, menurunnya
kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektualitas.
Untuk membersihkan kotoran dan penyakit hati, ego negative yang
ada dalam diri kita dengan cara taharoh atau bersuci dan tazkiyatun
nafs. Toharoh mensucikan diri kita dari hadats besar maupun hadats

228 53509284.doc
kecil, dilanjutkan dengan sholat tobat dan istighfar. Tazkiyatun nafs
membersihkan hati dengan berdzikir, mengingat dan menyebut Asma
Allah, bertasbih, bertahmid dan bertahlil yaitu mengagungkan Allah,
memuji Allah dan meneguhkan keyakinan akan keimanan kita kepada
Allah swt.
Dengan membersihkan kotoran, penyakit hati dan ego negative ini,
akan membawa seseorang kepada idul fitri, kembali kepada kesucian
diri. Dalam syariat Islam, untuk bisa kembali kepada fitroh, seseorang
harus melakukan puasa wajib di bulan romadhon dan melaksanakan
amalan-amalan ibadah seperti sholat lail, tadarus Al-Quran, shodaqah,
iktikaf di Masjid untuk mendekatkan diri pada Allah. Seluruh amalan
dilakukan dengan ikhlas dan mengharap keridloan Allah semata. Apa
yang dilakukan umat Islam dalam bulan Romadhon ini sesungguhnya
merupakan proses tazqiyatunnafs dalam rangka untuk kembali kepada
fitrah.
Jika proses pembersihan segala kotoran dan penyakit hati,
menghilangkan negative ini berlangsung dengan baik maka seseorang
akan mencapai pada situasi dan kondisi fitrah, kesucian sebagaimana
awal kelahirannya di dunia.
Pada kondisi fitrah inilah seluruh potensi diri manusia, baik ruh,
jasad, akal dan hati akan berfungsi secara optimal dan seorang
manusia akan mampu mengemban amanah Allah sebagai Abdullah,
khalifatullah dan senantiasa menyerukan kebenaran yang dating dari
Allah swt.

D. MENJADI INSAN KAMIL

Manusia yang sempurna atau insane kamil merupakan peringkat


tertinggi yang hendak kita tuju dalam kehidupan di dunia ini. Siapakah
insane kamil itu?
Muhyidin Ibnu ‘Arabi mengatakan, “Insan kamil adalah
mikrokosmos yang sesungguhnya, sebab sebenarnyalah dia
memanifestasikan semua sifat dan kesempurnaan Ilahi. Manifestasi
semacam ini tidaklah sempurna tanpa perwujudan penuh kesatuan
hakiki dengan Tuhan. Insan Kamil adalah miniature dari kenyataan.
Menurut Abdul Karim Al-Jilli, manusia adalah suatu wujud yang utuh
dan merupakan manifestasi Ilahi dan alam semesta. Manusia adalah
citra Tuhan dan dalam kenyataannya ia adalah rantai yang
menyatukan Tuhan dan alam semesta. Manusia adalah tujuan utama
yang ada di balik penciptaan alam karena tiada ciptaan lain yang
mempunyai sifat-sifat yang diperlukan untuk menjadi cermin sifat-sifat
Ilahi sesungguhnya.
Sedangkan menurut Muhammad Iqbal, Insan kamil adalah sang
mukmin yang dalam dirinya terdapat kekuatan wawasan, perbuatan

229 53509284.doc
dan kebijaksanaan. Sifat-sifat luhur ini dalam wujudnya yang tertinggi
tergambar dalam akhlak nabawi. Sang mukmin menjadi tuan nasibnya
sendiri dan secara bertahap mencapai kesempurnaan.
Dalam proses perjalanan kehidupan manusia, bagaimana kita
memiliki visi yang menembus batas langit, tidak hanya berpandangan
jangka pendek keduniawian belaka tapi sekaligus punya pandangan
jauh ke depan menuju keakhiratan. Visinya adalah berbahagia dunia
dan akhirat, menjadi insane kami, manusia sempurna di mata Sang
Khaliq.
Insan kamil dalam wujud riil di dunia ini adalah mereka, para nabi
dan rasul, para sahabat, para pengikut setia ajaran yang dibawa
Rasulullah Muhammad saw. Mereka para kekasih Allah yang dalam
menjalani kehidupannya akan melakukan aktivitas yang optimal,
memikirkan umat manusia agar terselamatkan dari api nereka,
sehingga umat manusia dalam kehidupan di dunia ini mendapatkan
keselamatan, damai sejahtera dan berkelimpahan dalam naungan Ilahi
Robbi.

230 53509284.doc
BAB EMPAT BELAS

EPILOG : MEMBANGUN KEMBALI


PARADIGMA ISLAM

A. INDONESIAKU SAYANG

Jika kita mencermati perkembangan bangsa dan negara Indonesia,


kita akan mengelus dada. Sebagai anak bangsa kita semua prihatin
atas situasi dan kondisi negara Indonesia tercinta, yang kian terpuruk
dengan krisis multidimensi yang sepertinya tak kunjung berakhir.
Kaum muslimin di negeri ini adalah mayoritas, sehingga bisa
dikatakan, keadaan bangsa dan negara Indonesia merupakan
cerminan dari kwalitas ummat Islam. Kwalitas ummat Islam secara
personal dari sisi kinerja, sikap, pola pikir, keyakinan, nilai dan juga
identitasnya, maupun kwalitas umat Islam secara komunal.
Indonesia dahulu dikenal sebagai negera yang kaya dengan
sumberdaya alam yang berlimpah. Negeri dengan 17 ribu pulau
dengan luas mencapai 1,3 % luas bumi ini memiliki keindahan alam.
Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah baik di daratan
maupun di lautan. Memiliki pesisir terpanjang di dunia, yaitu 81 ribu
km atau 14 % dari seluruh pesisir dunia dengan potensi kandungan
ikan 6,2 juta ton/tahun. Memiliki hutan tropis terbesar di Asia Pasific,
yakni seluas 152 juta hektar yang kaya akan flora dan fauna. Kekayaan
tambang seperti emas di Papua termasuk yang terbesar di dunia.
Jadangan minyak 97 miliar barrel dengan produksi 1,2 juta barrel
perhari.
Namun bagaimana keadaan Indonesia saat ini? Reformasi tidak
begitu saja menghasilkan perubahan yang signifikan. Bahkan setelah
10 tahun reformasi sejak turunnya rezim orde baru, pimpinan mantan
Presiden Soeharto, menunjukkan bahwa Indonesia masih belum
mampu keluar dari krisis yang berkepanjangan.
Kenapa bisa demikian? Dalam Al-Qur’an Allah menggambarkan
sebuah negeri yang berlimpah namun kemudian menjadi terpuruk
karena warganya banyak berbuat maksiat.
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang
kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya
mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada
mereka pakaian[841] kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl, 16:112)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman bahwa kerusakan di daratan
dan di lautan adalah diakibatkan oleh olah tangan manusia
sebagaimana bisa dilihat dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka

231 53509284.doc
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar)” (QS. Ar-Ruum, 30:41)
Melihat kenyataan yang demikian ini, kita harus mengakui
kelemahan dan kekurangan ummat Islam sat ini. Ini semua merupakan
peringatan agar ummat Islam mau berubah menjadi lebih baik,
meninggalkan kemaksiatan, semakin mensyukuri nikmat yang telah
Allah berikan dengan meningkatkan iman dan ketaqwaan. Lebih dari
itu, ummat Islam harus melakukan perubahan pola pikir, paradigm
yang saat ini diyakininya dan mau melakukan perubahan system
kehidupannya baik secara personal maupun komunal, dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

C. ISLAM SEBAGAI SISTEM KEHIDUPAN

Langkah awal perubahan ummar Islam adalah dengan upaya


meluruskan kembali pola pikir kita sebagai seorang muslim, perlunya
mengembalikan cara pandang kita terhadap Islam dan selanjutnya
menggunakan paradigma Islam dalam memandang kehidupan dan
dalam memandang dunia ini secara holistic. Inilah yang bisa kita
lakukan secara personal, yang kelak dengan adanya individu-individu
muslim yang memiliki pola pikir sama, visi yang sama, misi dan
orientasi yang sama, maka akan terbentuk masyarakat muslim yang
akan mampu membawa Islam sebagai system kehidupan.
Islam merupakan sebuah system kehidupan bisa dipahami melalui
kerangka dasar atau essensi Islam, yang meliputi system aqidah,
syariah dan akhlak. Aqidah adalah suatu system keyakinan, power
penggerak dalam menjalani system syariah . Aqidah Islam meletakkan
landasan pada konsepsi tauhid, mengesakan Tuhan, Allah Swt.
Memahami Allah dengan pendekatan eksistensiNya, yang memiliki
karakteristik Absolute, distinct dan unique. Menumbuhkan keimanan
kuat pada setiap pribadi muslim. Aqidah Islam dengan konsepsi tauhid
adalah bersumber dari kalimat tauhid Laa ilaaha illallah. Tidak tuhan
selain Allah. Juga diiringi kalimat “Muhammadur Rasulullah” sebagai
bentuk pengakuan akan kerasulan Mumhammad Saw. Dua kalimat
syahadat ini adalah kekuatan yang luar biasa sebagai modal dalam
pribadi-pribadi muslim untuk mendorong terlaksananya syariah Islam.
Untuk menumbuhkan keimanan, disamping memahami karakteris
tik Allah yang absolute, distinct dan unique, juga dengan mengenal
dan memahami Allah lewat ciptaanNya. Cara pandang Islam tentang
alam semesta, memberi pengetahuan pada kita tentang ciptaan Allah
berupa alam ghoib yang memang kita yakini keberadaannya.
Keyakinan akan adanya alam ghoib seperti malaikat, syaitan, surga,
neraka, akhirat dan sebagainya menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari keimanan kepada Allah Swt.
Demikian juga cara pandang Islam tentang alam semesta
memberikan pengetahuan tentang penciptaan alam semesta,

232 53509284.doc
fenomena alam, karakteristik alam. Dengan memahami alam semesta
juga semakin menguatkan keimanan kita kepada Allah Swt. Iman
dengan ma’rifatullah (mengenal Allah) dan ma’rifatu fi khaqillah
(mengenal ciptaan Allah) adalah iman yang didasari ilmu. Keimanan
yang demikian adalah iman yang tak tergoyahkan.
Sedangkan akhlak adalah perwujudan aqidah Islam dalam bentuk
perilaku keseharian yang lahir dengan nilai-nilai keilahian. Jika aqidah
Islam didasarkan pada konsepsi tauhid, maka akhlaq Islam tumbuh
berdasarkan konsepsi ‘adl (adil), ‘arif (bijaksana), rahman (kasih),
rahim (saying), hub (cinta) dan nilai-nilai keilahian lainnya. Akhlaq
Islam adalah cerminan dari asmaul husna, nama-nama yang baik dari
Allah Swt.
Akhlaq Islam juga akan bisa ditumbuhkan dengan mengenalia diri
sendiri. Cara pandang Islam tentang manusia memberikan
pemahaman dan pengetahuan kita tentang diri sendiri. Ma’rifatul Insan
(mengenal diri manusia) dimulai dengan memahami proses penciptaan
manusia, karakteristinya, bagaimana menjadi insan kamil (manusia
sempurna) dan memilih jalan ketaqwaan dalam kehidupan di dunia ini.
Memahami manusia dari sisi yang dalam (inner power) yaitu
potensi hati (qolb) akan mengantarkan nya kepada perilaku yang
mulia yang bersumber dari hati nurani. Selanjutnya mengurangi atau
bahkan menghilangkan ego-ego negative, menghilangkan penyakit-
penyakit hati seperti marah, dendam, iri, dengki, cinta dunia dan takut
mati. Dari sinilah munculnya akhlaq Islam, Akhlaq Qur’ani yang
merupakan akhlaq yang mulia.
Dengan kekuatan system aqidah dan akhlaq Islam inilah, syariah
Islam dapat dilaksanakan secara harmonis. System syariah adalah
tata aturan, etika dan hokum-hukum Islam yang holistic, menyeluruh,
menyangkut sub system politik, ekonomi, pendidikan, seni dan
budaya, sains dan teknologi yang harus dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari baik sebagai individu, keluarga dan masyarakat, berbangsa
dan bernegara dengan tujuan untuk mewujudkan sebuah dunia yang
damai, indah, penuh keberkahan dan keberlimpahan dalam rahmat
Allah swt.

D. ISLAM RAHMATAN LIL’ALAMIN

Paradigma Islam sebagai sebuah konsepsi yang dulu telah dimiliki


dan dijalankan oleh Rasulullah dan para sahabat telah terbukti
kebenarannya, memberikan kejayaan terhadap ummat Islam karena
kekuasaan pemerintah saat itu dipegang oleh ummat Islam dan
dijalankan dengan syariah Islam. Amanah yang dijalankan yang
dijalankan ummat Islam telah mengantarkannya pada kehidupan
masyarakat yang damai, sejahtera dan penuh keberkahan.
Menjalankan system kehidupan secara Islam dengan memegang
konsep paradigma Islam akan memberikan kesejahteraan dan

233 53509284.doc
keselamatan bagi seluruh manusia. Karena Islam memang rahmat bagi
seluruh alam. Allah berfirman dalam Al-Qur’an sebagai berikut.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyaa’, 21:107)
Jika Islam sebagai system kehidupan yang menyeluruh dijalankan
dengan benar oleh kaum muslimin, secara individu, keluarga,
masyarakat, dalam berbangsa dan negara yang dihasilkan adalah
masyarakat yang damai, sejahtera dan berkelimpahan dalam ridlo
Allah.
Mengatasi krisis yang tak kunjung berakhir pada bangsa dan
negara Indonesia saat ini adalah dengan kembali pada pola pikir, nilai-
nilai dan keyakinan Islam. Secara keseluruhan harus mengembalikan
system hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara pada
paradigma Islam. Dengan semangat kembali kepada paradigma Islam
maka semua ummat Islam akan mendapatkan kemuliaan, mulai dari
individu yang ihsan, keluarga yang sakinah, masyarakat yang penuh
keberkahan dan keberlimpahan.
Pun ketika mendapatkan amanah sebagai pemimpin dalam
pemerintahan, mereka menjadi pemimpin yang jujur (integritas), dapat
dipercaya (credible), bijaksana (wisdom), bertanggung jawab
(responsibility), bersemangat (energic), penuh inisiatip dan berani
dalam mengambil keputusan untuk perbaikan bangsa dan negara.
Pada akhirnya untuk dapat kembali kepada paradigma Islam
hanyalah dengan cara menyebarkan dan menyampaikan kebenaran
dienul Islam, mendakwahkan Islam dan mengamalkannya bagi seluruh
ummat Islam di negeri ini dan di seluruh pelosok dunia.
Semoga Allah memilih kita untuk bisa mengemban tugas dakwah
ini, melanjutkan kerja para nabi, rasul, sahabat dan untuk
menyebarkan risalah Islam. Amin!

234 53509284.doc

You might also like