Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pertama kali dicetuskan berdasarkan atas
ketentuan yang tercantum dalam pasal 16 Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang Ketentuan-
ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasarkan amanat pasal 16 tersebut
diundangkan pada tanggal 5 Juni 1986 suatu Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1986 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).Peraturan pemerintah (PP) No.29/ 1986
tersebut berlaku pada tanggal 5 Juni 1987 yaitu selang satu tahun setelah di tetapkan. Hal tersbut
diperlukan karena masih perlu waktu untuk menyusun kriteria dampak terhadap lingkungan
sosial mengingat definisi lingkungan yang menganut paham holistik yaitu tidak saja mengenai
lingkungan fissik/kimia saja namun meliputi pula lingkungan sosial.
Berdasarkan pengalaman penerapan PP No.29/1986 tersebut dalam deregulasi dan untuk
mencapai efisiensi maka PP No.29/1986 diganti dengan PP No.51/1993 yang di undangkan pada
tanggal 23 Oktober 1993. Perubahan tersebut mengandung suatu cara untuk mempersingkat
lamanya penyusunan AMDAL dengan mengintrodusir penetapan usaha dan/ atau kegiatan yang
wajib AMDAL dengan keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan demikian tidak
diperlukan lagi pembuatan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL). Perubahan tersebut
mengandung pula keharusan pembuatan ANDAL , RKL, dan RPL di buat sekaligus yang berarti
waktu pembuatan dokumen dapat diperpendek. Dalam perubahan tersebut di introdusir pula
pembuatan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) bagi kegiatan yang tidak wajib AMDAL. Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL) ditetapkan oleh Menteri Sektoral yang
berdasarkan format yang di tentukan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Demikian pula
wewenang menyusun AMDAL disederhanakan dan dihapuskannya dewan kualifikasi dan ujian
negara.
Dengan ditetapkannya Undang-undang No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UUPLH), maka PP No.51/1993 perlu diganti dengan PP No.27/1999 yang di undangkan
pada tanggal 7 Mei 1999, yang efektif berlaku 18 bulan kemudian. Perubahan besar yang
terdapat dalam PP No.27 / 19999 adalah di hapuskannya semua Komisi AMDAL Pusat dan
diganti dengan satu Komisi Penilai Pusat yang ada di Bapedal. Didaerah yaitu provinsi
mempunyai Komisi Penilai Daerah. Apabila penilaian tersebut tidak layak lingkungan maka
instansi yang berwenang boleh menolak permohohan ijin yang di ajukan oleh pemrakarsa. Suatu
hal yang lebih di tekankan dalam PP No.27/1999 adalah keterbukaan informasi dan peran
masyarakat.
Implementasi AMDAL sangat perlu di sosialisasikan tidak hanya kepada masyarakat namu perlu
juga pada para calon investor agar dapat mengetahui perihal AMDAL di Indonesia. Karena
semua tahu bahwa proses pembangunan di gunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara ekonomi, sosial dan budaya. Dengan implementasi AMDAL yang sesuai
dengan aturan yang ada maka di harapkan akan berdampak positip pada recovery ekonomi pada
suatu daerah.
Dokumen AMDAL terdiri dari 4 (empat) rangkaian dokumen yang dilaksanakan secara
berurutan , yaitu:
1.Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)
2.Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
3.Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4.Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Penyusunan AMDAL
Untuk menyusun studi AMDAL pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusun
AMDAL. Anggota penyusun ( minimal koordinator pelaksana) harus bersertifikat penyusun
AMDAL (AMDAL B). Sedangkan anggota penyusun lainnya adalah para ahli di bidangnya yang
sesuai dengan bidang kegiatan yang di studi.
Peran serta masyarakat
Semua kegiatan dan /atau usaha yang wajib AMDAL, maka pemrakarsa wajib mengumumkan
terlebih dulu kepada masyarakat sebelum pemrakarsa menyusun AMDAL. Yaitu pelaksanaan
Kep.Kepala BAPEDAL No.08 tahun 2000 tentang Keterlibatan masyarakat dan keterbukaan
informasi dalam proses AMDAL. Dalam jangka waktu 30 hari sejak diumumkan , masyarakat
berhak memberikan saran, pendapat dan tanggapan. Dalam proses pembuatan AMDAL peran
masyarakat tetap diperlukan . Dengan dipertimbangkannya dan dikajinya saran, pendapat dan
tanggapan masyarakat dalam studi AMDAL. Pada proses penilaian AMDAL dalam KOMISI
PENILAI AMDAL maka saran, pendapat dan tanggapan masyarakat akan menjadi dasar
pertimbangan penetapan kelayakan lingkungan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Penilaian dokumen AMDAL dilakukan untuk beberapa dokumen dan meliputi penilaian
terhadap kelengkapan administrasi dan isi dokumen. Dokumen yang di nilai adalah meliputi:
1.Penilaian dokumen Kerangka Acuan (KA)
2.Penilaian dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
3.Penilaian Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4.Penilaian Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Komisi tersebut di bentuk oleh Bupati/ Walikota. Tugas komisi penilai adalah menilai KA,
ANDAL, RKL, dan RPL. Dalam melaksanakan tugasnya komisi penilai dibantu oleh tim teknis
komisi penilai dan sekretaris komisi penilai.
Susunan keanggotaan komisi penilai terdiri dari ketua biasanya dijabat oleh Ketua Dapedalda
Kabupaten/Kota, sekretaris yang dijabat oleh salah seorang pejabat yang menangani masalah
AMDAL. Sedangkan anggotanya terdiri dari wakil Bapeda, instansi yang bertugas
mengendalikan dampak lingkungan, instasi bidang penanaman modal, instansi bidang
pertanahan, instansi bidang pertahanan, instansi bidang kesehatan, instansi yang terkait dengan
lingkungan kegiatan, dan anggota lain yang di anggap perlu.
Secara garis besar komisi penilai AMDAL dapat terdiri dari unsur-unsur (1) unsur pemerintah;
(2) wakil masyarakat terkena dampak; (3) perguruan tinggi; (4) Pakar dan (5) organisasi
lingkungan.
Ada semacam kerancuan dalam kebijakan AMDAL dimana dokumen tersebut ditempatkan
sebagai sebuah studi kelayakan ilmiah di bidang lingkungan hidup yang menjadi alat bantu bagi
pengambilan keputusan dalam pembangunan. Namun demikian komisi penilai yang bertugas
menilai AMDAL beranggotakan mayoritas wakil dari instansi pemerintah yang mencermikan
heavy bureaucracy , dan wakil-wakil yang melakukan advokasi . Dari komposisi yang ada dapat
mengakibatkan hal-hal sebagai berikut (1) keputusan kelayakan lingkungan di dominasi oleh
suara suara yang didasarkan pada kepentingan birokrasi; (2).wakil masyarakat maupun LSM
sebagai kekuatan counter balance dapat dengan mudah terkooptasi (captured or coopted) karena
berbagai faktor;
(3) keputusan cukup sulit untuk dicapai karena yang mendominasi adalah bukan pertimbangan
ilmiah obyektif akan tetapi kepentingan pemerintah atau kepentingan masyarakat/ LSM secara
sepihak .
Sebagai seorang pengusaha atau investor , kemana dia harus berkonsultasi jika mereka akan
melaksanakan studi AMDAL ?. Sebaiknya konsultasi dapat dilakukan di 3 (tiga) komisi penilai
AMDAL, yaitu:
1. Komisi Penilai AMDAL Pusat
2. Komisi Penilai AMDAL Propinsi
3. Komisi AMDAL Kabupaten/ Kota. Tergantung dari jenis rencana kegiatan yang akan di
studi AMDAL nya.
EVALUASI PROSES PENILAIAN DOKUMEN AMDAL
Proses dan prosedur penilaian AMDAL secara umum cukup baik yang ditandai dengan
singkatnya waktu penilaian , memang waktu penilaian sangat tergantung dari kualitas KA dan
dokumen AMDAL nya sendiri.
Legalisasi pendirian pabrik kimia? Jangan pernah lupakan faktor AMDAL. Mungkin teman-
teman sekalian sudah sering sekali mendengar istilah AMDAL, bahkan tahu bahwa istilah ini
merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Namun, tahukah teman-
teman usaha/kegiatan apa saja yang diwajibkan untuk menyusun AMDAL? Siapa saja pihak-
pihak yang terkait dalam penyusunan AMDAL? Dan bagaimana prosedur pengajuan AMDAL?
Bagi yang belum tahu mungkin ulasan di bawah ini bisa membantu.
Berdasarkan PP no. 27 tahun 1999, definisi AMDAL ialah kajian mengenai dampak besar dan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan. Dokumen AMDAL terdiri dari beberapa bagian:
1. Pemrakarsa
Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha/kegiatan
yang akan dilaksanakan. Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta
jasa konsultan untuk menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL
harus telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya.
2. Komisi penilai
Komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
3. Masyarakat yang berkepentingan
Masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL
berdasarkan alasan-alasan seperti kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau
kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor
pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses
AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat
pemerhati.
Usaha/kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya
pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL). UKL dan UPL
merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar
untuk menerbitkan izin. melakukan usaha dan atau kegiatan.
Sumber: Situs Kementrian Lingkungan Hidup, Diktat Kuliah Pengelolaan Limbah Industri TK-
ITB
A. Pengertian AMDAL
Analisa dampak lingkungan atau disingkat menjadi Andal sudah dikembangkan oleh beberapa
negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau Environmental
Impact Assesment yang kedua-duanya disingkat menjadi EIA.
Di dalam bahasa Indonesia environmental diterjemahkan menjadi lingkungan, analisis pada
permulaannya diterjemahkan menjadi analisa kemudian oleh ahli bahasa disarankan untuk
diterjemahkan menjadi analisis. Terjemahan dan pengertian dari impact agaknya tidak mudah,
karena negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahas nasionalnya pun masih
berbeda-beda mengenai pengertiannya. Beberapa negara seperti Kanada dan Australia, misalnya,
masih ada yang menggunakan istilah effect dengan arti yang sama dan sering pula dengan arti
yang berbeda.Impact pada permulaannya hanya dirubah menjadi impak, tetapi kemudian ada
yang menerjemahkan sebagai pengaruh dan dampak. Kalau diambil dari kamus bahasa maka
istilah impact mempunyai arti sama dengan crashing, collision, effect. Sedangkan dampak
mempunyai arti tubrukan, benturan, pengaruh. Setelah menerima berbagai saran penterjemahan
dari berbagai pihak, akhirnya pemerintah, khususnya Kantor Menteri Negara Pengawasan
Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH) yang kemudian menjadi Kantor Menteri Negara
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH), menetapkan terjemahannya menjadi Analisis
Dampak Lingkungan yang pada permulaannya menggunakan singkatan A.D.L. : singkatannya
kemudian rubah pula menjadi ‘Andal’.
Analisis dampak lingkungan adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak
penting suatu kegiatan yang direncanakan, sedang analisis mengenai dampak lingkungan adalah
hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Analisis mengenai dampak lingkungan atau
Amdal dirumuskan sebagai “status analisis mengenai dampak lingkungan dari suatu proyek yang
meliputi pekerjaan evaluasi dan pendugaan dampak proyek dari bangunannya, prosesnya
maupun sistem dari proyek terhadap lingkungan yang berlanjut ke lingkungan hidup manusia,
yang meliputi penyusunan PIL, TOR Andal, RKL dan RPL”.
B. Dampak
Impact atau Dampak di sini diartikan ssebagai adanya suatu benturan antar dua kepentingan,
yaitu kepentingan pembangunna proyek dengan kepentingan usaha melestarikan kualitas
lingkungan yang baik.
Dampak yang diartikan dari benturan dua kepentingan antara kegiatan (proyek pembangunan)
yang akan dijalankan di lingkungan
Dalam perkembanan dianalisis bukanlah hanya dampak negatif saja tetapi juga dampak
positifnya dengan bobot analisis yang sama. Apabila didefinisikan maka dampak ialah setiap
perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Di sini tidak
disebutkan karena adanya proyek, karena sering proyek diartikan sebagai bangunan fisik saja,
sedangkan banyak proyek yang bangunan fisiknya relatif kecil atau tidak ada tetapi dampaknya
dapat besar. Misalnya ialah proyek pasar, proyek satelit komunikasi dan lain sebagainya.
a. Pendugaan Dampak
Pendugaan ini digunakan sebagai terjemahan dari assessment. Beberapa ahli di indonesia
menggunakan terjemahan perkiraan atau peramalan. Pendugaan dampak dapat didefinisikan
sebagai aktivitas untuk menduga dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang akibat
suatu aktivitas manusia (proyek). Dampak yang diduga tersebut merupakan perbedaan nilai
lingkungan atau nilai suatu sumberdaya di masa yang akan datang antara lingkungan tanpa
proyek dan lingkugnan dengan proyek.
Penyajian informasi lingkungan atau PIL adalah suatu proses untuk memperkirakan
kemungkinan terjadinya dampak yang akan digunakan untuk menetapkan apakah proyek yang
diusulkan tersebut perlu Andal atau tidak. Perundangan di indonesia menyebutkan bahwa PIL
adalah suatu telaahan secara garis besar tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan; rona
lingkungan tempat kegiatan, kemungkinan timbulnya dampak lingkungan oleh kegiatan tersebut
dan rencana tindakan pengendalian dampak negatifnya.
Mengapa Amdal harus dilakukan ? pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan dua macam cara
sebagai berikut :
1) Amdal harus dilakukan untuk proyek yang akan dibangun karena undang-undang dan
peraturan pemerintah menghendaki demikian. Apabila pemilik atau pemrakarsa proyek tidak
melakukannya, maka akan melanggar undang-undang dan besar kemungkinannya perizinan
untuk membangun proyek tersebut tidak akan didapat, atau akan meghadapi pengadilan yang
dapat memberikan sanksi-sanksi yang tidak ringan. Jawaban pertama ini sering dapat merupakan
cara yang efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas
lingkungan atau pemilik proyek yang hanya mementingkan keuntungan proyeknya sebesar
mungkin tanpa menghiraukan dampak sampingan yang timbul. Tanpa adanya undang-undang,
peraturan pemerintah, pedoman-pedoman, baku mutu-baku mutu maka dasar hukum dari
pelaksanaan Amdal ini tidak ada.
2) Amdal harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyekproyek
pembangunan. Jawaban kedua ini merupakan jawaban ini merupakan jawaban yang ideal, tetapi
kesadaran mengenai masalah ini tidak mudah ditanamkan pada setiap orang teurtama para
pemrakarsa proyek.
Pada awalnya kebudayaan manusia perubahan pada lingkungan oleh aktivitas manusia masih
dalam kemampuan alam untuk memulihkan diri secara alamiah, tetapi aktivitas manusia makin
lama makin menimbulkan banyak perubahan lingkungan.
Perubahan lingkungan yang sudah terjadi sering masih dapat ditoleransi oleh manusia karena
dianggap tidak menimbulkan kerugian pada manusia secara jelas dan berarti. Tetapi perubahan
yang makin besar akhirnya akan menimbulkan kerugian bagi manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesejahteraannya dan bahkan keselamatan dirinya. Pada saat inilah manusia
mulai berpikir dan meninjau kembali semua aktivitasnya dan berusaha untuk menghindari
aktivitas yang menimbulkan dampak sampingan yang tidak dikehendaki atau ingin mengetahui
dampak apa yang akan merugikan dari aktivitasnya, kemudian akan mencarikan usaha untuk
menghindari timbulnya dampak yang tak disukai tersebut agar kesejahteraan dan kehidupannya
tidak terancam. Keadaan terakhir inilah sebenarnya manusia lalu melakukan Amdal. Secara
skematis hubungan tersebut disajikan dalam gambar No. 2
Untuk menghindari timbulnya dampak lingkungan yang tidak dapat ditoleransi maka perlu
disiapkan rencana pengendalian dampak negatif yang akan terjadi. Untuk dapat merencanakan
pengendalian dampak negatif tentu harus diketahui dampak negatif apa yang akan terjadi dan
untuk mengetahui dampak yang akan terjadi maka perlu dilakukan pendugaan dampak
lingkungan. Langkah ini disebut pendugaan dampak lingkungan atau environmental impact
assessment dan pendugaan ini merupakan proses dalam Amdal. Maka dari itulah Amdal
dilakukan untuk menjamin tujuan proyek-proyek pembangunan yang bertujuan untuk
kesejahteraan masyarakat tanpa merusak kualitas lingkungan hidup.
Gambar No. 2: Skema hubungan antara tujuan aktivitas manusia dengan dampak pada
lingkungan.
Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah dapat disusun rencana
pengelolaan lingkungan, sedang rencana pengelolaan lingkungan dapat disusun apabila telah
diketahui dampak lingkungan yang akan terjadi akibat dari proyek-proyek pembangunan yang
akan dibangun.
Pendugaan dampak lingkungan yang digunakan sebagai dasar pengelolaan dapat berbeda dengan
kenyataan dampak yang terjadi setelah proyek berjalan, sehingga program pengelolaan
lingkungan sudah tidak sesuai atau mungkin tak mampu menghindarkan rusaknya lingkungan.
Perbedaan dari dampak yang diduga dan dampak yang terjadi dapat disebabkan oleh :
a. Penyusun laporan Andal kurang tepat atau kurang baik di dalam melakukan pendugaan dan
biasanya juga disebabkan pula oleh tidak cermatnya para evaluator dari berbagai instansi
pemerintah yang terlibat, sehingga konsep atau draft laporan Amdal yang tidak baik sudah
disetujui menjadi laporan akhir.
b. Pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya sesuai dengan apa yang telah tertulis di dalam
laporan Andal yang telah diterima pemerintah terutama saran-saran dan pedoman di dalam
mengendalikan dampak negatif. Misalnya di dalam laporan Andal jelas bahwa proyek harus
membangun pengelolaan air limbah (water treatment plant), tetapi kenyataannya tidak dilakukan
atau, walaupun dilakukan, tidak bekerja dengan baik, dan kalaupun diketahui dibiarkan saja.
Contoh lain misalnya alat penyerap debu (dust absorber) yang harus diganti atau dibersihkan tiap
dua tahun sekali tetapi sudah lima tahun tidak juga diganti. Hal lain yang dapat terjadi ialah
proses yang terjadi di dalam mesinnya. Pada laporan Andalnya dikatakan hanya akan membuang
suatu bahan kimia pencemar 0,1 ppm, tetapi kenyataannya telah membuang sampai 5 ppm pada
hal Baku Mutu menunjukkan maksimum emisi hanya 0,5 ppm. Kesalahan ini dapat terjadi
karena mesin masih dalam taraf percobaan atau karena kesalahan dalam pengoperasian mesinnya
atua memang mesin yang dipakai tersebut tidak mampu mengurangi limbah yang mengandung 5
ppm.
Untuk menghindari kegagalan pengelolaan lingkungan ini maka pemantauan haruslah dilakukan
sedini mungkin, sejak awal dari pembangunan, secara terus menerus dengan frekwensi yang
teratur, apabila diperlukan sejak pra-pembangunan. Hasil dari pemantauan kemudian digunakan
untuk memperbaiki rencana pengelolaan lingkungan kalau memang hasil pemantauan tidak
sesuai dengan pendugaan dalam Andal. Hasil pemantauan juga dapat digunakan untuk
memperbaiki pendugaan atau untuk melakukan pendugaan ulang. Secara skematis hubungan
hasil Andal, pemantauan dan pengelolaan disajikan dalam gambar No. 4.
Gambar No. 4 : Hubungan hasil Andal, pemantauan dampak dan pengelolaan lingkungan
Apabila suatu Andal tidak diikuti pemantauan dan aktivitas pengelolaan lingkungan, maka Andal
ini berdiri sendiri, kurang atau tidak banyak bermanfaat di dalam menjaga kualitas lingkungan
dari kemunduran atau kerusakan.
Beberapa keuntungan penting bagi pemerintah telah dibahas di bagian depan. Secara singkat
dapat dirumuskan lagi bahwa keuntungan adanya. Andal bagi pemerintah adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebut tidak rusak (khusus
untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);
b. Mencegah rusaknya sumberdaya alam lain yang berada di luar lokasi proyek baik yang diolah
proyek lain, diolah masyarakat ataupun yang belum diolah;
c. Menghindarkan perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran air, pencemaran
udara, kebisingan dan lain sebagainya sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan
keselamatan masyarakat;
d. Menghindarkan pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul khususnya dengan
masyarakat dan proyek-proyek lain;
e. Sesuai dengan rencana pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak
mengganggu proyek lain;
f. Menjamin manfaat yang jelas bagi masyarakat umum;
g. Sebagai alat pengambil keputusan umum;
h. Dan lain sebagainya.
Keuntungan yang diutarakan disini sering kurang dipercaya oleh pemilik proyek yang
menganggap Andal hanya sebagai beban biaya bagi proyek saja. Keuntungan tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Untuk melindungi proyek yang melanggar undang-undang atau peraturan-peraturan yang
berlaku;
b. Untuk melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu dampak negatif yang
sebenarnya tidak dilakukan;
c. Untuk melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi di masa yang akan datang;
d. Mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah yang akan dihadapi di masa yang akan datang;
e. Sebagai sumber informasi lingkungan di sekitar lokasi proyeknya secara kuantitatif, termasuk
informasi sosial-ekonomi dan sosial-budaya;
f. Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan dan sasaran proyek;
g. Sebagai bahan penguji secara komprehensif dari perencanaan proyeknya, untuk dapat
menemukan kelemahan dan kekurangan kalau ada untuk segera dipersiapkan
penyempurnaannya.
h. Untuk menemukan keadaan lingkungan yang membahayakan proyeknya (misalnya banjir,
tanah longsor, gempa bumi dan lain sebagainya) dan mencari keadaan lingkungan yang berguna
dan menunjang proyek;
i. Dan lain sebagainya.
Kegunaan bagi pemilik modal
Untuk membangun proyek biasanya modalnya dipinjam dari bank baik bank nasional atau bank
internasional seperti bank dunia (world bank) atau bank pembangunan asia (asia development
bank). Untuk bank internasional biasanya setiap permintaan pinjaman diminta menyertakan
laporan Andal. Bank nasionalpun akan memintakan Andal pula terutama untuk proyek-proyek
yang besar, maka tentu harus ada manfaatnya bagi pemilik modal. Keuntungan tersebut biasanya
dirumuskan sebagai berikut :
a. Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan pada proyek dapat mencapai tujuan
dari bank dalam membantu pembangunan atau pemilik modal yang memberikan pinjaman;
b. Untuk dapat menjamin bahwa modal yang dipinjamkan dapat dibayar kembali oleh proyek
sesuai pada waktunya, sehingga modal tidak hilang;
c. Menentukan prioritas peminjaman sesuai dengan misinya;
d. Pengaturan modal dan promosi dari berbagai sumber modal;
e. Menghindari duplikasi dari proyek-proyek lain yang tidak perlu;
f. Dan lain sebagainya
Kegunaan bagi masyarakat.
a. Dapat mengetahui rencana pembanguna di daerahnya, hingga dapat mempersipkan dir di
dalam penyesuaian kehidupannya apabila diperlukan.
b. Mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek di bangun hingga dapat
memanfaatkan kesempatan yang dapat menguntungka dirinya dan menghindarkan diri dari
kerugian-kerugian yang dapat diderita akibat adanya proyek tersebut;
c. Turut serta dalam pembangunna di daerah sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan
masukan informasi-informasi ataupun ikut langsung di dalam membangun dan menjalankan
proyek;
d. Pemahaman hal ihwal mengenai proyek secara jelas akan ikut menghindarkan timbulnya
kesalah-pahaman, hingga dapat menggalang kerjasama yang saling menguntungkan;
e. Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan proyek tersebut khususnya hak
dan kewajibannya di dalam ikut menjaga dan mengelola kualitas lingkungan;
f. Dan lain sebagainya.
Kegunaan lainnya
Kegunaan lain ini, umumnya dinikmati oleh ilmuwan dan peneliti, diantaranya adalah.
a. Kegunaan di dalam analisis, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan;
b. Kegunaan di dalam penelitian;
c. Kegunaan di dalam meningkatkan keterampilan di dalam penelitian dan meningkakan
pengetahuan;
d. Tumbuhnya konsultan Andal swasta yang baik.
PROSEDUR AMDAL.
Sumber : Diinterprestasikan dari peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Amdal
DEFINISI AMDAL
Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan pentng suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Dokumen Amdal
1. Dokumen kerangka acuan analisis dampak lingkungan hidup (KA-ANDAL);
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL);
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL);
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Prosedur UKL-UPL
Gambar
Garis koordinas
Sumber : Keputusan Menteri Negara lingkungan hidup nomor 86 tahun 2002 tentang pedoman
pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan hidup
Perkiraan Dampak Terhadap Lingkungan Berupa Fisik Dan Non Fisik Baik Positif Maupun
Negatif
Andal mencakup :
1. Batas wilayah yang terkena harus diseleksi semua wilayah __________.
2. Rona awal (sebelum kegiatan) kerusakan daerah lingkungan.
3. Rona kegiatan yang akan di usulkan
4. Perkiraan dampak yang mungkin timbul
5. Evaluasi dari berbagai dampak dan alternatir tindakan pengendalian
6. Tata cara prosedur monitoring evaluasi.
Lahan :
· Pola tataguna tanah
· Erosi tanah
· Stabilitas lahan
· Bencana alam
Ekologi
· Spesies dan populasi hewan
· Spesies yang terancam
· Vegetasi
Gambar
Jenis dampak yang timbul Sumber dampak Besaran dampak Derajat dampak penting
(2) (-) (4) (5)
Pra kontruksi meningkatnnya harga tanah dan spekulasi tanah.Perubahan pemilikan tanah dan
bangunan keresahan dan persi masyarakat Pembebasan tanah & bangunanPembesaran tanah &
bangunanPembebasan tanah & bangunan BesarSedangBesar Lebih pentingCukup pentingSangat
penting
KontruksiMeningkatnya pencemaran udara dan kebisinganGangguan arus lalu lintasGangguan
prasarana dan sarana umumGangguan estetitika lahanPerubahan pola aliran dan pencemaran air
permukaanMeningkatknya kegiatan perekonomian Pengangkutan material bangunanPenyiapan
tanah dasar, krasi fisik & operasi base campPengangkutan materi bangunanPengangkutan
material bangunanPenyiapan tanah dasarPenyiapan tanah dasasrPenyiapan tanah dasarHobilisasi
tenaga kerjaPenyiapan tanah dasar & konset fisik
BesarSedangBesarSedangKecilSedangSedangSedang Kecil PentingCukup pentingPentingCukup
pentingKurang pentingKurang pentingCukup pentingCukup pentingKurang penting
Tabel
(2) (3) (4) (5)
Proses konstruksiMeningkatnya pencemaran bisinganPerubahan tata ruang dan tata guna
tanahPerubahan administrasi pemerintahan dan kependudukanMeningkatnya kegiatan
perekonomian masyarakatPerubahan tatanan sosial masyarakatPerubahan sistim transportasi &
arus lalu lintasMeningkatkan frekuensi kecelakaan lalu lintas Pengoperasian jalanPengoperasian
jalan tolPengoperasian jalan tolPengoperasian jalan tolPengoperasian jalan tolPengoperasian
jalan tolPengoperasian jalan tol BesarBesasrSedangSedangSedangBesarKecil Sangat
pentingPentingCukup pentingCukup pentingCukup pentingSangat pentingCukup penting
Matrik interaksi
Keterangan :
Kegiatan survai dan pengukuran lapangan
Pembebasan tanah, bangunan dan tanaman
Mobilisasi alat-alat besar dan tenaga kerja
Pengoperasian base camp dan batching plant
Pengangkutan material bangunan
Penyiapan tanah dasar, penggalian dan penimbunan tanah
Konstruksi, badan jalan, perkotaan dan bangunan pelengkap
Pengaturan lalu lintas
Penghijauan dan pertamanan
Pengoperasian jalan tol
Pemeliharaan jalan tol
An : x = Ada dampak
- = tidak ada dampak
Latar belakang:
- Analisa mengenai dampak lingkungan lahir dengan diundangkanya undang- undang tentang
lingkungan hidup di Amerika Serikat, yaitu National Environmental Policy Act (NEPA), pada
tahun 1969
- Amdal merupakan suatu reaksi masyarakat terhadap kerusakan lingkungan yang disebabka oleh
aktivitas manusia yang terutama disebabkan oleh pembangunan dan penggunaan teknologi yang
berlebihan dan terkesan mengabaikan lingkungan.
Konsep AMDAL
- Secara formal berasal dari undang- undang (NEPA)
- Dalam UU ini AMDAL dimaksudkan sebagai alat untuk merencanakan tindakan preventive
terhadap lingkngan yang mungkin akan ditimbulkan ole suatu aktivitas pembangunan yang
sedang direncanakan.
- Juga didasarkan pada konsep ekologi yang mempelajari interaksi antara mahluk hidup dan
lingkunganya.
- AMDAL merupakn bagianilmu ekologi pembangunan yang mempelajari hubungan timbale
balik anatara pembangunan dan lingkungan.
Arti Dampak
- Dampak adalah suatu prubahan yang terjadi sebagai akibat dari suatu aktivitas.
Aktivitas dapat bersifat alami maupun yang dilakukan oleh manusia.
- Dampak pembangunan diartikan sebagai perubahan yang tidak direncanakan yang diakibatkan
oleh aktivitas pembangunan.
- Dampak juga dapat diartikan sebagai adanya suatu benturan antara dua kepentingan, yaitu
kepentingan pembangunan proyek dengan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan
yang baik.
Usaha atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting
- Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
- Eksploitasi SDA baik yang diperbaharui maupun yang tidak
- Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
SDA/ perlindngan cagar budaya
- Proses kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,pencemaran, dan
kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan SDA dalam pemanfaatannya
- Introduksi jenis tumbuhan, hewan, dan jenis jasad renik
- Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
- Penerapan tenologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruh
lingkungan hidup
- Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi
Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan
- Jumlah manusia yang aakn terkena dampak
- Luas wilayah persebaran dampak
- Intensitas dan lamannya dampak berlangsung
- Banyaknya komponen lainya yang terkena dampak
- Sifat komulatif dampak
- Berbalik atatu tidak berbaliknya dampak
Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia dan mahluk lainya
Komponen Lingkungan Hidup:
1. Lingkungan fisik(anorganik) ,lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisiogeografis:
tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak dan sebagainya.
2. Lingkungan biologi(organic), segala sesuatu yang bersifat biotis
3. Lingkungan social, interaksi manusia dengan lingkungan
4. Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa lembaga-
lembaga masyarakat
MATERI AMDAL
Permasalahan Lingkungan
Pertambahan yang cepat di Negara yang sedang membangun ini menyebabkan beberapa
permasaahan lingkungan, yaitu:
- Proses urbanisasi akan terjadi sehingga menyebabkan persoalan udara,air, dan tanah diwilayah
perkotaan serta limbah dan kepadatan lalu lintas
- Tekanan penduduk terhadap lahan akan semakin tinggi, akibatnya akan terjadi erosai dan
sedimentasi
- Tekanan penduduk terhadap lingkungan hutan/lindung menyebabkan penurunan
keanekaragaman hayati pada ekosistem hutan
Persoalan nilai lingkungan hidup
- Menjadi debat mengenai ekonomi lingkungan karma lingkungan mempunyai nilai ekonomi
- Para ekonom dituntut untuk memperhitungkan bagaimana nilai suatu lingkungan dan berapa
nilai lingkungan seandainya terjadi kerusakan
- Sebagai contoh adalah nilai kebakaran hutan akibat tekanan penduduk untuk kegiatan
pertanian, perkebunan, dan kegiatan penggunaan lainnya
Sumber : http://gie713.blogspot.com/